FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGPANDAN TAHUN 2023
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGPANDAN TAHUN 2023
Silvi Kurnia Sari
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Institut Citra Internasional korespondensi penulis, e-mail: [email protected]
ABSTRAK
ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama post partum merupakan beberapa kendala dalam pemberian ASI eksklusif. Solusi untuk melancarkan produksi ASI tersebut diantaranya adalah dengan melakukan penerapan pijat oksitosin terhadap ibu post partum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pijat oksitosin berpengaruh dalam kelancaran pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional untuk mengetahui sebab akibat hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel independen yaitu pengetahuan ibu, kenyamanan ibu, dan dukungan suami, sedangkan variabel dependen yaitu pengeluaran ASI. Jumlah sampel sebanyak 94 orang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil uji statistik pada hubungan pengetahuan ibu terhadap pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI (p = 0,000), hubungan kenyamanan ibu terhadap pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI (p = 0,000), dan hubungan dukungan suami terhadap pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI (p = 0,000).
Kata kunci: ASI, dukungan suami, kenyamanan, pengetahuan, pijat oksitosin
ABSTRACT
Breast milk (breast milk) is the best source of food for babies aged 0-6 months. Low breast milk production in the first days post partum is one of the obstacles to exclusive breastfeeding. The solution to increasing breast milk production includes applying oxytocin massage to post partum mothers. The aim of this research is to determine the factors related to oxytocin massage which influence the smooth flow of breast milk in the Tanjungpandan Community Health Center Work Area in 2023. This research is quantitative research with a cross sectional method to determine the cause and effect of the relationship between the independent and dependent variables. The independent variables are mother's knowledge, mother's comfort, and husband's support, while the dependent variable is breast milk expenditure. The total sample was 94 people with purposive sampling technique. Data analysis using chi square test with a confidence level of 95% (α = 0,05). The results of statistical tests on the relationship between maternal knowledge of oxytocin massage and breast milk production (p = 0,000), the relationship between maternal comfort regarding oxytocin massage and breast milk production (p = 0,000), and the relationship between husband's support for oxytocin massage and breast milk production (p = 0,000).
Keywords: breast milk, comfort, husband's support, knowledge, oxytocin massage
PENDAHULUAN
ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif dapat menunjang tumbuh kembang bayi yang optimal dan membuat bayi hidup sehat dan tidak mudah sakit. Pemberian ASI eksklusif juga meningkatkan kasih sayang antara ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2018). Menurut Pilaria (2018) dalam Aisyah (2021), produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama post partum bahkan tidak keluarnya ASI merupakan beberapa kendala dalam pemberian ASI eksklusif. Solusi untuk melancarkan produksi ASI tersebut diantaranya adalah dengan melakukan penerapan pijat oksitosin dan pijat endorphin terhadap ibu post partum.
Pijat oksitosin merupakan salah satu perawatan payudara untuk meningkatkan produksi ASI. Pemijatan berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin disebut “hormon kasih sayang” karena hampir 80% hormon dipengaruhi oleh pikiran ibu positif atau negatif. (Badriatus et al., 2022).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukkan rata-rata pemberian ASI eksklusif di dunia berkisar 38%. Pada tahun 2020, WHO kembali memaparkan data berupa angka pemberian ASI eksklusif secara global. Walaupun telah ada peningkatan, namun angka ini tidak meningkat cukup signifikan, yaitu sekitar 44% bayi usia 0-6 bulan di seluruh dunia yang mendapatkan ASI eksklusif selama periode 2015-2020 dari 50% target pemberian ASI eksklusif. Pada perawatan ibu dan bayi baru lahir, pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah enam bulan telah meningkat dari 38% menjadi 48% secara global selama 10 tahun terakhir (WHO, 2022).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 56,7% Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan durasi hingga satu jam terjadi pada anak usia 0-23 bulan menurut usia 0–5, dan 83,8% IMD memiliki durasi kurang dari satu jam. Untuk anak usia 0-23 bulan dan menyusui selama 1-6 jam
persentasenya 43,5%. Menurut kelompok umur, hanya 74,5% bayi 0-5 bulan yang mendapat ASI dalam 24 jam sebelumnya. Di Indonesia, 67,74% bayi mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2018. Angka ini lebih tinggi dari target Renstra 2019 sebesar 50%. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki angka cakupan ASI eksklusif tertinggi (82,26%), sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki angka terendah (41,12%). Gorontalo, Maluku, Papua Barat, dan empat Provinsi lainnya belum mencapai target Renstra tahun 2019. Pada tahun 2013 menurut kelompok umur 0-6 bulan pemberian ASI dalam 24 jam meliputi: umur 0 bulan sebanyak 52,7%, umur 1 bulan sebanyak 48,7%, untuk 2 bulan sebanyak 46,0%, umur 3 bulan sebanyak 42,2%, umur 4 bulan sebanyak 41,9%, umur 5 bulan sebanyak 36,6% dan umur 6 bulan sebanyak 30,2%. Sedangkan pada tahun 2007 tidak terdapatnya data ASI eksklusif.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung pada tahun 2020, jumlah bayi baru lahir dengan IMD di Kecamatan Tanjungpandan di 3 puskesmas yaitu sebanyak 82,56%, tahun 2021 mengalami penurunan sebanyak 77,42%, dan tahun 2022 mengalami sedikit kenaikan yaitu 79,42%. Kemudian jumlah bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif pada tahun 2020 sebanyak 63,02%, pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 64,64%, sedangkan pada tahun 2022 mengalami penurunan sebanyak 58,4%.
