EKSPEKTASI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP KENYAMANAN AREAL PARKIR DIKAWASAN DAYA TARIK WISATA PANTAI KUTA KABUPATEN BADUNG
on
Jurnal Destinasi Pariwisata
Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
EKSPEKTASI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP
KENYAMANAN AREAL PARKIR DIKAWASAN DAYA TARIK WISATA
PANTAI KUTA KABUPATEN BADUNG
Ngakan Ketut Putra Yasa dan I Made Sukana [email protected]
Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
Abstract
Badung is one of regency in Bali have much of tourism potential, tourist attraction and tourism resources. Currently Badung Regency have been developing Kuta Beach tourism. This research will discuss about Expectation Against Foreign Tourists In Area Parking Leisure Travel Attractions of Kuta Beach. This prompted a large number of tourists both domestic and foreign, thus the need for the development of the means of better facilities associated with supporting facilities and infrastructure for the comfort of tourists visiting Kuta beach. One of them in the provision of tourist services in the form of comfort in the parking area of Kuta beach tourist attraction for foreign tourists. Determination engineering samples used in this study is the method of purposive sampling Accidental sampling is coincidentally the foreign tourists who visit the area to Kuta beach tourist attraction.
While the technique of determining purposive informant here is done by the special purpose. Purposeful (purposive) is used as a strategy when one wants to learn something and come to understand something about the cases of certain options need not generalize to all such cases (Patton, 1980:100). The collected data was then analyzed using qualitative descriptive. As early as the 1960s until today, Kuta is known as the busiest tourist spots in Bali.
Understanding the expectations of his own wish fulfillment (hope) the traveler is a long process, to take a long time and are not cheap to achieve something as expected. This expectation for improvement exert towards something better and can be felt. Foreign tourists will want a change in their perceived shortcomings. This is due to the parking area of land that is not in accordance with the number of tourists who visit each day. Moreover, the land often take the road shoulder parking lot that resulted in severe congestion, especially for users of the road to access the beach of Kuta. Leisure tourists became distracted. E.Key Words : Ekspectation, Tourist, Comfortable, Parking Area.
PENDAHULUAN
Pariwisata Kuta khususnya di pantai Kuta merupakan salah satu daya tarik wisata yang sangat disukai oleh wisatawan mancanegara, hal ini dikarenakan pantai Kuta telah lama menjadi pusat kegiatan pariwisata di Bali. Baik itu dari segi atraksi wisatanya, akomodasi, layanan wisata maupun fasilitas penunjang lainnya. Setelah semua hal itu terpenuhi maka yang harus diperhatikan sekarang adalah bagaimana membuat setiap wisatawan yang berkunjung ke pantai Kuta merasa nyaman. Khusus di
pantai Kuta peneliti berusaha mencari tahu seberapa jauh ekspektasi (harapan) wisatawan mancanegara kedepannya terhadap kenyamanan suatu layanan wisata seperti areal parkir bagi keberlangsungan dan kemajuan pariwisata pantai Kuta. Ekspektasi merupakan suatu bentuk harapan terhadap penilaian suatu objek yang dilihat dan dirasakan seseorang untuk sesuatu yang lebih baik kedepannya. Penilaian dalam penelitian ini terkait dengan kenyamanan areal parkir khsususnya bagi wisatawan mancanegara di pantai Kuta.
Kenyamanan wisatawan pengertian kenyamanan berdasarkan (Webster’s 1913 Dictionary, 2003) adalah sebuah kesenangan; kebebasan dari rasa sakit, kebutuhan atau kegelisahan, atau apapun yang berkaitan sesuatu yang tidak menyenangkan. Berdasarkan pengertian kenyamanan tersebut, jadi peneliti berusaha mencari tahu ekspektasi wisatawan mancanegara yang telah berkunjung kesana apakah sudah merasa nyaman terhadap keadaan layanan wisata berupa areal parkir di pantai Kuta.
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulis ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah ekspektasi wisatawan mancanegara terhadap kenyamanan areal parkir dikawasan daya tarik wisata pantai Kuta Kabupaten Badung?
