PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI PROVINSI BALI
on
ECOTROPHIC • 6 (1) : 1 - 7
ISSN: 1907 -5626
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI PROVINS! BALI
.Alm. RAHMAN As-SYAKUR
Pusat Penelinan Lrngkungan Hidup (PPLH) Univcrsitas Udayana arassyakur@pplh unudac. id
ABSTRACT
Research on land use change is very important to do in this time, because the land use change has an impact on physical and social environment. The purpose of this research is to determine the land use change in Bali province using satellite imagery data and GIS.Methods ofthis research are comparing the two data distribution of land use in 2003 and 2008 obtained from interpretation of Landsat ETM+ (JICA, 2005) andALOS/AVNIR-2. On-screen method is used to ALOS/AVNIR-2 image data interpretation. Land use has changed between 2003 and 2008. Settlements and irrigated ricefield is the most extensive land use changes, that are 2.553 ha and 2.553 ha. W hereas the salting land use has not changed. Spatial representation shows in the south and central part of Bali Province is the region that have most experienced changes. Denpasar city and Badung Regency is two administrative regions which have most extensive experience in land use change.
Keyword: land use change; ALOS/A VNIR-2; satellite data; Bali Province
ABSTRAK
Penelitian tentang perubahan penggunaan lahan sangat penting dilakukan untuk saat ini, karena perubahan penggunaan lahan merniliki dampak terhadap lingkungan fisik dan sosial. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali dengan menggunakan data citra satelit dan SIG. Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan dua data sebaran penggunaan lahan tahun 2003 dan 2008 yang diperoleh dari interpretasi citra Landsat ETM+ (JICA, 2005) dan interpretasi citraALOS/ AVNIR-2. Interpretasi citra ALOS/AVNIR-2 dilakukan secara on-screen. Penggunaan lahan telah mengalami perubahan antara tahun 2003 dan 2008. Penggunaan lahan pemukiman dan sawah irigasi merupakan yang terluas mengalami perubahan yaitu seluas 2,553 ha dan 2,378 ha. Sedangkan penggunaan lahan penggaraman tidak mengalami perubahan. Gambaran spasial memperlihatkan bahwa wilayah selatan dan tengah Provinsi Bali merupakan wilayah yang paling banyak mengalarni perubahan. Kata Denpasar dan Kabupaten Badung adalah dua wilayah administrasi yang paling luas mengalarni perubahan penggunaan lahan.
Kata kunci: perubahan penggunaan lahan; ALOS/AVNIR-2; data satelit; Provinsi Bali
PENDAHULUAN
Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan kegiatan ( intervensi) manusia terhadap lahan di permukaan bu.mi yang bersifat dinamis dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun spiritual (Arsyad, 1989). Secara umum penggunaan lahan di Indonesia merupakan akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap, adanya keseimbangan, serta keadaan dinamis antara aktifitas-aktifitas penduduk diatas lahan dan keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat hidup (As-syakur dkk., 2010). Penggunaan lahan berkaitan erat dengan ketersediaan lahan dan air. Ketersediaan lahan dan air akan menentukan produktivitas sumberdaya yang mampu diproduksi, selain itu juga mampu memberikan data tentang potensi produksinya.
lnteraksi antara dimensi ruang clan waktu dengan dimensi biofisik clan manusia mengakibatkan
terjadinya perubahan penggunaan lahan (Veldkamp and Verburg, 2004). Perubahan iklim, peningkatan jumlah penduduk, clan proses urbanisasi merupakan penyebab umum yang dianggap sebagai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya perubahan penggunaan lahan (Wu et al., 2008), akan tetapi kenyataannya perubahan penggunaan lahan tidak terjadi karena adanya faktor tunggal (Verburg and Veldkamp, 2001). Kompleksitas antara fa1..1:or-faktor fisik, biologi, sosial, politik, dan ekonomi yang terajadi dalam dimensi ruang dan waktu pada saat yang bersamaan merupakan penyebab utama proses perubahan penggunaan lahan (Wu et al., 2008).
Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada k.'Urun waktu yang berbeda (Martin, 1993 dalam Wahyunto dkk., 2001). Perubahan penggunaan
lahan memiliki dampak potensial besar terhadap lingkungan fisik dan sosial. Perubahan pengenaan lahan dapat mempengaruhi sistem ekologi setempat diantaranya pencemaran air, polus1 udara, perubahan iklirn lokal (Mahmood, etal., 2010; Coskun, etal., 2008; Hu, et al., 2008; Wu et al., 2008; Kalnay and Cai, 2003), berkurangnya keanekaragaman hayati (Sandin, 2009), serta terjadinya fluktuasi pelepasan clan penyerapan CO, (Canadell, 2002).
