Keterlibatan Voluntourist dalam Pelaksanaan Konservasi Terumbu Karang di Pantai Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem
on
Jurnal Destinasi Pariwisata
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
Keterlibatan Voluntourist dalam Pelaksanaan Konservasi Terumbu Karang di Pantai Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Ni Putu Ayu Widyantaria, 1, Made Sukana a, 2
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
As the Island of God Bali is favorite tourism destinations in Indonesia. It has many tourist attractions can found in Bali like art tourist, beauty nature, and the others. One of them is Tianyar Beach located in Tianyar Village, Kubu District, and Karangasem Regency. It is very natural beach and has a beauty of coral reefs. There are several activities that could be done by tourists in Tianyar Beach, such as fishing, diving, and snorkeling. It also has black sand that is suitable for health therapies, reduce aches and back pain, and to relax the neck muscles, waist and blood circulation. For some tourist may come for sunbathing only and relaxing their body.
However, the damage of coral reefs happened in Tianyar, Les, and Pemuteran Beach in the year of 1990s. It caused by 2 (two) main factors that is natural and human reasons. The natural factors are the climate chance, abrasion, and the occurrence of strong waves that cause the destruction of coral reefs. The human factor is an unsustainable fishing by using the unfriendly tools for the environmental (i.e. dynamite, electric, and pesticide. The damage of coral reefs also caused by ignorance of the local people to use the coral reefs as building materials. They used coral reefs to make a limestone to build houses.
The damage of coral reef encourages I Ketut Sujana, the young local activist, to conserve the environment. He involves the volunteers to participate on several programs. He motivated to do conservation by seeing the bad condition of coral reefs, unsustainable fishing and reduced catches of fish. He was also motivated by seeing a correlation between conservation activity and people, when this activity is able to process their owned resources, then it will have social and economic impacts. Then He established a foundation called “Yayasan Bakti Segara “in 2012 which was assisted by group of fishermans an Voluteers. They build an artificial coral structure with the materials of sand, cement, and calcium carbonate. The making is done every day. From those materials, they make it in various form (i.e. turtle, flowers, tree, etc.). Then left it to harden. The artificial coral moved to the beach on Wednesday, to be dried in the sun to make it harder, then it will be submerged on every Thursday depend on the situation of the beach. It is planted about 5 until 10 meters in the ocean, where they are still exposed to sunlight. The content of water and sunlight enables the coral reefs to grows well. When it is ready, the artificial coral will be transported by boat to the designated conservation area. The people who participate will dive in and arrange the location and position of the coral according to the standard of Yayasan Bakti Segara. Local fishermen also support these activities. They become the members of organization and participate of all conservation programs. There are 20 members in it. They used to be peoples who often helped Mr. I Ketut Sujana, so they invited to be a member, because they knew the situation and condition of the beach.
Keyword: conservation, coral reefs, participation, voluntourist, voluntourism.
-
I. PENDAHULUAN
Pantai Tianyar terletak di Timur pulau Bali, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Pantai Tianyar memiliki keunikan pantai yaitu memiliki pasir hitam dan terumbu karang yang menawarkan keindahan di area pesisir pantai terdapat pemukiman warga ± 58.710 jiwa dan di pinggir pantai terdapat pohon kelapa yang menjulang sangat tinggi sekitar 35 m, (Profil Kabupaten Karangasem).
Pantai Tianyar juga mempunyai kekayaan biota laut dan terumbu karang yang indah, terumbu karang merupakan tempat habitat ikan-ikan. Sebanyak ± 16 wisatawan perhari datang ke Pantai Tianyar Untuk melakukan kegiatan berwisata, menikmati keindahan yang dimiliki Pantai, bersantai sambil berjemur dan memancing.
Pantai Tianyar adalah Pantai yang dikenal dengan terumbu karangnya, pada tahun 1950an pada masanya masyarakat tidak mudah mendapatkan bahan-bahan bangunan yang disebut dengan semen yang dimana untuk membangun sebuah banganunan berupa rumah khususnya di Desa Tianyar. Masyarakat tianyar menelusuri terumbu karang guna untuk dihaluskan sampai menjadi seperti berbentuk kerikil, dijemur di bawah sinar matahari dan hingga menjadi kapur kemudian bahan tersebut menjadi bahan pembuatan pondasi rumah. Terumbu karang yang ada di Desa Tianyar rusak dan semakin punah karena penelusuran dan penghancuran tersebut sehingga tangkapan ikan para nelayan yang berada di area pinggir Pantai semakin sedikit karena hampir tidak ada tempat habitat dan persembunyian ikan. Perbandingan
Vol. 9 No 1, 2021
Kerusakan yang di akibatkan oleh masyarakat, pada tahun 1950 dari memancing dengan tangkapan ikan yang banyak dan hanya memancing di pinggir pantai tetapi pada tahun 1990an hingga sekarang pendapatan ikan berkurang sehingga para nelayan harus memancing di tengah laut agar mendapatkan lebih banyak tangkapan ikan.
