Faktor-Faktor yang Memengaruhi Revisit Intentiondi Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu
on
JurnalDestinasiPariwisata
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 2, 2021
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Revisit Intentiondi Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu
Muhammad Syariful Anama, 1, Wina Yuliantia, 2, Tania Fitrialoka a, 3, Rina Rosia a, 4 1syarifulanam2700@gmail.com, 2winaylynti20@gmail.com, 3taniafitrialoka00@gmail.com, 4 rinarosia@iainsalatiga.ac.id
a Program Studi S1 Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga, Jl. Tentara Pelajar No. 2, Kota Salatiga, Jawa Tengah50721 Indonesia
Abstract
This study aims to identify whether the image of the destination, tourist facilities, accessibility, and word of mouth affect the revisit intention of tourists to the Malahayu Reservoir Tourist Attraction. The sample used in this study amounted to 100 people who were taken using purposive sampling technique. Meanwhile, multiple linear regression was used to analyze the data that had been collected. The results obtained from data analysis, namely simultaneously the destination image, facilities, accessibility, and word of mouth variables have a significant effect on revisit intention. Partially, the image of the destination has a positive but not significant effect on revisit intention. Meanwhile, the accessibility variable does not partially affect revisit intention. However, the facilities and word of mouth variables partially have a positive and significant effect on the revisit intention of tourists to the Malahayu Reservoir Tourist Attraction. From the results of this study, provide recommendations to local governments and tourism managers to improve the quality of facilities in tourist areas and improve access road conditions to tourist attractions that have been damaged. In addition, to improve the image of the destination, it can be done by developing regional cultural activities and attractions in tourist areas. Including improving governance, infrastructure, and cleanliness of tourist attractions as an effort to develop the Malahayu Reservoir destination.
Keywords: Accessibility, Destination Image, Facilities, Revisit Intention, Word of Mouth
Sektor pariwisata termasuk salah satu sektor yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jika sektor pariwisata ini dikelola dengan maksimal maka akan mempunyai dampak yang positif. Begitupun sebaliknya, jika sektor pariwisata tidak secara maksimal dalam pengelolaannya, maka akan cenderung menimbulkan dampak yang negatif(Sulistyafani & Sastrawan, 2021).
Sektor pariwisata belakangan ini berkembang pesat, baik dilihat dari segi pola, bentuk, dan sifat kegiatan. Saat ini, sebagian besar masyarakat menganggap wisata tidak lagi sekedar untuk gaya hidup, melainkan sebagai kebutuhan hidup(Tantriana & Widiartanto, 2019).
MenurutIndriyani & Artanti (2020)pengembangan sektor pariwisata oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat perlu dilakukan, guna mengoptimalkan potensi wisata dari masing-masing daerah di Indonesia untuk menarik minat berkunjung wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Suatu daerah yang mampu mengelola dan mengembangkan tempat-tempat wisata yang dimilikinya, maka akan memberikan keuntungan yang besar bagi daerahnya(Mahfudhotin et al., 2020).
Waduk Malahayu merupakan salah satu daya tarik wisata alam berupa bendungan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1934-
1937. Waduk Malahayu berada di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Hijaunya area sekitar dan perbukitan yang mengelilingi waduk merupakan suguhan utama dari daya tarik wisata ini. Pengunjung dapat menikmati kuliner ikan yang khas yang disediakan oleh warung-warung di area wisata Waduk Malahayu. Selain itu, terdapat juga beberapa wahana wisata lain yang dapat dinikmati pengunjung saat berwisata diWaduk Malahayu seperti taman bermainuntuk anak-anak, wahana becak air, family gathering, perahu mesin untuk mengelilingi waduk dan terdapat pula bumi perkemahan. Daya tarik wisata ini termasuk tempat yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Kabupaten Brebes sehingga tidak heran jika wisata Waduk Malahayu ramai pengunjung setiap waktunya.
Gambar 1 merupakan grafik perkembanganjumlah pengunjungWaduk Malahayu dalam lima tahun terakhir (2016-2020).
Gambar 1. Jumlah PengunjungWaduk Malahayu Tahun 2016-2020
Sumber: BPS Kab. Brebes, 2021
Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung di tahun 2016 sebanyak 66.083 orang, sedangkan pada tahun 2017 jumlah pengunjung berkurang menjadi 32.353 orang. Kemudian mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2018 mencapai 88.379 orang, tahun 2019 menjadi 95.488 orang, dan kenaikan drastis terjadi di tahun 2020 sebanyak 287.604 orang. Kenaikan ini disebabkan oleh pembaharuan dan penambahan beberapa wahana wisata baru yang menarik dan cocok dijadikan spot foto di wisata Waduk Malahayu.
Dalam teori tindakan terencana (theory of planned behavior) menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh seseorang didasari oleh minat dan kemudahan. Tiga hal yang memengaruhi minat tersebut meliputi sikap, norma subjektif, dan kemudahan berperilaku (Ajzen, 2020). Dalam ilmu pemasaran khususnya perilaku konsumen, terdapat variabel-variabel yang erat kaitannya dengan faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Secara khusus, teori perilaku terencana digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi minat, dalam artian minat seseorang dalam pembahasan daya tarik wisata. Sementara itu, menurut Lin (2014), indikator yang digunakan dalam minat seseorang untuk melakukan kunjungan ulang (revisit intention) yaitu intention to revisit dan intention to recommend.
