GAMBARAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM MENCEGAH COVID-19 PADA ANAK BALITA
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
GAMBARAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM MENCEGAH COVID-19 PADA ANAK BALITA
Rezky Rizalti*1, Arneliwati1, Ganis Indriati1
1Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau *korespondensi penulis, email: rezkyrizalti@gmail.com
ABSTRAK
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV 2). Penyebaran COVID-19 sangat cepat sehingga mudah menginfeksi anak balita. Ibu memiliki peran penting dalam melindungi anak balitanya dari COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sikap dan tindakan ibu dalam mencegah COVID-19 pada anak balita. Desain penelitian adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 17 pernyataan tentang sikap dan tindakan ibu dalam mencegah COVID-19 pada anak balita dan diberikan kepada 173 responden yang memiliki anak balita usia 12 - 59 bulan di Kelurahan Tangkerang Utara, Kota Pekanbaru. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif sederhana yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sikap ibu berada pada kategori positif dengan jumlah 89 responden (51,4%), dan tindakan ibu berada pada kategori baik dengan jumlah 100 responden (57,8%). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ibu dengan anak balita usia 12 - 59 bulan di Kelurahan Tangkerang Utara, Kota Pekanbaru memiliki sikap positif dan tindakan yang baik dalam mencegah COVID-19.
Kata kunci: anak balita, covid-19, ibu, sikap, tindakan
ABSTRACT
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV 2). The spread of COVID-19 is so fast that it is easy to infect toddlers. Mothers have a vital role in protecting their children from COVID-19. This study aims to determine the description of mothers' attitudes and actions in preventing COVID-19 in toddlers. The research design is descriptive quantitative research with a cross-sectional approach. Data was collected using a questionnaire consisting of 17 statements about mothers' attitudes and actions in preventing COVID-19 in toddlers and given to 173 respondents with toddlers aged 12 - 59 months in North Tangkerang, Pekanbaru. The data analysis using a simple descriptive presented in the frequency distribution table. The results showed that the mother's attitude was in the positive category with a total of 89 respondents (51,4%), and the mother's action was in the good category with a total of 100 respondents (57,8%). It can be concluded that mothers with toddlers aged 12 - 59 months in North Tangkerang, Pekanbaru have positive attitudes and good actions in preventing COVID-19.
Keywords: actions, attitudes, covid-19, mother toddlers
PENDAHULUAN
Anak balita adalah anak yang berada pada batasan usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan (Kemenkes RI, 2014). Pada masa ini, pertahanan tubuh anak balita masih dalam tahap perkembangan dan belum sempurna sehingga rentan terhadap berbagai macam penyakit dan virus. Salah satu penyakit yang dapat menyerang anak balita adalah Coronavirus Disease-2019 atau COVID-19 (Yuliana, 2020).
COVID-19 disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV 2). Virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019. World Health Organization (WHO) kemudian mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global secara resmi pada tanggal 9 Maret 2020. Pandemi global adalah wabah yang terjadi pada daerah yang sangat luas, melintasi perbatasan negara, dan mempengaruhi banyak orang. Pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini dan telah mengakibatkan banyaknya korban jiwa (WHO, 2020).
Infeksi COVID-19 dapat menyerang siapa saja tanpa memandang status sosial-ekonomi maupun batasan usia dan anak balita termasuk kedalam kelompok yang berisiko tinggi untuk terinfeksi COVID-19 (Yang et al., 2020). Kasus COVID-19 pada anak balita pertama kali ditemukan di Shenzhen, China pada akhir Januari 2020. Awalnya, COVID-19 sempat diperkirakan hanya dapat menyerang kalangan lanjut usia saja, namun ternyata perkiraan itu salah karena anak balita ternyata juga dapat terinfeksi dan menularkan COVID-19 kepada orang lain. Di antara kasus positif yang dilaporkan, anak balita dengan fibrosis kistik atau asma berat dapat meningkatkan keparahan jika sudah terpapar COVID-19 (Cui et al., 2020).
