Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

Ni Komang Junia Ardanti*1, Ni Luh Made Asri Dewi1 1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IX Udayana *korespondensi penulis, e-mail: kmjuniaardanti13@gmail.com

ABSTRAK

Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan, dan dukungan yang diperlukan. Akseptor KB jenis Intra Uterine Device (IUD) masih memiliki pemahaman yang keliru mengenai penggunaan IUD, yang berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi IUD. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, termasuk juga perilaku akseptor dalam menentukan salah satu alat kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik. Lokasi penelitian di UPTD Puskesmas I Denpasar Utara. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 176 Pasangan Usia Subur (PUS) yang dipilih dengan teknik non-probability: purposive sampling. Instrumen penelitian yang dipakai yaitu berupa kuesioner dengan 10 pertanyaan pengetahuan tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan data karakteristik responden pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 103 responden (58,5%), pendidikan SMA/SMK sebanyak 112 responden (63,6%), dan pekerjaan swasta sebanyak 77 responden (43,8%). Tingkat pengetahuan PUS dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 122 responden (69,3%).

Kata kunci: IUD, pengetahuan, PUS

ABSTRACT

Family Planning Program is an effort to create a quality family through promotion, protection and assistance in realizing reproductive rights as well as providing the necessary services, arrangements, and support. Acceptors of the Intra Uterine Device (IUD) still have misconceptions about the use of IUDs, which influences the use of IUD contraceptives. From several studies it was found that education can influence a person, including the acceptor's behavior in choosing a contraceptive method. The aim of this study was to determine the level of knowledge of couples of childbearing age regarding the use of IUD contraception. This type of research is quantitative with a descriptive analytical research design. The research location is UPTD Puskesmas I North Denpasar. The sample in this study was 176 couples of childbearing age, who were selected using a non-probability technique: purposive sampling. The research instrument used was a questionnaire with 10 knowledge questions about the use of IUD contraception. Data were analyzed with univariate tests. The research results showed data on the characteristics of respondents in the 20-35 years age range as many as 103 respondents (58,5%), SMA/SMK education was 112 respondents (63,6%), and private employment was 77 respondents (43,8%). The level of PUS knowledge in the use of IUD contraception was mostly in the good category with 122 respondents (69,3%).

Keywords: IUD, knowledge, PUS

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Jumlah penduduk di dunia pada bulan Juli tahun 2020 sebanyak 7.684.292.383 jiwa. Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu mencapai 267.026.366 jiwa (Mutrisia & Homsiatur Rohmatin, 2023). Dengan pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat dapat menyebabkan berbagai masalah pada masyarakat. Berkaitan dengan cara menanggulangi pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana (KB).

KB merupakan upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan, dan dukungan yang diperlukan. Untuk menciptakan keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur kehamilan, usia ideal melahirkan anak, jarak, mengatur jumlah, membina ketahanan serta kesejahteraan anak (Ati et al., 2019).

Kepesertaan KB aktif pada bulan Maret 2020 terdapat penurunan jika dibandingkan pada bulan Februari 2020 di seluruh Indonesia. Pengguna KB IUD pada bulan Februari 2020 dari jumlahnya 36.155 mengalami penurunan menjadi 23.383 (Ruwayda & Defirson, 2022).

Menurut data Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2020, peserta KB aktif yang berada di Provinsi Bali sebanyak 69,4% dari asumsi jumlah Pasangan Usia Subur sebesar 782.531 pasangan. Cakupan terbanyak KB aktif berada pada penggunaan alat kontrasepsi non MKJP yaitu suntik (40,78%), dan AKDR/IUD (36,14%),

disebabkan karena masyarakat belum memahami keuntungan metode kontrasepsi AKDR (Suarjana, 2021).