Kerusakan terumbu karang yang terjadi di Pantai Tianyar sampai 65% sehingga perlu sebuah tindakan cepat untuk menyelamatkan terumbu karang, supaya tidak terjadi kerusakan berkelanjutan. Upaya yang dilakukan agar dapat melestarikan terumbu karang yaitu melakukan sebuah kegiatan konservasi. Konservasi adalah perlindungan yang mengamati manfaat yang bisa di dapatkan pada saat melakukan konservasi. Konservasi tetap mempertahankan keberadan dalam komponen lingkungan untuk pemanfatan dimasa kedepannya.
Yowana Bhakti Segara merupakan sebuah yayasan yang didirikan aktivis muda ialah I Ketut Sujana pada tahun 2017, yayasan ini mempunyai kegiatan konservasi terumbu karang. Beliau sangat termotivasi melaksanakan sebuah kegiatan konservasi terumbu karang, karena beliau melihat situasi karang yang tidak memungkinkan yaitu rusak dan hancur, yang diakibatkan cara memancing yang tidak konstan atau berkelanjutan, mengakibatkan pendapatan tangkapan ikan semakin berkurang. Selain itu Beliau juga melihat kurang adanya sebuah korelasi antara kegiatan konservasi dengan masyarakat, jika dalam kegiatan ini mampu mengolah sumber daya yang dimiliki dengan berbasis masyarakat maka akan memberikan dampak sosial ekonomi.
Bapak I Ketut Sujana tidak hanya mengadakan kegiatan konservasi terumbu karang, tetapi juga menyelengarakan kegiatan penyelamatan telur penyu. pengevakusian Telur penyu ini dilakukan dengan membeli kembali telur penyu ke pasar yang telah dijual oleh nelayan dan masyarakat yang mendapatkan telur penyu. Masyarakat dan nelayan akan diberikan sebuah pemahaman mengenai pentingnya pelestarian penyu. Telur penyu yang telah diberikan oleh masyarakat dan yang telah dibeli kembali akan dilakukan konservasi untuk ditetaskan dan dilestarikan. Konservasi telur penyu dilaksanakan dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020, telur penyu yang telah diselamatkan kurang lebih ribuan telur penyu. Penetasan telur penyu ini di tetaskan di sebuah tempat yang telah disediakan, setelah telur menetas akan dilepasakan ke pantai. Tidak hanya kegiatan konservasi pada tahun 2019 bapak I Ketut Sujana juga mendirikan sebuah sekolah yang terdiri 75 siswa. Sekolah tersebut diselenggarakan bagi anak-anak yang kurang mampu. Di sekolah tersebut terdapat beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah ini yaitu bahasa inggris, komputer dan kesenian.
Anggota yang membantu dalam kegiatan konservasi berjumlah 25 orang yaitu kelompok nelayan dan pemuda desa yang didirikan oleh Bapak I Ketut Sujana. Kegiatan konservasi ini sudah diketahui oleh banyak orang yang mendapatkan informasi melalui media sosial sehingga dapat dilihat oleh para voluntourist dan ikut membantu kegiatan tersebut. pada tahun 2018 Sudah kurang lebih 250 terumbu karang buatan yang ditanam di bawah laut.