Daya tarik wisata yang nyaman dan memberikan kesan baik, akan membuat wisatawan berkunjung kembali dikemudian hari. Salah satu faktor yang memengaruhi niat berkunjung kembali yaitu citra destinasi yang melekat pada sebuah daya tarik wisata(Tantriana & Widiartanto, 2019). Citra destinasi merupakan persepsi seseorang atau sekelompok orang secara menyeluruh mengenai suatu destinasi. Citra destinasi sebuah wisata mencakup keunikan wisatanya, pemandangannya, keamanannya, keindahan alamnya, kualitas kunjungan, keramahtamahan penduduknya serta
tingkat pelayanannya (Eddyono, 2021). Selain itu, menurut Qu et al. (2011), indikator yang digunakan untuk mengukur citra destinasi terdiri dari cognitive image, affective image, dan unique image. Citra destinasi yang baik dari wisata akan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Hal ini karena wisatawan yang mengunjungi suatu tempat wisata akan menilai dan mengevaluasi untuk mempertimbangkan keputusannya dalam berwisata. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iranita & Alamsyah (2019) dan Sulistyafani & Sastrawan (2021)menghasilkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara citra destinasi terhadap minat kunjung ulang, yang berarti semakin baik citra destinasi sebuah wisata maka minat kunjung ulang wisatawannya semakin tinggi. Semakin baik citra destinasi wisatanya maka akan mendorong niat wisatawan untuk mengunjungi kembali. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan olehMulyati & Masruri (2019)yang menghasilkan bahwa citra destinasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung.
Semua bentuk fasilitas yang tersedia di suatu tempat wisata dapat memengaruhi wisatawan untuk berkunjung terutama dalam hal kemudahan yang diperoleh melalui fasilitas. MenurutSugianto & Marpaung (2020)fasilitas wisata merupakan perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang sedang menikmati wisata baik itu usaha langsung maupun tidak langsung dalam memberikan pelayanan.Marpaung (2019) menjelaskan bahwa ada empat indikator yang digunakan untuk mengukur fasilitas wisata, yaitu kelengkapan, kebersihan, fungsi, dan fisik fasilitas pelayanan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Sugianto & Marpaung, (2020) dan Syahrul (2015)bahwa fasilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung kembali. Hasil yang berbeda terdapat pada penelitian yang dilakukan olehParmin (2017)bahwa fasilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat datang kembali.
Aksesibilitas juga merupakan hal penting yang memengaruhi minat berkunjung wisatawan. Aksesibilitas merupakan kemudahan untuk mencapai tujuan menyangkut waktu tempuh, keamanan dan kenyamanan (Nabila & Widiyastuti, 2018). Menurut Soekadijo (2003) dalam Hidayat et al. (2017)bahwa syarat aksesibilitas meliputi akses informasi fasilitas yang mudah dicapai dan ditemukan, akses jalan yang dapat dilalui untuk sampai ke tempat wisata dan tempat akhir suatu perjalanan seperti terminal atau tempat parkir. Sedangkan menurutSetyanto & Pangestuti (2019) indikator aksesibilitas terdiri dari akses informasi, akses kondisi jalan menuju daerah tempat wisata, dan terminal (atau paling tidak terdapat tempat
parkir). Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat et al. (2017) dan Iranita & Alamsyah (2019)menghasilkan bahwa aksesibilitas berpengaruh signifikan terhadap minat kunjung ulang. Hasil yang berbeda ditunjukan oleh penelitian Alfitriani et al. (2021) bahwa aksesibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat kunjung ulang.
Perilaku pengunjung wisata berupa komunikasi word of mouth berpotensi memengaruhi keputusan berkunjung kembali. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth)adalah cara pemasaran yang memprioritaskan saran dari pengunjung kepada orang lain untuk dapat menarik minatnya sehingga mengikuti saran dari pengunjung(Aprilia et al., 2015). Kesan positif pengunjung sebuah tempat wisata membuat word of mouth menjadi penting yang berdampak pada keputusan wisawatan berkunjung kembali bahkan menyarankan orang lain untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. Selain itu, menurutSugianto & Marpaung (2020) indikator dari word of mouth terdiri dari rekomendasi orang terdekat, informasi yang benar dan dapat dipercaya, memberikan informasi kepada orang lain, dan mengajak teman/relasi untuk berkunjung.Telaah penelitian yang dilakukan olehAprilia et al. (2015) dan Sugianto & Marpaung (2020)bahwa word of mouth berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung ulang. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukanRofiah (2020)bahwa electronic word of mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung.
