BENTUK PENGELOLAAN PANTAI BATU BOLONG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA SURFING DI DESA CANGGU, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG
on
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 2 No. 2, 2014
BENTUK PENGELOLAAN PANTAI BATU BOLONG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA SURFING DI DESA CANGGU, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG
Ni Komang Permilasari dan I Nyoman Sukma Arida
Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana [email protected]
Abstract
Canggu village now has developed into a tourist area visited by many domestic and foreign tourists because of the potential of nature, especially the potential of beach owned by the village of Canggu. One of the many beaches visited is Batu Bolong which used as a place to learn surfing. Many tourists who visit for surfing activities on the beach making communities build supporting facilities of tourism activities in Batu Bolong Beach, for it was in this study, researchers wanted to know the potential of tourism and the type of management in Batu Bolong Beach as a tourist attraction surf by dividing it into two potential indicators of the potential physical and non-physical that is institutional or organizational, human resources and culture.
While for its management, is divided into two indicators of potential management and facilities management are available in Batu Bolong Beach. Batu Bolong beach used as a place to learn to surf (surfing) by tourists, especially foreign tourists because it has the waves are not too big so it is suitable for surfers (surfers) beginner. While the potential for coastal management there has been no specific organization that handles, managing only limited security, hygiene and board rentals in Batu Bolong Beach is managed by two organizations and form a group in the field of rental board. In addition, for the management of the facilities available today is managed by many of these temples which consists of three hamlets.
Keywords: Type of Management, Potential, Beach, Surfing.
A. PENDAHULUAN
Pariwisata saat ini tidak pernah terlepas dari 4S yaitu sea, sand, shore dan sun yang tetap mendominasi minat para wisatawan untuk berkunjung. Perkembangan dari kebutuhan wisatawan tidak hanya didasari untuk menghabiskan waktu bersantai, menikmati keindahan alam maupun menyaksikan keindahan budaya, melainkan untuk menyalurkan sebuah hobby atau kegemaran untuk aktualisasi diri dan juga melakukan hal-hal yang baru untuk menantang adrenalin seperti berpetualangan atau olahraga ekstrim salah satunya yaitu selancar (surfing). Desa Canggu menjadi daya tarik wisata yang berkembang dengan cukup baik, berbagai fasilitas akomodasi seperti
villa, restoran, guest home, hotel, Cafe telah tersedia di wilayah ini. Kegiatan wisata telah berkembang lama di daerah sekitar Desa Canggu terutama kegiatan wisata alam dengan mengandalkan keindahan pantai. Desa Canggu memiliki beberapa pantai yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara diantaranya Pantai Berawa, Echo Beach dan Pantai Batu Bolong (Pantai canggu) yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.
Pantai Batu Bolong yang terletak di Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung merupakan salah satu pantai yang banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk melakukan kegiatan surfing. Pantai Batu Bolong memiliki
potensi besar sebagai daya tarik wisata khususnya surfing. Menurut A. Yoeti (1985),” daya tarik wisata atau tourist attraction yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu”. Pantai Batu Bolong memiliki hamparan pasir putih keabuan dan laut yang biru menjadikan pantai ini ramai dikunjungi wisatawan. Pantai ini berkembang baik dari fasilitas, sarana dan prasarana sampai banyak dikunjungi oleh wisatawan sebelumnya tanpa ada promosi maupun pengembangan khusus dari pihak terkait sebelumnya. Wisatawan yang berkunjung di pantai ini adalah untuk melakukan kegiatan berselancar (surfing) terutama bagi surfer pemula karena potensi ombak yang memang tidak terlalu besar. Berkembangnya aktivitas wisata terutama kegiatan surfing di pantai ini perlu pengelolaan khusus dari pihak terkait karena pengembangannya tidak ada perencanaan sebelumnya baik dari masyarakat, lembaga khusus maupun pemerintah setempat sehingga pantai ini perlu dikelola dengan baik agar semua aktivitas wisata di Pantai Batu Bolong dapat memberikan keuntungan yang merata dan manfaat yang positif terutama kepada masyarakat sekitar yang ada di Pantai Batu Bolong. Maka dari itu perlu mengetahui apa potensi wisata yang dimiliki Pantai Batu Bolong dan
bagaimana pengelolaan Pantai ini sebagai daya tarik wisata khususnya surfing. Sesuai dengan latar belakang diatas maka rumusan masalah dan manfaat dalam penelitian ini yaitu:
