Bauran Pemasaran Tirta Taman Mumbul Sebagai Wisata Spiritual Di Desa Sangeh, Kabupaten Badung
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
Bauran Pemasaran Tirta Taman Mumbul Sebagai Wisata Spiritual Di Desa Sangeh, Kabupaten Badung
-
1 Anak Agung Intenia Amanda a, 1, Made Sukanaa, 2
-
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
This research purpose to analyze the marketing strategy in a spiritual tourism destination at Taman Mumbul, Sangeh, Badung regency. The qualitative research method are used in this research. The data composed are retrieved from observation, interviews, literature reviews, and literature study. Analysis steps of the data taken in this research are data collections, reductions, preparations, and drawing conclusion. This research find that based from the 4A as identification component of attraction, accessibility, amenity, and ancillary and The 7P as marketing mix application which include product, price, place, promotion, process, people, and physical evidence at Tirta Taman Mumbul, Sangeh Village, Abiansemal District, Badung Regency has goes well.
Keyword: Spiritual Tourism, Marketing Mix, Tourism, Tirta Taman Mumbul
-
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan keindahan panorama alam serta memiliki beragam kebudayaan yang menunjang kegiatan pariwisata. Indonesia memiliki berbagai daerah dan kawasan yang dapat menjadi potensi berkembangnya kegiatan pariwisata seperti daerah yang memiliki panorama yang menawan dan eksotis, terdapat pula berbagai bangunan bersejarah yang merupakan ciri khas budaya yang menjadi andalan sektor pariwisata. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas daratan dan lautan sebesar 5.180.053 km2, pulau sebanyak 13.487, dan suku bangsa sebanyak 1.340.
Pariwisata adalah satu diantara sekian banyak sektor yang berkontribusi penting bagi perekonomian di Indonesia dalam usaha peningkatan devisa negara. Data dari Kementerian Pariwisata menunjukkan bahwa penerimaan devisa dari sektor pariwisata di tahun 2018 mencapai target 100% dengan total sebesar 224 triliun rupiah. Indonesia memiliki kekayaan potensi wisata alam serta wisata budaya yang melimpah dan sangat menguntungkan bagi pariwisata Indonesia jika kekayaan alam dan budaya tersebut dikelola dengan baik agar dapat menjadi produk pariwisata.
Kabupaten Badung merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Bali, Indonesia. Kabupaten Badung mencakup daerah Kuta dan Nusa Dua dan merupakan kawasan pariwisata. Banyaknya daya tarik wisata di Kabupaten Badung menyebabkan sektor pariwisata menjadi unggulan karena pariwisata menyumbangkan kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi Kabupaten Badung. Bandara Ngurah Rai yang terletak di Tuban juga memengaruhi perkembangan sektor
pariwisata di Kabupaten Badung. Kabupaten Badung mempunyai beberapa destinasi wisata baru yang menjadi penarik minat wisatawan untuk berkunjung yang mengakibatkan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung (Mahagangga, dkk., 2018).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung menyebutkan bahwa sektor pariwisata misalnya pajak hotel serta pajak restoran merupakan penyebab besar dari berkontribusinya PAD Kabupaten Badung yaitu sebanyak tujuh puluh persen (Ayumi, 2020).
Kabupaten Badung memiliki potensi pengembangan wisata spiritual yang tampak belum serius penanganannya. Padahal, sangat banyak heritage termasuk mitos-mitos tradisional yang dapat dilakukan pengembangan pariwisata (Anom, dkk., 2020).
Meskipun perkembangan wisata spiritual di Bali muncul pada tahun 2012 (setelah dilaksanakannya sebuah seminar yaitu seminar Spiritual Tourism yang dicetuskan oleh Anand Ashram Foundation dengan dukungan berbagai stakeholder). Tampak wisata spiritual mulai serius dilakukan pengemasan sebagai daya tarik wisata. Bagi pengunjung lokal, wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Wisata spiritual juga bisa menjadi salah satu upaya untuk menjaga implementasi Tri Hita Karana, yaitu tiga penyebab keharmonisan, yang terdiri dari Parahyangan (hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan); Pawongan (hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia); serta Palemahan (hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan alam).
