Penilaian Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Pelaku Industri Pariwisata Terhadap Covid-19 Di Labuan Bajo
on
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
Penilaian Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Pelaku Industri Pariwisata Terhadap Covid-19 Di Labuan Bajo: Studi Cross-Sectional
Septian Hutagalunga, 1, Roseven Rudiyantoa, 2
-
aPoliteknik eLBajo Commodus, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur
Abstract
Cases of pneumonia caused by the novel corona virus or 2019-nCoV, known as COVID-19 have spread throughout the world. One of the industries affected by the massive spread of the disease is tourism. This happens because human movement is restricted. West Manggarai Regency, which has Labuan Bajo as a priority tourism destination in Indonesia, is experiencing a loss of local revenue (PAD). Moreover, tourism is the largest passenger of PAD in West Manggarai Regency. In response to the impact of tourism, the government reopened Komodo National Park. A quantitative approach to data collection through surveys is the method used in this study. The sampling technique used in this study was purposive sampling technique, where the individuals who were the respondents had certain criteria according to the research needs, such as age and the field of tourism where they worked. There is a measuring tool in this study adapted from a study of the knowledge, attitudes and practices (PSP) of the Malaysian population against COVID-19 in Malaysia and China. Therefore, researchers consider it necessary to study the knowledge, attitudes and practices of tourism industry players towards COVID-19 as a basis for assessing the readiness of industry players to open the flow of tourists to Labuan Bajo during the COVID-19 pandemic. The results of this study show that tourism industry players in Labuan Bajo have low knowledge scores about COVID-19, an optimistic attitude that the COVID-19 pandemic will be controlled, and in practice tourism industry players use masks and wash their hands with soap or hand. sanitizer in everyday life, but still visit crowded places even though it's not urgent.
Keyword: berupa kata atau frase kunci dandipisah dengan koma; (maksimal 5 kata kunci)
-
I. PENDAHULUAN
Kasus penyakit pneumonia yang diakibatkan oleh virus novel corona atau 2019-nCoV, yang dikenal sebagai COVID-19 dilaporkan pertama kali pada akhir tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok (Huang et al., 2020). Semenjak saat itu banyak bermunculan kasus penyakit serupa di berbagai negara, sehingga WHO mengumumkan bahwa 2019-nCoV atau covid-19 merupakan penyakit pandemic (WHO, 2020). Berjalannya waktu, kasus COVID-19 di Indonesia meningkat jumlahnya, dan pada 13 april 2020 Pemerintah Republik Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional melalu Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana NonAlam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) (BNPB, 2020).
Sebagai langkah mitigasi, maka diterapkan kebijakan social distancing (menjaga jarak sosial, menghindari kerumuman), kemudian physical distancing (jaga jarak antar orang minimal 1,8 meter) sejak awal Maret 2020 (Hardiwardoyo, 2020). Penerapan mitigasi tersebut membuat perekonomian terpuruk. Gossling, Scott & Hall (2020) mengatakan belum ditemukannya vaksin COVID-19, dan penerapan social distancing, memiliki efek kerugian kepada perekonomian, termasuk kepariwisataan.
Kerugian Indonesia di sektor pariwisata diprediksi mencapai 4 juta dolar Amerika Serikat (Hakim, 2020). Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia juga mengalami kerugian akibat COVID-19. Berdasarkan Laporan Survei Dampak COVID-19 terhadap Pariwisata di Manggarai Barat dijelaskan bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Manggarai Barat (2020) menjelaskan bahwa Tahun 2017 kontribusi sektor pariwisata sebesar 19,80 % dari total PAD atau sebesar Rp. 24.445.107.113 dan meningkat pada tahun 2019 sebesar 35,65% atau Rp. 60.572.930.746.
Indonesia menetapkan beberapa kebijakan untuk meningkatkan perekonomian akibat penyebaran COVID-19.
Salah satunya ialah lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan COVID-19 yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia pada 10 Juni 2020 (Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, 2020). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemerintah menekankan pentingnya prakondisi yang ketat, yaitu sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara masif terutama mengenai sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti.
Secara bertahap pariwisata mulai aktif kembali di beberapa daerah, salah satunya adalah Labuan Bajo. Pemerintah pusat menetapkan kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK) akan dibuka untuk wisatawan domestik dan asing mulai 15 Agustus 2020 (Markus, 2020). Dengan pembukaan maka para pelaku industri pariwisata harus mempersiapkan diri beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam menyambut para turis di masa pandemi COVID-19. Peneliti berpendapat bahwa kesiapan para pelaku industri pariwisata dapat dinilai melalui pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap COVID-19. Azlan et al (2020) berpendapat bahwa pengetahuan, sikap dan praktik (PSP) suatu komunitas terhadap COVID-19 memainkan peran vital dalam menilai kesiapan masyarakat untuk menerima kebiasaan baru dari otoritas kesehatan. Para pelaku industri sendiri merupakan bagian dari masyarakat.
