Buletin Veteriner Udayana                                                                Volume 12 No. 1: 19-23

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712                                                               Pebruari 2020

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet                             DOI: 10.24843/bulvet.2020.v12.i01.p04

Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018

Kesembuhan Lesi Dermatitis Kompleks dengan Pemakaian Krim Herbal

(HEALING COMPLEX DERMATITIS LESIONS WITH HERBAL CREAM PREPARATIONS)

Putu Adrian Junaedi1, I Nyoman Suartha1*, Luh Made Sudimartini2

1Departemen Klinik Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, 2Departemen Fisiologi dan Farmasi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl.P.B. Sudirman Denpasar Bali,

*Email: nyoman_suartha@unud.ac.id

ABSTRAK

Dermatitis merupakan istilah peradangan yang terjadi pada kulit, akibat dari infeksi mikroorganisme dan faktor genetik, ketahanan kulit dan metabolisme. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesembuhan lesi pada anjing yang menderita dermatitis kompleks yang diberi sediaan krim herbal. Krim herbal yang digunakan berasal dari ekstrak daun tanaman mimba, pegagan, dan sirsak. Penelitian ini menggunakan 4 ekor anjing yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A adalah 3 ekor anjing yang diberi sediaan krim herbal selama 15 hari dan Kelompok B adalah 1 ekor anjing sebagai kontrol tanpa pemberian krim herbal. Pengamatan kesembuhan lesi dilakukan setiap hari dimulai dari hari ke-0 sampai hari ke-15. Data yang didapatkan diuji dengan uji Wilcoxon dan perkembangan kesembuhan lesi dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan anjing yang diberi krim herbal mengalami tingkat kesembuhan lesi lebih cepat dibandingkan tanpa pemberian krim herbal. Pemberian krim herbal berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap anjing yang menderita dermatitis kompleks. Kesimpulan pemberian krim herbal dapat mempercepat kesembuhan lesi pada anjing yang menderita dermatitis kompleks.

Kata kunci: dermatitis kompleks; mimba; pegagan; sirsak; perubahan lesi.

ABSTRACT

Dermatitis is a term of inflammation that occurs in the skin, resulting from infection with microorganisms and genetic factors, skin resistance and metabolism. The purpose of this study was to determine the healing of lesions in dogs that suffering from complex dermatitis that were given herbal cream preparations. The herbal cream used is derived from neem, pegagan and soursop plant extracts. This study used 4 dogs divided into 2 groups. Group A was 3 dogs that were given herbal cream preparations for 15 days and Group B was 1 dog as a control without herbal cream. Recovery of lesions was observed starting from day 0 to day 15. The data obtained were tested by the Wilcoxon test and analyzed descriptively. The results showed that in group A which was given herbal cream experienced a cure rate of lesions faster than group B without herbal cream. The administration of herbal cream had a significant effect (P<0.05) on dogs that suffering from complex dermatitis. Conclusion and the administration of herbal creams can accelerate healing of lesions in dogs that suffering from complex dermatitis.

Keywords: complex dermatitis; neem; gotu kola; soursop; lesion changes.

PENDAHULUAN

Faktor yang harus diperhatikan dalam memelihara seekor anjing adalah pakan, perawatan, serta kebersihan kandang atau lingkungan. Faktor tersebut sangat penting karena berkaitan erat dengan kesehatan fisik dari seekor anjing. Banyak pemilik anjing yang mengabaikan hal tersebut sehingga berdampak negatif (kulit lebih

rentan terhadap infeksi) pada kulit (Elfidasari et al., 2016).

Salah satu gangguan kesehatan pada kulit yang sering muncul adalah dermatitis. Dermatitis merupakan istilah untuk peradangan pada kulit dengan tanda klinis yang tampak berupa kegatalan, kemerahan, dan bengkak. Kombinasi dari berbagai agen penyakit (bakteri, jmur, parasit, virus) dan berbagai gejala dan tanda klinis yang

muncul diistilahkan dengan dermatitis kompleks (Widyastuti et al., 2012).

Selama ini pengobatan terhadap anjing penderita dermatitis kompleks dengan menggunakan obat kimia seperti antibiotika, dan golongan ivermectin. Upaya lain untuk menanggulangi penyakit dermatitis kompleks pada anjing dengan obat herbal. Krim Herbal yang terdiri dari gabungan dari ekstrak tanaman nimba, pegagan, dan sirsak. Tanaman nimba memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, Tanaman pegagan memiliki khasiat sebagai antiinfeksi, antitoksik. Tanaman sirsak memiliki komponen aktif sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, antiparasit. Penggunaan obat herbal sangat memungkinkan untuk dikembangkan Indonesia karena sangat mudah untuk mendapatkan di lingkungan. Dan bermanfaat dalam pelestarian lingkungan dan perlindungan tanaman. Ekstrak herbal ini telah terbukti secara invitro menghambat pertumbuhan bakteri yang