Data yang diperoleh dari portal khusus penanggulangan COVID-19 di Indonesia, per tanggal 30 April 2021 terdapat 1.682.004 total kasus terkonfirmasi COVID-19 dan 2,8% diantaranya adalah usia anak balita. Anak balita yang dirawat / isolasi mandiri sebanyak 2,9%, dan yang meninggal dunia 0,6%. Artinya, terdapat total 47.096 kasus
anak balita yang telah terpapar COVID-19 dan 10.092 diantaranya meninggal dunia. Kasus COVID-19 ini tersebar di 34 provinsi yang berada di Indonesia (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020).
Provinsi Riau menempati posisi ketiga dalam jumlah pasien positif COVID-19 terbanyak, yaitu sebesar 42.315 orang. Kota Pekanbaru menduduki posisi teratas di Provinsi Riau dalam jumlah pasien positif COVID-19, yaitu sebesar 20.064 orang. Sejak awal Maret tahun 2020 lalu sampai bulan Februari 2021 kasus pada anak balita meningkat di Kota Pekanbaru. Tercatat sudah ada sebanyak 654 anak balita yang positif COVID-19. Secara spesifik, untuk sebaran kasus tertinggi berada di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Kecamatan Bukit Raya merupakan kecamatan yang terdiri dari 5 kelurahan. Diantara kelurahan - kelurahan yang berada di kecamatan ini, kelurahan Tangkerang Utara memiliki sebaran kasus COVID-19 paling banyak (Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, 2021).
Angka kasus COVID-19 pada anak balita di Kota Pekanbaru cukup mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan anak balita merupakan calon penerus generasi di masa yang akan datang. Anak balita diharapkan agar selalu dalam keadaan sehat dan terhindar dari penyakit. Untuk mencegah anak balita dari keadaan sakit, orang tua harus cepat dan tanggap dalam melakukan tindakan pencegahan guna memutus rantai penularan COVID-19 pada anak balita. Pencegahan COVID-19 pada anak balita sangat tergantung pada peran orang tua, terutama ibu yang terlibat secara langsung dalam mengurus dan mengasuh anak. Ibu memiliki peran sebagai pelindung bagi anak-anaknya, salah satu fungsinya sebagai pelindung adalah memberikan perlindungan fisik kepada anak (Hadi, 2016). Ibu dalam menjalankan fungsinya, memerlukan sikap dan tindakan yang tepat untuk melindungi anak balita dari paparan COVID-19.
Sikap adalah penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2014). Sikap ibu disini adalah bagaimana penilaian seorang ibu terhadap COVID-19,
sedangkan tindakan ibu adalah proses dari mempraktikkan apa yang diketahui ibu dari pencegahan COVID-19 (Notoatmodjo, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmani dkk (2021) didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap individu dengan tindakan individu terkait pencegahan COVID-19 (p = 0,0001 < 0,05). Individu yang mempunyai sikap negatif lebih banyak ditemukan pada individu dengan tindakan pencegahan yang buruk yaitu sebesar 51,4%.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nasir, Baequni, dan Nurmansyah (2020) menemukan bahwa sebanyak 13,2% responden masih beranggapan bahwa virus corona tidak bisa hidup di iklim Indonesia. Sebanyak 27,7% responden percaya bahwa virus ini hanya merupakan senjata biologis yang sengaja dibuat oleh negara. Sementara itu, 36,2% responden percaya bahwa menjemur barang di bawah sinar matahari selama 30 menit dapat membunuh virus dan 19,6% responden percaya berkumur dengan garam dapat membunuh virus. 3,47% responden lainnya sama sekali tidak
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional dan analisis univariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita usia 12 bulan -59 bulan yang berada di Kelurahan Tangkerang Utara, yaitu sebanyak 306 orang. Sampel penelitian yang diambil adalah 173 orang dengan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni - Juli 2021. Pengambilan data dilakukan dengan menemui langsung responden penelitian. Peneliti telah menerapkan etika penelitian yaitu menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian, keadilan dan
HASIL PENELITIAN
Analisis univariat dalam penelitian ini memaparkan mengenai karakteristik responden yang meliputi umur, jenis pekerjaan, dan pendidikan terakhir serta gambaran sikap dan tindakan ibu dalam
menyadari adanya virus ini. Hal ini membuktikan bahwa sekelompok masyarakat masih tidak mengetahui konsep dari COVID-19 itu sendiri.