Labuan Bajo merupakan pintu masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK) yang telah menjadi salah satu destinasi pariwisata prioritas Indonesia. Menurut Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara jumlah kunjungan wisatawan ke TNK pada tahun 2019 mencapai 567.253 orang (Kustiani, 2021). Oleh karena itu, peneliti menganggap diperlukan kajian mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik pelaku industri pariwisata terhadap COVID-19 pada pembukaan kembali industri pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Penelitian ini bertujuan untukmenilai pengetahuan, sikap, dan praktik pelaku industri pariwisata di Labuan Bajo. Sekaligus memberikan gambaran mengenai
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
kesiapan pelaku pariwisata terhadap kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran COVID-19.
-
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dapat menjelaskan, menganalisis, dan memberikan prediksi tentang fenomena atau perilaku yang diamati (Cheia, 2010). Dalam studi ini, pendekatan crosssectional dianggap paling tepat untuk mengumpulkan informasi pengetahuan, sikap, dan praktik pelaku industri Pariwisata terhadap COVID-19 di Labuan Bajo. Cross-sectional sendiri merupakan metode observasional yang memfokuskan pada data sebuah populasi di satu titik waktu tertentu, dan seperti mengambil gambaran pada sebuah populasi (Wang dan Cheng, 2020). Menurut Sedgwick (2014) survei cross-sectional sangat cocok untuk memperkirakan fenomena suatu perilaku dalam suatu populasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa survei cross-sectional biasanya dilakukan dengan kuesioner dan responden disurvei hanya sekali, sehingga dalam pelaksanaannya cepat, mudah, dan murah.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara survei kuesioner. Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data primer mengenai pengetahuan, sikap dan praktik (PSP) pelaku industri pariwisata terhadap COVID-19. Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive random sampling merupakan teknik pengumpulan data, dimana responden dipilih karena kriteria yang dimiliki (Etikan, Mussa, & Alkassim, 2016). Dijelaskan lebih lanjut bahwa teknik ini memungkinkan peneliti menentukan apa yang ingin diketahui berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada para pelaku industri pariwisata di tempat bekerja. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal 18 agustus 2020 hingga 20 agustus 2020 dan jumlah data yang terkumpul mencapai 122 responden.
Instrumen Penelitian
Instrumen survei merupakan adaptasi dari studi tentang pengetahuan, sikap, dan praktik (PSP) penduduk Malaysia terhadap COVID-19 di Malaysia dan Tiongkok (Azlan et al, 2020). Kuesioner yang dibagikan terdiri dari empat tema utama: 1) sosiodemografi, informasi tentang responden, termasuk jenis kelamin, usia, bidang pariwisata tempat bekerja (Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center, pemandu, Kapten / Awak Kapal Pariwisata, pekerja di hotel dan restoran, pengelola destinasi, dan UMKM); 2) pengetahuan tentang COVID-19; 3) sikap terhadap COVID-19; dan 4) praktik yang relevan dengan COVID-19.
Dalam mengukur pengetahuan tentang COVID-19 responden, penelitian ini menanyakan 12 pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian pengetahuan, sikap, dan praktik (PSP) penduduk terhadap COVID-19 di Malaysia dan Tiongkok (Azlan et al, 2020). Ada tiga tema dalam 12 pertanyaan tersebut, diantaranya: a) informasi klinis (pertanyaan 1-4 empat), b) cara penularan (pertanyaan 5-8), dan c) pencegahan dan pengendalian COVID-19(pertanyaan 9-12). Peserta diberi opsi jawaban "ya" atau "tidak" untuk setiap item. Tanggapan yang benar untuk suatu pertanyaan diberi skor 1, sedangkan tanggapan yang salah diberi 0. Skor total maksimum 12, dimana skor yang lebih tinggi menunjukkan pengetahuan yang lebih baik tentang COVID-19. Untuk mengukur sikap terhadap COVID-19, responden ditanya apakah mereka setuju bahwa COVID-19 pada akhirnya akan berhasil dikendalikan, apakah mereka optimis bahwa Pemerintah Indonesia dan Kabupaten
Manggarai Barat dapat menghadapi dengan baik virus COVID-19, apakah anda siap menerima turis dengan informasi protokol kesehatan yang anda miliki, dan apakah mereka siap menerima turis dengan informasi protokol kesehatan yang dimiliki. Setiap item memiliki opsi jawaban “ya” atau “tidak”. Tanggapan yang “ya” untuk suatu item diberi skor 1, sedangkan “tidak” diberi 0. Untuk mengukur praktik, peserta diberikan pertanyaan tentang apakah mereka menghindari pergi ke tempat keramaian walaupun tidak mendesak; apakah mereka memakai masker wajah saat meninggalkan rumah; dan apakah mereka sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan. Setiap item memiliki opsi jawaban “ya” atau “tidak”. Tanggapan yang “ya” untuk suatu item diberi skor 1, sedangkan “tidak” diberi 0.
