Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE (CAM)

Ida Ayu Anom Rastiti*1, Ida Ayu Suptika Strisanti1

1Program Studi Sarjana Terapan Akupuntur dan Pengobatan Herbal, Fakultas Kesehatan, Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

*korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Meningkatnya penggunaan complementary and alternative medicine (CAM) terutama di Indonesia mengakibatkan perlunya tenaga kesehatan untuk memiliki pengetahuan tentang CAM. Pengetahuan dan keyakinan perawat tentang CAM merupakan indikator penting dalam memberikan saran dan pertimbangan kepada pasien yang ingin mencobanya. Penting bagi mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat untuk memiliki pengetahuan dan keyakinan yang baik terkait CAM. Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mencari perbandingan pengetahuan dan keyakinan mahasiswa keperawatan tentang complementary and alternative medicine. Penelitian ini dilakukan di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 528 orang yang terdiri dari mahasiswa keperawatan tahun I, II, III, dan IV. Self-administered kuesioner digunakan sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan program komputer dengan nilai signifikansi 0,05. Adapun hasil penelitian yang didapatkan adalah diantara 13 modalitas CAM hanya 4 modalitas yang diketahui dengan baik oleh seluruh mahasiswa keperawatan (tahun I, II, III, IV). Modalitas tersebut adalah jamu, yoga, meditasi, dan pijat. Ketika keyakinan mahasiswa keperawatan tentang CAM dikaji, ditemukan bahwa mahasiswa keperawatan di semua tingkatan memiliki sikap positif terhadap CAM. Namun, ada perbedaan yang signifikan dari skor CHBQ antara mahasiswa di setiap tahun studi (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa memasukkan materi tentang CAM ke dalam kurikulum dapat sangat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan karena mereka akan menghadapi para pengguna CAM dalam praktik klinis mereka dan mereka perlu mempertimbangkan hal ini ketika membuat keputusan klinis.

Kata kunci: CAM, complementary and alternative medicine, mahasiswa keperawatan

ABSTRACT

Changing views on the importance of healthcare personnel knowing about complementary and alternative medicine (CAM) have resulted from growing usage of CAM especially in Indonesia. Knowledge and belief of nurses about CAM are significant indicators when giving advice and consideration to patients who want to pursue them. It is important for nursing students as one of the future nurses to have good knowledge and belief related to CAM. The goal of this study is to determine and compare complementary and alternative medicine knowledge and beliefs among nursing students. This study took place at the Institute of Technology and Health Bali. The total number of respondents in this study was 528 that consist of nursing students from year I, II, III, and IV. A selfadministered questionnaire was employed in this investigation. The data was analyzed using SPSS version 22 with a significance level of 0.05. Among 13 CAM modalities only 4 modalities where students in all year (year I, II, III, IV) had good knowledge about them. Those modalities are Jamu, yoga, meditation and massage. When nursing students' beliefs regarding to complementary and alternative medicine (CAM) were examined, the study found nursing students in all levels have a positive attitude towards CAM. However, there was a marked difference of CAM based on CAM Health Belief Questionnaire (CHBQ) score (p<0.05) between students in each academic year. Incorporating knowledge of CAM into the curriculum can be greatly beneficial to nursing students because they will encounter CAM users in their clinical practice and will need to take this into consideration when making clinical decisions.

Keywords: CAM, complementary and alternative medicine, nursing students

PENDAHULUAN

Complementary and alternative medicine (CAM) adalah praktik atau produk pengobatan yang bukan merupakan bagian dari pengobatan konvensional (Gershoni, Freud, Press, & Peleg, 2008; NCCAM, 2021; Roedler et al., 2006; Yakoot, 2013). Terapi alternatif merupakan suatu modalitas terapi yang ditujukan sebagai pengganti pengobatan konvensional yang selama ini umum digunakan. Sedangkan terapi komplementer merupakan terapi modalitas yang bersifat melengkapi terapi konvensional dengan tujuan mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal (Hidayah & Nisak, 2018; Rampes & Pilkington, 2009; Red, Steel, Wardle, Trubody, & Adams, 2016). CAM sering digunakan untuk meningkatkan hasil pengobatan konvensional (MacArtney & Wahlberg, 2014; Shmueli, Igudin, & Shuval, 2011).

Sejumlah penelitian telah melaporkan penggunaan terapi komplementer di beberapa negara (Horneber, Bueschel, & Dennert, 2012; Menniti-Ippolito, Gargiulo, & Bologna, 2002; Skovgaard, Nicolajsen, & Pedersen, 2013). Penggunaan terapi alternatif dan komplementer semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir di negara-negara anggota Association of Southeast Asian (ASEAN) termasuk Indonesia. Sebanyak 31.415 subjek berusia 15 tahun ke atas yang mengikuti Indonesia Family Life Surveys 2014-2015 menemukan bahwa 24,4% responden menggunakan obat tradisional dan 32,9% menggunakan pengobatan komplementer dalam empat minggu terakhir (Pengpid & Peltzer, 2018).