Identifikasi perubahan penggunaan lahan pada suatu wilayah merupakan suatu proses mengindentifikasi perbedaan keberadaan suatu objek atau fenomena yang diarnati pada waktu yang berbeda (As-syakur dkk., 2010). Indentifikasi perubahan penggunaan lah-
,,, ^
m
&
n
1o
"'
So
114·30·o·E
114'301l"E
114"45'0"E
115'01l"E
I I l' 1 It t 1 I
11 ·•
114,45VE
115∙OTΓE
115'15"0"E
115'15-0"E
115'301l"E
115’MVE
115’45V"E
'Z
4
8*4517'8 β*30(ΓS BeIStTS
115"45'0"'(
Gambar 1. Lokasi penelitian
an memerlukan suatu data spasial temporal. Data-data spasial tersebut bersumber dari hasil interpretasi citra satelit maupun dari instansi-instansi pemerintah dan dianalisis dengan menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografi). Pemanfaatan SIG dan data satelit merupakan suatu tekhnologi yang baik dalam mengelola data spasial-temporal perubahan penggunaan lahan. Mengetahui perubahan pengggunaan lahan tidak ha-
lah penduduk pada tahun 2008 mencapai 3.372.880 jiwa (BPS Bali, 2009).
Provinsi Bali secara garis besar terbagi menjadi dua bagian (utara dan selatan) karena di bagian tengah Pulau Bali membentang rangkaian pe^nungan dari timur sampai di bagian barat. Dari rangkaian pe^nun-gan tersebut, terdapat dua gunung berapi (Gunung A^ng dan Gunung Batur) dan beberapa ^nung yang
nya ber^na untuk pengelolaan sumberdaya al^ berkelanjutan, tetapi juga dapat dijadikan suatu informasi
tidak berapi, antara lain: Gunung Seraya, Gunung Patas, clan Gunung Merebuk. Rangkaian pegunungan ini
dalam merencanakan tata ruang di masa yang akan datang.
Provinsi Bali merniliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi yaitu sebesar 1,40% per tahun (BPS Bali, 2009). Keadaan ini mengakibatkan tekanan terhadap perubahan penggunaan lahan dari lahan non pemukirnan menjadi lahan pemukirnan menjadi tinggi. Penelitian sebelumnya pada beberapa DAS (Daerah Aliran Sungai) di Provinsi Bali menunjukan adanya perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi seperti pada DAS Badung (As-syakur dkk., 2010) clan pada DAS Mesaarn (Tosiani, 2010). Penelitian ini mencoba melengkapi beberapa penelitian tersebut untuk memberikan informasi perubahan penggunaan lahan yang mencakup wilayah seluruh Provinsi Bali. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetabui perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali dengan menggunakan data citra satelit dan SIG.
METODOLOGI PENELITIAN
menjadikan daerah bagian tengah menjadi daerah hulu sungai-sungai yang mengalir ke arah utara maupun selatan Provinsi Bali. Tipe iklim di Bali adalah bertipe iklim monsoon (Aldrian and Susanto, 2003; Daryono, 2004) dengan musim bujan terjadi dari bulan September sampai Februari dan musirn kemarau dari bulan Maret sampai A^stus. Puncak musrn hujan terjadi pada bulanJanuari dan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus (Daryono, 2004).
Data dan analisis
Data yang di^nakan dalam penelitian ini adalah peta penggunaan lahan Provinsi Bali skala 1:25.000 tahun 2003 yang merupakan basil interpretasi citra Landsat ETM+ tahun 2003 oleb Japan International Cooperation Agency pada tabun 2005 (JICA, 2005). Sedangkan data penggunaan lahan tahun 2008 merupakan hasil interpretasi dari citra ALOS/AVNIR-2 dengan skala l :25.000. Interpretasi pengenaan laban dari citra ALOS/AVNIR-2 dilakukan secara on-
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali yang terletak di antara 8°3'40" - 8°50'48" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur (Gambar 1), dengan luas wilayah 5,636.66 km2 atau 563.666 ha. Provinsi Bali merniliki 9 Kabupaten/Kota dengan jum-
screen terhadap penggunaan lahan clan selanjutnya dilakukan eek lapangan untuk membuktikan kebenaran basil interpretasi citra. Citra ALOS/AVNIR-2 merekam lokasi penelitian pada tanggal 31 Mei 2007, 01 Desember 2007, 02 Juni 2008, dan 03 April 2009. ALOS/AVNIR-2 (Advanced Land Observing Satellite/ Advanced Visible and Near Infrar ed Radiometer type 2)
merupakan citra yang digunakan untuk mengobservasi daratan dan pantai Idiususnya untuk menghasilkan peta tutupan lahan dan peta penggunaan lahan dalam memonitoring perubahan lingkungan (JAXA, 2007). Citra satelit ALOS/AVNIR-2 memiliki resolusi spasial 10 m.