-
1. Apa potensi wisata Pantai Batu Bolong?
-
2. Bagaimana bentuk pengelolaan Pantai Batu Bolong sebagai daya tarik wisata surfing?
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Manfaat akademis. Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai media dalam mempelajari ilmu pariwisata khususnya dalam mengidentifikasi, membuat strategi dan menganalisis daya tarik wisata sehingga mampu dijadikan sebagai referensi dalam kegiatan-kegiatan sejenis serta dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
-
2. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengelola dan masyarakat setempat dalam menjaga keindahan Pantai Batu bolong sebagai daya tarik wisata. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi pemerintah Kabupaten Badung dan pihak lain dalam mengembangkan Pantai Batu Bolong sebagai daya tarik wisata surfing.
Menurut Putra (Dalam Suryawan, 2012) Pengolaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan suatu rangkaian kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Leiper (1990) dalam Pitana (2009), Pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Pengelolaan dalam pariwisata mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan dengan menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, sosial dan komunitas kepada wisatawan agar dapat menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas sosial. Menurut Hasibuan (2011), manajemen dikaitkan dengan proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif.
Potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang terdapat di suatu daerah tertentu yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata, (Pendit, 1991). Dengan kata lain, potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang dimiliki suatu tempat dan dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya. Potensi wisata menurut Mariotti
dalam (Yoeti,1983) adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar wisatawan mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Potensi tersebut dibagi menjadi 2 macam, yaitu potensi alam dan potensi budaya.
Menurut Sandy (1996), Pantai adalah bagian dari permukaan bumi dengan muka air laut rata terendah dan muka air laut rata-rata tertinggi. Pantai adalah daratan yang terdekat dengan laut, sedangkan laut adalah sebagian dari bumi yang berupa air (Poerwadarmita, 1995).
Sedangkan surfing adalah salah satu aktivitas olahraga air dengan naik papan seluncur melalui gelombang laut, (Tony Wheeler,1989) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), selancar diartikan sebagai olahraga yang dilakukan diatas air dengan cara berdiri diatas sebilah papan yang digunakan untuk bermanuver diatas ombak. Adapun kriteria tempat untuk berselancar ditinjau dari: a) Jenis gelombang, b) Kelas gelombang, c) Kesesuaian gelombang, d) Jenis Pantai dan e) Tinggi gelombang.
Konsepsi pengelolaan yang dikemukakan oleh Umar Husein (2005) diantaranya: Aspek organisasi yang meliputi struktur organisasi yang mengelola suatu lembaga atau suatu daya tarik wisata, Aspek keuangan meliputi pendapatan, pengeluaran, dan bagi hasil, Aspek sumber daya manusia meliputi
pelatihan sumber daya manusia dan partipasi sumber daya manusia dalam memanfaatkan potensi suatu daya tarik wisata.
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Sedangkan ruang lingkup dari penelitian ini adalah potensi Pantai Pantai Batu Bolong dan bentuk pengelolaan. Potensi tersebut terdiri dari potensi fisik dan potensi non fisik sedangkan bentuk pengelolaan yang dimaksud adalah bentuk upaya yang telah dilakukan oleh pihak tertentu dalam mengelola potensi Pantai Batu Bolong sebagai daya tarik wisata surfing dan mengelola fasilitas- fasilitas yang tersedia di Pantai Batu Bolong.
Dalam menentukan teknik penentuan informan, peneliti menggunakan metode snowball yakni memilih informan pertama menggunakan informan pangkal dan menentukan informan kunci untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Untuk memperoleh data mengenai Pantai Batu Bolong melibatkan Kepala Desa, Bendesa Adat, Kelian Dinas dan Pengempon pura serta masyarakat lokal (pedagang warung, surf guiding dan surf lesson yang tergabung dalam organisasi Canggu surf community dan Bumper). Dalam penelitian ini, metode
pengumpulan data yang digunakan melalui empat cara yaitu : Wawancara Mendalam (deep interview), Observasi, Studi Kepustakaan dan Dokumentasi.