Dalam penelitian ini, berfokus pada isu determinan minat berkunjung kembali (revisit intention) wisatawan pada Daya Tarik WisataWaduk Malahayu melalui citra destinasi, fasilitas, aksesibilitas, dan word of mouth. Alasan utama peneliti fokus pada isu ini karena belum adanya penelitian yang menyelisik minat para pengunjung untuk datang kembali ke Waduk Malahayu. Oleh karena itu, peneliti ingin menemukan faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi minat pengunjung untuk datang kembali ke wisata tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian sebelumnya, tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh variabel citra destinasi, fasilitas, aksesibilitas, dan word of mouth terhadap revisit intention pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu Kabupaten Brebes. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari daya tarik wisata yang digunakan, dimana dalam penelitian ini berfokus pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu. Selain itu, dirumuskan pula hipotesis dalam penelitian ini, antara lain:
H1: Citra destinasi, fasilitas, aksesibilitas, dan
word of mouth berpengaruh terhadap revisit intention. |
signifikan | |
H2: |
Citra destinasi berpengaruh terhadap revisit intention. |
signifikan |
H3: |
Fasilitas berpengaruh signifikan terhadap revisit intention. | |
H4: |
Aksesibilitas berpengaruh terhadap revisit intention. |
signifikan |
H5: |
Word of mouth berpengaruh terhadap revisit intention. |
signifikan |
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif (Sugiyono, 2019), yang bertujuan untuk mengkajifaktor-faktor yang memengaruhi minat berkunjung kembali (revisit intention) pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu Kabupaten Brebes. Adapun variabel independen yang digunakan yaitu citra destinasi, fasilitas, aksesibilitas, dan word of mouth. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah revisit intention. Penelitian ini dilakukan diWaduk Malahayu, Kabupaten Brebes. Sedangkan objek penelitian ini yaitu pengunjung Waduk Malahayu. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang pengumpulannya dilakukan melalui penyebaran angket (kuisioner) dan data sekunder sebagai penguat gagasan yang dihimpun dari beberapa penelitian terdahulu, situs website kredibel,dan sebagainya yang bersifat dokumentasi(Anam et al., 2021).
Menurut Sugiyono (2019)populasi merupakan generalisasi dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dikaji dan dibuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah wisatawan yang pernah berkunjung ke Waduk Malahayu pada tahun 2020 yang jumlahnya 287.604 orang. Karena jumlahnya terlalu besar, maka peneliti mengambil sampel dari populasi tersebut. Sedangkan, untuk menentukan jumlah sampelnya dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin(Radjab & Jam’an, 2017). Secara matematis ditulis sebagai berikut:
N
287.604
n=Ne2+1 = 287.604 (0,1)2+1=99,96
Dari hasil penghitungan, diperoleh jumlah sampel sebanyak 99,96 dan digenapkan menjadi 100 responden.Selanjutnya, untuk penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling yang pengambilannyaberdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga sampel tersebut menjadi target dalam penelitian(Syahrir et al., 2020).Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket (kuisioner) berbasisweb dengan disertai keterangan sebagai berikut:
-
• Pernah berkunjung keWaduk Malahayu minimal 1 kali.
-
• Berusia minimal 15 tahun (dengan alasan responden yang berusia minimal 15 tahun dianggap sudah memahami pernyataan yang diajukan dalam kuesioner).
MenurutNugroho (2018)dengan menggunakan kuesioner berbasis web dapat mengurangi risiko bias sosial dan responden leluasa dalam menjawab pertanyaan dengan jujur karena ketiadaan interviewers.
Berikutnya, untuk teknik analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap awal, melakukan uji validitas instrumen dan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah seluruh instrumen valid dan reliabel. Kemudian tahap kedua,yaitu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Tahap terakhir adalah uji regresi linier berganda dan uji hipotesis.
Analisis regresi linier berganda adalah teknik analisis yang digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat(Bawono & Shina, 2018). Secara umum, model persamaan dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β1X2 + β1X3 + β1X4 + e
RI = β0 + β1CD + β1F + β1A + β1WOM + e
Dimana:
RI = Revisit Intention
β0 = Konstanta
β1-β4 = Koefisien
CD = Citra Destinasi
F = Fasilitas
A = Aksesibilitas
WOM = Word of Mouth
-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Demografi Responden
Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden
Demografi Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Laki-Laki |
42 |
42% |
Perempuan |
58 |
58% |
Usia | ||
15-20 Tahun |
37 |
37% |
21-25 Tahun |
54 |
54% |
26-30 Tahun |
5 |
5% |
31-35 Tahun |
0 |
0% |
>35 Tahun |
4 |
4% |
Pendidikan |
>S1 |
1 |
1% |
S1 |
19 |
19% |
D1/D2/D3/D4 |
2 |
2% |
SMA/Sederajat |
74 |
74% |
SMP/Sederajat |
1 |
1% |
SD/Sederajat |
3 |
3% |
Pekerjaan | ||
Pelajar/Mahasiswa |
58 |
58% |
Pegawai Negeri |
1 |
1% |
Pegawai Swasta |
21 |
21% |
Wirausaha |
8 |
8% |
Tidak Bekerja |
12 |
12% |
Pendapatan | ||
<1 Juta |
63 |
63% |
1 Juta – 3 Juta |
26 |
26% |
3,1 Juta – 5 Juta |
9 |
9% |
>5 Juta |
2 |
2% |
Berdasarkan tabel 1, dari 100 responden, persentase responden laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 42 persen dan 58 persen, yang menunjukkan dominasi pengunjung perempuan pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu. Pada keseluruhan responden, 37 persen berada pada rentang usia 15-20 tahun, 54 persen pada rentang usia 21-25 tahun, 5 persen pada rentang usia 26-30 tahun, dan 4 persen berusia lebih dari 35 tahun. Dari segi pendidikan, 1 persen bergelar magister, 19 persen bergelar sarjana, 2 persen bergelar diploma, 74 persen tamatan SLTA, 1 persen tamatan SLTP, dan 3 persen tamatan sekolah dasar.
