Eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo terhadap Perkembangan Pariwisata Yogyakarta
on
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
Eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo terhadap Perkembangan Pariwisata Yogyakarta
Ignatius Jovadondi Pramadana Noble a, 1, I Gede Anom Sastrawan a, 2
a Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
The study aims to the growing tourism sector in Yogyakarta, Beringharjo Traditional Market does not want to be outdone to become a shopping tourist destination for tourists who come to Yogyakarta. With the many modern markets, the Beringharjo Traditional Market still exists among tourists. This study aims to find out how the existence of the Beringharjo Traditional Market according to the perceptions of traders and tourists and the manager's role. This study uses primary and secondary data sources. The type of data used is qualitative and quantitative data. Methods of collecting data through observation, interviews, documentation, and literature studies. Determination of informants in this study using purposive sampling technique. The data analysis used is descriptive qualitative. The results of this study indicate that the existing conditions are described by the 4A concept in the form of attractions include shopping and culinary tours, accesibility includes The Transjogja public transportation, the aminities include parking area, market radios, videotrone market areas, market security voices, loading and unloading facilities, clean toilets, trash cans, escalators connecting upstairs, prayer rooms, health clinics, relaxing lactation facilities, electronic retribution systems, cooperative services and banking, and child care, ancillary at Beringharjo Traditional market managed by the Industry and trade officetourist arrivals in the Beringharjo Traditional Market are increasing from year to year so that the income earned by traders is also increasing. The facilities provided by the manager are also getting better including garbage bins, toilets, CCTV, and other
Keywords : The Existence, Beringharjo Traditional Market, Yogyakarta
-
I. PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta merupakan ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjadi tempat atau pusat berjalannya pemerintahan. Berbagai julukan diberikan untuk kota ini dan salah satu yang populer adalah Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di provinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia.
Dikenal sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta juga cukup populer dalam sektor pariwisata Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan Yogyakarta sebagai kota kedua setelah Bali engan banyaknya kunjungan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang datang untuk berkunjung setelah Bali. Yogyakarta memiliki potensi yang tak kalah menarik jika dibandingkan daerah-daerah wisata lainnya dimana kearifan budaya lokal masih begitu tampak di tengah kehidupan modern saat ini. Mengunjungi kota Yogyakarta adalah salah satu pilihan terbaik jika ingin mempelajari budaya Jawa yang mana masih dipertahankan. Selain budaya, Yogyakarta juga menampilkan kekayaan bentang alam dalam pengembangan pariwisatanya mulai dari pegunungan hingga pantai, serta berbagai bentuk bangunan-bangunan masa prasejarah yang dimiliki. Salah satu bentuk kearifan lokal Yogyakarta itu sendiri adalah pasar tradisional.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual-pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Adanya pasar tradisional tersebut jika dihubungkan dengan kegiatan pariwisata, maka akan terjadi sebuah atraksi pariwisata yang disebut Wisata Belanja.
Wisata belanja merupakan bagian dari kegiatan pariwisata yang dilakukan sebagian orang dalam melakukan perjalanan wisata. Kegiatan wisata identik dengan belanja dalam melakukan berwisata seseorang cenderung melakukan belanja. Dengan adanya kegiatan ini juga dapat membawa pertumbuhan ekonomi Yogyakarta menjadi lebih baik. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi sumber pendapatan daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, membuka lapangan pekerjaan, kesempatan kerja dan proses pemerataan pendapatan dan meningkatkan pendapatan daerah.
Salah satu pasar tradisional yang ada di Indonesia adalah Pasar Tradisional Beringharjo. Pasar Tradisional Beringharjo terletak di Kota Yogyakarta. Pasar Tradisional Beringharjo adalah pasar tertua dengan nilai historis dan filososfisnya yang tidak dapat terpisahkan dengan Keraton Yogyakarta. Pasar yang terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta ini menjual berbagai kebutuhan pokok seperti batik, jajanan pasar, pakaian anak-anak dan orang dewasa, jamu tradisional, uang kuno, hingga barang antik. Suatu kearifan lokal yang ada di Yogyakarta ini sendiri menarik minat wisatawan lokal
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
maupun wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung dan berbelanja di Pasar Tradisional Beringharjo.
Penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan, pertama oleh I Kadek Hariyana (dkk., 2015) berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Goa Peteng Sebagai Daya Tarik Wisata Di Desa Jimbaran, Kuta Selatan Kabupaten Badung. Kedua, penelitian oleh Femmy Indriani Dalimunthe (2019) berjudul Studi Pengembangan Pasar Tradisional Pajak Ikan sebagai Pusat Wisata Belanja di Kota Medan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana eksistensi Pasar Tradisinal Beringharjo sebagai wisata belanja di Yogyakarta. Eksistensi didapatkan dengan mengetahui persepsi wisatawan. Persepsi wisatawan tersebut antara lain pembeli, masyarakat lokal Yogyakarta yang berarti penjual, dan juga mengetahui peran pengelola dalam menjaga eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo sebagai wisata belanja.
-
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil lokasi di Pasar Tradisional Beringharjo yang terletak di selatan Malioboro di pusat Kota Yogyakarta tepatnya di Jl. Margo Mulyo No. 16, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122. Pasar Beringharjo dikelilingi bangunan bersejarah yang menjadi pusat perhatian wisatawan seperti Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Kantor Pos Besar, Bank Indonesia dan Taman Pintar. Dilakukannya penelitian ditempat ini untuk mengetahui bagaimana eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo dan menjaga pasar Beringharjo dalam menjaga eksistensinya sebagai wisata belanja.
