Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN PERSEPSI PEMBELAJARAN DARING TERHADAP TINGKAT PROKRASTINASI MAHASISWA

Zahwa Ayunda Salsabilla*1, Bayhakki1, Rismadefi Woferst1 1Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau *korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Persepsi adalah suatu tahap kerja oleh salah satu panca indera sehingga diperoleh suatu pemahaman. Peningkatan peran dan keaktifan mahasiswa demi suksesnya perkuliahan daring sangatlah dipengaruhi oleh persepsi. Persepsi tersebut nantinya yang membentuk mahasiswa agar dapat melakukan kegiatan perkuliahan daring dengan baik dan semangat, termasuk salah satunya dalam pengaturan diri, mengelola, atau memanajemen waktu. Persepsi mahasiswa tentang pembelajaran daring berkaitan dengan perilaku, salah satunya yaitu melakukan perilaku prokrastinasi akademik (perilaku penundaan). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa tentang pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Keperawatan Universitas Riau. Desain penelitian ini deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 242 responden mahasiswa Fakultas Keperawatan UNRI dengan teknik simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chisquare. Alat ukur berupa kuesioner persepsi pembelajaran daring terdiri dari 12 pernyataan yang telah diuji validitas (r hitung 0,461 - 0,745 > r tabel (0,444)) dan kuesioner prokrastinasi akademik berisi 16 pernyataan yang telah diuji valid (r hitung 0,445 - 0,645 > r tabel (0,444)). Kuesioner disebar melalui google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki persepsi positif tentang pembelajaran daring (51,7%) dan perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi (56,2%). Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara persepsi pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi mahasiswa dengan p value (0,000) < alpha (0,05). Prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Riau berada pada kategori tinggi. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara persepsi pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Riau.

Kata kunci: mahasiswa, pembelajaran daring, persepsi, prokrastinasi akademik

ABSTRACT

Perception is a stage of work by one of the five senses so that an understanding is obtained. Increasing the role and activity of students for the success of online lectures is strongly influenced by perceptions. This perception will later shape students to be able to carry out online lecture activities well and enthusiastically, including one of them in self-regulation, managing or managing time. Students' perceptions of online learning are related to their behavior, one of which is doing academic procrastination behavior (procrastination behavior). This study aims to determine the correlation between students' perceptions of online learning and students' procrastination level in Nursing students at Riau University. This study used a descriptive correlational design with a cross-sectional approach. The research sample was 242 respondents using a simple random sampling technique. The analysis used univariate analysis to see the frequency distribution and bivariate analysis using the chi-square test. The measuring instrument used is an online learning perception questionnaire consisting of 12 statements that have been tested for validity with r count 0,461 - 0,745 > r table (0,444), and the academic procrastination questionnaire contains 16 statements that also have been tested for validity with r count 0,445 - 0,645 > r table (0,444). The questionnaires were distributed via a google form. The results showed that the majority of students had a positive perception of online learning (51,7%) and high academic procrastination behavior (56,2%). The results of the chi-square test show that there is a correlation between the perception of online learning and students' procrastination with a p-value (0,000) < alpha (0,05). Academic procrastination in the Faculty of Nursing, University of Riau is in the high category. Students are expected to be more active and enthusiastic in participating in online lectures and increase understanding related to online learning so that they can operate and follow the online learning process comfortably and adequately to reduce academic procrastination behavior due to poor perceptions of online learning.

Keywords: academic procrastination, online learning, perception, university student

PENDAHULUAN

Sejak masuknya wabah virus Corona di Indonesia yang menyebabkan terjadinya pandemi, berbagai cara telah pemerintah lakukan untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah melalui surat edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi Nomor 1 tahun 2020 terkait antisipasi pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di perguruan tinggi. Melalui pemberitahuan ini, Kemendikbud menginstruksikan untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh (daring) kepada perguruan tinggi serta menginformasikan kepada mahasiswa agar proses belajar dilakukan dari rumah masing-masing (Kemendikbud, 2020). Dengan cepat perguruan tinggi merespon instruksi tersebut, salah satunya Universitas Riau.

Saat ini pembelajaran daring merupakan solusi yang terbaik dalam proses pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Walau telah disetujui, namun masih banyak juga dari mahasiswa merasa belum siap dengan pembelajaran daring ini sehingga menimbulkan adanya perbedaan sudut pandang. Setiap mahasiswa mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap pelaksanaan pembelajaran daring ini. Menurut Walgito (2010), persepsi adalah suatu tahap kerja oleh salah satu panca indera sehingga diperoleh suatu pemahaman. Ada mahasiswa mempunyai persepsi positif dan adapula mahasiswa yang mempunyai persepsi negatif.

