STUDI DAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGA! (DAS) BADUNG
on
ECOTROPHIC • 7 (I) : 54 • 58 ISSN: 1907·5626
STUDI DAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR
DI DAERAH ALIRAN SUNGA! {DAS) BADUNG
I MADI! SallA WIJANA, I.G.A. KVNTI Sru Panca0EW11 DAN Allo. RAHman As·SYAKUJl .Pusat Penelih'<m Lingkungan /Jidup (PPL.HJ L'nivcrsitos Udayana
Email: ar.assyalrur@pplh.unud.ac.id
ABSTRACr
Badung River is one of the river that across Denpasar city. As one of the rivers that passes through the city with a very dense population, along the river there are activities that has potentially degrade water quality. The aims of this study are to determine the water quality trend and status of water quality standards of Badung River from 2006 to 2009. The result analysis showed the water quality on Badung River declined in the upstream section and relatively stable in the middle and downstream section. This situation is result of the waste sources is relatively constant throughout the study period. The existence of DO, BODS, Nitrites, Phosphates, Coliform, and E. Coli is the water quality parameter that always exceeds the threshold of quality standard.
Keywords: Baduny river, water quality, SIVRET, standard quality
AliSTRA.K
Sungai Badung merupakan salah satu sungai yang membelah Kota Denpasar. Sebagai salah satu sungai yang melewati kota deogan penduduk yang sangat padat, maka terdapat aktivitas-aki:h>itas yang berpotensi menumnkan kondisi kualitas air di bantaran sungai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecendrungan kualitas dan status baln1 mutu air Sungai Badung dari tahun 2006 sampai 2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air Sungai !ladung semakin menurun di bagian hulu dan rclatif stabil di bagian tengah dan hilir yang diakibatkan oleh sumber·sumber penyebab limbah yang relatif tetap sepanjang waJ..1:u penelitian. Keberadaan 00, BODs, Nitrit, Fosfat, Coliform, dan E. Coli merupakan penyumbang rutin parameter kualitas air yang kondisinya selalu melampaui ambang batas baku mutu.
Kata kunci: Stmgai Badung, lamlitas air, STORT£1: baku mutu
, PENDAHULUAN
Dalam kehidupan di bumi ini, air mcrupakan sa]ah satu zat yang sangat diperlukan oleh mahluk hidup, sebab air merupakan regulator pelarut yang universal, dimana sebagian besar zat larut didalamnya dan berinteraksi langsung dengan sistem yang terdapat dalam setiap organisme hidup. Oleh karena itu pula kualitas air merupakan salah satu aspek yang semalcin banyak mendapat perhatian dalam pcngelolaan sumber daya air.
Air mutlak perlu bagi hidup dan kehidupan organisme. Dengan makin majunya kebudayaan manusia peranan air dan perairan bagi kehidupannya akan makin meningkat. Berdasarkan peranan penggunaannya, perairan alami dapat digolongkan antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, sumber makanan terutama protein hewani yaitu
dengan usaha perikanannya, industri, pelayarao, pertanian, rekreasi, pembanglcit listrik tenaga air dan sebagainya, serta tempat bmmgan sampah rumal1 tangga dan industri. Pada setiap penggunaan perairan dibutuhkan ln1alitas air tertentu dan perlu pengelolaan atau manajemen yang baik terhadap kualitas airnya.
