Jurnal Destinasi Pariwisata                                                  p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937

Vol. 9 No 2, 2021

Strategi Pengembangan Agrowisata Kopi Di Desa Wisata Tempur Kabupaten Jepara

Yudhiet Nur Prasetyo a, 1, I Made Adikampana a, 2

  • a Program Studi Pariwisata Program Sarjana, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

Abstract

This research explains about coffee agrotourism developing strategy in Tempur Village, Keling, Jepara, Central Java. The main potential of this village is coffee products, but these coffee products are only for souvenirs and there are no plans to develop it as an agrotourism. Looking back at this issue, it needs to do a deep research on developing coffee agrotourism so it will be a good product from this village. This research is focused on analyzing agrotourism developing plans, especially coffee estate which has not developed yet in this village. This research has two scopes which are limited by two variables, the first one is the existing condition of Tempur Village including profile, potential, and tourism product component, the second one is developing village potential including coffee agrotourism developing strategy using SWOT (Atraction, Aminities, Accessibilitiy, Ancelery) analysis.

The result of this research explains that Tempur Village has a potential to be developed as coffee agrotourism, because this region has fertile soil, large coffee estate and natural environment. In developing coffee agrotourism needs good preparation from the government, coffee farmers, and also local residents so it will be in harmony. Coffee farmers empowerment, local residents and attractive coffee product packaging production needs to be taught in developing coffee agrotourism. Furthermore, upgrading village facilities to reach the tourism destination needs to be done to support tourism development, so the plans which have been planned can run well. With the plans of coffee agrotourism development, it is hoped to be useful for academics and the government in order to increase science.

Keyword: Strategy of Developing Coffe Agrotourism.

  • I.    PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpengaruh terhadap perekonomian pada suatu daerah atau negara tujuan pariwisata itu sendiri. Besar kecilnya pengaruh tersebut berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya atau antara suatu negara dengan negara lainnya (Sammeng, 2001).

Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam menyediaan lapangan pekerjaan, standar hidup serta dapat menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya (Salah, 2003).

Perkembangan industri pariwisata tidak hanya berdampak pada penerimaan devisa negara, namun juga dapat memperluas peluang atau kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dalam mengatasi pengangguran di daerah tersebut (Rahma, 2013).

Contoh pariwisata daerah di Indonesia yang telah terkenal ke mancanegera adalah pulau Bali. Perkembangan pariwisatanya telah lebih dari seratus tahun. Bali saat ini merupakan proses pembangunan pariwisata sejak era kolonial, orde lama, orde baru, era reformasi hingga saat ini. Pembangunan pariwisata Bali memiliki proses panjang yang membuat Bali dikenal dengan pariwisata budaya (Anom, dkk., 2017)

Perkembangan Pariwisata di Indonesia selain Bali yang terkenal adalah Yogyakarta, Sumatera Utara, Lombok dan Labuan Bajo dan beberapa daerah lain. Indonesia dengan ragam kekayaan alam dan budaya, merupakan modal atau sumber daya yang memiliki potensi untuk pembangunan pariwisata kedepan.

Jawa Tengah merupakan provinsi yang terletak di tengah Pulau Jawa, yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur pada bagian timur, Jawa Barat pada bagian Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada bagian Selatan. Dilihat dari kondisi geografis, Jawa Tengah memiliki terletak sangat strategis yang memungkinkan pariwisatanya dapat berkembang. Provinsi Jawa Tengah juga memiliki banyak potensi pariwisata, mulai dari budaya, buatan hingga wisata alam yang menjadi daya tarik wisata tersendiri untuk dikembangkan, pada saat ini pemerintah sedang mendorong untuk memajukan pariwisata antar daerah di Jawa Tengah agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Jepara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sedang mengembangkan Pariwisata sebagai sektor pendapatan potensial daerahnya. Kabupaten Jepara terletak di ujung utara Pulau Jawa, yang berjarak 75km dari Kota Semarang, atau dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan selama 2,5 jam. Kabupaten Jepara memiliki banyak potensi pariwisata yang dapat

Vol. 9 No 2, 2021

dikembangkan dilihat dari segi geografis Kabupaten Jepara yang memiliki kontur wilayah yang sangat beragam, mulai dari pegunungan hingga lautan, oleh karena itu sangat memungkinkan Jepara dikembangkan potensi pariwisata dari pegunungan hingga lautan.

Desa wisata adalah suatu wilayah perdesaan yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik khas, baik berupa karakter fisik lingkungan, alam perdesan maupun kehidupan sosial budaya kemasayarakatan. Desa wisata sebagai suatu bentuk integrase antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1993). Desa wisata merupakan bentuk pariwisata yang sekelompok kecil wisatawan tinggal di dalam atau di dekat kehidupan tradisional atau di desa-desa terpencil dan mempelajari kehidupan desa dan lingkungan setempat (Inskeep, 1991).

Desa wisata Tempur merupakan salah satu desa wisata yang terletak di Kabupaten Jepara. Desa ini memiliki banyak potensi parwisata yang beragam dari alam, budaya hingga wisata buatan, akan tetapi Desa Tempur lebih fokus terhadap potensi alam yang dimilikinya. Potensi pengembangan Agrowisata khususnya kopi saat ini hanya dimanfaatkan pada hasilnya dan belum dikembangkan menjadi agrowisata. Dilihat dari potensi tersebut maka sangatlah perlu untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi agar dapat menjadi desa wisata yang unggul dan dapat mengelola pariwisatanya secara mandiri. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan agar Desa Wisata Tempur dapat berkembang dengan mengandalkan produk andalannya yang belum dikembangkan yaitu agrowisata berupa produk kopi khas lereng Gunung Muria.

Pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tempur masih banyak menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal yang dihadapi yaitu masih kurangnya kesadaran serta kemauan dari masyarakat dalam mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki dari Desa Wisata Tempur dan tantangan eksternal yang dihadapi yaitu kurangnya dorongan dari pemerintah dalam mengembangkan potensi daya tarik wisata yang dimiliki, serta kurangnya promosi pariwisata yang dilakukan pada Desa Wisata Tempur. Melihat dari tantangan yang dihadapi tersebut sangat menarik untuk dibahas bersama mengenai bagaimana strategi pengembangan agrowisata khususnya kopi di

Desa Wisata Tempur agar dapat dilihat serta dikembangkan lagi agar pariwisata di Desa Wisata Tempur dapat berkembang dan berkelanjutan. Jika pengembangan agrowisata dapat dijalankan diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, dapat mensejahterakan bagi masyarakatnya, dan menambah pemasukan untuk desa.

Telaah Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh T Prasetyo Hadi Atmoko, pada tahun 2014, dengan judul “Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan Kabupaten Sleman” dimana pada penelitian tersebut memiliki fokus yang sama yaitu pada pembahasan mengenai strategi pengembangan potensi desa wisata dengan menggunakan strategi SWOT. Hal yang membedakan dengan penelitin ini yaitu pada lokasi penelitian serta pada konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian.