KAJIAN PUSTAKA
-
1. KONSEP TENTANG
EKSPEKTASI WISATAWAN kepuasan wisatawan adalah pemenuhan ekspektasi (harapan) wisatawan yang merupakan proses yang panjang, memerlukan waktu yang lama dan tidak murah. Dalam bidang industri jasa khususnya penilaian terhadap kepada layanan
makanan dan minuman, ekspektasi (harapan) lebih dilihat pada kepuasan pelanggan yang menjadi tolok ukur keberhasilan.
-
2. KONSEP TENTANG
WISATAWAN wisatawan menurut undang-undang No. 10 tahun 2009 merupakan orang yang melakukan perjalanan wisata. Sedangkan menurut ahli wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu (Spillane, 1993). Menurut Kusumaningrum (2009: 17)
wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan pikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor.
-
3. KONSEP WISATAWAN
MANCANEGARA konsep
mengenai Wisatawan Internasional,
yang dikemukakan Norval, seorang ahli ekonomi Inggris, memberi batasa mengenai wisatawan internasional sebagai berikut : “ Every person who comes to a foreign country for a reason than to establish his permanent residence or such permanent work and who spends in the country of his temporary stay, the money he has earned else where”. Yang berarti wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara , dengan tujuan tidak untuk menetap atau bekerja tetap, dan membelanjakan uangnya di tempat tersebut dengan uang yang diperolehnya di tempat lain.
-
4. KONSEP KENYAMANAN adapun pengertian kenyamanan berdasarkan (Webster’s 1913 Dictionary, 2003) adalah sebuah kesenangan; kebebasan dari rasa sakit, kebutuhan atau kegelisahan, atau apapun yang berkaitan sesuatu yang tidak menyenangkan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Wordnet dictionary, 2003 sebuah ketenangan dan perasaan tidak memiliki kegelisahan dan rasa sakit.
Berdasarkan pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa kenyamanan adalah perasaan tenang dan tidak gelisah saat berada dalam suatu situasi atau lingkungan.
-
5. KONSEP AREAL PARKIR
a. Menurut Chiara, De Joseph (2005) mengenai tata letak parkir, beberapa tipe tata letak untuk tempat parkir diperlihatkan pada Gambar 1 Pola "Herringbone," diperlihatkan dalam dua variasi pada gambar memungkinkan penghematan ruang dalam beberapa hal, terutama apabila keterbatasan ruang tidak memungkinkan untuk parkir 90 derajat. Di sini terlihat bahwa kedua pola tersebut mengharuskan jalan satu arah (kecuali apabila kendaraan saling membelakangi), tetapi bahwa tipe A rnengharuskan arah pencapaian yang sama di semua jalan antara, sedangkan tipe B rnengharuskan arah yang berlawanan secara berselang-seling. Pemilihan suatu tipe tergantung pada rencana sirkulasi dan letak jalan masuk dan ke luar. Juga terlihat bahwa kedua pola lebih ekonomis dalam hal pemakaian ruang dibandingkan
dengan parkir tegak lurus yang biasa yang dipakai apabila hanya terdapat satu jalan antara atau baris. Gambar 1 menunjukkan ukuran tempat parkir dan jalan antara yang diperlukan untuk berbagai sudut parkir, di mana semua kasus memberikan jalan antara yang cukup lebar untuk memungkinkan masuk langsung tanpa menyulitkan gerakan bagi 75 persen kendaraan yang parkir. Untuk semua pola parkir, ter-utama untuk parkir selain parkir tegaklurus, maka berikanlah tanda atau tepi batas parkir bagi tiap kendaraan untuk menjamin keamanan dan kapasitas yang direncanakan.
