Jurnal Destinasi Pariwisata

ISSN: 2338-8811

Vol. 3 No 1, 2015

EFEKTIVITAS PROGRAM CITY TOUR TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI MUSEUM BALI DENPASAR

Lidia Uli Christiani Karmelia Hutagalung a, 1, Saptono Nugrohoa, 2

1[email protected], 2[email protected]

a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

ABSTRACT

This study discusses the effectiveness of the program in which the program Denpasar City Tour effect on the increase in the number of tourist arrivals. Denpasar City Tour program is one program that is offered to tourists to visit tourist destinations in the city of Denpasar. One of the areas that fall into the tourist destination Denpasar City tour is Bali Museum. This study aims to determine the effectiveness of the program Denpasar City Tour in increasing the number of tourist visits. Sources of data taken from one of the existing tourist tuuan the Bali Museum in Denpasar and Regional Tourism Office, with data collection techniques of observation, interviews, questionnaires, literature study. Sampling using accidental sampling, respondents were taken by 30 respondents. The data analysis technique used is descriptive qualitative. Results of this study can be concluded about the effectiveness of the program Denpasar City Tour is supported by the perception of tourists who visited Bali Museum in Denpasar and traveled through the attitude scale showed good enough category with an average of 3.28 and it can be seen from the increasing number of tourists visit to Bali from 2006-2011 with an average growth of 17,86 as well as visits to Bali Museum from 2009-2012 with an average growth of 7,36 . Based on the results of this study suggested that the implementation of Denpasar City Tour program remain to be implemented and necessary to improve promotional activities Denpasar City Tour Program to enhance cooperation with the private sector (BPW), as well as improve and build supporting facilities Denpasar City Tour Program.

Keywords: Effectiveness, Denpasar City Tour, Museum Bali I. Pendahuluan

Kota Denpasar menerima warisan dari Kabupaten Badung, yakni sebagai daerah hunian wisata. Sesuai dengan potensi Kota Denpasar memiliki kelebihan dibandingkan daerah lainnya di Bali. Bila daerah lainnya di Bali mengandalkan keindahan alam sebagai daya tarik pariwisata, Denpasar masih memiliki potensi lainnya. Pesatnya perkembangan Denpasar sebagai kota metropolitan sangat potensial mengembangkan wisata kota atau city tour.

Menjelang memasuki tahun 2008 Walikota Denpasar, A.A. Puspayoga meluncurkan program baru di bidang pariwisata. Program ini diberi nama sightseeing (jalan-jalan ke Denpasar) Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar berupaya mengembangkan daerah tujuan wisata yang dimiliki. Salah satu upaya pemerintah yaitu mengarah pada menarik wisatawan untuk datang ke Denpasar.

Program Sightseeing pada umumnya dikemas oleh Biro Perjalanan Wisata sebagai Denpasar City tour, dimana yang menjadi destinasi wisata tentu merupakan potensi yang dimiliki oleh kota Denpasar. Salah satu potensi daerah tujuan wisata yang ada di dalam

program city tour adalah Museum Bali. Pengembangan city tour juga dirasakan kurang adanya komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan. Selain kurang kerjasamanya dengan BPW dalam penyusunan paket wisata yang representatif, menarik dan layak jual. Begitu pula dengan hal pendukung seperti kebersihan kota, fasilitas, aksesibilitas, dan lain-lain. Meskipun program city tour telah dilaksanakan oleh Pemkot Denpasar namun belum diketahui efekivitas program city tour ini terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Museum Bali. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas program city tour ini terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Museum Bali Denpasar? Adapun tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas program city tour terhadap jumlah kunjungan wisatawan di Museum Bali Denpasar. Manfaat dari penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat diperoleh baik secara akademis maupun praktis. Manfaat akademis merupakan

kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu selama di bangku perkuliahan, Manfaat praktis dapat memberikan informasi dan bantuan suatu pemikiran untuk pihak pengelola daerah tujuan wisata maupun pemerintah.

