PENGARUH PENATAAN PRODUK DAN SUASANA TOKO TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA RIP CURL STORE SEMINYAK KUTA BADUNG
on
BULETIN STUDI EKONOMI
Available online at https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/index
Vol. 26 No. 1, Februari 2021, pages: 118-134
ISSN : 1410-4628
e-ISSN: 2580-5312
PENGARUH DISPLAY PRODUCT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING PADA RIP CURL STORE SEMINYAK KUTA - BALI
I Komang Sumerta1 I Made Baji Pranawa2 Desak Nyoman Tri Indahyani3 Ni Komang Redianingsih4
Article history:
Abstract
Submitted:
5 Maret 2021 Revised:
15 Maret 2021
Accepted:
22 Maret 2021
Keywords:
Display Product;
Store Atmosphere;
Impulse Buying.
Kata Kunci:
Penataan Produk;
Suasana Toko;
Pembelian Tidak Terencana.
Koresponding:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai, Bali, Indonesia
Email:
The formulation of the problem in this study is how the simultaneous or partial influence between display product and store atmosphere on impulse buying at Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung? The purpose of this study was to determine the effect of simultaneous and partial display product and store atmosphere on impulse buying at Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung. The number of samples is determined by purposive random sampling technique, as many as 100 consumers at Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung. Data were analyzed by classical assumption test, multiple linear regression analysis, determination analysis, simultaneous significance test (F-test) and partial significance test (t-test). The results showed that there was a positive and significant effect both partially and simultaneously between display product and store atmosphere on impulse buying at Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung.
Abstrak
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh secara simultan maupun parsial antara penataan produk dan suasana toko terhadap pembelian tidak terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan maupun parsial penataan produk dan suasana toko terhadap pembelian tidak terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung. Jumlah sampel ditentukan dengan teknik purposive random sampling, sebanyak 100 orang konsumen pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung. Data dianalisis dengan uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, analisis determinasi, uji signifikansi simultan (F-test) dan uji signifikansi parsial (t-test). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial maupun simultan antara penataan produk dan suasana toko terhadap pembelian tidak terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai, Bali, Indonesia2,3,4 Email: [email protected]2
PENDAHULUAN
Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan diperkirakan akan terus bertumbuh selama beberapa tahun yang akan mendatang Berdasarkan data Aprindo nilai penjualan ritel modern pada tahun 2016, 2017 dan 2018 berturut-turut mencapai Rp. 205 triliun, Rp. 212 triliun dan Rp. 233 triliun, Penjualan ritel modern nasional di taksir menembus Rp. 256 triliun pada tahun 2019 diperkirakan tumbuh 10% dari realisasi tahun lalu (Richard, 2019).
Selain itu, dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 tentang perubahan atas Keputusan Presiden nomor 96 tahun 2000 tentang bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka, yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi penanaman modal asing (PMA), ritel asing mulai masuk ke Indonesia. Jumlah brand fashion bertaraf internasional semakin bertambah karena Indonesia dinilai sebagai pasar yang potensial. Hal tersebut dapat ditinjau melalui prediksi pengeluaran masyarakat Indonesia dalam bidang pakaian yang menempati posisi keempat tertinggi (Berman & Evans, 2010).
Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berada dalam gugusan kepulauan nusa tenggara, dengan begitu banyak daya tarik yang di milikinya membuat Bali menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara. Husna (2019) mengungkapkan Bali menjadi salah satu destinasi wisata yang masuk peringkat 5 besar di dunia, sedangkan di asia Bali menempati posisi pertama. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Bali tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali meningkat sebesar 6,54% dimana jumlah wisatawan mancanegara yang datang langsung ke Bali selama tahun 2018 tercatat mencapai 6.070.473 orang, sedangkan tahun 2017 mencapai 5.697.739 orang (Badan Pusat Statistik, 2020)
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali berdampak pada Perkembangan indeks perdagangan ritel (IPR) hasil survei penjualan eceran Konsultan Pendamping Wilayah (KPW) Bank Indonesia provinsi Bali menunjukan kinerja yang cukup menggembirakan dari data yang disebutkan pada juli 2019 indeks perdagangan ritel Bali tercatat sebesar 137,5 atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata triwulan II 2019 sebesar 136,5. Secara historis, kinerja ritel di Bali pada 2 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang baik. indeks perdagangan ritel Provinsi Bali cenderung lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan dengan pusat ritel Indonesia (Jakarta). Perkembangan ritel di Bali juga tercermin dari meningkatnya jumlah pusat perbelanjaan di Bali. Di tahun 2019 terdapat penambahan 1 pusat perbelanjaan baru yakni Trans Studio Mall Jalan Imam Bonjol, Denpasar
Mulai sadarnya masyarakat terhadap gaya hidup sehat dan olah raga membuat peritelmulai melirik segment sport, tidak sedikit brand-brand ritel mulai menyasar pada kebutuhan pelanggan di bidang olahraga sebagai dasar dari brand itu tercipta salah satunya adalah olahraga surfing, Bali sebagai salah satu spot surfing terbaik di dunia,
menjadikan Bali sebagai tujuan para peselancar. Air yang hangat dan ombak kelas dunia membuat para peselancar penasaran dan ingin merasakan pengalaman berselancar di pulau Bali, Surfing di Bali sebenarnya sudah dikenal sejak era 1930-an, hal ini tidak lepas dari upaya Bob Koke, Fotografer asal California yang secara luas memperkenalkan Surfing di Bali. Begitu banyaknya para peselancar yang datang ke Bali membuat brand-brand surfing tertarik menjalankna bisnisnya di pulau Bali, hal ini bisa di lihat dari banyaknya store-storebrand surfing seperti Rip Curl, Quiksilver, Billabong, Vissla, Berada di Bali.
