Implementasi Wisata Edukasi Di Agrowisata Doesoen Kakao Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937
Vol. 9 No 1, 2021
Implementasi Wisata Edukasi Di Agrowisata Doesoen Kakao Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi
Wahyu Prana Yoga a, 1, Dian Pramita Sugiarti a, 2, I Made Bayu Ariwangsa a,3
-
aProgram Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
Banyuwangi is one of the famous regency in East Java province because rapid tourism development. Banyuwangi has a many tourism potential like view of the stretch of mountains, beaches, forests and local culture. Tourism in Banyuwangi has various types, one of the most enjoyed is educational tourism especially at Agrotourism Doesoen Kakao Glenmore. This study aims to analyze the implementation of educational tourism in Agrotourism Doesoen Kakao is feasible or not. This research used qualitative methods with quantitative and qualitative data. Sampling determine technique using purposive sampling for informants. The data collection techniques used are, interviews, observations, library studies and documentation.
The result of this research is that educational tours Agrotourism Doesoen Kakao almost have met all the criteria. There are three criteria, namely Naturalness, Contribution to Society, and Conducting Development. Agrotourism Doesoen Kakao still does not conduct development in several parts. Agrowisata Doesoen Kakao needs to make more attractions and provide services that add more comfort to tourists.
Keyword: Education Tourism, Agrotourism, and Tourism
Pemerintah Indonesia sedang berusaha membangun sektor pariwisata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Hal tersebut dilakukan karena devisa yang didapat oleh pemerintah indonesia sangat besar dari sektor pariwisata. Dengan adanya hal tersebut, seluruh daerah di Indonesia berlomba-lomba mengembangkan pariwisata.
Salah satu daerah yang sedang melaksanakan pembangunan pariwisata adalah kabupaten Banyuwangi. Pariwisata di Banyuwangi tidak terlepas dengan alamnya yang indah dan mempesona. Sisi utara Banyuwangi terdapat gunung ijen, sisi selatan Banyuwangi terdapat taman nasional alas purwo dan pantai plengkung, dan sisi sebelah timur Banyuwangi terdapat taman nasional meru betiri. Ketiga sisi tersebut apabila ditarik garis akan membentuk sebuah segitiga yang dijuluki sebagai segitiga berlian dan menjadi kawasan pengembangan pariwisata di Banyuwangi.
Pemerintah kabupaten Banyuwangi telah mencoba dengan sangat berani pembangunan sektor pariwisata sebagai generator penggerak sektor-sektor lainnya. Suatu hal yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya. Terobosan pemerintah kabupaten Banyuwangi di bawah kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas memberikan banyak perubahan mendasar (Mahagangga, dkk., 2019).
Banyak daya tarik wisata di Banyuwangi yang sudah menjadi primadona bagi wisatawan untuk dikunjungi salah satunya adalah Agrowisata
Doesoen Kakao. Sebuah perkebunan kakao yang terletak di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi dikembangkan menjadi sebuah daya tarik wisata dengan menyuguhkan keasrian dan kesejukan suasana perkebunan. Agrowisata Doesoen Kakao membuat sebuah paket wisata tentang proses tumbuhan kakao dari penanaman hingga pengolahan menjadi coklat yang layak jual. Aktivitas pariwisata tersebut menarik wisatawan untuk mengunjungi Agrowisata Doesoen Kakao. Namun banyak wisatawan menyatakan bahwa wisata edukasi di Agrowisata Doesoen Kakao hanya sekedar pemberian informasi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja aktivitas pariwisata dan bagaimana implementasi wisata edukasi yang terjadi di Agrowisata Doesoen Kakao Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian menggunakan beberapa konsep meliputi konsep implementasi (Winarno, 2005), wisata edukasi (Jafari & Ritchie, 1981), pengelolaan (Follet, 2007), masyarakat lokal (Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007), Agrowisata (Fatimah dan Sari, 2018), Aktivitas wisata edukasi (Jafari & Ritchie, 1981), Wisatawan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009) dan pengunjung (International Union of official Travel Organization /IUOTO, 1966).