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dan menggunakan teori dari Umar Husein (2005), maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Metode penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkan mengenai potensi dan pengelolaan Pantai Batu Bolong sebagai Daya Tarik Wisata surfing, kemudian data tersebut diuraikan secara sistematis dan sesuai dengan teori yang digunakan secara realita (factual) dalam bentuk uraian atau deskripsi.
Pantai ini disebut dengan nama Pantai Batu Bolong karena diambil dari nama Pura yang berdekatan dengan pantai. Pura tersebut bernama Pura Batu Bolong. Namun, menurut masyarakat sekitar konon katanya pantai ini diberi nama Batu Bolong karena disebalah timur pantai terdapat sebuah batu besar yang berlobang, namun saat ini batu tersebut sulit dijangkau karena air laut yang semakin
meninggi sampai mendekati pesisir Pantai Batu Bolong.
Potensi Fisik Pantai Batu Bolong
Berikut ini beberapa potensi yang mendukung Pantai batu Bolong sebagai daya tarik wisata yaitu sebagai wisata surfing. Adapun potensi yang dimiliki diantaranya: Pantai Batu Bolong memiliki pemandangan pantai yang indah dengan warna laut yang biru dan ombak yang tidak terlalu besar sehingga pantai ini banyak digunakan oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara untuk belajar surfing. Musim terbaik untuk melakukan kegiatan selancar (surfing) di pantai ini adalah musim panas karena pada saat musim panas arah angin berhembus dari bagian tenggara ke bagian barat yang membuat gelombang ombak lebih kuat yang sangat baik untuk para penikmat selancar (surfing). Biasanya ombak Pantai Batu Bolong memiliki gelombang yang bagus untuk surfing pada bulan Februari – November. Selain itu Pantai Batu Bolong memiliki warna pasir putih kecoklatan ditambah dengan keindahan sunset yang ada di Batu Bolong juga tidak kalah menarik.
Untuk mencapai Pantai Batu Bolong dibutuhkan waktu sekitar 35 menit dari Kota Denpasar dan sekitar 45 menit dari Bandara Ngurah Rai. Kondisi jalan raya selama menuju Pantai Batu Bolong tergolong bagus tidak ada jalan berlobang
disepanjang jalan, sehingga dapat memudahkan perjalanan wisatawan selama menuju Pantai Batu Bolong. Fasilitas – Fasilitas yang tersedia di Pantai Batu Bolong yaitu Toilet dan Shower, Warung, Café , Penyewaan Surf board , Surf Guiding dan surf lesson, Long Chair dan umbrella rental serta tersedianya Tempat Parkir yang luas.
Potensi Non Fisik Pantai Batu Bolong
Potensi non fisik yang ada di Pantai Batu Bolong dilihat dari sumber daya manusia sesuai dengan yang dikemukakan oleh Umar Husein meliputi pelatihan sumber daya manusia dan partipasi sumber daya manusia dalam memanfaatkan potensi suatu daya tarik wisata di Pantai Batu Bolong telah memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal khususnya masyarakat canggu untuk mencari pendapatan lebih dengan menyewa kios yang dibangun oleh pengempon Pura Batu Bolong untuk membuka warung maupun café. Selain itu, masyarakat lokal yang menyukai surfing ikut berpartipasi dengan membentuk suatu kelompok bernama Kelompok Board Pantai Canggu, mereka menyewakan Surf board, long chair, membuka surf lesson dan guiding kepada wisatawan. Masyarakat lokal juga ikut terjun langsung dengan menjadi pedagang acung menjual berbagai macam aksesoris.
Selain itu, juga terdapat kelembagaan atau organisasi di Pantai Batu Bolong. Adapun Organisasi dan kelompok tersebut adalah 1)CSC (Canggu Surf Community) untuk mengawasi dan mengontrol anggota CSC maupun masyarakat yang ingin belajar berselancar (surfing) dan menjaga kebersihan Pantai di kawasan canggu yaitu dari Pantai Berawa sampai Echo Beach serta memantau wisatawan yang beraktivitas surfing di Pantai Batu Bolong. 2)Bumper (Bersama untuk menjaga persatuan Canggu) yang dibentuk oleh suakarsa masyarakat canggu dengan melibatkan Desa Adat dan Pecalang. Jumlah CSC (Canggu surf community) beranggotakan 50 orang sedangkan jumlah Bumper yang aktif hampir 40 orang yang tergabung dari pecalang. 3) Kelompok Board Canggu sudah berdiri selama satu tahun karena melihat potensi Pantai Batu Bolong yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara maupun domestik untuk melakukan kegiatan berselancar (surfing). Melihat potensi tersebut, maka CSC (Canggu Surf Community) yang notabene mahir dalam berselancar (surfing) membentuk suatu kelompok yakni Kelompok Board Canggu yang beranggotakan 14 orang. Syarat untuk masuk menjadi Kelompok Board Canggu ini harus mahir dalam berselancar
(surfing), mengerti tentang board dan bisa berbahasa inggris.