Analisis statistik
Uji reliabilitas dan validitas instrument penelitian
Sebuah kuesioner terbukti realibel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5% (Widi E, 2011). Uji reliabilitas dan validitas alat ukur variabel pengetahuan. Skala pengetahuan memiliki 12 pernyataan. Uji validitas dilakukan pada 122 responden. Nilai Cronbach’s Alpha yang didapat 0,388 dengan signifikasi 5% (p < 0.05). Validitas skala penelitian ini menggunakan koefisiensi validitas ≥ 0.1779 (tabel r, n=122 df=120). Dengan demikian skala pengetahuan terbukti realibel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.
Uji reliabilitas dan validitas alat ukur variabel sikap. Skala sikap memiliki 3 pertanyaan. Uji validitas dilakukan pada 122 responden. Nilai Cronbach’s Alpha yang didapat 0,497 dengan signifikasi 5% (p < 0.05). Validitas skala penelitian ini menggunakan koefisiensi validitas ≥ 0.1779 (tabel r, n=122 df=120). Dengan demikian kuesioner terbukti realibel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.
Uji reliabilitas dan validitas alat ukur variabel praktek. Skala praktek memiliki 3 pertanyaan. Uji validitas dilakukan pada 122 responden. Nilai Cronbach’s Alpha yang didapat 0,226, dengan signifikasi 5% (p < 0.05). Validitas skala penelitian ini menggunakan koefisiensi validitas ≥ 0.1779 (tabel r, n=122 df=120). Dengan demikian kuesioner terbukti realibel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.
Uji normalitas penyebaran data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebar normal atau tidak. Peneliti dapat mengabaikan nilai uji normalitas jika respondennya berjumlah ratus (Ghasemi & Zahediasl, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa apabila jumlah responden >30-40, maka jumlah distribusi sampling akan cenderung normal, tidak terpengaruh oleh bentuk datanya. Karena jumlah sampel pada penelitian ini 122 responden, maka data yang dimiliki terdistribusi normal.
Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antarvariabel dalam penelitian ini saling berhubungan. Data yang telah diuji dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansi linearitas < 0,05. Pada uji linearitas variabel pengetahuan dengan variabel sikap menunjukan nilai Sig. yang didapat adalah 0.16 > 0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel pengetahuan memiliki hubungan yang linear dengan variabel sikap. Sementara uji linearitas variabel pengetahuan dengan praktek menunjukan nilai Sig. yang didapat adalah 0.36 > 0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel pengetahuan memiliki hubungan yang linear dengan variabel praktek.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakter Demografi
Pada penelitian ini ada 122 responden yang berpartisipasi. Jenis kelamin responden didominasi oleh pria dengan 60% (73 responden), kategori umur 18 - 29 tahun mendominasi dengan 70% (86 responden), dan latar belakang pendidikan yang mendominasi adalah SD – SMA
dengan 76% (93 responden). Untuk bidang industri pariwisata yang digeluti, didominasi oleh kategori Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center dengan 33% (40 responden), dan kategori Restoran / Hotel dengan 30% (37 responden).Untuk data karakter demografi bisa dilihat di bawah ini pada tabel 1.