Terdapat dua tipe analisis dalam penelitian ini yaitu analisis perubahan penggunaan lahan untuk seluruh Provinsi bali dan analisis perubahan penggunaan lahan untuk tiap-tiap kabupaten/kota di provinsi Bali. Luas perubahan penggunaan lahan antara tahun 2003 dan 2008 diperoleh dengan membandingkan luas-luas tipe lahan pada kedua data spasial tersebut. Sedangkan untuk memperoleh luas tipe-tipe penggunaan lahan per kabupaten/kota dilakukan dengan cara memotong data spasial penggunaan lahan pada tiap tahun pengamatan dengan batas administrasi kabupaten/ kota Provinsi Bali. Proses interpretasi penggunaan lahan dan analisis spasial terhadap data penggunaan lahan menggunakan perangkat IunakArcView 3.3 dengan bantuan extensions ItnageAnalys sedangkan analisis data atribut menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2003.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil analisis data penggunaan lahan dari data citra satelit terlihat bahwa tipe penggunaan lahan yang paling besar perubahanannya dari tahun 2003 sampai 2008 di Provinsi Bali adalah tipe pengu-naan lahan pemukiman yang bertambah sebesar 2,553 ha dan diikuti oleh tipe penggunaan lahan sawah irigasi yang berkurang sebesar 2,378 ha. Sedangkan tipe penggunaan lahan penggaraman tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu tersebut. Keseluruhan Iuasan perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali baik yang berkurang maupun yang bertambah adalah 9.679,57 ha. Gambaran perubahan tipe-tipe penggunaan lahan di Provinsi Bali dapat dilhat pada Table 1 dan Gambar 2.
Secara spasial, perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali sebagain besar terjadi di bagian selatan dan tengah. Di bagian selatan, perubahan yang terjadi adalah bertambahnya areal pemukiman yang diikuti dengan berkurangnya areal sawah irigasi. Selain itu dibagian selatan juga terjadi pertambahan areal penggunaan lahan mangrove yang menggatikan penggunaan lahan tambak dan rumput. Di bagian tengah Provinsi Bali terjadi perubahan penggunaan lahan tipe hutan menjadi kebun/perkebunan dan perubahan lahan kosong menjadi penggunaan lahan rumput. Peta penggunaan Ialian Provinsi Bali tahun 2003 dan 2008 dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Analisis perubahan penggunaan lahan berdasarkan wilayah administrasi menunjukkan bahwa Kota Den-
Penggunaan lahan
Gambar 2. Grafik perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali
Tabel 1. Luasan tipe-tipe penggunaan lahan pada tahun 2003 dan 2008 serta perubahannya di Provinsi Bali
Tipe Penggunaan Lahan |
Luas (ha) | ||
Tahun 2003 |
Tahun 2008 |
Perubahan | |
Tubuh Air |
3.935,53 |
4.052,87 |
117,35 |
Bangunan |
200,51 |
209,06 |
8,55 |
Hutan |
91.033,24 |
90.382,27 |
-650,96 |
Kebun/Perkebunan |
172.652,20 |
172.385,42 |
-266,78 |
Mangrove |
1.193,62 |
1.596,57 |
402,95 |
Pasir |
357,65 |
403,35 |
45,70 |
Pasir Pantai |
8.632,22 |
8.429,55 |
-202,67 |
Pemukiman |
54.971,35 |
57.524,50 |
2.553,15 |
Penggaraman |
209,90 |
209,90 |
0,00 |
Rumput |
16.125,72 |
16.512,47 |
386,75 |
Sawah Irigasi |
77.692,15 |
75.314,22 |
-2377,94 |
Sawah Tadah Hujan |
26.648,94 |
26.187,83 |
-461,11 |
Semak |
33.215,01 |
33.698,63 |
483,62 |
Tambak |
1.289,64 |
893,10 |
-396,55 |
Tanah Kosong |
2.650,05 |
2.083,61 |
-566,44 |
Tegalan/Ladang |
77.361,83 |
78.120,89 |
759,06 |
pasar mengalami perubahan yang paling besar yaitu seluas 3.385,81 ha sedangkan yang terkecil adalah kabupaten Karangasem yaitu sebesar 1,15 ha. Perubahan penggunaan lahan mencakup penambahan tipe lahan atau berkurangnya tipe lahan. Penambahan luas lahan pemukiman dan pengurangan luas lahan sawah irigasi merupakan yang terluas di Kota Denpasaryaitu 907,89 ha dan -824,16 ha. Akan tetapi, Kabupaten Badung merupakan wilayah administrasi terluas yang mengalami perubahan lahan dari lahan non pemukiman menjadi lahan pemukiman yaitu seluas 1.054,29 ha. Lahan non pemukiman yang berubah akibat bertambahnya lahan pemukiman di Kabupaten Badung adalah sawah irigasi yang berkurang seluas 743,66 ha, tegalan/ladang yang berkurang seluas 152,65 ha, dan semak seluas 101,77 ha. Di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung juga terjadi penambahan luas hutan mangrove dimana luas Mangrove di Denpasar bertambah seluas 285,69 ha dan di Kabupaten Badungbertambah seluas 127,10 ha.