Masih terdapat beberapa perbedaan perspektif pemangku kepentingan dalam
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
mengembangkan wisata spiritual di Bali (Sutama, 2013). Tetapi upaya dan strategi pengembang wisata spiritual di kabupaten Badung sudah dilakukan sepeti di Tirta Taman Mumbul, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
Tirta Taman Mumbul sangat disakralkan oleh masyarakat Desa Sangeh karena digunakan sebagai tempat Upacara Melasti dan Melukat, namun Tirta Taman Mumbul yang tergolong destinasi wisata spiritual baru di Kabupaten Badung belum terkenal di kalangan wisatawan sehingga jumlah kunjungan wisatawan tahunan masih dalam kategori sedikit. Tirta Taman Mumbul adalah salah satu destinasi wisata spiritual yang potensial untuk dikembangkan. Sebagai upaya memaksimalkan potensi yang ada, perlu dilakukan kajian untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk destinasi wisata spiritual Tirta Taman Mumbul.
Wisata spiritual juga memerlukan startegi pemasaran yang tepat agar berkelanjutan. Bauran pemasaran 7P merupakan salah satu konsep pemasaran yang dapat menjadi stategi pemasaran yang relevan untuk wisata spiritual di Kabupaten Badung. Oleh karena itu, perlu dikaji dua pokok permasalahan yaitu (1) bagaimana potensi Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual dan (2) bagaimana bauran pemasaran Tirta Taman Mumbul sebagai daya tarik wisata spiritual di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
-
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Tirta Taman Mumbul, desa Sangeh, kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang berdekatan dengan daya tarik wisata Tanah Wuk yang juga merupakan daya tarik wisata yang cukup terkenal. Tirta Taman Mumbul berjarak sekitar 1 kilometer dari kawasan daya tarik wisata Sangeh.
Cakupan ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu mengenai potensi dan bauran pemasaran Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual di Desa Sangeh, Kabupaten Badung. Potensi Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual meliputi komponen 4A (attraction, accessibility, amenities, dan ancillary). Strategi bauran pemasaran 7P Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual meliputi product, price, promotion, place, people, physical evidence, dan process (Abdurrahman, 2015).
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif (Sugiyono, 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi (Raco, 2010), wawancara (Suryawan, dkk., 2017), dokumentasi
(Arikunto, 2006), dan studi kepustakaan (Zed, 2014).
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan langkah-langkah analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu; (i) Data Reduction yang berarti proses memilih fokus dari data yang akan digunakan; (ii) Display Data yaitu kumpulan data-data yang sudah terorganisir hasil dari direduksi data sebelumnya; (iii) Conclusion Drawing and Verification yang merupakan proses pengambilan kesimpulan dan memverifikasi hasil penelitian (Miles & Huberman, 1994).
Teknik analisis ini digunakan untuk mengurai informasi guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai gambaran umum, potensi wisata spiritual dan bauran pemasaran Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual di Desa Sangeh, Kabupaten Badung.
