TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
Kusuma Mu’aedy Zofir1, Andri Setyorini*1
1Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surya Global Yogyakarta *korespondensi penulis, email: [email protected]
ABSTRAK
Peningkatan yang sangat pesat pada kasus Covid-19 menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Dampak psikologis mulai tergambar dari mereka yang merasa cemas, panik, bahkan stres. Hal ini lebih terasa bagi masyarakat yang memiliki penyakit komorbid, dimana mereka akan lebih rentan mengalami perburukan kondisi apabila terinfeksi Covid-19. Resiko kematian pada penderita diabetes mellitus akibat Covid-19 lebih tinggi hingga 50% dibandingkan orang-orang tanpa diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Banguntapan II Kabupaten Bantul. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 34 pasien diabetes mellitus dengan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan adalah kuesioner tingkat pengetahuan Covid-19, sedangkan untuk kecemasan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale. Analisis bivariat menggunakan uji Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Covid-19 pada penderita diabetes mellitus, sebagian besar berada pada kategori tinggi sebanyak 31 responden (91,2%) dan kecemasan pada penderita diabetes mellitus sebagian besar dengan kategori cemas sedang sebanyak 28 responden (82,4%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus dengan nilai korelasi sebesar 0,483 dan p value 0,004 (<0,05).
Kata kunci: diabetes mellitus, kecemasan, tingkat pengetahuan Covid-19
ABSTRACT
The very rapid increase in Covid-19 cases has caused unrest in the community. Psychological impact is starting to show from those who feel worried, panic, and stress. This is even more pronounced for people who have comorbid diseases, where they will be more susceptible to worsening conditions if infected with the Covid-19. The risk of death in people with diabetes mellitus due to Covid-19 is up to 50% higher than people without diabetes. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge of Covid-19 and anxiety in people with diabetes mellitus. The research location was carried out in the Banguntapan II Community Health Center in Bantul. The research design is descriptive correlation using cross sectional approach. The sample in this study were 34 patients with diabetes mellitus using purposive sampling technique. The instrument used to measure the level of knowledge is the Covid-19 knowledge level questionnaire, while for anxiety using Hamilton Anxiety Rating Scale). Bivariate analysis using kendall tau test. The results showed that the level of knowledge of Covid-19 in people with diabetes mellitus was mostly in the high category as many as 31 respondents (91,2%) and anxiety in patients with diabetes mellitus was mostly in the moderate anxiety category as many as 28 respondents (82,4%). There is relationship between the level of knowledge of Covid-19 and anxiety in people with diabetes mellitus with correlation value of 0,483 and p value of 0,004 (<0,05).
Keywords: anxiety, diabetes mellitus, knowledge level of Covid-19
PENDAHULUAN
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global pandemic. Indonesia menyatakan penyakit ini sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Efek yang ditimbulkan tidak hanya menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. WHO melaporkan 1.184.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pada kasus Covid-19 ini adalah adanya penyakit komorbid (WHO, 2020).
Data WHO memperlihatkan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit komorbid ke-2 sesudah hipertensi dengan angka kejadian sebesar 8%. Penyakit komorbid ini menyebabkan kematian 3 kali lipat lebih besar dari pada kasus Covid-19 tanpa komorbid secara umum yaitu 7,3% berbanding 2,3% (PERKENI, 2020).
Data terbaru yang disampaikan oleh Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 tahun 2021, pasien dengan diabetes mellitus yang terkonfirmasi positif Covid-19 sampai saat ini mencapai 37,8% dari 4.836 serta menduduki kausus komorbid tertinggi ke-2 yg terinfeksi Covid-19. Tetapi ironisnya diabetes ini menempati peringkat pertama untuk tingkat kematian pada kasus Covid-19 dengan komorbid yaitu sebanyak 10% dari 4.836, lalu disusul dengan kasus hipertensi (Mustafida dkk, 2022).
Karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya yang merupakan karakteristik pada pasien dengan diabetes mellitus membuat ketidakstabilan kadar gula dalam darah sehingga penyakit Covid-19 dengan komorbid diabetes ini sangat beresiko mengalami komplikasi lebih lanjut.
Banyaknya jenis virus yang masuk ini mengakibatkan penyakit akan sulit untuk disembuhkan karena kekebalan tubuh pada penderita diabetes akan terganggu, sehingga kondisi ini tentu akan membuat tubuh sangat sulit dalam melawan infeksi. Keadaan inilah yang biasanya akan membuat penderita diabetes cenderung lebih stres dan akhirnya akan mengakibatkan kenaikan kadar gula dalam darah sehingga membuat mereka lebih rentan ketika terinfeksi Covid-19 (Mahadi, Abdullah, & Baskaran, 2020).
