Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN ZAT BESI PADA IBU HAMIL

Siantarini*, Putu Krisna, Suratiah, Indah Mei Rahajeng

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

*Email: krisna.siantarini@gmail.com

ABSTRAK

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum terjadi selama kehamilan. Anemia pada kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan kesehatan ibu. Pencegahan anemia sangat penting untuk diketahui oleh wanita hamil dalam hal pengetahuan tentang anemia dan perilaku kepatuhan zat besi selama kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang anemia dengan perilaku pemenuhan zat besi ibu hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan. Korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah 64 ibu hamil yang melakukan perawatan antenatal di Klinik Rawat Jalan Ibu dan Anak di Puskesmas IV Denpasar Selatan. Uji statistik menggunakan Rank Spearman yang hasil penelitian ini adalah bahwa nilai p = 0,000 (p <0,05) dan nilai r = 0,793. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan arah yang kuat antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan perilaku pemenuhan zat besi ibu hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan.

Kata kunci: pengetahuan, anemia, perilaku pemenuhan zat besi

ABSTRACT

Iron deficiency anemia is the most common type of anemia that occurs during pregnancy. Anemia in pregnancy could affect fetal development and maternal health. Prevention of anemia is very important to be known by pregnant women in terms of knowledge about anemia and iron compliance behavior during pregnancy. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about anemia with the iron fulfillment behavior of pregnant women in Community Health Centre IV of South Denpasar. Descriptive correlation with cross sectional approach used in this research. The samples in this study were 64 pregnant women who did antenatal care at Maternal And Child Outpatient Clinic in Community Health Center IV Of South Denpasar. The statistic test used the Spearman Rank which the result of this study was that the p value = 0,000 (p<0,05) and the r value = 0,793. It could be concluded that there was a significant relationship and a strong direction between the level of knowledge about the anemia with the iron fulfillment behaviour of pregnant women in Community Health Centre IV of South Denpasar.

Keywords: knowledge, anemia, iron fulfillment behaviour

PENDAHULUAN

Anemia merupakan suatu masalah gizi yang tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara maju yang diperkirakan mencapai dua milyar, dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia merupakan 10 besar masalah kesehatan dalam beberapa tahun ini. Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia adalah ibu hamil. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi yang dialami oleh seorang calon ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2007).

WHO melaporkan prevalensi anemia pada ibu hamil yang tertinggi adalah di Asia Tenggara sebesar 75%. Prevalensi di Indonesia termasuk dalam kategori sedang (20-39%) (UN-SCN dalam Briawan, 2013).

Anemia dalam kehamilan merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu yang terjadi sebesar 51% di Indonesia (Depkes, 2007).

Secara global sekitar 529,000 masih terjadi kematian ibu setiap tahunnya (Indonesian Public Health, 2014). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, berdasarkan hasil laporan dari seluruh Dinas Kesehatan Provinsi di Indonesia, AKI Indonesia mencapai 119/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI dari 228 di tahun 2007 menjadi 359/100.000 KH di tahun 2012 (Badan Pusat Statistik, 2012). Dalam Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Denpasar Tahun 2012 menunjukkan AKI sebesar 89,67/100.000 KH (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2012).

Sebesar 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan yang di sebabkan oleh defesiensi zat besi dan perdarahan akut, dan berdasarkan penelitian Chi, angka kematian ibu sebesar 70% untuk ibu yang mengalami anemia dan 19,7% untuk ibu hamil yang non anemia (Amirudin, 2007). Anemia dalam kehamilan dapat terjadi karena kurangnya asupan zat besi, kehilangan darah saat persalinan sebelumnya, dan penyakit-penyakit kronik (Mochtar, 2004). Asupan zat besi yang kurang di awal kehamilan akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin menjadi terhambat sehingga janin mengalami gangguan (Kristiyanasari, 2010).

