Jurnal Destinasi Pariwisata

ISSN: 2338-8811

Vol. 3 No 1, 2015

PEMANFAATAN KAWASAN BUKIT PAYANG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA ALAM DI KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

I Kadek Markayasaa, 1, Ida Bagus Suryawana, 2

1[email protected], 2[email protected]

a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

ABSTRACT

Payang Hill is a Hilly area that has been the potential of tourism in the Batur Tengah Village. Payang Hill already begin tourists visited in 2010, with the number of tourists still slightly. Potency resources of the still quite natural, so it become a tourist atrraction. The research is oriented at kronowlge the use and potency of the Payang Hill as a natural tourist atrracton in district of Kintamani, Expected to be able provide and answer the problem formulation, what the potency of the regional as Payang Hill natural atrractions and how the utilization of the regional as Payang Hill natural atrractions. This study uses primary and secondary data sources, whereas the type of data used is also quantitative, and qualitative data. Collecting data through observation, interviews, documentation, and library research. Descriptive analysis of qualitative. The result of the research : 1) Payang Hill can be developed into a tourist attraction, because it has the potencies such as natural, cultural, and education. 2) Payang Hill already to implimentation to use the potency with how to package and create a means of support for tourism activities for tourist.

Keywords: nature tourism and utilization potency.

  • I.    PENDAHULUAN

Pengembangan           pariwisata

berkelanjutan adalah salah satu upaya untuk menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pariwisata masal di Bali Upaya pengelolaan kawasan menjadi daya tarik wisata alam merupakan salah satu jalan keluar dalam upaya menjaga kelestarian alam dan budaya masyarakat, Menurut Undang- undang No 10 tahun 2009, pasal 10 tentang daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu : a. Flora fauna b. Keunikan dan     kekhasan

ekosistem, misalnya   eksistem

pantai dan ekosistem hutan bakau.

  • c.    Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau

  • d.    Budidaya   sumber daya alam,

misalnya   sawah,  perkebunan,

peternakan, usaha perikanan.

. Bukit Payang merupakan salah satu kawasan perbukitan yang ada di kecamatan kintamani. Bukit Payang terletak di kawasan perbukitan, hal tersebut jelas membuat kawasan ini memiliki beraneka ragam potensi sumberdaya alam yang terdiri dari iklim, topografi, flora, fauna, dan panorama alam yang indah dan unik. Hubungan kawasan ini dengan upaya pengembangan ke wisata alam di kecamatan kintamani dengan mengakomodir segala potensi yang dimiliki, sehingga dapat melakukan penjagan terhadap kelestarian unsur budaya dan alam menjadi lebih terpola. Sehingga kedepannya dengan melakukan pengembangan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari pariwisata. Melihat permasalahan yang ada maka sangat penting penelitian mengenai pemanfaatan kawasan Bukit Payang sebagai daya tarik wisata alam di kecamatan kintamani.

  • II.    KEPUSTAKAAN

Menurut penelitian Hadi Narendra (2012). Berjudul pengaruh perbaikan tanah terhadap pertumbuhan kaliandra dan buni Di

Vol. 3 No 1, 2015

Kawasan Konservasi Gunung Batur, Bali Jurnal tersebut lebih banyak membahas mengenai kawasan konservasi memiliki nilai penting dalam upaya menyangga kelestarian kelestarian Danau Batur dan kehidupan masiyarakat sekitar.

Penelitian lain oleh Ratri Hendrowati (2002). Tentang arahan pengembangan kawasan taman nasional sebagai objek wisata alam berdasarkan potensi dan prioritas pengembangannya. Penelitian ini lebih dominan menguraikan tentang pengembangan pariwisata alam dikawasan taman hutan raya ngargoyoso yang dapat dikembangkan menjadi aktivitas wisata trekking dan sigh seeing

Yoeti (1988) menyatakan sebuah daya tarik wisata selain memiliki objek dan atraksi, juga harus memiliki syarat lain yaitu: (a) Ada yang dapat dilihat ( somenting to see ), (b) Ada sesuatu yang dapat dilakukan ( somenting to do), (c) Ada yang dapat dibeli ( something to buy)dan denan perkembangan pariwisata saat ini maka semua syarat diatas haruslah dilengkapi dengan (d) sesuatu yang dapat dinikmati, dalam hal ini memenuhi selera wisatawan, (e) sesuatu yang berkesan sehingga mempengaruhi wisatawan untuk datang kembali.