-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tirta Taman Mumbul merupakan sebuah daya tarik wisata yang terletak di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Tirta Taman Mumbul berjarak kurang lebih 500 meter dari Objek Wisata Alam Sangeh. Waktu tempuh yang diperlukan dari pusat kota Denpasar kurang lebih 60 menit. Wisata spiritual tidak hanya mengunjungi sejumlah tempat suci dan melakukan persembahyangan, namun kini wisata spiritual juga memiliki kegiatan melukat yang dipercaya dapat menetralkan energi negatif oleh umat Hindu. Dewasa ini kegiatan melukat tidak hanya dilakukan oleh umat Hindu, seiring berkembangnya pariwisata spiritual umat non-Hindu mulai menikmati kegiatan wisata spiritual melukat. Salah satu tempat melukat yang ada di Kabupaten Badung yaitu Tirta Taman Mumbul. Terdapat Pancoran Solas (11 pancuran) yang digunakan sebagai pancuran yang mengalirkan air untuk melakukan kegiatan melukat. Sebelum melakukan kegiatan melukat, wisatawan khususnya Umat Hindu harus melakukan persembahyangan terlebih dahulu, kemudian memasuki area melukat. Kegiatan melukat di Pancoran Solas ini dimulai dari Pancoran Dewi Gangga, dilanjutkan ke Pancoran Dewi Saraswati dan seterusnya, kemudian akan berakhir di Pancoran Dewa Siwa. Aliran air yang digunakan untuk melakukan kegiatan melukat mengalir dengan cukup deras dan jernih karena air tersebut berasal dari mata air alam.
Cooper dkk. (1995) mengemukakan daya tarik wisata memiliki 4 komponen yang harus dimiliki oleh objek wisata. 4 komponen ini disebut 4A yang terdiri dari attraction, accessibility, amenities, dan ancillary.
Poin pertama yaitu attraction atau atraksi adalah hal-hal yang dapat menarik minat wisatawan
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
yang berkunjung ke suatu objek wisata. Alam, budaya, dan buatan termasuk dalam atraksi. Poin kedua yaitu accessibility atau aksesibilitas adalah akses yang dipergunakan untuk menuju suatu daya tarik wisata. Aksesibilitas meliputi transportasi darat, laut dan udara. Jaringan telepon dan jaringan internet juga termasuk dalam aksesibilitas yang harus ada di suatu daya tarik wisata. Poin ketiga yaitu amenity atau amenitas yaitu fasilitas-fasilitas akomodasi berupa sarana dan prasarana, seperti homestay, hotel, villa dan lain sebagainya. Poin terakhir yaitu ancillary atau pelayanan tambahan yang merupakan elemen-elemen pendukung keberlangsungan kegiatan pariwisata di suatu daya tarik wisata. Pelayanan tambahan yang dimaksud yaitu lembaga pengelola, tourist information centre dan lain-lain.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilaksanakan, terdapat komponen 4A yang dimiliki Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual, yaitu attraction, accessibility, amenities, dan ancillary yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Komponen 4A di Tirta Taman Mumbul
Komponen 4A |
Hasil Penelitian |
Attraction (Atraksi) |
|
Accessibility (Aksesibilitas) |
|
c. Adanya jaringan telepon dan jaringan internet yang baik | |
Amenity (Amenitas) |
|
Ancillary |
a. Lembaga pengelola Tirta Taman Mumbul b. Tourist Information Centre |
Sumber: Hasil Penelitian, 2020
-
1. Attraction atau atraksi yang dimiliki Tirta Taman Mumbul yaitu Tirta Taman Mumbul memiliki keindahan alam yang sangat asri, suasana yang damai, dan udara yang segar. Terdapat sebuah kolam yang cukup besar dan tenang selain itu terdapat juga sebuah Pura yaitu Pura Ulun Mumbul. Pura Ulun Mumbul sangat disakralkan masyarakat setempat. Kegiatan upacara agama di Pura Ulun Mumbul yang melibatkan masyarakat setempat sangat menarik perhatian wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Atraksi utama Tirta Taman Mumbul yaitu kegiatan melukat dengan 11 pancuran.
-
2. Accessibility atau aksesibilitas yang berada di Tirta Taman Mumbul yaitu akses jalan menuju Tirta Taman Mumbul yang cukup lebar, namun masih kurangnya papan penunjuk jalan. Transportasi yang bisa digunakan untuk menuju Tirta Taman Mumbul yaitu sepeda motor, mobil, dan bus. Jaringan telepon dan internet di Kawasan Tirta Taman Mumbul sudah baik sehingga wisatawan yang berkunjung dapat berkomunikasi dan mengakses internet dengan mudah.
