Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

METODE EMO DEMO DAN METODE BERMAIN PUZZLE TERHADAP CARA MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH

Nadiyah Khairiyah Aziz*, Husnul Khotimah, Sri Astutik Andayani, Kholisotin, Abdul Hamid Wahid

Program Studi Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Nurul Jadid Probolinggo *Email: [email protected]

ABSTRAK

Anak prasekolah masih belum benar cara mencuci tangan yang berakibat fatal dan bisa terserang berbagai penyakit yang mengakibatkan kematian.Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi efektifitas Metode Emo Demo dan Metode Bermain Puzzle terhadap cara mencuci tangan pada anak prasekolah di RA Raisul Anwar Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo, penelitian ini di lakukan pada bulan januari dari tanggal 21-2 februari 2019. Desain penelitian ini yaitu rancangan penelitian Quasy Eksperimen dengan pendekatan two group pre-post test design dengan jumlah sampel yaitu 56 orang, di bagi dua kelompok 28 anak memakai metode Emo Demo dan 28 anak metode Bermain Puzzle dengan menggunakan Purposive Sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan SAP dengan pemberian metode emo demo dan metode bermain puzzle. Analisa data dengan hasil Uji Wilcoxon pada kelompok metode emo demo didapatkan (Z = -4,644) dengan nilai P value = 0,000 dan hasilnya lebih kecil dari P α= 0,05 p < α, sedangkan pada kelompok metode bermain puzzle didapatkan (Z = -4,648) dengan nilai P value = 0,000 dan hasilnya lebih kecil dari P α= 0,05 p < α. Dan untuk membandingkan kelompok emo demo dan kelompok bermain puzzle menggunakan Uji Mann-Whitney dengan hasil(Z = -2,171) dengan nilai p = 0,030 dan α = 0,05, jadi metode emo demo dan metode bermain puzzle dapat meningkat pengetahuan, keterampilan anak dengan cara mencuci tangan.

Kata kunci : mencuci tangan, emo demo dan bermain puzzle

ABSTRACT

Washing an improper will be attacked by various diseases ranging from flu viruses to deadly pandemic viruses. The purpose of this study was to identify the effectiveness method of Emo Demo and the method of Playing Puzzles on how wash hands in preschoolers RA Raisul Anwar Kedung Rejoso, Kotaanyar sub-district, Probolinggo district, the research was conducted in january 21-2 february 2019. The design of this research is a quantitative and the design used is a Quasy Experiment with a two-group pre-post design test approach with a total sample 56 people, for a Emo Demo method of 28 respondents and for a Puzzle method of 28 people by using a purposive sampling. Data collection technique used the SAPmethod of Emo Demo and the method of Playing Puzzles. The data analysis used was the wilcoxon test on the Emo Demo group got an (Z = -2,171) with value P value = 0,000 and vield smaller than P α= 0,05 p < α, while in group Playing Puzzles obtained (Z = -4,648 with value P value = 0,000 and vield smaller than P α= 0,05 p < α. And to compare the Emo Demo Groups of Puzzle games used the mann-whitney test got an (Z = -2,171) with resultp = 0,030 and α = 0,05 so the emo demo method and puzzle playing method can improve the knowledge of the behavior and habits of children washing their hands.

Password : Washing Hand, Method Emo Demo and Method Playing Puzzle

PENDAHULUAN

Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan tidak benar akan berakibat fatal terserang berbagai penyakit seperti : Cacingan, TB, infeksi tangan, mulut, ISPA, diare, hingga penyakit mematikan karena kuman masih menempel pada tangan akan mengakibatkan gangguan kesehatan yang paling rentan terjadi pada anak (Rahayu, 2016). kedua tangan merupakan salah satu jalan utama

masuknya penyakit ke dalam tubuh sebab tangan untuk memegang makanan, benda, dan segala sesuatu (Dadang, 2015). Mencuci tangan dengan air dan sabun cara sederhana untuk mencegah virus ISPA, mulai dari virus flu hingga virus pandemik

yang mengakitbatkan kematian (Isaa, 2017 ).

