BULETIN STUDI EKONOMI

Available online at https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/index

Vol. 26 No. 1, Februari 2021, pages: 30-44

ISSN : 1410-4628

e-ISSN: 2580-5312


PERAN INOVASI PRODUK MEMEDIASI PENGARUH ORINTASI PASAR TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING

Putu Ratih Argita Dewi1 I Gusti Ayu Ketut Giantari2

Article history:                                         Abstract

Submitted:

17 Desember 2020 Revised:

7 Januari 2021

Accepted:

8 Januari 2021

The purpose of this study was to explain the role of product innovation in mediating the influence of market orientation on competitive advantage in Silver MSMEs in Celuk Village, Sukawati Gianyar District. This study used a sample of 30 SMEs with the method of determining the sample, namely purposive sampling. The data collected is by distributing questionnaires. The analysis technique used is PLS-based SEM. The results showed that, market orientation has a positive and significant effect on competitive advantage, market orientation has a positive and significant effect on product innovation, product innovation has a positive and significant effect on competitive

advantage, and product innovation is able to positively and significantly

Keywords:

mediate the effect of market orientation. against competitive advantage. Based

Product Innovation;

Market Orientation;

Competitive Advantage.

on the results of this study, the SMEs of Silver in Celuk Village, Sukawati Gianyar District have carried out market orientation by maintaining customer commitment and have made product innovations, namely routinely adding new product designs.

Kata Kunci:

Abstrak

Inovasi Produk;

Orientasi Pasar; Keunggulan Bersaing.

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan peran inovasi produk dalam memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing pada UMKM Perak di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Gianyar. Penelitian ini

menggunakan sampel sebanyak 30 UMKM dengan metode penentuan

Koresponding:

sampelnya yaitu purposive sampling. Data yang dikumpulkan yaitu dengan menyebar kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM berbasis PLS. Hasil penelitian menunjukan bahwa,Orientasi pasar berpengaruh secara

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Email:[email protected]

positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, Orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap inovasi produk, Inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, serta Inovasi produk secara positif dan signifikan mampu memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing. Hasil dari penelitian ini yaitu pelaku UMKM Perak di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Gianyar telah melakukan orientasi pasar dengan menjaga komitmen pelangan dan telah melakukan inovasi produk yaitu rutin dalam menambah desain produk baru.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia2

PENDAHULUAN

Provinsi Bali dikenal sebagai salah satu tujuan wisata yang memiliki berbagai bidang usaha kreatif seperti kerajinan tangan, dimana kerajinan tangan ini berkembang sangat pesat dan mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena sudah memasuki pasar ekspor dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. UMKM yang bergerak dibidang usaha kreatif di Bali salah satunya yaitu ada di Desa Celuk Kabupaten Gianyar. Desa Celuk merupakan sentral kerajinan perak di Kabupaten Gianyar yang sudah terkenal di mancanegara. Berdasarkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali pada tahun 2019, jumlah UMKM Perak di Desa Celuk yaitu sebanyak 117 UMKM (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2020).

Jumlah UMKM perak di Desa Celuk saat ini mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011 tercatat sebanyak 300 UMKM perak sedangkan pada tahun 2019 tercatat sebanyak 117 UMKM Perak (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2020). Hal ini disebabkan karena terdapat jumlah UMKM perak yang tidak sedikit di Desa Celuk, maka pelaku UMKM tidak mampu bertahan karena persaingan antar UMKM yang memiliki usaha serupa dengan menjual produk yang serupa cukup tinggi dan banyak UMKM yang terpaksa menutup usahanya atau bisa dikatakan banyak usaha yang gulung tikar karena tidak mampu untuk mengunguli para pesaing. Suatu perusahaan harus memiliki sebuah keunggulan bersaing yang bertujuan agar mampu bersaing dengan perusahaan yang serupa.