Penelitian menggunakan teori Butler (1980) yaitu teori torism area life cycle, teori ini digunakan untuk menganalisa posisi dari perkembangan sebuah daya tarik wisata dengan tujuh tahapan yaitu: penemuan (exploration), pelibatan (involvement), pengembangan (development), konsolidasi (concolidation), stagnasi (stagnation), penurunan (decline) dan pemerajaan (rejuvenatation).

  • III.    METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi di Bukit Payang, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk memperjelas dan membatasi lingkup

penelitian ini terdapat permasalahan yang perlu di definisikan yaitu:

  • 1.    Penelitian ini membahas mengenai Pemanfaatan Kawasan Bukit Payang Sebagai Daya Tarik Wisata Alam. Pemanfaatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan yang berada didalam kawasan Bukit Payang yang memiliki keterkaitan dengan potensi, untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata, sehingga nantinya diharapkan untuk mampu memberikan manfaat khususnya positif dalam dunia pariwisata.

  • 2.    Potensi yang dimaksud dalam penelitian ini menurut Pendit (2002). potensi adalah keseluruhan mengenai potensi yang dimiliki oleh kawasan Bukit Payang untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata alam.

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini data kualitatif adalah data yang bersifat tidak bernilai numeric atau nilainya bukan berupa angka dalam penelitian,dan data tersebut adalah informasi-informasi yang relevan dan berupa keterangan-keterangan yang disampaikan oleh pihak terkait (Kusumayadi 2000). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan secara langsung dari narasumber di lokasi penelitian dengan metode yang digunakan berupa , observasi dan wawancara dengan kepala desa dan kelian adat, untuk mengetahui potensi apa saja yang dimiliki sehingga dapat menentukan mengenai program yang dibutuhkan dalam upaya pemanfaatan kawasan bukit payang sebagi daya tarik wisata alam. Data sekunder menurut wardiyanta (2006) adalah data pendukung yang bersifat sudah diolah. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli.

Penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono, (2009). Purposive sampling adalah

Vol. 3 No 1, 2015

teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan mempertimbangkan faktor tertentu Mempertimbangkan faktor tertentu yang dimaksud adalah orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang penelitian yang dibuat, sehingga dapat mempermudah peneliti untuk menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang diperoleh dalam penelitian. Menurut Kusumayadi (2000) Analisis deskriptif kualitatif lebih dominan berbentuk kata-kata daripada angka-angka yang menjadi kajian utamanya dan uraian secara rinci hasil informasi melalui wawancara dengan narasumber.

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1    GAMBARAN UMUM BUKIT PAYANG

Bukit Payang terletak sekitar 30 km sebelah selatan dari Kota Bangli, dan memiliki jarak 70 kilometer dari kota Denpasar. Secara geografis Bukit Payang terletak pada posisi 8°11′ – 8°18’ Lintang Selatan dan 115°18′ – 115°27′ Bujur Timur Sehingga memiliki batas wilayah dengan disebelah utara: Batur Selatan, timur: Songan, Kedisan, sebelah selatan: Sekardadi, dan timur : Bayung Gede. Luas Bukit Payang 164 Ha. Penggunaan tanah yang sudah dibebaskan sebesar 20 Ha. Peruntukan lahan yang sudah dibebaskan di Bukit Payang meliputi: peruntukan lahan untuk pertanian seluas 10 Ha, perumahan penduduk 2 Ha, bangunan umum 1 Ha, Tegalan 5 Ha, serta penggunaan tanah untuk lain-lain seluas 2 Ha. Peruntukan lahan Bukit Payang secara keseluruhan dapat dibagi sebagai berikut: untuk hutan lindung sebesar 65 Ha, suaka alam 35 Ha, hutan rimba 44 Ha, dan lahan yang sudah dibebaskan seluas 20 Ha.