Pada tahun 2019 jumlah anggota voluntourist sekitar 25 orang ikut serta dalam kegiatan konservasi. Terdapat beberapa proses pembentukan karang buatan, pembuatan terumbu karang dilaksanakan setiap hari. Proses tersebut terdiri dari penjemuran karang, Kegiatan penanaman karang dengan cara menyelam sedalam 10-15 meter kedalaman. Voluntourist serta kelompok nelayan melakukan kurang lebih 20 penanaman terumbu karang buatan setiap hari kamis setiap minggunya. Konservasi terumbu karang di Pantai Tianyar terletak di Yayasan Yowana Bhakti Segara, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
-
II. LANDASAN KONSEP
Pada penelitian yang di selenggarakan terdapat beberapa Landasan konsep yang terkait dengan judul penelitan ini, sebagai dasar menganalisis data. Konsep yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
-
1. Konservasi
Pada undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 konservasi sumber daya alam, yang dimaksud konservasi yaitu pengelolaan sumber daya alam yang dilaksanakan dengan bijaksana untuk menjamin kelangsungan kesediaan dengan tetap menjaga serta menumbuhkan kualitas
keanekaragaman dan sebagainya. Sumber Daya Alam Hayati bermaksud memperjuangkan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati dan kesepadanan ekosistemnya serta dapat mendukung cara peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta kualitas kehidupan manusia. Tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Pasal 3 Tahun 1990 dilakukan melalui kegiatan yaitu:
-
A. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Rencana penunjang kehidupan adalah cara alami dari macam-macam unsur hayati dan non hayati yang dimana menjamin keberlangsungan mahluk hidup. Pelestarian sistem penunjang kehidupan ditujukan pada terpeliharnya proses ekologis yang menunjang keberlangsungan kehidupan guna meningkatkan kesejahteran masyarakat serta kualitas kehidupan manusia. Untuk terewujudnya tujuan tersebut pemerintah menetapkan:
Vol. 9 No 1, 2021
-
a. wilayah adalah sebagai tempat umntuk pelestarian rencana penyangga kehidupan.
-
b. model dasar pembinaan wilayah
perlindungan sistem penyangga kehidupan
-
c. pengaturan susunan teknik pemanfaatan wiayah perlindungan sistem penyangga kehidupan
-
B. Konservasi pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya
Adapun pengawetan keanekaragaman bagi tumbuhan, satwa, serta ekosistemnya bermaksud untuk menghindarkan tumbuhan dan satwa akan bahaya kepunahan, melindungi alaminya genetik, keanekaragman jenis tumbuhan serta memelihara kesetimbangan dan stabilitas ekosistem yang ada, supaya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Pengawetan jenis-jenis tumbuhan, satwa dilakukan beberapa upaya:
-
a. penentuan serta kategorisasi yang dapat dilindungi dan tidak dilindungi
-
b. penanganan macam-macam tumbuhan, satwa serta habitatnya
-
c. pembudidayaan dan pemeliharan
-
C. Pemanfaatan dengan pelestarian sumber daya alam dan ekosistmnya
Adapun pemanfaatan dengan pelestarian sumber daya alam dan ekosistmnya dilaksanakan melalui beberapa pemanfaatan yaitu pemanfaatan kondisi lingkungan wilayah kelestarian alam dan pemanfatan jenis-jenis tumbuhan dan satwa-satwa liar.
Sumber daya alam flora-fauna serta ekosistemnya terdapat tugas dan manfaat serta berperan sangat penting sebagai unsur pembentukan lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat dipindai atau digantikan. Tindakan yang tidak bertangungjawab akan mengakibatkan kerusakan, bahkan kehancuran flora-fauna serta
ekosistemya. Kehancuran tersebut menimbulkan resesi besar yang tidak dapat dinilai dengan materi, selain itu pemulihanya tidak akan bisa lagi, maka dari itu sumber daya adalah modal dasar untuk kesejahteran masyarakat dan kualitas kehidupan manusia wajib dilindungi, dilestrikan, dimanfatkan secara ideal sesuai dengan batasan terjaminya keserasian, keseimbangan dan keselarasan. Konservasi merupakan suatu perlindungan terhadap alam serta makhluk hidup lainnya (Dwidjoseptro, 1994).
-
2. Konsep Wisata bahari
Wisata bahari yaitu berupa wisata yang mengunakan, memanfaatkan potensi-potensi
lingkungan laut sebagai daya tarik utama. Konsep wisata bahari berdasarkan karakter ekosistem, keindahan alam, kekhasan seni, budaya dan karakteristik masyarakat sebagai pondasi dasar yang dimilikinya, wisata bahari merupakan wisata yang daya tariknya bersumber dari darat maupun bentang laut pantai Keraf (2000).