Dilihat dari pekerjaannya, 58 persen adalah pelajar/mahasiswa, 1 persen adalah pegawai negeri, 21 persen bekerja di swasta, 8 persen adalah seorang wirausaha, dan 12 persen tidak bekerja. Sedangkan dari sisi pendapatan, 63 persen memiliki pendapatan kurang dari 1 juta, 26 persen memiliki pendapatan 1 juta – 3 juta, 9 persen memiliki pendapatan 3,1 juta – 5 juta, dan 2 persen berpendapatan lebih dari 5 juta.
Hasil Uji Validitas
Sebelum dianalisis, terlebih dahulu data dari item yang telah diperoleh harus dilakukan uji validitas. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mendeteksi kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Salah satu cara untuk mengetahui butir-butir pernyataan telah valid yaitu dengan membandingkan rhitung dengan rtabel.Cara untuk menentukan rtabel yaitu df=n-2 pada derajat 5%, apabila nilai rhitung> rtabel maka valid (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Uji Validitas | |
Variabel |
Item rhitung rtabel Keterangan |
Citra Destinasi |
CD1 0,793 0,196 Valid |
CD2 CD3 CD4 CD5 CD6 CD7 CD8 |
0,802 0,747 0,823 0,738 0,784 0,783 0,754 |
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid | |
F1 |
0,868 |
Valid | |
F2 |
0,835 |
Valid | |
F3 |
0,862 |
Valid | |
F4 |
0,718 |
„ j , Valid a | |
Fasilitas | |||
F5 |
0,887 |
, Valid | |
F6 |
0,823 |
Valid | |
F7 |
0,917 |
Valid | |
F8 |
0,678 |
Valid | |
A1 |
0,803 |
Valid | |
A2 |
0,737 |
Valid | |
A3 |
0,840 |
Valid | |
A4 |
0,787 |
„ . Valid | |
Aksesibilitas |
0,196 Valid | ||
A5 |
0,833 |
, Valid | |
A6 |
0,849 |
Valid | |
A7 |
0,846 |
Valid | |
A8 |
0,770 |
Valid | |
WOM1 |
0,725 |
Valid | |
WOM2 |
0,797 |
Valid | |
WOM3 |
0,808 |
Valid | |
WOM4 |
0,763 | ||
Word of Mouth |
WOM5 |
0,869 |
0,196 Va i Valid |
WOM6 |
0,843 |
Valid | |
WOM7 |
0,839 |
Valid | |
WOM8 |
0,874 |
Valid | |
RI1 |
0,879 |
Valid | |
RI2 |
0,884 |
Valid | |
RI3 |
0,904 |
Valid | |
RI4 |
0,900 |
„ . _ Valid | |
Revisit Intention |
0,196 Valid | ||
RI5 |
0,914 |
, Valid | |
RI6 |
0,914 |
Valid | |
RI7 |
0,807 |
Valid | |
RI8 |
0,890 |
Valid |
Sumber: Data primer diolah, 2021.
Merujuk pada tabel 2, seluruh item pernyataan dari masing-masing variabel (total 40 butir) telah dinyatakan valid. Hal tersebut dikarenakan nilai dari keseluruhan instrumen memiliki nilai rhitung yang lebih tinggi dari rtabel (0,196). Mengacu dari hasil tersebut, maka seluruh data dalam penelitian ini layak untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
Hasil Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas instrumen, selanjutnya perlu dilakukan uji
reliabilitas.Reliabilitas ialah ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk kuesioner (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Menurut Nunnally (1994) dalam Ghozali (2018), agar dapat dikatakan reliabel, konstruk atau variabel harus memperoleh nilai Cronbach Alpha> 0,70. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Reliabilitas | |
Variabel |
Cronbach’s Alpha Koefisien Keterangan |
Citra Destinasi Fasilitas Aksesibilitas |
0,907 Reliabel 0,932 0.70 Reliabel 0,924 Reliabel |
Word of Mouth
Revisit Intention
Sumber: Data primer diolah, 2021.
0,928
0,961
Reliabel Reliabel
Dari hasil ujireliabilitas sebagaimana dalam tabel 3, kelima variabel telah dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Crocbach’s Alpha > 0,70. Karena data telah valid dan reliabel, maka dapat dilakukan uji-uji statistik tahap selanjutnya.
Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Sebelum dilakukan uji hipotesis, data harus memenuhi salah satu uji asumsi, yaitu uji normalitas
Gambar 2. Histogram
Sumber: Data primer diolah, 2021.
pengganggu atau residual berdistribusi normal. Cara untuk mendeteksi uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik atau uji statistik.
Berdasarkan grafik histogram (gambar 2), menampilkan output seperti lonceng dan grafik normal probability plot yang titik-titiknya menyebar mengikuti garis diagonal, yang artinya membentuk pola distribusi normal. Selain itu, hasil dari pengujian secara statistik dengan menggunakan uji K-S, memperoleh nilai sig> 0,05. Oleh karena itu, data telah berdistribusi normal.
Gambar 3. Normal P-P Plot
Sumber: Data primer diolah, 2021.
Hasil Uji Multikolinieritas
Pengujian asumsi berikutnya adalahuji multikolinieritas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel independen satu dengan variabel independen lainnya.Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas, dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)(Rusman, 2015).