Gambar 1 Tata Letak Parkir
![](https://jurnal.harianregional.com/media/23202-1.jpg)
Sumber : Parking Guide for Cities, U,S. Departement of commerce, Bureau of Public Roads, 1956.
b. Parkir tepi jalan, baik di tepi jalan, pada lahan parkir atau garasi, bisa sejajar, membentuk sudut atau tegak lurus tepi jalan, dinding atau jalan
antara. Pilihah tergantung pada bentuk dan ukuran dari daerah yang tersedia. Pada tepi jalan, aturannya adalah parkir sejajar, kecuali apabila lalu lintas sangat sedikit atau jalan yang ada sangat lebar. Gambar 2 menunjukkan tepi jalan dan ruang jalan yang diperlukan untuk berbagai sudut parkir. Ruang parkir sejajar harus paling sedikit 20 kaki (apabila memungkinkan, 22 kaki); apabila waktu parkir cukup singkat (misalnya 15 menit), maka ruang parkir harus lebih panjang sehingga kegiatan datang dan pergi dapat dilakukan dalam satu gerakan.
Tata letak yang normal dan biasanya paling efisien untuk tempat parkir yang lebih besar adalah dengan meletakkan tempat-tempat parkir saling tegak lurus dengan jalan antara sedapat mungkin. Ini memungkinkan masuk atau ke luar pada dua arah dan penggunaan ruang yang paling ekonomis. Dengan tempat parkir selebar 8 kaki 6 inci dan jalan antara selebar 25 kaki maka tempat parkir dapat dimasuki oleh seorang pengendara dengan mudah tanpa memerlukan gerakan 118
khusus. Parkir yang membentuk sudut memberikan tempat parkir yang lebih sedikit dibandingkan dengan parkir tegak lurus dalam suatu satuan panjang tertentu, dan memerlukan jalan antara satu arah, akan tetapi tempat masuknya lebih memudahkan pengendara dan jalan antara bisa lebih sempit, sehingga memungkinkan penggunaan lahan yang terlalu sempit bagi parkir tegak lurus.
Gambar 2 Parkir Tepi Jalan
Sumber: Parking Guide for Cities, U.S. Department of Commerce, Bureau of Public Roads, 1956.
-
6. KONSEP KAWASAN
Menurut UU No 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan Pasal 12 mengatur tentang kawasan strategis sebagai berikut :
Penetapan kawasan strategis
pariwisata dilakukan dengan
memperhatikan aspek:
-
a. sumber daya pariwisata alam
dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata;
-
b. potensi pasar;
-
c. lokasi strategis yang berperan
menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah;
-
d. perlindungan terhadap lokasi
tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
-
e. lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya;
-
f. kesiapan dan dukungan
masyarakat; dan
-
g. kekhususan dari wilayah.
-
7. KONSEP DAYA TARIK WISATA
Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 1 disebutkan bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
-
8. TEORI KEPUASAN
-
a. Teori Dua Faktor Herzberg
Teori ini menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan 2 (dua) hal yang berbeda, dimana kepuasan dan ketidakpuasan disini berhubungan dengan pekerjaan (dalam Wati Setiasih : 2006). Herzberg mengemukakan bahwa kepuasan ditentukan oleh dua faktor yaitu : 1) Motivator (Satisfiers), yaitu faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan meliputi : pencapaian, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan pengembangan 2). Hygiene Factors (Dissatisfier), yaitu faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, teknis supervisi, penghasilan, hubungan interpersonal, kondisi kerja, keamanan kerja, dan status (Wati Setiasih : 2006). Keberadaan faktor Motivator (Satisfiers) dapat menimbulkan kepuasan. Tetapi ketidakberadaan faktor ini tidak selalu menimbulkan ketidakpuasan. Perbaikan pada Hygiene Factor (Dissatisfiers) dapat mengurangi ketidakpuasan tetapi tidak dapat menimbulkan kepuasan karena faktor ini bukan merupakan sumber kepuasan (Wati Setiasih :2006).
METODE PENELITIAN
-
1. LOKASI PENELITIAN, terletak di Kecamatan Kuta Desa Adat Kuta Kabupaten Badung. Berjarak 5 km dari Bandara International Ngurai Rai Bali, dan terletak di sebelah selatan Denpasar 15 km dari kota Denpasar.