Penelitian ini menggunakan empat telaah penelitian yang sudah dilakukan agar menjadi acuan untuk mengetahui perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Penelitian pertama adalah “Taman Kupu-kupu Bali Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Kabupaten Tabanan” oleh Putu Ririn Yuliana (2015) membahas mengenai pengembangan wisata edukasi
di Taman Kupu-kupu Tabanan. Penelitian kedua oleh Rahmatin (dkk., 2016) berjudul Wisata Museum berbasis Edutainment di Jawa Timur Park Kota Batu, Jawa Timur dengan fokus penelitian wisata buatan seperti museum dengan mengoptimalkan poin-poin edukasi. Penelitian ketiga adalah “Buku Panduan Wisata Kampung Tulip” (Hermawan, dkk., 2017) yang berfokus Penelitian keempat adalah “Pengelolaan Wisata Edukasi Kampung Coklat di Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar” oleh Ferdina Esty Wilujeng (2018) membahas mengenai pengelolaan wisata edukasi daya tarik wisata Kampung Coklat.
Agrowisata Doesoen Kakao berada di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Daya tarik wisata ini sangat terkenal bagi wisatawan yang menginginkan suasana perkebunan. Akses untuk menuju Doesoen Kakao dapat diakses dengan mudah dari Bandara Blimbingsari ke Agrowisata Doesoen Kakao melalui jalur darat diperlukan waktu 1 jam 35 menit. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data Kualitatif yang didapatkan melalui sumber data primer dan sekunder (Muhadjir, 1996). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi (Gibson, RL & Mitchell. MH, 2008), Wawancara (Charles Stewart dan W.B. Cash, 2013), dan Studi kepustakaan (Sarwono, 2006). Selain itu penelitian ini menggunakan teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling (Bungin, 2007). Selanjutnya data yang diperoleh diolah menggunakan teknik analisis data adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2017). Selain itu dalam penelitian ini digunakan Online Documents Analysis (Salmons, 2015).
Agrowisata Doesoen Kakao merupakan sebuah daya tarik wisata berbasis alam yang ada di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Agrowisata Doesoen Kakao berada di Perkebunan Kakao milik PT Perkebunan Nusantara XII yang membuat pengelolaan dan perizinan berada di bawah PT Perkebunan Nusantara XII. Keasrian dan kesejukan suasana di Agrowisata Doesoen Kakao membuat wisatawan tertarik untuk menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga, pacar, maupun kerabat.
Agrowisata Doesoen Kakao berdiri pada tahun 2016 di areal seluas 1.500 hektar. Bermula dari inisiatif masyarakat lokal serta didukung oleh pemerintah setempat membuat Agrowisata Doesoen Kakao dapat terwujud. Pada awalnya Agrowisata Doesoen Kakao hanya sebuah daya tarik wisata yang menyuguhkan tempat untuk menikmati secangkir
coklat panas di salah satu rumah sinder atau kepala kebun, belum ada atraksi wisata yang menarik saat pembukaan Agrowisata Doesoen Kakao. Namun pada tahun 2017 Agrowisata Doesoen Kakao mengalami rebranding, dengan hal tersebut Agrowisata Doesoen Kakao mengalami perkembangan baik dari sarana maupun atraksi wisata yang disuguhkan (Fanani Adrian, 2017).