Berdasarkan output uji multikolinieritas (tabel 4),seluruh variabel bebas memiliki nilai tolerance>0.10 dan nilai VIF <10. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa variabel independen dalam model tidak mengalami masalah multikolinieritas.
Tabel 4. Uji Multikolinieritas
Model |
Collinearity Statistics | ||
Tolerance |
VIF | ||
1 |
(Constant) | ||
Citra Destinasi |
0,185 |
5,417 | |
Fasilitas |
0,268 |
3,733 | |
Aksesibilitas |
0,265 |
3,776 | |
Word of Mouth |
0,238 |
4,197 |
Sumber: Data primer diolah, 2021.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bermaksud untuk mendeteksi apakah residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain terjadi ketidaksamaan variance(Ghozali, 2018).Salah satu cara untuk mengetahui masalah heteroskedastisitasyaitu
dengan menggunakan uji Glejser.
Tabel5 merupakan output dari uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser. Agar tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, nilai signifikansi harus lebih besar dari 0,05. Dari keempat variabel bebas, terlihat bahwa seluruh
variabel memiliki nilai Sig > 0,05. Sehingga, model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
Tabel 5. Uji Heteroskedastisitas | |
Model |
t Sig. |
1 (Constant) Citra Destinasi Fasilitas Aksesibilitas Word of Mouth |
2,910 0,005 -1,563 0,121 -1,833 0,070 0,914 0,363 1,618 0,109 |
Sumber: Data primer diolah, 2021.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkanoutput analisis regresi linier berganda (tabel 6), maka dapat dituliskan hasil persamaan regresinya sebagai berikut:
RI=-5,512 + 0,146CD + 0,338F – 0,083A + 0,729WOM
Mengacu pada persamaan regresi di atas, diperoleh nilai koefisien variabel citra destinasi sebesar 0,146. Nilai koefisiendari variabel tersebut menunjukkan pengaruh positif antara citra destinasi dengan revisit intention. Artinya, jika citra destinasi meningkat sebesar satu persen, sedangkan fasilitas, aksesibilitas, dan word of mouth bernilai konstan, maka minat wisatawan untuk berkunjung kembali (revisit intention) akan meningkat sebesar 0,146.
Variabel berikutnya yaitu fasilitas memperoleh nilai koefisien sebesar 0,338. Variabel fasilitas juga memiliki pengaruh positif terhadap revisit intention wisatawan pada Waduk Malahayu. Dimana, jika variabel fasilitas naik sebesar satu persen,
sedangkan citra destinasi, aksesibilitas, dan word of mouth bernilai tetap, maka revisit intention pada Waduk Malahayu meningkat sebesar 0,338.
Selanjutnya, untuk variabel aksesibilitas memperoleh nilai koefisen sebesar -0,083. Berdasarkan koefisen tersebut, variabel aksesibilitas memiliki pengaruh negatif terhadap revisit intention. Artinya, jika variabel tersebut meningkat sebesar satu persen, sedangkan citra destinasi, fasilitas, dan word of mouth bernilai tetap, maka revisit intention pengunjung Waduk Malahayu akan menurun sebesar 0,083.
Sementara itu, variabel word of mouth memperoleh nilai koefisien sebesar 0,729. Koefisien variabel word of mouth memiliki pengaruh positif dengan revisit intention. Hal tersebut mengindikasikan jika word of mouth meningkat sebesar satu persen, sedangkan citra destinasi, fasilitas, dan aksesibilitas bernilai konstan, maka revisit intention akan naik sebesar 0,729.
Tabel 6. Analisis Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
-5,512 |
2,439 |
-2,260 |
0,026 | |
Citra Destinasi |
0,146 |
0,158 |
0,109 |
0,922 |
0,359 |
Fasilitas |
0,338 |
0,112 |
0,296 |
3,014 |
0,003 |
Aksesibilitas |
-0,083 |
0,131 |
-0,063 |
-0,633 |
0,528 |
Word of Mouth |
0,729 |
0,131 |
0,578 |
5,546 |
0,000 |
F = 72,887 | |||||
Sig. F = 0,000 | |||||
R Square = 0,754 | |||||
Adjusted R Square = 0,744 | |||||
Sumber: Data primer diolah, 2021. |
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis pertama (H1) yang diajukan yaitu terkait pengaruh secara simultan dari keempat variabel terhadap revisit intention.Berdasarkan hasil analisis, sebagaimana pada tabel 6, diperoleh Sig. F sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat alpha 0,05. Artinya, variabel citra destinasi, fasilitas, aksesibilitas, dan word of mouth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap revisit intention wisatawan pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu. Oleh akrena itu, H1 diterima.
Hipotesis kedua (H2) yaitu berkaitan dengan pengaruh secara individual dari variabel citra destinasi terhadap revisit intention. Berdasarkan output regresi pada tabel 6, diperoleh nilai Sig 0,359. Nilai tersebut lebih tinggi dari tingkat alpha 0,05 (0,359 > 0,05). Yang berarti bahwacitra destinasi tidak berpengaruh signifikan terhadap revisit intention. Oleh karena itu, H2 yang diajukan tidak dapat diterima.