Berdasarkan data Kesmas Dinkes Kota Denpasar jumlah PUS di Kota Denpasar tahun 2021 didapatkan jumlah persentase KB aktif menurut Puskesmas sebesar 169.573 orang dan sebanyak 83.975 orang (49,5%) merupakan peserta KB aktif. Dari hasil yang ditemukan, persentase KB aktif yang ada di Puskesmas I Denpasar yang paling dominan yaitu sebesar 50,19%, sedangkan di Puskesmas I Denpasar Timur sebanyak 49,73% dan di Puskesmas I Denpasar Selatan sebanyak 35,17%.

Sebagian besar peserta KB aktif yaitu wanita sebanyak 94,75% dan peserta KB aktif laki-laki sebanyak 5,25%. Peserta KB aktif menurut Metode Kontrasepsi tahun 2021 yaitu kondom 5,1%, implan 4,6%, MOW 6,6%, pil 11,3%, AKDR 35,5%, IUD 34,5% (Dinkes Kota Denpasar, 2021).

Berdasarkan jumlah data peserta KB aktif dari jenis alat kontrasepsi di Kota Denpasar, diketahui bahwa di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara, tercatat sebanyak 5.872 (59,04%) peserta KB aktif dari 9.946 pasangan usia subur, yang ada di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara, dengan penggunaan AKDR/IUD sebanyak 410 (4,08%).

Adapun mitos yang peneliti temui di tempat penelitian tentang IUD yang dapat mengganggu kenyamanan hubungan suami-istri, jika bekerja terlalu keras IUD mudah terlepas, dapat menimbulkan kemandulan, dan ada juga responden yang mengatakan jika kontrasepsi IUD bisa berkarat dan melekat di dalam rahim. Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD di UPTD Puskesmas Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik. Tempat penelitian di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara dan waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 8 April - 12 Mei 2023. Populasi dalam penelitian ini yaitu PUS yang menggunakan IUD sebanyak 410 wanita pasangan usia subur yang ada di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara dan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 176 PUS. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-probability yaitu purposive sampling. Penelitian ini telah lolos kaji etik dari KEPK STIKes Buleleng dengan nomor: 333/EC-KEPK-SB/IV/2023.

Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi dua, yaitu kriteria

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini berlangsung dari tanggal 8 April - 12 Mei 2023 pada PUS yang berobat di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan

inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini, meliputi: PUS yang tercatat berdasarkan KTP di Denpasar Utara, PUS yang bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden, dan menandatangani informed consent, wanita PUS pengguna IUD. Kriteria eksklusi yaitu PUS yang tidak bisa membaca, responden yang tidak kooperatif pada saat penelitian berlangsung.

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan jumlah 10 pertanyaan tentang pengetahuan, yang diadaptasi dari penelitian Jaka (2012) dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,782. Penentuan kategori tingkat pengetahuan menggunakan acuan skor 76-100% (baik), 56-75% (cukup), <56% (kurang). Analisa data menggunakan analisa univariat dan data ditampilkan berupa tabel distribusi frekuensi.

Kecamatan Denpasar Utara. Dari penyebaran kuesioner yang peneliti lakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Pasangan Usia Subur tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara

Karakteristik

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Umur (tahun)

20-35

103

58,5%

36-55

73

41,5%

Pendidikan

SD

7

4,0%

SMP

16

9,1%

SMA/SMK

112

63,6%

PT

41

23,3%

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT)

44

25,0%

PNS

9

5,1%

Profesi

6

3,4%

Swasta

77

43,8%

Wiraswasta

40

22,7%

Total

176

100,0%

Berdasarkan tabel 1, dapat

sebagian besar

berusia 20-35 tahun

dilihat bahwa dari 176 responden,

sebanyak   103

responden   (58,5%).

diketahui karakteristik responden

Berdasarkan   pendidikan,   SMA/SMK

sebanyak 112 responden (63,6%) dan berdasarkan pekerjaan, swasta sebanyak 77 responden (43,8%).