-
3. Amenity atau amenitas yang terdapat di Kawasan Tirta Taman Mumbul yaitu terdapat beberapa homestay dan rumah makan, loker tempat penyimpanan barang, toilet, dan lokasi parkir kendaraan untuk para pengunjung. Jumlah homestay yang tersedia masih terbatas, meskipun terdapat partisipasi masyarakat untuk menciptakan homestay, namun jumlahnya masih kurang. Rumah makan yang ada di sekitar Kawasan Tirta Taman Mumbul masih terbatas dalam segi menu makanan dan kapasitas tempat. Menu makanan yang tersedia di rumah makan yang berada di Kawasan Tirta Taman Mumbul hanya makanan Indonesia dan lebih dominan menu makanan khas Bali seperti sate dan lawar. Jumlah toilet yang berada di Tirta Taman Mumbul masih sedikit. Pengelola dan stakeholder perlu memberi perhatian khusus dengan penambahan
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
jumlah toilet. Hal ini dinilai sangat krusial karena atraksi wisata yang ditawarkan oleh Tirta Taman Mumbul adalah wisata spiritual melukat, dimana wisatawan membutuhkan tempat untuk berganti pakaian setelah melakukan kegiatan melukat. Jika toilet yang tersedia di Tirta Taman Mumbul masih sedikit, hal ini dapat menyebabkan terjadinya antrean panjang oleh wisatawan yang telah selesai melakukan kegiatan melukat. Antrean panjang wisatawan dapat menimbulkan keluhan dan penurunan citra wisata spiritual Tirta Taman Mumbul serta menurunkan jumlah kunjungan wisatawan.
-
4. Ancillary atau pelayanan tambahan di Tirta Taman Mumbul yaitu terdapat lembaga pengelola yang membantu jalannya kegiatan pariwisata yang dilakukan di Tirta Taman Mumbul. Terdapat pula Tourist Information Centre yang memberikan informasi-informasi untuk wisatawan.
Berdasarkan penjelasan mengenai komponen 4A yang dimiliki Tirta Taman Mumbul, potensi-potensi wisata yang ada di Tirta Taman Mumbul harus dikembangkan lagi. Tirta Taman Mumbul yang memiliki panorama indah dan udara segar sehingga sangat cocok untuk mengembangkan atraksi wisata spiritual yoga yang cocok dijadikan atraksi wisata yuntuk menarik minat wisatawan agar wisatawan tertarik untk mengunjungi wisata spiritual Tirta Taman Mumbul. Pengembangan potensi wisata di Tirta Taman Mumbul dapat dengan cara mengadakan kelas memasak masakan khas Bali dan kelas tari Bali agar terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
Marketing mix adalah sebuah strategi yang mengombinasikan aktivitas marketing agar tercipta kombinasi maksimal sehingga akan muncul hasil yang sesuai dengan yang diharapkan (Buchari Alma, 2005). Aplikasi komponen bauran pemasaran 7P di Tirta Taman Mumbul meliputi product (produk), price (harga), place (saluran distribusi), promotion (promosi), process (proses), people (orang), dan physical evidence (fasilitas fisik).