Penelitian menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif (Sugiyono, 2010), data primer dan data sekunder (Sugiyono, 2015). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain observasi (Suryawan, dkk., 2017), wawancara (Supardi, 2006) , studi kepustakaan (Nazir, 1998), serta dokumentasi (Arikunto, 2006). Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling (Sugiyono, 2012). Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif Kualitatif (Mukhtar, 2013).
-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah Pasar Tradisional Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin. Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Keraton ogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk
membangun los-los pasar. Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap (Wikipedia).
Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII memerintahkan agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakan Bahasa Jawa. Nama Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.
Gambar 1. Pasar Tradisional Beringharjo (Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019)
Pasar Tradisional Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan. Pasar Tradisional Beringharjo mendapat julukan One Stop Shopping Centre karena pasar ini menyediakan segala macam kegiatan wisatawan. Masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Kelengkapan dan varian yang cukup banyak membuat Pasar Tradisional Beringharjo memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan terutama dalam menyediakan oleh-oleh khas Yogyakarta. Pembelian di Pasar Tradisional Beringharjo juga dapat dilakukan secara grosir maupun eceran.
Pasar Tradisional Beringharjo terbagi menjadi 3 bagian yaitu Pasar Beringharjo Timur, Pasar Beringharjo Tengah, dan Pasar Beringharjo Barat. Bagian-bagian pasar ini memiliki spesifikasinya masing-masing. Dengan nilai sejarah dan filosofi yang dimiliki, Pasar Tradisional Beringharjo menyimpan banyak sisi menarik yang terus mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk singgah dan berbelanja. Keberadaan pedagang dengan barang dagangan yang unik dengan harga produk yang murah juga menambah nilai menarik dari pasar ini.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
Pasar Tradisional Beringharjo adalah salah satu pasar yang ada di Pulau Jawa tepatnya berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasar ini sudah cukup populer dikalangan wisatawan karena lokasinya sendiri yang berada di kawasan Malioboro. Dengan perkembangan teknologi yang cukup signifikan tidak membuat Pasar Tradisional Beringharjo luntur dari pandangan wisatawan. Bahkan saat ini wisatawan yang datang untuk berkunjung dan berbelanja di Pasar Tradisional Beringharjo semakin hari semakin meningkat. Dari sejarah yang telah dituliskan di gambaran umum, diketahui bahwa pasar ini telah eksis dari zaman Hindia Belanda sebagai pasar tradisional hingga pada saat ini.
Pasar Tradisional Beringharjo memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan Kota Yogyakarta sebagai kota budaya, kota pendidikan, dan kota pariwisata. Sebagai kota budaya, Pasar Tradisional Beringharjo memiliki nilai sejarah yang erat kaitannya dengan keberadaan keraton Yogyakarta. Berdasarkan peran Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, Pasar Tradisional Beringharjo dapat memberikan wawasan bagi para pelajar untuk mengenal lebih jauh mengenai kultur budaya asli ditengah berkembangnya arus budaya modern.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya yaitu peran Pasar Tradisional Beringharjo sebagai obyek wisata budaya yang selalu dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Keberadaan Pasar Tradisional Beringharjo sendiri mampu menjadi ikon yang banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta karena keunikannya. Hal ini dapat dilihat dari arsitektur kolonial Belanda dengan sentuhan budaya jawa yang sangat tradisional di bangunan Pasar Tradisional Beringharjo. Dari keunikan tersebut dan populernya Pasar Tradisional Beringharjo dilakukan identifikasi dengan konsep pariwisata 4A untuk mengetahui atraksi apa saja yang bisa dilakukan selain wisata belanja, akses yang disediakan oleh Pasar Tradisional Beringharjo, fasilitas penunjang pariwisata, dan juga lembaga yang mengelola Pasar Tradisional Beringharjo.
Pasar Tradisional Beringharjo merupakan pasar tradisional yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Yogyakarta. Pasar Tradisional Beringharjo memiliki atraksi wisata sebagai berikut
-
1. Wisata Belanja
Maksud dari wisata belanja adalah dimana wisatawan menjajakan uangnya untuk berbelanja pada saat melakukan kegiatan pariwisata. Sehingga, kegiatan wisata belanja ini penting adanya dan tidak terlepas dari wisatawan. Wisata belanja bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari wisatawan. Pasar Tradisional Beringharjo sendiri mneawarkan kegiatan ini, dimana wisatawan bisa berinteraksi
dengan penjual secara langsung dan seperti pasar tradisional pada umumnya akan terjadi kegiatan tawar-menawar. Sebagai pasar tradisional yang cukup luas Pasar Tradisional Beringharjo dibagi menjadi 3 (tiga) bagian pasar yaitu pasar beringharjo barat, pasar beringharjo timur, dan pasar beringharjo tengah. Area pasar ini memiliki spesifikasinya sendiri-sendiri seperti Pasar Beringharjo Barat, Pasar Beringharjo Tengah dan Pasar Beringharjo Timur.