Konsep CAM memiliki prinsip yang sama dengan konsep keperawatan dimana keduanya menekankan asuhan holistik yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual (Fowler & Newton, 2006). Perawatan holistik berfokus pada perawatan menyeluruh dan bukan hanya gejala. Perawatan ini juga mengakui pentingnya pikiran, tubuh, dan jiwa dalam proses penyembuhan (Trail-Mahan & Ling Mao, 2013). Penting untuk dicatat bahwa ketika

perawat berhubungan dengan individu yang mencari CAM di era perawatan yang berpusat pada pasien, perawat dapat memberikan saran serta pilihan alternatif untuk pengelolaan penyakit yang akan melibatkan pertimbangan mengenai penggunaan terapi CAM.

Belum banyak penelitian tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan di Indonesia terkait terapi komplementer dan alternatif (CAM). Penting untuk mengetahui lebih banyak tentang pengetahuan dan kepercayaan mereka terhadap CAM. Pengetahuan dan kepercayaan terhadap CAM merupakan indikator penting bagi perawat dalam memberikan nasehat dan pertimbangan kepada pasien yang ingin mencari terapi komplementer dan alternatif. Mengingat pentingnya hal ini, maka dilakukanlah studi terkait pengetahuan dan keyakinan tentang CAM di kalangan mahasiswa keperawatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dengan tujuan untuk mengetahui dan membandingkan pengetahuan serta keyakinan mahasiswa keperawatan terhadap CAM. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Sarjana Keperawatan ITEKES Bali tahun I, II, III dan IV dengan jumlah 528 responden.

Penelitian ini menggunakan selfadministered questionnaire dan mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian mengisi informed consent. Jika mereka tidak mengisi kuesioner dengan lengkap, maka data mereka tidak akan dimasukkan dalam penelitian ini. Sebanyak 97 dari total 625 sampel tidak bersedia mengisi kuesioner sehingga jumlah akhir partisipan dalam studi ini adalah 528 responden.

Keyakinan terkait CAM dinilai menggunakan CAM Health Belief Questionnaire (CHBQ) yang terdiri dari 10 item yang divalidasi berdasarkan skala Likert yang terdiri dari 7 poin dimana poin 1 yaitu sangat tidak setuju hingga poin 7

yaitu sangat setuju (Ashraf et al., 2019; Lie & Boker, 2004; Walker et al., 2017). Skor maksimal 70 menunjukkan sikap positif yang kuat, skor 35 mengindikasikan netral, dan skor 10 menunjukkan sikap sangat negatif (Ashraf et al., 2019).

Analisis data menggunakan program komputer dengan taraf signifikansi 0,05. Frekuensi dan persentase dihitung menggunakan statistik deskriptif. Korelasi

antar variabel dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan uji Spearman serta selisih antar variabel dianalisis dengan ANOVA dengan hasil yang dianggap signifikan apabila nilai p<0,05. Penelitian ini sudah lolos kelaikan etik oleh Komisi Etik Penelitian Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali dengan nomor 04.0481/KEPITEKES-BALI/VIII/2021.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden ditunjukkan pada Tabel 1. Total 528 mahasiswa keperawatan terlibat dalam studi ini. Mayoritas responden adalah perempuan (89,8%) dengan usia rata-rata 20,7 tahun.


Persentase responden pada setiap tahun berbeda-beda dengan mayoritas responden berasal dari mahasiswa tahun ketiga (33,9%).


Tabel 1. Karakteristik Responden (n=528)

Karakteristik

n

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Usia (rata-rata dalam tahun) Tahun Studi

I

II

III

IV

54 (10.2%)

474 (89.8%)

20.75

84 (15.9%)

111 (21.0%)

179 (33.9%)

154 (29.2%)

Tabel 2. Pengetahuan Umum Mahasiswa Keperawatan Tentang Modalitas CAM

Modalitas CAM

Tidak pernah mendengar

Pernah mendengar namun tidak memiliki pengetahuan

Memahami prinsip dasar

Mempelajari lebih lanjut

Akupunktur

Tahun I

3 (3.6%)

57 (67.9%)

20 (23.8%)

4 (4.8%)

Tahun II

0 (0%)

14 (12.6%)

85 (76.6%)

12 (10.8%)

Tahun III

0 (0%)

80 (44.7%)

84 (46.9%)

15 (8.4%)

Tahun IV

0 (0%)

51 (33.1%)

101 (65.6%)

2 (1.3%)

Aromaterapi

Tahun I

3 (3.6%)

62 (73.8%)

17 (20.2%)

2 (2.4%)

Tahun II

0 (0%)

35 (31.5%)

67 (60.4%)

9 (8.1%)

Tahun III

0 (0%)

66 (36.9%)

94 (52.5%)

19 (10.6%)

Tahun IV

0 (0%)

54 (35.1%)

98 (63.6%)

2 (1.3%)

Ayurveda

Tahun I

7 (8.3%)

40 (47.6%)

32 (38.1%)

5 (6.0%)

Tahun II

0 (0%)

28 (25.2%)