Di Bagian selatan Provinsi Bali, selain Kota Den-
pasar dan Kabupaten Badung, perubahan penggunaan lahan juga terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Gianyar, Bangli, Klungkung, dan Karangasem. Di Kabupaten Jembrana tejadi perubahan luas lahan untuk tipe Hutan yaitu berkurang seluas 661,23 ha. Hutan-hutan tersebut berubah menjadi Semak dan juga kebun/ perkebunan. Akan tetapi di Kabupaten Tabanan terjadi penambahan luas tipe penggunaan lahan Hutan seluas 293,35 ha yang berkibat pada berkurangnya luas areal kebun perkebunan. Secara lengkap luas-luas tipe penggunaan lahan dan perubahan dari tahun 2003 sampai 2008 untuk masing-masing kabupaten/kota disajikan pada lampiran 3.
Pembahasan
Perubahan luas lahan di Provinsi Bali sebagian besar terjadi akibat peningkatan jumlah penduduk dan juga akibat terjadinya peningkatan pertubuhan ekonomi. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Bali, jumlah penduduk Provinsi Bali bertambah sebanyak 270.823 orang selama tahun 2003 sampai 2008. Selain itu pada rentang tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali juga terus mengalami peningkatan dimana rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir mencapai 5,47% per tahun (BPS Bali, 2003; BPS Bali, 2009).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari usaha-usaha yang mendukung terjadinya perubahan penggunaan lahan seperti Pariwisata dan jasa meningkat secara drastis selama rentang waktu tahun 2004 sampai 2008. PDRB Industri pariwisata meningkat 71,45% pada tahun 2008 bila dibandingkan dengan PDRB pariwisata tahun 2004. Sedangkan usaha jasa-jasa meningkat 59,16% pada tahun 2008 bila dibandingkan dengan PDRB jasa-jasa tahun 2004. Peningkatan ini memungkinkan terjadinya penambahan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang membutuhkan lahan yang cukup luas sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan tipe penggunaan Ialian. Hubungan antara peningkatan jumlah penduduk dan PDRB wilayah dengan perubahan penggunaan lahan juga dikemukakan oleh Wu et al. (2008) di wilayah DAS Yangtze, Cina.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali sebagian besar disumbangkan oleh daerah-daerah Selatan Provinsi Bali, hal inilah yang menyebabkan daerah selatan Provinsi Bali mengalami perubahan tipe lahan yang lebih besar dibandingkan dengan daerah Utara Provinsi Bali. Secara umum, peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya dapat menggambarkan faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Akan tetapi, seiring dengan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan penduduk, maka usaha konversi lahan dari lahan non pemukiman menjadi lahan pemukiman akan semakin tinggi. Kondisi ini mengakibatkan lahan-lahan
yang baik untuk pemukiman seperti lahan sawah akan semakin berkurang. Lahan sawah merupakan lahan yang sangat potensial bagi pemukiman. Lahan sawah biasanya merupakan lahan-lahan yang datar, memiliki kapasitas air tanah dan air permukaan yang besar serta memiliki aksebilitas yang sangat baik. Dimana hal ini merupakan suatu kondisi yang sangat baik juga bagi lokasi pemukiman.