Hal ini sesuai dengan penelitian Anggraeni et al (2020) dimana berisi tentang tanggapan mahasiswa mengenai kenyamanan mengikuti perkuliahan daring daripada perkuliahan konvensional. Penelitian ini dilakukan di 5 universitas baik swasta maupun negeri dengan wilayah Jember, Jakarta, dan Cianjur. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 49 mahasiswa (15%) menyatakan merasa lebih nyaman mengikuti pembelajaran daring daripada konvensional. Mereka berpendapat bahwa pembelajaran daring lebih santai, menyenangkan, fleksibel, praktis, dan hemat tenaga. Namun sebanyak 265 mahasiswa

(82%) berpendapat bahwa perkuliahan konvensional lebih nyaman dibandingkan pembelajaran daring dan 9 mahasiswa (3%) menjawab ragu-ragu terhadap pertanyaan itu.

Kemudian persepsi tersebut nantinya yang membentuk mahasiswa agar dapat melakukan kegiatan perkuliahan daring dengan baik dan semangat, termasuk salah satunya dalam pengaturan diri, mengelola atau memanajemen waktu. Terlebih lagi pembelajaran daring ini dilakukan secara online atau pembelajaran dari rumah sehingga banyak hal - hal yang dapat mengalihkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan - kegiatan yang tidak penting.

Dalam menempuh dunia pendidikan termasuk di perkuliahan, mahasiswa diharapkan dapat memanajemen cara belajar dengan baik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Pada umumnya permasalahan yang sering dihadapi mahasiswa pada saat menempuh pendidikan adalah kurang disiplin dalam menggunakan waktu (Aditiantoro & Wulanyani, 2019). Kurang disiplin waktu yang dilakukan membawa pada penundaan - penundaan yang sering dilakukan, baik dalam memulai mengerjakan tugas maupun dalam menyelesaikan tugas.

Menurut Ghufron dan Risnawati (2014) nama lain penundaan dalam bidang akademik adalah prokrastinasi akademik, sedangkan orangnya disebut dengan prokrastinator. Prokrastinasi akademik yang merupakan suatu perilaku penundaan memiliki ciri-ciri, yaitu: 1) penundaan dalam memulai dan menyelesaikan tugas, 2) keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, 3) tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan, 4) melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Prokrastinasi merupakan masalah pengelolaan diri, termasuk manajemen waktu dan penentuan prioritas.

Berdasarkan hasil penelitian Triana (2013) menunjukkan bahwa sekitar 60% mahasiswa mengalami prokrastinasi, bahkan perilaku tersebut telah dianggap sebagai kebiasaan dalam kehidupan mahasiswa.

Penelitian Saman (2017) juga menunjukkan bahwa 80% - 95% dari mahasiswa terlibat dalam perilaku prokrastinasi dan hampir 50% mahasiswa melakukan prokrastinasi secara konsisten. Perilaku prokrastinasi ini dapat memberi akibat kepada pelakunya, yaitu nilai yang tidak bagus atau lebih rendah serta gagal dalam mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.

Salah satu program studi yang ada di Universitas Riau adalah Jurusan Keperawatan yang mata kuliahnya sebagian besar mempunyai jadwal perkuliahan yang padat dan tugas yang cukup banyak, dimana didominasi oleh tugas menulis, seperti menulis makalah dan laporan di setiap semesternya. Dengan demikian, bukan tidak mungkin bahwa mahasiswa keperawatan memiliki perilaku prokrastinasi yang tinggi.

Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, wawancara kepada 10 mahasiswa didapatkan 7 dari 10 mahasiwa mengaku suka melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas sejak dilakukan pembelajaran daring ini. Jika tugas diberikan mereka tidak langsung mengerjakannya sehingga membiarkan tugas-tugas tersebut menjadi menumpuk dan

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi pada penelitian ini berjumlah 611 orang dengan sampel sebanyak 242 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang aktif dan terdaftar di Fakultas Keperawatan UNRI.

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tentang persepsi pembelajaran daring yang telah dilakukan uji validitas dan reliabel oleh peneliti dengan r hitung 0,461 - 0,745 > r tabel (0,444) dan hasil cronbach’s alpha (0,878) ˃ r tabel (0,444). Kuesioner

melakukan aktivitas lain seperti bermain game, menonton TV, juga bermain HP, mengerjakan tugas tidak sesuai dengan jadwal direncanakan sebelumnya sehingga diburu waktu karena mengerjakan tugas tersebut beberapa jam sebelum batas waktu pengumpulan.