Salah satu perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian adalah pembelian tidak terencana (Impulse buying) dan pengakuan pembelian. pembelian tidak terencana (Impulse buying) adalah perilaku yang dilakukan secara tidak sengaja dan kemungkinan besar melibatkan berbagai macam motif yang tidak disadari, serta dibarengi oleh respon emosional yang kuat (Aliyati et al., 2020). Pengakuan pembeli adalah kecenderungan atau kesan yang dimiliki oleh pembeli. Pengakuan dapat dibentuk baik dari pengalaman pembeli, seperti dari kesan yang sudah tertanam dalam pikiran pembeli, antara lain, melalui mempromosikan korespondensi yang terhubung. Pembeli cenderung melalui tahapan–tahapan berperilaku dengan berbagai pertimbangan. (Sumerta et al., 2019).
Riset sebelumnya menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh pembeli mengaku bahwa, Mereka melakukan pembelian di luar daftar belanja mereka. Sejumlah 66% dari mereka mengakui bahwa alasan
pembelanjaan itu adalah dikarenakan adanya sale atau promosi, 30% dikarenakan mereka mendapatkan kupon, dan 23% dikarenakan keinginan untuk memanjakan diri mereka (Yanthi & Japarianto, 2014). Fenomena ini cukup sering terjadi, maka bagi suatu Perusahaan pembelian tidak terencana menjadi suatu hal yang dapat menciptakan hasil positif yang diharapkan oleh semua perusahaan, yaitu meningkatnya penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen agar pada akhirnya melakukan pembelian tidak terencana (Yanthi & Japarianto, 2014).
Utami (2017) menjelaskan bahwa salah satu penyebab terjadinya pembelian tidak terencana adalah pengaruh stimulus dari tempat belanja tersebut, dan menurut Maymand & Ahmedinejad (2012) stimulasi lingkungan termasuk dalam rangsangan eksternal dimana rangsangan eksternal pembelian tidak terencana mengacu pada rangsangan pembelian yang dikontrol dan dilakukan oleh pemasar, yang mana dapat melalui kegiatan penciptaan suasana toko, potongan harga dan penataan produk pada gerai itu sendiri.
Suasana toko perlu diperhatikan oleh pemasar ritel karena pengaturan suasana toko yang baik akan membuat konsumen merasa nyaman dan betah berlama-lama berada dalam toko sehingga dapat meningkatkan potensi konsumen untuk berbelanja lebih banyak (Hussain & Ali, 2015). Konsumen yang berada di dalam gerai dalam waktu yang lama akan dapat meningkatkan potensi pembelian tidak terencana yang dilakukannya (Setiawati, 2017). Dewi & Giantari (2015)
menyatakan bahwa suasana toko sangat perlu diperhatikan oleh pemasar karena dengan pengaturan suasana yang baik dapat menyentuh emosi konsumen untuk berbelanja lebih banyak.
Pengaruh dari suasana toko terhadap pembelian tidak terencanaini telah dibuktikan oleh beberapa peneltian yang telah dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dharma & Kusumadewi (2018) memperlihatkan bahwa suasana toko mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap pembelian tidak terencana namun hasil yang berbeda dikemukakan oleh Artana et al., (2019) yang menyatakan bahwa suasana toko tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pembelian tidak terencanadalam perdaganganritel adalah penataan produk yang dijual. Menurut (Sarma, 2014), penataan produk merupakan sebuah alat pemasaran yang perlu diperhatikan karena bagian dari POP stimuli (Point of Purchese Stimuli) yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian tidak terencana. Penataan produk memang salah satu hal yang penting dalam store ritel yang mana penataan produk yang
baik dan menarik dapat membuat orang-orang merasa tertarik dan menimbulkan rasa ingin berbelanja. Pengaruh penataan produk terhadap pembelian tidak terencanaini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muthiah et al., (2018) yang menyatakan bahwa penataan produk dapat berpengaruh secara positif signifikan terhadap pembelian tidak terencana. Namun hasil yang berbeda dikemukakan oleh
Pengaruh Display Product dan Store Atmosphere …
Sumerta, Dkk Setiawati (2017) yang menyatakan bahwa penataan produk tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana.
Rip Curl adalah sebuah brand yang berasal dari Australia, yang berdiri sejak tahun 1969, didirikan oleh Doug Clow Warbrick dan Brian Sing Ding Singer di Torquay, Victoria Rip Curl awalnya hanya menjual papan selancar. Warbrick dan Singer membuat keputusan untuk mengembangkan jenis dan varian dari produknya, Mengingat kebutuhan bagi para surfers dan divers seperti celana untuk surfing, baju selam, kaca selam, dan lain-lain. Dengan begitu banyak peselancar yang datang ke Bali membuat Rip Curl menyasar pasar di Bali.
Produk-produk yang mendukung para peselancar membuat brand ini berkembang dan bertahan di Bali, Bisa di lihat dengan bertambahnya jumlah store-store dan Rip Curl school ofsurfing yang tersebar di Bali, salah satu storenya adalah Rip Curl Seminyak. Toko ini berada di jalan utama seminyak, yang banyak di lalui dan di singgahi oleh para wisatawan, banyaknya penginapan, tempat makan dan dekat dengan spot surfing membuat store ini dekat dengan pelanggannya, setiap harinya tidak kurang 100 pelanggan yang mengunjungi store. Namun dengan jumlah pelanggan yang datang tidak membuat store ini mencapai target penjualan yang diharapkan.
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi Penurunan penjualan dari tahun 2017 – 2018 = Rp. 1,344,021,000 / 15%. Penurunan penjualan dari tahun 2018 – 2019 = Rp. 2,181,786 / 28%.