-
3. Konsep voluntourist
Relawan merupakan seseorang yang rela memberikan jasa atau tenaga, kemampuan serta waktunya tanpa meminta upah secara finensial dan tanpa memperkirakan keuntungan materi dari tempat badan pelayanan yang mengorganisasi suatu acara tertentu secar formal. Selanjutnya kegiatan yang dilaksanakan relawan bersifat sukarela untuk membantu orang lain dan tidak mengharapkan imbalan eksternal. Wilson (2000) menyatakan volunteering merupakan tindakan memberikan waktu secara gratis untuk memberikan bantuan kepada kelompok, orang lain serta organisasi. Sehingga Relawan merupakan orang-orang yang tidak menguasai kewajiban untuk menolong suatu pihak, tetapi memiliki dorongan untuk berkontrbusi lebih spesifik dalam kegiatan tersebut serta keharusan untuk terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan kerelaan untuk mengorbankan waktu, pikiran, tenaga serta materi untuk diberikan kepada orang lain.
Voluntourist juga adalah wisatawan yang datang mencari sebuah pengalaman altruistik yang berbeda dari pariwisata masal. Memiliki beberapa motivasi positif yang termasuk didalamnya adalah altruissme, membantu komunitas lokal pengembangan diri, berpartisipsi dalam pengembangan komunitas, dan memahami kebudayaan. Voluntourist cenderung cukup mampu untuk memiliki beberapa motivasi secara bersaman (Wearing, 2013).
-
4. Konsep Voluntourism
Wearing (2008) menyatakan bahwa voluntourism bermaksud untuk mewujudkn pariwisata alternative diharapkan dapat berkelanjutan, dapat dilihat sebagai berikut:
“A form of tourism that makes use of holidaymakers wwho volunteer to fund and work on conservation projects around the world and which aaims to provide sustainable alternative travel that can assist in community devepment scientific research or ecological restoration.”
Menurut Clemmons dalam voluntourism.org, voluntoursm merupakan media khsus untuk memberikan pengalaman yang sebanding untuk menjadi relawan dan melakukan perjalanan wisata seperti “kesadaran, kombinasi layanan sukarela yang terintegrasi dengan mulus ke tujuan dan elemen perjalanan terbaik, budaya, geografi, sejarah, tradisional-kesenian, dan rekreasi di destinasi tersebut”.
Vol. 9 No 1, 2021
-
5. Konsep Partisipasi
Partisipasi adalah kelompok masyarakat dalam teknik pembangunan baik itu dalam bentuk kegiatan maupun dalam bentuk pernyataan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, modal atau materi, waktu, keahlian, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan, Sumaryadi (2010).
Bentuk partisipasi berdasarkan Basrowi (2011) partisipasi masyarakat dilihat dari bentuknya adalah:
-
a. partisipasi fisik
Partisipasi fisik adalah paartisipasi dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan usaha seperti dalam membantu pelaksanaan membangun konservasi dalam bentuk tenaga dan usaha.
-
b. partisipasi non fisik
Partisipasi non fisik adalah partisipasi keikutsertaan dalam membuaat penentuan arahan serta memberikan sebuah kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat guna memberi dorongan untuk maju.
-
III . METODE PENELITIAN
Lokas penelitian di Pantai Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Pantai Tianyar menawarkan keindahan alam yang terdiri dari keindahan terumbu karangnya serta keasrian pinggir pantai yang di penuhi pohon-pohon kelapa menjulang tinggi sekitar kurang lebih 30m. Penelitian bertujuan mengetahui keterlibatan voluntourist dalam kegiatan konservasi terumbu karang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan terumbu karang dan upaya-upaya konservasi yang dilakukan adalah fokus penelitian.
Penelitian menggunakan paradigma kualitatif dengan penggunaan metode dan teknik-teknik kualitatif (Anom, dkk., 2019). Jenis data menggunakan data kualitatif (Moleong 2012) dan data kuantitatif (Sugiyono, 2012). Data kualitatif dalam penelitian ini berupa penjelasan atau deskripsi mengeni faktor-faktor kerusakan terumbu karang, partisipasi Voluntourist, gambaran umum tentang Pantai Tianyar. Sumber data dalam penelitian adalah data primer (Kusmayadi, 2000) dan data sekunder (Moleong, 2004).
Teknik pengumpulan data yaitu observasi (Suryawan, dkk., 2017), wawancara mendalam (Bungin, 2007), dan Studi Kepustakaan (Sugiyono, 2012). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif (Moleong, 2012).