diisolasi dari kasus dermatitis kompleks (Suartha et al., 2017).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 4 ekor anjing yang menderita dermatitis kompleks. Anjing diadaptasikan selama 7 hari sebelum dilakukan penelitian. Pemberian krim herbal dilakukan pada bagian tubuh yang mengalami lesi primer ataupun lesi sekunder diberikan 2 kali dalam sehari. Pengamatan dimulai dari hari ke-0 sampai hari ke-15 Pengamatan dilakukan terhadap perubahan lesi seperti keringnya luka, warna kulit permukaan luka, pengelupasan keropeng, dan ukuran permukaan luka, seperti pada Tabel 1.

Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji Wilcoxon pada aplikasi Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dan perkembangan kesembuhan lesi dianalsis secara deskriptif.

Tabel 1. Skoring Lesi Pada Kulit

Skor

Warna

Lesi

Daerah

1

Normal

Normal

Normal

2

Pink

Primer

Fokal

3

Pink

Primer

Multifocal

4

Pink

Primer

Diffuse

5

Pink

Sekunder

Fokal

6

Pink

Sekunder

Multifokal

7

Pink

Sekunder

Diffuse

8

Pink

Primer sekunder

Fokal

9

Pink

Primer sekunder

Multifocal

10

Pink

Primer sekunder

Diffuse

11

Merah

Primer

Fokal

12

Merah

Primer

Multifocal

13

Merah

Primer

Diffuse

14

Merah

Sekunder

Fokal

15

Merah

Sekunder

Multifocal

16

Merah

Sekunder

Diffuse

17

Merah

Primer sekunder

Fokal

18

Merah

Primer sekunder

Diffuse

Buletin Veteriner Udayana

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata skoring perubahan lesi pada sampel yang diberi krim herbal (gabungan ekstrak tanaman nimba, pegagan,sirsak, dan basis krim) menunjukkan bahwa pemberian krim herbal mempercepat kesembuhan lesi anjing penderita dermatitis kompleks dibandingkan tanpa pemberian krim herbal. (Tabel 2).

Tabel 2. Rata-Rata perubahan Lesi / Hari

Hari

Kelompok A

Kelompok B

1

18.67

19.00

2

18.67

19.00

3

18.67

19.00

4

17.67

19.00

5

17.67

19.00

6

15.67

19.00

7

16.67

19.00

8

16.67

19.00

9

15.67

13.00

10

14.33

16.00

11

14.33

16.00

12

8.33

16.00

13

5.33

7.00

14

5.33

7.00

15

5.33

7.00

Rata-rata        13,93          15,60

Keterangan:

Kelompok A: Kode untuk sampel dengan pemberian krim herbal;

Kelompok B: Kode untuk sampel tanpa pemberian krim herbal.

Gambar 1. Anjing Kelompok A pada hari ke-0. Terlihat adanya alopesia, crusta,

scale.

Pebruari 2020

DOI: 10.24843/bulvet.2020.v12.i01.p04

Gambar 2. Anjing Kelompok A pada hari

ke-15. Terlihat adanya alopesia, rambut

sudah mulai tumbuh.

Gambar 3. Anjing Kelompok B pada hari ke-0. Terlihat adanya alopesia, crusta, papula, scale, penebalan.

Gambar 4. Anjing Kelompok B pada hari ke-15. Terlihat adanya alopesia, crusta sedikit, scale, mulai tumbuh rambut.

Pada sampel anjing kelompok A yang diberi krim herbal telihat jelas perubahan pada hari ke-4 yaitu dengan skoring 17,67 sedangkan untuk sampel B yang tanpa pemberian krim herbal dengan skoring 19,00. Untuk hari ke-6 sampel anjing kelompok A yang diberi krim herbal mendapat skoring 15,67, tetapi untuk hari ke-7 terjadi penurunan kesembuhan lesi. Hal itu dikarenakan manajemen yang tidak tepat mengakibatkan kenaikan pada skoring yaitu menjadi 16,67. Pada hari ke-9 sampel B mendapat skoring 13,00 sedangkan sampel A yang diberi krim herbal mendapat skoring 15,67. Tetapi untuk hari ke-10 dan selanjutnya sampel A yang diberi krim

herbal mengalami tingkat kesembuhan lesi yang sangat baik hingga hari ke-15 mencapai skoring 5,33, sedangkan pada sampel B yang tanpa pemberian krim herbal hari ke-15 memperoleh skoring 7,00 (Tabel 1).