Kondisi geografis yang ada di Agrowisata Doesoen Kakao terbilang cukup asri dan hijau. Selain banyak pohon kakao juga banyak pohon karet di sepanjang jalan sekitar Agrowisata Doesoen Kakao. Kondisi suhu udara di Agrowisata Doesoen Kakao terbilang cukup dingin karena kondisi alamnya yang sangat menyejukkan. Selain itu Agrowisata Doesoen Kakao memiliki bangunan-bangunan zaman kolonial yang masih bertahan arsitekturnya. Salah satu bangunan yang masih ada dan arsitektur kolonialnya masih berasa adalah bangunan cafe. Alih fungsi yang dulunya rumah sinder atau kepala kebun yang berubah menjadi cafe, arsitektur dari bangunan tersebut tidak berubah dan masih menampilkan corak kolonial.
Fasilitas yang ada di Agrowisata Doesoen Kakao terbilang cukup memadai. Terdapat penginapan yang disediakan oleh pengelola Agrowisata Doesoen Kakao dengan konsep Homestay, terdiri dari 3 kamar VIP dan 9 kamar standar. Kamar VIP dibanderol dengan harga sebesar Rp. 350.000 untuk 2 orang dan mendapatkan sarapan, minuman selamat datang, gratis wifi, Kasur Ganda, TV, AC, Pemanas air mandi, dan Kursi untuk bersantai. Sedangkan 9 kamar standar dibanderol dengan harga Rp. 250.000 untuk 2 orang atau lebih dan mendapatkan sarapan, minuman selamat datang, gratis wifi, tv di luar, dan kursi di luar kamar. Seluruh harga tersebut sudah termasuk pajak. Selain itu juga terdapat Shuttle Bus untuk mengantarkan wisatawan mengelilingi Agrowisata Doesoen Kakao. Bagi wisatawan yang lelah dan ingin beristirahat sejenak, dapat bersantai di foodcourt dan cafe sembari mencoba makanan maupun minuman yang khas dari Agrowisata Doesoen Kakao.
Aktivitas wisata adalah segala kegiatan yang dilakukan di dalam maupun di luar atau di sekitar Daya Tarik Wisata. Aktivitas pariwisata edukasi meliputi; konferensi, sekolah bahasa, penelitian, kunjungan sekolah, pertukaran pelajar nasional/ internasional dan wisata studi, yang terorganisir dengan tujuan wisata alam maupun buatan. Aktivitas wisata yang dilakukan di Agrowisata Doesoen Kakao antara lain:
-
1. Aktivitas Wisata Edukasi
Aktivitas yang sering dilakukan oleh wisatawan di Agrowisata Doesoen Kakao adalah aktivitas wisata
yang berhubungan dengan edukasi. Wisatawan dapat melakukan aktivitas wisata edukasi dengan membeli paket wisata edukasi sebesar Rp.25.000 per orang. Wisatawan dapat menaiki shuttle car yang telah disediakan oleh Agrowisata Doesoen Kakao. Dengan menaiki shuttle car wisatawan akan diajak berkeliling Agrowisata Doesoen Kakao untuk menikmati pemandangan dan juga akan diajak menuju pabrik pembuatan coklat. Namun sebelum itu wisatawan akan diajak untuk mengetahui cara penanaman kakao yang baik dan benar.
-
2. Pembuatan Gula Merah
Wisatawan akan diajari cara atau proses pembuatan gula merah dari nira pohon kelapa hingga menjadi gula merah. Pertama nira dari pohon kelapa dimasak dalam sebuah panci besar sampai matang. Api yang digunakan untuk memasak nira haruslah dari kayu bakar karena akan mempengaruhi cita rasa gula merah. Setelah matang nira tersebut dituangkan ke dalam cetakan yang telah diberi daun pisang kering agar tidak lengket. Setelah mengeras barulah dikeluarkan dari cetakan dan jadilah gula merah. Wisatawan biasanya mencicipi gula merah tersebut dan kebanyakan wisatawan juga akan membelinya karena harga yang jauh lebih murah.
-
3. Berfoto
Bangunan-bangunan yang masih meninggalkan khas kuno, membuat wisatawan banyak yang selfie atau berfoto untuk diunggah ke media sosial. Namun terdapat sebuah masalah bagi wisatawan untuk mengunggah fotonya ke sosial media karena jaringan yang terbatas dan hanya beberapa provider saja yang ada.