Product (produk) adalah segala hal yang bisa diberikan kepada pasar/konsumen guna menarik minat, dibeli, dipergunakan maupun dikonsumsi agar dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen (Kotler & Amstrong, 2010). Price (harga) adalah jumlah tertentu yang harus dikeluarkan konsumen sebagai upaya untuk membeli atau mendapatkan suatu produk yang dinginkan. Place (saluran distribusi) merupakan suatu lokasi yang digunakan untuk aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan agar produknya dapat dengan mudah didapat oleh konsumen (Kotler, 2009). Saluran distribusi
terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berkontribusi pada penyaluran produk barang atau jasa kepada konsumen. Saluran ini membantu suatu organisasi untuk mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan produk barang atau jasa kepada konsumen akhir, reseller, perusahaan distribusi fisik, agen layanan pemasaran, maupun perantara keuangan (Kotler & Armstrong, 2012). Tempat
yang strategis, memiliki suasana menyenangkan, efisien dan menarik merupakan salah satu contoh saluran distribusi agar mencapai target yang
sesuai (Suryana, 2013). Saluran distribusi merupakan kelompok yang memiliki
ketergantungan satu sama lain untuk saling
membantu membuat produk atau jasa agar dapat digunakan oleh konsumen (Kotler & Armstrong,
2008). Promotion (promosi) merupakan aktivitas
khusus dirancang dan dilaksanakan oleh sebuah
perusahaan untuk menstimulasi pembelian yang
cepat dan besar atas produk oleh konsumen (Kotler & Keller, 2012). Menginformasikan dan memperkenalkan produk barang maupun jasa
untuk konsumen, membujuk konsumen agar berminat dan membeli produk barang maupun
jasa merupakan usaha yang dilakukan agar produk
barang maupun jasa oleh konsumen. merupakan cara menyebarluaskan
bisa diketahui dan diminati Maka kegiatan promosi
yang digunakan untuk
dan mengkomunikasikan
produk barang maupun jasa kepada konsumen
yang merupakan fungsi kegiatan promosi. Kegiatan promosi bertujuan untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan mempengaruhi konsumen agar konsumen lebih mudah mengetahui produk barang atau jasa yang ditawarkan (Suryana, 2013). Process (proses) merupakan proses “menciptakan dan memberikan jasa kepada konsumen, merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran” (Payne, 2000). Process (Proses) merupakan kegiatan untuk melakukan perubahan sumber daya menjadi produk barang maupun jasa. Kegiatan proses yaitu menentukan strategi untuk menghasilkan produk barang maupun jasa yang sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen. Proses juga mencakup dampak dalam jangka waktu panjang terhadap efisiensi produksi serta fleksibilitas biaya dan kualitas produk barang atau jasa yang diproduksi (Hazer, 2006). People (orang) memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan suatu usaha. Perencanaan pemberdayaan sumber daya, rekrutmen
karyawan, seleksi karyawan, pelatihan karyawan dan motivasi bekerja merupakan hal-hal yang bersangkutan dengan people. Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan hal pertama yang harus direncanakan untuk memastikan bahwa sebuah organisasi atau perusahaan memiliki sumber daya manusia berkualitas dalam
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
kedudukan jabatan agar dapat mencapai tujuan bersama sebuah organisasi atau perusahaan tersebut (Faustinus, 2003). Physical evidence (bukti fisik) adalah segala sesuatu nyata yang bisa ditawarkan kepada konsumen. Bukti fisik yang tersedia di penyedia jasa dan ditujukan sebagai upaya nilai tambah kepada konsumen (Kotler, 2009). Physical evidence menyediakan layanan maupun lokasi untuk mendukung kegiatan interaksi dengan konsumen. Menyediakan komponen-komponen yang dapat dilihat langsung dan dirasakan (tangible) guna meningkatkan kinerja dan memaksimalkan pelayanan (Zeithaml dkk., 2006).
Berdasarkan penjelasan di atas, adapun komponen bauran pemasaran 7P yang dimiliki oleh Tirta Taman Mumbul adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Bauran Pemasaran 7P Tirta Taman Mumbul
Bauran pemasaran 7P |
Hasil penelitian |
Product (produk) |
|
Price (Harga) |
|
Place (Saluran Distribusi) |
a. Lokasi strategis b. Taman Mumbul terletak kurang lebih 1 kilometer dari objek wisata Sangeh Monkey Forest |
| |
Promotion (Promosi) |
|
Process (Proses) |
|
People (Orang) |
|
Physical Evidence (Fasilitas Fisik) |
|
Sumber: Hasil Penelitian, 2018
-
1. Product (produk) yang ditawarkan oleh
Tirta Taman Mumbul yaitu keindahan panorama alam yang sangat asri. Produk lainnya yaitu kegiatan melukat yang
menjadi atraksi utama di Tirta Taman
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
Mumbul. Terdapat pula upacara agama di hari tertentu dengan ritual bernuansa Bali yang melibatkan umat Hindu setempat yang mana hal ini sangat menarik minat wisatawan.