Jika wisatawan memasuki area pasar dari Jalan Malioboro, wisatawan akan disambut pintu masuk dengan arsitektur kolonial dengan tulisan Pasar Beringharjo dari aksara Jawa. Begitu masuk gerbang, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan kain batik di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang ditawarkan oleh pedagang-pedagang batik yang ada di Pasar Tradisional Beringharjo bagian barat. Hal ini terjadi karena di area ini terdapat 1.600 pedagang yang 80% nya adalah pedagang batik dan konveksi, 20% sisanya merupakan pedagang tas, perhiasan emas, jajanan tradisional, dan uang-uang kuno dari zaman penjajahan Belanda.
Gambar 2. Pasar Tradisional Beringharjo Barat (Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019)
Wisatatawan dapat membeli batik dalam bentuk kain maupun baju yang sudah jadi. Area ini juga menawarkan batik dari berbagai varian dari harga yang paling murah belasan ribu rupiah hingga yang paling mahal dengan harga jutaan rupiah tergantung dari jenis material kain, teknik pembuatan, dan motif. Saat berbelanja juga wisatawan bisa melakukan proses tawar menawar agar mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah.
“saya belanja batik disini karena kata teman-teman saya batik disini jauh lebih murah dibandingkan dengan batik disepanjang Jalan Malioboro” (Dian, Wawancara, 25 Maret 2019) ujar seorang wisatawan asal Jakarta bernama Dian (30 tahun). Wisatawan tersebut bukan pertama kalinya datang ke Yogyakarta dan sudah sering berbelanja di Pasar Tradisional Beringharjo karena menurutnya harga yang ditawarkan lebih murah.
“keponakan saya nikah disini trus saya mau beli batik yang motifnya sama, cewek cowok biar bisa kembaran semua ke acara nikahannya makanya saya beli disini biar bisa grosiran, harganya kan jadi lebih murah”
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
(Nunung, Wawancara, 25 Maret 2019) ujar seorang wisatawan asal Jepara bernama Nunung (41 tahun). Wisatawan yang datang untuk berbelanja di pasar beringharjo bagian barat lebih banyak membeli batik. Hal ini dikarenakan berbagai jenis varian batik dijual dengan harga yang murah hingga mahal sehingga wisatawan dapat memilih motif dan model yang diinginkan.
Area Pasar Beringharjo Tengah wisatawan akan menemukan banyak pedagang perlengkapan pengantin. Jika berjalan dari barat area pertama merupakan area souvenir pernikahan. Perlengkapan pengantin seperti pakaian pernikahan pun dijual disini lengkap dengan aksesorisnya yang tentu saja memiliki banyak varian dan harga yang beragam. Suasana pasar bagian tengah ini cukup unik karena banyak detail perlengkapan pernikahan yang diperjual belikan seperti mahkota, hiasan rambut, pakaian pengantin modern, dan pakaian pengantin tradisional termasuk kebaya yang biasanya digunakan secara seragam oleh keluarga saat acara pernikahan. Sebanyak 80% pedagang Pasar Beringharjo Tengah yang menjual perlengkapan pernikahan dan sisanya menjual tas, sepatu, dan kuliner tradisional. Di lantai 2 (dua) area pasar ini juga terdapat beberapa pedagang kerajinan yang biasanya menjual oleh-oleh khas Yogyakarta.
Gambar 3. Pasar Tradisional Beringharjo Tengah (Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019)
“daripada saya nyewa gaun pengantin di salon mending saya beli disini harganya juga gak beda jauh kok, kualitasnya juga bagus” (Selin, Wawancara, 25 Maret 2019) ujar seorang pembeli bernama selin (28 tahun) di salah satu toko perlengkapan pengantin di Pasar Beringharjo Timur. Pembeli tersebut lebih memilih Pasar Tradisional Beringharjo untuk membeli gaun pernikahannya dibandingkan menyewa gaun pernikahan di salon karena menurut pembeli tersebut harga yang ditawarkan untuk menyewa gaun di salon tidak jauh beda dengan gaun yang dijual di Pasar Tradisional Beringharjo, kualitasnya juga terbilang bagus.
Pasar Beringharjo Timur merupakan pasar yang menyediakan berbagai kebutuhan-kebutuhan rumah tangga, Pasar Beringharjo Timur merupakan bentuk asli dari pasar tradisional. Saat memasuki area pasar ini wisatawan akan disuguhkan dengan
pemandangan para pedagang yang menjajakan berbagai jenis sayur mayur, buah-buahan, rempah-rempah, telur, daging ayam, daging sapi, ikan, kuliner tradisional, beras kencur, aneka tas, dan bahan rajut.
Gambar 4. Pasar Tradisional Beringharjo Timur (Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019)
Di area pasar ini juga terdapat beberapa penjual ikan teri dengan berbagai varian dan harga tergantung kualitasnya. selain itu wisatawan dapat menemui pedagang sembako yang berada di lantai 2. Harga yang ditawarkan pun biasanya lebih murah dibandingkan dengan supermarket yang ada di Yogyakarta. Pada lantai 3. Pasar Beringharjo Timur terdapat para pedagang barang bekas dan beberapa pedagang kerajinan. Pada area ini juga terdapat penjahit yang menerima pesanan maupun reparasi jahitan. Tak kalah menarik, terdapat jasa las plastik yang ramai dikunjungi dan adanya pedagang sound system pada mobil yang menjadi daya tarik masyarakat. Bangunan pintu masuk Pasar Beringharjo Timur juga menyimpan nilai nostalgia bagi para wisatawan yang dulu pernah datang ke pasar ini. Kini terdapat relief yang terletak di timur pasar dan juga patung timbangan sebagai simbol kepercayaan pedagang dan pembeli. Pasar Beringharjo timur lebih didominasi oleh masyarakat lokal yang berbelanja dibandingkan dengan wisatawan karena fungsi, kegiatan, dan barang dagangan yang ditawarkan merupakan kebutuhan pokok sehari-hari.