Ketidaktahuan masyarakat salah satunya ibu terhadap pencegahan COVID-19 pada anak balita, akan membuat ibu memiliki sikap dan tindakan pencegahan yang tidak tepat sehingga dapat membuat anak balita terpapar COVID-19 (Rachmani dkk, 2021). Paparan COVID-19 membuat sistem kekebalan tubuh anak balita menjadi lemah dan menjadi pembuka jalan bagi virus lain untuk masuk ke dalam tubuh. Anak balita yang terpapar COVID-19 juga lebih mudah untuk menularkannya ke orang-orang sekitar. Akan tetapi, jika ibu memiliki sikap yang baik terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk bertindak, maka ibu dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat pada anak balitanya, sehingga anak balita terhindar dari paparan COVID-19 (Yang et al., 2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sikap dan tindakan ibu dalam mencegah COVID-19 pada anak balita.
keterbukaan, serta memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.
Kuesioner dikembangkan peneliti berdasarkan literatur yang digunakan dan dibagi menjadi kuesioner A yang berisi karakteristik responden berupa biodata atau identitas responden dan kuesioner B yang berisi pernyataan tentang sikap dan tindakan mengenai pencegahan COVID-19 pada anak balita berjumlah 17 pernyataan. Kuesioner yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan nilai rentang 0,506 -0,742 > r tabel (0,444). Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komite Etik Penelitian Keperawatan dan Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Riau No. 194/UN.19.5.1.8/KEPK.FKp/2021.
mencegah COVID-19 pada anak balita. Hasil analisis univariat yang diperoleh pada penelitian ini tergambar pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Pekerjaan, dan Pendidikan Terakhir | |||
Karakteristik Responden |
Frekuensi (n) Persentase (%) | ||
Umur: 17 - 25 tahun (remaja akhir) |
19 |
11,0 | |
26 - 35 tahun (dewasa awal) |
122 |
70,5 | |
36 - 45 tahun (dewasa akhir) |
32 |
18,5 | |
Jenis Pekerjaan: Tidak Bekerja/IRT |
78 |
45,1 | |
PNS |
13 |
7,5 | |
Karyawan Swasta |
34 |
19,7 | |
Wiraswasta |
42 |
24,3 | |
Honorer |
6 |
3,47 | |
Pendidikan Terakhir: Tidak Sekolah |
0 |
0,0 | |
SD |
13 |
7,5 | |
SMP/sederajat |
26 |
15,0 | |
SMA/sederajat |
64 |
37,0 | |
Perguruan Tinggi |
70 |
40,5 | |
Total |
173 |
100 | |
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 173 |
tangga dengan jumlah 78 responden (45,1%), | ||
responden dalam penelitian |
ini, mayoritas |
dan sebagian besar |
responden berlatar |
responden berusia 26 - 35 |
tahun (dewasa |
belakang pendidikan |
perguruan tinggi |
awal) dengan jumlah 122 responden (70,5%), |
dengan jumlah 70 responden (40,5%). | ||
sebagian besar responden adalah ibu rumah |
Tabel 2. Gambaran Sikap Ibu dalam Mencegah COVID-19 pada Anak Balita
Sikap Ibu Frekuensi (n) |
Persentase (%) | |
Positif |
89 |
51,4 |
Negatif |
84 |
48,6 |
Total |
173 |
100 |
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 173 responden yang diteliti, mayoritas responden memiliki sikap yang positif dalam mencegah COVID-19 pada anak balita. Jumlah |
responden yang memiliki sikap positif adalah sebanyak 89 responden (51,4%) dan responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 84 responden (48,6%). |
Tabel 3. Gambaran Tindakan Ibu dalam Mencegah COVID-19 pada Anak Balita
Tindakan Ibu |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Baik |
100 |
57,8 |
Kurang Baik |
73 |
42,2 |
Total |
173 |
100 |
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 173 responden yang diteliti, mayoritas responden telah melakukan tindakan yang baik dalam mencegah COVID-19 pada anak balita.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang gambaran sikap dan tindakan ibu dalam mencegah COVID-19 pada anak balita dibahas menggunakan analisis data univariat yang dihubungkan dengan teori-teori dan penelitian terkait. Analisis univariat ini menggambarkan karakteristik responden dan variabel yang diteliti.