-
2. Price (harga) yang ditawarkan oleh Tirta Taman Mumbul merupakan harga yang sama bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Untuk biaya masuk ke Tirta Taman Mumbul tidak dipungut biaya, namun wisatawan harus membayar tiket parkir kendaraan yaitu sebesar lima ribu rupiah permobil, dua ribu rupiah permotor dan sepuluh ribu rupiah perbus. Wisatawan juga dapat menyewa loker untuk menyimpan barang-barang saat melakukan kegiatan melukat dengan biaya sebesar sepuluh ribu rupiah perloker. Selain terdapat penyewaan loker Tirta taman Mumbul juga menyediakan penyewaan kain sebagai atribut saat
melakukan kegiatan melukat dengan biaya penyewaan sebesar lima ribu rupiah
perkain.
-
3. Place (saluran distribusi) yaitu Tirta Taman Mumbul memiliki lokasi yang strategis dan dekat dengan objek wisata Sangeh Monkey Forest. Akses jalan menuju lokasi sudah baik sehingga bisa dilalui kendaraan berupa sepeda motor, mobil, maupun minibus. Daya tarik wisata ini tidak persis berada di samping jalan raya, sehingga tidak menimbulkan kebisingan. Tempat ini juga didukung area yang memadai untuk usaha dagang makanan dan perlengkapan sembahyang yang dimiliki masyarakat lokal. Saluran distribusi di Tirta Taman Mumbul dikelola langsung oleh Desa Adat Sangeh dari aktivitas promosi, penjualan tiket parkir serta penyewaan kain dan loker. Salah satu saluran distribusi untuk aktivitas promosi adalah melalui situs
promosi wisata tripadvisor.co.id (dapat diakses pada link:
https://www.tripadvisor.co.id/Attraction_R eview-g9723252-d12841882-Reviews-Taman_Mumbul-Sangeh_Bali.html). Belum
ada saluran distribusi berupa kerja sama resmi dengan travel agent atau biro perjalanan wisata, namun beberapa biro perjalanan wisata sudah mempublikasikan sendiri paket wisata ke Tirta Taman Mumbul melalui akun media sosialnya masing-masing. Barang-barang yang dijual pedagang di sekitar area Tirta Taman Mumbul telah memiliki saluran distribusi tersendiri. Para pedagang mendapat barang dari distributor produk makanan dan
minuman. Sebagian pedagang menerima barang tersebut melalui jasa pengantaran dari distributor ke warung-warung mereka di area Tirta Taman Mumbul. Sebagian pedagang lainnya mengambil produk makanan dan minuman langsung ke perusahaan distributor.
-
4. Promotion (promosi) yang dilakukan Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual di Desa Sangeh, Kabupaten Badung yaitu melalui teknologi internet, media elektronik, media cetak serta penyebaran brosur. Travel agent atau biro perjalanan wisata secara mandiri mempromosikan paket wisata ke Tirta Taman Mumbul di media sosial masing-masing.
-
5. Process (proses) yang dilakukan untuk mengembangkan Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spiritual di Desa Sangeh, Kabupaten Badung yaitu Tirta Taman Mumbul melaksanakan segala aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan yang berkunjung. Aktivitas-aktivitas yang dijalankan di Tirta Taman Mumbul yang disebut proses. Proses ini termasuk prosedur-prosedur, tugas, jadwal, mekanisme yang berkaitan dengan produk-produk yang ditawarkan ke wisatawan yaitu kegiatan melukat.
