STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI DI PANTAI CRYSTAL BAY DESA SAKTI, KEC. NUSA PENIDA, KAB. KLUNGKLUNG
on
Jurnal Destinasi Pariwisata
Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI DI PANTAI CRYSTAL BAY DESA SAKTI, KEC. NUSA PENIDA, KAB. KLUNGKLUNG
I Gede Anom Sastrawan dan I Nyoman Sunarta [email protected]
S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Unud
ABSTRACT
The study aims to determine Strategy Development the potency of the Crystal Bay Beach as a tourist attraction in the village of Sakti marine, Nusa Penida district. Klungkung and how the development of appropriate strategy to overcome obstacles in the development of Crystal Bay Coast region as a Marine Tourism attraction in Village Sakti, Nusa Penida district Klungkung.
Through the use of method data analys of SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) acquired programs attempt to do, among other things : short-term planning include : the creation of support facilities, physical arrangement, the arrangement of the surrounding environment, creation of parking areas and conducting outreach to the community and long-term planning include : utilization of space, the arrangement of the HR ( Human Resources ) as well as a promotion of Crystal Bay Beach. Constraints faced by among others ; Human Resources, Lack of Awareness Local to feel ownership for the appeal of Crystal Bay Beach, lack of promotion, lack of Supporting Facilities, Transit Fascination
Advice to the parties concerned to develop a Crystal Bay Beach in particular local government and local communities to realize the development of nautical tourism attraction in Crystal Bay Beach, provide education and training on tourism to the community, to support the utilization of the potential appeal of Crystal Bay Beach adjusted to detailed directives in the field and increase the network to promote tourism , especially in Klungkung.
Keywords : Strategy Development, Potency, Marine Tourism
Desa Sakti sebagai salah satu desa yang memiliki potensi wisata bahari yaitu Pantai Crystal Bay yang sangat menarik dan memiliki potensi ekosistem terumbu karang yang baik dalam perkembangan kegiatan wisata bahari di wilayah barat kawasan Pulau Nusa Penida. Dilihat secara alamiah kawasan ini memiliki potensi daya tarik bahari yang menjanjikan dan memiliki peluang yang cukup besar untuk
dikembangkan dan dikelola secara optimal dan untuk dapat mewujudkan pengembangan lebih lanjut, maka perlu digali potensi dan strategi pengembangan di Pantai Crystal Bay, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Pendekatan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sebagai landasan dasar agar tetap mengacu pada kelestarian alam dan menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa manfaat adanya pariwisata di
Pantai Crystal Bay, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung serta dapat memberikan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, ada satu pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
-
1. Apa potensi yang dimiliki oleh Pantai Crystal Bay sebagai daya tarik wisata bahari di Desa Sakti, Kec. Nusa Penida Kab.
Klungkung?
-
2. Bagaimana strategi
pengembangan kawasan Pantai Crystal Bay sebagai daya tarik wisata bahari di Desa Sakti, Kec. Nusa Penida Kab. Klungkung?
Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah
menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114).
-
2.2 Tinjauan Pariwisata Bahari Pariwisata Bahari adalah salah satu dari berbagai jenis pariwisata, yang telah dikenal luas pada dewasa ini dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar tujuan olah raga di air, danau, pantai, teluk atau pantai seperti memancing,menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi selancar, mendayung keliling melihat taman laut dengan pemandangan indah di permukaan air serta berbagai rekreasi perairan. (Pendit, 1999 : 31).
-
2.3 Tinjauan Strategi
Pengembangan.
Strategi Pengembangan dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, dan evaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Pengamatan lingkungan meliputi: mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan kelemahan (Hunger, 2003:9 dalam Sonisius 2010). Proses
manajemen strategis terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu Pengamatan Lingkungan, Perumusan strategi, Pelaksanaan strategi, Evaluasi dan pengendalian.
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Jenis pantai ada dua yaitu pantai landai dan pantai terjal. Pantai landai adalah pantai yang hampir datar. Sedangkan pantai terjal adalah pantai yang curam (Memet Nurrahcmat, 1997 dalam buku Geografi dan Kependudukan 1997:35),
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu (integrated) guna mencapai pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan Dahuri (2008: 12) dalam Gautama 2011 menyatakan: Dalam konteks ini, keterpaduan (intergration) mengandung tiga demensi:
sektoral, bidang ilmu dan keterkaitan ekologis.