Metode bermain puzzle adalah suatu komponen dari suatu strategi dimana konselor menyediakan permainan puzzle cara mencuci tangan, sehingga

berpengaruh pada perkembangan motorik halus anak, karena dapat mengkoordinasi gerak mata dan tangan anak, dengan tanpa mereka sadari motorik halus mereka terus terlatih (Maghfuroh, 2018). Mencuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga 47%, juga telah merencanakan setiap tanggal 15 oktober, sebab Ketidak patuhan mencuci tangan berdampak besar pada kesehatan menyebabkan munculnya penyakit seperti diare yang merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan infeksi saluran pernapasan adalah penyebab utama kematian pada anak balita. Tindakan hand hygiene mampumengurangi kuman/bakteri yang menempel di tangan sehingga mengurangi prevalensi munculnya penyakit (Kemenkes, 2014).

Didunia sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang seperti di indonesia masih sangat rendah , diperkirakan lebih dari 3-10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar 20% meninggal karena infeksi diare (RI, 2011). Hasil kegiatan pemantauan dinas kesehatan provinsi jawa timur perilaku hidup bersih dan sehat melalui hasil survey tatanan Rumah terendah berada di tahun 2016 sebesar 82%, jadi penggunaan oralit dalam 6 tahun terakhir mengalami peningkatan (Kemenkes , 2016).

Manfaat dari mencuci tangan suatu proses yang mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan (Saptiningsih, 2013). Cuci tangan menghilangkan mikroorganisme yang menempel di tangan. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, tanpa sabun kotoran dan kuman masih menempel pada tangan (Proverawati, 2012). Mengembangkan cara mencuci tangan yang awalnya tidak terbiasa hanya pengetahuan sendiri dengan menggunakan metode emo demo dan metode puzzle untuk mempermudah anak usia 4-7 thn untuk mengimplementasikan dengan benar, sehingga anak usia prasekolah dapat

memberikan manfaat berupa terwujudnya prilaku hidup bersih dan sehat yaitu salah satunya dengan mencuci tangan. Sehingga angka kesehatan bisa teratasi, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit, menjaga kesehatan, terciptanya kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sekitarnya sesuai dengan karakteristik anak usia dini secara umum yang suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, sllu ingin tahu (suka bertanya), banyak gerak, dll (Aisyah, 2017).

Awal masa prasekolah ini merupakan masa yang ideal untuk mengembangkan keterampilan (Astutik, 2000). Anak belajar dan diajar oleh lingkungan mengenal bagaimana ia harus bertingkah laku yang baik dan tidak baik, lingkungan dapat berarti salah satunya yaitu orangtua, guru, masyarakat dan teman-temannya (Santosa, 2011). Metode demonstrasi dengan menunjukan atau memperlihatkan suatu proses sehingga siswa melihat, menghormati, mendengar, dan merasakan proses yang di pertunjukan oleh guru. pada saat dilakukan metode demonstrasi, anak antusias untuk mengikuti gerakan (Ferina, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dilakukan oleh Dahlia Indah Amareta, dan Efri Tri Ardianto yang berjudul “Penyuluhan Kesehatan Metode Emo Demo Efektif Meningkatkan CTPS di MI Al-Badri Kalimas Kabupaten Jember” dimana hasil menunjukkan Metode Emo Demo berhasil meningkatkan pengetahuan dan praktik CTPS pada siswa-siswi MI Al-Badri (Amareta, 2017). Penelitian dilakukan oleh Sunardi dan Faqih Ruhyanuddin dengan judul “Perilaku Mencuci Tangan Berdampak pada Insiden Diare pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Malang”. Hubungan antara perilaku cuci tangan dengan insiden diare secara statistik membuktikan ada hubungan yang signifikan antara prilaku cuci tangan dan insiden diare(Sunardi,

2017). Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas kotaanyar tahun 2018 untuk cuci tangan pakai sabun masih 79% dan prilku hidup bersih dan sehat sangat rendah 20%.