Tabel 1.
Data Penjualan 2018 – 2019
Periode |
Pcs |
Penjualan |
Januari – Desember 2017 |
17,624 |
Rp. 9,208,807,000 |
Januari – Desember 2018 |
14,605 |
Rp. 7,864,786,000 |
Januari – Desember 2019 |
12,476 |
Rp. 5,683,000,000 |
Sumber : Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung, 2019
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pencapaian target bulanan Rip Curl Store Seminyak januari – desember 2019, hanya tercapai pada bulan april sebesar 106 % saja, dan bulan yang tidak mencapai target Achievement terbilang rendah yaitu tidak mencapai 90% dari target penjualan, strategi guna mendongkrak penjualan sudah banyak dilakukan oleh Rip Curl Store Seminyak diantaranya pada awal tahun 2019 tepatnya dibulan februari – mei 2019 mengadakan promo Bundling product (Penggabungan produk), di awal bulan juni – september 2019
mengadakan promo discount untuk produk lama, pemenuhan stock produk gencar dilakukan agar meminimalisir terjadinya broken size (ukuran yang tersedia tidak lengkap) Customer Excellence Training Class juga selalu di lakukan agar para staff dapat melakukan pelayanan yang memenuhi standar kualitas yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan, dengan banyaknya strategi yang dilakukan tidak membuat store mencapai target yang diharapkan.
Terdapat keluhan oleh Sales Assistant mereka mengungkapkan bahwa pengunjung yang datang tidak pernah berlama-lama di dalam store dan sangat sulit untuk melakukan cross selling , cross selling adalah strategi menjual dengan menawarkan produk yang berbeda dengan yang telah dibeli konsumen sehingga total belanja akan meningkat. Dampak dari sulitnya melakukan cross selling adalah rendahnya Report UPT (unit per transaction). UPT adalah metrik
Tabel 2.
Target vs Penjualan Rip Curl Seminyak Januari – Desember 2019
Bulan |
Target |
Penjualan |
Achievement |
Januari |
Rp. 675,000,000 |
Rp. 445,200,000 |
66% |
Februari |
Rp. 525.000.000 |
Rp. 358,700,000 |
68% |
Maret |
Rp. 475,000,000 |
Rp. 399,800,000 |
84% |
April |
Rp. 500,000,000 |
Rp. 528,500,000 |
106% |
Mei |
Rp. 575,000,000 |
Rp. 433,200,000 |
75% |
Juni |
Rp. 585,000,000 |
Rp. 434,600,000 |
74% |
Juli |
Rp. 675,000,000 |
Rp. 527,600,000 |
78% |
Agustus |
Rp. 680,000,000 |
Rp. 490,900,000 |
72% |
September |
Rp. 610,000,000 |
Rp. 416,600,000 |
68% |
Oktober |
Rp. 670,000,000 |
Rp. 461,300,000 |
69% |
November |
Rp. 695,000,000 |
Rp. 552,900,000 |
80% |
Desember |
Rp.725,000,000 |
Rp. 633.700.000 |
87% |
Total |
Rp. 7,390,000,000 |
Rp. 5,683,000,000 |
77% |
Sumber : Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung, 2019 |
penjualan yang sering digunakan di sektor penjualan ritel untuk mengukur jumlah rata-rata barang yang dibeli oleh pelanggan dalam setiap transaksi. Target UPT pada Rip Curl Store Seminyak adalah 3pcs.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Target UPT pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung tidak tercapai, bisa terbilang rendah dikarenakan data menunjukkan setiap 1 transaksi hanya membeli kurang dari 2 produk, Pencapaian Cross Selling dan UPT yang berdampak pada penjualan dapat ditunjang oleh tehnik penataan produk yang di sebut Related Merchandise.
Tabel 3.
Data UPT (unit per transaction)
Januari-Desember 2019
MONTHS |
ACHIEVEMENT |
Januari |
1.83 |
Februari |
1.75 |
Maret |
1.89 |
April |
1.95 |
Mei |
1.82 |
Juni |
1.76 |
Juli |
1.74 |
Agustus |
1.99 |
September |
1.59 |
Oktober |
1.82 |
November |
1.98 |
Desember |
1.95 |
Sumber : Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung, 2019
Related Merchandise adalah produk yang sifatnya saling melengkapi dan terkordinasi dengan produk utama (cross selling item) sebaiknya ditempatkan berdekatan sehingga tampak lebih menarik, hal ini bertujuan agar pelanggan yang membeli produk utama akan tertarik dan berniat membeli produk yang melengkapinya,
Pengaruh Display Product dan Store Atmosphere … Sumerta, Dkk yang sebelumnya tidak direncanakan untuk di beli (Wiguna & Wijayanti, 2019)
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penataan Produk dan Suasana Toko Terhadap Pembeli Tidak Terencana Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung”.
Berdasarkan telaah dan kajian penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H1: display product berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap impulse buying
METODE PENELITIAN
Desain penelitian atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut (Sugiyono, 2015) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Teknik Pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online dan/atau secara offline kepada pengunjung yang pernah berbelanja di lokasi penelitian. Selain itu Teknik pengumpulan yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara mendalam dengan pimpinan maupun karyawan di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yang bersumber dari kuesioner yang
dikuantitatifkan dengan skala likert, serta data primer yang bersumber dari hasil kuesioner yang diisi oleh pengujung serta informasi dari pimpinan dan karyawan pada lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan pakaian Rip Curl Store yang beralamat di jalan Seminyak, Kuta, Badung, alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena perkembangan perusahaan pakaian yang pesat dan untuk mengetahui pengaruh penataan produk dan suasana toko terhadap pembelian tidak terencana.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen yang melakukan pembelian produk pada Rip Curl Store Seminyak yang jumlahnya tidak dapat diidentifikasikan, responden meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan dan berapa kali pernah berbelanja di Rip Curl Store Seminyak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive random sampling. Teknik purposive random sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu sehingga layak dijadikan sampel. Pertimbangan atau kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia diatas 17 tahun, sudah pernah berbelanja minimal 2 kali dalam 6 bulan terakhir, mengetahui tempat penelitian Rip Curl Store Seminyak. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian diperoleh dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada responden penelitian sejumlah 100 orang pelanggan Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, dan kewarganegaraan responden yang dapat dilihat pada Tabel 4 menunjukan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki
Tabel 4.