72 (64.9%)

11 (9.9%)

Tahun III

6 (3.4%)

88 (49.2%)

74 (41.3%)

11 (6.1%)

Tahun IV

0 (0%)

55 (35.7%)

97 (63.0%)

2 (1.3%)

Bekam

Tahun I

7 (8.3%)

56 (66.7%)

20 (23.8%)

1 (1.2%)

Tahun II

4 (3.6%)

40 (36.0%)

57 (51.4 %)

10 (9.0%)

Tahun III

25 (14.0%)

107 (59.8%)

41 (22.9%)

6 (3.4%)

Tahun IV

23 (14.9%)

90 (58.4%)

41 (26.6%)

0 (0%)

Modalitas CAM

Tidak pernah mendengar

Pernah mendengar namun tidak memiliki pengetahuan

Memahami prinsip dasar

Mempelajari lebih lanjut

Chiropractic

Tahun I

46 (54.8%)

33 (39.3%)

4 (4.8%)

1 (1.2%)

Tahun II

27 (24.3%)

51 (45.9%)

31 (27.9%)

2 (1.8%)

Tahun III

66 (36.9%)

93 (52.0%)

18 (10.1%)

2 (1.1%)

Tahun IV

90 (58.4%)

43 (27.9%)

21 (13.6%)

0 (0%)

Jamu

Tahun I

1 (1.2%)

31 (36.9%)

34 (40.5%)

18 (21.4%)

Tahun II

0 (0%)

8 (7.2%)

77 (69.4%)

26 (23.4%)

Tahun III

0 (0%)

43 (24.0%)

111 (62.0%)

25 (14.0%)

Tahun IV

0 (0%)

34 (22.1%)

90 (58.4%)

30 (19.5%)

Homeopati

Tahun I

29 (34.5%)

44 (52.4%)

9 (10.7%)

2 (2.4%)

Tahun II

24 (21.6%)

53 (47.7%)

28 (25.2%)

6 (5.4%)

Tahun III

53 (29.6%)

94 (52.5%)

30 (16.8%)

2 (1.1%)

Tahun IV

58 (37.7%)

56 (36.4%)

38 (24.7%)

2 (1.3%)

Hipnoterapi

Tahun I

21 (25.0%)

51 (60.7%)

12 (14.3%)

0 (0%)

Tahun II

15 (13.5%)

51 (45.9%)

41 (36.9%)

4 (3.6%)

Tahun III

9 (5.0%)

108 (60.3%)

57 (31.8%)

5 (2.8%)

Tahun IV

13 (8.4%)

80 (51.9%)

59 (38.3%)

2 (1.3%)

Meditasi

Tahun I

0 (0%)

39 (46.4%)

36 (42.9%)

9 (10.7%)

Tahun II

0 (0%)

10 (9.0%)

84 (75.7%)

17 (15.3%)

Tahun III

0 (0%)

45 (25.1%)

114 (63.7%)

20 (11.2%)

Tahun IV

0 (0%)

40 (26.0%)

104 (67.5%)

10 (6.5%)

Pijat

Tahun I

0 (0%)

41 (48.8%)

34 (40.5%)

9 (10.7%)

Tahun II

0 (0%)

36 (32.4%)

62 (55.9%)

13 (11.7%)

Tahun III

0 (0%)

53 (29.6%)

99 (55.3%)

27 (15.1%)

Tahun IV

3 (1.9%)

58 (37.7%)

82 (53.2%)

11 (7.1%)

Pengobatan

Tradisional Cina

Tahun I

2 (2.4 %)

55 (65.5 %)

20 (23.8%)

7 (8.3%)

Tahun II

1 (0.9%)

43 (38.7%)

55 (49.5%)

12 (10.8%)

Tahun III

18 (10.1%)

133 (74.3%)

24 (13.4%)

4 (2.2%)

Tahun IV

16 (10.4%)

105 (68.2%)

33 (21.4%)

0 (0%)

Pengobatan

Spiritual

Tahun I

1 (1.2%)

49 (58.3%)

19 (22.6%)

15 (17.9%)

Tahun II

0 (0%)

37 (33.3%)

57 (51.4%)

17 (15.3%)

Tahun III

3 (1.7%)

98 (54.7%)

71 (39.7%)

7 (3.9%)

Tahun IV

0 (0%)

82 (53.2%)

65 (42.2%)

7 (4.5%)

Yoga

Tahun I

0 (0%)

37 (44.0%)

31 (36.9%)

16 (19.0%)

Tahun II

0 (0%)

11 (9.9%)

77 (69.4%)

23 (20.7%)

Tahun III

0 (0%)

45 (25.1%)

105 (58.7%)

29 (16.2%)

Tahun IV

0 (0%)

38 (24.7%)

101 (65.6%)

15 (9.7%)

dasar terapi dan beberapa responden menyatakan mempelajari terapi tersebut lebih lanjut.