-
2. RUANG LINGKUP PENELITIAN, untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup permasalahan yang diteliti maka secara operasional variabel yang ada dalam permasalahan yang akan dibahas adalah: a. Ekspektasi wisatawan yang dimaksud adalah mengenai harapan dan pandangan wisatawan terhadap kenyamanan layanan wisata khususnya areal parkir yang terdapat dikawasan daya tarik wisata pantai kuta guna kenyamanan dan kepuasan wisatawan mancanegara khususnya selama berkunjung. Ekspektasi ini dapat dilihat dari bagaimana wisatawan tersebut menilai dan merasakan kenyamanan yang didapat pada saat berkunjung. Ekspektasi tersebut dikaitkan dengan unsur sapta pesona sebagai tolok ukur terhadap harapan wisatawan mancanegara kedepannya bagi kenyamanan areal parkir di daya tarik wisata pantai kuta, sapta pesona merupakan kebijakan dalam dunia pariwisata tanah air. Melalui sapta pesona, diharapkan terwujudkan suasana
kebersamaan semua pihak untuk terciptanya lingkungan alam dan budaya luhurbangsa. Makna logo sapta pesona dilambangkan 7 buah yang terdiri atas unsur : Keamanan, Ketertiban, Kesejukan, Kebersihan, Keindahan, Keramah-tamahan, Kenangan.
-
3. JENIS DAN SUMBER DATA, jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data Kualitatif adalah data yang berupa keterangan-keterangan, definisi dan gambaran dari objek penelitian yang disusun dalam bentuk kalimat – kalimat deskriptif untuk melengkapi bahasan penelitian. Data kualitatif dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber. Data Kuantitatif berupa data yang berbentuk angka sebagai hasil dari pengukuran dan perhitungan yang digunakan dalam melengkapi bahasan ini, meliputi data kunjungan wisatawan, dan data jumlah kendaraan yang datang baik itu sepeda motor atu mobil ke daya tarik wisata pantai kuta.
Sedangkan sumber data terdiri dari data primer yang diperoleh langsung dalam penelitian dilapangan sebagai hasil dari observasi langsung dilapangan serta melalui wawancara dengan narasumber. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
diluar dari data primer. Data skunder dalam penelitian ini meliputi data kunjungan wisatawan, data daya tarik wisata, data tata letak parkir, dan profil daya tarik wisata pantai kuta.
-
4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA, dalam penelitian ini teknik pengumpaulan data meliputi wawancara mendalam (deep interview) berupa wawancara langsung dengan narasumber, observasi langsung, kuisioner, studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
-
5. TEKNIK PENENTUAN SAMPEL, teknik sampling pada penelitian kualitatif dimaksudkan bahwa sampel tidak dimaksudkan untuk mewakili populasi, melainkan hanya untuk mewakili informasi (Moleong, 2012:223). Sehingga dalam hal ini informasi yang dimaksud adalah mengenai ekspektasi wisatawan mancanegara terhadap kenyamanan layanan wisata khususnya areal parkir dikawasan daya tarik wisata pantai kuta.
-
6. TEKNIK PENENTUAN INFORMAN, dalam penelitian ini teknik penentuan informan dilakukan secara purposive. Purposeful (purposive) digunakan sebagai suatu strategi ketika seseorang ingin mempelajari sesuatu dan datang untuk memahami sesuatu tentang kasus-kasus
pilihan tertentu tidak perlu menggeneralisasikan pada semua kasus yang demikian Patton (1980:100). Yaitu dengan mendatangi salah satu petugas parkir dan polisi yang berperan selaku informan pangkal yang selanjutnya menunjukkan informan berikutnya.
-
7. TEKNIK ANALISIS DATA, teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis Deskriptif Kualitatif yang merupakan gambaran dari data yang disusun sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta – fakta yang ada (Moleong, 2012).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pantai Kuta merupakan suatu kawasan daya tarik wisata alam berupa pantai yang tepatnya terletak di Kecamatan Kuta Desa Adat Kuta Kabupaten Badung. Berjarak 5 km dari Bandara International Ngurai Rai Bali, dan terletak di sebelah selatan Denpasar 15 km dari kota Denpasar. Dapat ditempuh dengan kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari Bandara International Ngurai Rai Bali. Pantai kuta terletak di desa adat Kuta, desa adat Kuta sendiri masuk dalam Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta dan Kabupaten Badung. Desa Adat Kuta memiliki luas yaitu 17,52 km2 dan
penduduknya berjumlah lebih dari 38.771 jiwa. Desa Adat Kuta secara keseluruhan termasuk daerah dengan iklim tropis dengan suhu maksimum kurang lebih 34oC dan minimum kurang lebih 28oC dan memiliki curah hujan rata-rata 28.398 mm/tahun.