-
III. RUANG LINGKUP
LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Pantai Crystal Bay yang berada di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Lokasi penelitian terletak ± 107 km dari ibukota Denpasar dengan waktu tempuh 1 jam 15 menit dan ± 5 km dari Dermaga Boat Maruti jurusan Sanur - Denpasar dengan tempuh 15 menit untuk menuju Desa Sakti.
Guna memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian ini maka secara operasional variabel yang terdapat dalam permasalahan yang akan dibahas yakni:
-
1. Potensi Pantai Crystal Bay Pengembangan
potensi merupakan salah satu usaha untuk menambah, memajukan atau
memperbaiki daya tarik sehingga segala kelebihan daya tarik (potensi daya tarik) dapat berkembang sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
-
2. Strategi Pengembangan Daya tarik Wisata Bahari
Strategi
Pengembangan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu rencana yang disusun secara sistematik untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam upaya peningkatan, memperbaiki daya tarik serta strategi pengembangan potensi wisata bahari Pantai Crystal Bay
Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah:
-
1. Teknik Observasi yaitu Teknik yang dilakukan dengan pengamatan langsung dengan menuju lokasi penelitian agar mengetahui keadaan atau potensi daya tarik wisata bahari, tingkat aksesibilitas dan fasilitas yang sudah tersedia seperti sarana dan prasarana wisata yang ada di Pantai Crystal Bay (Kusmayadi, 2000:84).
-
2. Wawancara Mendalam (Deep Interview) adalah Pengumpulan data wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan Pantai Cystal Bay yang memiliki potensi bahari di Desa Sakti, Nusa Penida (Kusmayadi, 2000:83).
-
3. Studi Kepustakaan adalah pengumpulan data dari literatur-literatur, laporan-laporan penelitian sebelumnya yang terkait dengan wisata bahari, dan bahan tertulis lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah yang dikaji serta digunakan sebagai landasan teori yang sifatnya menunjang penelitian tentang strategi pengembangan wisata bahari.
-
4. Studi Dokumentasi adalah Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengambil gambar daya tarik penelitian dengan tujuan untuk memudahkan penelitian mendiskripsikan hasil observasinya yang berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang yang
berada di lokasi penelitian (Sugiyono, 2009:82).
Snowball sampling adalah cara yang efektif untuk membangun kerangka
pengambilan sampel yang mendalam, dalam populasi yang relatif kecil, yang masing-masing orang cenderung melakukan hubungan satu dan lainnya. Pengambilan sampel ini, maka peneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada gilirannya dapat ditemui (Bernard 1994: 97).
-
4.3 Analisis Deskriptif
Kualitatif dengan Pendekatan SWOT
Penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis matriks SWOT (Strengths,Weaknesses,Opportun ities,Threats) yang dijelaskan sebagai berikut Menurut Sugiyono (2009:244). Formulasi strategi ini harus diidentifikasi terlebih dahulu agar dapat
menjadi tema yang stategis. Analisis ini digunakan untuk menguraikan potensi dan hasil informasi yang didapat, dari lapangan guna mengetahui gambaran keadaan Pantai Crystal Bay mengenai peluang dan ancaman eksternal yang sedang dihadapi yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki oleh Pantai Crystal Bay yang menghasilkan empat set untuk menyusun faktor-faktor yang dimiliki oleh Pantai Crystal Bay yang dimaksud dalam gambar berikut ini:
Internal |
(Internal) Kekuatan/Strength (S) |
(Internal) Kelemahan/Weaknesses (W) |
Eksternal |
Faktor-faktor Kekuatan Internal |
Faktor-faktor Kelemahan Internal |
(Eksternal) Peluang/Opportu nities (O) |
Strategi SO 1 Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang |
Strategi WO 3 Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang |
(Eksternal) Ancaman/Threat s(T) |
Strategi ST 2 Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman |
Strategi WT 4 Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman |
Matriks SWOT
Gambar 3.1 Matriks SWOT. (Sumber: Analisis SWOT, Rangkuti, 2002:31)
-
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
-
5.1 Potensi Fisik Alami
Potensi fisik yang dimiliki Pantai Crystal Bay adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik yang dapat dilihat, berwujud dan dapat disaksikan secara langsung sebagai daya tarik wisata bahari. Adapun potensi fisik itu meliputi:
Keindahan alam taman bawah laut (under sea garden) di Pantai Crystal Bay merupakan salah satu keunikan tersendiri yang mampu menarik wisatawan untuk dapat berkunjung, menikmati bahkan merasa ingin tinggal lebih lama lagi terhadap daya tarik yang dikunjungi, dengan
keindahan taman bawah laut (under sea garden) serta beraneka ragam terumbu karang yang ada sehingga sangat cocok untuk wisatawan melakukan aktivitas atau kegiatan seperti menyelam (diving), snorkling ataupun research pendidikan
seperti penelitian tentang terumbu karang mampu menahan kekuatan ombak dan gelombang sampai 1/3 sehingga kekuatannya berkurang.