Tabel 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Baik (76-100%)

122

69,3%

Cukup (75-56%)

41

23,3%

Kurang (<55%)

13

7,4%

Total

176

100,0%

Berdasarkan tabel 2, sebagian besar didapatkan hasil pengetahuan dalam kategori baik 122 responden

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik pasangan usia subur berdasarkan umur dalam penelitian ini masuk ke dalam fase mengatur jarak kehamilan (20-35 tahun). Responden yang memakai alat kontrasepsi IUD yang berada di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara memiliki umur dari rentang usia 20-55 tahun, dimana sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki kategori usia 20-35 tahun yaitu sebesar 94,3%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arsitasari (2019) tentang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di Dusun Gunung Butak Kabupaten Gunung Kidul dengan pasangan usia subur sebagian besar berada pada rentang usia 20-35 tahun (58,7%).

Pasangan usia subur yang berumur 20-35 tahun dimana usia tersebut tergolong pasangan usia subur yang berumur produktif dimana organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik sehingga mudah akan terjadinya proses pembuahan sehingga dapat menyebabkan proses kehamilan (Reza & Usman, 2018). Oleh sebab itu, kedua pasangan tersebut dikatakan normal, dimana yang seringkali menjadi salah satu masalah pada pasangan usia subur yaitu perlunya pengaturan jarak untuk

(69,3%). Masih ditemukan 13 responden yang tingkat pengetahuannya dalam kategori kurang (7,4%).

tingkat kelahiran, merawat kehamilan, dan melahirkan secara aman (Purwasari, 2019).

Pasangan usia subur dalam penelitian ini, pada umumnya lebih banyak berpendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 62 responden (35,2%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati & Solikhah (2017) tentang Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan 1 Kota Yogyakarta dengan pendidikan paling besar yaitu tamatan SMA sebesar 54 orang (74,0%).

Pendidikan berarti bimbingan yang akan diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan seseorang untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat pengetahuan misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan akan berpengaruh terhadap cara berpikir dalam pengambilan keputusan seseorang dan juga tingkat pendidikan secara tidak langsung akan meningkatkan status sosial dan kedudukan seorang (Paraga, 2017).

Karakteristik pasangan usia subur berdasarkan pekerjaan pada penelitian ini, sebagian besar pekerjaan swasta sebanyak 77 (43,8%) responden. Penelitian ini tidak sejalan dengan Rahayu & Amalia (2021) tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Desa Karawang Wilayah Kerja Puskesmas Karawang Kabupaten Sukabumi, didapatkan hasil, responden yang paling banyak yaitu IRT dengan jumlah 73,6%. Penelitian ini mendapatkan hasil, pekerjaan swasta yang lebih banyak dikarenakan tempat penelitian ini berada di daerah perkotaan yang dimana mayoritas pekerjaannya lebih banyak di bidang swasta, sedangkan penelitian Rahayu & Amalia (2021) yang berlokasi di pedesaan dimana lebih banyak responden yang tidak bekerja dan menjadi IRT. Pekerjaan adalah aktivitas pokok yang pada umumnya dilakukan oleh masyarakat. Bekerja dalam masyarakat yang bermaksud untuk mendapatkan penghasilan yang digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.

Pengetahuan didefinisikan dengan adanya tambahan informasi pada diri seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran. Dengan cara otomatis, proses penginderaan menghasilkan pengetahuan yang dipengaruhi oleh intensitas dan persepsi terhadap perhatian objek. Pengetahuan mendasari seseorang dalam mengambil keputusan dan menentukan tindakan dalam mengambil sebuah keputusan (Wulandary, 2020).

Hasil penelitian di UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara

SIMPULAN

Tingkat pengetahuan PUS tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD sebagian besar dalam kategori baik. Diperlukan upaya tindak lanjut

didapatkan hasil tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi IUD, sebagian besar tingkat pengetahuan dalam kategori baik (69,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Reza & Usman (2018) yang meneliti mengenai pengetahuan pasangan usia subur terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di Nagari Andalas Baruh Bukit Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar, didapatkan hasil bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan dengan kategori baik (66,3%). Tingkat pengetahuan yang baik dikarenakan pasangan usia subur mendapatkan pemberitahuan dari petugas kesehatan dan mencari informasi di media sosial sebelum memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.