Situasi penyebaran Covid-19 yang sudah menjangkau hampir di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan peningkatan yang sangat pesat dan signifikan pada angka kejadian kasus Covid-19. Hal ini tentunya dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Gangguan psikologis juga mulai tergambar dari mereka yang merasa cemas hingga stres. Hal ini lebih terasa bagi masyarakat yang memiliki penyakit komorbid.
Kecemasan dapat didefinisikan sebagai kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subyektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat. Kecemasan ini sebenarnya adalah perasaan yg normal, sebab ketika merasa cemas seseorang akan sadar bahwa terdapat situasi yang berbahaya. Tetapi ketika kecemasan ini tidak terkendali dengan baik, tentu kecemasan ini akan mengganggu kegiatan sehari-hari (Suwandi & Malinti, 2020).
Faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang, diantaranya ialah kurangnya pendidikan atau pengetahuan, keadaan fisik, sosial budaya, lingkungan, situasi, dan umur (Hasanah, 2017). Pengetahuan adalah pemahaman yang dihasilkan setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui pancaindera manusia, dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga, sehingga untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 salah satunya
adalah diperlukan pengetahuan yang baik dari masyarakat tentang Covid-19 (Sembiring & Nena Meo, 2020).
Wabah Covid-19 yang telah menjadi isu global saat ini menyebabkan munculnya informasi dan pemberitaan, baik di media cetak maupun elektronik setiap harinya. Tetapi tidak semua informasi yang ditulis dan disampaikan tersebut adalah informasi yang benar karena banyak pula kabar simpang siur yang akhirnya menambah ketakutan dan kecemasan pembaca dan pendengarnya (Nurislaminingsih, 2020).
Studi yang telah dilakukan pada tanggal 3 Februari 2021 di Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta melalui wawancara dan observasi didapatkan jumlah pasien DM sebanyak 228 pasien pada tahun 2021. Wawancara dan observasi yang dilakukan penelitian secara langsung
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasi, yaitu untuk mengkaji hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus. Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini telah mendapat izin dan surat keterangan ethical clearence dari Komite Etik Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (KEPK) STIKES Surya Global Yogyakarta dengan nomer surat 1.29/KEPK/SSG/IX/2021. Prinsip etika yang diperhatikan dalam melakukan penelitian yaitu informed consent, anonymity, privacy, dan confidentiality.
Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 34 responden. Adapun kriteria
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
kepada 10 pasien DM yang sedang melakukan kontrol kesehatan rutin didapatkan data bahwa pasien mengatakan takut dengan virus corona karena mempunyai riwayat DM yang beresiko tertular, ada pula yang mengatakan waswas dengan kondisi saat ini, serta sangat takut terinfeksi virus corona ini. Kondisi dunia karena pandemi akhir-akhir ini sangat meresahkan masyarakat dari segala macam usia, terlebih lagi yang memiliki penyakit komorbid seperti DM.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan khususnya pada penderita DM yang merupakan salah satu kelompok rentan dan beresiko saat terinfeksi Covid-19.
inklusi dalam penelitian ini yaitu pasien DM yang berusia ≥ 45 tahun, rutin menjalani kontrol kesehatan, dan tidak memiliki komplikasi serius. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan adalah kuesioner tingkat pengetahuan Covid-19 yang diadopsi dari Taufiqurrahman & Lihan (2020), sedangkan untuk kecemasan menggunakan kuesioner dari HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lama menderita DM. Analisis bivariat menggunakan uji Kendall Tau. Uji ini digunakan untuk mencari hubungan dan menguji antara dua variabel atau lebih, dengan bentuk skala data ordinal-ordinal (Nursalam, 2015).