Karakteristik Responden Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung
No |
Karakteristik |
Klasifikasi |
Frekuensi (Orang) |
Persentase (%) |
1 |
Jenis kelamin |
Laki-laki |
68 |
68 |
Perempuan |
32 |
32 | ||
17 – 25 tahun |
12 |
12 | ||
2 |
Umur |
26 – 35 tahun |
46 |
46 |
36 – 55 tahun |
37 |
37 | ||
> 55 tahun |
5 |
5 | ||
Australia |
26 |
26 | ||
Brasil |
20 |
20 | ||
Swedia |
17 |
17 | ||
3 |
Kewarganegaraan |
Indonesia |
15 |
15 |
Jepang |
14 |
14 | ||
China |
5 |
5 | ||
Portugal |
3 |
3 |
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020
memiliki rentang umur 26-35 tahun. Dan juga menunjukkan bahwa kewarganegaraan Australia menjadi mayoritas pelanggan Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung.
Deskripsi jawaban responden menyajikan penilaian responden terhadap setiap butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Skala pengukuran yang dipergunakan mulai dari 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai ratarata yang diperoleh menunjukkan semakin baik tanggapan responden terhadap item maupun variabel tersebut.
Hasil analisis deksriptif sebagaimana disajikan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
Pengaruh Display Product dan Store Atmosphere … Sumerta, Dkk variabel penataan produk memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,182 yang berarti penilaian responden dalam kategori baik. Dimana skor jawaban tertinggi berada pada pernyataan ke tiga yaitu “Saya merasakan produk tersusun dengan rapih pada Rip Curl Store Seminyak” penataan produk yang menggunakan tehnik mix and match, coloring dan diatur beradasarkan fungsinya membuat penataan terlihat rapih, disamping itu pula setiap staff yang berkerja dibekali dasar - dasar cara penataan produk yang baik, serta mempunyai kesadaran bahwa kerapihan adalah tanggung jawab bersama, sehingga kerapihan dalam penataan produk bisa dijaga konsistensinya.
Tabel 5. Hasil Penilaian Responden Terhadap Pernyataan Pada Variabel Penataan Produk Pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung | |
No |
Jumlah Jawaban Skor Rata Kategori Pernyataan (Responden) Total rata Penilaian S S N TS STS Skor |
1 |
Saya merasa mudah untuk memperoleh produk pada Rip Curl 27 63 9 1 0 416 4,16 Baik Store Seminyak |
2 |
Saya mudah untuk melihat letak produk pada Rip Curl Store 25 70 4 1 0 419 4,19 Baik Seminyak |
3 |
Saya merasakan produk tersusun menarik pada Rip Curl Store Seminyak 24 76 0 0 0 424 4,24 Sangat Baik |
4 |
Saya merasakan produk tersusun dengan rapih pada Rip Curl Store 23 77 0 0 0 423 4,23 Sangat Seminyak Baik |
5 |
Saya merasa nyaman untuk memilih produk pada Rip Curl Store 17 75 8 0 0 409 4,09 Baik Seminyak |
Jumlah Skor 2,091 20,91 Baik
Rata-rata Skor 4,182
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020
Skor jawaban terendah berada pada pernyataan ke lima yaitu “Saya merasa nyaman untuk memilih produk pada Rip Curl Store Seminyak” kontrol akan kapasitas display di semua area displaystore kurang konsisten diperhatikan, terlihat dibebrapa bagian terjadi Over Capacity Display (kapasitas yang berlebihan) hal ini harus segera diatasi guna menciptakan rasa nyaman bagi pelanggan dalam memilih produk yang telah ditata.
Hasil analisis deksriptif sebagaimana disajikan pada Tabel 6 menunjukkan bahwa, rata-rata skor untuk variabel Suasana Toko adalah 4,206 yang berarti penilaian responden dalam kategori baik. Dimana skor jawaban tertinggi berada pada pernyataan keempat yaitu “Saya merasakan Rip Curl Store Seminyak selalu menjaga kebersihan ruangan store” tidak bersih dan kurang terawat terbukti mempengaruhi penilaian negatif pelanggan serta mengurangi kemungkinan
Tabel 6.