Jumlah responden yang melakukan tindakan baik adalah sebanyak 100 responden (57,8%) dan responden yang melakukan tindakan kurang baik sebanyak 73 responden (42,2%).
Penelitian yang telah dilakukan terhadap 173 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 26 - 35 tahun dengan jumlah 122 responden (70,5%). Responden yang berusia 26 - 35 tahun berada pada usia dewasa awal (Depkes RI, 2009). Dewasa awal adalah periode dalam melakukan penyesuaian terhadap kehidupan
baru dan harapan sosial baru (Hurlock, 2012). Dewasa awal termasuk kedalam masa transisi baik secara fisik, peran sosial, maupun transisi secara intelektual. Tahap dewasa awal ini diawali dengan tahap perkembangan fisik yang matang sehingga siap dalam melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, yaitu bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Dewasa awal bertindak serta bertanggungjawab untuk orang lain (keluarganya) maupun untuk dirinya sendiri (Santrock, 2012).
Dewasa awal berkaitan dengan usia produktif untuk hamil dan aman untuk persalinan karena kualitas sel telur yang baik dan otot dari rahim yang masih kuat (Susanti dkk, 2017). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harikatang dkk (2020) bahwa mayoritas ibu yang memiliki anak balita berada dalam kategori dewasa awal sebanyak 43 responden (72,9%). Asumsi dari penelitian ini adalah mayoritas responden yang memiliki anak balita berusia dewasa awal berkaitan dengan usia produktif untuk melakukan reproduksi dan menerima tanggung jawab menjadi seorang ibu.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 78 responden (45,1%). Ibu yang tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga mempunyai waktu luang yang lebih banyak dalam memperhatikan anak di rumah (Mahfudhah, 2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asnidar (2015) bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 57 responden (71%). Asumsi penelitian ini adalah sebagian besar ibu yang memiliki anak balita pada penelitian ini tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga dikarenakan agar lebih fokus dalam membantu pekerjaan rumah dan merawat anak balita.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi dengan jumlah 70 responden (40,5%). Pendidikan yang tinggi menyebabkan responden untuk lebih mengerti dan sadar terhadap suatu hal, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan, maka kemampuannya dalam
menilai sesuatu akan diadopsi secara lebih lambat sehingga akan sulit dan lama dalam mengubah tindakan (Notoatmodjo, 2014).
Tingkat pendidikan adalah faktor yang mempengaruhi tindakan yang disebabkan oleh adanya pendidikan (Dharmawati, 2016). Prihati (2020) mengatakan bahwa terdapat hubungan tingkat pendidikan responden dengan tindakan pencegahan COVID-19. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syakurah dan Moudy (2020) bahwa sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi sebanyak 576 responden (52,6%). Asumsi penelitian ini adalah sebagian responden yang memiliki latar belakang perguruan tinggi berkaitan dengan pemahamannya dalam mengetahui pencegahan COVID-19 pada anak balita sehingga responden sudah mempunyai sikap dan tindakan yang baik guna memutus rantai penularan COVID-19.