Penelitian yang kedua pernah dilakukan sebelumnya oleh Fitra Delita dan Tumiar Sidauruk, pada tahun 2017, dengan judul “Analisis SWOT Untuk Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pemandian Mual Mata Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun”. Pada penelitian tersebut memiliki kesamaan pada fokus identifikasi analisis SWOT pada suatu daya tarik wisata. Perbedaannya terletak pada lokasi daya tarik wisata yang diteliti, dimana pada penelitian yang dilakukan ini berfokus pada desa wisata dimana ruang lingkupnya lebih luas dari daya tarik wisata, serta dalam penelitian ini membahas lebih dalam mengenai potensi desa wisata, strategi pengembangan agrowisata.

Berikutnya penelitian sebelumnya dilakukan oleh Eva Kurniawati dkk, pada tahun 2018 dengan judul “Peran Masyarakat Dalam Merencanakan dan Pengembangan Desa Wisata Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan pada pembahasan mengenai potensi yang dimiliki desa wisata yaitu pariwisata berbasis pertanian. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada lokasi penelitian, metode penelitian, serta konsep dan teori yang digunakan, dimana pada penelitian ini lebih mengacu pada strategi pengembangan agrowisata kopi dan menjelaskan analisis SWOT, serta memaparkan keseluruhan aspek potensi yang terdapat di lokasi penelitian yaitu di Desa Tempur.

Konsep yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan diantaranya Konsep Pariwisata (Undang-Undang No. 10 Tahun 2009), Konsep Strategi Pengembangan (Marpung, 2000),

Vol. 9 No 2, 2021

Pengembangan Pariwisata (Pitana dan Diarta, 2009:134), Potensi Wisata (Yoeti, 1996), Desa Wisata (Priasukmana dan Mulyadin, 2001), Komponen Pengembangan Desa Wisata (Karyono, 1997), Agrowisata (Lobo, 1999), Potensi Desa, dan konsep 4A (Cooper, 1993), dan Community Based Tourism (Suansri, 2003: 14).

  • II.    METODE PENELITIAN

Desa Tempur merupakan desa wisata yang terletak di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Potensi pariwisata yang terdapat di Desa Tempur sangatlah beragam salah satunya perkebunan kopi yang dapat dikembangkan menjadi produk agrowisata. Penelitian ini berfokus pada strategi pengembangan agrowisata kopi, yang mana penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020 hingga bulan Mei 2020. Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu primer dan sekunder, untuk data primer didapatkan melalui kegiatan wawancara stakeholder pariwisata dengan subyek penelitian dan observasi langsung lapangan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan terkait dengan pengembangan desa, teknik ini sangat bermanfaat dalam penelitian sosial karena wawancara mendalam dapat menggali keterangan, pandangan pandangan stakeholder lebih mendalam. Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan data dari orang-orang yang menjadi informan, untuk memperoleh data sekunder yang digunakan berasal dari laporan-laporan, buku, website, jurnal-jurnal dan sumber lain, data sekunder tersebut membantu dalam mencari informasi sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk meneliti (Sugiyono, 2016:225).

Penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu mencari data mengenai profil Desa Tempur, identifikasi potensi wisata Desa Tempur dan strategi pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur, selain itu peneltian ini juga menggunakan data kuantitatif dimana data yang dijelaskan meliputi data jumlah penduduk Desa Tempur, dan data fasilitas umum yang terdapat di Desa Tempur. Untuk memperoleh data pada penelitian ini, menggunakan dua sumber yaitu data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti melalui penelitian yang dilakukan dan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan sumber lain seperti artikel, jurnal, internet, buku-buku serta website. Informan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan metode purposive sampling dengan 4 orang informan yang terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, ketua

pokdarwis dan ketua kelompok tani. Hal tersebut dilakukan untuk mencari dan menganalisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang menggambarkan keadaan lapangan apa adanya seuai kondisi dilapangan (Sugiyono, 2007), dimana selanjutnya dapat menganalisis strategi pengembangan yang tepat dilakukan di desa wisata tempur agar dapat dikembangkan dengan tepat.

  • III.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 1. Peta Wisata Desa Tempur Sumber: Pemerintah Desa Tempur, 2020

Desa Tempur berada di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi geografis dari Desa Tempur terletak di lereng kaki Gunung Muria, dimana desa ini memiliki luas wilayah 2.431,00 Ha. Desa ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.564 Jiwa atau 1.230 Kartu Keluarga pada tahun 2019, dimana Desa Tempur terbagi menjadi 6 (enam) dusun yaitu : Dusun Duplak, Kemiren, Petung, Pekosa, Glangah, dan Karangrejo, kemudian terbagi kedalam 6 Rukun Warga, dan 25 Rukun Tangga. Wilayah administrasi pada Desa Tempur di bagian utara berbatasan dengan Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, pada bagian selatan Berbatasan dengan Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jerahi, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara

Desa Tempur memiliki potensi berupa alam, buatan dan budaya yang dapat dikembangkan menjadi produk pariwisata. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Tempur yaitu hasil alam, dimana desa ini merupakan desa penghasil kopi, padi, palawija dan tamanan khas pegunungan. Kopi yang diproduksi oleh Desa Tempur merupakan kopi robusta dimana kopi tersebut memiliki rasa yang khas dan

Vol. 9 No 2, 2021

berbeda dengan kopi lainnya. Di Desa Tempur Kopi merupakan produk unggulan yang mulai dikembangkan sebagai ikon desa ini. Selain produk kopi Desa Tempur memiliki bentang sawah dan perkebnunan yang subur dan luas dimana sebagian besar masyarakat Desa Tempur bekerja di sekitor pertanian.

Selain potensi pertanian, Desa Tempur memiliki potensi wisata alam yang dapat dikembangkan Seperti terdapatnya air terjun, pemandangan lanskap pegunungan, keindahan terasering sawah dan perkebunan kopi yang terletak pada titik tertinggi desa. Desa Tempur juga memiliki potensi pariwisata pada kebudayaan, dimana desa ini memiliki situs sejarah berupa candi. Dari beberapa keunikan tersebut membuat desa ini dikembangkan menjadi desa wisata. Fokus utama pengembangan Desa Tempur berfokus agrowisata, sejarah dan budaya, yang semua itu dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.

B. Potensi Pariwisata Desa Tempur

1. Perkebunan Kopi


Gambar 2. Perkebunan Kopi Desa Tempur Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020


Desa Tempur memiliki perkebunan kopi yang terletak di ujung desa, tepatnya di lokasi tertinggi di desa ini yang masuk kedalam administrasi di Dusun Duplak. Perkebunan Kopi Tempur memiliki luas 352 hektar, yang merupakan perkebunan budidaya dari masyarakat lokal desa dimana bidang pertanian merupakan mata pencaharian pokok masyarakat desa. Kopi Tempur merupakan isitilah dari berbagai jenis kopi yang di budidayakan di Desa Tempur seperti kopi robusta dan arabika. Kopi Tempur sendiri memiliki keunikan dan ciri khas jika dibandingkan dengan kopi jenis di daerah lain yaitu kopi yang dihasilkan memiliki sedikit ampas saat diseduh dan memiliki rasa yang khas sehingga kopi tersebut dijadikan buah tangan

favorit wisatawan yang telah mengunjungi Desa tempur.