Hasil Penilaian Responden Terhadap Pernyataan Pada Variabel Suasana Toko Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung
No |
Pernyataan |
Jumlah Jawaban (Responden) |
Skor Total |
Rata-rata Skor |
Kategori Penilaian | ||||
SS |
S |
N |
TS |
STS | |||||
1 |
Saya merasa pencahayaan pada Rip Curl Store Seminyak sudah optimal |
31 |
68 |
1 |
0 |
0 |
430 |
4,3 |
Sangat Baik |
2 |
Musik yang dimainkan didalam Rip Curl Store Seminyak dapat membuat suasana menjadi lebih nyaman |
31 |
68 |
1 |
0 |
0 |
430 |
4,3 |
Sangat Baik |
3 |
Saya merasakan suhu didalam Rip Curl Store Seminyak selalu nyaman |
23 |
67 |
5 |
5 |
0 |
408 |
4,08 |
Baik |
4 |
Saya merasakan Rip Curl Store Seminyak selalu menjaga kebersihan ruangan store |
23 |
77 |
0 |
0 |
0 |
423 |
4,23 |
Sangat Baik |
5 |
Saya merasa leluasaberbelanja, nyaman untuk berkeliling dan memilih produk pada Rip Curl Store Seminyak |
22 |
68 |
10 |
0 |
0 |
4,12 |
4,12 |
Baik |
Jumlah Skor |
2103 |
21,03 |
Baik | ||||||
Rata-rata Skor |
4,206 | ||||||||
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020 |
pelanggan mengulang pembelian produk, pelanggan akan mengurangi waktu berbelanjanya untuk menghindari kebersihan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, dengan menjaga kebersihan akan menciptakan pengalaman berbelanja yang baik menimbulkan penilaian positif, serta akan meningkatkan terjadinya pembelian kembali oleh pelanggan.
Skor jawaban terendah berada pada pernyataan ke tiga yaitu “Saya merasakan suhu didalam Rip Curl Store Seminyak selalu nyaman” Bali adalah pulau yang sangat dekat dengan khatulistiwa, oleh karena itu Bali memiliki iklim yang hangat, inilah membuatnya menarik bagi wisatawan, suhu rata-rata sepanjang tahun sekitar 26-27° C dan tingkat kelembaban sekitr 85% (www.bmkg.go.id). Suhu Bali yang tinggi berpengaruh pada suhu ruangan store mengakibatkan suhu dalam store panas, efek pada pelanggan adalah kurangnya rasa nyaman dalam berbelanja hal ini harus segera di atasi dengan membenahi sistem pengatur suhu air conditioner (AC) jika diharuskan menambah unit yang ada.
Namun kelembaban ruaangan store harus di jaga jika ruangan store terlalu lembab akan mengundang tumbuhnya jamur, sehingga produk akan rusak jika mulai berjamur, warna memudar atau lapisan kulut rusak karena jamur tingkat kelembaban udara ideal dikisaran 45-65% (RH). Ini merupakan persentase Relative Humidity (RH) yang disarankan (www.higienis.com), Humidity meter wajib disediakan untuk memudahkan mengontrol suhu dalam store
Hasil analisis deksriptif sebagaimana disajikan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa,
Pengaruh Display Product dan Store Atmosphere … Sumerta, Dkk rata-rata skor untuk variabel Pembelian Tidak Terencana adalah 4,258 yang berarti penilaian responden dalam kategori Sangat Baik. Dimana skor jawaban tertinggi berada pada pernyataan ke tiga yaitu“Ketika melihat produk saya langsung membelinya” penataan produk yang baik serta di tambah dengan property pendukung meningkatkan nilai produk, penataan produk pada window dsiaplay menjadi hal yang penting dilakukan dikarenakan letak window dsiaplaylangsung menghadap keluar ditambah adanya manekin membuat penataan produk jadi lebih menarik, karena letaknya memungkinkan pelanggan bisa melihat produk tanpa harus memasuki store terlebih dahulu, hal ini meningkatkan terjadinya pembelian laangsung ketika pelanggan melihat produk.
Skor jawaban terendah berada pada pernyataan ke dua yaitu “Saya membeli tanpa berencana lebih dulu” jika pelanggan yang datang kebanyakan sudah memiliki rencana untuk berbelanja sebelumnya, hal yang bisa dilakukan dan ditekankan adalah bagaimana caranya membuat pelanggan belanja melebihi rencanaya membuat pelanggan merasa nyaman dalam berbelanja serta service yang memuaskan akan medorong terjadinya pembelian yang lebih banyak.
Alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, analisis determinasi, Uji F-test, dan Uji t-test. Untuk mempermudah perhitungan tersebut penulis menggunakan bantuan program komputer berupa program SPSS version 26 for windows. Uji Asumsi Klasik dalam penelitian ini yang pertama Uji Normalitas yaitu pengujian Normalitas dilakukan dengan Uji
Tabel 7. Hasil Penilaian Responden Terhadap Pernyataan Pada Variabel Pembelian Tidak TerencanaRip Curl Store Seminyak Kuta Badung | |||
No Pernyataan |
Jumlah Jawaban Skor Rata (Responden) Total rata SS S N S STS Skor |
Kategori Penilaian | |
1 Saya membeli barang secara spontan |
40 60 0 |
0 0 440 4,4 |
Baik |
2 Saya membeli tanpa berencana lebih dulu |
29 60 8 |
3 0 415 4,15 |
Baik |
3 Ketika melihat produk saya langsung membelinya |
40 55 5 |
0 0 435 4,35 |
Sangat Baik |
4 Saya membeli sesuatu dengan terburu-buru |
22 74 4 |
0 0 418 4,18 |
Baik |
5 Saya Membeli sesuatu sesuai dengan perasaan saat itu |
25 71 4 |
0 0 421 4,21 |
Sangat Baik |
Jumlah Skor |
2129 21,29 |
Sangat | |
Rata-rata Skor |
4,258 |
Baik | |
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020 | |||
One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 5%, dimana data dikatakan berdistribusi normal apabila signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil penelitan dengan menggunakan program SPSS version 26 for windows uji dengan menggunakkan Kolmogorov-Smirnov nilai Asymp. Sig yaitu penataan produk 0,268 dan suasana toko 0,304 > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. Kedua yaitu Uji Multikolinearitas yaitu ketentuan dengan melihat nilai Tolerence Value < 0,10 serta koefisien VIF (Variance Inflation Factor) bernilai > 10. Jika VIF (Variance Inflation Factor) > 10 dan Tolerence Value < 0,10 maka terjadi gejala multikolinearitas. Jika VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan Tolerence Value > 0,10 maka model terbebas dari |
multikolinearitas dan dapat digunakan dalam suatu penelitian. Nilai Tolerence Value dan VIF (Variance Inflation Factor) untuk masing-masing variabel, menurut Sekaran (2017: 47). Hasil penelitan dengan menggunakan program SPSS version 26 for windows, menunjukkan bahwa semua variabel memiliki Tolerence Value > 0,10 yaitu Penataan Produk 0,438 dan Suasana Toko 0,438. Selain itu, semuavariabel memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, yaitu variabel Penataan Produk 2,281 dan Suasana Toko 2,281. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas atau tidak terjadi multikolinearitas. Uji Asumsi Klasik yang ketiga yaitu Uji Heteroskedastisitas yaitu model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi |
heteroskedastisitas. Ketentuan tidak
mengandungadanya heteroskedastisitas yaitu jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05. Hasil penelitan dengan menggunakan program SPSS version 26 for windows yaitu, nilai signifikasi variabel penataan Produk (X1) sebesar 0,195 > 0,05, nilai signifikansi variabel suasana toko (X2) sebesar 0,817 > 0,05, artinya bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada variabel penataan produk (X1), suasana toko (X2).