Perubahan lesi atau kesembuhan lesi ini (Gambar 2) terjadi dikarenakan kandungan yang terdapat dalam krim ekstrak tanaman nimba berupa nimbidin, sodium nimbidate, nimbin, nimbolide, gedunin, azadirachtin, mahmoodin, gallic acid, cylic trisulphide, cyclic tetrasulphide yang berfungsi sebagai anti inflamasi, antipiretik, hipoglikemik, antigatrik-ulser, spermisidal, antibakterial, antifungal (Biswas et al., 2002). Tanaman pegagan yang memiliki fungisidal, antibakteri, antioksidan dan antikanker, serta tanaman sirsak yang mengandung flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid ini berpotensi sebagai bahan untuk mencegah penyakit infeksi bakteri dan daun sirsak juga mempunyai fungsi sebagai antiparasit (Slamet et al., 2018). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian (Boro et al., 2017) yang menyatakan ekstrak daun mimba efektif menghambat perkembangan bakteri micrococous sp penyebab dermatitis kompleks pada anjing.

Masing-masing tanaman diatas memiliki efek farmakologis/senyawa bioaktif yang sama (efek sinergis) dan juga adanya efek farmakologis yang saling mendukung satu sama lain (efek komplementer). Mackay dan Miller (2003) menyatakan bahwa dalam proses kesembuhan luka melewati serangkaian proses yang saling terikat, yaitu fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, serta fase maturasi atau remodeling. Efek dari krim herbal inilah yang menyebabkan proses kesembuhan lesi pada anjing yang menderita dermatitis kompleks.yang diamati selama 15 hari. Terlihat jelas bahwa sampel anjing yang diberi krim herbal mengalami kesembuhan yang lebih cepat dibandingan dengan sampel anjing yang tidak sama sekali diberi krim herbal. Pada kelompok B yang dulunya merupakan

anjing liar yang tidak terurus mengalami kesembuhan lesi (Gambar 4) diakibatkan oleh manajemen pola pakan teratur serta lingkungan yang baik berdampak pada tingkat stress anjing berkurang dan status kesehatan menjadi baik yang berpengaruh terhadap kesembuhan lesi. Penggunaan makanan serta suplementasi farmasi dianggap sebagai obat alternatif yang lebih cepat (Kumar, 2013).

SIMPULAN

Simpulan

Pemberian krim herbal dapat berpengaruh terhadap kesembuhan lesi dermatitis kompleks pada anjing.

Saran

Dapat dilakukan penelitian lanjutan dalam waktu lebih dari 15 hari dan digunakan sampel anjing yang tingkat keparahannya seragam supaya lebih efisien dalam mengobservasi dan melihat perkembangan perubahan/kesembuhan lesi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimaksih kepada Rektor Universitas Udayana melalui LPPM Universitas Udayana atas bantuan dana penelitian dengan nomor kontrak: 0800/UN.14.2.9/LT/2018, tanggal 5 April 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Biswas K, Chattopadhyay I, Banerjee RK, Bandyopadhyay U. 2002. Biological activities and medicinal properties of Nimba (Azadirachta indica). Cur. Sci. 82(11): 1336-1345.

Boro SEE, Suartha IN, Sudimartini LM. Uji sensitivitas Ekstrak  Daun Neem

(Azadiractha indica A.Juss) Terhadap Bakteri Micrococus  Sp Penyebab

Dermatitis Kompleks Pada Anjing. Skripsi

Elfidasari D, Sugoro I, Ulfa Z. 2016. Identifikasi Khamir Patogen Kulit dan Telinga Anjing Peliharaan. J. Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknol. 3(4)

Buletin Veteriner Udayana

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Kumar VS, Navaratnam V. 2013. Nimba (Azadirachta indica): Prehistory to contemporary medicinal uses to humankind. Asian Pac J Trop Biomed. 3(7): 505-514

Mackay D, Miller AL. 2003. Nutritional support for wound healing. Alternative Med. Rev. 8: 359-377.

Slamet, Setyahadi S, Simanjuntak P. 2018. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Fraksi Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Sebagai Penghambat

Volume 12 No. 1: 19-23

Pebruari 2020

DOI: 10.24843/bulvet.2020.v12.i01.p04

Oksidase Xanthine. J. Para Pemikir. 7(1): 209-214

Suartha IN, Suarjana IGK, Sudimartini LM, Merdana IM, Swantara IMD. 2017. Herbal Extract as An Antibacterial Against Gram Positive Bacteria Causing Dermatitis Complex. J. Vet. Med. Anim. Sci. 1(1): 29-31

Widyastuti SK, Dewi NMS, Utama IH. 2012. Kelaianan Kulit Anjing Jalanan pada Beberapa Lokasi di Bali. Buletin Veteriner Udayana. 4(2): 81-86.

23