-
2. Wisata Kuliner
Selain wisata belanja, Pasar Tradisional Beringharjo juga menawarkan berbagai macam makanan dan minuman yang dapat dinikmati wisatawan. Dimana wisata kuliner tujuan utamanya adalah mengkonsumsi makanan lokal dari suatu daerah. Area wisatawan dapat menikmati wisata kuliner di Pasar Tradisional Beringharjo berada di depan pintu masuk pasar beringharjo barat. Kuliner yang di tawarkan antara lain nasi gudeg, nasi pecel, berbagai sate seperti sate usus, sate telur, sate ayam, dan berbagai macam gorengan.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
Gambar 5. Wisata Kuliner Pasar Tradisional Beringharjo (Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2019)
Wisatawan juga dapat menikmati bakpia khas jogja yang dijual. Untuk mengatasi rasa haus wisatawan akan disuguhkan dengan berbagai macam es antara lain es dawet, es kelapa muda, es campur, es buah, es teh dan berbagai minuman dingin lainnya. Dan pada saat malam hari biasanya para pedagang yang tergabung dalam PAPELA (Paguyuban Pedagang Latar) beringharjo barat ini menjual bakpia dan kuliner khas malam hari seperti martabak, jajanan pasar, dan wedang ronde. Tidak hanya area barat pasar beringharjo, wisatawan juga dapat menikmati berbagai kuliner tradisional di setiap sudut Pasar Tradisional Beringharjo. Harganya pun sangat ramah bagi wisatawan dimulai dari 2 ribu rupiah.
Terkait aksesibilitas dalam hal ini bukan hanya berupa moda transportasi yang dapat digunakan oleh para pengunjung menuju Pasar Tradisional Beringharjo, namun juga terkait dengan kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang daya tarik wisata tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa wisatawan di Pasar Tradisional Beringharjo, mereka mengakui bahwa selain karena citra Pasar Tradisional Beringharjo yang sudah terkenal sejak lama, sebagian besar dari mereka juga mendapatkan informasi tentang Pasar Tradisional Beringharjo melalui internet. Dengan kecanggihan teknologi masa kini masyarakat menjadi lebih mudah untuk mengakses berbagai informasi tentang tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi termasuk di dalamnya adalah Pasar Tradisional Beringharjo.
“saya tau informasi tentang pasar ini dari internet, saya sempet baca kalo di pasar ini harga batik dan oleh-olehnya jauh lebih murah, trus bisa tawar menawar juga. Makanya saya tertarik untuk kesini” (Jesika, Wawancara, 25 Maret 2019) ujar seorang wisatawan asal Bandung bernama Jesika (24 Tahun). Wisatawan ini mengetahui informasi mengenai Pasar Tradisional Beringharjo melalui internet.
Berada di pusat Kota Yogyakarta membuat Pasar Tradisional Beringharjo mudah diakses wisatawan. jika ditempuh dari Stasiun Tugu, Pasar Tradisional Beringharjo berjarak kurang lebih 1 kilometer yang dapat diakses wisatawan menggunakan becak atau berjalan kaki. Jika ditempuh dari Stasiun
Lempuyangan, Pasar Tradisional Beringharjo berjarak sekitar 3 kilometer dan dari Bandara Adisutjipto pasar ini berjarak sekitar 9 kilometer. Jika wisatawan ingin menggunakan moda transportasi umum seperti transjogja wisatawan dapat menggunakan bus jalur 3A maupun 3B. Pasar Tradisional Beringharjo juga dapat diakses menggunakan taksi konvensional maupun taksi online, ojek konvensional atau ojek online, bus kota, becak, andong, dan kendaraan pribadi.
Sebagai salah satu pasar tradisional yang sudah cukup terkenal di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta karena keunikannya, Pasar Tradisional Beringharjo tentunya perlu membangun berbagai bentuk fasilitas penunjang pariwisata agar aktivitas yang dilakukan wisatawan saat mengunjungi pasar ini dapat berjalan dengan baik. Berikut beberapa fasilitas yang terdapat di Pasar Tradisional Beringharjo:
-
1. Area Parkir
Pasar Tradisional Beringharjo memiliki 2 area parkir yang cukup luas. Area parkir yang pertama terletak di lantai 3 Pasar Tradisional Beringharjo dan area parkir yang kedua terletak di sebelah selatan Pasar Tradisional Beringharjo.
-
2. Radio Suara Pasar
Radio Suara Pasar Tradisional Beringharjo berfungsi sebagai sarana hiburan bagi pedagang maupun wisatawan (lagu-lagu campursari, dangdut, dan komedi-komedi jawa), informasi berita (berita kehilangan, imbauan keamanan, kebersihan lingkungan, penataan dagangan dan himbauan lainnya dari Dinas Pengelolaan Pasar maupun dari pedagang), dan layanan promosi pedagang yang ada di Pasar Tradisional Beringharjo (iklan yang dipasang pedagang pakaian, kuliner, dan perbankan untuk promosi). Cakupan siaran radio tersebut meliputi seluruh lantai Pasar Beringharjo yang didukung dengan 206 unit pengeras suara yang tersebar di seluruh titik pasar.