Sedangkan dilihat dari sisi budaya, Upacara di Pantai Batu Bolong ini berupa piodalan dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu jatuh pada Buda Manis Perangbakat. Pura Batu Bolong menghadap ke arah selatan dengan pemandangan laut, pada saat-saat tertentu sering dijumpai prosesi upacara melasti/mekiis/melis oleh semua masyarakat terutama beragama Hindu yang berada di seputaran Badung, Denpasar, Tabanan dan sekitarnya untuk melakukan prosesi upacara tersebut di pantai ini. Selain menikmati suasana pantai dengan pemandangan laut yang disuguhkan di Pantai Batu Bolong, wisatawan juga dapat menikmati budaya adat masyarakat terutama masyarakat Bali saat melakukan prosesi upacara terutama pada saat terjadi piodalan di pura dant upacara melasti/mekiis/melis di Pantai Batu Bolong.
Bentuk Pengelolaan Pantai Batu Bolong
Dibangunnya fasilitas-fasilitas
untuk mendukung kegiatan wisata di Pantai ini perlu pengelolaan khusus agar semua kegiatan yang ada berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bentuk Pengelolaan Pantai Batu Bolong dilihat dari dua indikator yaitu Pengelolaan fasilitas yang tersedia di Pantai Batu
Bolong dan pengelolaan potensi di Pantai Batu Bolong.
Pengelolaan Fasilitas yang tersedia di Pantai Batu Bolong
Pengelolaan parkir dan berbagai fasilitas yang tersedia dikelola oleh Pengempon Pura Batu Bolong dari Canggu. Adapun pengempon Pura Batu Bolong terdiri dari tiga banjar adat yaitu Banjar Adat Pipitan, Banjar Adat Kayu Tulang, dan Banjar Adat Uma Buluh. Ketiga banjar adat ini yang memungut retribusi parkir yang dikelola oleh sub pecalang kahyangan jagad Batu Bolong dan fasilitas-fasilitas yang tersedia seperti kios yang disewa masyarakat lokal untuk membuka warung dan café. Hasil dari pungutan biaya sewa kios dan parkir yang dikelola oleh pengempon pura (Banjar Adat Pipitan, Banjar Adat Uma Buluh, Banjar Adat Kayu Tulang) tersebut akan dimasukkan kedalam kas Pura Batu Bolong untuk pembangunan pura seperti membeli berbagai pratima yang digunakan saat piodalan di Pura Batu Bolong. Sedangkan sisa dari dana tersebut diberikan kepada Banjar Canggu sebesar 20 % dan biaya untuk petugas pembersih pantai tergantung dari pemasukan tiket masuk yang didapat. Pemeliharaan pura ditangani oleh penyarikan dan pengerob yang bertugas menangani kebersihan area pura. Pembersihan pura biasanya
dilakukan saat menjelang piodalan di Pura Batu Bolong.
Pengelolaan Potensi di Pantai Batu Bolong
Pengelolaan potensi Pantai Batu Bolong masih dalam sebatas pengelolaan keamanan dan kebersihan untuk menjaga potensi fisik pantai agar tetap indah, asri dan memberikan kenyamanan kepada wisatawan saat berkunjung terutama bagi wisatawan yang berkunjung untuk melakukan kegiatan surfing.
Terkait keamanan, pengelolaannya dilimpahkan kepada Bumper (Bersama untuk membangun persatuan Canggu) untuk mengelola keamanan Banjar Adat Canggu dan keamanan Pantai. Tetapi, tugas pokok dari Bumper (Bersama untuk membangun persatuan Canggu) lebih fokus pada keamanan Banjar Adat Canggu, karena yang melatarbelakangi dibentuknya Bumper oleh Banjar Canggu adalah untuk menjaga keamanan setiap banjar untuk mengurangi dampak kejahatan seperti pencurian yang sering terjadi di villa – villa akibat dari berkembangnya pariwisata di Canggu.