Adanya metode emo demodan metode bermain puzzlepada anak prasekolah (4-7 tahun) di harapkan untuk merubah sikap dan tingkah laku anak juga untuk menambah pengetahuan ibu, dan guru di sekolah tentang cara mendidik atau mengajarkan cara mencuci tangan pada anak yang benar dan baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan pendekatan two group pre-post test design.Dengan menggunakan teknik purposive sampling,Variabel independen dalam penelitian ini metode emo demo dan metode bermain puzzle dan Variabel dependen cara mencuci tangan anak prasekolah.Sampel sebanyak 56 anak, di bagi 2 kelompok 28 menggunakan metode emo demo dan 28 metode bermain puzzle.Penelitian ini dilakukan pada anak prasekolah di RA Raisul Anwar Kedung Rejoso Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo, penelitian di lakukan pada tanggal 21 januari sampai 2 februari 2019. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pre-post testemo demo dan bermain puzzle. Sedangkan untuk mengetahui perubahan rata-rata sikap dan keterampilan pre-post test responden yaitu menggunakan uji wilcoxon untuk mengetahui perubahan sebelum dan sesudah diberi penyuluhan, mann-whitney untuk membandingkan 2 variabel atau kelompok, lebih efektif yang mana antara kedua metode tersebut sesudah di beri perlakuaan.

Proses pengambilan sampel peneliti melihat anak yang berumur 4-7 tahun, anak yang komperatif yaitu anak yang

sering masuk kelas dan orang tua yang sudah mengisi Informed Consent dan sesuai dengan inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi : anak usia 4-7 tahun yang bersedia menjadi responden, anak usia 4-7 tahun yang tidak cacat (mempunyai kelainan, sehat jasmani dan rohani. Kriteria eksklusi: anak usia 4-7 tahun yang pada saat penelitian absen dari sekolah, sakit, cacat, tidak bersedia menjadi responden.

Penilaian lembar observasi cara mencuci tangan yang benar menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap pertanyaan. Dimana terdapat 7 pertanyaan yaitu diantaranya : (1)basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut, (2) usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian, (3) jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih, (4) bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan, (5) gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, (6) letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan, (7) bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik umur responden pada kelompok metode emo demo mayoritas berumur 5 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dan pada kelompok metode bermain puzzle mayoritas berumur 4 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanding/ sama jumlahnya. Sedangkan tingkat pendidikan pada kedua kelompok mayoritas SMA.

Tabel 1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.

Karakteristik responden

Kelompok Intervensi Metode Emo Demo

Kelompok Intervensi Metode Bermain Puzzle

f

%

f

%

Umur

4 Tahun

7

25

10

35,7

5 Tahun

8

28,6

8

28,6

6 Tahun

7

25

4

14,3

7 Tahun

6

21,4

6

21,4

Jenis kelamin

Laki-Laki

16

57,1

14

50

Perempuan

12

42,9

14

50

Pendidikan

SMP

4

14,3

9

32,1

MTS

5

17,9

5

17,9

SMA

12

42,9

10

35,7

MA

5

17,9

4

14,3

S1

2

7,1

0

0


Tabel 2.

Hasil uji statistik wilcoxonpre test (sebelum) dan post test (sesudah) diberikan metode emo demo pada anak prasekolah (n= 28)

Metode Emo Demo

Mean Rank

Sum Of Rank

P Value

Pre test

0,00

0,00

0,000

Post test

14,50

406,00


Berdasarkan tabel 2. hasil uji statistik ada peningkatan cuci tangan anak antar pre testdan post test dengan sejumlah 28 responden mereka mencuci tangan sesuai dengan pengetahuan masing-masing individu. Pada saat dilakukan pre test menggunakan lembar observasi menggunakan metode emo demo anak hanya bisa melakukan teknik mencuci tangan tahap 1 (telapak tangan) ada sejumlah 18 responden dan anak yang sampai tahap 2 (punggung tangan) ada 10 responden, dan Pada saat di lakukan post test dapatkan hasil kategori Benar ada 7

responden melakukan cara mencuci tangan dengan benar 7 langkah , kategori Kurang Benar ada 12 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar sampai tahap ke 4 atau sampai pada tahap mengunci dan kategori Salah ada 9 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar 2 langkah/sampai pada teknik menggosok punggung tangan, Dapat di simpulkan sesudah menggunakan metode emo demo ada peningkatan pengetahuan, prilaku dan kebiasaan anak mencuci tangan dengan benar dan baik.