Jenis anemia yang sering dialami ibu hamil adalah defisiensi zat besi (Prawiroharjo, 2009). Berdasarkan laporan WHO, ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi sekitar 35%-75%, dan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (Ibrahim dan Proverawati, 2011). Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1% berdasarkan laporan Riskesdas (2013). Data di Bali, khususnya kota Denpasar menunjukkan jumlah ibu hamil yang

menderita anemia sebesar 310 orang (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2013).

Anemia defisiensi besi mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan ibu maupun janinnya, antara lain berisiko mengalami prematuritas, peningkatan morbiditas dan mortalitas fetomaternal (Allen, 2007). Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan zat besi selama masa kehamilan diantaranya diet tinggi zat besi dan pemberian suplementasi besi (Ani, 2013).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi zat besi salah satunya faktor pengetahuan (Depkes dalam Handayani, 2013). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan Kepala Bagian Poli KIA pada tanggal 22 November 2014, diperoleh data dari bulan Januari hingga November 2014, angka kunjungan ibu hamil dengan kadar Hb <11g/dl tercatat sebanyak 100 kunjungan. Dari 5 orang ibu hamil yang diwawancara, 4 orang mengatakan tidak tahu tentang anemia dalam masa kehamilan dan menyatakan bahwa tidak rutin mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging merah, ikan, kuning telur, kacang-kacangan, tempe, dan sayuran hijau.

Mengingat begitu seriusnya akibat yang bisa timbul oleh adanya anemia selama kehamilan serta masih kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Puskesmas IV Denpasar Selatan maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional (hubungan dan asosiasi). Populasi yang diteliti adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Poli KIA Puskesmas IV Denpasar Selatan sejumlah 76 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non Probability Sampling dengan teknik Consecutive Sampling. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas IV Denpasar Selatan dengan usia kehamilan pada trimester I, II, dan III serta bersedia menjadi responden. Sedangkan pasien dieksklusikan apabila dalam kondisi tidak sehat dan mengalami penyakit penyerta selama masa kehamilan seperti diabetes mellitus, pre eklamsi/eklamsi, dan penyakit jantung serta memiliki riwayat antepartum bleeding (plasenta previa, abortus imminens).

Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan sampel sehingga diperoleh sampel sejumlah 64 orang dan telah memenuhi kriteria inklusi.

Instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini berupa kuesioner tingkat pengetahuan tentang anemia dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ FFQ). Pada kuesioner tingkat pengetahuan tentang anemia terdapat 22 pertanyaan yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan pearson product moment. Hasil uji kuesioner menunjukkan terdapat 20 pertanyaan yang valid dan reliabel.

Setelah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian, peneliti melakukan serangkaian persiapan kemudian mencari responden penelitian sesuai dengan kriteria inklusi. Setelah jumlah responden terpenuhi,

peneliti memberikan penjelasan terkait proses penelitian kepada setiap responden. Setelah menyatakan setuju untuk mengikuti penelitian, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

Setiap responden diminta untuk mengisi data umum responden dan kuesioner tingkat pengetahuan tentang anemia. Setelah selesai menjawab kuesioner, peneliti melakukan wawancara terkait bahan makanan yang dikonsumsi oleh responden dalam satu bulan terakhir yang selanjutnya didokumentasikan dalam SQ FFQ. Kemudian kedua data diolah dengan program komputer.

Analisis univariat dilakukan pada karakteristik responden yaitu usia, tingkat pendidikan, gravida, dan usia kehamilan. Sedangkan analisis bivariat untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan derajat kesalahan mencapai 5% dan dilakukan penilaian koefisien korelasi untuk melihat kuatnya hubungan kedua variabel.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 27 April sampai dengan 27 Mei 2015 di Poli KIA Puskesmas IV Denpasar Selatan. Karakteristik dasar responden penelitian diperlihatkan pada Tabel 1. Umur responden terbanyak yaitu rentang umur 21-35 tahun dengan jumlah 55 orang (85,9%). Tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SMA dengan jumlah 30 orang (46,9%). Gravida responden terbanyak yaitu gravida ke-1 dengan jumlah 41 orang (64,1%). Usia kehamilan responden terbanyak yaitu berada ada trimester II dengan jumlah 28 orang (43,8%).