-
IV .HASIL DAN PEMBAHASAN
-
4.1 Gambaran Umum
Pantai Tianyar terletak di Desa Tianyar, Kecamataan Kubu, Kabupaten Karngasem. Letak Pantai Tianyar dari pusat Kota Karangasem 45 km dan dari Kota Denpasar berjarak 85 km. Pantai Tianyar merupakan Pantai yang memiliki keindahan suasana alam yang masih terjaga serta memiliki keindahan pasir hitam. Ada beberapa manfaat yang dimiliki Pasir Hitam yaiu mengurangi pegal dan sakit pinggang dengan cara Terapi menanam tubuh di pasir hitam memberikan efek relaksasi pada otot leher, pinggang dan kelancaran peredaran darah hal ini merupakan pasir yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Pemandangan di Pantai Tianyar menawarkan sebuah keindahan yaitu sunset yang pada sore hari wisatawan menikmati pemandangan tersebut. Wisatawaan yang berlibur memiliki waktu luang datang dan duduk menikmati matahari terbenam serta melakukan kegiatan menyelam dan memancing.
Segala keindahan yang dimiliiki Pantai Tianyar sudah berbanding terbalik karena saat ini kondisi Pantai Tianyar memburuk dengan keadaan terumbu karang yang sudah sangat rusak dan sedikitnya tangkapan ikan para nelayan. Keindahan terumbu karang yang rusak membuat Bapak I Ketut Sujana sebagai pendiri sebuah program bernama Yowana Bhakti Segara melaksanakan sebuah kegiatan konservasi di area Pantai Tianyar dan dibantu oleh masyarakt lokal yang berprofesi sebagai kelompok nelayan dan juga dibantu oleh voluntourist.
Voluntourist membantu kegiatan pelaksanaan konservasi di Pantai Tianyar, relawan datang membantu Karena melihat keadaan dari terumbu bukarang yang ruak dan banyak para nelayan yang tidak mendapatkan hasil tangkapan dilaut untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup mereka, karena berkurangnya populasi ikan yang bertahan hidup akibat tidak adanya tempat persembunyian bagi ikan-ikan untuk bertahan hidup. Maka dari kondisi ini membuat pertumbuhan perekonomian masyarakat tidak stabil.
-
4.2 Faktor Penyebab kerusakan terumbu karang
Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang yang diakibatkan oleh beberapa faktor, adapun faktor-faktor yamg mengakibatkan kerusakan terumbu karang adalah sebagai berikut:
-
a. Faktor alam
Kerusakan terumbu karang yang diakibatkan oleh faktor alam adalah ombak yang bergelombang besar dengan hantaman yang sangat kencang sehingga terjadi terumbu karang patah dan hancur karena hantaman ombak, terjadi sebuah abrasi yang diakibatkan oleh gelombang laut dan perubahan iklim. Hal tersebut membuat terumbu karang semakin
Vol. 9 No 1, 2021
langka dan rusak, serta punahnya tempat hidup biota laut dan persembunyian bagi ikan-ikan. Faktor alam ini tidak bisa dicegah, tetapi ada sebuah penanganan jika ingin tetap melestarikan dan meningkatkan keindahan terumbu karang maka dilakukan meningkatkan jumlah terumbu karang dengan menjaga kondisi yang lebih baik dan memberikan kelestarian terumbu karang.
-
b. Unsustainable fishing methods
Sebuah penangkapan ikan yang tidak baik atau tidak berkelanjutan adalah sebuah kegiatan yang paling berbahaya bagi ekosistem laut sekaligus salah satu faktor yang penyebab kerusakan terumbu karang di Desa Tianyar, pencarian sekaligus penangkapan ikan yang melebihi batas konsumsi dan penggunan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan yaitu obat pestisida limbah pertanin, bahan peledak berbahaya seperti petasan, serta arus listrik. Bapak I Ketut Sujana menjelaskan penyebab rusaknya terumbu karang di Pantai Tianyar.
“Faktor yang paling berpengaruh terhadap kerusakan teraumbu karang ialah faktor unsusteainable fishing methods dimana penangkapan ikan yang tidak sesuai standar atau melebihi batas dengan mengunakan alat-alat berbahaya yang tidak ramah lingkungan seperti bahan peledak petasan dan pestisida pertanian”
Dengan Penggunaan bahan peledak petasan dan pestisida limbah pertanian ialah salah satu penangkapan ikan yang sangat berbahaya dan membuat semua biota laut terancam dan ikan mati secara berlebihan serta membuat terumbu karang hancur dengan bahan peledak tersebut. Penangkapan ikan yang salah ini akan berdampak pada terumbu karang. Penangkapan ikan mengunakan alat yang berbahaya yang tidak ramah lingkungan dapat terjadi sebuah kerusakan yang sangat besar, dan pencemaran dengan sedimentasi seperti limbah pertanian yaitu pestisida, bisa terjadi sebuah menutupan permukan terumbu karang yang akan memperlambat terjadinya fotosintesis serta bisa terjadi pemutihan karang. Membuat proses masuknya partikel-partikel sedimen dalam lingkungan air kemudian mengendap serta bisa menurunkan tingkat pencerahan perairan.