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dao atau diuji berdasarkan parameterparameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (MENLH, 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Kualitas air merupakan salah satu indikator dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungat (DAS) yang menggambarkan tingkat kesehatannya. Sistem DAS merupakan suatu sistem hubungan antara hulu
SUMJI Ch.In #1t'f'ncll"HOU(.mJWQ li!OiAir di Ooeroh Alinm Sungai (OAS) Bddu.ng (I Mode Sara Wijona, d.kk.J
dan hilir, oleh karena itu kerusakan pada bagian hulu DAS akan mempengaruhi kondisi hulu sampai hilir dan sebagai salah satu indikator kerusakannya adalah kualitas air. Kualitas air merupakan salah satu md.kator yang cukup mudah diketahui oleh masyarakat umum untuk menyatakan kon<lisi DAS yang baik atau yang buruk yaitu dengan mehhat lmgkat kekeruhan air sungai atau fiukluasi air sungai antara musirn hujan dan mus1m kemarau sudahcukup menggambarkan bahwa kondisi hutan di bagian hulu telah rusak. Kualitas air perlu terus dimonitoring. Secara nmum, tujuan melakukan monitoring kualitas air y::utu mengetahui status kundisi air di suatu ,vilayah. Deugan dipahaminya kondisi sumber airnya, maka masyarakat akan marupu mengambil keputusan terkail upaya-upay" pclestarian dan konservasi sumber daya a,rnya tLestaJ.i dkk., 2009)
Air Suagai Badw1g mernpakan salah satu sumlier air yang <ligunak<111 oleh PDAM sebagai sumber air minum, oleh karena itu kriteria penentuan kualitas air Sungai Badung menggunakan pembanding Baku Mutu Air Kelas I {Peraturan Gubemur Bali No. 08 Tahun 2007, tentang Baku Muhl Llngkungan Hidup dan Kriteria Baku Kernsakan Lingkungan Hidup). Saat ini DAS Badung telah mengalami pen,bahan penggunaan lahan yan)l cukup luas antara tahun 1992 sampai 2008, dimana luas lahan sawah mengalami pengumngan clan luas lahan pemukiman meningkat (As-syakur dkk., 2010). Kondisi hidrologi DAS dapat terpeogaruh akibat terjadi11ya perubahan penggunaan lahan {de la Cretaz and Barten, 2007), selain itu kualitas air DAS yang melewati daerah pcrkotaan juga cl1pt!ngaruhi oleh perkembm1gan kota/perubahan pen11,gunaan lahan seperti perkembangan industri dan perkcmbangan pemukiman di wilayah DAS (Coskun et al., 2008). Menurut Prayitna (2003) terdapat 9 (sembilan) kelompok aktivitas masyarakat di dalam ,vilay-.ih DAS 8adu11g yang dapat men}umhangkan limbah-limbah domestik dan industri serta mcmpengamhi tingkat kualitas air Sungai Badung, yaitu; ak-tivitas rw11ah sakit, aktivitas hotel, pasar, bengkel, pcrtanian, petcrnakan, industri pencelupan/sablon, industri tahu/tempe, dan aktivilas rumah tangga.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian tentang pemantauan kondisi kualitas air di DAS Baclung secare terus menerus. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keceudrungan dari kualitas dan status baku mutu air Sungai BadW1g dari talrnn 2006 sampai 2009. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kecendrungan kualitas dan konclisi bairn mutu air sehingga dapat dijadikan scbagai infom1aql awal terkait upaya·upaya pele:,iarian dan ko11Servasi sumber daya airnya.
I\.UTODOLOGI PENELITIAN
-
2.1. l.okasi Penelitian
DAS Badung berlokasi pada 8,54° - 8,74° W dan 115,18° • 115,23^ BT. Luas DAS Badung adalah 3.770 ha, melewati 2 kabupatenfkota yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, 7 kecamatan dan 31 desa yang memiliki konclisi fisik dan sosial beragam (Gamhar 1). Sebagaian besar wilayal DAS Badung berada di wilayah Kota Denpasar yaitu seluas 2.466,16 ha atau 65,42% dari luas DAS Baclung, sedangkan di yang heracla di ,vi)ayab Kabupaten Badun^ banya scluas 1303,84 ha atau 34,58% dari luas DAS Baclung. Jurnlah penduduk di dalam wi.layah OAS Ba<luug pada t.almn 2007 telah mencapai 170,249 orang (As·syakur dkk., 2010), keaclaan tcrschut menggambllrkan bahw,i kepadatan penduduk cli dalam DAS Badu 11g telah mencapai 4,516 oraag/km2• Menurut Undang-undang No 56/ PRP(fahun 196o kepadatan pendudnk di wilayab DAS Batlung berada pada tingkatan kelas sangal padal. Pengambilan sampcl dan pemantauan kualitas air sungai d.ilakukan pada 3 titik stasiun cli Sungai Badung (Gambar 1) yaitu bagian hulu (Dam ^krlagangga), h:igian tengah (J<'mhatan C:adjah Mada), dan Bagian Hilir (Estuary Dam).