Menurut Chiara, De Joseph (2005) mengenai tata letak parkir, beberapa tipe tata letak untuk tempat parkir diperlihatkan pada Pola "Herringbone," diperlihatkan dalam dua variasi yang pertama memungkinkan penghematan ruang dalam beberapa hal, terutama apabila keterbatasan ruang tidak memungkinkan untuk parkir 90 derajat. Dan yang kedua ada pola parkir tepi jalan artinya tepi jalan, aturannya adalah parkir sejajar, kecuali apabila lalu lintas sangat sedikit atau jalan yang ada sangat lebar. Dimana posisi kendaraan dapat tegak lurus atau miring sesuai dengan badan jalan yang ada. Berikut tabel mengenai volume kendaraan yang datang dan pergi di areal parkir dikawasan daya tarik wisata pantai Kuta, di ukur berdasarkan 15 menit pertama dan dibagai dalam dua waktu yang berbeda yaitu waktu senggang dan waktu padat.
Berdasarkan data maka dapat diketahui volume kendaraan roda dua
maupun roda empat pada jam senggang antara 12.00 wita-16.00 wita tidak sebanyak dengan volume kendaraan yang datang pada jam-jam padat yaitu terjadi pada pukul 16.00 wita-20.00 wita. Hal ini diakibatkan penataan areal parkir yang tidak sesuai dengan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap harinya. Pada tabel waktu senggang volume kendaraan bermotor yang datang mencapai 24 kendaraan/60 menit sedangkan yang keluar mencapai 17 kendaraan/60 menit dengan jumlah kendaraan bermotor seluruh area saat itu mencapai 253 kendaraan bermotor. Sedangkan untuk volume mobil sendiri mencapai 9 kendaraan/60 menit dan yang keluar mencapai 6 kendaraan/60 menit dengan total seluruh kendaraan pada area saat itu mencapai 34 kendaraan mobil. Waktu padat menggambarkan volume kendaraan bermotor mencapai 56 kendaraan/60 menit dan motor yang keluar mencapai 28 kendaraan/60 menit. Sedangkan total keseluruhan volume kendaraan seluruh area mencapai 550 kendaraan. Untuk kendaraan mobil, yang datang mencapai 21 kendaraan/60 menit dan yang keluar mencapai 9 kendaraan/60 menit. Untuk keseluruhan jumlah kendaraan mobil di area saat itu mencapai 64 kendaraan. Apalagi
sering kali lahan parkiran mengambil bahu jalan yang mengakibatkan kemacetan parah terutama bagi pengguna jalan menuju akses pantai Kuta. Kenyamanan wisatawan mancanegara pun menjadi terganggu.
Penghitungan awal mengambil sampel dengan waktu 15 menit. Sampel kendaraan dengan waktu 15 menit kemudian dapat digunakan untuk memperkirakan volume kendaraan selama 60 menit atau 1 jam saat puncak kemacetan terjadi yaitu saat matahari terbenam pukul 16.00-20.00 WITA. Untuk titik puncak kemacetan biasanya pada saat matahari terbenam antara pukul 18.00-20.00 WITA. Sedangkan pada sabtu dan minggu sekitar pukul 18.00-21.00 WITA diakibatkan padatnya pengunjung yang memadati daya tarik wisata pantai Kuta. Sehingga mengakibatkan kewalahan bagi polisi pengatur lalu lintas pada hari libur. Pihak polisi lalu lintas sendiri yang biasanya hanya bertugas sepuluh orang, pada saat itu ditambah sepuluh lagi menjadi dua puluh petugas.