Tabel 1. Sosial Demografi Responden
Sosial Demografi
Karakteristik |
Jumlah |
Persentasi (%) | |
e ■g ≡ I—. OJ W |
Pria |
73 |
60% |
Wanita |
37 |
30% | |
Tidak menjawab |
12 |
10% | |
Kategori umur 18 - 29 tahun |
86 |
70% | |
S S O |
Kategori umur 30 - 50 tahun |
24 |
20% |
Kategori umur > 50 tahun |
0 |
0% | |
Tidak menjawab |
12 |
10% | |
S as as ^ on S CD Qm |
SD - SMA |
93 |
76% |
D1 - D3 |
5 |
4% | |
D4 / S1 - S2 > S2 |
16 0 |
13% 0% | |
Tidak menjawab |
8 |
7% | |
Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center |
40 |
33% | |
M 'C ® .s |
Restoran / Hotel |
37 |
30% |
Kapten / Awak Kapal Pariwisata |
25 |
20% | |
Pemandu / Guide |
14 |
11% | |
Tidak menjawab |
6 |
5% |
Sumber: olahan data primer, 2020
Penilaian Pengetahuan
Untuk mengukur variabel pengetahuan terhadap COVID-19 terdapat 12 pertanyaan yang digunakan.Skor rata-rata variabel pengetahuan adalah 8,25.Tingkat persentasi jawaban benar responden mencapai 68,8%
(8,25/12*100) dimana range skor jawaban benar diantara 33,3% hingga 100%. Sekitar 32 responden (26%) yang mendapatkan skor diatas 9, dimana skor tersebut merupakan batas level pengetahuan terhadap COVID-19 yang ditentukan oleh peneliti.
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden
Soal |
Ya |
Tidak |
1. Apakah gejala klinis utama COVID-19 adalah demam, kelelahan, batuk kering, dan nyeri badan? |
102 (84%) |
20 (16%) |
2. Apakah gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan bersin (seperti flu biasa) lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi virus COVID-19? |
25 (20%) |
97 (80%) |
3. Saat ini belum ditemukan obat yang efektif untuk menyebuhkan COVID-19, namun apakah pengobatan gejala dan penanganan dini dapat membantu sebagian besar pasien pulih dari infeksi? |
90 (74%) |
32 (26%) |
4. Tidak semua penderita COVID-2019 akan menjadi kasus yang parah. Apakah hanya mereka yang sudah lanjut usia, memiliki penyakit kronis, dan obesitas kemungkinan besar akan menjadi kasus yang parah? |
82 (67%) |
40 (33%) |
5. Apakah menyentuh hewan liar dapat menyebabkan penularan oleh virus COVID-19? |
86 (70%) |
36 (30%) |
6. Apakah orang yang terinfeksi COVID-19 tidak dapat menularkan virus ke orang lain ketika tidak demam? |
66 (54%) |
56 (46%) |
7. Apakah virus COVID-19 menyebar melalui tetesan pernapasan / droplet orang yang terinfeksi? |
92 (75%) |
30 (25%) |
8. Apakah orang normal bisa memakai masker untuk mencegah penularan virus COVID-19. |
113 (93%) |
9 (7%) |
9. Apakah anak-anak dan remaja tidak perlu melakukan tindakan untuk mencegah penularan oleh virus COVID-19? |
54 (44%) |
68 (56%) |
10. Apakah untuk mencegah penularan COVID-19, individu harus menghindari pergi ke tempat keramaian dan menghindari menggunakan transportasi umum. |
97 (80%) |
25 (20%) |
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
-
11. Apakah isolasi diri dan disertai pengobatan bagi orang yang terinfeksi virus COVID-19 menjadi cara efektif untuk mengurangi penyebaran virus.
-
12. Apakah seseorang yang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi virus COVID-19 harus segera diisolasi di tempat yang tepat, dimana biasanya, waktu isolasi adalah 14 hari?
103 (84%) 19 (16%)
97 (80%) 25 (20%)
Sumber: olahan data primer, 2020
Mayoritas responden mengetahui bahwa orang normal bisa memakai masker untuk mencegah penularan virus COVID-19 (93%), dan isolasi diri dan disertai pengobatan bagi orang yang terinfeksi virus COVID-19 menjadi cara efektif untuk mengurangi penyebaran virus (84%). Namun demikian, responden memiliki informasi yang salah mengenai penyebaran virus COVID-19, dimana
54% menganggap orang yang terinfeksi COVID-19 tidak dapat menularkan virus ke orang lain ketika tidak demam. Selain itu, selisih sedikit mengenai perlu tidaknya anak-anak dan remaja melakukan tindakan untuk mencegah penularan oleh virus COVID-19, dimana 56% responden berpendapat perlu dan 44% berpendapat tidak. Untuk detail jawaban pertanyaan pengetahuan terhadap COVID-19 bisa dilihat pada tabel 2.