Tabel 1

Gambaran Karakteristik Dasar Responden Penelitian

Karakteristik

f

%

Umur

- <20 tahun

4

6,2

- 21-35 tahun

55

85,9

- >35 tahun

5

7,8

Tingkat Pendidikan

SD

6

9,4

SMP

7

10,9

SMA

30

46,9

DIPLOMA/SARJANA

21

32,8

Gravida

1

41

64,1

2

16

25

3

5

7,8

4

2

3,1

Usia Kehamilan

I

10

15,6

II

28

43,8

III

26

40,6

Total

64

100

Gambaran perilaku pemenuhan kebutuhan

tabel 2. Hasil penelitian

menunjukkan

zat besi pada responden diperlihatkan pada

pengetahuan responden terbanyak termasuk

tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan

dalam kategori baik dengan jumlah 37 orang

perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi

(57,8%).

terbanyak termasuk dalam kategori baik

dengan jumlah 41 orang (64,1%).

Data Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan

Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada responden diperlihatkan pada

Tabel 2.

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Responden

Tingkat Pengetahuan

F

%

Baik

37

57,8

Cukup

13

20,3

Kurang

14

21,9

Data Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan

Adapun gambaran perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi pada respondendisajikan pada table 3.

Tabel 3.

Gambaran Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi Pada Responden

Perilaku Pemenuhan

f

Persentase (%)

Baik

41

64,1

Kurang

23

35,9

Hasil Analisis Data Bivariat

Nilai korelasi Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi pada responden diperlihatkan pada tabel 4. Dalam tabel tampak nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Oleh karena p<0,05 berarti Ho ditolak yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

Nilai koefisien korelasi (r) menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,793

dengan nilai positif, maka dinyatakan ada korelasi atau hubungan berbanding lurus yang kuat yang berarti bahwa semakin baik tingkat pengetahuan tentang anemia maka semakin baik pula perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan.

Tabel 4

Nilai korelasi tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil

Variabel                           Nilai p                Nilai r

Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada

Ibu Hamil                       0,000              0,793**

Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi

PEMBAHASAN

Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat kembali kejadian atau peristiwa yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja setelah dilakukan pengamatan atau penginderaan pada suatu obyek tertentu yang dapat menjadi bagian penting untuk terbentuknya suatu tindakan (Notoatmodjo, 2007). Sebagian besar responden (57,8%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini disebabkan karena responden sudah memiliki informasi terkait anemia dalam kehamilan diantaranya pengertian, penyebab dan gejala klinis, efek anemia, dan sumber-sumber makanan yang mengandung zat besi. Selain itu, informasi terkait anemia dalam kehamilan diperoleh dari petugas puskesmas setelah menjalani pemeriksaan kadar Hb, dari media seperti majalah dan internet, dan seminar kesehatan yang pernah diikuti.

Hasil ini didukung oleh penelitian Setyaningsih (2008), yang menyatakan sebagian besar responden (54,90%)

memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut, perbedaan wilayah tidak menjadi masalah bagi ibu hamil dalam memperoleh informasi terkait anemia. Berbagai jenis media sudah mampu diakses untuk memperoleh informasi, salah satunya internet.

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa beberapa responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup (20,3%) dan kurang (21,9%) yang disebabkan responden tidak mengetahui secara benar terkait anemia dalam kehamilan. Dari data yang diperoleh melalui kuesioner tingkat pengetahuan tentang anemia, banyak responden yang kurang tepat dalam menjawab beberapa topik kuesioner. Keterbatasan informasi yang dimiliki oleh responden dengan tingkat pengetahuan cukup dan kurang kemungkinan disebabkan karena faktor internal responden seperti cuek terhadap kondisi kehamilan dan kurangnya kemampuan mengakses

informasi baik di media massa dan elektronik.