  • II.    Kepustakaan

    2.1    Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Arief Setyo Raharjo (2005) dalam laporan akhirnya yang berjudul “Efektivitas Program Akasaka Membership Card terhadap peningkatan jumlah pengunjung di Akasaka Night Club Denpasar” . Kedua, penelitian yang dilakukan Ni Komang Ayu Tri Ardanawati (2002) dalam laporan akhirnya yang berjudul “Efektivitas Program Press Relations Terhadap pembentukan Citra Positif Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung”. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Komang Ary Gunartha (2013) dalam jurnal ilmahnya yang berjudul “Analisis Potensi Retribusi, Efektivitas, Efisiensi, Serta Kinerja Pelayanan Tera dan Tera Ulang pada Unit Pelaksana Teknis Metrologi”. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Liang Tang, Alastair M. Morrison, Xinran Y. Lehto, Sheryl Kline, Philip L. Pearce (2009) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Effectivenessc Criteria for Icons As Tourist Attractions: A Comparative Study Between The United States And China”. Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Frysa Wiriantari (2010) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Penataan Gerenceng Sebagai Pengembangan City Tour (Wisata Kota) di Denpasar”.

Kelima penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan di Museum Bali sebab kedua penelitian tersebut meneliti tentang efektivitas sebuah program yang sedang dilakukan oleh perusahaan atau instansi untuk mencapai tujuan dan target yang diinginkan. Sedangkan penelitian ini tentang efektivitas program city tour terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Museum Bali Denpasar.

  • 2.2    Tinjauan Konsep

    2.2.1    Tinjauan Tentang Efektivitas

Efektivitas adalah merupakan suatu kebiasaan yaitu suatu rangkaian kebiasaan dan bukan merupakan bakat, dan yang dibutuhkan adalah kemampuan (Drucker, 1990: 18).

  • 2.2.2    Tinjauan Tentang Wisatawan

World Tourism Organization (WTO) (dalam Marpaung 2000:16) Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu tempat         tanpa         memandang

kewarganegaraannya berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu yang lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, dan pendidikan olahraga. (2) Bisnis atau mengunjungi keluarga. 2.2.3 Tinjauan Tentang Pariwisata

Menurut Hunzzier dan Karft, pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan fenomena yang timbul dari perjalanan dan tinggalnya manusia yang bertujuan tidak untuk membangun atau menciptakan tempat tinggal tetap atau melakukan kegiatan untuk mencari penghasilan. (Shihite 2000: 16).

  • 2.2.4    Tinjauan Tentang Museum

Museum adalah suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan,   barang-barang   pembuktian

manusia dan lingkungannya” (Ardiani, 2001: 18 dalam I Putu Marsuta Yogantara 2003: 13).

  • 2.2.5    Tinjauan Tentang Museum Bali

Museum Bali adalah museum yang terletak di Jalan Mayor Wisnu, Denpasar. Museum ini mudah ditemukan karena lokasinya yang berada di jantung kota. Di sebelah utara terdapat Pura Jagatnatha, sedangkan di depannya terdapat lapangan Puputan Badung dan Patung Catur Muka. Museum penyimpanan peningggalan masa lampau manusia dan etnografi, museum ini merupakan museum tertua diantara museummuseum lainnya yang ada di Bali. Sejak otonomi Daerah diberlakukan pada tahun 2000, Museum Negeri Propinsi Bali diserahkan kembali ke Pemerintah Propinsi Bali sebagai

salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan Propinsi Bali dengan nama UPTD MUSEUM BALI. Dan sejak tahun 2008 UPTD Museum Bali berubah menjadi UPT. Museum Bali (Buku Panduan Museum Bali 2011).

  • 2.2.6    Tinjauan Tentang City Tour

Wisata kota (City Tour ) adalah keseluruhan komponen produk wisata yang dikembangkan di kota dan menarik terjadinya kegiatan wisata di Kota tersebut. Mampu memberikan keadilan manfaat bagi para wisatawan dan masyarakat setempat. Perencanaan Wisata Kota (City tour) merupakan suatu proses tidak hanya semata-mata ditujukan bagi pengembangan seaktor pariwisata diperkotaan saja, melainkan lebih pada tujuan pembangunan kota secara keseluruhan (Adikampana, 2003: 22).