Tabel 3. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik sosial demografi
Sosial Demografi | ||||
Karakteristik |
jumlah |
persentasi (%) |
Persentasi Benar | |
•—, CD W |
Pria |
73 |
59.8% |
8.11 (67.6%) |
Wanita Tidak menjawab |
37 12 |
30.3% 9.8% |
8.65 (72.1%) 7.92 (66%) | |
Kategori umur 18 - 29 tahun |
86 |
70.5% |
8.21 (68.4%) | |
O |
Kategori umur 30 - 50 tahun |
24 |
19.7% |
8.58 (71.5%) |
Kategori umur > 50 tahun |
0 |
0.0% |
0 | |
Tidak menjawab |
12 |
9.8% |
7.92 (66%) | |
CB CB ΛS CU |
SD - SMA |
93 |
76.2% |
8.05 (67.1%) |
D1 - D3 |
5 |
4.1% |
8.6 (71.7%) | |
D4 / S1 - S2 |
16 |
13.1% |
9.5 (79.2%) | |
> S2 |
0 |
0.0% |
0 | |
Tidak menjawab |
8 |
6.6% |
7.88 (65.7%) | |
CQ .≡ |
Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center |
40 |
32.8% |
8.92 (74,3%) |
Restoran / Hotel |
37 |
30.3% |
7.97 (66.4%) | |
Kapten / Awak Kapal Pariwisata |
25 |
20.5% |
8.24 (68.7%) | |
Pemandu / Guide |
20 |
16.4% |
7.45 (62.1%) |
Sumber: olahan data primer, 2020
Perbedaan pengetahuan berdasarkan karakteristik demografi juga dinilai menggunakan ANOVA pada aplikasi SPSS ver. 16. Hasil analisis menunjukan bahwa skor jawaban benar lebih tinggi berdasarkan kategori jenis kelamin adalah wanita, kategori umur adalah kategori umur 30 - 50 tahun, tingkat pendidikan D4 / S1 -S2 untuk kategori pendidikan, dan untuk kategori bidang industri adalah agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center. Kategoti pemandu / guide memperoleh skor terendah berdasarkan kategori bidang industri pariwisata yang digeluti dengan tingkat presentasi jawaban benar mencapai 62,1% dengan skor rata-rata 7,45.Untuk data skor pengetahuan berdasarkan demografi bisa dilihat di bawah ini pada tabel 3.
Penilaian Sikap
Sebanyak 86,1% responden memiliki sikap setuju bahwa COVID-19 akan berhasil dikendalikan. Selanjutnya, sebanyak 54% responden memiliki sikap optimis terhadap Pemerintah Indonesia dan Kabupaten Manggarai dapat menghadapi dengan baik COVID-19. Ada 91% responden memiliki sikap yang siap untuk menerima turis dengan informasi protokol yang dimilikinya, walaupun demikian sebanyak 58% dari mereka tidak menjelaskan persiapan
apa yang telah dilakukan untuk menerima para turis. Data skor sikap berdasarkan pertanyaan bisa dilihat pada gambar 1.
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden didapat hasil bahwa presentasi responden pria lebih tinggi yang berpendapat bahwa COVID-19 pada akhirnya bisa dikendalikan (89%). Karakteristik umur kategori 18 – 29 tahun dan 30 – 50 tahun memiliki presentasi yang sama yaitu 87%. Berdasarkan latar belakang pendidikan presentasi kategori SD – SMA lebih tinggi yang berpendapat bahwa COVID-19 pada akhirnya bisa dikendalikan (87%).Kemudian kategori Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center merupakan bidang industri paling yakin COVID-19 pada akhirnya bisa dikendalikan, dimana presentasinya 90%.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021

Gambar 1. Grafik sikap responden terhadap COVID-19.
Responden pria menyatakan siap untuk menerima tamu sebanyak 93%.Berdasarkan kriteria umur, kategori kelompok umur 18 - 29 tahun menyatakan siap menerima tamu sebanyak 94%.Responden dengan tingkat pendidikan D4 / S1 - S2 yang menyatakan siap menerima tamu mencapai 100%, kelompok SD – SMA 95%.Responden kategori Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center yang menyatakan siap mencapai 95%.Untuk data skor sikap berdasarkan demografi bisa dilihat di bawah ini pada tabel 4.