Keunggulan bersaing merupakan kemampuan perusahaan untuk terus menjaga

dan mempertahankan apa yang dimilikinya dengan membentuk dan memberdayakan sumberdaya berguna apa yang dimilikinya serta mendayagunakan kapabilitas atau kemampuan perusahaan yang unggul dan tidak dapat ditiru oleh perusahaan lainnya (Trihudiyatmanto, 2019). Kunci penting untuk memenangkan pesaing terletak pada kemampuan perusahaan industri kerajinan untuk menciptakan keunggulan bersaing (Febriatmoko & Raharjio, 2015). Untuk memenangkan persaingan, saat ini produk tidak hanya didasarkan pada kualitas produk, tetapi juga tergantung pada strategi yang ditrapkan perusahaan (Kumbara & Afuan, 2020). Keunggulan bersaing pada suatu perusahaan dapat berupa keunggulan keunikan produk, keunggulan kualitas produk dan keunggulan harga produk yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Keunggulan bersaing terjadi ketika perusahaan melakukan strategi orientasi pasar untuk mengetahui permintaan pasar, peluang dan ancaman yang ada di sekitar perusahaan.

Orientasi pasar dapat dikatakan sebagai suatu strategi yang terkait dengan penciptaan dan upaya dalam mencapai pemuasan pelanggan dengan cara memiliki kebutuhan dan apa yang diinginkan oleh pelanggan tersebut (Poole, 2016). Orientasi pasar dibagi menjadi tiga dimensi yaitu dimensi orientasi pesaing, dimendi orientasi pelanggan dan dimensi orientasi koordinasi antar fungsional (Pramesti&Giantari, 2016). Orientasi pasar mngharuskan perusahaan harus memantau kebutuhan dan keinginan pelanggan yang berubah dengan cepat, menentukan dampak perubahan tersebut terhadap kepuasan pelanggan meningkatkan laju inovasi produk dan menerapkan strategi Buletin Studi Ekonomi 31

yang membangun keunggulan kompetitif (Mahmoud et al., 2016).

Hasil penelitan terdahulu yang meneneliti pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing menyatakan bahwa orientasi pasar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan (Syukron, 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bukhori (2017), yang menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Semakin baik pengetahuan perusahaan terhadap orientasi pasar maka, semakin tinggi pula tingkat keunggulan bersaing. Hasil penelitian yang berlawanan mengenai pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan terdapat pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Riyani, 2019), yang menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh negatif terhadap keunggulan bersaing.

Berdasarkan research gap dari penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian dengan melibatkan inovasi produk sebagai variabel mediasi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agung et al., (2019) menyatakan bahwa inovasi produk dapat memperkuat orientasi pasar dalam mencapai strategi keunggulan bersaing.

Inovasi produk adalah bauran atribut produk yang mengarah pada karakteristik produk seperti trendi, estetika yang berbeda dari pesaing. Produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan untuk pencapaian tujuan pemasaran (Subiharto et al., 2015). Inovasi produk dapat memperkuat orientasi pasar dan keunggulan bersaing dimana dengan melakukan inovasi produk perusahaan mampu merealisasikan produk-produk yang menjadi permintaan pasar (Agung et al.,

2019). Semakin banyak perusahaan melakukan inovasi terhadap produknya, maka semakin banyak pula konsumen yang tertarik dengan produk yang dijual dan akan meningkatkan pendapatan pada perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengungguli pesaing UMKM perak yang berada di Desa Celuk.

Berdasarkan     hasil     penelitian

terdahulu maka hipotesis pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

H1:    orientasi pasar berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap keunggul bersaing.

H2:    orientasi pasar berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap inovasi produk.

H3:    inovasi produk berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap keunggulan bersiang.