Tabel 3.

Hasil uji statistik wilcoxon pre test (sebelum) dan post test (sesudah) diberikan metode


bermain puzzle pada anak prasekolah (n=28)

Metode Bermain Puzzle

Mean Rank

Sum Of Rank

P Value

Pre test

0,00

0,00

0,000

Post test

14,50

406,00


Berdasarkan tabel 3 hasil uji statistik ada peningkatan cuci tangan anak antar pre test dan post test dengan sejumlah 28 responden mereka mencuci tangan sesuai dengan pengetahuan masing-masing individu. Pada saat dilakukan pre test menggunakan lembar observasi menggunakan metode bermain puzzle anak hanya bisa melakukan teknik mencuci tangan tahap 1 (telapak tangan) ada sejumlah 20 responden dan anak yang sampai tahap 2 (punggung tangan) ada 8 responden, dan

Pada saat di lakukan post test dapatkan hasil kategori Benar ada 12 responden melakukan cara mencuci tangan dengan benar 7 langkah , kategori Kurang Benar ada 14 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar sampai tahap ke 4 atau sampai pada tahap mengunci dan kategori Salah ada 2 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar 2 langkah/ sampai pada teknik menggosok punggung tangan, Dapat di simpulkan sesudah menggunakan metode bermain puzzle ada peningkatan pengetahuan, prilaku dan kebiasaan anak mencuci tangan dengan benar dan baik. Salah satu upaya meningkatkan keterampilan anak adalah melalui penyuluhan kebersihan tangan yang hasilnya diharapkan dapat merubah keterampilan anak menjadi lebih baik, keberhasilan suatu penyuluhan cara mencuci tangan yang benar juga tidak lepas dari peran sebuah media yang sesuai dengan sasaran responden yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penyuluhan cara mencuci tangan yang benar yang digunakan adalah metode emo demo dan metode bermain puzzle, dari kedua metode tersebuh sama-sama efektif untuk pembelajaran cara mencuci tangan pada anak, hanya saja yang paling efektif antara kedua metode tersebut yaitu metode bermain puzzle karena pada metode ini anak lebih fokus pada saat di merangkai potongan-potongan puzzle jadi membuat anak mudah di ingat, sehingga anak mudah

untuk mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan anak tidak mudah bosan ketika bermain puzzle, pembelajaran ini dilakukan selama 2 minggu rata-rata semua anak bisa melakukan cuci tangan dengan benar.

PEMBAHASAN

Metode Emo Demo

Sesudah di berikan penyuluhan menggunakan Metode Emo Demo pada anak prasekolah di RA Raisul Anwar Kecamatan Kotaanyar dengan sejumlah 28 responden setelah itu anak langsung memperaktekkan cara mencuci tangan sesuai dengan pemahaman masing-masing individu. Pada saat di lakukan penilain menggunakan lembar observasi di dapatkan hasil kategori baik ada 7 responden melakukan cara mencuci tangan dengan benar 7 langkah , kategori cukup ada 12 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar sampai tahap ke 4 atau sampai pada tahap mengunci dan kategori kurang ada 9 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar 2 langkah/ sampai pada teknik menggosok punggung tangan, hasil yang di dapat nilai rata-rata post test 14,50. Dapat di simpulkan bahwa sesudah di berikan penyuluhan cuci tangan menggunakan Metode Emo Demo, responden mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Setelah dilakukan pre test dan post test, dan di uji wicoxon di dapatkan nilai signifikan 0,00 (Z = -4,644) dengan nilai P Value = 0,000 lebih kecil dari pada p α = 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha di terima yang berarti ada pengaruh atau terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test (sebelum) dan post test (sesudah) di berikan penyuluhan Metode Emo Demo. Dengan demikian, di perlukan Metode Emo Demo agar anak lebih mudah memahami/mempelajari, lebih gampang dimengerti dan lebih mudah di ingat sehigga anak bisa melakukan cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Penelitian ini di perkuat oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Dahlia Indah Amareta, dan Efri Tri Ardianto yang berjudul “Penyuluhan Kesehatan Metode Emo Demo Efektif Meningkatkan CTPS di MI Al-Badri Kalimas Kabupaten Jember” dimana hasil uji statistic Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden setelah diberikan intervensi dengan hasil α = 0,05 artinya penyuluhan kesehatan dengan Metode Emo Demo berhasil meningkatkan pengetahuan dan praktik CTPS pada siswa-siswi MI Al-Badri (Amareta, 2017).