  • III.    Metode Penelitian

    3.1    Ruang Lingkup Penelitian

  • a.    Program City Tour

Program ini diberi nama sightseeing (jalan-jalan ke Denpasar). Program Denpasar City Tour merupakan salah satu program yang ditawarkan kepada wisatawan untuk mengunjungi destinasi-destinasi wisata yang ada di Kota Denpasar termasuk Museum Bali. Program Denpasar City Tour sudah dikemas langsung oleh Biro Perjalanan Wisata menjadi sebuah paket wisata, adapun penunjang program Denpasar City Tour yaitu untuk memberikan pelayanan dan nilai plus dari program Denpasar City Tour/sightseeing pemerintah memberikan free bus bagi wisatawan yang berkunjung dan menginap di Denpasar. Naik bus gratis bagi kalangan wisatawan ini dirancang disesuaikan dengan rute City Tour Denpasar pada event-event tertentu.

  • b.    Efektivitas

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan yang dicapai, yaitu dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Denpasar, peningkatan kreativitas masyarakat dan pengelola DTW untuk berinovasi dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali, penyediaan dan pengembangan infrastrukur, fasilitas, serta sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program City Tour. Efektivitas ini dapat

diketahui dari pendapat pengelola Museum Bali, Dinas Pariwisata Denpasar dan melalui kuisioner yang diajukan kepada responden (wisatawan).

  • 3.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, data berupa penjelasan-penjelasan yang menyangkut tentang City Tour,sejarah berdirinya Museum Bali, hasil kuesioner berupa persepsi pengelola maupun wisatawan sebagai data kualitatif yang nantinya akan dikuantitatifkan. Dan data kuantitatif, data yang berisikan angka-angka yang diperoleh dari data kunjungan wisatawan ke Bali dan data kunjungan wisatawan ke Museum Bali.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengelola Museum Bali dan Dinas Pariwisata Daerah Denpasar, serta data yang diperoleh dari wisatawan. Dan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk tulisan,laporan dan sumber tertulis lainnya.

  • 3.3    Teknik Pengumpulan Data

Data yang terkumpul dari penelitian ini yang meliputi : Observasi ; Wawancara ; Kuesioner yang ditujukan kepada 30 responden (wisatawan) ; Studi Kepustakaan.

  • 3.4    Teknik Penentuan Sampel

Dalam penentuan responden yang akan mengisi kuesioner ditentukan secara accidental sampling, dengan metode ini proses pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan dan sifatnya subyektif yang ditemui oleh peneliti (Sugiyono, 1999:77). Dalam penelitian ini digunakan 13 butir pertanyaan untuk mengukur keefektivitasan program. Responden yang diambil sebanyak 30 orang yang berkunjung ke Museum Bali.

  • 3.5    Teknik Penentuan Informan

Informan penelitian ini meliputi informan kunci dan informan biasa. Dalam hal ini informan kunci yaitu Dinas Pariwisata Denpasar, sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan.

  • 3.6    Teknik Analisis Data

Data penelitian yang dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis efektivitas program

City Tour yang dilihat dari persepsi wisatawan terhadap keadaan wisata kota khususnya di Museum Bali menggunakan metode “pengukuran sikap (skala likert)” yang umumnya digunakan dalam kuesioner. Pemberian skor dilakukan dengan skala likert. Skala likert merupakan pengukuran dengan memberikan bilangan bulat 1, 2, 3, 4, dan 5 pada setiap kemungkinan jawaban yang diberikan wisatawan biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti dibawah ini:

sangat baik : skor 5, baik : skor 4, cukup baik : skor 3, buruk : skor 2, sangat buruk : skor 1 (Kusmayadi dan Endar, 2000:94).

  • IV.    Pembahasan

    • 4.1    Program Denpasar City Tour

Denpasar City Tour merupakan program yang menyatu dengan kalender pemerintah pusat. Tugas pemerintah daerah dalam program Denpasar City Tour yaitu menyiapkan fasilitas, sarana prasarana, dan menyiapkan daerah tujuan wisata untuk dijadikan program City Tour. Sedangkan yang menjalankan program City Tour ini adalah pihak swasta seperti Biro Perjalanan Wisata (BPW).

  • 4.2    Persepsi

Efektivitas dalam penelitian ini akan dapat diketahui melalui persepsi atau pendapat wisatawan yang berwisata kota serta yang berkunjung ke Museum Bali. Berikut ini akan diuraikan persepsi atau pendapat wisatawan aspek-aspek yang dinilai.