Nama Mola berasal
dari bahasa Latin "MILLSTONE" yang artinya "batu gerinda", karena bentuk ikan ini menyerupai batu, dengan warna abu abu, tekstur kasar dan bentuk badan bulat. Nama dalam bahasa Inggrisnya adalan ‘Sunfish’, karena ikan ini mempunyai kegemaran berjemur di terik matahari dipermukaan air laut dan mendatangi area seperti Pulau Nusa Penida yang tepatnya berada di Pantai Crystal Bay dimana ikan-ikan terumbu karang akan memakani parasit yang ada di tubuh mereka, hal lainya adalah berjemur di permukaan dan menarik burung camar laut, atau melompat keluar dari air dan memukul permukaan
cukup keras untuk mengeluarkan parasit.
Menurut situs on-line http://www.sunfish.org, disebutkan ada beragam penyebutan nama Mola-Mola. Di Prancis misalnya Mola mola disebut Poisson Lune yang berarti “ikan bulan”. Di Jerman disebut Schwimmender Kopf yang artinya “kepala berenang”. Di Filipina disebut Putol yang berarti “potongan pendek”.
-
5.2.3 Keindahan Alam di Sekitar Pantai Crystal Bay
Keindahan alam di sekitar Pantai Crystal Bay tidak kalah dibandingkan dengan keindahan alam pantai lainnya yang berada di Kabupaten Klungkung khususnya dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik ini.
Pantai Crystal Bay masih sangat alami dan sepanjang perjalanan menuju Pantai Crystal Bay dapat dijumpai perkebunan masyarakat lokal
yang paling dominan adalah tanaman mangga, ubi jalar, jagung, kacang-kacangan dan buah jambu monyet yang biji nya diambil sebagai makanan yang sering disebut dengan kacang mente oleh kebanyakan orang, disisi lain pemandangan sunset dan sunrise menambah keeksotisan alam Pantai Crystal Bay itu tersendiri.
-
5.2.4 Pantai Crystal Bay (Crystal Bay Beach).
Pantai Crystal Bay terletak di Banjar Penida Desa Sakti, di pantai inilah orang menginjakkan kaki pertama kalinya di Pulau Nusa Penida sehigga menamakan pantai ini dengan nama Pantai Penida, namun tidak ada sumber data yang pasti tentang sejarah pantai ini. Pantai Crystal Bay memiliki panjang pantai sekitar 200 meter dan lebarnya diperkirakan mencapai 15 meter. Salah satu daya tarik Pantai Crystal Bay adalah pantai dengan
hamparan pasir putih sangat cocok untuk berjemur (sun bathing), rekreasi keluarga, menyelam (diving), snorkling dan sebagai tempat penelitian research.
Pantai Crystal Bay ini juga menyajikan panorama pantai yang masih alami dengan udara yang sejuk, sepanjang pantai ditumbuhi pohon kelapa, tebing yang membatasi di samping kiri dan kanan serta keindahan Batu Jineng (Crystal Stone) yang merupakan salah satu daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung dan potensi pemandangan alam yang terdapat di Desa Sakti adalah Pantai Crystal Bay dan Crystal Stone sangat layak untuk di kembangkan sebagai daya tarik wisata alam dan wisata bahari di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida.