Perubahan penggunaan lahan mengakibatkan dampak yang baik dan buruk bagi lingkungan. Walaupun belum ada penelitian yang menghubungkan kerusakan lingkungan dengan perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali, akan tetapi bisa diasumsikan bahwa terjadinya status defisit daya dukung lahan dan air Provinsi Bali (Bappeda Bali dan PPLH UNUD, 2009) terjadi akibat perubahan penggunaan lahan. Terciptanya lahan dan sungai kritis yang mencapai 138.910 ha (Bappeda Bali, 2005) dan 34 buah sungai (Adnyana, 2009) di Provinsi Bali juga bisa dikarenakan oleh kerusakan lahan akibat perubahan penggunaan lahan. Menurut Lambin et al. (2003) salah satu efek perubahan pengunaan lahan di daerah tropis adalah terjadinya kerusakan lahan.
Bila melihat keadaan tersebut, informasi tentang penyebab dan efek perubahan penggunaan lahan juga merupakan sesuatu yang penting selain informasi Iua-san perubahan pengunaan lahan. Menurut Verburg and Veldkamp (2001), pengendalian perubahan penggunaan lahan dapat dilakukan bila diketahui pengenda-h-pengendali dan pola perubahan penggunaan lahan. Karena kompleksnya faktor pengendali, pola, dan akibat dari perubahan penggunaan lahan, maka studi tentang perubahan penggunaan lahan di Provinsi Bali dimasa mendatang harus dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu dengan menggabungkan metode-motede fisik dan sosial dalam analisisnya. Dimana hubungan antara efek, penyebab, dan perubahan pengunaan lahan belum dimiliki oleh Provinsi Bali.
SIMPULAN
Analisis terhadap data citra satelit dengan SIG untuk mendapatkan data penggunaan lahan dan perubahannya menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tipe penggunaan lahan di Provinsi Bali antara tahun 2003 dan 2008. Penggunaan lahan pemukiman dan sawah irigasi merupakan tipe penggunaan lahan terluas yang mengalami perubahan yaitu seluas 2,553 ha dan 2,378 ha. Sedangkan tipe penggunaan lahan penggaraman tidak mengalami perubahan. Gambaran spasial memperlihatkan bahwa wilayah selatan dan tengah Provinsi Bali merupakan wilayah yang paling banyak mengalami perubahan.
Kota Denpasai- merupakan wilayah administrasi yang paling luas mengalami konversi penggunaan lahan, baik berupa penambahan maupun pengurangan
tipe penggunaan lahan yaitu seluas 3.385,81 ha. Di Kota Denpasar, penggunaan lahan pemukiman merupakan yang yang terluas mengalarni perubahan penambahan yaitu seluas 907,89 ha seclangkan sawah irigasi aclalah yang terluas mengalarni pengurangan yaitu seluas 824,16 ha. Akan tetapi, Kabupaten Baclung merupakan wilayah administrasi terluas yang mengalarni perubahan lahan clari lahan non pemukiman menjacli lahan pemukiman yaitu seluas 1.054,29 ha. Di Kota Denpasar clan Kabupaten Baclung juga terjacli penambahan luas hutan mangrove dimana luas Mangrove di Denpasar bertambah seluas 285,69 ha clan di Kabupaten Baclung bertambah seluas 127,10 ha.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I.W.S. 2009. Peranan Konservasi Tanah dan Air Pada Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Orasi Ilmiah. Pidato Pengukuhan Guru BesarTetap dalan1Bidang Konservasi Tanah dan Air pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Aldrian, E., and R.D. Susanto. 2003. "Identification of Three Dominant Rainfall Regions Within Indonesia and Their Relationship to Sea Surface Temperature''. lllternational Journal of Climatology. 23: 1435-1452
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah da11 Air, IPB Press, Bogor.
As-syakur, A.R., I.W. Suarna, I.W.S. Adnyana, I.W.Rusna, I.A.A.
Laksmiwati, dan l.W. Diara. 2010. "Studi Perubahan Penggunaan Lahan Di DAS Badung^ Jurnal Bumi Lestari, 10(2): pp. 200-207.
Bappeda Bali. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Tahun 2006 - 2010. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali. Denpasar.
Bappeda Bali dan PPLH UNUD. 2009. Daya Dukung Lingkungan Provinsi Bali. Laporan Penelitian. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ProvinsiBali dan Pusat Penelitian Lmgkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Udayana. Denpasar.
BPS Bali. 2003. Bali dalam A11gka 2003. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Denpasar.