Sedangkan menurut data Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan pada tahun 2020 jumlah ibu post partum sebanyak 724 orang, pada tahun 2021 sebanyak 739 orang, dan pada tahun 2022 sebanyak 546 orang. Pada tahun 2020 jumlah bayi usia kurang dari 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 244 bayi, pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 379 bayi, kemudian pada tahun 2022 mengalami penurunan secara signifikan sebanyak 114 bayi. Menurut penelitian Ade dkk (2021), menyusui
terhambat oleh produksi ASI itu sendiri. ASI yang tidak memadai untuk bayi dapat disebabkan oleh produksi ASI yang tidak mencukupi atau tertunda. Dua faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI, yaitu produksi dan pelepasan, dapat berdampak pada produksi ASI. Hormon prolaktin mempengaruhi sintesis ASI, sedangkan hormon oksitosin mempengaruhi pelepasan. Saat puting dirangsang, hormon oksitosin dilepaskan. Rangsangan dilakukan dengan hisapan mulut bayi saat payudara dan punggung ibu dipijat. Agar oksitosin keluar dan ASI cepat keluar, ibu akan merasa istirahat dan rileks.
Pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu post partum dapat meningkatkan
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Variabel dependen dari penelitian ini adalah pengeluaran ASI sedangkan variabel independen adalah pengetahuan ibu, kenyamanan ibu, serta dukungan suami. Peneliti ingin melihat apakah ada hubungan dari kedua variabel-variabel tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 sebanyak 546 orang. Sampel yang digunakan yaitu semua anggota populasi yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel, jumlah sampel dalam penelitian ini
HASIL PENELITIAN
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan Tahun 2023 didapatkan bahwa ibu yang menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 dengan pengeluaran ASI yang lancar berjumlah 33 responden (35,1%), lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang pengeluaran ASInya yang tidak lancar berjumlah 61 responden (64,9%).
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan pengetahuan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun
produksi ASI karena dapat memicu pengeluaran hormon oksitosin yang sangat penting dalam pengeluaran ASI. Ketika dilakukan pijat oksitosin maka oksitosin akan memicu sel-sel myoepitel yang mengelilingi alveoli dan duktus untuk berkontraksi sehingga mengalirkan ASI dari alveoli (pabrik susu) ke duktus menuju sinus dan puting susu sehingga terjadi pengeluaran ASI dan produksi ASI meningkat (Ika dkk, 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pijat oksitosin yang berpengaruh dalam kelancaran pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan Tahun 2023.
adalah 94 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel yaitu teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjungpandan yang dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2023. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu, bersedia menjadi responden penelitian, responden kooperatif, serta semua ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu, ibu nifas yang mengalami komplikasi atau riwayat penyakit kronis.
2023 didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 60 responden (63,8%), lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 34 responden (36,2%).
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan kenyamanan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 didapatkan bahwa kenyamanan ibu saat melakukan pijat oksitosin di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun
2023 dengan ibu yang memiliki kenyamanan kurang berjumlah 55 responden (58,5%), lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki kenyamanan baik berjumlah 39 responden (41,5%).
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan dukungan suami di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun
2023 didapatkan bahwa dukungan suami pada saat melakukan pijat oksitosin di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 dengan ibu yang memiliki dukungan suami yang kurang berjumlah 63 responden (67,0%), lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki dukungan suami yang baik berjumlah 31 responden (33,0%).