  • 4.2 . Potensi Bukit Payang Sebagai Daya Tarik Wisata Alam

  • a.    Potensi alam

Potensi alam Bukit Payang yaitu dengan memiliki panorama alam berupa pemandangan alam hutan yang khas kawasan pegunungan memberikan        kenikmatan

tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung, selain dengan panorama hutan wisatawan juga dimanjakan dengan keberadaan pertanian dari bukit payang yang terdiri dari pertanian jeruk, dan kopi. Wisatawan juga dapat melihat flora dan fauna yang dapat dijadikan sebagai objek untuk berdokumentasi ( Fotografi).

  • b.    Potensi budaya

Potensi budaya yang terdapat di Bukit Payang adalah potensi arsitektur yang dimana bentuk arsitektur dalam hal ini adalah rumah penduduk, karena rumah penduduk disana masih mempertahankan        bentuk

pemukiman yang berasal dari bambu dan sumi. Sehingga memperlihatkan kuatnya budaya lokal disini. Selain itu jalan dibukit payang ini hannya memakai satu jalan yang membagi letak rumah penduduk. Selain arsitektur masyarakat di Bukit Payang juga memiliki aktivitas keseharian yaitu aktivitas bercocok tanam di area pertanian keunikan dari kegiatan bercocok tanam disini bahwa wisatawan dapat melihat dengan jelas bahwa kegiatan bercocok tanam disini masih memakai cara tradisional yaitu peleburan tanah masih dengan mencangkul sehingga memnjadi keunikan tersendiri dari bukit payang.

  • c.    Potensi edukasi

Vol. 3 No 1, 2015

Potensi edukasi adalah potensi yang terakhir yang terdapat dibukit payang kareannya selain memiliki fungsi sebagi daya tarik wisata bukit payang ini juga dapat dijadikan sebagai objek penelitian khusunya di bidang kehutanan dan geologi sehingga melalui potensi edukasi ini diharapkan penelitian yang dilakukan dikawasan ini dapat memberikan hal bermanfaat dalam upaya mempertahankan keaslian hutan dan bentuk geologi dari Bukit Payang.

  • 4.3    Pemanfaatan Potensi Bukit Payang Sebagai Daya Tarik Wisata Alam

Penentuan pemanfaatan Bukit Payang dipengaruhi oleh kondisi alam, karena dengan memperhatikan kondisi alam maka dapat dibuatkan rencana mengenai pemanfaatannya dengan mempertimbangkan tentang potensi yang ada. Maka di penelitian ini dengan potensi yang ada dapat dimanfaatkan menjadi beberapa jenis kegiatan pariwisata yaitu:

  • a.    Jogging track. dan bersepeda

Pemanfaatan potensi alam khususnya kegiatan wisata jogging track memiliki karakteristik lintasan Lintasan tersebut berada di sekitar areal pertanian dengan lebar lintasan 2 meter dan 1,5 meter, serta panjangnya mencapai 5 kilometer Bentuk rute ini memutar atau mengitari areal pertanian. pengunjung dapat menikmati segarnya suasana alam pertanian dan hutan, dengan menyaksikan aktivitas para petani Pengunjung dapat melakukan aktivitas olahraga lari santai (jogging), atau sekedar berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan alam berupa hutan dan pertanian. lintasan lari santai atau jogging track ini pada awalnya merupakan jalan tanah yang

biasa disebut masyarakat setempat dengan nama jalan subak. Untuk menunjang kenyamanan dan keamanan di sektor pariwisata alam, jalan setapak dibuat menjadi jalan beraspal.

  • b.    Pemanfaatan potensi flora dan fauna

Pemanfaatan potensi flora dan fauna dapat dijadikan sebagai sebuah kegiatan pariwisata dengan menjadikan potensi ini sebagai daya tarik. Dengan melakukan kegiatan Fotograpi, dengan demikian potensi flora dan fauna ini menjadi daya tarik lain di Bukit Payang.