Wawancara kepada 10 mahasiswa Keperawatan Universitas Riau mengenai pembelajaran daring didapatkan 2 mahasiwa memiliki persepsi positif mengenai pembelajaran daring, mahasiswa mengatakan dengan pembelajaran daring lebih fleksibel, tidak mengharuskan datang ke kampus, serta dapat menghemat biaya dan 8 diantaranya memiliki persepsi negatif, mahasiswa mengatakan dengan adanya pembelajaran daring ini cenderung sulit dalam memahami materi pembelajaran, pembelajaran yang diberikan lebih banyak dalam bentuk tugas, sering terkendalanya jaringan, dan mata lelah karena di depan layar monitor terus-menerus sehingga sulit untuk fokus dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Keperawatan Universitas Riau.

prokrastinasi diadopsi dari Alaihimi (2014), dimana pada penelitian tersebut untuk mengukur tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa dan selanjutnya peneliti gunakan kembali dalam penelitian ini. Kuesioner prokrastinasi akademik telah diuji valid dan reliabel oleh Alaihimi (2014). Hasil uji validitas diperoleh r hitung (0,445 - 0,645) ≥ r tabel (0,444) dan nilai cronbach alpha yaitu (0,884) ≥ r tabel (0,444). Kuesioner disebar melalui google form. Analisa data dengan menggunakan univariat dan bivariat. Penelitian ini sudah mendapatkan ethical clearance dari Komite Etik Penelitian Keperawatan dan Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Riau dengan nomor surat 178/UN.19.5.1.8/ KEPK.FKp/2021.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan (n = 242)

Karakteristik Responden

Frekuensi

Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

48

19,8

Perempuan

194

80,2

Angkatan

A 2017

68

28,1

A 2018

57

23,6

A 2019

57

23,6

A 2020

60

24,8

Tabel  1 menunjukkan karakteristik

sebanyak 194

responden (80,2%) dan

responden penelitian didapatkan bahwa

sebagian besar responden dari Angkatan A

mayoritas berjenis kelamin perempuan, yaitu

2017 sebanyak 68 responden (28,1%).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Pembelajaran Daring (n =

242)

Persepsi

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Positif

125

51,7

Berat

117

48,3

Total

242

100

Tabel 2 menunjukkan sebagian besar

pembelajaran daring, yaitu 125 responden

responden memiliki persepsi positif terhadap

(51,7%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Prokrastinasi (n = 242)

Prokrastinasi Akademik

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Rendah

136

56,2

Tinggi

106

43,8

Total

242

100

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat prokrastinasi yang rendah, yaitu 136 responden (56,2%).

p value


Tabel 4. Hubungan Persepsi Pembelajaran Daring Terhadap Tingkat Prokrastinasi Mahasiswa (n = 242)

Prokrastinasi Akademik

Persepsi

Total

Tinggi

Rendah

Pembelajaran Da

ring

%

f

%

f

%

Positif

53

42,4

72

57,6

125

100

Negatif

83

70,9

34

29,1

117

100

Total

136

56,2

106

43,8

242

100

0,000

Tabel 4 menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara persepsi pembelajaran

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 242 responden di Fakultas Keperawatan Universitas Riau didapatkan bahwa mayoritas berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 194 responden (80,2%) dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 48 responden (19,8%). Hal ini sesuai dengan kenyataan dan ditemukan di lapangan bahwa Fakultas Keperawatan Universitas Riau

daring dengan tingkat prokrastinasi mahasiswa (p value = 0,000).

memiliki mayoritas mahasiswa berjenis kelamin perempuan lebih dari 50%.

Hasil penelitian sejalan dengan data dan informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2017) menyatakan bahwa persentase perawat berdasarkan jenis kelamin dari 359.339 orang perawat, mayoritas perawat berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 256.326 orang (71%), dan perawat laki-laki berjumlah 103.013 orang (29%).

Profesi keperawatan yang didominasi oleh kaum perempuan karena sikap dasar perempuan yang ramah, dan dianggap memiliki sifat caring dimana dapat dilihat dari sejarah perkembangan keperawatan dengan adanya perjuangan seorang Florence Nightingale, keperawatan yang menerapkan prinsip Mother Instinct, sehingga dunia keperawatan mayoritas adalah perempuan.