-
c. Pengunaan Terumbu Karang Pada Tahun 1950 Sebagai Bahan Bangunan
Pada tahun 1950an masyarakat lokal terdahulu dalam membangun sebuah bangunan rumah menggunakan terumbu karang, untuk bisa membuat bagunan maka
terumbu karang tersebut diolah menjadi sebuah kapur. hal tersebut ialah kegiatan yang sangat mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang. Terdapat penjelasan yang dijelaskan oleh Bapak I Ketut Sujana,.
“Pada dahulu di tahun 1950an para leluhur atau masyarakat lokal yang tinggal di Desa Tiyar untuk membuat bagunan rumah mereka menggunakan terumbu karang yang kemudian diolah menjadi kapur sebagai bahan pengganti semen, maka dari itu terumbu karang saat ini yang kita miliki rusak dan semakin punah karena ketidak pengetahuan dan susahnya untuk mencari bahan semen untuk membangun”
Beberapa faktor- faktor tersebut membuat kerusakan terumbu karang serta ikan kecil yang cantik dengan corak warna ikan yang indah biasanya hidup diarea terumbu karang hampir tidak bisa di temukan. Pada keindahan yang dimiliki oleh Pantai Tianyar semakin redup, begitu pula para nelayan yang semakin berkurangnya mendapatkan tangkapan ikan akibat kerusakan terumbu karang. Terumbu karang adalah salah satu kekayaan laut yang kita miliki dimana menyimpan banyak potensi-potensi untuk dikembangkan. Kekayaan yang dimiliki apabila dikelola serta dimanfaatkan secara baik dan benar maka memberikan kualitas peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan perekonomian.
-
4.3 Keterlibatan voluntourist dalam kegiatan konervasi terumbu karang
-
1. Keterlibatan fisik
Keterlibatan voluntourist dalam kegiatan konservasi dalam keterlibatan fisik adalah sebuah bentuk tenaga. Voluntourist mengulurkan sebuah bantuan dalam pelaksanaan konservasi, dengan cara membantu pembuatan karang buatan, pertama voluntourist mendapatkan arahan dari ketua konservasi kemudian relawan membentuk karang buatan dengan kreasi sendiri yaitu ada berbentuk buaya, rumah dan batang pohon. Setelah selesai pembentukan terumbu karang kemudian terumbu karang buatan didiamkan sampai mengering, pembuatan terumbu karang buatan ini dilakukan setiap hari.
Kegiatan pelaksanaan pembentukan terumbu karang yang selesai dibentuk serta sudah mengeras, berikutnya pada setiap hari rabu voluntourist segera memindahkan terumbu karang buatan yang sudah mengeras kepinggiran pantai untuk tahap proses penjemuran dibawah trik matahari bertujuan untuk karang buatan lebih mengeras. Setiap
Vol. 9 No 1, 2021
hari kamis para relawan akan melaksanakan kegiatan selanjutnya yaitu menyelam dengan anggota konservasi lainya, kegiatan myelaman ini dilaksanakan pada pagi hari. Voluntourist dan para anggota menyediakan karang buatan yang sudah kering didalam perahu kemudian menjalankan perahu untuk menuju ketitiik yang telah ditentukan, berikutnya relawan dan anggota kelompok nelayan menyelam bersama guna melakukan penanaman terumbu karang buatan yang akan ditengelamkan pada kedalaman 10-15m. Kegaitan konservasi memiliki teknik penanaman sesuai dengan prosedur-prosedur yang dimiliki pihak konservasi di Desa Tianyar.