Potensi fisik buatan yang dimiliki oleh Pantai Crystal Bay ialah segala sesuatu yang dimiliki daya tarik dan dapat dibuat oleh manusia sebagai dasar pendukung daya tarik wisata lainya yang ada di Pantai Crystal Bay sehingga memudahkan wisatawan untuk menikmati fasilitas fisik untuk mendukung kegiatan wisata di Pantai Crystal Bay. Berikut potensi fisik buatan yang ada di Pantai Crystal Bay sehingga berpengaruh kepada kegiatan kepariwisataan di wilayah Desa Sakti, Kec. Nusa Penida :
Sebagai salah satu daya tarik wisata yang terletak di Nusa Penida bagian barat Pantai Crystal Bay , Desa Sakti juga memiliki akomodasi
pariwisata yang tentu saja membantu kegiatan
kepariwisataan di daerah tersebut dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Salah satu akomodasi pariwisata yang terdapat di
Pantai Crystal Bay ialah Namaste Bungalows yang terletak di jalan anatara Desa Sakti ketika menuju Pantai Crystal Bay. Namaste Bungalows berdiri pada tanggal 1 Juli 2013 dengan luas ± 60 are, luas halaman hijau seluas 2500 m2 dan 1 buah Restaurant yang siap melayani wisatawan maupun pengunjung selama jam kerja serta 1 buah swimming pool yang bisa di nikmati oleh wisatawan yang menginap serta pengunjung yang hanya ingin memanjakan dirinya, hanya dengan membayar Rp. 10.000/jam dengan total jumlah hunian sebanyak 10 Bungalows.
-
b. Bali Hai Crystal Bay
Pantai Crystal Bay juga memiliki akomodasi pariwisata yang terdapat di barat pesisir Pantai Crystal Bay yakni Bali Hai Crystal Bay . Fasilitas penunjang pariwisata di kawasan Pantai Crystal Bay Desa Sakti seperti; Bungalow, restaurant, bar, café, spa,
tour dan travel, toilet, Tourist Information Centre (TIC), tempat parkir, artshop, sarana wisata air seperti canoe, jet sky.
Program Bali Hai Cruise Castaway beroperasi dari Pelabuhan Benoa, Bali ke Pantai Crystal Bay Nusa Penida setiap hari Selasa , Kamis dan Minggu antara 1 April - 31 Oktober. Selama bulan-bulan non-operasional Kapal Aristocat Sailing Catamaran akan berlayar setiap hari ke Bali Hai Private Beach Club di Nusa Lembongan (http://www.balihaicruises.co m/).
Tingkat aksesibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kemudahan atau transportasi dalam mencapai daya tarik Pantai Crystal Bay . Peranan transportasi dan pengaruhnya terhadap minat dan motivasi wisatawan, sebab mengingat semakin mudahnya tingkat
aksesibiliti suatu daya tarik wisata, maka akan semakin besar pula minat atau motivasi wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik tersebut.
Adapun tingkat aksesibilitas daya tarik Pantai Crystal Bay dapat diukur berdasarkan:
-
a. Kondisi Jalan
Kondisi jalan utama Desa Sakti cukup bagus (diaspal) maka untuk mencapai Pantai Crystal Bay cukup memakai sarana transpostasi umum seperti bemo, sepeda motor atau ojek dengan lebar jalan ± 6 meter dan layak
-
b. Jarak dan Waktu Tempuh Untuk mencapai Pantai Crystal Bay jika diukur dari pusat kota Provinsi atau dari Kota Denpasar ± 107 km, dengan waktu tempuh 1 jam 15 menit. Jika jarak tempuh di ukur dari Pelabuhan Roro Sampalan makan jarak dan waktu yang diperlukan ± 10 km untuk menuju Pantai Crystal Bay 30 menit.
-
c. Biaya
Adapun biaya yang dimaksud adalah sejumlah biaya ongkos yang dipergunakan oleh wisatawan untuk menuju Pantai Crystal Bay pengukuran biaya ini sangat abstrak karena dipengaruhi jarak tempuh, jenis transportasi yang digunakan, ada tidaknya wisatawan berbelanja di tempat yang dikunjungi dan sebagaianya yang keseluruhannya sulit ditentukan nilai-nilainya.
-
d. Keberadaan dengan Daya Tarik Wisata lain.