2. Situs Sejarah


Gambar 3. Candi Angin

Sumber: Instagram @tempuradventure, 2020


Desa Tempur memiliki situs peninggalan sejarah berupa candi yang berlokasi di Dusun Duplak yaitu situs Candi Angin dan Candi Bubrah dimana penlinggalan candi ini belum diketahui tahun peninggalannya. Selain candi, Desa Tempur juga memiliki situs peninggalan sejarah yaitu Sumur Batu Lumpang dan Batu Yoni, dan juga terdapat peninggalan megalitikum berupa menhir yang diberi nama Situs Kamunoyoso dan Batu Nawangwulan. Peninggalan sejarah tersebut dapat dijadikan sebagai atraksi wisata dibidang pendidikan dan dapat dijadikan obyek penelitian yang dapat diteliti lebih dalam mengenai keberadaannya. Akan tetapi karena lokasi candi yang cukup jauh dari pemukiman dan belum tersedianya akses kendaraan menuju candi tersbut membuat pengunjung sulit untuk mengunjungi situs candi tersebut.

  • 3. Air terjun dan sungai

Potensi wisata yang ada di Desa Tempur selanjutnya yaitu air terjun, di desa ini terdapat air terjun yang mulai dikembangkan menjadi atraksi wisata, air terjun tersebut yaitu air terjun Grenjengan Kemresek. Air terjun ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan air terjun lainnya dimana air tersebut merupakan air terjun bertingkat. Grejegan Kemresek atau Air Terjun Kemresek merupakan salah satu atraksi pariwisata yang dapat dikembangkan di Desa Tempur dimana pengunjung di daya tarik wisata ini dapat bermain air serta mengabadikan pengalamannya dengan foto di tempat tersebut.

Vol. 9 No 2, 2021

Sehingga air terjun tersebut merupakan potensi wisata yang dapat dikembangkan kembali menjadi atraksi wisata.

tersebut dapat dimanfaatkan menjadi salah satu atraksi wisata yang terdapat di desa ini.

Gambar 4. Air Terjun dan Sungai Desa Tempur

Sumber: Instagram @phirinz, 2020


5. Pendakian Gunung


Gambar 6. Jalur Pendakian Gunung Muria Sumber: Instagram @tempuradventure, 2020


Selain itu Desa Tempur memiliki tiga buah sungai yang mengalir dari selatan menuju utara. Sungai tersebut adalah sungai Kaliombo, Sungai Mbolang, dan Sungai Jambu, ketiga sungai ini memiliki sumber air yang jernih dan sejuk serta memiliki arus yang cukup deras, selain itu di kawasan sngai tersebut memiliki panorama berupa pemandangan hamparan sawah dan pegunungan yang dapat menjadi keunikan tersendiri, dimana sungai tersebut dapat dijadikan sebagai atraksi wisata adventure berupa wisata rafting atau arum jeram serta wisata pemandian sungai, yang dimana dapat menjadi alternatif wisata.


4. Persawahan dan Panorama View


Gambar 5. Sawah dan bukit Desa Tempur Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020


Desa Wisata Tempur memiliki hamparan sawah seluas 163 hektar yang terdapat di desa ini, dimana sawah tersebut memiliki keindahan dari bentuk terasering dan tanaman padi yang luas. Dilihat dari keindahan dan keunikannya tersebut dapat dijadikan wisata tanam padi dan bajak sawah sebagai wisata edukasi perdesaan. Selain persawahan Desa Tempur memiliki Bukit yang dapat dimanfaatkan menjadi atraksi wisata dengan melihat pemandangan dari ketinggian desa dimana bukit


Desa Tempur merupakan salah satu gerbang pendakian puncak Gunung Muria pada bagian utara, dimana desa ini merupakan desa terakhir sebelum melakukan perjalanan pendakian menuju puncak Gunung Muria. Biasanya pendaki singgah di Desa Tempur untuk mempersiapkan segala kebutuhan sebelum melakukan pendakian. Puncak pendakian Gunung Muria yaitu Puncak Songolikur dimana puncak tersebut merupakan puncak favorit bagi pendaki yang sedang mendaki di Gunung Muria.

  • C. Kondisi Eksisting Produk Pariwisata Desa Tempur

  • 1.    Atraksi (Attraction)

Atraksi merupakan salah satu komponen produk pariwisata yang dapat dinikmati wisatawan pada suatu destinasi wisata. Desinasi wisata yang dimaksud dapat berupa wisata alam, budaya maupun buatan yang dapat di jadikan sebagai daya tarik tersendiri agar wisatawan mau dan tertarik untuk mengunjungi wisata di Desa Tempur. Terdapat beberapa atraksi yang yang dapat dinikmati oleh wisatawan di Desa Tempur. Seperti wisata alam, agrowisata, dan wisata sejarah yang tentunya memiliki keunikan dan ke khasan tersendiri saat mengunjungi Desa Tempur.

Wisata alam yang dapat dinikmati di Desa Tempur seperti air terjun, dimana desa ini memiliki air terjun Grejegan Kemresek yang memiliki keunikan dan keindahan yang terletak di Dusun Duplak,

Vol. 9 No 2, 2021

selanjutnya yaitu landscape view atau gardu pandang puncak Jehan yang terletak di dusun kunir, dimana atraksi wisata ini menjadi salah satu atraksi favorit tujuan wisatawan datang kemari karena di sini memiliki pemandangan yang indah dan dimanfaatkan wisatawan untuk berfoto dan menikmati alam dari ketinggian, selain itu yaitu terasering sawah juga dijadikan tempat wisatawan singgah dan berswafoto kerena desa memiliki hamparan sawah yang indah dan unik. Selanjutnya wisatawan dapat melakukan kemah atau Camping di desa ini, bumi perkemahan Desa Tempur di Dusun Duplak yang dapat dijadikan lokasi acara pramuka ataupun acara lainnya, selain itu Desa Tempur memiliki wisata trekking, karena desa ini merupakan salah satu akses pendakian menuju Puncak Songolukur atau dalam Bahasa Indonesia yaitu Punak Dua Puluh Sembilan yang merupakan puncak dari Gunung Muria yang merupakan salah satu lokasi pendakian favorit. Desa ini juga memiliki beberapa sungai seperti Sungai Kaliombo, Kali Mbalong, dan Kali Jambu yang dijadikan wisatawan untuk melakukan swafoto dan bermain air sama halnya seperti yang dilakukan di wisata air terjun.

Gambar 7. Wisata Alam Desa Tempur

Sumber: Instagram @tempuradventure, 2020

Selain wisata alam, Desa Tempur memiliki wisata pertanian agrowisata kopi yang beragam dimana masyarakat menamainya dengan sebutan Kopi Tempur. Kopi Tempur banyak di budidayakan oleh masyarakat setempat, dimana perkembunan kopi banyak terdapat di Dusun Duplak. Lokasi dusun tersebut merupakan lokasi untuk perkebunan, sehingga masayarakat memanfaatkannya dengan menanam kopi, wisatawan dapat melihat bentangan perkebunan kopi serta dapat

belajar    dan    melihat aktivitas

masayarakat saat berkebun.