Akan tetapi, kedudukan yang setara dan sejajar antara perawat perempuan dengan laki-laki dalam status dan peran adalah sama. Setiap pekerjaan yang dimiliki perawat harus berjalan imbang, tidak terjadi perbedaan dalam menjalankan tugas-tugas keperawatan, laki-laki dan perempuan adalah sama, dimana mereka menjalankan pendidikan keperawatan dan diberikan pelajaran yang sama pada saat belajar di perkuliahan, namun ada kalanya dimana tugas itu dibedakan. Hal ini dikarenakan fisik laki-laki yang lebih kuat dibandingkan perempuan, sehingga menginginkan perawat laki-laki untuk melakukan tugas - tugas yang berat (Rusnawati, 2012).

Berdasarkan angkatan, mayoritas responden penelitian berasal dari angkatan A 2017, yaitu sebanyak 68 orang (28,1%). Analisis prokrastinasi akademik berdasarkan angkatan menunjukkan bahwa angkatan A 2017 mayoritas mempunyai tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi sebanyak 55,9% dibandingkan dari angkatan lain.

Tingginya prokrastinasi akademik yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2017 dapat dipengaruhi beberapa faktor. Ferrari et al (1995) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi individu melakukan prokrastinasi berasal dari internal dan eksternal. Faktor eksternal ini meliputi banyaknya tugas yang menuntut penyelesaian pada waktu yang bersamaan. Salah satu fakta yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa masih kesulitan menentukan tugas yang diprioritaskan akibat banyaknya tugas yang diberikan dan juga salah satunya menyusun tugas akhir yaitu skripsi. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah emotional exhausted dan kematangan emosional. Emotional exhausted adalah suatu

kondisi kelelahan emosional. Kelelahan emosional juga dirasakan oleh mahasiswa 2017. Mahasiswa tersebut merasa bahwa ia menunggu mood untuk mengerjakan tugasnya. Hal ini yang menimbulkan adanya prokrastinasi.

Berdasarkan hasil penelitian dari 242 responden menunjukkan bahwa sebanyak 125 orang (51,7%) memiliki persepsi positif tentang pembelajaran daring sedangkan 117 orang (48,3%) memiliki persepsi yang negatif tentang pembelajaran daring. Walgito (2010) mengatakan bahwa persepsi bersifat individual atau subjektif, jadi meskipun objek yang dipersepsikan sama, tetapi berdasarkan perasaan dan pengalaman individu yang berbeda-beda maka akan menimbulkan persepsi yang berbeda pula antara satu dengan yang lainnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih dkk (2020) yang menyatakan bahwa mahasiswa memiliki persepsi positif terkait perkuliahan daring, yaitu pada aspek proses belajar mengajar seperti dalam hal kesesuaian jadwal, kesesuaian materi dengan kontrak perkuliahan / RPS, dan pada aspek kapabilitas dosen yaitu dalam hal interaksi dan feedback yang secara kontinyu diberikan oleh para dosen.

Berdasarkan hasil penelitian dari 242 responden menunjukkan 136 orang (56,2%) memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi, sedangkan 106 orang (43,8%) memiliki tingkat prokrastinasi yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Turmudi dan Suryadi (2017) yang menyatakan gambaran tingkat prokrastinasi mahasiswa selama pembelajaran daring menunjukkan hasil bahwa tingkat prokrastinasi mahasiswa berada pada kategori tinggi. Mahasiswa yang memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik diidentifikasi melalui berbagai indikator prokrastinasi akademik selama pembelajaran daring, antara lain manajemen waktu, rasa malas, fatigue, lebih mementingkan hal lain, dan memiliki persepsi yang salah.

Hasil uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh p value 0,000 yang berarti p value < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat

hubungan antara persepsi pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi pada mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Riau.

Persepsi sesorang dibentuk berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya terhadap suatu objek. Sebagian besar mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Riau memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran daring, karena mahasiswa tersebut memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik tentang pembelajaran daring. Pengetahuan dan pengalaman yang baik terhadap sesuatu akan membentuk suatu memori baik di ingatan sehingga nantinya akan menghasilkan persepsi yang positif terhadap sesuatu tersebut (Liliweri, 2011).