Di sisi lain sebagian besar mahasiswa tahun kedua memiliki pengetahuan yang baik tentang akupunktur, aromaterapi, Ayurveda, bekam, jamu, meditasi, pijat, pengobatan tradisional Cina, pengobatan spiritual, dan yoga. Mereka memahami prinsip dasar terapi dan beberapa dari mereka mempelajari lebih lanjut modalitas tersebut.

Pada responden tahun ketiga, mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang akupunktur, aromaterapi, Ayurveda, jamu, meditasi, pijat, dan yoga di mana mereka menyatakan memahami prinsip dasar terapi dan beberapa mempelajari lebih lanjut terapi tersebut. Hampir sama dengan responden tahun ketiga, mayoritas responden tahun keempat memiliki pengetahuan yang baik tentang akupunktur, aromaterapi, Ayurveda, jamu, meditasi, pijat, dan yoga (Tabel 2).

Tabel 3. Skor Rata-Rata Keyakinan Mahasiswa Keperawatan Terhadap CAM menggunakan CAM Health Belief Questionnaire (CHBQ)

Pernyataan            Tahun Studi

1       2       3       4

p-     Perbedaan antar Tahun Studi (p-value)

value   1-2    1-3    1-4    2-3    2-4   3-4

Kesehatan fisik dan   5.27   5.69   5.54   5.38

mental dipertahankan oleh energi vital atau kekuatan vital yang mendasarinya

0.05    0.77    0.35    0.90    0.70   0.16  0.65

Kesehatan dan        5.43   5.65   5.72   5.60

penyakit adalah

cerminan

keseimbangan

antara kekuatan

positif yang dapat

meningkatkan

kualitas hidup dan

kekuatan negatif.

yang bersifat

destruktif

0.25    0.50    0.19    0.66    0.95   0.98  0.76

Tubuh pada          5.74   5.86   5.93   5.58

dasarnya

menyembuhkan

dirinya sendiri dan

tugas penyedia

layanan kesehatan

adalah membantu

proses penyembuhan

0.03    0.88    0.54    0.70    0.93   0.18  0.18

Gejala yang          5.49   5.73   5.72   5.55

dirasakan pasien seharusnya dianggap sebagai manifestasi dari ketidakseimbangan

umum yang mempengaruhi seluruh tubuh

0.12    0.28    1.00    0.95    1.00   0.42  0.35

Pernyataan

Tahun Studi           p-     Perbedaan antar Tahun Studi (p-value)

1      2      3      4    value   1-2    1-3    1-4    2-3    2-4   3-4

Harapan, kepercayaan terhadap kesehatan, dan nilai dari pasien harus diintegrasikan ke dalam proses perawatan

5.57   5.97   5.92   5.70   0.00*  0.01*  0.02*   0.74   0.96   0.08  0.13

Terapi komplementer merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat

4.49   5.65   5.19   5.51   0.00*  0.00*  0.00*  0.00*  0.06*  0.89  0.21

Pengobatan yang tidak diuji dengan cara yang diakui secara ilmiah harus dihindari

2.63    2.73    2.80   2.99    0.36    0.97    0.85    0.36    0.98   0.57  0.71

Efek terapi komplementer biasanya merupakan hasil dari efek plasebo

3.58    3.79    3.63    3.62    0.57    0.63    0.99    0.99    0.66   0.65   1.00

Terapi komplementer mencakup ide dan metode yang dapat dimanfaatkan oleh pengobatan konvensional (pengobatan kedokteran modern)

4.29   5.65   5.19   5.51   0.00*  0.00*  0.00*  0.03*   0.99   0.45  0.42

Kebanyakan terapi komplementer menstimulasi kemampuan terapeutik alami tubuh

5.04   5.70   5.66   5.59   0.00*  0.00*  0.00*  0.00*   0.98   0.76  0.88

Total

48.01  52.33  51.65  50.48  0.00*  0.00*  0.00*  0.00*   0.76   0.17  0.59

*: p-value (< 0.05) dengan menggunakan uji ANOVA

Tabel 4. Korelasi dari Setiap Pernyataan pada CHBQ dengan Tahun Studi Mahasiswa Keperawatan

Pernyataan CHBQ

Keyakinan terhadap CAM

Tahun  Sangat  Tidak  Agak  Netral  Agak  Setuju  Sangat  Korelasi

Studi    tidak   setuju   tidak            setuju            setuju

setuju           setuju

Kesehatan fisik dan mental dipertahankan oleh energi vital atau kekuatan vital yang mendasarinya

I        1        2       0       22       8       47       4       Rs =

II        0        0        1        18       10       67       15       0.03

III        2        1        1       41       5       108      21     p = 0.44

IV       8       0       2      34      6      79      25

Pernyataan CHBQ

Tahun Studi

Keyakinan terhadap CAM

Korelasi

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Agak tidak setuju

Netral

Agak setuju

Setuju

Sangat setuju

Kesehatan dan

I

1

1

1

18

5

53

5

Rs =

penyakit adalah

II

0

1

2

19

5

70

14

0.53

cerminan

III

2

1

0

24

12

117

23

p = 0.22

keseimbangan antara kekuatan

IV

3

2

2

21

17

83

26

positif yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kekuatan negatif. yang bersifat destruktif.