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Pijat Oksitosin dengan Pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan Tahun 2023
Pengetahuan ibu |
Pengeluaran ASI |
p-value |
POR (95% CI) | |||||
Lancar |
Tidak Lancar |
Total | ||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% | |||
Baik |
27 |
79,4 |
7 |
20,6 |
34 |
100,0 |
0,029 | |
Kurang |
6 |
10,0 |
54 |
90,0 |
60 |
100,0 |
0,000 |
(0,94-0,009) |
Total |
33 |
35,1 |
61 |
64,9 |
94 |
100,0 |
Berdasarkan tabel 1, dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai (p = 0,000) < (0,05) berarti Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu mengenai pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023. Hasil analisa lebih lanjut
didapatkan nilai POR = 0,029 (95% CI= 0,94-0,009) bahwa responden yang berpengetahuan baik mengenai pijat oksitosin mempunyai peluang 0,029 kali lebih besar dalam meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI dibanding dengan responden yang berpengetahuan kurang.
Tabel 2. Hubungan Kenyamanan Ibu Terhadap Pijat Oksitosin dengan Pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023
Kenyamanan ibu |
Pengeluaran ASI Lancar Tidak Lancar Total p-value POR N % N % N % (95% CI) |
Baik Kurang Total |
23 59,0 16 41,0 39 100,0 0,155 10 18,2 45 81,8 55 100,0 0,000 (0,394-0,61) 33 35,1 61 64,9 94 100,0 |
Berdasarkan tabel 2, dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai (p = 0,000) < (0,05) berarti Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023. Hasil analisa
lebih lanjut didapatkan nilai POR = 0,155 (95% CI = 0,394-0,61) bahwa responden yang kenyamanannya baik mengenai pijat oksitosin mempunyai peluang 0,155 kali lebih besar dalam meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI dibanding dengan responden yang kenyamanannya kurang.
Tabel 3. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pijat Oksitosin dengan Pengeluaran ASI di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023
Dukungan suami |
Pengeluaran ASI |
p-value |
POR (95% CI) | |||||
Lancar |
Tidak Lancar |
N |
Total % | |||||
N |
% |
N |
% | |||||
Baik |
21 |
67,7 |
10 |
32,3 |
31 |
100,0 |
0,112 | |
Kurang |
12 |
19,0 |
51 |
81,0 |
63 |
100,0 |
0,000 |
(0,420,299) |
Total |
33 |
35,1 |
61 |
64,9 |
94 |
100,0 |
Berdasarkan tabel 3, dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi square diperoleh nilai (p = 0,000) < (0,05) berarti Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara dukungan suami mengenai pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan Tahun 2023.
PEMBAHASAN
Menurut teori Green dalam Assriyah dkk (2020), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama dimana salah satu faktor predisposisi yang ada di dalamnya adalah pengetahuan. Hasil ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu mengenai pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 dengan nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian Khabibah & Mukhoirotin (2019) menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Perjeruk dengan jumlah responden sebanyak 27 responden dengan hasil analisis menggunakan one way anova dengan nilai α ≤ 0,05 yang artinya ada pengaruh terapi akupresur dan pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post partum. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hasna (2020) berdasarkan hasil analisa menggunakan uji chi square diperoleh p = 0,015 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang
Hasil analisa lebih lanjut didapatkan nilai POR = 0,112 (95% CI = 0,42-0,299) bahwa responden yang dukungan suaminya baik mengenai pijat oksitosin mempunyai peluang 0,112 kali lebih besar dalam meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI dibanding dengan responden yang dukungan suaminya kurang.
Makassar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Septiani dkk (2017), yang menemukan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,000). Pemberian ASI eksklusif dapat terjadi jika ibu memiliki pengetahuan yang tinggi.