Pemanfaatan Bukit Payang diharapkan untuk mampu dipahami oleh masayarakat sekitar yang mengarah pada pemanfaatan alam, dan budaya menjadi sebuah daya tarik, sehingga dengan program-program pemanfaatan yang akan direncanakan dapat berjalan dengan lancar, dan juga perlu adanya peran serta masyarakat, pemaerintah dan travel agent. Adapun peran dari ketiga komponen tersebut sebagai berikut:

  •    Masyarakat memiliki peranan sebagai pelaku pariwisata, juga sebagai daya tarik melalui kegiatan pertaniannya, dan kearifan lokal.

  •    Pemerintah memiliki peranan sebagi pengawas serta sebagai penyususn kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan di Bukit Payang mengenai pemanfaatan Bukit Payang sebagi daya tarik wisata alam.

  •    Travel agent memiliki peranan untuk melaksanakan promosi sehingga bila kerja sama di ketiga golongan ini mampu memberikan dampak yang positif khususnya dalam upaya pemanfaatan bukit payang sebagai daya tarik wisata alam.

Vol. 3 No 1, 2015

  • V. SIMPULAN DAN SARAN

  • 5.1    Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diperoleh kesimpulan:

  • 1.    Potensi yang dimiliki Bukit Payang dalam upaya menunjang pengembangan wisata alam terdiri dari potensi alam yaitu : pemandangan alam, hasil pertanian, dan flora fauna. Potensi budaya yaitu arsitektur, dan aktivitas keseharian masyarakat. Potensi edukasi yaitu sebagai objek penelitian di bidang kehutanan dan geologi.

  • 2.    Pemanfaatan yang dapat dilakukan untuk   menunjang   pemanfaatan

Wisata   Alam yaitu pemanfaatan

potensi alam berupa jogging track, area bersepeda, area fotografi Pemanfaatan potensi budaya yaitu arsitektur rumah penduduk, aktivitas kearifan lokal dan pemanfaatan potensi edukasi yaitu untuk dijadikan sebagai tempat penelitian khususnya di bidang ilmu kehutanan dan geologi.

  • 5.2    Saran- saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diperoleh beberapa saran sebagai berikut :

  • 1.    Potensi alam yang dimilki saat ini sebaiknya terus dikembangkan dan dilakukan penataan tanpa merusak yang sudah ada saat ini, sehingga dapat menunjang perkemabnagan daya tarik wisata Bukit Payang kedepannya.

  • 2.    Potensi budaya yang ada sebaiknya tetap dijaga dan bila perlu dikemas menjadi sebuah atraksi wisata yang bersifat tahunan, yaitu pada saat hari tertentu sehingga mampu menjadi daya tarik lain

  • 3.    Potensi edukasi yang sudah ada sebaiknya tetap dijaga sehingga

ditopang dengan penelitian dapat membantu dalam upaya mempertahankan keaslian hutan dan bentuk geologinya.

  • 4.    Pemerintah   Kabupaten   Bangli

sebaiknya   melakuakan   upaya

pengembangan Bukit Payang sebagai daya tarik wisata baru Dengan memiliki tujuan utama mampu membantu Bukit Payang untuk tetap terjaga kelestarian alam melalui pengembangan wisata alam.

  • 5.    Pemerintah Kabupaten Bangli sebaiknya melakuakan kegiatan pelestarian hutan melalui penanaman  pohon di  hutan

Kawasan Bukit Payang sehingga diharapkan   kedepannya   Bukit

Payang memiliki identitas tersendiri.

Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Profil Desa Batur Tengah. Bangli

Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia.No. 10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan.

Butler. R.W. 1980. The Concept Of A Tourism Area Cycle Of Evolutution: Implications For The Management Of Resources. The Canadian Geographer.

Hendrowati. Ratri 2012. Arahan Pengembangan Kawasan Taman Nasional   Hutan   Raya

Ngargoyoso Sebagai Objek  Wisata   Alam

Berdasarkan Potensi dan Prioritas Pengembanganya.

Kusumayadi. 2000. Metodelogi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Narendra. Hadi. 2012. Pengaruh Perbaikan Tanah Terhadap Pertumbuhan Kaliandra dan Buni Di Kawasan Konservasi Gunung Batur, Bali.

Pendit, N.S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Cv. Alfabeta.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : ANDI

Yoeti.1988. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

63