-
6. People (orang) yang dimaksud adalah semua pelaku yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di Tirta Taman Mumbul. Orangorang yang terlibat dalam kegiatan
pariwisata di Tirta Taman Mumbul yaitu pegawai yang bekerja di Tirta Taman
Mumbul, wisatawan yang berkunjung,
stakeholder, dan pengelola Tirta Taman Mumbul.
-
7. Physical evidence (bukti fisik) yang tergolong bukti fisik sebagai penunjang keberlangsungan kegiatan pariwisata di Tirta Taman Mumbul yaitu lingkungan fisik Tirta Taman Mumbul meliputi bangunan fisik, plang serta rambu-rambu, tiket parkir, brosur, dan lain sebagainya.
Temuan penelitian menunjukkan
komponen 4A yaitu: (i) Attraction atau atraksi yang dimiliki oleh Tirta Taman Mumbul adalah keindahan alam yang asri dengan suasana alam yang damai, dan udara yang segar. Terdapat kolam yang cukup besar serta terdapat sebuah Pura yang bernama Pura Ulun Mumbul dan sangat disakrakan oleh masyarakat setempat. Atraksi utama di Tirta Taman Mumbul yitu kegiatan melukat dengan 11 pancuran; (ii) Accessibility atau aksesibiltas yang ada di Tirta Taman Mumbul yaitu akses jalan yang lebar untuk menuju Tirta Taman Mumbul, namun masih kurang papan penunjuk jalan. Adapun
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
beberapa moda transportasi antara lain sepeda motor, mobil dan bus dapat digunakan untuk mencapai Tirta Taman Mumbul. Jaringan telepon dan internet di kaasan Tirta Taman Mumbul sudah cukup baik dan stabil sehingga wisatawan dapat berkomunikasi dan mengakses internet dengan nyaman; (iii) Amenity atau amenitas yang terdapat di Tirta Taman Mumbul yaitu homestay, rumah makan, loker tempat penyimpanan barang, toilet dan tempat parkir; (iv) Ancillary yang ada di Tirta Taman Mumbul yaitu Lembaga pengelola yang membantu jlanannya kegiatan pariwisata dan Tourist Information Centre yang memberikan informasi untuk wisatawan. Tirta Taman Mumbul menggunakan strategi pemasaran bauran pemasaran 7P dengan komponen: (i) Product
(produk) berupa kegiatan melukat dengan 11 pancoran sebagai atraksi utama; (ii) Price (harga) yaitu harga yang ditawarkan oleh Tirta taman Mumbul adalah harga tiket masuk sebesar dua ribu rupiah permotor, lima ribu rupiah permobil dan sepuluh ribu rupiah perbus, wisatawan juga dapat meminjam kain untuk digunakan saat melakukan kegiatan melukat dengan harga lima ribu rupiah perkain; (iii) Place yaitu Tirta Taman Mumbul memiliki lokasi yang strategis dan dekat dengan objek wisata Sangeh Monkey Forest. Akses jalan menuju lokasi sudah baik sehingga bisa dilalui kendaraan berupa sepeda motor, mobil, maupun minibus. Saluran distribusi di Tirta Taman Mumbul dikelola langsung oleh Desa Adat Sangeh dari aktivitas promosi, penjualan tiket parkir serta penyewaan kain dan loker. Salah satu saluran distribusi untuk aktivitas promosi adalah melalui situs promosi wisata tripadvisor.co.id. Belum ada saluran distribusi berupa kerja sama resmi dengan
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Anonim. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Anonim. (2009). Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Anonim. (2018). Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata.
Abdurrahman, N. (2015). Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung: Pustaka Setia
Anom, I. P. T., Mahagangga, I. G. O., SURYAWAN, I., &
KOESBARDIATI, T. (2020). Case Study of Balinese Tourism: Myth as Cultural Capital. Utopía y Praxis
Latinoamericana, 25(6), 122-133.