Selain media yang memberikan informasi dalam menambah pengetahuan responden, terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan diantaranya umur, pekerjaan, pendidikan, informasi, minat, pengalaman, dan lingkungan (Utama, 2006; Mubarak, 2006; Notoatmodjo, 2010). Frekuensi kehamilan (gravida) dan usia kehamilan merupakan suatu karakteristik yang juga termasuk faktor pendukung yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden.

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus yang dapat diamati dan mempunyai tujuan baik disadari maupun tidak dan merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan dan Dewi, 2010). Sebagian besar responden (64,1%) memiliki perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi yang baik karena sebagian besar responden mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi diantaranya: bahan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lainnya (susu dan tablet Fe).

Konsumsi bahan makanan responden sangat bervariasi mengingat selera makan setiap orang berbeda-beda. Total asupan zat besi responden dalam penelitian ini termasuk kategori baik karena selain mengonsumsi bahan makanan tinggi zat besi, responden juga mengonsumsi tablet Fe sesuai dosis yang memang diberikan oleh petugas Puskesmas maupun dokter spesialis dimana responden melakukan pemeriksaan sebelumnya.

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa beberapa responden memiliki perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi yang kurang (35,9%), dimana sebagian besar responden tidak mengonsumsi bahan makanan dengan zat besi tinggi dan tidak mengonsumsi tablet Fe sehingga perhitungan asupan konsumsi zat besi per hari diperoleh hasil yang tergolong rendah. Selain itu, kecenderungan memilih bahan makanan yang sesuai keinginan responden

dan tergolong dalam bahan makanan yang rendah zat besi menyebabkan perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi responden tergolong kurang.

Dalam penelitian ini, selain karena kurangnya asupan makanan zat besi tinggi dan tablet Fe, terdapat pula faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi konsumsi makanan responden diantaranya: jenis ras, jenis kelamin, fisik, kepribadian, bakat, intelegensi, pengetahuan, lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi, dan kebudayaan. Frekuensi kehamilan (gravida) dan usia kehamilan merupakan suatu karakteristik yang juga termasuk faktor pendukung yang dapat mempengaruhi perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi pada responden.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2010). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (57,8%) memiliki tingkat pengetahuan tentang anemia tinggi dan memiliki perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi yang baik. Secara umum perilaku yang baik cenderung menyebabkan penurunan suatu risiko masalah kesehatan atau mengurangi kondisi kesakitan yang telah dialami. Tingginya perilaku ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan zat besi selama masa kehamilan mencerminkan rendahnya peluang untuk terjadinya anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan semakin menambah pengetahuan ibu hamil dalam memahami anemia selama kehamilan, karena pengetahuan memiliki peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil memiliki perilaku yang baik dalam memenuhi kebutuhan zat besi. Pernyataan tersebut didukung oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2001) yang menyatakan pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegahan anemia.

Ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang anemia berarti pemahaman tentang pengertian anemia, hal-

hal yang menyebabkan anemia, tanda dan gejala anemia, hal-hal yang diakibatkan apabila terjadi anemia, maupun tentang perilaku kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia baik untuk dapat menghindari terjadinya anemia dalam masa kehamilan. Hasil ini didukung oleh penelitian Purbadewi dan Ulvie (2013), yang menyatakan bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang tentang anemia akan memiliki perilaku yang kurang dalam memenuhi kebutuhan zat besi, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik akan berperilaku untuk mencegah atau mengobati anemia dalam masa kehamilan. Oleh karena itu, dari pengalaman dan penelitian membuktikan perilaku yang didasari pengetahuan akan memiliki hasil yang lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari ilmu pengetahuan (Ali, 2003).