Gambar 8. Produk Kopi Desa Tempur

Sumber: Instagram @tempuradventure, 2020

Desa Tempur juga memiliki wisata sejarah berupa peninggalan situs bersejarah berupa situs candi yang dijadikan sebagai daya tarik wisata ataupun lokasi penelitian peninggalan bersejarah. Terdapat 2 peninggalan candi di desa ini yaitu Candi Angin dan Candi Bubrah yang berlokasi di ujung dari desa ini yang masuk kedalam Dusun Duplak dimana peninggalan situs candi ini merupakan peninggalan dari kerajaan kalingga dan diperkirakan berusia lebih tua dari Candi Borobudur, hal tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk pariwisata dan dijadikan lokasi penelitian arkeologi. Selain candi, Desa Tempur memiliki situs Sumur Batu Lumpang dan kamunoyoso yang berbentuk seperti sumur yang diduga peninggalan pada masa Kerajaan Kalingga.

Gambar 9. Peninggalan Sejarah Desa Tempur Sumber: Instagram @visitjepara, 2020

Desa tempur juga memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang masih bertahan hingga saat ini. Budaya khas dari desa tempur adalah kupatan, panen raya, sedekah bumi, dan syuronan. Kebudayaan tersebut merupakan atraksi khas dari desa tempur yang setiap tahun diadakan, dan menjadi agenda tahunan oleh masyarakat sehingga dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi Desa Tempur.

  • 2.    Fasilitas (Aminities)

Vol. 9 No 2, 2021

Fasilitas yang terdapat di Desa Tempur yaitu Akomodasi berupa tempat tinggal wisatawan seperti hotel, homestay, villa, resort dan lain sebagainya, dimana akomodasi terdapat kamar tidur dan fasilitas lainnya untuk wisatawan agar nyaman dan menikmati saat melakukan kunjungan pada suatu destinasi pariwisata Fasilitas Pariwisata yang terdapat di Desa Tempur yaitu terdapat Homestay bagi wisatawan yang hendak menginap, harga homestay yang ditawarkan berkisar Rp. 150.000 hingga Rp. 300.000 untuk satu malam. Selain itu juga terdapat beberapa toilet umum, gazebo dan pondok wisata yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan yang sedang berkunjung, terdapat juga cafe, warung makan dan toko oleh oleh jika wisatawan hendak menikmati kuliner atau ingin membeli produk khas dari desa, selain itu juga terdapat guide atau pemandu perjalanan wisata jika wisatawan membutuhkan bantuan saat berwisata di Desa Tempur.

Gambar 10. Fasilitas Penunjang Desa Tempur Sumber: Instagram @jack.cottage, 2020


  • 3.    Aksesbilitas (Accessibility)

Aksesbilitas untuk menuju Desa Tempur tidak terlalu sulit. Wisatawan dapat memanfaatkan teknologi peta melalui ponsel atau google maps untuk menuju ke desa ini, selain itu pengunjung dapat mengambil jalur jalan antar kabupaten yaitu jalan Jepara-Pati sejauh 34km dari pusat Kota Jepara hingga gerbang masuk menuju arah Desa Tempur, disana terdapat gapura bertuliskan selamat datang di Desa Tempur, yang kemudian pengunjung dapat mengikuti arah jalan tersebut hingga sampai di Desa Tempur. Sepanjang perjalanan menuju Desa Tempur terdapat papan petunjuk arah yang sangat jelas, sehingga dapat memberikan informasi petunjuk arah

untuk wisatawan yang hendak berkunjung. Untuk sampai desa diperkirakan memakan waktu sekitar 1 jam atau 30km dari gapura pintu masuk. Dikarenakan letak Desa Tempur terletak di lereng Gunung Muria dan desa paling ujung di daerah Kecamatan Keling, akses jalan menuju Desa Tempur berupa jalan aspal. Meski Desa Tempur terletak di pegunungan tidaklah sulit mencari sinyal handphone, karena desa ini terdapat pemancar sinyal provider tertentu, sehingga memudahkan wisatawan saat berwisata.

4. Kelembagaan (Ancelery)

Desa Tempur memiliki Lembaga yang mengurusi bidang pariwisata yaitu pemerintah desa yang dibantu Pokdariwis atau kelompok sadar wisata yang bernama Dono Wilopo dimana pokdariws inilah yang bertugas untuk mengembangkan serta mendorong kegiatan dalam mengembangkan bidang pariwisata, dimana peran dari pokdarwis adalah mengedukasi    serta    mengajak

masayarakat       ikut       serta

mengembangkan        pariwisata

khususnya di Desa Tempur agar lebih baik lagi. selain itu pokdariwis Dono Wilopo sudah mengembangkan paket-paket wisata dan guideing di Desa Tempur tujuannya yaitu memberitahu,   menemani   dan

menjelaskan tentang keuinikan desa agar wisatawan yang berkunjung tidak hanya menikmati wisatanya saja, akan tetapi juga mengetahui sejarah dan keunikan desa. Dengan demikian pariwisata di Desa Tempur menjadi lebih baik lagi, makin berkembang,      serta      dapat

mendatangkan wisatawan yang lebih banyak lagi.

D. Perumusan Strategi Penyediaan Produk Agrowisata Kopi Berdasarkan Analisis


Gambar 11. Jalan menuju Desa Tempur Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020

Vol. 9 No 2, 2021

Pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) di Desa Tempur

Strategi perencanaan dalam mengembangkan suatu daya tarik wisata sangatlah beragam, salah satunya yaitu strategi analisis SWOT. Dalam perencanaan pengembangan agrowisata kopi di Desa Tempur, sangatlah tepat mengunakan strategi analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dimana dengan analisis tersebut dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada daya tarik wisata yang akan dikembangkan dan juga dapat menganalisis mengenai strategi yang akan digunakan. Dengan adanya strategi tersebut dapat menjabarkan tentang potensi yang dimiliki pada daya tarik wisata serta dapat merencanakan pembangunan yang akan dibuat dalam mengembangkan suatu destinasi ataupun daya tarik wisata.

Penerapan analisis SWOT perlu diterapkan dalam strategi pengembangan daya tarik wisata agar dapat mengetahui Strengthts (Kekuatan) dimana kekuatan merupaan faktor utama dalam mengembangkan pariwisata, karena pada kekuatan inilah yang menjadi daya dukung suatu destinasi pariwisata dapat dikembangan dengan baik sebagaimana mestinya. Selanjutnya yaitu Weaknesses (Kelemahan) adalah suatu kekurangan yang terdapat pada suatu destinasi yang atau bahan evaluasi di dalam merencanakan pengembangan pada suatu destinasi atau daya tarik wisata. selanjutnya adalah Opportunities (Peluang) yaitu kemampuan yang dimiliki pada destinasi atau daya tarik wisata yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan pada masa yang akan datang. Yang terakhir yaitu Threats (Ancaman) yaitu sesuatu yang berasal dari luar ataupun dalam destinasi atau daya tarik wisata yang dapat mengancam keberlangsungan pariwisata.