Sedangkan pengelolaan kebersihan dan berbagai kegiatan yang ada di Pantai Batu Bolong dilimpahkan kepada CSC (Canggu Surf Community) karena CSC diberikan wewenang oleh Banjar Canggu
untuk mengelola Pantai Batu Bolong. CSC juga mengelola berbagai event-event yang diselenggarakan untuk lomba surfing seperti event surf series yang diselenggarakan CSC (Canggu Surf Community) sebanyak lima kali dalam setahun dengan melatih angggota CSC yang masih belajar surfing dibawah umur 21 tahun dan salah satu kompetisi besarnya adalah Annual Contest diselenggarakan setiap tahun sekali yaitu setiap tanggal 1 Agustus dengan mengundang band- band lokal dan mengndang club surfing yang berada di daerah Pantai Berawa sampai Pantai Madewi serta wisatawan yang berminat mengikuti kontes ini.
Program kegiatan sosial yang akan dilakukan oleh CSC (Canggu Surf Community) adalah program penghijauan atau penanaman pohon disepanjang sungai tepatnya disebelah utara Pantai Batu Bolong dan membersihkan setiap lagoon (danau kecil di pinggir laut ) yang berada di kawasan pantai Berawa sampai echo beach. Selain mengelola kebersihan, CSC (Canggu Surf Community) juga membentuk Kelompok Board Canggu untuk mengelola penyewaan board di Pantai Batu Bolong.
Kelompok Board Canggu memberikan pelayanan jasa kepada wisatawan terutama wistawan mancanegara yang ingin menyewa Surf
board serta memberikan pelayanan surf guiding dan Surf lesson kepada wsiatawan. Jumlah Board yang disewakan oleh Kelompok Board Canggu berjumlah 85 board dibagi atas board besar (large ding) berjumlah 40 buah, Board sedang ( medium ding) berjumlah 25 buah dan board kecil (small ding) berjumlah 20 buah.
CSC (Canggu Surf Community) dan Bumper (Bersama Untuk Membangun Persatuan Canggu) berada dibawah naungan Banjar Canggu. Segala aktivitas yang akan dilakukan oleh Bumper dan CSC harus berkoordinasi dengan Banjar Canggu, saat berkoordinasi dengan Banjar Canggu CSC (Canggu Surf Community) bersifat personal tidak secara resmi. Sedangkan Bumper (Bersama Untuk Membangun Persatuan Canggu) bersifat resmi karena anggotanya kebanyakan adalah pecalang dan di bentuk sendiri oleh masyarakat dan Banjar Canggu. Sumber dana utama CSC (Canggu Surf Community) untuk semua kegiatan yang dilakukan guna mengelola potensi pantai baik dari menyelenggarakan event-event maupun kegiatan sosial, didukung oleh sponsor utama CSC (Canggu Surf Community) yaitu hotel Sea Sentosa yang menyumbang dana berupa uang setiap tahun paling besar dana yang diterima sebesar Rp 1.000.000,- dengan syarat logo Sea Sentosa tertera pada spanduk atau baju
yang di buat oleh CSC. Sedangkan sumbangan berupa produk yaitu baju di sponsori oleh brand ternama seperti Billabong dan Ripcurl. Dari wisatawan sendiri rata-rata menyumbang sebesar Rp 100.000,- sampai Rp 500.000,- kepada CSC (Canggu Surf Community) pada saat menyelenggarakan kegiatan sosial dan event-event surfing karena acara ini dibuka untuk umum.
Segala aktivitas/kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan, event dan surfing di Pantai Batu Bolong dikelola oleh CSC (Canggu surf community). Sedangkan untuk Kelompok Board Pantai Canggu, yang menyewakan surf board, menjadi guiding dan menawarkan surf lesson kepada wisatawan, hasil dari penyewaan surf board, surf lesson dan menjadi guiding surf hasilnya di bagi setiap bulan. Rata–rata pemasukan perbulan antara 70 sampai 75 juta di bagi dengan 14 orang yang masuk anggota kelompok Board Canggu. Bentuk pengelolaan Pantai Batu Bolong saat ini dikelola oleh banyak pihak baik dari fasilitas yang dikelola oleh pengempon pura, kebersihan dikelola oleh CSC (Canggu Surf Community) maupun keamanannya oleh Bumper (Bersama untuk Membangun Persatuan Canggu). Sampai saat ini, dalam pengelolaannya terjalin secara baik tanpa adanya masalah/
konflik dari masing-masing pihak pengelola.