Berikutnya yaitu Analisis Regresi Liner Berganda, berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dalam pengolahan data menggunakan program SPSS version 26 for windows, maka persamaan regresi linier berganda akan menjadi :
Y = 3,284 + 0,399 X1 + 0,460 X2 ............. (1)
a = 3,284, artinya jika penataan produk dan suasana toko nilainya adalah 0 maka pembelian tidak terencana nilainya adalah adalah 3,284 b1= 0,399, bernilai positif
artinya bahwa setiap peningkatan penataan produk sebesar satu satuan maka pembelian tidak terencana juga akan meningkat sebesar 0,399 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. b2 = 0,406 bernilai positif artinya bahwa setiap peningkatan suasana
toko sebesar satu satuan maka pembelian tidak terencana juga akan meningkat sebesar 0,406 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Analisis yang selanjutnya yaitu Analisis Determinasi berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dalam pengolahan data menggunakan program SPSS version 26 for windows, hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,539. Ini berarti besarnya kontribusi Penataan Produk dan Suasana Toko terhadap Pembelian Tidak Terencana adalah 53,9% sedangkan sisanya 46,1% ditentukan oleh variabel lain diluar Penataan Produk dan Suasana Toko yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Berikutnya teknik analisis Uji F-test Uji ini digunakan untuk membuktikan apakah penataan produk dan suasana toko secara simultan mempunyai pengaruh terhadap pembelian tidak terencana. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 8. Penentuan F-Tabel Dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% (0,05) dimana n = 100 dan k = 3. Didapat derajat kebebasan untuk penyebut (df) = k – 1 = 3 – 1 = 2, dan derajat kebebasan untuk pembilang (df) = n – k = 100–3 = 97, sehingga diperoleh nilai F-Tabel adalah F 0,05 (2:97) = 1,399.
Tabel 8.
Hasil Analisis Uji F
ANOVAa | |||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
255.825 |
2 |
127.913 |
56.716 |
.000b |
Residual |
218.765 |
97 |
2.255 | ||
Total |
474.590 |
99 |
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020
Berdasarkan Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa nilai F-hitung 56,716 lebih besar dari nilai F-Tabel 1,399, dan F hitung berada pada daerah penolakan H0, oleh karena itu H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penataan Produk dan Suasana Toko secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembelian Tidak Terencana. Maka hipotesis yang menyatakan “Penataan Produk dan Suasana Toko secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembelian Tidak Terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung” dapat diterima.
Teknik analisis berikutnya Uji t-test Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh secara parsial antara penataan produk dan suasana toko terhadap pembelian tidak terencana. Variabel yang pertama yaitu penataan produk berdasarkan hasil data yang diolah menggunakan aplikasi SPSS dapat dijelaskan bahwa nilai t1-hitung 3,437 lebih besar dari nilai t-Tabel 1,985, dan t hitung berada pada daerah penolakan H0, oleh karena itu H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penataan Produk secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Pembelian Tidak Terencana. Maka hipotesis yang menyatakan “Penataan Produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembelian Tidak Terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung” dapat diterima.
Variabel kedua yaitu suasana toko berdasarkan hasil data yang diolah menggunakan aplikasi SPSS dapat dijelaskan bahwa nilai t1-hitung 4,098 lebih besar dari nilai t-Tabel 1,985, dan t hitung berada pada daerah penolakan H0, oleh karena itu H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Suasana Toko secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembelian Tidak Terencana. Maka hipotesis yang menyatakan “Suasana Toko secara parsial berpengaruh positif dansignifikan terhadap Pembelian Tidak Terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung” dapat diterima.
Secara parsial Penataan Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembelian Tidak Terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,399. Nilai t- hitung3,437 > dari nilai t- Tabel1,985 dengan nilai
Tabel 9.
Hasil Analisis Uji t-Test
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | ||
B |
Std. Error |
Beta | ||||
1 |
(Constant) |
3.284 |
1.701 |
1.930 |
.057 | |
Penataan Produk X1 |
.399 |
.116 |
.358 |
3.437 |
.001 | |
Suasana Toko X2 |
.460 |
.112 |
.427 |
4.098 |
.000 | |
Sumber : |
Hasil pengolahan data primer 2020 |
signifikansi 0.01. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya pembelian tidak terencana adalah penataan produk, penataan produk yang baik akan memudahkan pelanggan untuk memilih dan menemukan produk yang diinginkan.