-
3. Videotron di Area Pasar
Tidak hanya melalui radio saja pengelola Pasar Tradisional Beringharjo juga menyewakan videotron untuk menayangkan produk-produk yang dijual di Pasar Tradisional Beringharjo dalam bentuk video.
-
4. Pengamanan Pasar
Pasar Tradisional Beringharjo memiliki petugas keamanan yang disiagakan di beberapa titik seperti di area pintu masuk pasar sisi barat (yang berdekatan dengan Jalan Malioboro) dan pada area potensial wisatawan saling berdesakan saat memilih barang. Selain itu ada 30 kamera pengintai atau CCTV yang tersebar di setiap sudut Pasar Tradisional Beringharjo.
-
5. Fasilitas Bongkar Muat
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
Pasar Tradisional Beringharjo mempunyai area bongkar muat barang yang berada di lantai 2 dan lantai 3 agar dapat dengan mudah menurunkan barang muatannya karena disediakan area yang luas untuk para buruh angkut menurunkan dan atau menaikkan barang dagangan dari dan atau ke dalam kendaraan.
-
6. Toilet yang Bersih
Pasar Tradisional Beringharjo memiliki fasilitas berupa toilet yang terletak di setiap sudut lantai 1, lantai 2, dan lantai 3. Toiletnya pun terbilang bersih, tidak bau, dan sangat mudah untuk dicari.
-
7. Tempat Sampah
Pasar Tradisional Beringharjo merupakan salah satu pasar yang sangat terjaga kebersihannya hal ini juga didukung oleh fasilitas berupa tempat sampah yang terletak di setiap lorong-lorong maupun sudut Pasar Tradisional Beringharjo sehingga mempermudah wisatawan jika ingin membuang sampah.
-
8. Eskalator Penghubung antar Lantai
Pasar Tradisional Beringharjo mempunyai eskalator penghubung antar lantai yang mempermudah wisatawan untuk naik ke lantai 2 dan lantai 3 Pasar Tradisional Beringharjo.
-
9. Tempat Ibadah (Mushola)
Pasar Tradisional Beringharjo menyediakan fasilitas berupa tempat ibadah bagi umat muslim yang tempatnya bersebelahan dengan WC umum dimana bertujuan supaya dekat dengan antara tempat ibadah dengan tempat wudhu.
-
10. Klinik Kesehatan
Sebagai pasar terbesar dan mampu menampung manusia dalam jumlah yang besar, maka kemungkinan terjadinya kecelakaan atau masalah kesehatan lainnya sangat besar kemungkinannya. Oleh karena itu sebagai antisipasinya, pihak pengelola menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberi pertolongan pertama dengan cepat.
-
11. Ruang Laktasi yang Nyaman
Ini adalah sebuah fasilitas yang mendukung pasriwisata di Pasar Tradisional Beringharjo dimana diperuntukan bagi wisatawan yang membawa bayi dan membutuhkan ruangan khusus untuk menyusui. Ruangan ini berada di pertama Pasar Beringharjo Barat.
-
12. Sistem Retribusi Elektronik
Sistem retribusi diperuntukan pedagang yang harus membayar retribusi kebersihan dan keamanan yang ada di Pasar Tradisional Beringharjo setiap bulannya.
-
13. Layanan Koperasi dan Perbankan
Fasilitas pendukung pariwisata ini bertujuan untuk mempermudah pedagang dan wistatawan dalam simpan-pinjam uang.
-
14. Tempat Penitipan Anak
Tempat penitipan anak ini awalnya di sediakan bagi pedagang Pasar Tradisional Beringharjo dimana dimanfaatkan pedagangnya yang memiliki anak kecil. Hanya dengan membayar 5 ribu rupiah, anak-anak berada dalam perlindungan dan keamanan. Tetpi semakin kesini tempat penitipan anak bukan hanya digunakan untuk pedagang bahkan masyarakat dan wisatawan juga menggunakan fasilitas tempat penitipan anak.
Pasar Tradisional Beringharjo dikelola oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan KotaYogyakarta di mulai dari tahun 2017. Didalamnya terdapat bidang-bidang yang mengelola pasar. Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki 4 bidang, 1 sekretariat dan 6 UPT (Unit Pelaksana Teknis). Terkait 4 bidang yaitu bidang perindustrian, perdagangan, penataan, pengembangan dan pendapatan pasar, dan bidang sarana dan prasarana, kebersihan, keamanan dan ketertiban. Untuk UPT antara lain UPT Pusat Bisnis yang mengelola lantai 2 dan 3 pasar beringharjo barat, UPT Metrologi, UPT PASTI (Pasar Satwa dan Tanaman Hias), UPT Pengelola Retribusi I, UPT Pengelola Retribusi II, UPT Logam yang menangani industri logam seperti membuat mesin, rangka-rangka sepeda, dan sekrup. UPT Logam sudah menjalin berbagai kerjasama dengan beberapa industri otomotif.