Pantai Batu Bolong memiliki potensi sebagai daya tarik wisata khususnya surfing di Pantai Batu Bolong. Hal ini dapat dilihat dari dua aspek potensi yaitu potensi fisik dan non fisik. Aspek potensi fisik di Pantai Batu Bolong dapat dilihat dari potensi ombak yang dimiliki pantai ini, sunset,pasir putih keabuan adanya tempat parkir, aksessibilitas, dan fasilitas – fasilitas yang tersedia di pantai Batu Bolong untuk menunjang kegiatan wisata surfing seperti café, warung, toilet dan shower, penyewaan surf board, penyewaan long chair beserta payung, surf guiding dan surf lesson.
Potensi non fisik dibagi atas tiga aspek potensi yaitu adanya organisasi khusus yang menangani keamanan dan kebersihan pantai, sumber daya manusia dan potensi budaya. Kegiatan di pantai Batu Bolong memberikan keuntungan terhadap masyarakat lokal canggu. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat lokal yang menyewa kios-kios yang dibangun oleh pengempon pura untuk membuka warung dan Cafe, keterlibatan masyarakat lokal yang mahir bermain surfing dengan menyewakan surf board, menjadi guiding surf dan membuka surf lesson.
Bentuk pengelolaan fasilitas-fasilitas yang tersedia dan parkir dikelola oleh pengempon pura. Yang termasuk dalam pengempon pura ini terdiri dari tiga banjar yaitu Banjar Pipitan, Banjar Uma Buluh dan Banjar Kayu Tulang. Ketiga banjar ini yang mengelola fasilitas yang tersedia seperti bangunan kios dengan memungut uang sewa serta retribusi biaya masuk parkir. Sedangkan, yang mengelola potensi Pantai Batu Bolong sebagai daya tarik wisata surfing dikelola oleh organisasi yang ada di Pantai Batu Bolong. Organisasi ini bernama Bumper (Bersama Untuk Membangun Persatuan Canggu) dalam bidang keamanan juga disebut sebagai security check, CSC (Canggu surf community) dalam bidang kebersihan, memantau wisatawan dalam melakukan kegiatan berselancar (surfing) dan mengelola event-event besar seperti lomba berselancar (surfing) yang diselenggarakan di Pantai Batu Bolong oleh pihak-pihak tertentu dan Kelompok Board Canggu dalam bidang penyewaan surf board, memberikan pelayanan surf guiding dan surf lesson bagi wisatawan yang ingin belajar berselancar (surfing) di Pantai Batu Bolong.
Beberapa pemikiran yang dapat disarankan dalam pengelolaan Pantai Batu Bolong sebagai wisata surfing , diantaranya dengan meningkatkan kebersihan lingkungan meliputi kebersihan
toilet umum yang ada di Pantai Batu Bolong untuk segera diatasi agar dapat digunakan secara efektif terutama bagi wisatawan pecinta surfing yang membutuhkan toilet sebagai tempat untuk mandi atau berganti pakaian setelah melakukan aktivitas surfing dan menambah tempat sampah dibeberapa tempat untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung di hari-hari tertentu.
Dalam sistem pengelolaan pantai sebaiknya masyarakat Desa Canggu baik dari Kepala Desa, Bendesa Adat dan Pengempon Pura Batu Bolong serta masyarakat setempat membentuk suatu lembaga khusus untuk mengelola Pantai Batu Bolong dengan membentuk suatu struktur organisasi yang memiliki SK dari pihak-pihak terkait agar nantinya tidak terjadi konflik maupun kesenjangan sosial dan ekonomi dalam elemen masyarakat untuk mendapatkan keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata di Pantai Batu Bolong dan bekerja sama dengan industry pariwisata untuk mempromosikan pantai ini sebagai daya tarik wisata khususnya kegiatan surfing bagi pemula. Sehingga terjadi simbiotik-mutualistik antara elemen-elemen masyarakat dengan industri pariwisata yang diharapkan mampu memberikan keuntungan yang baik dan merata dalam bidang ekonomi.