Related Merchandise adalah tehnik penataan produk dimana produk yang sifatnya saling melengkapi dan terkordinasi dengan produk utama (cross sellingitem) sebaiknya ditempatkan berdekatan sehingga tampak lebih menarik, hal ini bertujuan agar pelanggan yang membeli produk utama akan tertarik dan berniat membeli produk yang melengkapinya, yang sebelumnya tidak direncanakan untuk di beli (Rudy Jusup Sutiono : 110)
Penataan warna (color grouping) juga harus diterapkan dikarenakan tidak sedikit pelanggan yang datang mencari produk sesuai dengan warna kesukaan mereka, keuntungan yang di peroleh dari penataan warna (color grouping) pelanggan akan mudah dan nyaman memilih produk dengan warna yang sudah di tata dan design dan model yang berbeda dalam satu kumpulan warna, hal ini jga akan menimbulkan niat pelanggan membeli lebih dari satu produk.
Window Display juga sangat menentukan terjadinya pembelian tidak terencana, dikarenakan letaknya yang berada di sisi paling luar dengan dinding kaca menghadap kejalan membuat orang yang berjalan diluar store melihat langssung produk yang ditata tanpa harus memasuki store. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoirunnisa (2007) yang menyatakan Window Display berpengaruh positif dan signifikanter terhadap
impulse buying behavior. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winawan et al., (2014) bahwa penataan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana.
Secara parsial suasana toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana pada rip curl store Seminyak Kuta Badung Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,460. Nilai t- hitung 4,098 > dari nilai t-Tabel 1,985 dengan nilai signifikansi 0.00. menciptakan rasa nyaman dalam berbelanja adalah satu faktor yang harus di perhatikan. Pelanggan merasa nyaman akan meningkatkan peluang terjadinya pembelian, menghabisakan waktu yang lebih banyak dalam store akan meningkatkan peluang pembelian tidak terencana, pencahayaan yang cukup, suhu ruangan yang sejuk, musik mood booster (musik penguat suasana hati), bersih dan area yang lega untuk berkeliling, disamping meningkatkan terjadinya pembelian tidak terencana, pengalaman berbelanja yang positif akan tercipta hal ini akan membuat tercadinya pembelian kembali di lain waktu oleh seorang pelanggan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Rahmadana (2016); Pontoh et al., (2017) bahwa suasana toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana.
Penataan Produk dan Suasana Toko berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap Pembelian Tidak Terencana pada Rip Curl Store Seminyak Kuta Badung. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F-hitung 56,716 > dari nilai F-Tabel 1,399
dengan nilai signifikansi 0.00, Penataan produk yang baik akan memudahkan pelanggan mencari dan memilih produk yang diinginkan, penataan yang rapih akan meningkatkan nilai dari satu produk, penataan warna (Color Grouping), Mix and match dengan mendekatkan produk satu dengan lainnya yang memliki fungsi yang sama, warna, design yang eye catching akan meningkatkan terjadinya pembelian tidak terencana, selain Penataan Produk Pembelian Tidak Terencana juga dipengaruhi oleh Suasana toko rasa nyaman saat berbelanja menciptakan pengalaman berbelanja yang positif, membuat betah dan berlama-lama dalam store akan meningkatkan terjadinya pembelain tidak terencana, pencahayaan yang cukup juga akan menampilkan produk terlihat lebih menarik, Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Muthiah et al., (2018); Pontoh et al., (2017) yang menyatakan Penataan Produk dan Suasana Toko secara bersama-sama berpengaruh positif dan signnifiakan terhadap Pembelian Tidak Terencana.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data yang telah dilakukan serta pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penataan Produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Pembelian Tidak Terencana. b. Suasana toko berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Pembelian Tidak Terencana. c. Penataan Produk dan Suasana Toko
berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap Pembelian Tidak Terencana.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat maka saran-saran yang dari penelitian ini adalah untuk peneliti selanjutnya agar dapat memperluas wilayah penelitian khususnya pada department store yang berskala besar,
diharapkan penelitian selanjutnya dapat
mengembangkan variable-variabel lain yang dapat mempengaruhi impulse buying seperti kepemilikan kartu kredit atau kartu debit, diskon dan materi-materi promosi lainnya yang belum digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, penambahan jumlah responden serta sebaran responden juga dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih valid dan dapat menguatkan wilayah generalisasi penelitian. Saran penelitian ini kepada pelaku usaha khususnya Rip Curl Store, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan indikator-indikator penilaian, maka disarankan pelaku industri dapat: 1). Melakukan kontrol akan kapasitas display di semua area display store harus konsisten diperhatikan, jangan sampai terjadi Over Capacity Display ( kapasitas yang berlebihan). 2). Tetap menjaga suhu ruangan / store untuk tetap stabil dan nyaman, yang berdasarkan Relative Humidity (RH) yang dilansir dari Higienis.com adalah dengan tingkat kelembaban udara ideal dikisaran 45-65% (RH). 3). Menciptakan rasa nyaman dan mempermudah pelanggan dalam mencari produk serta didukung teknik-teknik dalam penataan produk seperti Mix and Match (memadupadankan produk), Color Grouping (mengelompokkan produk
berdasarkan warna) serta service yang memuaskan akan medorong terjadinya pembelian yang lebih banyak, hal ini akan berdampak baik tentunya demi terciptanya target penjulan yang diharapkan.