Pengelola Pasar Tradisional Beringharjo memiliki visi dan misi untuk memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta. Visinya adalah terwujudnya sektor perindustrian dan perdagangan sebagai pusat pengembangan perekonomian, wisata, dan edukasi. Misinya antara lain mengembangkan industri kreatif dan menengah berbasis komoditas unggulan daerah, mengembangkan industri kreatif dan ikm yang berwawasan lingkungan, meningkatkan promosi dan pengembangan perdagangan, meningkatkan pengawasan dan pengendalian perdagangan, mempertahankan kota Yogyakarta sebagai daerah tertib ukur (DTU) dalam rangka pengawasan dan pengamanan perdagangan, mewujudkan sarpras, kebersihan, keamanan, dan ketertiban pasar yang mampu mengikuti perkembangan untuk kenyamanan pengguna pasar, mewujudkan penataan pemanfaatan lahan yang produktif dan inovatif guna mendukung optimalisasi pendapatan, meningkatkan pemberdayaan pedagang pasar tradisional, meingkatkan pendapatan melalui sistem yang mampu mengikuti perkembangan.
Pasar Tradisional Beringharjo mengalami peningkatan pada eksistensinya. Hal ini ditinjau dari persepsi persepsi pedagang dan persepsi wisatawan. Persepsi pedagang terhadap eksistensi pasar tradisional terdiri dari perubahan pendapatan, jumlah pembeli, ragam barang, dan harga barang. Persepsi wisatawan terhadap eksistensi pasar tradisional terdiri dari kenyamanan, keamanan, harga
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
barang, ragam barang, kemudahan pencapaian, kualitas barang, dan pelayanan pasar. Eksistensi juga didapatkan dari kebijakan pemerintah terkait pasar tradisional terdiri dari regulasi peraturan daerah atau PERDA dan pembangunan sarana dan prasarana pasar.
-
1. Menurut persepsi pedagang, Pasar Tradisional Beringharjo mengalami peningkatan. Kalimat tersebut diungkapkan oleh pedagang-pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Beringharjo melalui wawancara peneliti. Bukan hanya peningkatan jumlah wisatawan namun fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pengelola untuk menunjang adanya kegiatan pariwisata disana juga semakin baik kondisinya. Seorang pedagang bernama Ibu Lily (50 tahun) yang menjual dagangan berupa batik mengatakan bahwa kunjungan wisatawan di Pasar Tradisional Beringharjo semakin meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ibu Lily adalah pedagang yang sudah berjualan di Pasar Tradisional Beringharjo kurang lebih 30 tahun dimana tokonya turun-menurun dari Ibu beliau. Beberapa pendagang juga mengatakan hal yang sama tentang kunjungan wisatawan. Pendapatan yang dihasilkan juga semakin meningkat. Di Pasar Tradisional Beringharjo, para pedagang juga menyediakan fasilitas pengiriman ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dengan meningkatnya pendapatan,
perekonomian pedagang juga semakin baik sehingga pedagang dapat berjualan dengan begitu lamanya. Untuk barang-barang yang dijual oleh pedagang semakin beraneka ragam antara lain batik dengan berbagai macam motif, jenis kain, dan model, dengan tas batik, kerajinan tangan seperti gantungan kunci, gelang tangan, permainan anak-anak, perlengkapan pengantin, uang kuno, dan keris yang dapat menarik minat wisatawan untuk membeli. Makanan dan minuman yang beraneka ragam tanpa menghilangkan kearifan lokal juga dijual seperti nasi gudeg, nasi pecel, bakpia, air kelapa muda dan es dawet. Harga yang ditawarkan sangat beraneka ragam yaitu gelang tangan yang dapat dibeli dengan harga 3 ribu rupiah, untuk batik juga memiliki banyak varian mulai dari harga 25 ribu rupiah hingga harga jutaan rupiah. Untuk makanan dan minuman pun harganya sangat terjangkau mulai dari 2 ribu rupiah untuk minuman seperti es the, es jeruk dan 5 ribu rupiah untuk minuman seperti es dawet dan es degan. Untuk beraneka ragam sate, nasi pecel, dan nasi gudeg dengan harga 10 ribu.
Pada saat ini pedagang juga memiliki inovasi baru yaitu berjualan online. Selain menjual barangnya di Pasar Tradisonal Beringharjo
pedagang juga menawarkan dagangannya berupa baju, tas, dan berbagai macam kerajinan tangan di media sosial seperti instagram. Pasar Tradisional Beringharjo buka dari pukul 05.00 hingga pukul 17.00 waktu Indonesia barat namun mulai tanggal 11 April 2018 pengelola Pasar Tradisonal Beringharjo memiliki inovasi baru yaitu pedagang dapat berjualan dari pukul 05.00 hingga pukul 21.00 WIB.
Setiap bulan Oktober dilaksanakan kegiatan grebek pasar. Dimana 30 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Yogyakarta mengeluarkan gunungan yang diarak dari Pasar Tradisional Beringharjo menuju salah satu pasar tradisional yang terdekat misalnya Pasar Ngasem.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai ungkapan syukur para pedagang untuk kesehatan yang sudah diberikan Tuhan untuk berdagang, selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan dan mempertahankan keberadaan pasar tradisional ditengah-tengah keberadaan pasar modern.