Pantai Crystal Bay berdekatan dengan Goa Giri Putri ± 13 km, Pulau Nusa Lembongan yang berjarak ± 10 km dari Pantai Crystal Bay dan ± 5 km dari Pantai Ped maka daya tarik yang lain relatif dekat karena Pulau Nusa Penida adalah pulau kecil, hanya kondisi jalan yang agak sempit dan menanjak sehingga memiliki daya pikat tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati
indahnya panorama di Pantai Crystal Bay Desa Sakti.
Potensi non fisik yang dimiliki oleh Pantai Crystal Bay Desa Sakti adalah segala semua sesuatu yang mempunyai nilai daya tarik, baik berupa kesenian tradisional maupun
kehidupan tradisional
masyarakat. Adapun potensi non fisik yang ada dan berpengaruh terhadap pengembangan daya tarik ini meliputi :
Pariwisata yang
dikembangkan di Bali adalah pariwisata yang didasarkan pada kebudayaan budaya yang di miliki. Dengan dikembangkannya pariwisata Budaya di Bali akan mendorong perkembangan kreasi seni dan budaya masyarakat Bali seperti seni tari, gamelan (musik tradisional) maupun seni lainnya sebagai penunjang
kepariwisataan. Seni dan budaya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan masyarakat Bali termasuk Desa Sakti. Kesenian yang dimiliki masyarakat maupun asset penting yang memiliki nilai, kembali untuk menarik minat wisatawan. Adapun kesenian yang terdapat di Desa Sakti meliputi :
Seni musik yaitu seni musik tradisional (gamelan) yang ada di Desa Sakti. Musik ini banyak diminati oleh wisatawan dan dipentaskan untuk mengiringi tarian sakral seperti upacara dewa yadnya. Musik Tradisional yang terdapat di Desa Sakti. Menurut Bapak Made Suradnya dan pengelingsir di Desa Sakti, sejarah gamelan di Desa Sakti ini pertama kalinya sekitar tahun 1957. Awalnya sekitar tahun 1957, Desa Sakti hanya memiliki gamelan baleganjur. Setelah berselang beberapa bulan kemudian masyarakat di Desa Sakti berinisiatif untuk membeli gamelan gong kebyar.
-
b. Seni Tari
Seni Tari merupakan bagian dari kesenian yang merupakan atraksi jenis tari-tarian yang terdapat di Desa Sakti berupa tarian hiburan yaitu tarian yang digunakan pada upacara-upacara dan merupakan tarian yang digunakan untuk hiburan seperti Tari Baris Gede, Kesenian Calonarang dan Pendet, untuk di Desa Sakti tidak memiliki tarian sakral layaknya di desa-desa yang ada di Pulau Nusa Penida
-
5.1.3.2 Keramahtamahan dan sikap Gotong Royong Masyarakat
Sikap gotong royong yang tinggi dari masyarakat merupakan suatu ciri khas yang dimiliki masyarakat di Bali, termasuk Desa Sakti ini memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang umumnya datang dari berbagai negara yang maju dan memiliki budaya tersediri. Pelaksanaan gotong royong pembangunan Pura yang dilaksanakan, upacara agama (ngayah), pembangunan dan perbaikan jalan setapak serta membersihkan lingkungan yang mana merupakan kebiasaan yang
dimiliki secara turun temurun oleh masyarakat di Desa Sakti.
-
5.2 Strategi Pengembangan Potensi Pantai Crystal Bay dengan Pendekatan SWOT
Tolak ukur apabila faktor
Strength (kekuatan) dan Opportunities (peluang) lebih mendominasi atau lebih besar makan analisis dengan pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) ini bersifat positif atau mendukung terhadap pengembangan daya tarik wisata Pantai Crystal Bay. Sebaliknya, apabila Weakness (kelemahan) dan Threats (ancaman) dari daya tarik wisata itu lebih besar maka Metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) ini bersifat negatif atau tidak mendukung.