Tabel 4.1 Persepsi wisatawan Terhadap Keberadaan Museum Bali Sebagai Daya Tarik Wisata di Denpasar

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat baik

11

36,67

2

Baik

10

33,33

3

Cukup baik

6

20

4

Tidak Baik

3

10

5

Sangat Tidak Baik

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 36,67 dari 30 responden berpendapat bahwa keberadaan Museum Bali sangat baik. Dari persentase tersebut menunjukkan keberadaan Museum Bali dapat menjadi pilihan utama bagi mereka untuk berwisata dan mendapat pengetahuan

disamping tempat-tempat tujuan wisata lain yang ada di Denpasar.

Tabel 4.2 Persepsi Wisatawan Terhadap Ketertarikan Dengan Daerah Tujuan Wisata Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Tertarik

4

13,33

2

Tertarik

13

43,33

3

Cukup Tertarik

7

23,33

4

Kurang Tertarik

6

20

5

Tidak Tertarik

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 43,33 dari 30 responden berpendapat bahwa ketertarikan wisatawan terhadap Museum Bali berada di kategori tertarik. Hal ini berpengaruh pada tingkat kepentingan, keingintahuan yang tinggi serta menambah pengetahuan.

Tabel 4.3 Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas yang Ada di Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Lengkap

2

6,67

2

Lengkap

10

33,33

3

Cukup Lengkap

12

40

4

Tidak Lengkap

6

20

5

Sangat Tidak Lengkap

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 40 dari 30 responden menyatakan bahwa fasilitas di Museum Bali cukup lengkap. Hal ini sangat berhubungan dengan pengalaman wisatawan tentang fasilitas daerah tujuan wisata lainnya, khususnya pada daerah tujuan wisata museum yang ada di Denpasar maupun diluar Denpasar, yang berarti wisatawan membandingkan fasilitas yang ada di Museum Bali dengan fasilitas di daerah tujuan wisata museum lainnya yang mungkin lebih lengkap.

Tabel 4.4 Persepsi Wisatawan Terhadap Pelayanan Di Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Baik

2

6,67

2

Baik

13

43,33

3

Cukup Baik

8

26,67

4

Tidak Baik

7

23,33

5

Sangat Tidak Baik

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 43,33 persen dari 30 responden menilai pelayanan kepada wisatawan yang datang ke Museum Bali menyatakan baik. Pada dasarnya pengelola Museum Bali sudah berusaha melayani wisatawan dengan sebaik mungkin terkait dengan pemberian informasi kepada wisatawan.

Tabel 4.5 Persepsi Wisatawan Terhadap Kebersihan Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Bersih

2

6,67

2

Bersih

14

46,67

3

Cukup Bersih

7

23,33

4

Tidak Bersih

7

23,33

5

Sangat Tidak Bersih

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 46,67 dari 30 responden menilai menilai kebersihan Museum Bali menyatakan bersih. Dimana pihak pengelola menjaga kebersihan museum agar tercipta kenyamanan dan keasrian museum.

Tabel 4.6 Persepsi Wisatawan Terhadap Suasana di Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Nyaman

3

10

2

Nyaman

13

43,33

3

Cukup Nyaman

9

30

4

Tidak Nyaman

5

16,67

5

Sangat Tidak Nyaman

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 43,33 dari 30 responden menilai suasana di Museum Bali dikategorikan nyaman. Hal ini karena suasana di Museum Bali yang tenang dan mempunyai bangunan arsitektur Bali yang membuat suasana menjadi tenang dan terlihat unik untuk dinikmati wisatawan.

Tabel 4.7 Persepsi Wisatawan Terhadap Sarana

dan Prasana di Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Baik

2

6,67

2

Baik

10

33,33

3

Cukup Baik

14

46,67

4

Tidak Baik

4

13,33

5

Sangat Tidak Baik

0

0

I i          Jumlah 30         100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 46,67 dari 30 responden menilai sarana dan prasarana yang ada di Museum Bali cukup baik. Pengelola sudah berusaha untuk selalu menjaga serta merawat sarana dan prasarana.

Tabel 4.8 Persepsi Wisatawan Terhadap Keamanan di Sekitar dan di Dalam Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Aman

3

10

2

Aman

17

56,67

3

Cukup Aman

7

23,33

4

Tidak Aman

3

10

5

Sangat Tidak Aman

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 56,67 dari 30 responden menilai situasi keamanan di sekitar dan di dalam Museum Bali dikategorikan aman. Hal ini dikarenakan disekitar Museum Bali terdapat Pura Jagatnatha dan alun-alun sehingga keamanan dalam kendaraan serta keamanan berwisata tetap terjaga.