Pengertian ekspektasi sendiri yaitu pemenuhan keinginan (harapan) wisatawan yang merupakan suatu proses yang panjang, hingga memerlukan waktu yang lama dan 123
tidak murah untuk mencapai sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Harapan ini mengerah terhadap perbaikan suatu hal ke arah yang lebih baik dan dapat dirasakan secara langsung. Wisatawan mancanegara akan menginginkan suatu perubahan terhadap kekurangan yang mereka rasakan. Baik itu sarana-prasarana, maupun fasiltas penunjang lainnya dalam kegiatan kepariwisataan.
Dalam hal ini yang dijadikan acuan peneliti untuk mengukur tingkat harapan wisatawan mancanegara adalah faktor sapta pesona khusus terhadap layanan wisata yang telah ada, untuk mengetahui nilai harapan kedepan yang ingin diperoleh wisatawan mancanegara dalam melakukan aktivitasnya khususnya dikawasan daya tarik wisata Pantai Kuta. Terdiri atas keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,
keindahan, keramah-tamahan, dan
kenangan. Dari jumlah 20 kusioner yang disebar kepada wisatawan mancanegara, didapatkan tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Presentase Ekspektasi Wisatawan Mancanegara
No |
Sapta Pesona |
Ekspektasi |
Presentase % | ||
Puas |
Tidak |
Puas |
Tidak |
1 |
Keamanan |
12 orang |
8 orang |
60% |
40% |
2 |
Ketertiban |
11 orang |
9 orang |
55% |
45% |
3 |
Kebersihan |
12 orang |
8 orang |
60% |
40% |
4 |
Kesejukan |
12 orang |
8 orang |
60% |
40% |
5 |
Keindahan |
13 orang |
7 orang |
70% |
30% |
6 |
Keramah-tamahan petugas |
17 orang |
3 orang |
85% |
15% |
7 |
Kenangan yang ditinggalkan |
12 orang |
8 orang |
60% |
40% |
Total |
89 |
51 |
65% |
35% |
Menurut tabel 1 diatas maka dapat kita ketahui bahwa dari 20 wisatawan mancanegara yang berkunjung dikawasan daya tarik wisata pantai kuta presentase puas sebesar 65% sedangkan presentase yang tidak puas sebesar 35%. Dari indikator pertama keamanan didapatkan sebanyak 12 wisatawan mengatakan puas dan 8 orang mengatakan tidak puas, kedua ketertiban dilihat dari tata letak kendaraan dimana didapatkan 11 wisatawan mengatakan puas dan 9 lainnya tidak puas, aspek kebersihan menghasilkan data berupa 12 orang wisatawan merasa puas sedangkan 8 wisatawan lainnya tidak puas, kesejukan
dinilai oleh wisatawan cukup puas dengan 12 wisatawan mengatakan puas dan 8 wisatawan lainnya tidak puas, keindahan areal parkir beserta penataan yang dilihat oleh wisatawan mengatakan sebanyak 13 orang puas dan 7 lainnya tidak puas, keramah-tamahan dalam hal ini kaitannya dengan petugas parkir 17 wisatawan mengatkan puas dan 7 wisatawan lainnya tidak puas, kenangan yang ditinggalkan sebanyak 12 orang wisatawan puas sedangkan 8 lainnya tidak puas. Cara yang digunakan adalah mengkalikan antara ketujuh unsur sapta pesona dengan jumlah wisatawan yang dijadikan responden, dapat diketahui indikator puas memperoleh 89 suara sedangkan indikator tidak sebanyak 51 suara dari tujuh kategori penilaiaan berdasarkan faktor keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, keramah-tamahan petugas parkir, dan kenangan yang ditinggalkan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah beberapa wisatawan mancanegara, terkait dengan harapan kedepan yang ingin dicapai didapatkan kesimpulan sebagai berikut Question : What are you expectations for a future settlement of parking here Kuta Beach?
”I think this parking area its not bad, but maybe I want if I come here againt are facilities like line parking is be repair and more better from now and for the staff parking could be increasing to good responsibility with tourist”kemudian yang lainnya berpandangan “Here is very hot, next time need little utilty like garden and anything else and more tree’s for comfort here”, berikutnya “Need more space parking area here, to give impression regular”, Dan “The order from each vehicle need more attention to be neat”, Serta “Need utility like lamp in the night for not shaded in area parking”.