Penelitian ini juga di lakukan oleh Puji Rahayu, dan Ummah dengan judul “Metode Demonstrasi Mencuci Tangan Anak Tunagrahita Ringan” rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan desain time series dan analisis data menggunakan uji wilcoxon, didapatkan hasil yang dihitung secara manual sehingga menghasilkan kesimpulan To = 0 < T = 1, maka Ho ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Metode Demonstrasi berpengaruh terhadap kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita ringan (Rahayu, 2016).

Saat melakukan penyuluhan kesehatan, peneliti menggunakan metode emo demo sebagai alat pembelajaran cara mencuci tangan yang benar. Dengan menggunakan media yang menarik dan anak lebih mudah menerima dengan baik. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar di perlukan media yang menarik agar anak tidak cepat memahami dan tidak bosan. Metode Emo Demo merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan anak bilamana dilakukan secara benar. Mmanfaat dari metode emo demo dapat berguna untuk ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak dan juga dapat meningkatkan daya pikir anak terutama dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen, dalam berfikir evaluatif (Moeslichatoen, 2004).

Pemberian penyuluhan kesehatan merupakan metode yang mudah dan efektif untuk meningkatkan perilaku atau keterampilan anak. Penyuluhan kesehatan tentang cara mencuci tangan yang benar dapat berpengaruh dalam meningkatkan perilaku anak untuk mencuci tangan yang benar di RA Raisul Anwar Kecamatan Kotaanyar, Probolinggo. Dari uraian di atas di perkuat oleh penelitian sebelumnya, yang di lakukan oleh Sunardi dan Faqih Ruhyanuddin dengan judul “Perilaku Mencuci Tangan Berdampak pada Insiden Diare pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Malang”. Pada anak usia sekolah 3-7 tahun di kabupaten malang dalam kategori tinggi (3%). Hubungan antara perilaku cuci tangan dan insiden terdapat hubungan yang signifikan antara prilaku cuci tangan dan insiden diare, sesudah diberi pengajaran insiden diare pada anak menjadi menurun hampir 100% (Sunardi, 2017).

Peneliti ini juga pernah dilakukan oleh Haryati, Mardjan, dan Ridha (2013) tentang “Efektifitas Metode Demonstrasi dalam Penerapan Praktek Cuci Tangan di Paud Al-Barkie Kecamatan Pontianak Barat 2013” bahwa ada perubahan pola perilaku cuci tangan pada anak sebelum diberikan perlakuan dengan perilaku anak sesudah diberikan perlakuan.

Metode Bermain Puzzle

Sesudah di berikan perlakuan menggunakan Metode Bermain Puzzle pada anak prasekolah di RA Raisul Anwar Kecamatan Kotaanyar selama 2 minggu dengan sejumlah 28 responden setelah itu anak memperaktekkan cara mencuci tangan sesuai dengan pemahaman masing-masing individu. Pada saat di lakukan penilain menggunakan lembar observasi di dapatkan hasil kategori benar ada 12 responden melakukan cara mencuci tangan dengan benar 7 langkah ,kategori kurang benar ada 14 anak yang melakukan cara mencuci tangan benar sampai tahap ke 4 atau sampai pada tahap mengunci dan kategori salah ada 2 anak yang melakukan

cara mencuci tangan benar 2 langkah/sampai pada teknik menggosok punggung tangan, hasil yang di dapat nilai rata-rata post test 14,50. Dapat di simpulkan bahwa sesudah di berikan perlakuan menggunakan Metode Bermain Puzzle, terdapat pengaruh terhadap cara mencuci tangan anak menjadi lebih baik dan di lakukan secara benar.