Penanman terumbu karang ditanam pada kedalaman 10-15 meter dimana pada kedalaman tersebut biasanya cahaya sinar matahari yang sangat bagus, manfaat yang membuat kandungan air bisa membuat terumbu karang tumbuh dengan sangat baik. Karang buatan memiliki sebuah Fungsi dimana fungsi tersebut adalah sebagai tempat persembunyian ikan-ikan dari ancaman-ancaman predator lainya serta sebagai media agar karang baru bisa tumbuh pada karang buatan tersebut. Voluntourist membantu kegiatan konservasi dari pembentukan terumbu karang buatan, proses penjemuran, serta melakukan penyelaman dalam penananman terumbu karang buatan, relawan juga membantu membersihkan sampah plastik di dalam air laut yang masih banyak dipenuhi sampah pelastik. Pelaksanaan pembersihan sampah juga dilaksanakan di area pinggir pantai serta sampah plastik yang telah terkumpul kemudia dikelola menjadi kerajinan yaitu contohnya kerajinan vas bunga, kerajinan tas, kerajinan bunga hias dan sampah berupa botol dijual.
-
2. Keterlibatan Non Fisik
Keterlibatan voluntourist berbentuk non fisik dalam pelaksanaan konservasi terumbu karang yaitu berupa sebuah motivasi, dan dukungan.
Keterlibatan voluntourist non fisik dalam bentuk motivasi adalah memberi sebuah dorongan yang lebih kepada masyrakat serta kepada para kelompok nelayan bahwa pentingnya pelestarian terumbu karang pada saat ini, dimana terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat berpengaruh dalam kehiduan kedepanya yaitu salah satu fungsinya sebagai tempat hidupnya dan sebagai tempat persembunyain biota laut dari berbagai ancaman-ancaman predator laut, serta sebagai media tempat tumbuhnya karang-karang baru. Voluntourist memberi bentuk minat rasa yang sangat suka dan tanpa imbalan dengan
kegiatan konservasi dalam sebagai seorang relawan. Minat yang tulus serta melakukan sebuah kegiatan dengan suka rela tanpa adanya sebuah imbalan dan melakukan sebuah edukasi kepada para anggota lainya jika kegiatan konservasi ini tidak perlu dengan sebuah imbalan karena laut serta manfaatnya terumbu karang dikedepanya adalah milik kita bersama, tidak hanya itu voluntourist juga memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga terumbu karang serta mana yang tidak boleh dilakukan yaitu pemburuan terumbu karang dengan cara dihancurkan untuk diolah sehingga menjadi kapur untuk keperluan bangunan rumah dan teknik memancing yang tidak sesuai standar atau tidak ramah lingkungan. Voluntourist memberikan dorongan motivasi untuk masyarakat bahwa pentingnya menjaga dan pelestarian terumbu karang.
Keterlibatan non fisik dalam bentuk dukungan adalah voluntourist memberi sebuah dukungan yang terdiri dari ilmu pengetahuan edukasi kepada masyarakat mengenai cara menyelam, pelestarian dan sebagainya, edukasi ini di berikan khususnya kepada kelompok nelayan maupun voluntourist lainya yang baru mengikuti kegiatan konservasi ini. Voluntourist yang terlebih dahulu melakukan kegiatan ini sebelumnya akan memberikan arahan pengetahuan sebuah edukasi kepada voluntourist yang baru mengikuti kegiatan konservasi di Desa Tianyar edukasi tersebut berupa pembuatan, pembentukan terumbu karang dengan bahan-bahan yang sudah disediakan. Bahan bahan tersebut terdiri semen, air, pasir, serta campuran kalsium. Penanaman yang dilaksanakan sesuai dengan teknik dengan prosedur yang dimiliki oleh pihak konservasi terumbu karang. Adapun cara-cara dalam kegiatan konservasi ini adalah salah satu dukungan yang diberikan kepada masyarakat khususnya kelompok nelayan serta relawan yang baru, dimana pada umumnya mereka belum mengetahui bagaimana teknik menyelam (diving) yang benar dengan menggunakan peralatan selam, voluntourist akan memberikan praktek langsung untuk masyarakat atau kelompok konservasi lainya menyelam bersama dengan alat selam yang dimiliki.
Kegiatan konservasi di Desa Tianyar Terdapat voluntourist yang merupakan lulusan dari universitas di Scotland bidang beologi sudah lama mengikuti kegiatan konservasi ini beliau memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang terumbu karang sehingga beliau sering memberikan pemahaman tentang biota-biota laut serta jenis-jenis terumbu karang yang
Vol. 9 No 1, 2021
terdapat di Pantai Tianyar. Memberikan pemahaman mengenai pentingnya terumbu karang dalam manfaat kedepanyaa. Edukasi ini diberikan untuk masyarakat yang datang melakukan kegiatan pariwisata, serta kepada mahasiswa yang datang guna kepentingan penelitian.