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian (n=34)
Karakteristik |
Frekuensi (n) Persentase (%) |
Umur 45-54 tahun 55-69 tahun >70 tahun |
3 8,8 27 79,4 4 11,8 |
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan |
8 23,5 26 76,5 |
Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi |
1 2,9 9 26,5 16 47,1 8 23,5 |
Lama Menderita Diabetes Mellitus 5-10 tahun >10 tahun |
31 91,2 3 8,8 |
Total |
34 100 |
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan. Berdasarkan umur mayoritas berada pada masa lansia awal (55-69) yaitu sebesar 27 responden (79,4%). Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu |
sebanyak 26 responden (76,5%). Tingkat pendidikan responden mayoritas SMA sebanyak 16 responden (47,1%). Untuk lama menderita DM, mayoritas responden telah menderita diabetes selama 5-10 tahun sebanyak 31 responden (91,2%). |
Tabel 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Covid-19 pada Pasien Diabetes Mellitus (n=34)
Tingkat Pengetahuan Covid-19 |
Frekuensi (n) Persentase (%) |
Rendah Sedang Tinggi |
1 2,9 2 5,9 31 91,2 |
Total |
34 100 |
Berdasarkan tabel 2, hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Covid-19 pada pasien diabetes mellitus memiliki |
(2,9%), kategori sedang sebanyak 2 responden (5,9%), dan kategori tinggi sebanyak 31 responden (91,2%). |
kategori rendah sebanyak 1 responden
Tabel 3. Gambaran Tingkat Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus (n=34)
Tingkat Kecemasan |
Frekuensi (n) Persentase (%) |
Cemas berat Cemas sedang Cemas ringan Tidak cemas |
3 8,8 28 82,4 2 5,9 1 2,9 |
Total |
34 100 |
Berdasarkan tabel 3, hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan pada pasien diabetes mellitus, mayoritas mengalami kecemasan sedang yaitu |
sebanyak 28 responden (82,4%) dan ada pula yang tidak mengalami kecemasan yaitu 1 responden (2,9%). |
Tabel 4. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus (n=34)
Tingkat Kecemasan |
Tingkat Pengetahuan Cemas Cemas Cemas Tidak
Covid-19 Ringan Sedang Berat Cemas
F % F |
% F % F % F % |
Rendah 1 2,9% 0 Sedang 1 2,9% 1 Tinggi 1 2,9% 27 |
0,0% 0 0,0% 0 0,0% 1 2,9% 2,9% 0 0,0% 0 0,0% 2 5,9% 79,4% 2 5,9% 1 2,9% 31 91,2% |
Total 3 8,8% 28 |
82,4% 2 5,9% 1 2,9% 34 100,0% |
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa dari 34 responden, mayoritas memiliki tingkat pengetahuan Covid-19 dalam kategori tinggi dengan tingkat kecemasan yang masuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 27 responden (79,4%). |
Setelah melakukan perhitungan tabulasi silang (crosstab) selanjutnya dilakukan uji Kendall Tau untuk mengetahui besarnya hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus di Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta. |
Tabel 5. Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus (n=34)
Uji Korelasi Nilai Koefisien Korelasi (r) Nilai Signifikasi (p)
Kendall Tau 0,483 0,004
Hasil uji korelasi Kendall Tau pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,483 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus dengan p
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada 34 responden didapatkan tingkat pengetahuan Covid-19 sebagian besar dalam kategori tinggi, yaitu 31 responden (91,2%). Hal ini dapat terjadi karena mereka cukup sering mendapatkan edukasi dari pihak desa dan memperoleh informasi dari keluarga mengenai Covid-19. Hasil penelitian ini juga menggambarkan bahwa semakin tua usia dan semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin banyak pula informasi yang dijumpai dan pengalaman yang telah dialami, sehingga hal ini tentunya akan menambah pengetahuan pada pasien diabetes mellitus khususnya pengetahuan tentang Covid-19. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadek dkk (2020) meneliti tentang tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19, menunjukkan bahwa dari 114
value sebesar 0,004 (<0,05). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus.
responden mayoritas memiliki tingkat pengetahuan Covid-19 pada kategori baik (90%).
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 34 responden didapatkan kecemasan sebagian besar dalam kategori cemas sedang, yaitu 28 responden (82,4%), karena responden selalu optimis dengan masa depan dan responden mengatakan selalu mendapatkan dukungan dari orangorang sekitar untuk kesembuhannya. Berdasarkan pengalaman responden juga mengatakan sudah lama menderita penyakit diabetes sehingga mereka sudah menerima keadaan yang sudah ditakdirkan
oleh Tuhan. Meskipun demikian, kecemasan di sini tetap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM, dimana jika kecemasan meningkat maka kadar glukosa darah juga akan meningkat (Tobing & Wulandari, 2021). Berdasarkan hasil penelitian, kecemasan yang sering muncul pada pasien dengan DM ini diantaranya adalah rasa ketakutan yang berlebihan hingga ada beberapa yang takut keluar rumah karena khawatir terkena Covid-19 yang nantinya akan
memperburuk kondisi diabetesnya.
Hasil ini didukung oleh Handayani, Setiawan, & Widayati (2017) yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan penderita DM yang mengatakan bahwa gambaran kecemasan penderita DM sangat beragam, diantaranya sering mengalami perasaan tidak tenang, sedih, nyeri otot, dan sering merasa lemas. Hal ini disebabkan karena penderita DM merasa khawatir dengan keadaannya. Hasil penelitian lain juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan hal yang tidak mudah untuk dihadapi oleh penyandang DM dengan kadar gula darah lebih tinggi, kecemasan yang dialami karena memikirkan tentang penyakitnya dan selalu bertanya-tanya kapan akan sembuh (Andrean & Muflihatin, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada
DAFTAR PUSTAKA
Andrean, M.N., & Muflihatin, S. K. (2020).
Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik PP \ K 1 Denkesyah. Borneo Student Research, 1(3), 1868–1872. Retrieved from
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/arti cle/download/891/553/
Handayani, W. P., Setiawan, D. I., & Widayati, R. W. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Stres Menghadapi ObjeC\ctive Structured Clinical Examination pada Mahasiswa Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4(1), 106–111. Retrieved from
penderita diabetes mellitus. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sirait dkk (2020) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan tingkat kecemasan pada lansia yang mengalami hipertensi. Kurangnya pengetahuan tentang Covid-19 mengakibatkan hipertensi yang tidak terkontrol dikarenakan responden mengatakan takut keluar rumah, sehingga menimbulkan berbagai kekhawatiran dan kecemasan.
Pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 merupakan aspek yang sangat penting pada masa pandemi saat ini, yang meliputi penyebab Covid-19 dan karakteristik virusnya, tanda dan gejala, pemeriksaan yang diperlukan, istilah yang terkait dengan Covid-19, dan proses transmisi serta upaya pencegahannya. Pengetahuan yang baik dapat didukung oleh penerimaan terhadap informasi yang beredar di masyarakat tentang Covid-19, sehingga dengan pengetahuan yang baik maka diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya (Purnamasari & Raharyani, 2020).
SIMPULAN
Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan pada penderita diabetes mellitus.
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/J KRY/index
Hasanah, N. (2017). Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Informasi Pre Operasi Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 6(2), 48–53.
https://doi.org/10.35952/jik.v6i1.91
Kadek, N., Purnamayanti, D., Teo, G., & Deva, B. (2020). Pemberdayaan Mahasiswa Perawat Berbasis Daring Untuk Deteksi Dini Komplikasi Kaki Diabetes Di Masa Pandemi Covid19. Isbn 978-623-7482-47-5, 5, 802– 806.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
2019 MenKes/413/2020 § (2020).
Mahadi, N., Abdullah, S. N., & Baskaran, S.
(2020). A Review of Social Cognitive Theory and Self-care for Type 2 Diabetes Mellitus Patients. Business Management and Strategy, 11(1), 148.
https://doi.org/10.5296/bms.v11i1.16961
Mustafida, N. A., Diyantoro, Sundari, A. S.,
Indriati, D. W. (2022). Prevalence of
Diabetes Mellitus Comorbidity in COVID-19 Patients Treated at Selected Hospital in Surabaya. International Journal of Scientific Research in Biological Sciences, 32-34.
Nurislaminingsih, R. (2020). Layanan Pengetahuan tentang COVID-19 di Lembaga Informasi. Tik Ilmeu: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 4(1), 19.
https://doi.org/10.29240/tik.v4i1.1468
Nursalam. (2015). METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN (4th ed.; P. P. Lestari, Ed.). Retrieved from
http://ners.unair.ac. id/materikuliah/3-2Metodologi_Nursalam_EDISI 4-21
NOV.pdf
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan
PERKENI. (2020). Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ( PB PERKENI ). The Indonesian Society of Endocrinology, 1–5.
Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 33-42.
Sembiring, E. E., & Nena Meo, M. L. (2020). Pengetahuan dan Sikap Berhubungan dengan Resiko Tertular Covid-19 pada Masyarakat Sulawesi Utara. NERS Jurnal Keperawatan, 16(2), 75.
https://doi.org/10.25077/njk.16.2.75-82.2020
Sirait, H. S., Dani, A. H., & Maryani, D. R. (2020). Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 11(2), 165–169.
https://doi.org/10.38165/jk.v11i2.222
Suwandi, G. R., & Malinti, E. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Terhadap Covid-19 Pada Remaja Di SMA Advent Balikpapan. Malahayati Nursing Journal, 2(4), 677–685. https://doi.org/10.33024/manuju.v2i4.2991
Taufiqurrahman, S., Lihan, T. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan covid 19 Pada Mahasiswa Santri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. p. 78.
Tobing, C. P. R. L., & Wulandari, I. S. M. (2021). Tingkat Kecemasan Bagi Lansia Yang
Memiliki Penyakit Penyerta Ditengah
Situasi Pandemik Covid-19 Di Kecamatan Parongpong, Bandung Barat. Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980, 8(April
2021), 124–132. Retrieved from
[email protected], [email protected]
WHO. (2020). Monitoring Health for The SDGs (Vol. 2507).
Volume 10, Nomor 3, Juni 2022
257
Discussion and feedback