G,1rnbar 1 Pet.a Oaerah AliranSung.ii B,1^1 ,ng beserta lokasl stasiun i,engambil..1n Sclmpcl
-
2.2. Metode Analisis
Metode pcncntuan stasiun pengambilan contoh air dilakukan clengan cara purposive sampling, dengan berbagai pertimbangan kondisi dan keadaao daerah penelitian. Sampling air sungai dilakukan 2 kali pengambilan, yaitu pacla bulan Mei dan pada
bulan Agustus yang mewakili musim kemarau dan musim penghujan selama 4 tahun pengamatan (2006-20090.
Analisis kualitas air Sungai Badung dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dilokasi (in situ) dan analisis di laboratorium khususnya untuk sifat air yang dapat bertahan lama dalam kondisi yang sudah diawetkan. Analisis in situ dilakukan terhadap parameter pH, suhu dan salinitas. Sedangkan parameter kualitas air yang telah diawetkan diperiksa di Laboratorium Analitik Universitas Udayana yang melipuli sifal fisik, kimia dan mikrobiologi. Parameter yang dianalisis di Laboratorium beserta metode dan peralatannya disajikan dalam Tabcl 1.
Tabe:11. P-.1r.im<:ter Kualitas Air SUng,.,i yang O,.ukur, Metode An.llisis dan Alat-alat Pcngukuran
No |
Paramete.r |
Satu.in |
Metode |
Al.it Ukur |
A. Flsik | ||||
1 |
Tempe,atur |
oc |
Pemuaian a1r raksa Thermometer | |
2 |
Zal pild3l Tersuspen^i |
GrctVimctn |
Tlmb.ingan .inalit1k. | |
8K1miJ | ||||
l |
pH |
- |
Potensiometri |
pHmete, |
2 |
DO |
Ppm |
Potensiomeul |
OOrneter |
3 |
BODS |
Ppm |
TiUmetri |
8uret |
4 |
coo |
Ppm |
Titimetri |
Burel |
s |
Podat |
Ppm |
Spektrofotometri |
Spelnro fotomete, |
6 |
Ntlril |
Ppm |
Spektrofotomet(i |
Spe-lctro fotomete, |
7 |
N1lfal |
Ppm |
Spektrofotometri |
Spektro fotometet |
8 |
Mmyak dan lemilk |
Pm |
Spektrofotometri |
Spektro fotometer |
9 |
e>etetJC!n |
Ppm |
Spektro fotometn |
Spektro fotometer |
C Mlkroblologl | ||||
l |
E. COiii |
SEl/ 100ml |
Penumbuhan |
Tabung Durham |
2 |
Total Kohform |
SElJ 1oom1 |
Pf'numbuh,1n |
Tubune Dufh:tm |
Penentuan status rnutu air Sungai Badung dilakukan dengan menggunakan metode STORET (stomge and recrieual). Dengan melode STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data htalitas air dengan baku rnutu air yang tlisesuaikan dengan peruntukannya guna menentuknn status rnutu air (KLH, 2003). Hasil yang diperoleh berupa satu kesimpulan yang menyatakan status mutu air pada titik pantau tersebut (Ratnaningsih, 2010).