H4:   inovasi produk memediasi pengaruh

orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini digolongkan kedalam penelitian asosiatif yang bertujuan untuk    menggambarkan dan menguji

hopotesis hubungan dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2018:   20). Penelitian ini

dilakukan pada UMKM perak Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar karena desa Celuk merupakan sentral perak di Provinsi Bali. Objek didalam penelitian ini adalah inovasi produk, orientasi pasar dan keunggulan bersaing pada UKM perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Penelitian ini menggunaka tiga variabel yang terdiri dari variabel eksogen

yaitu orientasi pasar (X), variabel mediasi yaitu inovasi produk (M), dan variabel keunggulan bersaing (Y). Populasi didalam penelitian ini yaitu seluruh UMKM Perak di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Gianyar yaitu sebanyak 117 UMKM. Metode penentuan sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018:144), Terdapat dua kriteria penentuan sampel pada penelitian ini yaitu disesuaikan dengan perusahaan yang diteliti berdasarkan topik dan pra-survei yang sudah dilakukan. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah 1) Memproduksi produk secara langsung, 2) Usia perusahaan minimal 5 tahun. Sehingga sampel yang digunakan sebanyak 30 unit analisis atau responden.

Data kuantitatif yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah adalah jumlah UMKM Perak di Desa Celuk dan tabulasi data hasil kuesioner. Data kualitatif yang digunakan yaitu adalah pendapat responden terhadap pernyataan yang meliputi orientasi pasar, inovasi produk dan keunggulan bersaing serta gambaran umum UMKM perak di Desa Celuk. Sumber data primer pada penelitian ini dikumpulkan melalui hasil jawaban dari kuisioner yang disebarkan kepada pemilik atau manajer perusahaan pengrajin perak di Desa Celuk, sedangkan sumber sekunder dikumpulkan dari referensi pada buku, jurnal, internet dan lain sebagainya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah melakukan survei dengan menyebar kuesioner yang menyebarkan daftar pernyataan secara tertulis mengenai objek penelitian yang diukur denga skala likert 1 sampai 5.

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik analisis Structural Equation Modeling berbasis Partial Least Square (SEM-PLS). PLS dan SEM ini dapat menjelaskan kompleksitas hubungan antar variabel yang pada praktiknya variabel-variabel tersebut pada bidang tertentu tidak dapat diukur secara langsung, sehingga membutuhkan indikator-indikator untuk mengukurnya. Ghozali (2014:37), menyatakan langkah-langkah analisis PLS dapat dilakukan dengan merancang Outer Model (Model pengukuran) bertujan untuk mengetahui apakah indikator bersifat reflektif atau formatif dan merancang Inner Model (Model struktural) dirancang berdasarkan rumusan masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN(

Tabel 1 menunjukan bahwa mayoritas pelaku usaha pada UMKM perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar adalah berjenis kelamin laki-laki dengan rentan usia 31 sampai 40 tahun yang berpendidikan sebagai sarjana. Hal ini dikarenakan karena pekerjaan pelaku usaha UMKM perak tergolong berat dan memerlukan tenaga serta keahlian khusus maka dari itu pelaku usaha dominan berjenis kelamin laki-laki yang masih produktif dan berpendidikan tinggi.

Variabel orientasi pasar dalam penelitian ini merupakan variabel bebas yang dikur dengan menggunakan 3 dimensi. Secara rinci hasil penelitian mengenai persepsi responden terhadap variabel orientasi pasar pada Tabel 2 yang menunjukan bahwa secara umum responden sangat setuju dengan penilaian terhadap variabel orientasi pasar yaitu dengan nilai

Tabel 1. Karakteristik Responden

No

Variabel

Karakteristik

Jumlah Responden (Orang)

Persentase

1

Jenis Kelamin

Laki-laki

16

53

Perempuan

14

47

Total

30

100

2

Usia

21-30

6

20

31-40

14

47

41-50

10

33

Total

30

100

3

Pendidikan

SMA

4

13

Terakhir

D3

3

10

S1

23

77

Total

30

100

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Tabel 2.