REFERENSI
Aliyati, P. D., Noviekayati, I., & Farid, M. (2020). Pengaruh Pelatihan Konsep Diri Terhadap Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Remaja Akhir Di Kabupaten Tulungagung. Indonesian Psychological Research, 2(2),5564. Https://Doi.Org/10.29080/Ipr.V2i2.227
Artana, I. P. W., Wisesa, I. G. B. S., Setiawan, I. K., Utami, N. L. P. M. P., Yasa, N. N. K., & Jatra, M. (2019). Pengaruh Store Atmosphere, Display Product, Dan Price Discount Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Indomaret Di Kota Denpasar). E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 369-393. Https://Doi.Org/10.24843/Eeb.2019. V08.I04.P03
Badan Pusat Statistik. (2020). Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Desember 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Retrieved from:https://bali.bps.go.id/pressrelease/2020/0 2/03/717325/perkembangan-pariwisata-provinsi-bali-desember-2019--.html
Berman, B. R., & Evans, J. R. (2010). Retail
Management: A Strategic Approach (13th Edition). Pearson.
Dewi, K., & Giantari, I. (2015). Peran Emosi Positif Dalam Memediasi Store Atmosphere Terhadap Pembelian Impulsif (Studi Pada Konsumen Matahari Department Store Duta Plaza Denpasar). E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(12), 4419-4448.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/a rticle/view/15433.
Dharma P, P. G. K., & Kusumadewi, N. M. W. (2018). Peran Emosi Memediasi Pengaruh Store
Atmosphere Terhadap Perilaku Pembelian Di Karakter Kopi. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 7(12), 6815-6841.
Https://Doi.Org/10.24843/Ejmunud.2018.V07 .I12.P16
Ginanjar, A., & Hidayat, I. (2018). Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Dan Display Produk Terhadap Pembelian Impulsif. Jurnal Ilmu Dan Riset Management. 7(6), 1-19.
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/ jirm/article/view/1259/1278
Husna, A. M. (2019). Daftar Destinasi Terbaik di Asia Tahun 2019 Versi TripAdvisor, Bali Ada di Peringkat Pertama. Tribun Travel. Retrieved from:https://travel.tribunnews.com/2019/03/2 8/daftar-destinasi-terbaik-di-asia-tahun-2019-versi-tripadvisor-bali-ada-di-peringkat-pertama
Hussain, R., & Ali, M. (2015). Effect Of Store
Atmosphere On Consumer Purchase Intention. International Journal Of Marketing Studies, 7(2), 35-43. Https://Doi.Org/10.5539/ Ijms.V7n2p35
Lecointre-Erickson, D., Daucé, B., & Legohérel, P. (2018). The Influence Of Interactive Window Displays On Expected Shopping Experience. International Journal Of Retail And Distribution Management, 46(9), 802-819.
Https://Doi.Org/10.1108/Ijrdm-05-2017-0111
Maymand, M.M., & Ahmedinejad, M. (2012). Impulse Buying: The Role Of Store Environmental Stimulation And Situational Factors (An Empirical Investigation). African Journal Of Business Management, 5(34), 13057-13065.
https://academicjournals.org/journal/AJBM/ar ticle-abstract/F9B571F22232
Muthiah, I., A.S Parawansa, D., & Razak, M. (2018). Pengaruh Visual Merchandising, Didplay Product, Dan Store Atmosphere Terhadap Perulaku Impluse Buying (Studi Kasus: Konsumen Matahari Departement Store Di Kota Makassar ). Hasanuddin Journal Of Applied Business And Entrepreneurship, 1(2). 88-103. https://feb.unhas.ac.id/jurnal/index.ph p/hjabe/article/view/83
Pontoh, M. E., Moniharapon, S., & Roring, F. (2017). Pengaruh Display Produk Dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Pada Konsumen Matahari Department Store Mega Mall Manado. Emba, 5(2),1823-1833.
Richard, M. 2019. (2019), Bisnis Ritel Modern
Ditarget Tumbuh 10%” Ekonomi. Retrieved from:https://ekonomi.bisnis.com/read/201901 07/12/876089/2019-bisnis-ritel-modern-ditarget-tumbuh-10
Sarma, S. (2014). A Study Of Retail Display And Impulse Buying Behavior. Journal Of Marketing And Consumer Research, 4. 51-55, https://iiste.org/Journals/index.php/JMCR/arti cle/view/12069
Setiawati, I. (2017). Pengaruh Strategi Pemasaran Online Terhadap Peningkatan Laba Umkm.
Strategi Komunikasi Pemasaran, 20(1), 343347.
Sugiyono. (2015). Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sumerta, I. K., Widyagoca, I. G. P. A., & Meryawan, I. W. (2019). Online Consumer Behavior On Using Social Media On E-Commerce, Based On The Aisas Model Approach. Case Study; Bukalapak, Tokopedia And Blili.Com. International Journal Of Advanced Trends In Computer Science And Engineering, 8(1.5) 234-242. Https://Doi.Org/10.30534/Ijatcse/20 19/4281.52019
Utami, C. W. (2017). Attitude, Subjective Norms, Perceived Behavior, Entrepreneurship
Education And Self-Efficacy Toward Entrepreneurial Intention University Student In Indonesia. European Research Studies Journal, 20(2), 475-495.
Wiguna, P., & Wijayanti, N. W. (2019). Pengaruh Word Of Mouth (Wom), Visual Merchandising Dan Creative Promotion Terhadap Impulse Buying Minyak Kutuskutus Di Denpasar. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 4(1), 48-60. Https://Doi.Org/10.38043/ Jimb.V4i1.2158
Yanthi, D., & Japarianto, D. E. (2014). Analisis
Pengaruh Hedonic Shopping Tendency Dan Visual Merchandising Terhadap Impulse Buying Dengan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervaning Pada Area Ladies Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 2 (2), 1-9. http://
http://publication.petra.ac.id/index.php/manaj emen-pemasaran/article/view/2809.
Buletin Studi Ekonomi
134
Discussion and feedback