Setelah dilakukan pre test dan pos test, peneliti menggunakan uji wicoxon di dapatkan nilai signifikan 0,00 (Z = -4,648) dengan nilai P Value = 0,000 lebih kecil dari pada p α = 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha di terima yang berarti ada pengaruh Metode Bermain Puzzle terhadap cara mencuci tangan yang benar pada anak. Dengan demikian, di perlukan Metode tersebut motorik halus anak semakin terasah maka anak akan lebih mudah mengingat teknik mencuci tangan dengan benar, dan lebih semangat mempelajari sebab pada masa anak pra sekolah lebih cenderung bermain, dari pada belajar.

Penelitian ini diperkuat peneliti sebelumnya yang di lakukan oleh Lilia maghfuroh “Metode Bermain Puzzle Berpengaruh pada Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah”. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh metode bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus diketahui p sign = 0,001 dimana nilai signifikan p < 0,05 jadi metode bermain puzzle dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak (Lilis, 2018).

Bermain puzzle juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak seperti penelitian yang di lakukan oleh Husnul Khatimah dengan judul “Meningkatkan Kognitif Anak Usia 3-7 tahun melalui Media Puzzle terhadap cara mencuci tangan pada kelompok B TK Tunas Harapan”. Berdasarkan hasil uji statistik disimpulkan (p value < 0,05) ada pengaruh cuci tangan dengan metode bermain puzzle dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK (Khatimah, 2018)

Penelitian ini di perkuat oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Zakarya, dan susanto yang berjudul “ Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Bersih dengan Metode Bermain Puzzle terhadap Kemampuan Melakukan Cuci Tangan Anak Tunagrahita di SDLB-C TPA Kabupaten Jember” hasil uji statistik menunjukkan terdapat adanya pengaruh pelatihan cuci tangan bersih dengan metode bermain puzzle terhadap kemampuan melakukan cuci tangan anak tunagrahita dengan hasil uji statistic ( p value < 0,05 ), berdasarkan hasil yang diketahui bahwasannya pelatihan cuci tangan menggunakan metode bermain puzzle mampu mengubah kemampuan serta kebiasaan anak mencuci tangan dengan baik (Zakarya, 2016).

SIMPULAN

Pemberian Metode Emo Demo pada anak prasekolah di dapatkan nilai rerata terhadap cara melakukan teknik mencuci tangan dengan di dapatkan nilai rata-rata 14,50 juga di dapatkan nilai signifikan 0,00 (Z = -4,644) dengan nilai P Value = 0,000 lebih kecil dari pada p α = 0,05 yang artinya H0 di tolak dan Ha di terima yang berarti ada pengaruh dan terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test (sebelum) dan post test (sesudah) di berikan metode emo demo.

Pada kelompok Metode Bermain Puzzle di dapatkan nilai rata- rata 14,50 juga di dapatkan nilai signifikan 0,00 (Z = -4,648) dengan nilai P Value = 0,000 lebih kecil dari pada p α = 0,05 yang artinya H0 di tolak dan Ha di terima yang berarti ada pengaruh dan terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test (sebelum) dan post test (sesudah) di berikan metode bermain puzzle.

Hasil uji Mann-Whitney pada Anak saat mencuci tangan dengan menggunakan Metode Emo Demo dan Metode Bermain Puzzle, menunjukkan nilai P value 0,030 (P<0,05) yang artinya terdapat perbedaan antara Metode Emo Demo dengan Metode Bermain Puzzle pada anak prasekolah.

Kedua perlakuan tersebut anak lebih cenderung bisa melakukan peraktek cuci tangan dengan baik menggunakan metode bermain puzzle sebab pada masa anak lebih banyak bermain jadi membuat anak lebih semangat, membuat anak menjadi tidak membosan dalam pembelajaran dan jugak membuat anak tidak jenuh, pada permainan puzzle waktu perlakuaannya cukup lama di berikan selama 2 minggu, jadi membuat daya ingat anak semakin terasah untuk teknik mencuci tangan, jika semakin lama waktu perlakuan maka semakin kuat daya ingat pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, U. S. U. (2016). Metode Demonstrasi Mencuci Tangan Anak Tunagrahita Ringan. Ortopedagogia, 2(1), 27–28.