Tubuh pada

I

1

1

1

11

6

46

18

Rs = -

dasarnya

II

0

1

2

9

11

65

23

0.04

menyembuhkan

III

0

2

4

12

13

103

45

p = 0.28

dirinya sendiri dan tugas penyedia layanan kesehatan adalah membantu

IV

3

0

5

27

15

70

34

proses penyembuhan

Gejala yang

I

1

0

0

18

6

55

4

Rs =

dirasakan pasien

II

0

0

0

16

12

69

14

0.00

seharusnya

III

0

0

0

25

17

120

17

p = 0.96

dianggap sebagai manifestasi dari ketidakseimbangan umum yang mempengaruhi seluruh tubuh

IV

0

0

4

33

13

82

22

Harapan,

I

1

0

0

18

5

50

10

Rs =

kepercayaan

II

0

1

0

9

4

74

23

0.01

terhadap kesehatan,

III

0

0

0

14

6

139

20

p = 0.70

dan nilai dari pasien harus diintegrasikan ke dalam proses perawatan

IV

0

0

8

25

7

78

36

Terapi

I

3

19

9

36

3

13

1

Rs =

komplementer

II

38

44

8

8

1

10

2

0.15

merupakan

III

33

77

11

31

4

22

1

p =

ancaman bagi kesehatan

IV

35

69

16

19

6

7

2

0.00*

masyarakat

Pengobatan yang

I

2

1

2

22

5

36

16

Rs =

tidak diuji dengan

II

4

5

6

18

8

49

21

0.05

cara yang diakui

III

7

9

4

36

16

79

28

p = 0.24

secara ilmiah harus dihindari

IV

10

8

8

35

14

41

38

Efek terapi

I

1

5

1

51

5

19

2

Rs =

komplementer

II

6

7

4

63

7

20

4

0.00

biasanya

III

2

10

4

111

7

45

0

p = 0.98

IV

0

11

9

89

10

25

10

Pernyataan CHBQ

Tahun Studi

Keyakinan terhadap CAM

Korelasi

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Agak tidak setuju

Netral

Agak setuju

Setuju

Sangat setuju

merupakan hasil dari efek plasebo

Terapi

I

1

1

0

34

12

33

3

Rs =

komplementer

II

0

3

2

21

4

66

15

0.05

mencakup ide dan

III

0

1

1

31

21

117

8

p = 0.22

metode yang dapat dimanfaatkan oleh pengobatan konvensional (pengobatan kedokteran modern)

IV

0

2

0

46

21

62

23

Kebanyakan terapi

I

1

0

0

34

11

35

3

Rs =

komplementer

II

0

0

0

18

10

70

13

0.11

menstimulasi

III

0

1

0

26

16

124

12

p =

kemampuan terapeutik alami tubuh

IV

0

0

0

32

17

87

18

0.00*

* : p-value (< 0.05) dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho

Sebagian besar mahasiswa di tahun pertama memiliki pengetahuan yang baik


tentang modalitas jamu, meditasi, pijat, dan yoga di mana mereka memahami prinsip


Berdasarkan hasil analisis post-hoc ANOVA didapatkan hasil berupa perbedaan yang signifikan terkait keyakinan mahasiswa keperawatan terhadap CAM antara mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua, tahun pertama dan tahun ketiga, serta tahun pertama dan tahun keempat. Rata-rata skor CHBQ tertinggi diperoleh oleh mahasiswa tahun kedua (skor rata-rata = 52,33) kemudian diikuti oleh mahasiswa tahun ketiga (skor rata-rata = 51,65) lalu mahasiswa tahun keempat (skor rata-rata = 50,48) dan mahasiswa tahun pertama (skor rata-rata = 48,01) (Tabel 3).

Pada salah satu pernyataan CHBQ tentang “terapi komplementer adalah ancaman bagi kesehatan masyarakat” hanya mahasiswa tahun pertama yang menyatakan

netral dan sisanya menyatakan tidak setuju. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor CHBQ antara mahasiswa tahun pertama dengan mahasiswa tahun kedua, ketiga, keempat terkait pernyataan ini. Pernyataan ini juga berkorelasi positif dan signifikan dengan tahun studi mahasiswa (Rs = 0,15, p = 0,00).

Pernyataan CHBQ yang lain tentang “terapi komplementer menstimulasi kemampuan terapeutik alami tubuh”, juga mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor mahasiswa tahun pertama dengan mahasiswa tahun kedua, ketiga, dan keempat (p<0,05). Pernyataan ini juga berkorelasi positif dengan tahun studi mahasiswa (Rs = 0,11, p = 0,00) (Tabel 4).