Wisata edukasi pada Agrowisata Doesoen Kakao harus memenuhi delapan prinsip wisata edukasi antara lain; Memiliki fokus pada wilayah alami yang menjamin pengunjung memiliki kesempatan untuk menikmati alam secara langsung, menyediakan layanan penerangan atau pendidikan kepada pengunjung dalam menikmati alam agar wisatawan memiliki tingkat pengertian, apresiasi, dan kepuasan yang lebih besar dalam berwisata, melakukan penanganan kegiatan wisata yang dapat memberikan efek terbaik dalam memelihara kelestarian ekologi, memberikan kontribusi terhadap konservasi lingkungan alami dan warisan budaya setempat, memberikan kontribusi positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat lokal secara terus-menerus, menghormati budaya lokal serta sensitif terhadap keberadaan dan pengembangan budaya tersebut, secara konsisten menjadikan aspirasi pengunjung sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan kegiatan wisata dipasarkan dan dipromosikan secara jujur,. Delapan kriteria tersebut diringkas menjadi tiga hal yaitu kealamian,
kontribusi bagi masyarakat., dan melakukan pengembangan, sehingga pada saat dikunjungi dapat memenuhi harapan para wisatawan secara nyata.
-
1. Kealamian
Kealamian dalam wisata edukasi merupakan hal penting dalam sebuah wisata edukasi. Agrowisata Doesoen Kakao memiliki wilayah alami yang menjamin pengunjung memiliki kesempatan untuk menikmati alam secara langsung, Agrowisata Doesoen Kakao berada di perkebunan kakao seluas 1500 hektar yang terdapat banyak tumbuhan kakao, selain itu juga terdapat pohon karet di sepanjang jalan menuju Agrowisata Doesoen Kakao yang membuat kealamian dapat terasa. Menyediakan pelayanan untuk pendidikan atau penerangan mengenai informasi dalam menikmati alam agar wisatawan memiliki tingkat pengertian, apresiasi, dan kepuasan yang lebih besar dalam berwisata. Implementasi mengenai penanganan kegiatan wisata yang dapat memberikan efek terbaik dalam pelestarian alam sudah diimplementasikan di Agrowisata Doesoen Kakao. Hal ini diimplementasikan dalam hal aktivitas yang dilakukan wisatawan di Agrowisata Doesoen Kakao. Wisatawan diajari untuk melakukan penanaman, perawatan, dan pemanenan yang baik dan benar. Pada saat pemanenan wisatawan diajarkan untuk memotong buah kakao di tangkainya dan tidak diperbolehkan mengenai pohonnya karena akan menyebabkan pohon tidak dapat berkembang.
-
2. Memberikan Kontribusi Bagi Masyarakat
Dengan adanya Agrowisata Doesoen Kakao membuat masyarakat mendapatkan manfaatnya. Masyarakat mulai mengenal kembali kebudayaan yang telah dilupakan dan ditinggalkan untuk menjadi atraksi wisata yang menarik wisatawan, misalnya saja penggunaan Luweng atau tempat memasak yang menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar mulai digunakan lagi oleh sebagian masyarakat karena akan menarik wisatawan untuk melihat atau berfoto ria. Selain itu dengan adanya Agrowisata Doesoen Kakao membuat masyarakat lebih menjaga kebersihan lingkungannya agar wisatawan betah dan merasa nyaman saat berwisata di Agrowisata Doesoen Kakao.