Penentuan kualitas air Sungai Badung didasarkan pada Baku J',fotuAir Kelas I Peraturan Gubernur Bali No. 08 Tahun 2007, tentruig Baku Mutu Lingkungan Hidup dan l<riteria Baku Kerusakan Lingkungan Hitlup (Pemprov flali, 2007). Hal ini dikarenakan
air Sungai Badung di bagian hilir sw1gai digunakan sebagai bahan bairn air minum. J>enentuan status mutu air dilakukan dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA (United State Environmental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu ; (1) Kelas A (baik sekali), skor = o, memenuhi bakll mulu; (2) Kelas B (baik), skor = -1 s/d -10, cemar ringan; (3) Kelas C (sedang), skor = -11 s/d -30, cemar sedang; clan (4) Kelas D (buruk), skor ;, -31, cemar berat (KLH, 2003).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelilian tentang status mutu kualitas air sungai Sungai Badung memperlihatkan bahwa kondisi mutu air pada empat tahun pengamatan bcrada pada kondisi tercernar bcrat berdasarkaa metode STOR.ETbaik kondisi di bagian hilir, tengah maupun hulu DAS. Perkembangan setiap tahunnya, mutu air DAS Badungjuga semakin menurun kecuali tahun 2009 nilai STORET mengalami kenaikan pada ke tiga stasiun pengambilan sampel (Tahel 2 dan Gambar 2). Kondisi DAS dari hilir ke hulu juga memperlihatkan kondisi mutu air yang sema-k;n menurun. Seperti terlihat pada Gambar 3, grafik talmn 2006 mcmperlihat.kan bahwa mutu air dari bagian hulu DAS ke bagian tengah DAS menurun cukup tajam, tahun 2007 memperlihatkan mutu air yang hampir sama. Tahun 2008 pada bagian tengah DAS ke bagian hilir DAS mengalami peningkatan mutu air. Sedangkan tahun 2009 kondisi penurunan kualitas air stahil dari bagian hule ke bagian hilir DAS. Berdasarkan kondisi tersebut, secara umum DAS Badung mernpakan salab satu DAS dcngan kondisi kualitas air yang cuh1p mengkhawatirkan.
Tabel 2. Nilai STORFr mutu ^ir OAS Badung dari tahun 2006-2008pada tiga loka^I pengambilnn sampel
____cclo;.;1"1^>i:;..;. Pen.gambitan Sampe-1 Atr
Tahun |
Hulu IDam Mertagangga) |
Tengah (Jembatan Gajah MJda} |
Hilir (E!.tuary Dam) |
2006 |
-17 |
·73 |
·78 |
2007 |
-75 |
.77 |
83 |
2008 |
·76 |
·88 |
80 |
2008 |
·60 |
·66 |
-75 |
Fluktuasi nilai status mutu air dari tahun ke talmn cukup tinggi kecuali di wilayah Hilir. Di wilayah hulu, lluki:uasinya bisa diakibatkan oleh limbah-limbah pertaniro1, sedangkan di wilayah tengah, kcberadaan pemukiman yang cukup padat dan adanya industi-inrlustri serta pasar mengakibalkan fluktuasi status

Gamba( 2. Gf'af1k perkembangan nllal STORET mutu air DAS Ba.dung pada tip lokasi peng.:,mbilan SJmpel dari t.ahUfl 2006-2008
;
e • i z
100
‰
^∞7
H^11 ID.Im long;tt, IJo^t.n liolr C!sNa,y ^mJ
Mcrt.-,goal Cia,MI M-f
^..1 ....,.t,1i.,,s.rn,.1
Gambar 3. Graflk perlcembangan n,lal STORET mutu alr DAS a.dung dafitahun 2006-2008 pada tiga lokasi pengan1bilan sampel
mutu air lebih bcragam di bandingkan wilayab yang lainnya. Di wilayah hilir yang merupakan daerah estau1y dam memilik; flukatuasi yang sangat kecil karena esturuy dam mempunyai sifat mengakumulasi limbah-limbah yang berasal dari hulu dan tengah wilayah DAS Badung.