Tabel 5. Korelasi antara Tahun Studi dengan Skor CHBQ

Tahun Studi

Skor Rata-rata CHBQ

Korelasi

1

48.01±5.43

2

52.33±5.58

r = 0.09

3

51.65±4.93

p = 0.02*

4

50.84±7.09

*: p-value (< 0.05) dengan menggunakan uji korelasi Pearson

Tahun studi berkorelasi positif dengan keyakinan mahasiswa keperawatan terhadap CAM. Berdasarkan hasil analisa

PEMBAHASAN

Diantara 13 modalitas CAM hanya empat modalitas yang diketahui dengan baik oleh mahasiswa di seluruh tingkat. Modalitas tersebut adalah jamu, yoga, meditasi, dan pijat. Jamu adalah modalitas CAM paling umum yang mahasiswa ketahui dengan baik di antara terapi lainnya. Mayoritas mahasiswa keperawatan baik di tingkat I, II, III, dan IV menyatakan memahami prinsip dasar dari jamu dan mempelajarinya lebih lanjut. Penelitian lain yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia oleh Ramadianto dkk (2015) juga menemukan hasil yang sama dimana modalitas CAM yang paling banyak diketahui oleh mahasiswa kedokteran dari tahun pertama hingga ketiga adalah jamu (Ramadianto dkk, 2015). Modalitas lain yang juga diketahui dengan baik oleh mahasiswa keperawatan di semua tingkat adalah yoga, meditasi, dan pijat.

Mahasiswa keperawatan sebagai masa depan penyedia layanan kesehatan memainkan peran penting dalam mendidik pasien mengenai pemanfaatan CAM. Perawat sebagai kelompok tenaga kesehatan terbesar di dunia memberikan asuhan kepada pasien yang semakin banyak menggunakan terapi komplementer dan alternatif. Pengetahuan perawat tentang CAM sangat penting untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (Balouchi et al., 2018). Banyak orang menggunakan CAM sebagai bagian dari program perawatan kesehatan mereka secara keseluruhan. Perawat dapat membantu pasien dalam mendiskusikan penggunaan CAM. Perawat menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasien daripada dokter, sehingga orang dapat merasa lebih nyaman mengungkapkan detail tentang penggunaan CAM mereka kepada perawat. Sehingga, perawat memainkan peranan penting dalam memastikan bahwa dokter menyadari penggunaan CAM oleh pasien mereka, serta mengarahkan pasien mencari

ditemukan bahwa semakin tinggi tahun studi semakin mereka percaya terhadap CAM (r = 0,09, p = 0,02) (Tabel 5).

terapis CAM yang terlatih (Hall et al., 2017).

Secara keseluruhan mahasiswa keperawatan di semua tingkatan memiliki sikap positif terhadap CAM. Skor tertinggi dari CHBQ didapatkan oleh mahasiswa tingkat II lalu diikuti oleh tingkat II, III, IV dan terakhir tingkat I. Tingkat I memiliki skor CHBQ terendah dibandingkan tiga tingkat di atasnya bisa disebabkan karena mereka belum mendapatkan pemaparan mengenai CAM. Pemaparan materi tentang CAM dalam kurikulum pendidikan sarjana keperawatan diintegrasikan ke dalam mata kuliah Keperawatan Komplementer. Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa di tingkat II. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan keyakinan antara mahasiswa tingkat satu dengan ketiga tingkat di atasnya.

Di antara 10 item CHBQ, ada dua item yang berkorelasi positif dan signifikan dengan tahun studi mahasiswa. Terkait dengan pernyataan bahwa “terapi komplementer merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat”, respon mahasiswa tahun pertama berbeda secara signifikan dengan mahasiswa di tahun kedua dan seterusnya. Mahasiswa tahun pertama cenderung netral sedangkan mahasiswa tahun kedua dan seterusnya cenderung tidak setuju. Pernyataan ini juga berkorelasi positif dan signifikan dengan tahun studi dimana semakin tinggi tahun studi semakin mereka tidak setuju bahwa CAM merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Pengobatan alternatif dan komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dimana prosesnya melalui pembelajaran terstruktur yang bermutu, aman, dan berdaya guna berdasarkan ilmu biomedis. Penggunaan CAM mencakup aspek promotif, kuratif, preventif, dan

rehabilitatif. Praktik CAM berada di bawah pengawasan institusi kesehatan yang berwenang. Setiap pihak yang memberikan layanan terapi CAM harus mendaftarkan diri pada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk mendapatkan surat tercatat yang memastikan layanan tersebut diatur oleh pemerintah (Siswanto, Setiawati, & Riyanto, 2022). Oleh karena itu, pelaksanaan terapi CAM dikendalikan oleh peraturan pemerintah untuk memastikan bahwa modalitas ini tidak menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Pernyataan lain yang berkorelasi positif dan signifikan dengan tahun studi adalah tentang “kebanyakan terapi komplementer menstimulasi kemampuan terapeutik alami tubuh”. Semakin tinggi tahun studi mahasiswa, semakin setuju mereka dengan pernyataan ini. Perawatan holistik, yang berfokus pada perawatan individu seutuhnya, merupakan inti dari filosofi CAM. Metode ini didasarkan pada gagasan bahwa tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penyembuhan seringkali memerlukan kombinasi perawatan yang meliputi pikiran, tubuh, dan jiwa. Pengobatan individual sering didasarkan hanya pada gejala yang muncul (Tabish, 2008), padahal untuk mencapai kesembuhan diperlukan kombinasi perawatan yang mencakup pikiran, tubuh dan jiwa. Kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri mirip dengan kekuatan terapi alami dimana tubuh manusia memiliki potensi sendiri untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Kita hanya perlu stimulasi untuk mengaktifkan kekuatan terapeutik alami ini melalui penerapan terapi CAM.