Penggunaan analisis SWOT dilakukan untuk melihat dan mengetahui kondisi dari dalam daya tarik wisata (internal) maupun kondisi dari luar daya tarik wisata (eksternal), dari pengembangan agrowisata kopi yang berada di Desa Tempur sebagai daya tarik wisata. Dengan mengetahui analisis SWOT yang terjadi pada pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur dapat direncanakan pengembangan serta pembangunan agrowisata kopi dengan tepat dan sesuai dengan anailisis yang dijabarkan. Berikut adalah analisis SWOT

yang terdapat di daya tarik wisata Agrowisata Kopi Desa Tempur yang dijabarkan dibawah ini:

Strengthts (Kekuatan)

  • 1.    Memiliki lahan yang subur.

  • 2.    Perkebunan kopi yang luas.

  • 3.    Jauh dari pemukiman penduduk.

  • 4.    Kondisi dan suasana perkebunan yang masih asri.

  • 5.    Memiliki kualitas udara yang sejuk.

  • 6.    Atraksi agrowisata saat panen raya.

  • 7.    Dibawah naungan kelompok tani.

Weaknesses (Kelemahan)

  • 1.    Kurangnya perhatian dari pemerintah desa.

  • 2.    Lokasi agrowisata kopi jauh dari pusat desa.

  • 3.    Infrastruktur jalan yang kurang memadai.

  • 4.    Pengelolaan agrowisata  kopi  yang

belum    maksimal.

  • 5.    Kurangnya perawatan di daya tarik wisata.

  • 6.    Kurangnya    promosi     mengenai

agrowisata kopi.

  • 7.    Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang agrowisata.

  • 8.    Sumber Daya Manusia bidang pariwisata masih kurang.

Opportunities (Peluang)

  • 1.    Agrowisata kopi pertama di Eks Karisidenan Pati.

  • 2.    Memiliki pemandangan Pegunungan Muria.

  • 3.    Rasa produk kopi yang khas dan berbeda dengan produk kopi lainnya.

  • 4.    Keterlibatan kelompok tani dalam pengembangan agrowisata.

  • 5.    Perkembangan teknologi dan sosial media meningkatkan promosi.

  • 6.    Semakin populernya agrowisata. Threats (Ancaman)

  • 1.    Rawan bencana longsor

  • 2.    Iklim yang tidak menentu berpengaruh terhadap hasil kopi.

  • 3.    Kerusakan     lingkungan     akibat

pengembangan daya tarik wisata.

  • 4.    Produk yang monoton membuat pengunjung bosan.

  • 5.    Kerusakan     lingkungan     akibat

pengembangan daya tarik wisata.

  • 6.    Produk yang monoton membuat pengunjung bosan.

  • 7.    Peralihan profesi masyarakat dari sektor pertanian ke sektor industry.

Vol. 9 No 2, 2021

Strategi     SO     (Strengths     dan

Opportunities)

  • 1.    Membangun fasilitas sarana dan prasarana penunjang pariwisata.

  • 2.  Memberdayakan petani kopi dalam

mengembangkan agrowisata.

  • 3.  Mengembangkan paket wisata dan

produk olahan kopi Desa Tempur.

  • 4.    Mengembangkan agrowisata kopi sebagai wisata edukasi.

  • 5.    Membangun akomodasi pariwisata.

  • 6.    Membuat inovasi pengemasan produk semenarik mungkin.

Strategi   WO   (Weaknesses   dan

Opportunities)

  • 1.  Melakukan studi banding  dengan

agrowisata kopi lain.

  • 2.  Menjalin kerjasama antara  petani,

pemerintah desa dan swasta dalam

mengembangkan produk agrowisata

kopi.

  • 3.  Membangun infrastruktur jalan agar

lokasi agrowisata dapat dijangkau wisatawan.

  • 4.  Meningkatkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan petani kopi dalam pengembangan dan pengolahan kopi.

  • 5.    Melakukan promosi agrowisata kopi di Desa Tempur.

  • 6.    Menyediakan pusat informasi dan layanan.

Strategi ST (Strengths dan Threats)

  • 1.    Menganalisis      resiko      dalam

pengembangan agrowisata kopi ramah lingkungan.

  • 2.    Menerapkan     Kesehatan     dan

keselamatan      kerja      dalam

pengembangan agrowisata kopi.

  • 3.  Mempertahankan keaslian produk

kopi Desa Tempur.

  • 4.  Mengembangkan produk agrowisata

selain kopi sebagai alternatif daya tarik wisata.

  • 5.    Mengedukasi    petani    maupun

masyarakat mengenai keuntungan mengembangkan agrowisata agar tidak beralih profesi.

Strategi WT (Weaknesses dan Threats)

  • 1.    Mematangkan rencana pengembangan agrowisata kopi.

  • 2.    Melakukan mekanisasi pertanian agar kopi dapat berbuah sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh iklim.

  • 3.    Perbaikan infrastruktur yang terkait dengan pengembangan agrowisata kopi.

  • 4.    Melakukan     pengawasan     dan

pemeliharaan fasilitas pariwisata.

  • 5.    Meningkatkan minat generasi muda Desa tempur dalam mengembangkan serta membuka usaha pariwisata di desanya.

  • E. Penjabaran Strategi SO, WO, ST, WT dalam Pengembangan Pariwisata di Desa Tempur

  • A.    Strategi SO (Strengths and Opportunities)

  • 1.    Membangun fasilitas sarana dan prasarana penunjang pariwisata

Dibangunnnya fasilitas sarana dan prasarana pariwisata di kawasan desa tempur dan khususnya pada agrowisata kopi membuat wisatawan merasa nyaman, karena kebutuhannya selama berada di daya tarik wisata terpenuhi dan menjadi kenangan bagi wisatawan yang membuat wisatawan ingin kembali ke daya tarik wisata tersebut. Adapun dengan dibangunnya fasilitas sarana dan prasarana pendukung dapat membuat keberlanjutan pariwisata pada daerah tersebut, khususnya Desa Tempur.

Sarana dan prasarana yang harus dibangun untuk menunjang kegiatan pariwisata yaitu, seperti, jalan yang baik, petunjuk arah, lampu penerangan, lahan parkir, toilet, gazebo, Musholla, pos loket masuk wisata, restoran atau cafe, toko souvenir atau toko oleh-oleh. Sarana dan prasarana tersebut harus dikembangkan   dan dimatangkan

kembali agar wisatawan menikmati serta memanfaatkan semua fasilitas dan dapat mendorong kemajuan pariwisata. Saat ini fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat di agrowisata kopi tempur hanyalah cafe dan toilet umum yang     diharapkan     kedepannya

membangun fasilitas penunjang lainnya.

Selain membangun fasilitas sarana dan prasarana, pengelola juga harus merawat dan memperbaiki fasilitas yang sudah ada sebelumnya di agrowisata Kopi Tempur. Pemeliharaan dilakukan agar pemanfaatan fasilitas yang sudah tersedia tidak rusak sehingga dapat difungsikan dalam jangka waktu yang lama.

  • 2.    Memberdayakan petani kopi dalam mengembangkan agrowisata

Pengembangan agrowisata agar dapat dikatakan sukses perlu dilakukan pengelolaan dan perawatan yang tepat, mengingat kebun kopi yang akan

Vol. 9 No 2, 2021

dikembangkan menjadi agrowisata di Desa Tempur merupakan perkebunan yang dimiliki petani, oleh karena itu dalam mengembangkan agrowisata kopi perlu adanya kerjasama antara pihak petani, inverstor dan pihak pemeritah desa agar dapat bersinergi dengan baik dan petani tidak kehilangan mata pencahariannya serta dengan adanya pariwisata petani dapat sejahtera.