Dadang, K. (2015). Pemberian Health Education Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah, 07(02).

Isaa c, Cairncross FS.A review of studies of hand-washing practices in the community during and after the SARS outbreak in 2003. International Journal of Enviromental Health Research. 2007;17(3):161-83

Maghfuroh, L. (2018). Metode Bermain Puzzle Berpengaruh Pada Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah. Endurance, 3(1), 55–60.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan    Indonesia.    Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI.

WHO guidelines on hand hygiene in health care first global patient safety challenge. Switzerland: WHO Press; 2009.

RI, kementerian kesehatan. (2011). Pusat Data Dan Informasi Kementrian

Kesehatan RI. Jakarta Selatan.

Kemenkes RI. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat IRT. Jakarta: Kementrian Kesehatan Provinsi Jawa Timur; 2016.

Saptiningsih, M. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubngan Dengan Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 03 Kertajaya Padalangan, (2009).

Proverawati, Atikah & Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika.

Aisyah,N. (2017). Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok B, 1–8.

Astutik. (2000). Peran Orang Tua Terhadap Perkeit’ba],Igan Anak Usia Prasekolah, jurnal keperawatan.

Santosa, E. P. H. S. A. B. (2011). Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kebiasaan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Siwi Peni Guntur Demak, jurnal keperawatan 4(2), 106–120.

Rasjid, S. (2011). Fiqih Islam. (M. bakr. Drs lisufyana, Ed.) (h. anwar ab). bandung: sinar baru algensindo.

Ferina, F, 2013, Efektifitas Demonstrasi dan Bernyayi Lagu Cuci Tangan Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pada Anak Prasekolah di TK PGRI 38 Semarang, 1–10.

Amareta, D. I. (2017). Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Emo Demo Efektif Meningkatkan Praktik CTPS di MI Al-Badri Kalisat Kabupaten Jember. Ristekdikti, 246– 250.

Sunardi. (2017). Perilaku Mencuci Tangan

Berdampak Pada Insiden Diare Pada Anak

Usia Sekolah Di Kabupaten Malang. Http://Ejournal.Umm.Ac.Id/Index.Ph p/Keperawatan/Issue/View PERILAKU, 8, 85–95.

Gusti, A.N., (2017). Hubungan Persepsi Hambatan Dan Persepsi Manfaat Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun.

Supartini, Y., (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta EGC.

Zakarya, N,. (2016). Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Bersih dengan Metode Bermain Puzzle terhadap Kemampuan Melakukan Cuci Tangan Anak Tunagrahita di SDLB-C TPA Kabupaten Jember, Ability to Wash Hands of Children with Mental Retardation at SDLB-C TPA in Jember, Pustaka Kesehatan, 4(3), 1– 5.Poter, P. &. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.

Wati, N., (2017). Pengaruh Intervensi Penanyangan Video Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang Cuci Tangan Pakaian Sabun Pada Siswa SDN 10 Kabawo Tahun 2016. Ilmiyah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(5), 1–12.

Fauzia, N., 2018, Penyuluhan Dan Demonstrasi Latihan Hand Hygiene Pada Siswa SMA Negeri 1 Kembang Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kebunpaten Pidie, Pengabddian Kepada Masyarakat, 1(1), 18–21.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. (Asdi Mahasatya, Ed.). Jakarta: Rineka Cipta.

Lilis, M, 2018, Metode Bermain Puzzle Berpengaruh Pada Perkembangan

Motorik Halus Anak Usia Prasekolah. Endurance, 3(1), 55–60.

Khatimah, H, 2018, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Media Puzzle Pada Kelompok B TK Tunas Harapan, Early Childhood Education Indonesian Journal, 1(1), 20–26.

Haryati, R.P., 2013, Efektifitas Metode Demonstrasi dalam Penerapan Praktek Cuci Tangan di Paud Al-Barki Kecamatan Pontianak Barat.

Volume 7, Nomor 1, April 2019

44