Tabel 4.9 Persepsi Wisatawan Terhadap Kesukaan Daerah Tujuan Wisata Museum Bali

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Suka

3

10

2

Suka

8

26,67

3

Cukup Suka

15

50

4

Tidak Suka

4

13,33

5

Sangat Tidak Suka

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 50 dari 30 responden menilai tingkat kesukaan wisatawan dalam berkunjung ke Museum Bali dikategorikan cukup suka. Hal ini dikarenakan tingkat keingintahuan serta keunikan yang ada dalam koleksi maupun arsitektur di Museum Bali mempunyai ketertarikan tersendiri.

Tabel 4.10 Persepsi Wisatawan Terhadap Adanya Denpasar City Tour/ Jalan-Jalan Kota Denpasar

No

Kategori

Jumlah

Persentase (%)

1

Sangat Baik

5

16,67

2

Baik

16

53,33

3

Cukup Baik

3

10

4

Tidak Baik

6

20

5

Sangat Tidak Baik

0

0

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dapat diketahui bahwa 53,33 dari 30 responden menilai adanya Denpasar City Tour / jalan-jalan kota dikategorikan baik. Dengan adanya Denpasar City Tour wisatawan dapat lebih mudah untuk berwisata di kota Denpasar.

Tabel 4.11 Persepsi Wisatawan Terhadap Promosi Adanya Denpasar City Tour/Jalan-Jalan Kota Denpasar

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Baik

0

0

2

Baik

3

10

3

Cukup Baik

6

20

4

Tidak Baik

14

46,67

5

Sangat Tidak Baik

7

23,33

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Diketahui bahwa 46,67 dari 30 responden menilai promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk memperkenalkan Program Denpasar City Tour masih kurang baik maka bisa dibilang kurang efektif dalam mempromosikan adanya program Denpasar City Tour.

Tabel 4.12 Persepsi Wisatawan Terhadap Kenyamanan Berwisata di Denpasar

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Nyaman

2

6,67

2

Nyaman

14

46,67

3

Cukup Nyaman

9

30

4

Tidak Nyaman

4

13,33

5

Sangat Tidak Nyaman

1

3,33

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Diketahui bahwa 46,67 dari 30 responden menilai kenyamanan berwisata di Denpasar dikategorikan nyaman. Hal ini dirasakan oleh wisatawan yang berkunjung dan

berwisata ke Denpasar merasakan kenyamanan.

Tabel 4.13 Persepsi Wisatawan Terhadap Kelengkapan Fasilitas Penunjang Program Denpasar City Tour

No

Kategori

Jumlah

Persentase

(%)

1

Sangat Baik

0

0

2

Baik

4

13,33

3

Cukup Baik

6

20

4

Tidak Baik

12

40

5

Sangat Tidak Baik

8

26,67

Jumlah

30

100

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Diketahui bahwa 40 dari 30 responden menilai kelengkapan fasilitas penunjang program Denpasar City Tour tidak baik. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan dan merawat fasilitas penunjang dalam program Denpasar City Tour.

  • V.    Kesimpulan dan Saran

Efektivitas Program Denpasar City Tour terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Museum Bali menunjukkan kategori cukup baik. Berdasarkan persepsi wisatawan yang berkunjung ke Museum Bali menunjukkan kategori baik dengan rata-rata keseluruhan sikapnya 3,28 dan dapat dilihat dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dari tahun 2006-2011 meningkat dan juga jumlah kunjungan ke Museum Bali dari tahun2009-2012 Berikut tabel kunjungan wisatawan :

Tabel 5.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali

Tahun 2006-2011

No

Tahun

Jlh Kunjungan (Orang)

Pertumbuhan (%)

1

2006

1.262.537

-

2

2007

1.668.531

32,16

3

2008

2.085.084

24,97

4

2009

2.385.122

14,39

5

2010

2.576.142

8,01

6

2011

2.826.709

9,73

Rata – Rata Pertumbuhan

17,85

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013

Tabel 5.2 Jumlah Pengunjung yang datang ke Museum Bali dalam Empat Tahun Terakhir (2009-2012)

No

Tahun

Jumlah Kunjungan (orang)

Pertum buhan (%)

1

2009

28,226

-

2

2010

30,201

6,53

3

2011

35,055

13,84

4

2012

38,565

9,10

Rata - rata Pertumbuhan

7,36

Sumber : Museum Bali, 2013

Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Program Denpasar City Tour di Museum Bali di Kota Denpasar mendapatkan kategori cukup baik. Sehingga bisa dikatakan pelaksanaan Program Denpasar City Tour cukup efektif.