  • 3.    Mengembangkan paket wisata dan produk olahan kopi Desa Tempur

Pembuatan paket wisata untuk menarik wisatawan agar mau mengunjungi suatu daerah tujuan wisata harus direncanakan dengan matang serta memperhatikan hal-hal penting yang harus dilakukan agar wisatawan dapat menikmati suatu atraksi yang disajikan pada suatu daya tarik wisata. Dengan beragamnya atraksi dalam suatu daya tarik wisata dapat menarik wisatawan yang memiliki tujuan berbeda-beda untuk mengunjungi daya tarik wisata dalam satu lokasi.

Pengembangkan agrowista kopi Desa Tempur juga memerlukan pengembangan paket wisata agar bervariasi, seperti dikembangkannya atraksi wisata tanam kopi, panen kopi, pengolahan kopi serta wisata kuliner di kebun kopi. Dengan adanya kegiatan tersebut membuat wisatawan ingin tahu serta ingin megunjungi wisata yang di inginkannya. Selain itu pelaku usaha pariwisata dapat mengembangkan produk olahan kopi seperti agar semakin menarik dan beragam agar tidak terkesan monoton bagi wisatawan, hal tersebut perlu diakukan agar pariwisata dapat keberlanjutan dan dapat berjalan dengan stabil.

  • 4.    Mengembangkan agrowisata kopi sebagai wisata edukasi

Agrowisata merupakan salah satu dari wisata edukasi karena didalam konsep agrowisata memperhatikan keberlanjutan dari suatu pertanian, maka dari hal tersebut agrowisata kopi Desa Tempur perlu mengembangkan bermacam atraksi pariwisata yang dimilikinya agar wisatawan dapat belajar mengenai berkebun kopi, dari menanam kopi hingga pengolahan dapat dijadikan pembelajaran bagi wisatawan yang sedang berkunjung, seperti contoh atraksi wisata yaitu tanam kopi, panen kopi, pengolahan kopi serta wisata

kuliner di kebun kopi. Hal tersebut perlu direncanakan lebih matang lagi agar wisata perkebunan kopi di Desa Tempur dapat berkembang dengan baik.

  • 5.    Membangun akomodasi pariwisata

Akomodasi merupakan fasilitas penunjang dalam kepariwisataan yang biasanya mencakup tempat tinggal wisatawan saat mengunjungi destinasi pariwisata, seperti hotel, homestay, villa dimana dalam akomodasi tersebut memiliki kenyamanan dan pelayanan bagi wisatawan dengan baik. Dalam merencanakan pengembangan akomodasi perlu diperhitungkan dengan matang. Jika dilihat dari keadaan tersebut maka pembangunan akomodasi di Desa Tempur lebih tepat berupa homestay dan villa. Dimana sebelumnya Desa Tempur hanya memiliki akomodasi berupa homestay yang masih sangat terbatas, maka dari hal tersebut pengembangan akomodasi pariwisata perlu dilakukan agar wisatawan dapat tinggal dan menikmati daya tarik wisata yang ada di Desa Tempur.

  • 6.    Membuat inovasi pengemasan produk semenarik mungkin

Pengemasan pada suatu produk memiliki peranan penting pada sebuah produk yang dijual, selain menambah nlai eksetika, desain dalam kemasan juga dapat menarik perhatian dan menjadi salah satu bahan promosi. Selain itu pengemasan yang baik dan tepat pada sebuah produk dapat membuat produk terlindungi dan bertahan lama serta terhindar dari kerusakan.

Produk agrowisata yang mulai dikembangkan Desa Tempur adalah kopi. Kopi Tempur saat ini sudah diperjual belikan pada masyarakat maupun wisatawan dengan menggunakan kemasan plastic dengan harga yang bervariasi. Dengan dibuatnya kemasan yang lebih baik dan menarik dapat menambah nilai jual produk kopi yang ditawarkan dapat menjadi lebih baik lagi, selain itu pengelola juga dapat mencantumkan tanggal produksi serta tanggal kedaluarsa produk kopi tersebut.

  • B.    Sreategi WO (Weaknesses and Opportunities)

  • 1.    Melakukan studi banding dengan agrowisata kopi lain

Vol. 9 No 2, 2021

Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya agar menadi lebih baik lagi. dengan adanya studi banding kedua belah pihak dapat saling mengetahui kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada pengelolaan daya tarik wisata serta dapat menunjaunya sebagai acuan untuk perencanaan pariwisata kedepan. Dalam membuat serta merencanakan        pengembangan

agrowisata kopi perlu dilakukannya studi banding antara agrowisata kopi Desa Tempur dengan agrowisata kopi lain yang serupa agar dapat belajar, bertukar pikiran serta mengetahui bagaimana strategi pengembangan dan pemasaran agrowisata kopi agar menjadi lebih baik lagi.

  • 2.    Menjalin kerjasama antara petani, pemerintah desa dan swasta dalam mengembangkan produk agrowisata kopi

Sangatlah perlu dilakukannya kerjasama   antara petani   dengan

pemerintah desa maupun  swasta

merupakan srategi yang tepat dilakukan mengingat    untuk    mendukung

keberlangsungan       pembangunan

pariwisata      serta      mambantu

kesejahteraan masyarakat desa. Maka dari itu perlunya koordinasi yang intens antara ketiga belah pihak agar pembangunan dapat dilakukan dengan baik. Selain itu kerjasama dengan pihak swasta diperlukan dalam pembangunan suatu daya tarik wisata untuk membantu dalam pembangunan sarana, prasarana, akomodasi serta atraksi wisata pendamping untuk penujang kegiatan pariwisata inti.

  • 3.    Membangun infrastruktur jalan agar lokasi agrowisata  dapat dijangkau

wisatawan

Pengembangan agrowisata kopi Desa      Tempur      memerlukan

pengembangan infrastrukur jalan agar wisatawan dapat menjangkau lokasi agrowisata dengan mudah, karena pada saat ini infrastrukur khusunya jaringan jalan menuju lokasi agrowisata kopi sangat sempit dan belum memadai sehingga wisatawan kesulitan untuk menjangkau lokasi, sehingga perluasan infrastruktur jalan perlu dikembangkan kembali agar pengembangan agrowisata

kopi desa tempur dapat berjalan dengan baik.

  • 4.    Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan petani kopi dalam pengembangan dan pengolahan kopi.

Pengembangan agrowisata kopi perlu adanya edukasi untuk para petani mengenai keterampilan dan pengelolaan perkebunan  khususnya agrowisata,

karena dengan mengedukasi petani mengenai    pemahaman    tentang

pengelolaan kebun yang akan dikembangkan menjadi agrowisata dengan baik, serta dapat meningkatkan hasil, kualitas dan produk yang dihasilkan oleh petani dan menunjang pada hasil panen dan berdampak juga terhadap pariwisata, mengingat ilmu pengetahuan tentang agrowisata sangatlah penting, karena dengan adanya agrowisata membuat wisatawan dapat belajar mengenai pertanian kepada petani secara langsung.