Dari 13 paremctcr kualitas air yang diambil, yang menyebabkan penurunan mutu air pada tahun 2oo6 dari bagian hulu DAS ke bagian tengah DAS adalah parameter kimia dan biologi yain1 penurunan DO, peningkatan amoniak dan E. Coli. Sedangkan yang mengakibatkan penurunan nilai STORET dari bagian tengah ke bagian hulu pada tahun 2008 adalah peningkatan DO dan penurunan kadar deterjen. Pada tahun 2009 terjadi penurunan nilai STORET yang diakibatkan oleh penumnan kadar Nitrat, COD, dan deterjen pada ketiga stasiun pengan1atan. Secara lengkap parameter kLLalitas air yang melampaui ambang batas tahun 2006 sampai tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.
Secara umum pencemaran sungai di Sungai Badnng dominan disebabkan oleh parameter BOD,, COD, kadar fosfat, kadar amoniak, deterjen yang cul-mp tinggi, scbagian discbabkan olch parameter rendahnya nilai DO, tingginya kandungan coliform dan E. Coli. Rendahnya nilai DO dan tingginya parameter BOD_ dan COD da. at Lerjadi karena beberapa hal, antara lain tingginya bahan organik yang hernsal clari sampab dan limbah yang masuk
T.abel 3. Parameter.parameter kualltils ^r yang melampaui ambang batas, skor storet1 dan tingkat pencema^n pada Sungal Badung
Hulu ^Dam Merta+ ganggaJ |
Tengah (Jembatan Gajah Mada) |
Hl•r (E.stua,y Dam) | ||||
Tahun |
Patame-ter,png m^m-pau, baku mutu |
2⅛or sioret dan tingt(at pencemaran |
Parameter yangme--lampaui baku mutu |
Lstax st;^ dan tingkat pen cemaran |
Parawter ^ng me- -lampaui batu m^u |
I: sklrstorer . penremara.n |
2006 |
00 sooi Foslat Nitrlt Coliiform E. coll |
-47 (Terce^r berat} |
00 BOO, COO k>sfat Nittit Deterjel'\ Coliform E. ,oi; |
-73 (Terte!Nr be,;n) |
00 eoo, COD ^—t N tnt Doli!fjM C^1f0tm £. col, |
-78 (Terttmar berat) |
2007 |
00 800, coo ,.,.,., Nilht Coldorm E, coli |
-75 (ftrtem.lr be.-,t) |
00 BOO, coo Foslat N!ttit M1nyak& 1.emak Coldonn E. Coll |
.n rrerum;i.r be...,, |
oo 800 coo ^—t Nitrit Minyat& lemak Colitorm E. col, |
83 (Ttrcemar berat) |
2008 00 SOD coo , Fosfa1 Nitrrt Cokform E.coli |
-76 (Terten\ilr beraO |
00 800 COO, Foslat N1t1it Nitrat Deterjen Cohform E.coli |
-88 rtercem.v be,at) |
00 800. CODj f<>..fat Nitrit Nltrat Coliform E coli |
-80 (T,uciemar berat} | |
2009 00 800, Fosfat Nitrrt Coliform E.coli |
-60 (T(!rC^miU berat) |
00 ∞Os Fosfat N1tr11 Amonia Coliform E. Coll |
-66 {T!rcemar berat) |
00 800$ COO Fosbt Nitrit Amooia Coliform E. coh |
-75 {Tetremar be<>l) |
ke perairan. Ataupun juga karena terganggunya difusi oksigen dari udara ke kolom air akibat tingkat kekeruhan yang tinggi atau adanya lapisan minyak. Terganggunya proses fotosintesis yang sehan1snya menghasilkan oksigen juga bisa rnenjadi penyebab rendahnya nilai DO yang terukur dan tingginya BOD, dan COD. Sedngkan tingginya kadar fosfat dan amoniak banyak berasal dari limbah-limbah pertanian. Menurut As-syakur dkk. (2010) masih terdapat lahan-lahan sawah yang culn1p luas disekitar bantara Sungai Badung. Kondisi tersebut dapat menyumbangkan limbah-limbah yang mengandung Amoniak dan Fosfat.