-
V. KESIMPULAN
Koservasi terumbu karang yang didirikan oleh bapak I Ketut Sujana dan dibantu kelompok nelayan sekaligus menjadi anggota konservasi, ketua konservasi juga mengundang voloutourist untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kegiatan konservasi ini dilaksanakan karena melihat keadaan terumbu karang yang rusak yang diakibatkan beberapa faktor yaitu faktor manusia dan alam. Faktor alam meliputi perubahan cuaca serta gelombang ombak yang cukup kencang. Faktor manusia yaitu penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, peralatan yang digunakan dalam penangkapan ikan tidak ramah lingkungan yaitu menggunakan pestisida limbah pertanian, arus listrik, dan bahan peledak seperti petasan.
Kegiatan konservasi juga dibantu oleh voluntourist. Beberapa keterlibataan voluntourist dalam pelaksanaan konservasi yaitu bentuk fisik yang berupa tenaga, membantu pembuatan terumbu karang buatan serta menyelam dan menanamnya di laut. Keterlibatan dalam bentuk non fisik, voluntourist memberikan motivasi dan dukungan dalam keterlibatan masyarakat untuk membantu dalam kegiatan konservasi.
VI.SARAN
-
a. pemerintah
Berikut adalah saran yang dapat diberikan kepada pihak pemerintah yaitu lebih memperhatikn kegiatan konservasi terumbu karang serta memberikan fasilitas-fasilitas pendukung untuk kelancaran kegiatan konservasi dapat dilihat bahwa kegiatan ini sangat membantu pencegahan kerusakan terumbu karang dan kelestarian lingkungan alam agar tetap terjaga.
-
b. pengelola
Saran yang dapat diberikan kepada pihak pengelola bisa lebih bekerjasama dengan pihak swasta serta trevel agar nantinya bisa mendatangkan voluntourist ketempat kegiatan koservasi di Desa Tianyar agar bisa melancarkan serta membantu pelestarian terumbu karang dan memberikan pengalaman kepada voluntourist.
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I. P., & Mahagangga, I. G. A. (2019). Handbook Ilmu Pariwisata: Karakter dan
Prospek. Jakarta: PrenadaMedia Group.
Basrowii. (2011). Kewirausahan untuk Perguruuan Tinggi., Bogor: Ghlia Indonesia.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dalam Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Prenada Media Grup
Dwidjoseputro.(1994) Ekologi Manusiaa dengan Lingkunganya. Jakarta.: Erlanga.
Keraf. (2000).Dimenisi Budaya, Ekologi Pessir dan Laut dalam Pengembangn Wisata Bahari. Seminar, Lengkap.
Kusmayadi.al. 2000. Metodologi Penelitian di Bidang Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Rosada
Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: PT Gramedia Pustaka
Moleong, Lexy J.(2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumaryadi.INyoman. (2010). Sosiologi
Pemerintahan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Shroder, D.A., Pener L.A., Dovidio, J.F, Pilivin J.A. (1998) The Psycholgy of helpng and altruism. New York: Problem and Puzle
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Suryawan, I. B., & Mahagangga, I. G. A. O. (2017). Penelitian Lapangan 1. Denpasar: Cakra Media dan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Undang-Undang.Republik Indonesia No.5 Pasal 3 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdya Alam Hayati dan Ekosistmnya.
Undang-Undang.Republik Indonesia No 5 Tahun 1990 Tentang Konservsi Sumberdya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Wilson, John. (2000) Volunteering.Anual Review of Sociology, Vol. 26:1, (pp.215-240).
Wearing,S.(2008).Volunter Tourism as Alternativ Tourism: Journys. Beyond Othernes. In S. Wearing & K. Lyons (Eds.) Journys of Discovery in Volunteer Tourism. WalIingford, UK: CAB Internasional. (pp. 3-11).
Wearing, Stephen dan Nancy Gard MGehe.(2013). Volunteer tourism: A review. (Eds.) Touriism Management. Sydney: University of
Technology. (pp. 120-130).
Anonim.2019. Profil Desa Kabupaten Karangasem. Sippa.ciptakarya.pu.go.id
The Voluntourist. (2015) Documentry ‘The Voluntourit: Is voluntoursm doing more harm than good?. Diakses dari
Vol. 9 No 1, 2021
https://www.youtube.com/watch?v=E16iO aAP4SQ pada 23 Juli 2020.
Voluntourism.org diakses pada 24 Juli 2020.
186
Discussion and feedback