Sumber: olahan data primer, 2020
Tabel 4. Tingkat sikap responden berdasarkan karakteristik sosial demografi
Apakah Anda setuju bahwa COVID-19 pada |
Apakah Anda optimis bahwa Pemerintah Indonesia dan Kabupaten |
Apakah anda siap menerima turis dengan informasi protokol kesehatan yang anda miliki? |
akhirnya akan berhasil dikendalikan? |
Manggarai Barat dapat menghadapi dengan baik | |
virus COVID-19? |
Karakteristik |
Ya |
Tidak |
Ya |
Tidak |
Ya |
Tidak | |
e S ^s I—. D W |
Pria |
65 (89%) |
8 (11%) |
37 (51%) |
36 (49%) |
68 (93%) |
5 (7%) |
Wanita |
31 (84%) |
6 (16%) |
20 (54%) |
17 (46%) |
33 (89%) |
4 (11%) | |
Tidak menjawab |
9 (75%) |
3 (25%) |
9 (75%) |
3 (25%) |
10 (83%) |
2 (17%) | |
Kategori umur 18 - 29 tahun |
75 (87%) |
11 (13%) |
46 (53%) |
40 (47%) |
81 (94%) |
5 (6%) | |
S S O |
Kategori umur 30 - 50 tahun |
21 (87%) |
3 (13%) |
12 (50%) |
12 (50%) |
20 (83%) |
4 (17%) |
Kategori umur > 50 tahun |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 | |
Tidak menjawab |
9 (75%) |
3 (25%) |
8 (67%) |
4 (37%) |
10 (83%) |
2 (17%) | |
S as as ^ an S c -a Qm |
SD - SMA |
81 (87%) |
12 (13%) |
53 (57%) |
40 (43%) |
88 (95%) |
5 (5%) |
D1 - D3 |
4 (80%) |
1 (20%) |
2 (40%) |
3 (60%) |
2 (40%) |
3 (60%) | |
D4 / S1 - S2 |
13 (81%) |
3 (19%) |
5 (31%) |
11 (69%) |
16 (100%) |
0 (0%) | |
> S2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 | |
Tidak menjawab |
7 (87%) |
1 (13%) |
6 (75%) |
2 (25%) |
5 (62%) |
3 (38%) | |
to 2 rO bβ as S |
Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center |
36 (90%) |
4 (10%) |
14 (35%) |
26 (65%) |
39 (97%) |
1 (3%) |
Restoran / Hotel |
32 (86%) |
5 (14%) |
24 (65%) |
13 (35%) |
34 (92%0 |
3 (8%) | |
Kapten / Awak Kapal Pariwisata |
21 (84%) |
4 (16%) |
13 (55%) |
12 (45%) |
22 (88%) |
3 (12) | |
Pemandu / Guide |
16 (80%) |
4 (20%) |
15 (75%) |
5 (25%) |
16 (80%) |
4 (20%) | |
Skor |
8,36 (SD: |
7,59 (SD: |
8,14 (SD: |
8,39 (SD: |
8,26 (SD: |
8,18 (SD: | |
Pengetahuan |
1,8) |
1,8) |
1,8) |
1,7) |
1,8) |
1,7) |
Sumber: olahan data primer
Penilaian Praktek
Untuk penilaian variabel praktek ada 3 pertanyaan yang diajukan kepada responden, yaitu 1) tidak berpergian ke tempat keramaian walaupun tidak mendesak, 2) penggunaan masker wajah saat keluar rumah, dan 3) sering cuci tangan dan penggunaan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan.
Pada pertanyaan pertama untuk variabel praktek, sebanyak 70% responden menjawab bahwa mereka tetap pergi ke tempat keramaian walaupun tidak mendesak, dan 30% menjawab menghindari untuk pergi ke tempat keramaian. Pada pertanyaan kedua, 93% responden
menjawab selalu menggunakan masker ketika keluar rumah, hanya 7% responden yang menyatakan tidak. Pada pertanyaan ketiga, 89% responden menjawab bahwa pada saat ini sering mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan.
Berdasarkan karakteristik responden, untuk pertanyaan pertama dalam mengukur variabel praktek diperoleh data bahwa responden kategori pria (59%), kategori umur 18 – 29 tahun (79%), kategori pendidikan SD – SMA (75%), dan kategori pelaku industri bidang Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center masih berpergian ke tempat keramaian walaupun tidak mendesak dengan presentasi 77%.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
□ Ya □Tidak

apakah Anda pergi apakah Anda selalu mencuci tangan ke tempat mengenakan Janmenggunakan keramaian masker saat keluar hand sanitizer walaupun tidak rumah? untuk menjaga mendesak? kebersihan tangan?
Gambar 2. Grafik praktek responden terhadap COVID-19.
Sumber: olahan data primer
Untuk pertanyaan kedua variabel praktek tentang penggunaan masker pada saat keluar rumah, didominasi oleh responden wanita (97%), kategori tidak menjawab umur (100%) dan 30 – 50 tahun (96%), kategori tidak menjawab tingkat pendidikan (100%). Akan tetapi kategori tingkat pendidikan SD – SMA dan D4 / S1 – S2 memiliki presentasi yang sama, yaitu 94%. Untuk karateristik bidang industri, kategori Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center dan Pemandu / Guide memiliki presentasi 100%.