Hipotesis ketiga (H3) merupakan pengaruh secara parsial dari variabel fasilitas terhadap revisit
intention. Jika dilihat pada tabel 6, variabel fasilitas memiliki nilai Sig sebesar 0,003. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat alpha 0,05 (0,003 < 0,05). Artinya, secara individual variabel fasilitas berpengaruh signifikan terhadap revisit intention. Dengan demikian, H3 diterima.
Hipotesis keempat (H4) adalah dugaan pengaruh secara individual dari variabel aksesibilitas terhadap revisit intention. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan, sebagaimana yang telah dirangkum dalam tabel 6, variabel aksesibilitas memperoleh nilai Sig sebesar 0,528. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (0,529 > 0,05). Artinya, aksesibilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap revisit intention. Maka,H4 tidak diterima.
Hipotesis kelima (H5) merupakan dugaan pengaruh signifikan dari variabel word of mouth terhadap revisit intention. Jika mengacu pada hasil analisis regresi, variabel word of mouth memiliki nilai Sig sebesar 0,000. Nilai signifikansi dari variabel tersebut lebih rendah dari tingkat alpha 0,05 (0,000 < 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa word of mouth secara signifikan berpengaruh terhadap revisit intention wisatawan pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu. Dengan demikian, hipotesis kelima (H5) yang diajukan dapat diterima.
Selain itu, pada tabel 6 juga memperlihatkan nilai dari R Square (R2) sebesar 0,754 atau 75,4%. Nilai tersebut memberikan informasi bahwa variasi dari empat variabel bebas dalam model mampu memengaruhi variabel revisit intention sebesar 75,4%. Sedangkan selebihnya sebesar 0,246 atau 24,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi, memperoleh hasil bahwa citra destinasi memiliki pengaruh yang positif terhadap revisit intention pada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu, tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik citra Waduk Malahayu sebagai salah satu wisata unggulan di Kabupaten Brebes, maka akan mendorong minat wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang pada wisata tersebut, akan tetapi tidak signifikan. Senada dengan yang diungkapkan oleh Anam et al. (2021) bahwa citra yang baik dari sebuah produk atau tempat dapat memengaruhi minat dan keputusan seseorang. Hasil dari penelitian ini mendukung temuan dari penelitian sebelumnya yaituMakalew et al. (2019) dan Nuraeni (2014) yang menyatakan bahwa citra destinasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali (revisit intention). Akan tetapi, hasil dari temuan ini tidak sependapat dengan hasilkajian yang dilakukan oleh Allameh et al. (2015) yang mengungkapkan bahwa
citra destinasi berpengaruh secara signifikan terhadap revisit intention.
Selanjutnya, yaitu pengaruh dari fasilitas terhadap revisit intention, kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis yaitu fasilitas wisata secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk berkunjung kembali (revisit intention) ke Waduk Malahayu. Dalam hal ini berarti ketersediaan fasilitas yang memadai, bersih, berfungsi, dan memiliki kondisi yang baik dapat memengaruhi kenyamanan wisatawan yang kemudian berimbas pada minatnya untuk berkunjung kembali pada wisata tersebut. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang juga memberikan kesimpulan bahwa fasilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap revisit intention(Fitriyani & Pramusinto, 2018; Marpaung, 2019; Pratiwi & Prakosa, 2021; Sugianto & Marpaung, 2020). Lain halnya dengan hasil penelitian Parmin (2017) yang menyatakan fasilitas tidak memiliki pengaruh terhadap minat datang kembali.
Berikutnya, melihat dari hasil pengujian, kesimpulan yang diperoleh dari pengaruh aksesibilitas terhadap revisit intention adalah berpengaruh negatif dan tidak signifikan atau dengan kata lain tidak memiliki pengaruh. Menurut Primadewi et al. (2020), Aksesibilitas pariwisata erat kaitannya dengan tingkat kemudahan wisatawan untuk mencapai suatu tempat wisata.Tidak berpengaruhnya aksesibilitas terhadap revisit intention dikarenakan kondisi jalan untuk menuju tempat wisata terbilang cuku baik, namun ada beberapa jalan yang rusak dan belum diperbaiki sehingga dapat memengaruhi kenyamanan wisatawan pada saat ingin berkunjung kembali. Hasil penelitian ini mengonfirmasi temuan sebelumnya yang dilakukan oleh Alfitriani et al. (2021) dan Primadewi et al. (2020) bahwa aksesibilitas tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali. Namun, berbeda dengan hasil penelitian Giao et al. (2020) yang menyebutkan aksesibilitas secara signifikan berpengaruh terhadap revisit intention.
Terakhir, yaitu berkaitan dengan pengaruh word of mouth terhadap revisit intention, kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis yaituword of mouth secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap revisit intention. Menurut Aprilia et al. (2015), word of mouth merupakan salah satu bauran pemasaran jasa yang diyakini memiliki kontribusi besar terhadap minat berkunjung. Artinya semakin masif para wisatawan yang pernah melakukan kunjungan ke Waduk Malahayu untuk menceritakan pengalaman menariknya kepada orang lain, akan memengaruhi minat berkunjung. Hasil temuan tersebut sejalan dengan Andrian & Trinanda (2019) dan Trung & Khalifa (2019) yang menyebutkan word
of mouth secara positif dan signifikan memiliki pengaruh terhadap revisit intention. Namun, tidak sependapat dengan Oktariani & Syafriddin (2019) yang dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa word of mouth tidak berpengaruh terhadap revisit intention.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa citra destinasi, fasilitas, aksesibilitas, dan word of mouthsecara bersama-sama (simultan) berpengaruhsignifikan terhadap revisit intentionpada Daya Tarik Wisata Waduk Malahayu. Selain itu, secara parsial, citra destinasi memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap revisit intention. Sementara itu, aksesibilitas secara parsialteridentifikasi tidak memiliki pengaruh terhadap revisit
intention.Sedangkan, fasilitas dan word of mouth secara parsial berpengaruh positif serta signifikan terhadap revisit intention.
Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Brebes dan pihak pengelola wisata agar terus meningkatkan kualitas fasilitas di area wisata dan memperbaiki akses kondisi jalan menuju tempat wisata yang telah rusak. Selain itu, untuk meningkatkan citra destinasi, dapat dilakukan dengan pengembangan kegiatan dan atraksi kebudayaan daerah yang ada di daerah tempat wisata. Termasuk peningkatan tata kelola, sarana prasarana, dan kebersihan tempat wisata sebagai upaya pengembangan destinasi Waduk Malahayu.
Selain itu, dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan, yaitu dari variabel yang digunakan hanya terbatas pada empat variabel. Oleh karena itu, untuk penelitian yang akan datang dapat menggunakan variabel yang lebih banyak seperti menambahkan variabellokasi, motivasi, tourist experience, service quality, dan sebagainya. Selain itu, direkomendasikan juga untuk menggunakan analisis yang lebih kompleks seperti path analysis atau moderated regression analysis, sehingga akan memberikan hasil dan kesimpulan yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (2020). The theory of planned behavior: Frequently asked questions. Human Behavior and Emerging Technologies, 2(4), 314–324.
https://doi.org/10.1002/hbe2.195
Alfitriani, Putri, W. A., & Ummasyroh. (2021).
Pengaruh Komponen 4A terhadap Minat Kunjung Ulang Wisatawan pada Destinasi Wisata Bayt Al-Qur’an Al-Akbar Kota Palembang. Jurnal Aplikasi Manajemen Dan Bisnis, 1(2), 66–77.
Allameh, S. M., Pool, J. K., Jaberi, A., Salehzadeh, R., & Asadi, H. (2015). Factors influencing sport tourists’ revisit intentions: The role and effect of destination image, perceived quality, perceived value and satisfaction. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 27(2), 191– 207. https://doi.org/10.1108/APJML-12-
2013-0159
Anam, M. S., Nadila, D. L., Anindita, T. A., & Rosia, R. (2021). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Produk Hand and Body Lotion Merek Citra (Studi Kasus pada Mahasiswa IAIN Salatiga). Jesya: Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah, 4(1), 120–136.
https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.277
Andrian, J., & Trinanda, O. (2019). The Influence of E-Service Quality, E-Satisfaction, and E-Word of Mouth Toward Revisit Intention on Tokopedia Website in Padang City. Jurnal Ecogen, 2(1), 69–77.
https://doi.org/10.24036/jmpe.v2i1.6135
Aprilia, F., Kumadji, S., & Kusumawati, A. (2015). Pengaruh Word of Mouth terhadap Minat Berkunjung serta Dampaknya pada Keputusan Berkunjung (Survei pada Pengunjung Tempat Wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu). Jurnal Administrasi Bisnis, 24(1), 1–6.
Bawono, A., & Shina, A. F. I. (2018). Ekonometrika Terapan: Untuk Ekonomi dan Bisnis Islam Aplikasi dengan Eviews. Salatiga: LP2M IAIN Salatiga.
Eddyono, F. (2021). Pengelolaan Destinasi Pariwisata. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.
Fitriyani, E., & Pramusinto, H. (2018). Pengaruh Fasilitas Perpustakaan, Kualitas Pelayanan, dan Kinerja Pustakawan terhadap Minat Berkunjung Masyarakat. Economic Education Analysis Journal, 7(2), 73–84.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 25. Semarang:
Badan Penerbit-Undip.
Giao, H. N. K., Ngan, N. T. K., Phuc, N. P. H., Tuan, H. Q., Hong, H. K., Anh, H. D. T., Nhu, D. T. H., & Lan, N. T. (2020). How Destination Image Factors Affect Domestic Tourists Revisit Intention to Ba Ria-Vung Tau Province, Vietnam. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(6), 209–220.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no6. 209
Hidayat, T. T., Chalil, & Sutomo, M. (2017). Pengaruh Aksesibilitas dan Citra Destinasi terhadap Niat Berkunjung Kembali Ke Telaga Tambing. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako, 3(2),
201–212.
Indriyani, N. E., & Artanti, Y. (2020). Peran Citra
Destinasi, E-WOM, dan Travel Constraints pada Niat Berkunjung Wisata Pantai di Kota Surabaya, Jawa Timur. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 11(2), 260–281.
https://doi.org/10.21009/jrmsi.011.2.04
Iranita, & Alamsyah, P. (2019). Pengaruh Citra Destinasi, Aksessibilitas Wisata terhadap Minat Kunjung Ulang Wisatawan ke Wisata Bahari Desa Benan. Jurnal Bahtera Inovasi, 2(2), 102–110.
https://doi.org/10.31629/bi.v2i2.1624
Lin, C. H. (2014). Effects of Cuisine Experience, Psychological Well-Being, and Self-Health
Perception on the Revisit Intention of Hot Springs Tourists. Journal of Hospitality and Tourism Research, 38(2), 243–265.
https://doi.org/10.1177/1096348012451460
Mahfudhotin, S., Nurfarida, I. N., & Hidayat, C. W. (2020). Analisis Pengaruh Citra Destinasi, Lokasi dan Media Sosial terhadap Minat Berkunjung Kembali di Objek Wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang. Jurnal Riset Mahasiswa Manajemen, 6(2), 1–6.