PENUTUP
Kesimpulan
Ekspektasi sendiri yaitu pemenuhan keinginan (harapan) wisatawan yang merupakan suatu proses yang panjang, hingga memerlukan waktu yang lama dan tidak murah untuk mencapai sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Harapan ini mengerah terhadap perbaikan suatu hal ke arah yang lebih baik dan dapat dirasakan secara langsung. Maka dengan itu diperoleh harapan wisatawan mancanegara kedepannya yaitu menginginkan kenyamanan dari segi keamanan dengan penambahan petugas parkir, ketertiban bagi 125
kendaraan yang parkir agar lebih teratur antara kendaraan roda dua dan roda empat, kebersihan disekitaran areal parkir lebih dijaga agar tidak ada sampah berserakan baik yang ditimbulkan oleh pedagang dan wisatawan, kesejukan di lokasi areal parkir lebih diperhatikan dengan menambahkan sejumlah pohon perindang, keindahan dalam penataan tanaman disekitaran areal parkir agar memberikan kesan nyaman dan hijau, keramah-tamahan terhadap petugas parkir dan polisi dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan harus lebih sopan, dan yang terakhir adalah memberikan kesan kenangan yang baik bagi pariwisata pantai Kuta khususnya terhadap layanan wisata areal parkir.
Saran
Sebagai salah satu daya tarik wisata unggulan di Bali, pantai Kuta telah memiliki banyak fasilitas akomodasi dalam menunjang segala kebutuhan bagi para wisatawannya baik domestik maupun mancanegara. Kemajuan yang pesat di sektor pariwisata seharusnya menjadikan pantai Kuta sebagai contoh bagi setiap daya tarik wisata yang ada di Bali untuk lebih baik dalam mengelola kegiatan kepariwisataanya. Sehingga menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah
bersama masyarakat lokal mewujudkan pariwisata yang lebih baik terutama di daya tarik wisata di pantai Kuta mengenai layanan wisata berupa kenyamanan areal parkir yang perlu mendapatkan perhatian ke depannya agar lebih nyaman lagi dari sebelumnya sehinnga dapat menampung dan mendatangkan kunjungan wisatawan yang lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A.J, Muljadi.2012.Kepariwisataan Dan Perjalanan.Jakaarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Chiara, De Joseph and Koppelman, Lee E.2005. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta: Erlangga. Hal 209-210.
Chulsum,U. & Novia, W.2006.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya:Kashiko.
Cohen, Erik. 1984. The Sosiologi of Tourism : Approach, Issue, and Findings. Annals of Tourism Research 30.
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Badung.2011.Profil Kepariwisataan Kabupaten Badung.
Darmarjati,R.S.1995.Istilah-Istilah Dunia Pariwisata.Jakarta: PT.Pradnya
Kusmayadi,et.al.2000.Metodelogi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Kybernan.2011.Jurnal Ilmu
Pemerintahan.Bekasi: Universitas Islam 45.
Moloeng, Lexy J. 2004. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Moloeng, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Rusda.
Murphy, P.E. 1985. Tourism : A Community
Approach. New York and London: Routledge.
Merpaung, Happy.2002.Pengetahuan
Pariwisata.Alfabeta;Bandung.
Nasution, Prof. Dr.S. 2003. Metode penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Patton, M. 1980. Qualitative Evaluation Method. Beverly Hills. CA: SAGE.
Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT.Pradnya Paramitha.
Suwena, I Ketut dan Widyatmaja, I Gst Ngr. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar : Udayana University Press
(http://sejarah-
manusia.blogspot.com/2010/08/sejarah-kuta-bali-best-indonesianspot.html.)
Undang-undang No.10 Tahun 2009. Tentang
Kepariwistaan. Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Wardiyanta.2006.Metode Penelitian
Pariwisata.Andi:Yogjakarta.
Yoeti. 1998. Pengantar Pariwisata(edisi revisi).Bandung: Angkasa.Hal 206.
127
Discussion and feedback