Penelitian ini memiliki bias yang cukup tinggi seperti adanya pengaruh dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku. Terdapat responden yang tidak ingat bahan makanan yang dikonsumsi dalam satu bulan terakhir sehingga kemungkinan perhitungan tidak sesuai. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode cross sectional yang melakukan pengukuran kedua variabel hanya satu kali dalam satu waktu sehingga tidak teridentifikasi bagaimana pengetahuan dan perilaku yang timbul setelah dilakukan pengumpulan data.

SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus dan kuat antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan perilaku pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil di Puskesmas IV Denpasar Selatan.

Untuk menyikapi proses dan hasil pada penelitian ini, maka peneliti menyampaikan beberapa saran, diantaranya: perlu kerjasama dari berbagai pihak dalam meningkatkan status kesehatan ibu hamil salah satunya mencegah anemia. Ibu hamil diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang anemia dengan cara mengakses informasi melalui media seperti majalah, internet, seminar kesehatan, maupun petugas kesehatan terdekat. Diharapkan pula agar ibu hamil lebih menjaga pola makan dengan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi untuk mencegah lebih awal terjadinya anemia dalam kehamilan. Perawat juga diharapkan lebih meningkatkan promosi kesehatan bagi ibu hamil dalam mencegah terjadinya anemia.

Sedangkan     untuk     menyikapi

keterbatasan penelitian, disarankan agar penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan desain yang lebih baik, dan mengontrol bias lebih ketat, serta menggunakan berbagai jenis bahan makanan lainnya dalam SQ FFQ yang memiliki kandungan zat besi lebih tinggi dan mudah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2003). Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan tidak Berkerja tentang Imunisasi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Allen, L.H. (2007). Anemia and Iron Deficiency:  Effects on Pregnancy

Outcome, The American Journal of Clinical      Nutrition,       (online),

(http://ajcn.nutrition.org/content/71/5/ 1280s.full.pdf+html, diakses 22 November 2014).

Amirudin R,. (2007). Studi kasus kontrol biomedis terhadap kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Bantimurung. Jurnal,                        (online),

(http://ridwanamiruddin.com/2007/05/ 24/studi-kasus-kontrol-anemia-ibu-hamil-jurnal-medika-unhas/, diakses 12 April 2015).

Ani, Luh Seri. (2013). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan

Dasar.     Jakarta:     Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta.

BKKBN. (2001). Bahan Pembelajaran Peningkatan Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: BKKBN.

Briawan, Dodik. (2013). ANEMIA: Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Dinas Kesehatan Kota denpasar. (2013). Profil Kabupaten/Kota Tahun 2012. Denpasar.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2012). Profil Kesehatan Bali Tahun 2011. Denpasar.

Handayani, Lina. (2013). Peran Petugas kesehatan dan Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Fe, (online), Jilid 7,               No.                2,

(http://journal.uad.ac.id/index.php/Kes Mas/article/view/1042, diakses 15 Januari 2015).

Ibrahim dan Proverawati. (2011). Nutrisi Janin dan Ibu hamil, Cara Membuat Otak Janin Cerdas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Indonesian Public Health. (2014). Surveilans Epidemiologi Kematian Ibu, (online), (http://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/surveilans-kematian-ibu.html, diakses 10 Oktober 2014).

Kristiyanasari, Weni. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mochtar, R. (2004). Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jilid Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawiroharjo, Sarwono, (2009) .Pelayanan Kesehatan Martenatal dan Neonatal. Jakarta: POGI.

Purbadewi, L. dan Ulvie, Yuliana Noor.

(2013).     Hubungan      Tingkat

Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil, (online), Jilid 2, No. 1, (http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/j gizi/article/view/754, diakses 3 Januari 2015).

Saifuddin, A. B. (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Setyaningsih, S. (2008). Pengaruh Interaksi, Pengetahuan dan Sikap Terhadap Praktek Ibu Dalam Pencegahan Anemia Gizi Besi. Thesis, (online). (http://eprints.undip.ac.id/18320/, diakses 14 Juni 2015).

Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.  Edisi Pertama,

Yogyakarta: Nuha Medika.

Volume 6, Nomor 1, April 2018

34