Makalew, A. J. L., Mananeke, L., & Lintong, D. C. A.
-
(2019) . Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Revisit Intention (Minat Kunjung Ulang) Wisatawan pada Objek Wisata Alam Batu Angus di Bitung. EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 2631–2640.
Marpaung, B. (2019). Pengaruh Daya Tarik, Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan Keselamatan dengan Kepuasan Wisatawan sebagai Variabel Interventing terhadap Minat Kunjungan Ulang Wisatawan. Jurnal Penelitian Manajemen, 1(2), 144–156.
Mulyati, Y., & Masruri. (2019). Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Domestik Ditinjau dari Perspektif Daya Tarik Destinasi Wisata Kota Bukitinggi. Menara Ilmu, 13(1), 190–205.
Nabila, A. D., & Widiyastuti, D. (2018). Kajian Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas untuk
Pengembangan Pariwisata Umbul Ponggok di Kabupaten Klaten. Jurnal Bumi Indonesia, 7(2).
Nugroho, E. (2018). Prinsip-prinsip Menyusun Kuesioner. Malang: UB Press.
Nuraeni, B. S. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Kunjung Ulang Wisatawan Museum Ranggawarsita Semarang. Jurnal Bisnis Strategi, 23(1), 1–20.
Oktariani, E., & Syafriddin. (2019). Pengaruh Service Quality dan Word of Mouth terhadap Revisit Intention yang Dimediasi oleh Destination Image pada Wisata Pantan Terong Aceh Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 4(3), 391–408.
Parmin. (2017). Pengaruh Service Quality dan
Fasilitas terhadap Minat Berobat Kembali Melalui Kepuasan Pasien Sebagai Variabel Intervening di RSUD dr. Soedirman Kebumen. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 5(2), 122–136.
Pratiwi, Z., & Prakosa, A. (2021). Pengaruh Media Sosial, Event Pariwisata, dan Fasilitas Pelayanan terhadap Minat Berkunjung Ulang di Sandboarding Gumuk Pasir Parangkusumo. Jurnal Fokus Manajemen Bisnis, 11(1), 74–94. https://doi.org/10.12928/fokus.v11i1.3851
Primadewi, E., Rispantyo, & Wardiningsih, S. S. (2020). Analisis Faktor Promosi, Aksesibilitas dan Bukti Fisik terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Studi pada Destinasi Wisata Gunung Beruk Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo). Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, 14, 13–23.
Qu, H., Kim, L. H., & Im, H. H. (2011). A model of destination branding: Integrating the concepts of the branding and destination image. Tourism Management, 32(3), 465–476.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2010.03.0 14
Radjab, E., & Jam’an, A. (2017). Metode Penelitian Bisnis (1st ed.). Makassar: Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rofiah, C. (2020). Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan Berkunjung Dimediasi oleh Citra Destinasi. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis Dewantara, 3(1), 32–39.
Rusman, T. (2015). Statistika Penelitian: Aplikasinya dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setyanto, I., & Pangestuti, E. (2019). Pengaruh
Komponen Destinasi Wisata (4A) terhadap Kepuasan Pengunjung Pantai Gemah Tulungagung. Jurnal Administrasi Bisnis, 72(1), 157–167.
Sugianto, & Marpaung, H. (2020). Pengaruh Word Of Mouth (WOM), Daya Tarik Wisata, dan Fasilitas terhadap Minat Berkunjung Ulang Wisatawan pada Pemandian Air Panas Sumber Padi Kabupaten Batu Bara. Jurnal Manajemen, Ekonomi Sains, 2(1), 101–116.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyafani, A., & Sastrawan, I. G. A. (2021).
Pengaruh Citra Destinasi terhadap Minat
Kunjungan Ulang Wisatawan di Pantai Pandawa, Bali. Jurnal Destinasi Pariwisata,
9(1), 96–104.
Syahrir, Danial, Yulinda, E., & Yusuf, M. (2020). Aplikasi Metode SEM-PLS dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor: IPB
Press.
Syahrul, A. R. (2015). Pengaruh Daya Tarik, Fasilitas dan Aksesibilitas terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berkunjung Kembali ke Aloita Resort di Kab. Kep. Mentawai. Jurnal Pelangi, 7(1), 71–82.
Tantriana, D., & Widiartanto. (2019). Pengaruh
Aksesibilitas, Experiential Marketing dan Electronic Word of Mouth (eWOM) terhadap Keputusan Berkunjung Kembali Melalui
Customer Statisfaction sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 8(3), 1–11.
Trung, N. V. H., & Khalifa, G. S. A. (2019). Impact of Destination Image Factors on Revisit Intentions of Hotel’s International Tourists in Ba Ria-Vung Tau (BR-VT) The Mediating Role of Positive Word-of-Mouth. International
Journal on Recent Trends in Business and Tourism, 3(2), 106–115.
347
Discussion and feedback