Selain itu masyarakat juga mendapatkan manfaat dari segi ekonomi maupun sosial. Dari segi ekonomi tidak diragukan lagi bahwa masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari bekerja pada Agrowisata Doesoen Kakao atau berjualan di sekitar Agrowisata Doesoen Kakao. Dengan adanya Agrowisata Doesoen Kakao, masyarakat meningkat taraf hidupnya yang berdampak pada segi sosial. Masyarakat yang dulunya menganggap pendidikan tidak terlalu penting karena pemikiran masyarakat ujung-ujungnya akan bekerja di kebun lagi membuat pendidikan agak kurang diperhatikan. Namun saat ini masyarakat sudah memikirkan pendidikan anak-anak mereka setelah melihat dan berhubungan sosial
dengan wisatawan dari segala perspektif membuat masyarakat lebih mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan.
Adanya Agrowisata Doesoen Kakao di lingkungan masyarakat tidak membuat masyarakat melupakan budayanya. Salah satu kontribusi adanya Agrowisata Doesoen Kakao pada budaya masyarakat yang tidak berubah adalah bangun pukul empat pagi untuk pergi ke masjid dan setelah itu menyapu halaman depan. Sikap wisatawan terhadap kebudayaan tersebut tentu saja toleransi karena selama ini belum terdapat kasus intoleransi kebudayaan oleh wisatawan terhadap masyarakat lokal di Agrowisata Doesoen Kakao. Selain itu masyarakat juga ikut bertoleransi terhadap sikap kebudayaan wisatawan. Misalnya masyarakat harus memahami bahwa logat orang medan lebih keras daripada orang jawa oleh karena itu masyarakat harus toleransi terhadap budaya dari masing-masing wisatawan asalkan tidak menyimpang dari norma yang berlaku di setempat.
-
3. Melakukan Pengembangan
Dalam melakukan pengembangan terhadap wisata edukasi di Agrowisata Doesoen Kakao dapat dilakukan dengan menggunakan aspirasi pengunjung dan pemasaran yang jujur. Secara konsisten menjadikan aspirasi pengunjung sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan kegiatan wisata merupakan hal yang sangat penting. Aspirasi pengunjung mampu menjadikan sebuah daya tarik wisata menjadi lebih baik lagi dengan mengikuti permintaan dari pengunjung. Namun hal ini belum diimplementasikan di Agrowisata Doesoen Kakao, karena tidak adanya kotak saran pada Agrowisata Doesoen Kakao. Kotak saran menjadi sangat penting bagi pengembangan daya tarik wisata. Dengan adanya kotak suara pengunjung ataupun wisatawan dapat memberikan saran tanpa merasa malu untuk berbicara langsung kepada pengelola Doesoen Kakao.
Demi mendatangkan jumlah kunjungan wisatawan lebih banyak, pemerintah Banyuwangi membuat sebuah acara di Agrowisata Doesoen Kakao yaitu Chocolate Food Festival yang dilaksanakan pada 16-17 Februari 2019. Acara tersebut diresmikan oleh
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Anonim. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Jakarta.
Anonim. Undang Undang tentang Kepariwisataan, UU No. 10 Tahun 2009. Jakarta: Direktorat Jenderal Hukum dan HAM.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya.Jakarta:Putra Grafika
Bogdan dan Taylor, 1975 dalam J. Moleong, Lexy.
2017. Metodologi Penelitian Kualitatif.
menteri BUMN pada saat itu yaitu Rini Soemarno didampingi oleh Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Acara tersebut digelar 2 hari dengan salah satu acara utamanya adalah lomba lari mengelilingi Agrowisata Doesoen Kakao yang diikuti oleh pelari dari lokal maupun internasional. Acara tersebut dipromosikan secara jujur dan sesuai ekspektasi wisatawan yang mengikuti acara tersebut.