Pertanyaan ketiga variabel praktek tentang cuci tangan dan penggunaan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan pada periode sekarang.Responden yang tidak memilih kategori jenis kelamin (100%), dan responden wanita mencapai 97% yang melakukan hal tersebut.Tingkat jumlah responden yang sering cuci tangan dan penggunaan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan mencapai 100% pada kategori pendidikan D4 / S1 – S2.Pada karateristik bidang industri, kategori restoran / hotel mencapai 97%.
Tabel 5. Tingkat praktek responden berdasarkan karakteristik sosial demografi
Dalam beberapa hari terakhir, apakah Anda pergi ke tempat keramaian walaupun tidak mendesak? |
Dalam beberapa hari terakhir, apakah Anda selalu mengenakan masker saat keluar rumah? |
Apakah anda sekarang sering mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan? | |||||
Karakteristik |
Ya |
Tidak |
Ya |
Tidak |
Ya |
Tidak | |
C S W (Z) 'S > * |
Pria |
59 (81%) |
14 (19%) |
66 (90%) |
7 (10%) |
61 (84%) |
12 (16%) |
Wanita |
24 (65%) |
13 (35%) |
36 (97%) |
1 (3%) |
36 (97%) |
1 (3%) | |
Tidak menjawab |
3 (25%) |
9 (75%) |
12 (100%) |
0 (0%) |
12 (100%) |
0 (0%) | |
Kategori umur 18 - 29 tahun |
68 (79%) |
18 (21%) |
79 (92%) |
7 (8%) |
76 (88%) |
10 (12%) | |
Kategori umur 30 - 50 tahun |
14 (58%) |
10 (42%) |
23 (96%) |
1 (4%) |
21 (87%) |
3 (13%) | |
Kategori umur > 50 tahun |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 | |
Tidak menjawab |
4 (33%) |
8 (67%) |
12 (100%) |
0 (0%) |
12 (100%) |
0 (0%) | |
CB S S S d) CU W g H |
SD - SMA |
70 (75%) |
23 (25%) |
87 (94%) |
6 (6%) |
82 (88%) |
11 (12%) |
D1 - D3 |
2 (40%) |
3 (60%) |
4 (80%) |
1 (20%) |
3 (60%) |
2 (40%) | |
D4 / S1 - S2 |
10 (62%) |
6 (38%) |
15 (94%) |
1 (6%) |
16 (100%) |
0 (0%) | |
> S2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 | |
Tidak menjawab |
4 (50%) |
4 (50%) |
8 (100%) |
0 (0%) |
8 (100%) |
0 (0%) | |
rO W C CB 2 S |
Agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center |
31 (77%) |
9 (23%) |
40 (100%) |
0 (0%) |
33 (82%) |
7 (18%) |
Restoran / Hotel |
24 (65%) |
13 (35%) |
32 (86%) |
5 (14%) |
36 (97%) |
1 (3%) |
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
Kapten / Awak Kapal Pariwisata |
17 (68%) |
8 (32%) |
22 (88%) |
3 (12%) |
22 (88%) |
3 (12%) |
Pemandu / Guide |
14 (70%) |
6 (30%) |
20 (100%) |
0 (0%) |
18 (90%) |
2 (10%) |
Skor Pengetahuan |
8.07 (SD: |
8.69 (SD: |
8.25 (SD: |
8.25 (SD: |
8.15 (SD: |
9.15 |
1.9) |
1.3) |
1.8) |
1.2) |
1.8) |
(SD:1.6) |
Sumber: data primer olahan data
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah diolah, dapat ditarik kesimpulan bahwa: a) Karakteristik pelaku pariwisata yang memiliki pengetahuan yang lebih baik adalah wanita dengan kategori umur 30 - 50 tahun yang memiliki tingkat
pendidikan D4 / S1 - S2, dan bekerja pada kategori bidang agen perjalanan / Travel Agent / Tour Operator / Dive Center;b) Mayoritas pelaku industri pariwisata di Labuan Bajo memiliki sikap optimis bahwa pada akhirnya COVID-19 dapat dikendalikan dan mereka menyatakan siap menerima kunjungan wisatawan dengan informasi protokol kesehatan yang dimiliki;c) Dalam variabel praktek, mayoritas para pelaku industri pariwisata masih mengunjungi tempat keramaian walaupun tidak mendesak.
Saran
Perlu diadakannya sosialisasi dan program baru bagi para pelaku industri pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat dengan tujuan a) Meningkatkan pengetahuan tentang informasi klinis, penyebaran, pencegahan dan pengendalian COVID-19; b) Meningkatkan rasa optimisme para pelaku industri pariwisata kepada pemerintah Indonesia dan daerah Kabupaten Manggarai dalam menghadapi COVID-19; c) Meningkatkan rasa peduli kesehatan diri sendiri para pelaku industri pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat.