Arikunto. S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Ayumi, L. (2020). Melihat Profil Kabupaten Dengan Tax Ratio Tertinggi Se-Indonesia. DDTC Fiscal Research. Diakses pada Juni 26, 2020, dari https://news.ddtc.co.id/melihat-profil-
kabupaten-dengan-tax-ratio-tertinggi-se-indonesia-19702?page_y=0
Buchari, A. (2008). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Bungin, B. (2007). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grafindo.
travel agent atau biro perjalanan wisata, namun beberapa biro perjalanan wisata sudah mempublikasikan sendiri paket wisata ke Tirta Taman Mumbul melalui akun media sosialnya masing-masing. Barang-barang yang dijual pedagang di sekitar area Tirta Taman Mumbul telah memiliki saluran distribusi tersendiri. (iv) Promotion (promosi) Tirta Taman Mumbul menggunakan teknologi internet dan media cetak sebagai sarana promosi utama; (v) Process (proses) yaitu melakukan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan; (vi) People (orang) yaitu semua pihak yang berkaitan dengan Tirta Taman Mumbul seperti pegawai di Tirta Taman Mumbul, wisatawan yang berkunjung, stakeholder dan pengelola Tirta Taman Mumbul; dan (vii) Physical evidence (bukti fisik) berupa bangunan fisik, plang dan rambu-rambu, tiket parkir dan brosur.
-
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penjabaran dari pembahasan penelitian disimpulkan bahwa bauran pemasaran Tirta Taman Mumbul sebagai wisata spritual sudah berjalan, tetapi diperlukan strategi dan program-program kerja yang berfokus pada wisata spiritual. Peran stakeholders pariwisata lokal harus bersama melakukan pengembangan yang berfokus terhadap wisata spiritual. Pemasaran pariwisata dapat berjalan baik dengan dukungan dari segenap masyarakat lokal.
Cooper. C., Fletcher. J., Gilbert. D., Wanhill. S. (1995) Tourism, Principles and Pantice. London: Logman.
Gomes, F. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
Hazer, J., & Render, B. (2006). Operation Management. (Alih Bahasa: Dwianoegrahwati Setyoningsih, Indra Almahdy). Jakarta: Salemba Empat.
Hurriyati, R. (2010). Bauran Pemasaran Jasa dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.
Kotler, K. (2009). Manajemen Pemasaran 1 (13th ed.). Jakarta:
Erlangga.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2010). Principles of Marketing (13th ed.). New Jersey: Pearson.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Marketing: An introduction (11th ed., pp. 29-42). New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, P., & Keller, K. (2012). Manajemen Pemasaran Jilid 1. (12th ed.). Jakarta: Erlangga.
Mahagangga, I., Oka, G. A., & Suryawan, I. B. Anom, I Putu dan Kusuma Negara, I Made. 2018. Evolusi Pariwisata Di Indonesia, Turismemorfosis di Kabupaten Badung, kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Luwu Timur. Denpasar: Cakra Media Utama.
Miles, M., & Huberman, A. (1994) Qualitative Data Analysis. (2nd ed.). USA: Sage Publications.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 9 No 1, 2021
Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Renaja.
Payne, A. (2000). Pemasaran Jasa (The essence of Service marketing). Yogyakarta: Andi Offset.
Pitana, I., & Diarta, I. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta: Andi.
Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryana. (2013). Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Suryawan, I. B., & Mahagangga, I. G. A. O. (2017). Penelitian
Lapangan 1. Denpasar: Cakra Media dan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Sutama, K. (2013). Pariwisata Spiritual di Bali dari Perspektif Stakeholder Pariwisata. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, 3(2) 9-11.
https://www.academia.edu/6969798/Pariwisata_Spiritual_di_
Bali_dari_Perspektif_Stakeholders_Pariwisata
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Zeithaml, V., Bitner, M., & Gremler, D. (2006). Service Marketing (4th ed.). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
178
Discussion and feedback