Pemerintah sebaiknya bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membangun beberapa fasilitas tambahan seperti klinik kesehatan apabila ada wisatawan yang mengalami cedera saat beraktifitas surfing dan membangun beberapa pos-pos keamanan dikawasan Pantai Batu Bolong. Selain itu, pemerintah sebaiknya menempatkan beberapa anggota balawista untuk membantu menjaga dan mengawasi para wisatawan yang melakukan kegiatan surfing dipantai ini dan melakukan promosi baik di dalam maupun di dalam negeri untuk Pantai Batu Bolong sebagai daya tarik wisata surfing terutama bagi peselancar pemula.
Daftar Pustaka
Arnold, Wiliam. 2006. Potensi Pantai Erana Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di Desa Erana Distrik Kaimana Kabupaten Fakfak Provinsi Papua: Laporan Akhir Fakultas Paiwisata Universitas Udayana.
Dowling, Ross K. dan David A. Fennel. (2003).” The Context of Ecoutourism Policy and Planning” in Dowling, Ross K. dan David A. Fennel . (Eds.) Ecoutourism Policy and Planning. Cambridge, USA: CABI Publishing.
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein,Umar. 2005. Strategi Management In Action (Konsep,Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R.Porter, Fred R.David, dan Wheelen-Hunger).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
MacDonald, Gillian Elizabeth. 2004.Unpacking Cultural Tourism. Unpublished M.A. Thesis. Canada: Simon Fraser University
Moleong Lexy.1994. Metode penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ointoe, Reiner Emyot, et.al. 2005. Menciptakan Gagasan, Mendorong Gerakan (Pengalaman Mendorong Partisipasi Public). Manado: Yayasan SERAT
Pendit, Nyoman S. 1998. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Pitana, I Gede. dan Diarta, Surya I K. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prajudi, Admosudirjo S. (1979). Beberapa Pandangan Umum tentang
Pengambilan Keputusan, Seri
Pustaka Ilmu Administrasi. Cetakan kelima, Jakarta.
Sandjaja, Dr.B.2006. Panduan Penelitian.
Jakarta: Prestasi Budaya.
Suryawan, Ida Bagus.2012. Strategi Pengelolaan Potensi Ekowisata Di Desa Cau Belayu Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan,. Denpasar : Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Wardiyanta, 2010. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widiadnyana, I Nyoman. 2006. Strategi Pengembangan Pantai Keramas sebagai Objek Wisata Surfing di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Bali: Laporan
Akhir Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Yoeti, OA.2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha.
Yuliantara, I Putu. 2008. Pengembangan Pantai Slagimpak sebagai Wisata Bahari di Desa Lembongan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Bali: Laporan Akhir Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Sumber dari internet:
http://www.balisurfadvisor.com/points/ind ex.html diakses pada tanggal 10 April 2013
http://carapedia.com/pengertian_definisi_a nalisis_info2056.html di akses pada tanggal 11 April 2013
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Ba b2/2011-1-00120-
IF%20BAB%202%20rev.pdf di akses pada tanggal 11 april 2013 http://ibnumuad.wordpress.com/2012/03/1 1/surfing/ diakses pada tanggal 13 April 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Selancar di akses pada tanggal 13 April 2013 http://id.answers.yahoo.com/question/inde x?qid=20111202070147AAXbb6I diakses pada tanggal 14 April 2013
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/12284 1-GEO.004-08-
Karakteristik%20Fisik-Literatur.pdf di akses pada tanggal 14 April 2013 http://madebayu.blogspot.com/2012/02/pe ngertian-potensi-wisata.html diakses pada tanggal 14 April 2013 http://pariwisatadanteknologi.blogspot.co
m/2010/07/definisi-daya-tarik-wisata.html diakses pada tanggal 14
April 2013
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesi s/unud-278-108584358-
bab%20ii.pdf diakses pada tanggal 14 April 2013
http://dewatanature.wordpress.com/ diakses pada tanggal 29 Mei 2013 http://semaisemai.blogspot.com/2010/02/s ejarah-desa-canggu.html diakses pada tanggal 29 Mei 2013
48
Discussion and feedback