Seiring berjalannya waktu, informasi mengenai COVID-19 mengalami perubahan.Hal ini terjadi dapat terjadi karena virus ini masih cenderung baru, dan masih banyak penelitian-penelitian yang masih dilakukan unutk menambah dan sekaligus mengkonfirmasi informasi yang tersebar.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya eksplorasi lebih lanjut terutama aktualisasi alat ukur dengan perkembangan informasi mengenai COVID-19 di peneltian selanjutnya. Peneliti juga sadar bahwa ada pertanyaan yang bisa dimasukan ke dalam kuesioner sebagai tambahan untuk menilai pengetahuan, seperti apakah sudah mendapatkan sosialisasi atau pelatihan selama pandemi, dan apa yang menjadi sumber informasi COVID-19 selama ini bagi para pelaku industri pariwisata di Labuan Bajo.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Azlan A.A., et al. (2020).Public knowledge, attitudes and practices towards COVID-19: A cross-sectional study in Malaysia. PLoS ONE 15(5): e0233668.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0233668Sedgwick, P. (2014). Cross sectional studies: advantages and
disadvantages. Bmj, 348.
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden. (2020). Lima Arahan Presiden terkait Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru.Retrieved Augustus22, 2020, from
https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/lima-arahan-presiden-terkait-penerapan-adaptasi-kebiasaan-baru/
Badan Pusat Statistik Manggarai Barat. 2021. [Metode Baru] Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (Jiwa), 2018-2019.Retrieved Juni 20, 2021, from
Cheia, G. (2010). Research methods in tourism. GEOREVIEW: Scientific Annals of Stefan cel Mare University of Suceava. Geography Series. Vol: 19. No. 2.
Etikan, I., Musa, S. &A., Alkassim R. S. 2016.Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling. American Journal of Theoretical and Applied Statistics. Vol. 5, No. 1, , pp. 1-4. doi: 10.11648/j.ajtas.20160501.11
Ghasemi A.,& Zahediasl S. Normality Tests for Statistical Analysis: A Guide for Non-Statisticians. Int J Endocrinol Metab. 2012;10(2):486-9. DOI: 10.5812/ijem.3505
Gössling, S., Scott, D., &Hall, M. C. (2020).Pandemics, tourism and global change: a rapid assessment of COVID-19. Journal of Sustainable Tourism.
https://doi.org/10.1080/09669582.2020.1758708
Hakim, R. N. (2020). Akibat Virus Corona, Pariwisata Indonesia
Diprediksi Rugi 4 Juta Dolar AS. Retrieved Augustus 24, 2020,from https://nasional.kompas.com/read/2020/02/05/08591911 /akibat-virus-corona-pariwisata-indonesia-diprediksi-rugi-4-juta-dolar-as
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., et al. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan. The Lancet, 395(10223), 497– 506.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736 (20)30183-5.
Ida Ayu Rostini et al. (2020). Laporan Survei Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Manggarai Barat. Labuan Bajo.
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2020).
Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).Retrieved Augustus 20, 2020, from
https://jdih.setneg.go.id/viewpdfperaturan/P18857/Keppre s%20Nomor%2012%20Tahun%202020
Markus, M. (2020). TN Komodo Dibuka 15 Agustus, Siap Terima Kunjungan Wisatawan Domestik dan Asing.Retrieved
Augustus 24, 2020, from
https://regional.kompas.com/read/2020/07/29/09254331 /tn-komodo-dibuka-15-agustus-siap-terima-kunjungan-wisatawan-domestik-dan?page=all.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 2, 2021
Wibowo, H. (2020). Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi COVID-19. Baskara: Journal of Business and EntrepreneurshipVolume 2No. 2 April 2020. DOI: |
World Health Organization. (2020). Archived: WHO Timeline -COVID-19. Retrieved Augustus 22, |
10.24853/baskara.2.2.83-92 | |
Widi E., &Ristya. Uji Validitas dan Realibilitas Dalam Penelitian Epidemiologi Kedokteran Gigi. Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011: 27-34. |
Kustiani, R. (2021). Data Kunjungan Pulau Komodo, Wisatawan Mancanegara Lebih Banyak dari Domestik. Retrieved Juni 20, 2021, from https://travel.tempo.co/read/1421187/data- |
Wang, X., & Cheng, Z. (2020). Cross-sectional studies: strengths, weaknesses, and recommendations. Chest, 158(1), S65-S71. |
kunjungan-pulau-komodo-wisatawan-mancanegara-lebih-banyak-dari-domestik |
355
Discussion and feedback