Penilaian Responden terhadap Variabel Orientasi Pasar

No

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Responden

Rata-Rata

Ket

STS

TS

N

S

SS

Dimensi Pelanggan

Sangat Baik

1

Tinjauan Kepuasan Pelanggan

0

0

3

13

14

4,37

2

Komitmen Pelanggan

0

0

4

10

16

4,40

Sangat Baik

3

Menciptakan nilai pelanggan

0

0

7

12

11

4,13

Baik

Rata-rata Dimensi Orientasi Pelanggan

4,30

Sangat Baik

Dimensi Pesaing

1

Secara aktif melakukan pemantauan terhadap strategi pesaing

0

0

10

13

7

3,90

Baik

2

Menanggapi tindakan kompetitif

0

0

8

14

8

4,00

Baik

3

pesaing yang mengancam

Secara teratur memindai kekuatan

14

Baik

0

0

12

4

3,73

dan kelemahan pesaing

Rata-rata Dimensi Orientasi Pesaing

3,88

Baik

Dimensi Antar Fungsional

1

Perusahaan berkontribusi dalam menciptakan nilai di mata pelanggan

0

0

7

16

7

4,00

Baik

2

Perusahaan memiliki strategi yang terintegrasi dalam melayani pelanggan

0

0

10

15

5

3,83

Baik

3

Perusahaan responsif dalam melayani permintaan pelanggan

0

0

7

13

10

4,10

Baik

Rata-rata Dimensi Antar Fungsional

3,98

Baik

Rata-Rata Keseluruhan Orientasi Pasar

4,05

Baik

Sumber: Data diolah, 2020

rata-rata 4,05 yang berarti bahwa pelaku UMKM Perak di Desa Celuk sudah melakukan orientasi pasar yang baik. Skor tertinggi terdapat pada indikator komitmen. Skor tertinggi kedua terdapat pada indikator tinjauan kepuasan pelanggan, sedangkan untuk indikator secara teratur memindai kekuatan dan kelemahan pesaing. Dilihat dari persepsi responden mengenai orientasi pasar, maka para pelaku usaha baik itu pemilik maupun manajer perusahaan sudah menjalankan orientasi pasar dengan menjaga kepercayaan pelanggan terhadap tempat usaha dengan mampu memenuhi semua permintaan pelanggan sehingga pelanggan merasa puas dan dihargai, serta sudah mampu mengetahui produk apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Inovasi produk merupakan strategi yang sangat penting jika pelaku usaha sudah

mengetahui produk apa yang diinginkan oleh pelanggan. Persepsi responden mengenai variabel inovasi produk pada UMKM Perak di Desa Celuk pada Tabel 3 menunjukan bahwa inovasi produk secara keseluruhan baik, hal ini dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata nilai inovasi produk yaitu 4,04. Skor tertinggi terdapat pada indikator standar, hal ini menunjukan responden sangat setuju menyatakan bahwa perusahaannya selalu mengontrol standar kualitas produk yang dihasilkan. Skor yang dibawah rata-rata yaitu pada indikator pengembangan kualitas dengan dan untuk indikator penambahan desain produk, maka dilihat dari persepsi reponden yaitu, terus menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta mengembangkan produk baru dengan desain yang menarik agar dapat menjaga keunggulan dari produk tersebut.

Tabel 3.

Penilaian Responden terhadap Variabel Inovasi Produk

Frekuensi Jawaban Responden

No              Pertanyaan

STS    TS   N   S    SS

Rata-

Ket rata

1    Penambahan desain produk                  0       0     8    15     7

2    Standar kualitas                               0        0     7    11     12

3    Pengambanga kualitas                        0        1     8    11     10

3,97       Baik

4,17       Baik

4,00       Baik

Rata-rata keseluruhan Inovasi Produk

4,04       Baik

Sumber: Data diolah, 2020

Tabel 4.

Penilaian Responden terhadap Variabel Keunggulan Bersaing


No              Pertanyaan                Frekuensi Jawaban Responden     Rata-rata     Ket