Keyakinan mahasiswa keperawatan terhadap CAM berhubungan erat dan positif dengan tahun akademik. Studi ini menemukan bahwa semakin tinggi tahun studi, semakin mereka mempercayai CAM. Salah satu variabel yang mungkin

berkontribusi pada hal ini adalah pengajaran tentang CAM yang baru didapatkan saat mahasiswa keperawatan menginjak tahun akademik kedua. Hal ini yang mungkin menyebabkan skor kepercayaan mahasiswa keperawatan tahun pertama terhadap CAM lebih rendah dibandingkan dengan tahun di atasnya. Mahasiswa keperawatan tahun pertama mendapatkan sedikit paparan informasi tentang CAM dibandingkan dengan tahun kedua dan seterusnya.

CAM merupakan pengetahuan penting yang harus diketahui oleh mahasiswa keperawatan. Hal ini sejalan dengan keputusan American Association of Colleges of Nursing yang telah menetapkan kompetensi dasar dan persyaratan kurikulum untuk program pendidikan keperawatan. "Mengevaluasi dan menganalisis efikasi penggabungan pendekatan perawatan kesehatan tradisional dan alternatif" dan "mengembangkan kesadaran terhadap terapi komplementer dan kegunaannya dalam mempromosikan kesehatan" adalah dua kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa keperawatan (LaForce et al., 2010). Setengah dari semua dewan keperawatan negara bagian menganggap hal tersebut sejalan dengan praktik keperawatan dan sebagian besar dewan negara bagian lain mempertimbangkan hal ini (Sparber, 2001). Terapi komplementer dan alternatif memiliki konsep yang sama dengan keperawatan, dimana keduanya melibatkan perawatan holistik yang mencakup aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Tujuan terapi komplementer dan alternatif adalah penyembuhan dan perawat adalah natural healers’ yang menyembuhkan melalui perawatan emosional, interpersonal, spiritual, dan fisik. Dengan bermitra bersama pasien, perawat membantu mengembalikan keseimbangan dan integritas pikiran, serta tubuh pasien sehingga kualitas dan harapan hidup pasien dapat ditingkatkan.

SIMPULAN

Berdasarkan studi ini didapatkan hasil bahwa mahasiswa tingkat I memiliki skor CHBQ paling rendah dibandingkan mahasiswa tingkat II, III, dan IV. Faktor yang mungkin berkontribusi terhadap hal ini adalah karena pengajaran tentang CAM baru didapatkan saat mahasiswa keperawatan menginjak tahun akademik kedua.

Pengetahuan    dan    keyakinan

mahasiswa keperawatan terhadap terapi CAM sangat penting untuk diketahui

DAFTAR PUSTAKA

Ashraf, M., Saeed, H., Saleem, Z., Rathore, H., Rasool, F., Tahir, E., . . . Tariq, A. (2019). A cross-sectional assessment of knowledge, attitudes and self-perceived effectiveness of complementary and alternative medicine among pharmacy and non-pharmacy university students. BMC Complementary and Alternative Medicine,  19(95),  12.

doi:https://doi.org/10.1186/s12906-019-2503-y

Balouchi, A., Mahmoudirad, G., Hastings-Tolsma, M., Shorofi, S., Shahdadi, H.,   &

Abdollahimohammad,     A.     (2018).

Knowledge, attitude and use of complementary and alternative medicine among nurses:  A systematic review.

Complementary Therapies in Clinical Practice. doi:10.1016/j.ctcp.2018.02.008

Fowler, S., & Newton, L. (2006). Complementary and Alternative Therapies:   The Nurse’s

Role. Journal of Neuroscience Nursing, 38(4), 261-264.

Gershoni, Z., Freud, T., Press, Y., & Peleg, R. (2008). Knowledge and Attitudes of Internists Compared to Medical Students Regarding Acupuncture. The Israel Medical Association journal: IMAJ, 10, 219-222.

Hall, H., Brosnan, C., Frawley, J., Wardle, J., Collins, M., & Leach, M. (2017). Nurses’ communication regarding patients’ use of complementary and alternative medicine. Collegian.                                doi:

http://dx.doi.org/10.1016/j.colegn.2017.09.0 01

Hidayah, N., & Nisak, R. (2018). Buku Ajar Terapi Komplementer     untuk     Mahasiswa

Keperawatan (Evidence Base Practise) Yogyakarta: Samudra Biru.