Berdasarkan hasil pembahasan dan teori terkait, peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pijat oksitosin maka semakin besar kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan ibu juga dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang didapat oleh ibu tentang pijat oksitosin. Pengetahuan yang baik dihasilkan dari banyaknya sumber informasi yang diterima oleh ibu, seperti mengikuti penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Tindakan pijat oksitosin mampu meningkatkan produksi hormon oksitosin yang mana dapat meningkatkan kenyamanan pada ibu menyusui. Bila ibu menyusui mengalami stres atau ketidaknyamanan, maka akan terjadi hambatan dari refleks let down sehingga akan menurunkan produksi ASI. Refleks let down yang tidak sempurna akan berakibat bayi yang haus menjadi tidak puas, dan bayi akan menangis ketika disusui. Ketidakpuasan ini akan menyebabkan
pemicu stres dan ketidaknyamanan bagi ibu dan akan semakin menurunkan produksi hormon oksitosin (Rahayu & Yunarsih, 2018).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan Tahun 2023 dengan diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Penelitian Rahayu & Yunarsih (2018) berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square diperoleh p=0,013 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada responden yang dilakukan pijat oksitosin, proses menyusui akan lebih lebih efektif karena dengan melakukan pemijatan pada sepanjang daerah tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam akan membuat ibu merasa rileks dan nyaman serta dapat merangsang produksi hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan, sehingga produksi ASI akan semakin lancar dan banyak. Pada responden yang dilakukan pijat oksitosin didapatkan tingkat kenyamanannya semakin meningkat dan produksi ASI yang keluar semakin banyak. Pada ibu yang dilakukan pijat oksitosin terbukti bisa terjadi peningkatan produksi ASI. Peningkatan produksi ASI ini disebabkan karena peningkatan kenyamanan pada ibu yang secara otomatis akan merangsang keluarnya hormon oksitosin ini, dan efek dari hormon oksitosin ini adalah merangsang pengeluaran ASI pada ibu menyusui.
Berdasarkan hasil pembahasan dan teori terkait, peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi kenyamanan ibu saat melakukan pijat oksitosin maka akan semakin lancar pengeluaran ASI. Salah satu manfaat pijat oksitosin, yaitu memberikan kenyamanan pada ibu saat melakukan pijat oksitosin sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Peranan suami pada masa menyusui sangat diperlukan. Keyakinan suami terhadap kelebihan dan manfaat pemberian ASI, peran aktif dalam memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-
bantuan praktis lainnya sangat penting dalam menunjang kesuksesan pemberian ASI. Bantuan dan dukungan dari anggota keluarga lainnya pun akan sangat membantu ibu. Apabila anggota keluarga membantu mengambil alih tugas ibu, tentunya ibu akan mempunyai waktu untuk dapat beristirahat. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh ibu karena kelelahan merupakan salah satu penyebab berkurangnya produksi ASI (Lubis & Angraeni, 2021).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara dukungan suami mengenai pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023 dengan diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Suami mempunyai peranan penting dalam keputusan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian lain, menunjukkan bahwa sebanyak 92,3% ibu dengan dukungan positif dari suami mampu memberikan ASI secara eksklusif (Supratti dkk, 2022).
Dukungan menyusui sangat penting dalam minggu-minggu pertama setelah persalinan karena proses menyusui telah mulai dilakukan. Salah satu dukungan yang penting adalah dari suami sebagai orang terdekat dari ibu menyusui. Suami dapat mendukung dan mendampingi istri saat melahirkan dan melakukan inisiasi menyusui dini, serta memberikan dukungan emosional dan psikologis. Selain itu, dukungan suami dapat berupa peran aktif dalam melakukan pijat oksitosin yang dapat merangsang produksi ASI dan membantu istri dalam merawat bayi sehingga menunjang program pemberian ASI eksklusif (Supratti dkk, 2022).
Frekuensi dilakukannya pijat oksitosin juga akan mempengaruhi produksi air susu ibu (ASI). Doko dkk (2019) menyatakan pijat oksitosin oleh suami dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Pijat oksitosin lebih efektif apabila dilakukan pagi dan sore selama 15 menit dapat mempengaruhi produksi ASI pada ibu nifas. Pijat oksitosin pada
punggung ibu dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin ibu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati pada tahun 2014 dalam Tabita dkk (2019), dimana pada penelitian ini membuktikan bahwa ibu post partum yang diberikan massage di daerah punggung mulai dari batas leher sampai batas bawah scapula di sekitar ruas tulang belakang selama 15 menit dapat meningkatkan kadar oksitosin dan prolaktin dalam darah. Penelitian Suwondo pada tahun 2015 dalam Doko dkk (2019) menunjukkan terjadi peningkatan
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pijat oksitosin terhadap kelancaran pengeluaran ASI di Wilayah kerja Puskesmas Tanjungpandan tahun 2023, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu mengenai pijat oksitosin dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alfatehah, A. (2021). Penerapan Pijat Oksitosin dan Pijat Endorphin Terhadap Ny. A Untuk Kelancaran Produksi Air Susu Ibu (ASI). Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Assriyah, H., Indriasari, R., Hidayanti, H., Thaha, A. R., & Jafar, N. (2020). Hubungan
Pengetahuan, Sikap, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Psikologis, Dan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Pemberian Asi Eksklusif di Puskesmas Sudiang. Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia: The Journal of Indonesian
Community Nutrition, 9(1).