BPS Bali. 2009. Bali dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Denpasar.
Canadell, J.G. 2002. "Land use effects on terrestrial carbon sources and sinks''. Science in China (Series C), 45. 1-9.
Coskun, H.G., U. Alganci, and G. Usta. 2008. "Analysis ofLand Use Change and Urbanization in the Kucukcekmece Water Basin (Istanbul, Turkey) withTemporal Satellite Data using Remote Sensing and GIS". Sensors, 8. 7213-7223
Daryono. 2004. "Iklim Bali Ditinjau dari Peta Isohyets Normal Curah Hujan". Junia/ Meteorologi dan Geojisika, 9: pp. 14-19.
Hu, D., G. Yang, Q Wu, H. Li, X. Liu, X. Niu, Z. Wang, and Q Wang. 2008. 'J\nalyzing Land Use Changes in the Metropolitan Jilin City of Northeastern China Using Remote Sensing and GIS''. Sensors, 8: 5449-5465
]AXA. 2007. ALOS; User Handbook. Earth Observation Research Center. Japan Aerospace Exploration Agency.
Japan.
JICA. 2005. The Comprehensive Study On Water Resources Development and Management In Bali Province, In The Republic of Indonesia. Japan International Cooperation Agency - Directorate General of Water Resources Ministry ofPublic Works.
Kalnay, E., and M. Cai. 2003. "Impact ofurbanizationand landuse change on climate". Nature, 423: pp. 528-531.
Lambin, E.F., H.J. Geist, and E. Lepers. 2003. "Dynamics of Land-Use and Land-Cover Change in Tropical Regions''. Annual Review of Environment and Resources, 28: pp. 205-241.
Mahmood, R., R.A. Pielke Sr., K.G. Hubbard, D. Niyogi, G. Bonan, P. Lawrence, B. Baker, R. McNider, C. McAlpine, A. Etter, S. Gameda, B. Qian, A. Carleton, A. Beltran-Przekurat, T. Chase, A.I. Quintanar, J.O. Adegoke, S. Vezhapparambu, G. Conner, S. Asefi, E. Sertel, D.R. Legates, Y. Wu, R. Hale, O.W Frauenfeld, A. Watts, M. Shepherd, C. Mitra, V:G. Anantharaj, S. Fall, R. Lund, A. Trevino, P. Blanken, J. Du, H. Chang, R. Leeper, U.S. Nair, S. Dobler, R. Deo, and). Syktus. 2010. "Impacts of Land Use Land Cover Change on Climate and Future Research Priorities''. Bulletin of the American Meteorological Society, 91. pp. 37-46.
Tosiani, A. 2010. "Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Erosi Tanah Di Sub DAS Mesaam, Provinsi Bali". http://www.baligreen.org/d ampak-perubaltan-penggunaan-lahan-terhadap-erosi-tanah.html. diakses tanggal 11 Februari 2011.
Sandin, L. 2009. "The relationship between land-use, hydromorphology and river biota at different spatial and temporal scales: a synthesis of seven case studies^ Fundamental and Applied Limnology. Vol. 174/ 1: 1-5.
Veldkamp, A., and P. H. Verburg. 2004. "Modelling land use change and environmental impact: Introduction to the special issue." Journal of Environmental Management. 72(1-2). pp. 1-3.
Verburg, P.H., and A. Veldkamp. 2001. "The role of spatially explicit models in land-use change research: a case study for cropping patterns in China". Agriculture, Ecosystems and Environment, 85: pp. 177-190.
Wahyunto, M.Z. Abidin, A. Priyono, dan Sunaryo. 2001. "Studi Perubahan Penggunaan Lahan Di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang, Jawa Tengah''. Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Balai PenelitianTanah. Bogor.
Wu, X., Z. Shen, R. Liu, and X. Ding .2008. "Land Use/Cover Dynamics in Response to Changes in Environmental and Socio-Political Forces in the Upper Reaches of the Yangtze River, China''. Sensors, 8: pp. 8104-8122.