-
2. Eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo menurut persepsi wisatawan terkait dengan kenyamanan, keamanan, harga barang, ragam barang, kemudahan pencapaian, kualitas barang, dan pelayanan pasar. Dari berbagai pendapat wisatawan yang di didapatkan dari hasil wawancara antara peneliti dengan wisatawan didapatkan hasil menurut wisatawan bernama Joshua (28 tahun) wisatawan asal Surabaya yang sedang melakukan perjalanan bisnis di Kota Yogyakarta mengatakan bahwa
kunjungannya ke Pasar Beringharjo untuk membeli baju batik dalam jumlah banyak sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan teman kantornya. Menurut Joshua Pasar Tradisional Beringharjo sudah semakin baik dari kunjungan beliau sebelumnya pada tahun 2013 dimulai dari kebersihan, fasilitas seperti kamar mandi dan tempat sampah.
Dari beberapa pendapat wisatawan juga mengatakan bahwa Pasar Tradisional Beringharjo sudah semakin baik dari berbagai segi. Dari segi keamanan dan kenyamanan Pasar Tradisional Beringharjo menyiagakan petugas keamanan di beberapa titik dengan tujuan untuk menjaga Pasar Tradisional Beringaharjo tetap kondusif dan membuat wisatawan merasa nyaman dan aman dalam berwisata belanja. Terdapat fasilitas penunjang keamanan dan kenyamanan berupa kamera pengintai atau CCTV di berbagai sudut Pasar Tradisional Beringharjo dengan tujuan sebagai pengawasan jika ada tindakan yang melanggar. Seperti yang telah disampaikan oleh persepsi pedagang harga
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
barang yang ditawarkan cukup terjangkau untuk wisatawan yang sedang melakukan perjalanan. Untuk kemudahan dalam pencarian barang, wisatawan dapat dengan mudah mencari barang-barang yang dicari. Menurut beberapa pendapat wisatawan mereka tidak merasa kebingungan dalam mencari barang yang dicarinya karena tersedia denah di setiap lantainya yang bisa di lihat di pintu masuk pasar.
Membahas mengenai pelayanan pasar, Pasar Tradisional Beringharjo memiliki petugas informasi dan buruh gendong. “Saya belanja banyak ini, trus saya pakai jasa buruh gendong disini, saya merasa sangat dibantu. Soalnya saya juga belanjanya sendirian. Parkirannya juga lumayan kalau saya bawa sendiri barang belanjaannya.” (Ayu, Wawancara, 25 Maret 2019) Ujar wisatawan bernama Ayu (38 tahun). Menurut pendapatnya dengan adanya buruh gendong di Pasar Tradisional Berigharjo dapat mempermudah wisatawan dalm berbelanja dalam jumlah banyak. Tidak ada tarif yang pasti untuk membayar buruh gendong tersebut hanya cukup dibayar seikhlasnya.
-
3. Eksistensi terkait peraturan pemerintah mengenai pasar tradisional. Pada saat ini, Pasar Tradisional Beringharjo menaati Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 6 Tahun 2018 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Peraturan ini bertujuan untuk menertibkan pedagang sehingga ada sanksi jika tidak menaati peraturan yang ada. Di dalam peraturan terdapat jumlah yang harus dibayarkan untuk retribusi. Di Pasar Tradisional Beringharjo, pedagang wajib membayar retribusi bulanan untuk kebersihan.
Retribusi di Pasar Tradisional Beringharjo di golongkan menjadi 4, hal ini disesuaikan dengan kategori barang yang dijual antara lain :
-
1. Golongan A meliputi barang berupa logam mulia, batu mulia, permata, tekstil dan kendaraan bermotor; dan jasa berupa penukaran uang, kesehatan dan perbankan.
-
2. Golongan B meliputi barang berupa pakaian/sandang, kerajinan, suvenir
danasesorisnya, kelontong, barang pecah-belah, elektronik baru, obat-obatan, kosmetik, bahan kimia, bahan bangunan, daging, ikan basahdan ikan asin, onderdil kendaraan dan aksesorinya; dan jasa berupa wartel, titipan kilat, salon, kemasan, agen tiket/travel, koperasi, penitipan barang, penggilingan, pemotongan unggas dan jasa timbang.
-
3. Golongan meliputi barang berupa beras, palawija, terigu, gula, telur, minyak goreng,
susu, garam, rempah-rempah, berbagai jenis makanan, minuman, buah-buahan, sayur mayur, jajanan, bahan jamu tradisional/craken, kembang, daun, unggas hidup, tanaman hias, ikan hias,hewan peliharaan dan asesorisnya, makanan hewan, sangkar dan aksesorisnya, obat-obatan hewan, pupuk tanaman, obat tanaman, pot tanaman, media tanaman, akuarium dan asesorisnya, arang, alat pertukangan, alat pertanian, kerajinan anyam-anyaman dan sepeda dan jasa berupa penjahit, tukang cukur dan sablon.
-
4. Golongan D meliputi barang berupa rombengan, rongsokan dan kertas bekas dan jasa berupa sol sepatu dan jasa patri.
Pedagang di Pasar Tradisional Beringharjo membayar retribusi perbulan bukan hanya untuk kebersihan tetapi
pelayanan.Pembayaran retribusi ini bertujuan untuk memperbaiki fasilitas di Pasar Tradisional Beringharjo jika ada yang mengalami kerusakan.
-
IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dijabarkan didapatkan simpulan bahwa Pasar Tradisional Beringharjo semakin eksis dalam sektor parwisata dimana dapat dilihat dari
-
1. Kondisi eksisting yang dijabarkan dengan konsep 4A berupa :
-
a. Atraksi antara lain wisata belanja dan wisata kuliner.
-
b. Aksesibilitas antara lain transportasi umum transjogja.