Sikap ibu adalah bagaimana penilaian seorang ibu terhadap COVID-19 (Notoatmodjo, 2014). Hasil penelitian yang telah dilakukan mayoritas responden memiliki sikap yang positif dalam mencegah COVID-19 pada anak balita. Jumlah responden yang memiliki sikap positif adalah sebanyak 89 responden (51,4%). Sikap yang positif didukung dengan pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan perguruan tinggi, dimana secara umum seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi apabila diberikan stimulus tentang pencegahan COVID-19, maka akan bersikap lebih positif terhadap stimulus yang telah diberikan sehingga sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki (Suprayitno dkk, 2020).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk (2020) bahwa dari 201 responden, 96% diantaranya memiliki sikap yang positif mengenai COVID-19. Penelitian Yanti dkk (2020) juga mendapatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia (59%) memiliki sikap yang positif dalam pencegahan penularan COVID-19. Sikap merupakan konsep yang penting karena merupakan hal yang dibutuhkan untuk kecenderungan seseorang dalam bertindak. Hal inilah yang menjadikan sikap sebagai
faktor predisposisi dalam melakukan pencegahan COVID-19 (Notoatmodjo, 2014). Asumsi penelitian ini adalah mayoritas responden telah memiliki sikap yang positif dalam mencegah COVID-19 pada anak balita, karena sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, dibuktikan dengan responden dapat menjawab benar item pernyataan tentang sikap terkait pencegahan COVID-19 pada anak balita. Pernyataan sikap yang benar tersebut diantaranya, item mengonsumsi gizi seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak balita, dan menjaga lingkungan disekitar anak balita tetap bersih sangat penting.
Jumlah ibu dengan kategori sikap positif tidak terlalu jauh dibandingkan dengan kategori sikap negatif dengan selisih 5 responden (2,8%), ditunjukkan dengan banyaknya responden yang tidak setuju untuk memakaikan masker kepada anak balita, tidak setuju untuk membiarkan anak balita tetap bermain di rumah, serta tidak setuju untuk mengisolasi orang yang terinfeksi COVID-19. Perbedaan responden secara keseluruhan yang memiliki sikap negatif terdapat pada ibu yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Dimana responden dengan pekerjaan ini lebih memilih membawa anaknya bekerja dan tidak membiarkan anak tetap berada di dalam rumah. Sikap tersebut dapat membuat responden memiliki tindakan yang tidak baik pula dalam mencegah COVID-19 pada anak balita.
Tindakan ibu adalah proses dari mempraktikkan apa yang diketahui ibu dari pencegahan COVID-19 (Notoatmodjo, 2014). Hasil penelitian yang telah dilakukan
SIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan pada 173 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 26 - 35 tahun (dewasa awal) dengan jumlah 122 responden (70,5%), sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 78 responden (45,1%), dan sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan
didapatkan mayoritas responden melakukan tindakan yang baik dalam mencegah COVID-19 pada anak balita. Jumlah responden yang melakukan tindakan baik adalah sebanyak 100 responden (57,8%). Tindakan yang baik didukung dengan sikap responden yang sebagian besar positif karena dipengaruhi oleh adanya kecenderungan dalam melakukan persiapan atau sikap yang baik terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk bertindak. Rachmani dkk (2021) dalam penelitiannya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan tindakan pencegahan COVID-19. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yang et al (2020) bahwa seseorang yang memiliki sikap yang positif dalam mencegah COVID-19, maka dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Asumsi penelitian ini adalah mayoritas responden telah melakukan tindakan yang baik dalam mencegah COVID-19 pada anak balita karena responden telah memiliki sikap yang positif pula sehingga mendorong responden dalam melakukan tindakan pencegahan COVID-19 yang baik. Hal ini dibuktikan dengan responden telah melakukan item pernyataan tentang tindakan terkait pencegahan COVID-19 pada anak balita. Pernyataan tindakan yang telah dilakukan tersebut diantaranya, item ibu telah meminta anak untuk mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh benda - benda di sekitar rumah, telah meminta anak untuk menutup mulut dengan tisu / lengan bagian dalam ketika bersin, dan telah meminta anak untuk mengonsumsi makanan bergizi setiap hari.
perguruan tinggi dengan jumlah 70 responden (40,5%).
Hasil uji statistik didapatkan gambaran sikap ibu dalam mencegah COVID-19 pada anak balita adalah mayoritas responden memiliki sikap yang positif dengan jumlah 89 responden (51,4%). Untuk gambaran tindakan ibu, mayoritas responden telah melakukan tindakan yang
baik dalam mencegah COVID-19 pada anak balita dengan jumlah 100 responden (57,8%). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ibu dengan anak balita usia 12 bulan - 59
DAFTAR PUSTAKA
Asnidar, A. (2015). Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap kejadian diare pada anak di Puskesmas Bontonompo II Kabupaten Gowa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Cui, X., Zhang, T., Zheng, J., Zhang, J., Si, P., Xu, Y., … & He, S. (2020). Children with COVID-19: A review of demographic, clinical, laboratory, and imaging features in pediatric patients. Journal of Medical Virology, 92(9), 1501
1510.