Lampiran 1. Peta Penggunaan Lahan Provinsi Bali tahun 2008
Lampiran 2. Peta Penggunaan Lahan Provinsi Bali tahun 2003
Lampiran 3. Luasan tipe-tipe penggunaan lahan pada tahun 2003 dan 2008 serta perubahannya pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bali
Kabupaten/ Kota |
Tipe Penggunaan lahan |
Luas (ha) Tahun 2003 Tahun 2008 Perubahan | ||
Tubuh Air |
34,33 |
186,23 |
151,90 | |
Bangunan |
95,00 |
94,45 |
-0,55 | |
Kebun/Perkebunan |
660,89 |
645,98 |
-14,91 | |
Mangrove |
315,90 |
601,58 |
285,69 | |
Pasir |
39,10 |
39,10 |
0,00 | |
Pasir Pantai |
1793,51 |
1559,81 |
-233,70 | |
Denpasar |
Pemukiman |
5684,73 |
6592,62 |
907,89 |
Rumput |
538,84 |
263,05 |
-275,79 | |
Sawah Irigasi |
4670,33 |
3846,17 |
-824,16 | |
Semak |
29,90 |
6,63 |
-23,27 | |
Tambak |
394,14 |
54,16 |
-339,97 | |
Tanah Kosong |
10,65 |
328,85 |
318,20 | |
Tegalan/Ladang |
101,75 |
91,95 |
-9,80 | |
Tubuh Air |
67,19 |
66,80 |
-0,39 | |
Bangunan |
65,12 |
66,05 |
0,93 | |
Hutan |
968,79 |
990,06 |
21,27 | |
Kebun/Perkebunan |
6719,99 |
6604,73 |
-115,26 | |
Mangrove |
398,82 |
525,92 |
127,10 | |
Pasir |
211,90 |
211,44 |
-0,46 | |
Pasir Pantai |
2361,11 |
2425,18 |
64,07 | |
Badung |
Pemukiman |
7298,62 |
8352,90 |
1054,29 |
Rumput |
357,91 |
316,70 |
-41,21 | |
Sawah Irigasi |
11387,07 |
10643,40 |
-743,66 | |
Sawah Tadah Hujan |
1433,70 |
1433,70 |
0,00 | |
Semak |
1340,05 |
1238,29 |
-101,77 | |
Tambak |
37,69 |
3,20 |
-34,50 | |
Tanah Kosong |
36,39 |
36,39 |
0,00 | |
Tegalan/Ladang |
9203,12 |
9050,47 |
-152,65 | |
Tubuh Air |
624,75 |
624,75 |
0,00 | |
Bangunan |
7,82 |
7,82 |
0,00 | |
Hutan |
8731,05 |
9024,40 |
293,35 | |
Kebun/Perkebunan |
35691,35 |
35203,29 |
-488,05 | |
Pasir |
2,99 |
2,99 |
0,00 | |
Pasir Pantai |
382,13 |
383,81 |
1,68 | |
Tabanan |
Pemukiman |
6813,27 |
6929,25 |
115,98 |
Rumput |
47,48 |
46,38 |
-1,10 | |
Sawah Irigasi |
22758,16 |
22350,20 |
-407,96 | |
Sawah Tadah Hujan |
5736,38 |
5478,74 |
-257,63 | |
Semak |
2245,38 |
2403,80 |
158,41 | |
Tanah Kosong |
0,19 |
0,19 |
0,00 | |
Tegalan/Ladang |
2473,09 |
3068,12 |
595,03 | |
Tubuh Air |
444,13 |
450,35 |
6,22 | |
Bangunan |
5,91 |
11,50 |
5,58 | |
Hutan |
36587,27 |
35926,04 |
-661,23 | |
Kebun/Perkebunan |
26935,19 |
27030,31 |
95,12 | |
Mangrove |
152,24 |
152,14 |
-0,09 | |
Pasir |
18,94 |
67,24 |
48,30 | |
Pasir Pantai |
1254,99 |
1221,70 |
-33,29 | |
Jθ∏lb(8∩3 |
Pemukiman |
6898,96 |
6956,59 |
57,63 |
Rumput |
187,92 |
164,43 |
-23,49 | |
Sawah Irigasi |
7076,55 |
7078,47 |
1.93 | |
Sawah Tadah Hujan |
1800,63 |
1812,81 |
12,18 | |
Semak |
2627,95 |
2961,09 |
333,14 | |
Tambak |
556,78 |
528,73 |
-28,04 | |
Tegalan/Ladang |
1955,30 |
2150,05 |
194,74 |
Kabupaten/ Kota |
Tipe Penggunaan lahan |