Keberadaan pemukiman da:n industri-industri pemotongan hewan disekitar bantaran Sungai Badung memungkinkan terciptanya limbah-limbah yang mengandung coliform dan Escherichia coli. Coliform dan Escherichia coli biasanya muncul dari limbah-limbah kotoran rnanusia dan hewan. Memanfaatkan air yang mengandung kedua parameter biologi tersebut bisa mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia, khususnya bila dimanfoatka11 untuk air minum.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai yang telah dilaksanakan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, kualitas air Sungai Badung semakin menurun di bagian hulu dan relatif stabil di bagian tengah dan hilir. Hal ini dapat dilihat dari trend tiagkat pencemaran air sungai. Keadaan ini merupakan basil perhitungan dengan metode STORET dan di bandingkan dengan status babia1 mutu air Kelas 1 berdasarkan Pergub Provinsi Bali No. 8 Tahun 2007.
Keberadaan DO, BOD 5, Nitrit, Fosfat, Colifom1, dan E. Coli merupakan penyumbang rutin parameter kualitas air yang kondisinya selalu melampaui ambang batas baku mutu berdasarkan 4 tahun pengamatan. Keaadan ini mengakibatkan tingkat pencemaran air Sungai Badung selalu berada pada kelas tercemar berat.
UCAPAN TElUMAKASU l
Kami mcngucapkan terimakasih kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar atas ban· tuan dana unluk penelitian ini. Penelitian ini terlaksana atas kerjasama Pusat Penelitian Linglnmgan Hidup (PPLH) Universitas Udayana dengan BLH Kota Denpasar dari tahun 2006 sampai 2009.
DAFTAR PUSTAKA
AS·syakur, A.R., LW. Suama, l.W.S. Adn)•ana, l.W. Rusna, I.A.A. Ulksmiwati, dan l.W. Diara. 2010. ·studi Perubahan Penggunaan Laha n Di DAS Badung". Junia/ Bumi Lestmi, 10(2). pp. 200-207.
Cosk,m, H.G., U. Alganci, and G. Usta 2008. "Analysis of Land Use Change and Urbani,.ation in the Kucukcek-mece Water Basin (Istanbul, Turkey) with Temporal Satellite Datausing Remote Sensing and GIS". Sensors, 8. 7213-7223
de la Cretaz,A.I. and P.K. Barten. 2007.Land UseEjfec.tson Streamjlow and Water Quality in the Northeastern United States. CRC Press. Florida-USA.
KLH. 2003. Keputusan Menteri Negara Li119kunga11 Hidup Republik Tndonesia Nomor 115 Tahun 2003, Tentang Pcdoman Penentuan Status MutuA ir. Kantor Kemen-terian Negara Ungkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.
Lastari,A.S., Aditiajaya, E. Widianingsih, dan H. Dbarmawan. 2009. Monitoring KualitosAir oleh Masyarakat. Environmental Services Program. Jakarta.
Pcmprov Bali. 2007. Peraturan Guberrtur Provinsi Buli Nomor 8 tahun 2007, Tentang 8ak11 Mun, lingkw1gan Hidup dan Kriteri Baku Muro Kensakan 1.ingktmgan Hidup. Pemenntahan Provinsi Bali, Denpasar.
Prayitna, l.G.S. 2003. Pengaruh aktivitas masyarakat terhadap k,ia/itas air Tukad Badung. Te.sis. Program Studi llmu Lingkungan. Universitaslndonesia. Jakarta.
Ratnaningsih, D. 2010. "Implementasi MetodeSTORET Terhadap Data Kualitas Afr Sungai di Indonesia". Jurnal Ecolab, 4(1). 1-11.
58
Discussion and feedback