Agrowisata Doesoen Kakao Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi memiliki berbagai aktivitas wisata edukasi. Paket wisata mengelilingi kebun kakao untuk mengetahui proses penanaman kakao sampai menjadi coklat batangan, pembuatan gula merah. dan berfoto di berbagai tempat dengan latar belakang bangunan-bangunan belanda yang masih berdiri. Wisata Edukasi pada Agrowisata Doesoen Kakao telah menerapkan hampir keseluruhan prinsip yang diringkas menjadi tiga hal yaitu kealamian, kontribusi bagi masyarakat, dan melakukan pengembangan. Terdapat prinsip yang belum diimplementasikan oleh Agrowisata Doesoen Kakao yaitu penggunaan aspirasi pengunjung atau wisatawan sebagai pengembangan Agrowisata Doesoen Kakao. Belum adanya kotak saran
menjadikan aspirasi dari pengunjung atau wisatawan susah tersampaikan. Bagi pengelola perlu menambahkan jumlah wahana atau atraksi wisata yang ada di Agrowisata Doesoen Kakao. Aktivitas wisatawan hanya terbatas pada kegiatan wisata edukasi yang ditawarkan pengelola, berfoto, dan menikmati coklat panas. Selain itu perlu diperhatikan bagi pengelola agar lebih tegas lagi terhadap pekerja yang kurang profesional terhadap pekerjaannya dengan memberikan sanksi tegas hingga pemecatan secara tidak terhormat. Adapun terdapat masalah dari segi fasilitas berhubung pada saat ini semua berhubungan dengan Internet yaitu penyediaan wifi bagi wisatawan, karena hanya beberapa provider saja yang dapat mengakses internet.
Bandung: Remadja Karya.
Esty Wilujeng, Ferdina (2018). Pengelolaan Wisata Edukasi Kampung Coklat Di Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. J+ PLUS UNESA, 7(2).
Fatimah, L. N., & Sari, B. P. (2018). PROBIOGA: PAKET TEKNOLOGI IPAL TERINTEGRASI BIOSOLAR SEL BERBASIS MIKROALGA SEBAGAI UPAYA REDUKSI PENCEMARAN AIR AKIBAT LIMBAH TAMBAK UDANG DI PESISIR PANTAI TRISIK. Jurnal Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa, 2(1), 34-41.
Follet, Mary Parker. 2007. Manajemen. Jakarta: Indeks
Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2008). Introduction to counseling and guidance. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Hermawan, H., Brahmanto, E., Hamzah, F., Ghani, Y. A., Somantri, P. R., & Priyanto, R. (2017). Buku panduan wisata edukasi: Program pengabdian masyarakat STP ARS Internasional Bandung.
IUOTO (International Union of Official Travel Organization). 1966. Study On The Economic Impact of Tourism On National Economies and International Trade. Geneva.
Jafari, J., & Ritchie, J. R. B. (1981). Toward a
Framework for Tourism Education: Problems and Prospects. Annals of Tourism Research, 8(1), 13–34.
Mahagangga, I., & Oka, G. A. Suryawan, Ida Bagus. Anom, I Putu dan Kusumanegara, I Made. 2019. Evolusi Pariwisata di Indonesia, Turismemorfosis di Kabupaten Badung, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Luwu Timur.
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset
Muhadjir, N.1996. Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta.
Rahmatin, L. S., & Mahagangga, I. G. A. O. (2016). Wisata Museum Berbasis Edutainment Di Jawa Timur Park Kota Batu, Jawa Timur. Jurnal Destinasi Pariwisata, 4(2), 169174.
Salmons, J., 2015. Qualitative online interviews: Strategies, design, and skills. Sage Publications.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Stewart, Charles & Cash, W.B..(2013). Interviewing: Principles and Practices. New York: McGraw-Hill Education.
Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta. Media Pressindo.
Yuliana Ririn, Putu. 2015. Denpasar. Taman Kupu-kupu Bali Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Kabupaten Tabanan. Tesis. Universitas Udayana
SUMBER INTERNET
Fanani, Ardian. (2017). Asyik..Ada Kebun Cokelat yang Lagi Hits di Banyuwangi
.https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3663071/asyikada-kebun-cokelat-yang-lagi-hits-di-banyuwangi diakses pada 3 April 2020
141
Discussion and feedback