STS

TS

N

S

SS

1

Keunggulan keunikan produk

0

0

9

12

9

4,00

Tinggi

2

Keunggulan kualitas produk

0

0

13

12

5

3,73

Tinggi

3

Keunggulan harga berssaing

0

2

8

8

12

4,00

Tinggi

Rata-rata keseluruhan Keunggulan Bersaing                       3,91      Tinggi

Sumber: Data diolah, 2020


Hasil analisis deskriptif pada variabel keunggulan bersaing yang ditunjukan pada Tabel 4 menyatakan bahwa skor rata-rata variabel keunggulan bersaing sebesar 3,91, menunjukan bahwa pelaku UMKM Perak di Desa Celuk memiliki keunggulan bersaing yang tinggi. Pencapaian nilai rata-rata diikuti oleh adanya indikator yang lebih tinggi dan lebih rendah dari rata-rata variabel Keunggulan Bersaing. Terdapat dua rata-rata skor tertinggi yaitu pada indikator keunggulan keunikan produk dan indikator keunggulan harga bersaing dimana artinya perusahaan Perak di Desa Celuk memiliki cirikhas produk di setiap perusahaan dan menawarkan harga yang berbeda-beda sesuai dengan kualitas produk yang dijual. Sedangkan rata-rata skor terendah terdapat pada indikator keunggulan kualitas produk, sebaikanya dalam upaya meningkatkan keunggulan bersaing pada perusahaah, maka pelaku UMKM Perak di Desa Celuk lebih meperhatikan kualitas bahan baku dan mesin-

mesin yang digunakan dalam memproduksi produk sehingga dapat mencuptakan produk yang berkualitas dan tidak mudah ditiru oleh pesaing lainnya.

Outer model yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, Kriteria validitas indikator diukur dengan convergent validity, sedangkan reabilitas diukur dengan composite reability dan average varianceextracted (AVE). Diagram jalur evaluasi outer model ditunjukan pada gambar 1.

Convergent Validity dengan indikator refleksi dapat dilihat dari kolerasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator individu dianggap reliabel apabila memiliki nilai kolerasi diatas 0,60 (Ghozali, 2014:43). Tabel 5 menunjukan bahwa seluruh nilai outer loading indikator variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,60. Dengan demikian, dapat diimpulkan bahwa seluruh indikator telah memenuhi persyaratan convergent validity dan dinyatakan valid.

Gambar 1.

Diagram Jalur Evaluasi Outer Model


Tabel 5.

Hasil Uji Validitas Convergent Validity

Variabel

Dimensi

Outer Loading

Indikator

Outer

Loading

Keunggulan Bersaing

Keunggulan keunikan produk keunggulan kualitas produk keunggulan harga bersaing

0,882

0,864

0,892

Orientasi

Pelanggan

0.942

Tujuan kepuasan pelanggan

Kominten pelanggan

Menciptakan nilai pelanggan

0,884

0,938

0,880

Orientasi Pasar

Orientasi

Pesasing

0.899

Secara aktif melakukan pemantauan terhadap strategi pesaing

Menanggapi tindakan kompetitif pesaing yang mengancam

Secara teratur memindai kekuatan dan kelemahan pesaing

0,897

0,832

0,820

Kordinasi antar Fungsional

0.869

Perusahaan berkontribusi dalam menciptakan nilai di mata pelanggan

Perusahaan memiliki strategi yang terintegrasi

dalammelayani pelanggan

Perusahaan responsif dalam melayani permintaan pelanggan

0,693

0,812

0,884

Inovasi Produk

Penambahan desain produk Standar kualitas Pengembangan Kualitas

0,916

0,864

0,884

Sumber: Data diolah, 2020

Tabel 6.