-
c. Amenitasnya antara lain area parkir, radio suara pasar, videotron di area pasar, pengamanan pasar, fasilitas bongkar muat, toilet yang bersih, tempat sampah, eskalator penghubung lantai atas, mushola, klinik kesehatan, luang laktasi yang nyaman, sistem retribusi elektronik, layanan koperasi dan perbankan, dan tempat penitipan anak.
-
d. Ancillary di Pasar Tradisional Beringharjo adalah Pasar Tradisional Beringharjo dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
-
2. Menurut persepsi pedagang kunjungan wisatawan semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut persepsi wisatawan, wisatawan dapat dengan mudah
mendapatkan barang yang dibutuhkan dan diinginkan dengan harga terjangkau dengan kualitas yang baik. Semakin meningkatnya eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo maka disesuaikanlah Pasar Tradisional Beringharjo dengan kebijakan mengenai retribusi pelayanan pasar.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Undang-Undang No 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Direktorat Jenderal Hukum dan HAM.
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 6 tahun 2018 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Yogyakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta dan Walikota Yogyakarta.
A. Bagoes P, Wiryomartono, 1995. Seni Bangunan dan Seni Binakota di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Abidin, Zainal. 2007. Eksistensi Pasar Tradisional Akibat Munculnya Modern. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Aliyah, Istijabatul, Tri Joko Daryanto, and Murtanti jani Rahayu. "Peran Pasar Tradisional dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta." GEMA TEKNIK Majalah Ilmiah Teknik 10.2 (2009): 111-118.
Aliyah, Istijabatul, Tri Joko Daryanto, and Murtanti jani Rahayu. "Peran Pasar Tradisional dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta." GEMA TEKNIK Majalah Ilmiah Teknik 10.2 (2009): 111-118.
Anonim. 2018. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 6 Tahun 2018 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Arikunto, S. 2006. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Badrudin, Rudi, 2001, Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui Pembangunan Industri Pariwisata, Kompak: Yogyakarta.
Bintarto, 1977. Pengantar Geografi Kota, Spring, Yogyakarta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Cooper, C. 1993. Tourism: Principles and Practice. England: Longman Group Limited.
Daldjoeni, N, 1998. Geografi Kota dan Desa, Alumni, Bandung.
Dalimunthe, F. (2019). Studi Pengembangan Pasar Tradisional Pajak Ikan Sebagai Pusat Wisata Belanja Di Kota Medan. JURNAL DESTINASI PARIWISATA, 7(2), 404-414.
doi:10.24843/JDEPAR.2019.v07.i02.p27
Darmaja, I. Made, I. Ketut Suwena, and I. Made Sendra. "Model Kemasan Paket Wisata Batur Global Geopark Menuju Pariwisata Berkelanjutan Di Kintamani". Jurnal IPTA 4.1: 20-25.
Hall, C. Michael, Sharples, Mitchell, Macionis and Brock C. 2003. Food Tourism Around The World: Development, Management, and Markets. UK: Butterworth. Heinemann Elseiver Ltd.
Irawan, Koko. 2010. Potensi Obyek Wisata Sebagai Daya Tarik Wisata. Yogyakarta: Kertas Karya
Ismayani. 2011. Pengantar Pariwisata, Jakarta : Grasindo Kahar Sunoko, 2006. Pasar Tradisional, Seminar
Perencanaan Pasar Tradisional Menghadapi Tekanan Hypermarket di Perkotaan, FT UNS.
Kusumaningrum, Dian. (2009). Persepsi Pengunjung Nusantara Terhadap Daya TarikWisata Di Kota Palembang. Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gadjah Mada.
Muhadjir, Neong. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Edisi Ke3. Rake Sarasin Yogyakarta
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta. Selatan : Referensi (GP Press Group)
Narimawati, Umi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Pamardi-Utomo, 2002. Merencana Pasar Tradisional di
Wilayah Yogyakarta. Gema Teknik UNS.
Pramudyo, Anung. 2014. Menjaga eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta. Jurnal Bisnis, Manajemen, Akuntansi (2). Yogyakarta.
Putriani, Ni Made Ayuk dan Gusti Agung Oka Mahagangga. “Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Goa Peteng Sebagai Daya Tarik Wisata Di Desa Jimbaran, Kuta Selatan Kabupaten Badung”. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 3 No. 1, 2015.
Qadarrochman, Nasrul, and Nugroho SBM. 2010. Analisis Penerimaan Daerah Dari Sektor Pariwisata di kota semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diss. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Robbins, P.Stephen dan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Teknik Pengambilan Sampel Purposive adalah Teknik Penentuan Sampel dengan Pertimbangan Tertentu. Dalam penelitian ini peneliti akan menetapkan beberapa kriteria sampel.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit CV. Alfabeta
Supardi, M.d, 2006. Metodelogi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press.
Suryawan, I. B., & Mahagangga, I. G. A. O. (2017). Penelitian Lapangan 1. Denpasar: Cakra Media dan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Sutjipto, 1970. Beberapa Tjatatan Tentang Pasar-Pasar di Djawa Tengah (abad 17-18), Yogyakarta: Buletin Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.
Syarifuddin, Didin. 2018. Pasar Tradisional dalam Perpektif Nilai Daya Tarik Wisata. Bandung: ARS International School of Tourism.
Yoeti, Oka A. 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: ANGKASA.
203
Discussion and feedback