  • 5.    Melakukan promosi agrowisata kopi di Desa Tempur

Promosi penting dilakukan untuk memberi tahu serta membujuk kepada masyarakat atau calon wisatawan untuk mengunjungi suatu daya tarik wisata yang dipromosikan. Promosi pariwisata jika dikembangkan secara optimal dapat membuat semua potensi yang dimiliki pada daya tarik wisata berkembang. Promosi pada daya tarik wisata agrowisata kopi Desa Tempur belum dilakukan secara maksimal, promosi lebih digencarkan pada daya tarik wisata alamnya. Olah karena itu, dalam pengembangan agrowisata kopi di desa tempur perlu dilakukan promosi yang lebih intens agar masyarakat dan wisatawan dapat mengetahui dan mengunjungi agrowisata tersebut.

  • 6.    Menyediakan pusat informasi dan layanan

Pusat infomasi dan layanan dalam suatu daya tarik wisata sangatlah penting, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada pengunjung atau wisatawan secara langsung, mengingat wisatawan memerlukan informasi dan layanan mengenai produk pariwisata yang ditawarkan, sehingga dengan adanya pusat informasi dan layanan dapat membantu     wisatawan     dalam

menemecahkan kendala yang dihadapi saat melakukan wisata. Dalam mengembangkan agrowisata kopi Desa

Vol. 9 No 2, 2021

Tempur perlu disediakannya pusat informasi dan layanan sebagai penunjang wisatawan dalam melakukan aktivitas pariwisata.


C. Strategi ST (Strengths and Threats)


1.


2.


3.


Menganalisis resiko dalam pengembangan agrowisata kopi ramah lingkungan

Merencanakan dan mengembangkan daya tarik wisata perlu melakukan analisis mengenai resiko, agar dapat mengetahui hasil yang akan didapatkan. Dalam pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur sangat penting memperhatikan resiko yang kemungkinan terjadi, agar pengembangan agrowisata sesuai dengan rencana. Dalam mengembangkan wisata berbasis pertanian sangat penting untuk memperhatikan keberlanjutan parwisata, sehingga perlu adanya perhatian terhadap aspek lingkungan. Berhubung agrowisata merupakan salah satu dari bagian ekowisata maka keberlanjutan lingkungan dan ekosistem alam merupakan aspek penting dalam membangun dan mengembangan agrowisata.

Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam pengembangan agrowisata kopi

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan atraksi pariwisata, dalam mengembangkan agrowisata kopi perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja agar atraksi wisata yang ada pada agrowisata kopi Desa Tempur memenuhi standar operasional prosedur yang telah di terapkan. Dengan adanya standar operasional prosedur dalam keseahatan dan keselamatan kerja dapat meminimalkan resiko kecelakaan yang terjadi pada atraksi pariwisata yang dikembagkan.

Mempertahankan keaslian produk kopi Desa Tempur

Keaslian suatu produk pariwisata harus dipertahankan agar tidak tergerus dengan munculnya produk-produk baru, karena keaslian dan keunikan dari


produk wisata dapat membuat pariwisata berkembang. Keunikan dari kopi Desa Tempur adalah memiliki rasa yang berbeda dngan kopi lainnya dan tekstur kopi yang halus dan tidak


memiliki ampas kopi, dari keunggulan tersebut     harus     dipertahankan

keasliannya, agar identitas kopi khas Desa Tempur tidak tergantikan oleh produk produk lainnya

  • 4.    Mengembangkan produk agrowisata selain kopi sebagai alternatif daya tarik wisata

Mengembangkan produk agrowisata selain kopi sebagai alternatif pengganti pariwisata merupakan strategi yang dapat dilakukan, mengingat dalam pertanian kopi memiliki musim tanam dan panen yang tidak dapat dilakukan setiap saat, oleh karena itu pengembangan produk agrowisata pengganti dapat dilakukan agar wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata tersebut tidak kecewa dan menggantinya     dengan     pilihan

agrowisata pengganti.

Potensi agrowisata selain kopi di desa tempur yang dapat dikembangan adalah tanaman palawija dan persawahan. Kedua produk alternatif tersebut banyak dijumpai di desa tempur dan menjadi salah satu daya tarik wisata yang belum dikemangkan, maka dari itu potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai alternatif wisata jika daya tarik agrowisata kopi sedang belum memasuki musimnya.

  • 5.    Mengedukasi     petani     maupun

masyarakat mengenai keuntungan mengembangkan agrowisata agar tidak beralih profesi

Mengedukasi petani dan masyarakat desa      mengenai      keuntungan

pengembangan pariwisata merupakan strategi yang dapat dilakukan agar petani dan masyarakat lokal merasakan dampak dari adanya pariwisata. Pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur memerlukan tenaga para petani dan masyarakat lokal agar mereka tidak beralih profesi ke industri lain, serta dapat menekan penduduk agar tidak merantau keluar daerah untuk bekerja.

  • D. Strategi WT (Weaknesses and Threats)

  • 1.    Mematangkan rencana pengembangan agrowisata kopi

Pentingnya dalam merencanakan pengembangan    pariwisata    perlu

mematangkan konsep serta rencana pembangunan seluruh aspek pariwisata, dengan siapnya seluruh aspek yang tersedia dapat membuat pengembangan pada suatu daya tarik wisata.


Vol. 9 No 2, 2021

Agrowisata kopi Desa Tempur memerlukan perencanaan yang matang seperti mempersiapkan konsep serta seluruh       penunjang       untuk

mengembangkan     wisata     agar

pengembangan agrowisata kopi sesuai dengan target dan dapat mendatangkan wisatawan.

  • 2.    Melakukan mekanisasi pertanian agar kopi dapat berbuah sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh iklim

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pertanian berkembang dengan baik, termasuk mekanisasi tanaman.     Mekanisasi     tanaman

merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan agar tanaman kopi dapat berbuah sepanjang tahun. Dengan adanya mekanisme pertanian banyak sekali pihak yang diuntungkan seperti petani dan masyarakat lokal serta pariwisata, karena agrowisata kopi dapat berjalan sepanjang tahun tanpa melihat musim.

  • 3.    Perbaikan infrastruktur yang terkait dengan pengembangan agrowisata kopi

Perbaikan infrastruktur merupakan aspek terpenting dalam pariwisata, dengan adanya infrastruktur yang memadai merupakan poin utama dalam pengembangan    pariwisata.    Pada

pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur   memerlukan   perbaikan

terhadap infrastrukur karena kondisi akses menuju agrowisata kopi sangat terbatas dan kurang memadai, sehingga pengembangan infrastruktur sangatlah penting     bagi     keberlangsungan

pariwisata agar dapat berjalan dengan baik.