Adapun penjelasan singkat mengenai dua variabel yang merupakan potensi daya tarik wisata Pantai Crystal Bay adalah sebagai berikut :
Hasil penelitian yang dilakukan dari Desa Sakti menuju daya tarik Pantai Crystal Bay , Nusa Penida maka dapat dijelaskan
mengenai kondisi terkini serta akes jalan dari dan menuju Pantai Crystal yaitu sebagai berikut Strength (kekuatan) dalam penelitian mengenai aksesibilitas adalah jalur strategis di Pulau Nusa Penida serta Kondisi jalan utama Desa Sakti cukup bagus (diaspal). Untuk mencapai Pantai Crystal Bay cukup memakai sarana transpostasi umum seperti bemo, sepeda motor atau ojek dengan lebar jalan ± 6 meter dan layak untuk dilalui transportasi yang disebutkan di atas, Weakness (kelemahan) dapat dilihat dari jarak dan waktu tempuh dari ibukota provinsi yang cukup jauh dan memakan waktu yang cukup lama serta di pengaruhi oleh cuaca dan keaadan arus laut dari penyeberangan dari Sanur menuju Ped dan dari Padang Bay menuju Sampalan, Opportunities (peluang) yang bisa dimanfaatkan adalah membuka usaha jasa di bidang transportasi darat maupun laut dan perbaikan kondisi jalan utama dan jalan menuju Pantai Crystal Bay, Threats (ancaman) yang bisa muncul yaitu adanya kompetisi yang tidak sehat di bidang transportasi baik dari
segi manajemen maupun tarif yang diberlakukan
Jika dilihat dari sudut SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats), hasil
penelitian mengenai sumber daya manusia (SDM) masyarakat di Desa Sakti dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut: Strength (kekuatan) dapat dilihat dari antusiasme dan adanya dukungan dari masyarakat lokal Desa Sakti adalah kekuatan dalam variabel ini, Weakness (kelemahan) yaitu tidak adanya SDM lokal yang “Skillfull” kurangnya pengetahuan masyarakat tentang arti penting pariwisata serta belum adanya panduan tentang daya tarik Pantai Crystal Bay, Opportunities (peluang) yang bisa ditangkap yaitu pengadaan diklat atau pelatihan khusus maupun kursus yang dapat meningkatkan kemampuan dalam berbahasa inggris dan bahasa asing pendukung lainnya, sehingga masyarakat lokal dapat membuka lapangan kerja baru dan pemberdayaan masyarakat lokal pun dapat direaliasasikan, Threats (ancaman) ke depan adalah kondisi yang ada bisa memunculkan invasi
tenaga kerja dari luar daerah/negara yang sudah memiliki skill yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing.
-
5.3 Strategi Pengembangan Pantai
Crystal Bay .
Berdasarkan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) tersebut maka dapat diketahui beberapa strategi yang dapat diberlakukan dalam pengembangan potensi Pantai Crystal Bay terhadap peluang dan ancaman eksternal yang sedang dihadapi dan yang dikeluarkan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki oleh Pantai Crystal Bay sebagai wisata bahari adalah :
Strategi dengan cara memaksimalkan kekuatan yang dimiliki Pantai Crystal Bay, melakukan kegiatan Beach Clean Up untuk menjaga kualitas pantai dan melestarikan pesona Keindahan Pantai Crystal Bay yang terkenal dengan keindahan taman bawah laut (Under Sea Garden) yang merupakan daerah KKP (Kawasan Konservasi Perairan) di Nusa Penida khusunya di Desa Sakti, Pelatihan
edukasi khusus mengenai Daya tarik Ikan Mola-Mola (Sunfish) yang muncul pada kisaran bulan Juli hingga September setiap tahunnya kepada masyarakat lokal, stakeholder oleh pemerintah yang membidangi, dan pihak Aparatur Desa yang bekerja sama dengan masyarkat lokal harus menyediakan alat-alat atau fasilitas menyelam guna membantu mensukseskan kegiatan wisata bawah laut dan memberikan lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat lokal Desa Sakti 5.3.2 Strategi WO
Perbaikan atau menambah fasilitas umum yang ada di yang ada di Desa Sakti dan di Pantai Crystal Bay seperti Pembuatan pintu masuk guna menarik retribusi dan loket karcis masuk, lahan parkir, toilet umum, ruang ganti demi mensukseskan acara Event Festival Nusa Penida Island.
Strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dalam pengembangan potensi bahari di Pantai Crystal Bay Desa Sakti maka langkah melestarikan keindahan bawah laut dengan cara ikut menjaga
dari kegiatan pengeboman ikan oleh nelayan lokal dari desa diluar Kec.Nusa Penida terkait dengan penguasaan lahan produktif serta pembangunan yang tidak terkontrol oleh masyarakat lokal di Desa Sakti maka sangat perlu dilakukan pembuatan awig-awig (aturan adat) guna mengatur pembangunan di areal Pantai Crystal Bay oleh tokoh adat Desa Sakti, Perbaikan secara swadaya maupun memohon bantuan dari pusat ataupun dari kabupaten untuk pembangunan sarana penunjang agar kegiatan pariwisata Pantai Crystal Bay dapat berjalan kondusif
Strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari anacaman makan dapat dapat dirumuskan dengan cara melakukan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya keberadaan fasilitas pendukung pariwisata di Pantai Crystal Bay atau pelatihan bahasa asing kepada masyarakat lokal dan pihak Aparatur Desa Sakti setidaknya memberikan bimbingan moril kepada anak-anak sekolahan Desa Sakti yang melibatkan Tokoh
Adat, Pemuda Desa Sakti agar ikut menjaga kelestarian dan budaya asli masyarakat dan selalu bepatokan kepada awig-awig desa jika ingin melakukan sesuatu hal yang positif guna memajukan berbagai bidang sosial, ekonomi dan budaya untuk perkembangan Pariwisata di Pantai Crystal Bay.
Berdasarkan hasil penelitian yang diangkat dalam penelitian ini maka strategi pengembangan Pantai Crystal Bay, Desa Sakti yang dianalisis dengan pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sehingga dapat ditentukan potensi yang dapat dikembangkan dan strategi dalam pengembangan daya tarik wisata bahari Pantai Crystal Bay dengan memanfaatkan potensinya secara optimal dan tetap menjaga kelestariannya. Pengembangan potensi daya tarik wisata sudah tidak lepas dari kendala-kendala yang dapat menghambat laju pengembangan. Begitu pula halnya dengan pengembangan Pantai
Crystal Bay yang terjadi di lapangan dimana perlu diambil kebijaksanaan pemecahannya.
Sebagai suatu masukkan di dalam pengembangan Pantai Crystal Bay sebagai daya tarik wisata bahari, ada beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu:
-
1. Melihat potensi yang terdapat di Pantai Crystal Bay maka kegiatan Beach Clean Up dapat menjadi kegiatan yang berguna untuk menjaga kualitas pantai dan melestarikan pesona
Keindahan Pantai Crystal Bay yang terkenal dengan keindahan taman bawah laut (Under Sea Garden) yang merupakan daerah KKP (Kawasan Konservasi Perairan) di Nusa Penida khusunya di Desa Sakti, Kab. Klungkung, Pelatihan edukasi khusus mengenai Daya tarik Ikan Mola-Mola (Sunfish) yang muncul pada kisaran bulan Juli hingga September setiap tahunnya kepada masyarakat lokal.
-
2. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan dalam jangka panjang maupun jangka pendek ialah perbaikan atau menambah fasilitas umum yang ada di yang ada di Desa Sakti dan di Pantai Crystal Bay seperti Pembuatan pintu masuk guna menarik retribusi dan loket karcis masuk, lahan parkir, toilet umum, ruang ganti demi mensukseskan acara Event Festival Nusa Penida Island 2014.
-
VII. DAFTAR PUSTAKA.
Bernard, H. Russell. 1994. Research Methods in Anthropology. Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.
Hunger, David J, Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Andi
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodelogi Penelitian dalam Bidang
Kepariwisataan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Pendit, I Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah
Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.
Rangkuti, Freedy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama,; Jakarta
Sonisius Lutzina, Sefrinus 2010 “Strategi Pengembangan
Pantai Sabanjar Sebagai
Daya Tarik Wisata Bahari Di Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat Laut Kabupaten Alor”
Sugiyono. (2009). Metode
Penelitian Bisnis.
CV.Alfabeta, Bandung.
Nurrachmat, Memet. 1997. Geografi dan Kependudukan. Solo : Tiga Serangkai
Yoeti Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :
Angkasa.
Sumber Media Online:
http://blog.isi-
dps.ac.id/anomgryahasta/sejarah-gamelan-gong-kebyar-di-desa-saktinusa-penida yang di akses pada tanggal 28 Februari 2014
http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.com/ yang di akses pada tanggal 28 Februari 2014
https://ikanmania.wordpress.c om/2010/12/23/mola-mola-%E2%80%9Csi-kepala-berenang%E2%80%9D/#more-1476 yang di akses pada tanggal 1 Maret 2014
114
Discussion and feedback