Luas(ha) Tahun 2003 Tahun 2008 Perubahan | ||
Tubuh Air |
820,60 |
780,44 |
-40,16 | |
Bangunan |
14,57 |
14,57 |
0,00 | |
Hutan |
33022,27 |
32717,91 |
-304,35 | |
Kebun/Perkebunan |
42339,90 |
42603,60 |
263,70 | |
Mangrove |
319,30 |
319,39 |
0,09 | |
Pasir |
48,35 |
46,21 |
-2,15 | |
Pasir Pantai |
1184,90 |
1183,25 |
-1,65 | |
Buleleng |
Pemukiman |
7668,75 |
7746,08 |
77,33 |
Penggaraman |
202,80 |
202,80 |
0,00 | |
Rumput |
2436,39 |
2517,56 |
81,18 | |
Sawah Irigasi |
7801,55 |
7598,48 |
-203,07 | |
Sawah Tadah Hujan |
5323,18 |
5154,63 |
-168,55 | |
Semak |
14303,12 |
14366,51 |
63,39 | |
Tambak |
301,04 |
307,01 |
5,97 | |
Tegalan/Ladang |
17879,27 |
18115,57 |
236,31 | |
Tubuh Air |
1651,32 |
1651,32 |
0,00 | |
Bangunan |
0,23 |
0,23 |
0,00 | |
Hutan |
2906,52 |
2906,52 |
0,00 | |
Kebun/Perkebunan |
19919,67 |
19919,67 |
0,00 | |
Pemukiman |
4430,79 |
4441,52 |
10,73 | |
Bangli |
Rumput |
565,75 |
1437,97 |
872,22 |
Sawah Irigasi |
2525,53 |
2525,53 |
0,00 | |
Sawah Tadah Hujan |
713,92 |
713,92 |
0,00 | |
Semak |
4271,80 |
4325,52 |
53,72 | |
Tanah Kosong |
1820,17 |
935,54 |
-884,64 | |
Tegalan/Ladang |
14261,70 |
14209,66 |
-52,04 | |
Tubuh Air |
74,72 |
74,72 |
0,00 | |
Bangunan |
0,58 |
0,58 |
0,00 | |
Kebun/Perkebunan |
3749,85 |
3746,31 |
-3,54 | |
Mangrove |
7,37 |
7,37 |
0,00 | |
Pasir Pantai |
1271,39 |
1272,29 |
0,90 | |
Klungkung |
Pemukiman |
2203,00 |
2319,01 |
116,02 |
Rumput |
8285,49 |
8268,36 |
-17,13 | |
Sawah Irigasi |
4079,26 |
4023,06 |
-56,20 | |
Sawah Tadah Hujan |
1764,59 |
1755,97 |
-8,62 | |
Semak |
630,55 |
630,55 |
0,00 | |
Tanah Kosong |
3,89 |
3,89 |
0,00 | |
Tegalan/Ladang |
10448,32 |
10417,79 |
-30,53 | |
Tubuh Air |
2,02 |
2,02 |
0,00 | |
Bangunan |
9,09 |
11,68 |
2,59 | |
Kebun/Perkebunan |
9538,16 |
9533,74 |
-4,42 | |
Pasir |
29,28 |
29,28 |
0,00 | |
Pasir Pantai |
337,56 |
336,88 |
-0,68 | |
Gianyar |
Pemukiman |
7347,19 |
7482,92 |
135,73 |
Penggaraman |
7,09 |
7,09 |
0,00 | |
Rumput |
12,78 |
12,78 |
0,00 | |
Sawah Irigasi |
9116,84 |
9021,46 |
-95,38 | |
Sawah Tadah Hujan |
7138,26 |
7099,78 |
-38,48 | |
Semak |
351,19 |
351,19 |
0,00 | |
Tegalan/Ladang |
2912,75 |
2912,75 |
0,00 | |
Tubuh Air |
216,47 |
216,25 |
-0,22 | |
Bangunan |
2,20 |
2,20 |
0,00 | |
Hutan |
8817,34 |
8817,34 |
0,00 | |
Kebun/Perkebunan |
27097,21 |
27096,86 |
-0,35 | |
Pasir |
7,10 |
7,10 |
0,00 | |
Pasir Pantai |
46,63 |
46,63 |
0,00 | |
Karangasem Pemukiman |
6626,04 |
6626,62 |
0,58 | |
Rumput |
3693,17 |
3693,17 |
0,00 | |
Sawah Irigasi |
8276,88 |
8276,88 |
0,00 | |
Sawah Tadah Hujan |
2738,29 |
2738,29 |
0,00 | |
Semak |
7415,06 |
7415,06 |
0,00 | |
Tanah Kosong |
778,75 |
773,75 |
0,00 | |
Tegalan/Ladang |
18126,53 |
18126,53 |
0,00 |
7
Discussion and feedback