Saran

  • 1.    Program Denpasar City Tour hendaknya tetap dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Museum Bali dengan sistem pelaksanaan yang lebih baik lagi, yaitu adanya upaya revitalisasi program yang berkaitan dengan pengembangan obyek dan rancangan baru tour package (paket perjalanan) wisata, meningkatkan kerjasama pemerintah dengan pihak swasta (BPW), karena merekalah yang nanti menjadi ujung tombak informasi Denpasar City Tour kepada para wisatawan yang datang ke Bali.

  • 2.    Meningkatkan dan membangun fasilitas-fasilitas penunjang Program Denpasar City Tour.

Daftar pustaka

Adikampana, I Made. 2003. “Pariwisata Perkotaan” dalam Majalah Ilmiah Pariwisata , volume 5, No. 1, halaman 20-22. Denpasar : Program Studi Pariwisata. Universitas Udayana

Ary Gunartha, I Dewa Komang. 2013. “Analisis Potensi Retribusi, Efektivitas, Efisiensi, Serta Kinerja Pelayanan Tera dan Tera Ulang pada Unit Pelaksana Teknis Metrologi”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 02. No. 07. Him. (447)-(476).

Drucker, Peter. 1989. Efektivitas dapat dipelajari. Bandung : Angkasa.

Kusmayadi, dan Endar Sugiarto. 2000. Metodologi Dalam Bidang Kepariwisataan. Gramedia        Pustaka

Utama. Jakarta.

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta. Bandung.

Museum                                        Bali

http://www.alexandrabalitour.com/index.php/in/tou r-destination/denpasar/museum-baliq.html   diakses

April 16, 2013 pukul 17.15

Nyutnyut, Madhi . 2012. Pengertian efektivitas menurut para                                               ahli

http://madhienyutnyut.blogspot.com/2012/02/penge rtian-efektifitas-menurut-para.html diakses April 15, 2013 pukul 20.02

Pemerintah Kota Denpasar . Bunga Jempiring Maskot Denpasar. http://www.denpasarkota.go.id/ diakses pada April 15, 2013 pukul 16.48 PM

Pemerintah Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan UPTD Museum Bali. 2011. Buku Panduan Museum Bali. Denpasar.

Raharjo, Arief Setyo. 2005. Efektivitas Program Akasaka Membership Card terhadap peningkatan jumlah pengunjung di Akasaka Night Club Denpasar. Denpasar : Program studi Pariwisata Universitas Udayana.

Rutha ady, I Nyoman. 2011. Apa Kabar City Tour dan Desa Wisata?

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=d etailrubrik&kid=7&id=5533 diakses April 15, 2013 pukul 18.11 PM

Shihite, Richard, S.Sos. 2000. Tourism Industry. Surabaya : SIC.

Suharsimi, Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Melbror Putra.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Tang, Liang, Morrison, Alastair M., Lehto, Xinran Y., Kline, Sheryl and Pearce, Philip L. 2009.

“Effectiveness Criteria For Icons As Tourist Attractions: a Comparative Study Between The United States and China”. Journal of Travel & Tourism Marketing. Vol. 26. No. 3. Him. (284)-(302).

Tri Ardanawati, Ni Komang. 2002. Efektivitas Program Press Relations Terhadap pembentukan Citra Positif Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di DEsa Ungasan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Denpasar : Program studi D4 Pariwisata Universitas Udayana.

Wiriantari Frysa. 2010.“Penataan Gerenceng Sebagai Pengembangan City Tour (Wisata Kota) di Denpasar”. Jurnal ANALAVol.1. No.6.

Yogantara, I Putu Marsuta. 2003. Strategi Pemasaran Objek Wisata UPTD Museum Bali Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan. Denpasar : Laporan Akhir Program Studi Pariwisata.

58