  • 4.    Melakukan     pengawasan     dan

pemeliharaan fasilitas pariwisata

Pengawasan dan pemeliharaan rutin pada fasilitas pariwisata penting dilakukan untuk keberlangsungan pariwisata itu sendiri.    Dalam

mengembangkan agrowisata kopi Desa Tempur sangatlah perlu untuk memperhatikan pengawasan serta pemeliharaan fasilitas pariwisata agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

  • 5.    Meningkatkan minat generasi muda Desa tempur dalam mengembangkan serta membuka usaha pariwisata di desanya

Akibat dari adanya modernisasi membuat generasi muda tidak mau untuk bekerja dibidang pertanian,


karena pertanian dianggap sudah tertinggal dari zaman dan banyak generasi muda memilih bekerja pada bidang industri. Potensi utama yang terdapat Desa Tempur adalah pertanian, karena Desa tempur terdapat di lereng gunung dan memiliki lahan yang subur sehingga mayoritas mata pencaharian masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian. Oleh karena hal tersebut dengan adanya agrowisata kopi di Desa Tempur dapat meningkatkan miat generasi muda untuk mengembangkan pertanian serta mengedukasi agar generasi muda dapat mengelola dan mengembangkan pertanian dan pariwisata lebih baik lagi.

  • IV. KESIMPULAN

Desa Tempur memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan, diantaranya perkebunan kopi, situs sejarah berupa Candi Angin, Candi Bubrah, sumur Batu Lumpang, Sumur Batu Yoni, air terjun Grejegan Kemresek, Sungai Kaliombo, Sungai Jambu, Sungai Mbolang, selain itu panorama view di Desa Tempur yang dikelilingi oleh pegunungan dan juga persawahan yang membentang di daerah ini. Pengembangan pariwisata Desa Tempur perlu di rumuskan agar menjadi desa wisata yang mandiri dan unggul, serta dapat mendatangkan wisatawan untung berkunjung di desa dan mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakatnya, oleh karena itu perlunya perumusan strategi perencanaan pengembangan agrowisata khususnya kopi yang menjadi identitas dari Desa Wisata Tempur.

Keunggulan yang dimiliki Desa Tempur yaitu lahan pertanian yang subur, lahan kopi yang luas, kualitas udara yang baik, sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu masih kurangnya perhatian dari desa, lokasi perkebunan yang jauh dari rumah warga sehingga akses menuju kebun masih belum memadai, belum adanya pengembangan agrowisata kopi, kurangnya promosi dan sumber daya manusia yang kurang. Meski demikian dalam pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur memiliki peluang seperti, kopi yang khas, kawasan lokasi yang indah yang dikelilingi pegunungan, belum ada agrowisata serupa yang dikembangkan pada daerah tersebut dan semakin sadarnya masayarakat mengenai


Vol. 9 No 2, 2021

pentingnya    pemahaman    mengenai

agrowisata.    Akan    tetapi    dalam

pengembangan agrowisata kopi yang dilakukan di Desa Tempur memiliki ancaman seperti rawan bencana longsor, kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan, eksploitasi dan lain sebagainya.

Perumusan mengenai strategi pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur harus memperhatikan seluruh aspek terkait. Perencanaan yang pertama yaitu mempersiapkan atraksi yang dapat dilakukan wisatawan saat mengunjungi desa seperti membuat wisata tanam kopi, petik kopi hingga pengolahan kopi selain itu juga dapat dijadikan wisata edukasi bagi wisatawan yang berkunjung. dalam mengembangkan atraksi wisata perlu pengembangan fasilitas yang terkait seperti pembuatan toilet umum, pembangunan homestay, resroran, caffe, toko oleh-oleh dan fasilitas pariwisata lainnya untuk kenyamanan wisata. Selanjutnya perlu pembangunan aksesbilitas seperti jaringan jalan yang memadai, jaringan komunikasi serta petunjuk jalan yang jelas untuk menuju desa wisata dan daya tarik wisata. Selain itu kelembagaan perlu ditingkatkan agar pengembangan pariwisata desa tempur dapat berjalan baik, selain itu perlu adanya kerjasama antara pihak pengelola,

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

A Hari Karyono. 1997. Kepariwisataan. Jakarta:

Grasindo

Anom, I. P., Suryasih, I. A., Nugroho, S.,  &

Mahagangga, I. G. A. O. (2017). Turismemorfosis:  Tahapan selama seratus

tahun perkembangan dan prediksi pariwisata Bali. Metamorfosis Pariwisata, Tantangan Membangun Pariwisata Berkelanjutan di.

Atmoko, T. P. H., Akademi, D., & Yogyakarta, P.

(2014). Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan Kabupaten Sleman. Jurnal Media

Wisata. Vol 12. No. 2.P. 146-148, November.

Cooper, Jhon Fketcher, David Gilbert and Stephen Wanhill. 1995. Tourism, Principles and Practice. London: Logman

Delita, Fitra. dan Tumidar, Sidauruk. (2017). Analisis Swot Untuk Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pemandian Mual Mata Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun. Jurnal Geografi, 9(1), 41

Inskeep, E. 1991. Tourism Planning; An Integreted and Sustainable Development Approach. New York: John Wiley & Sons.

masyarakat    dan    petani    dalam

mengembangan agrowisata kopi Desa Tempur.

Strategi pengembangan agrowisata kopi Desa Tempur tentunya perlu memberhatikan analisis Pendekatan SWOT utuk melihat dan menjabarkan mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam pengembangan daya tarik agrowisata kopi yang selanjutnya dipaparkan analisis pengembangan dengan menggunakan strategi SO seperti Membangun fasilitas sarana dan prasarana, memberdayakan petani, dan memabngun akomodasi pariwisata. Selanjutnya strategi WO yaitu perlumya melakukan studi banding, menjalin kerja sama dengan agrowisata serupa, dan melakukan promosi. Strategi ST yaitu menganalisis risiko,    menerapkan    K3    dalam

pengembangan  agrowisata  kopi, dan

mengedukasi   masyarakat  keuntungan

pengembangan  agrowisata  agar tidak

beralih profesi. Strategi WT mematangkan

rencana pengembangan    agrowisata,

perbaikan infrastruktur dan mengedukasi masyarakat agar melek terhadap pariwisata. Jika semua itu dilakukan dengan tepat maka pengembangan agrowisata kopi dapat berjalan tepat sesuai dengan rencana.

Lobo, R.E, Goldman, G.E. and others. 1999. Agricultural Tourism: Agritourism Benefits Agriculture In San Diego Country, California Agriculture. California: University of California.

Marpung,     Happy.     2000.     Pengetahuan

Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Muliawan, H. 2008. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Konsep dan Implementasi. Tanpa kota: tanpa penerbit.

Nuryanti, W. (1993). Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi

Priasukmana, Soetraso & R. Muhammad Mulyadin. 2001.    Pengembangan    Desa Wisata:

Pelaksanaan Undang-undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi. Vol 2.

Dini, Putri Rahma. 2013. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Panas Menjadi Kawasan Wisata di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Vol. 9 No 2, 2021

Sammeng, A.M. 2001. Cakrawala Pariwisata. Balai Pustaka. Jakarta

Spillane, James. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.

Suansri, Potjana. 2003. Comumunity Based Tourism Handbook. Thailand : REST Project.

Sugiama, A Gima. 2011. Ecotourism: Pengembangan Pariwisata Berbasis Konservasi Alam. Bandung: Guardaya Intimarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012:126). Teknik pengambilan sampel purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet

Undang-Undang Republik Insonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Wahab, Salah. (2003). Manajement Kepariwisataan.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Kepariwisataan.

Bandung: Angkasa Yanti.

Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata. PT Pradnya Paramita : Jakarta.

430