https://doi.org/10.30597/jgmi.v9i1.10156
Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung. (2020). Data Sepuluh Penyakit Terbanyak Pada Ibu Hamil Dan Ibu Menyusui, Data Pasien Postpartum, Data Pencapaian ASI Eksklusif, Data Pasien Ibu Hamil Tahun 2020. Dinkes Babelprov. https://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/fi les/dokumen/bank_data/PROFIL
Doko, T. M., Aristiati, K., & Hadisaputro, S. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Oleh Suami Terhadap Peningkatan Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(2), 66–86.
Kementrian Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Badan Kebijakan Kemkes.
https://repository.badankebijakan.kemkes.go .id/id/eprint/4467/1/Laporan_riskesdas_2013 _final.pdf
Kementrian Kesehatan. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. In Kemenkes.
kadar hormon prolaktin sebelum dan sesudah diberikan pijat oksitosin.
Berdasarkan hasil pembahasan dan teori terkait, peneliti berasumsi bahwa dukungan suami pada saat melakukan pijat oksitosin sangat berpengaruh terhadap kelancaran ASI. Pemijatan dapat dilakukan oleh suami yang membuat privasi ibu lebih terjaga sehingga akan memberikan kenyamanan pada ibu, ibu merasa tenang sehingga produksi ASI menjadi lebih banyak.
pengeluaran ASI, adanya hubungan yang bermakna antara kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI, serta adanya hubungan yang bermakna antara dukungan suami mengenai pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/di r_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Kementrian Kesehatan. (2013). ASI Eksklusif yang Tidak Tergantikan. Kemenkes.
https://ayosehat.kemkes.go.id/asi-eksklusif-yang-tidak-tergantikan
Khabibah, L., & Mukhoirotin, M. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur dan Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI Pada Ibu Postpartum di RSUD Jombang. Jurnal EDUNursing, 3(2), 68–77.
Lubis, D. R., & Angraeni, L. (2021). Pijat Oksitosin Sebagai Langkah Awalgentle Breastfeeding. CV. Pustaka Learning Center.
https://repository.binawan.ac.id/1656/1/buku pijat oksitosin.pdf
Rahayu, D., & Yunarsih, Y. (2018). Penerapan Pijat Oksitosin Dalam Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Postpartum. Journals of Ners Community, 9(1), 8–14.
https://doi.org/https://doi.org/10.55129/jners community.v9i1.628
Saputri, I. N., Ginting, D. Y., & Zendato, I. C. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Postpartum. Jurnal Kebidanan Kestra (Jkk), 2(1), 68–73.
Septiani, H. U., Budi, A., & Karbito. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Menyusui Yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2),
217373.
Sholihah, B., Corniawati, I., & Rahman, G. (2022). Pijat Pectoralis Major dan Pijat Oksitosin untuk Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 13(3).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33846/sf1 3304
Supratti, Iqra, & Nurbaya. (2022). Pemberdayaan Peran Suami Dalam Upaya Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(1), 312–318.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jmm. v6i1.6352
Triansyah, A., Stang, Indar, Indarty, A., Tahir, M., Sabir, M., Nur, R., Basir-Cyio, M., Mahfudz,
Anshary, A., & Rusydi, M. (2021). The
Effect of Oxytocin Massage and Breast Care on The Increased Production of Breast Milk of Breastfeeding Mothers in The Working Area of The Public Health Center of Lawanga of Poso District. Gaceta Sanitaria, 35(2), S168–S170.
https://doi.org/10.1016/j.gaceta.2021.10.017
Wang, X., & Cheng, Z. (2020). Cross-Sectional Studies: Strengths, Weaknesses, and
Recommendations. CHEST, 158(1), S65–
S71.
https://doi.org/10.1016/j.chest.2020.03.012
WHO. (2023). World Breastfeeding Week. WHO. https://www.who.int/indonesia/news/events/ world-breastfeeding-week/2023
Volume 11, Nomor 4, Agustus 2023
359
Discussion and feedback