Selain itu, perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Sesuai dengan teori Notoadmodjo (2014) yang menjelaskan bahwa perilaku seseorang berdasarkan stimulus, baik itu dari luar maupun dalam diri seseorang, salah satunya dipengaruhi oleh persepsi. Menurut Patrzek et al (2012) bahwa faktor persepsi merupakan suatu bentuk yang melatarbelakangi penyebab perilaku prokrastinasi pada mahasiswa, termasuk didalamnya ialah persepsi terhadap karakteristik tugas dan pengalaman dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara persepsi pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi mahasiswa. Sesuai dengan teori Donsu (2017), menyebutkan suatu persepsi akan mempengaruhi perilaku

SIMPULAN

Persepsi      mahasiswa      tentang

pembelajaran daring didapatkan data bahwa sebagian besar memiliki persepsi positif yaitu sebanyak 125 orang (51,7%). Mayoritas tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa tergolong tinggi, yaitu sebanyak 136 orang (56,2%).

DAFTAR PUSTAKA

Aditiantoro, M., & Ni Made, S. W. (2019). Pengaruh problematic internet use dan regulasi diri terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

seseorang. Persepsi seseorang berasal dari stimulus atau objek yang didapat berdasarkan panca indera, selanjutnya stimulus tersebut akan dialirkan ke otak melalui saraf sensori, dan akan diproses hingga membentuk persepsi dan nantinya akan mempengaruhi perilaku. Dari hasil penelitian, mahasiswa yang memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran daring memiliki perilaku prokrastinasi yang rendah. Menurut asumsi peneliti, hal ini karena mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik tentang pembelajaran daring sehingga membentuk persepsi yang positif tentang pembelajaran daring dan menjadi salah satu hal yang membuat seseorang memiliki perilaku prokrastinasi yang rendah.

Berdasarkan penelitian juga didapatkan bahwa tingginya perilaku prokrastinasi pada sebagian besar mahasiswa. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan ada sebagian mahasiswa yang memiliki persepsi negatif tentang pembelajaran daring dan memandang pembelajaran daring kurang efektif untuk kegiatan belajar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hedyant dkk (2021) yaitu menunjukkan bahwa antara persepsi mahasiswa tentang pembelajaran daring terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa memiliki hubungan. Jika mahasiswa mempunyai persepsi positif terhadap pembelajaran daring, maka perilaku prokrastinasi mahasiswa akan rendah, dan begitupun sebaliknya.

Hasil analisis dengan uji statistik chi square didapatkan p value sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang pembelajaran daring terhadap tingkat prokrastinasi mahasiswa.

Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana: 205-15.

Alaihimi, W. S. (2014). Perbandingan prokrastinasi akademik berdasarkan keaktifan dalam

organisasi     kemahasiswaan.      Skripsi.

Universitas Riau.

Anggraeni, A. W., Angelina, D., & Dwijayanti, M. (2020). Tanggapan  mahasiswa  terhadap

pembelajaran daring di masa  karantina

COVID-19. UNEJ e-Proceeding, 627-638.

Donsu, J.D.T. (2017). Psikologi keperawatan. Jakarta. Pustaka Baru Press.

Ferrari, J.R. Johnson, J.L., & McCown, W.G.

(1995). Procrastination and task avoidance. New York: Plenum Press.

Ghufron, M. N., & Risnawati, R. S. (2014). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hedyant, H. R., Lestari, R.,  & Psi, S.

(2021). Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Kemendikbud. (2020) Permendikbud No.1 tentang pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di perguruan tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan. Jakarta: Kemendikbud

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Situasi Tenaga Keperawatan Indonesia. Infodatin Pusat Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Liliweri. (2011). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya. Yogyakarta: Likis.

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Patrzek, J., Grunschel, C., & Fries, S. (2012).

Academic procrastination: The perspective of

university counsellors. International Journal for the Advancement of Counselling, 34(3), 185–201.

Rusnawati, N.R. (2012). Relasi gender dalam tugas-tugas keperawatan di rumah sakit puri husada sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Saman, A. (2017). Analisis prokrastinasi akademik mahasiswa (studi pada mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan). Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling 3(2): 55.

Saragih, O., Sebayang, F. A. A., Sinaga, A. B., & Ridlo, M. R. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid-19. Tarbiyah Wa Ta'lim:   Jurnal

Penelitian         Pendidikan          dan

Pembelajaran, 7(3), 178-191.

Triana, K. A. (2013). Hubungan antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi pada mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (fisipol) Universitas Mulawarman Samarinda. EJournal Psikologi, 1(3), 280-291.

Turmudi, I., & Suryadi, S. (2021). Manajemen

perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa selama pembelajaran daring. Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 10(1), 39-58.

Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Volume 10, Nomor 4, Agustus 2022

469