Adapun media-media yang tersedia di Puskesmas I Denpasar Utara seperti brosur dapat dibaca oleh responden dan mendapatkan pengetahuan tentang kontrasepsi yang tepat menurut responden. Sedangkan dari penelitian Aprilianti et al (2021) tidak sejalan, dikarenakan penelitian tersebut mendapatkan hasil, justru pengetahuan dengan kategori rendah yang cukup banyak, yaitu mencapai 60,4%. Dari penelitian ini, didapatkan hasil wawancara dari responden bahwa, ketika responden hendak mengikuti program KB metode IUD sebelumnya tidak dilakukan konseling mendalam mengenai IUD sehingga responden tidak mengetahui secara jelas tentang IUD. Konseling yang didapatkan hanyalah tentang lama pemakaian IUD dan juga tempat pemasangan IUD. Beberapa responden mengatakan mau menggunakan IUD karena pengalaman yang didapat dari ibunya, pernah menggunakan IUD sebelumnya, dianjurkan oleh dokter yang menolong persalinan, dan tidak cocok menggunakan metode kontrasepsi hormonal.

akseptor KB agar selain memiliki pengetahuan yang baik didukung perilaku yang tepat dalam penggunaan alat kontrasepsi sesuai kondisi fisik PUS.

DAFTAR PUSTAKA

Arsitasari, R. (2019). Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD Di Dusun Gunung Butak Kabupaten Gunung Kidul. 1– 23.

Ati, E. P., Rahim, H., Rospia, E. D., Putri, H. A., Ismiati, Dewi, L. P., Rahmawati, S. A., & Huda, N. (2019). MODUL KADER MATAHARIKU (Informasi Tambahan KontrasepsiKu). In E. P. Ati, H. Rahim, E. D. Rospia, H. A. Putri, L. P. Dewi, S. A. Rahmawati, & N. Huda (Eds.), Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta. BKKBN.

Dinkes Kota Denpasar. (2021). Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2021. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (Issue Mi).

Mutrisia, B. L., & Homsiatur Rohmatin, F. (2023). Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Terjadinya Hipermenorea Di TPMB Bd. SRI HERLINANI, S. ST Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang. Nursing Update, 13(3),

367–372.

Paraga, A. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kontrasepsi Iud Dengan    Rencana    Pemilihan

Kontrasepsi Iud Di Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Purwasari, W. (2019). Faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur di kecamatan gunungpati kota semarang tahun 2019.

Rahayu, D. D., & Amalia, N. T. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Iud Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Iud Di Desa Karawang Wilayah Kerja Puskesmas Karawang Kabupaten Sukabumi. 2.

Rahmawati, & Solikhah, S. (2017). Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan 1 Kota Yogyakarta. 6(2), 155–161.

Reza, M.,  & Usman, E. (2018). Hubungan

Pengetahuan Ibu Pasangan Usia Subur dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Nagari Andalas Baruh Bukit Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Kesehatan Andalas, 7 (Supplement 4), 44. https://doi.org/10.25077/jka.v7i0.945

Ruwayda, R., & Defirson, D. (2022). Efektifitas Penggunaan Diagram Putar Dan Buku Saku Mkjp Terhadap Pengetahuan Akseptor. Jambura Health and Sport Journal, 4(1), 44– 52. https://doi.org/10.37311/jhsj.v4i1.13574

Suarjana, K. (2021). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali (Vol. 4, Issue 1).

Wulandary, S. (2020). Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur (pus) tentang Kontrasepsi Metode Operatif Pria (mop) di Desa Karangmangu. In Karya Tulis Ilmiah Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023

495