Horneber, M., Bueschel, G., & Dennert, G. (2012). How many cancer patients use complementary and alternative medicine: A systematic review and metaanalysis. Integr Cancer Ther, 3, 187–203.

karena mereka adalah calon perawat yang akan turun langsung ke lapangan dan berinteraksi        dengan        pasien.

Mengintegrasikan pengetahuan tentang CAM ke dalam kurikulum dapat sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena mereka adalah perawat masa depan yang akan menghadapi pengguna CAM dalam praktik klinis mereka sehingga ilmu tentang CAM yang sudah didapatkan selama pendidikan akan menjadi salah satu bekal dalam pengambilan keputusan klinis.

LaForce, C., Scott, C., Heitkemper, M., Cornman, J., Lan, M., Bond, E., & Swanson, K. (2010). Complementary and Alternative Medicine (CAM) Competencies of Nursing Students and Faculty: Results of Integrating CAM Into the Nursing Curriculum. J Prof Nurs, 26(5), 293-300. doi:10.1016/j.profnurs.2010.03.003

Lie, D., & Boker, J. (2004). Development and validation of the CAM Health Belief Questionnaire (CHBQ) and CAM use and attitudes amongst medical students. BMC Medical Education, 4(2), 9.

MacArtney, J., & Wahlberg, A. (2014). The problem of complementary and alternative medicine use today: Eyes half closed? Qual Health Res, 1, 114–123.

Menniti-Ippolito, F., Gargiulo, L., & Bologna, E. (2002). Use of unconventional medicine in Italy: A nation-wide survey. Eur J Clin Pharmacol, 1, 61-64.

NCCAM. (2021, April 2021). Complementary, alternative, or integrative health: What’s in a name?          Retrieved          from

https://www.nccih.nih.gov/health/compleme ntary-alternative-or-integrative-health-whats-in-a-name

Pengpid, S., & Peltzer, K. (2018). Utilization of traditional and complementary medicine in Indonesia: Results of a national survey in 2014–15. Complementary Therapies in Clinical    Practice,     33,     156-163.

doi:https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2018.10.00 6

Ramadianto, A., Andrian, C., Lenardi, M., Surya, R., Cheng, W.,  & Rahmawati, F. (2015).

Knowledge, Perception, and Attitude of Universitas Indonesia Medical Students toward Complementary and Alternative Medicine J Asian Med Stud Assoc, 4(1), 4-13.

Rampes, H.,   & Pilkington, K. (2009).

Complementary and alternative therapies. In I. Norman & I. Ryrie (Eds.), The Art and Science of Mental Health Nursing. UK: McGraw Hill.

Red, R., Steel, A., Wardle, J., Trubody, A., & Adams, J. (2016). Complementary medicine use by the Australian population: a critical mixed studies systematic review of utilisation, perceptions and factors associated with use. BMC Complement Altern Med, 16. doi:https://doi.org/10.1186/s12906-016-1143-8

Roedler, D., Vincent, A., Elkin, P., Loehrer, L., Cha, S., & Bauer, B. (2006). Physicians’ Attitudes Toward Complementary and Alternative Medicine and Their Knowledge of Specific Therapies: A Survey at an Academic Medical Center.     eCAM,     3(4),     495-501.

doi:10.1093/ecam/nel036

Shmueli, A., Igudin, I., & Shuval, J. (2011). Change and stability: Use of complementary and alternative medicine in Israel: 1993, 2000 and 2007. Eur J Public Health, 2, 254–259.

Siswanto, B., Setiawati, S., & Riyanto, O. (2022). Juridical Aspects Of Complementary Traditional Medicine In Indonesia. International Journal of Educational Research & Social Sciences, 3(1), 468-475. doi:https://doi.org/10.51601/ijersc.v3i1.298

Skovgaard, L., Nicolajsen, P., & Pedersen, E.

(2013). Differences between users and nonusers of complementary and alternative

medicine  among people with multiple

sclerosis in Denmark: A comparison of descriptive characteristics. Scand J Public Health, 5, 492–499.

Sparber, A. (2001). State Boards of Nursing and Scope of Practice of Registered Nurses Performing Complementary Therapies. Online Journal of Issues in Nursing, 6(3).

Tabish, S. (2008). Complementary and Alternative Healthcare:  Is It Evidence-based ?  .

International Journal of Health Sciences, 2(1), 5-9.

Trail-Mahan, T.,  & Ling Mao, C. (2013).

Complementary and Alternative Medicine: Nurses’ Attitudes and Knowledge. Pain Management Nursing, 14(4),  277-286.

doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.pmn.2011.06. 001

Walker, B., Armson, A., Hodgetts, C., Jacques, A., Chin, F., Kow, G., . . . Wright, A. (2017). Knowledge, attitude, influences and use of complementary and alternative medicine (CAM) among chiropractic and nursing students. Chiropractic & Manual Therapies, 25(29), 8. doi:10.1186/s12998-017-0160-0

Yakoot, M. (2013). Bridging the gap between alternative medicine and evidence-based medicine. J. Pharmacol. Pharmacother., 4, 83-85.

Volume 10, Nomor 6, Desember 2022

641