Depkes RI. (2009). Data pembagian usia. Diperoleh pada 13 Juli 2021 dari
http://www.usiaindonesia.or.id/
Dharmawati, I. G. A. A. (2016). Hubungan tingkat pendidikan, umur, dan masa kerja dengan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada guru penjaskes di Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 1-5.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2021). Riau tanggap COVID-19. Diperoleh pada 15
Februari 2021 dari https://corona.riau.go.id/
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (2020). Peta Sebaran. Diperoleh tanggal 30 April 2021 dari https://covid19.go.id/peta-sebaran.
Hadi, A. (2016). Nilai-nilai pendidikan keluarga dalam UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Jurnal An-Nisa, 9(2), 101121.
Harikatang, M.R., Mardiyono, M. M., Babo, M. K. B., Kartika, L., & Tahapary, P. A. (2020).
Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian balita stunting di satu kelurahan di Tangerang. Jurnal Mutiara Ners, 3(2), 76-88.
Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Kemenkes RI. (2014). Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak. Diperoleh tanggal 16 Desember 2020 dari http://kesga.kemkes.go.id/
Mahfudhah, D. (2012). Hubungan pengetahuan, sikap, dan pekerjaan ibu terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga. (Thesis, U’Budiyah Banda Aceh).
Nasir, N. M., Baequni, B., & Nurmansyah, M. I. (2020). Misinformation related to COVID-19
bulan di Kelurahan Tangkerang Utara, Kota Pekanbaru memiliki sikap positif dan tindakan yang baik dalam mencegah COVID-19.
in Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2), 51-59.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prihati, D. R. (2020). Analisis pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang COVID-19. Malahayati Nursing Journal, 4(2), 780-790.
Rachmani, A. S., Budiyono, B., & Dewanti, N. A. Y. (2021). Pengetahuan, sikap, dan praktik
pencegahan COVID-19 pada masyarakat Depok, Jawa Barat. Journal of Health
Promotion, 4(1), 97-104.
Santrock, J. W. (2012). Life-span development (perkembangan masa hidup edisi 13 jilid 1, penerjemah: Widyasinta, B). Jakarta: Erlangga.
Sari, D. A., Mutmainah, R. N., Yulianingsih, I., Tarihoran, T. A., & Bahfen, M. (2020).
Kesiapan ibu bermain bersama anak selama pandemi COVID-19, di rumah saja. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 475-489.
Suprayitno, E., Rahmawati, S., Ragayasa, A., &
Pratama, M. Y. (2020). Pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan COVID-19. Journal of Health Science, 5(2), 68-73.
Susanti, A.I., Astuti, S., Nupridah, R., & Mandiri, A. (2017). Asuhan ibu dalam masa kehamilan. Jakarta: Erlangga.
Syakurah, R.A., & Moudy, J. (2020). Pengetahuan terkait usaha pencegahan COVID-19. Journal of Public Health Research and Development, 4(3), 333-346.
World Health Organization. (2020). COVID-19 situation reports. (n.d.). Diperoleh tanggal 15 Januari 2021 dari https://www.who.int/
Yang, P., Liu, P., Li, D., & Zhao, D. (2020).
Coronavirus disease 2019, a growing threat to children? Journal of Infection, 80(6), 671-693.
Yanti, B., Mulyadi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Ariana, Y. M. D. A., Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community knowledge, attitudes, and behaviour toward social distancing policy as prevention transmission of COVID-19 in indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8, 4-14.
Yuliana, Y. (2020). Coronavirus diseases (COVID-19): Sebuah tinjauan literatur. Journal of Wellness, 2(1), 187–192.
Volume 10, Nomor 5, Oktober 2022
488
Discussion and feedback