Hasil Uji Validitas Discriminant Validity

Inovasi Produk

Keunggulan Bersaing

Kordinasi antar Fungsional

Orientasi

Pelanggan

Orientasi Pesaing

Orientasi Pasar

M1

0,916

0,732

0,783

0,710

0,660

0,775

M2

0,864

0,838

0,769

0,774

0,672

0,801

M3

0,888

0,709

0,698

0,754

0,678

0,773

X1.1

0,768

0,832

0,741

0,884

0,646

0,829

X1.2

0,798

0,799

0,823

0,938

0,776

0,921

X1.3

0,705

0,622

0,698

0,880

0,583

0,789

X2.1

0,753

0,702

0,637

0,656

0,897

0,787

X2.2

0,597

0,565

0,624

0,569

0,832

0,722

X2.3

0,572

0,604

0,680

0,675

0,820

0,779

X3.1

0,501

0,633

0,693

0,634

0,482

0,651

X3.2

0,693

0,574

0,812

0,602

0,746

0,768

X3.3

0,812

0,716

0,884

0,775

0,588

0,810

Y1

0,758

0,882

0,811

0,704

0,682

0,788

Y2

0,706

0,864

0,573

0,677

0,527

0,648

Y3

0,796

0,892

0,714

0,818

0,716

0,817

Sumber: Data diolah, 2020

Discriminant Validity dari model pengukuran reflektif, indikator dinilai berdasarkan cross loading. Apabila nilai cross loading setiap indikator dari variabel yang bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading variabel lain, maka indikator tersebut dikatakan valid. Nilai validitas diskriminan lebih besar besar dari 0,60, maka variabel laten tersebut sudah menjadi pembanding yang baik.

Tabel 6 menjelaskan bahwa adanya discriminant validity yang sangat baik. dapat dilihat bahwa nilai cross loading setiap indikator dari variabel yang bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading variabel lainya lebih besar dari 0,06, maka dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data discriminant validity dengan menggunakan cross loading pada penelitian ini dinyatakan valid.

Metode lainnya untuk menilai discriminant validity yaitu dengan melihat nilai averege variance extracted (AVE), dipersyaratkan untuk model yang baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,50. Hasil output AVE pada Tabel 7 menunjukan bahwa nilai AVE baik variabel Inovari Produk, Keunggulan Brsaing, Orientasi Pasar dengan tiga dimensinya memiliki nilai AVE yang lebih besar dari 0,50, hal tersebut menyatakan bahwa Uji Validitas dengan menghitung nilai AVE dinyatakan valid.

Disamping uji validitas konstruk, adapun uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari blok indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliable jika nilai composite reliability maupun cornbach alpha di atas

Tabel 7.

Hasil Average Variance Extracted

Variabel

Average Variance Extrated (AVE)

Inovasi Produk

0,789

Keunggulan Bersaing

0,774

Koordinasi antar Fungsional

0,640

Orientasi Pelanggan

0,811

Orienntasi Pesaing

0,723

Orientasi Pasar

0,619

Sumber: Data diolah, 2020

Tabel 8.

Hasil Uji Construct Reliability

Composite Reliability

Cornbach Alpha

Inovasi Produk

0,918

0,866

Keunggulan Bersaing

0,911

0,854

Koordinasi antar Fungsional

0,841

0,713

Orientasi Pelanggan

0,928

0,883

Orienntasi Pesaing

0,886

0,807

Orientasi Pasar

0,936

0,922

Sumber: Data diolah, 2020


0,70. Hasl output yang ditunjukan pada Tabel 8, menyatakan bahwa seluruh nilai konstruk adalah di atas 0,70. Jadi, dapat disimpulkan seluruh konstruk pada penelitian ini dinyatakan reliabel.

endogennya, rentang nilai R-square adalah 0-1, jika nilai R-square mendekati nol maka semakin lemah pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen, sebaliknya jika mendekati satu, maka semakin kuat pengaruh

Gambar 2.

Diagram Jalur Evaluasi Inner Model


Pengujian inner model dilihat dari nilai R-square yang merupakan uji goodness of fit model. R-square model PLS dapat dievaluasi dengan melihat R-square predictive relevance untuk model variabel. R-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model serta estimasi parameternya. Dalam menilai model struktural dengan struktural PLS dapat dilihat dari nilai Q-square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dan model struktural. Diagram jalur dari evaluasi inner model ditunjukan pada gambar 2.

Nilai R-square didunakan untuk mengetahui seberapa besar (%) pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

variabel eksogen terhadap variabel endogen.

Tabel 9.

Nilai R-square

Variabel

R-square

Orientasi Pasar

Inovasi Produk

0,779

Keunggulan Bersaing

0,784

Sumber: Data diolah, 2020

Tabel 9 menunjukan nilai R-square untuk varibel inovasi produk adalah 0,779, yang dapat diinterpretasikan sebanyak 77,9 persen konstruk inovasi produk dipengaruhi oleh orientasi pasar. Sedangkan 22,1 persen lainnya dipengaruhi oleh konstruk diluar Buletin Studi Ekonomi 39

model. Selanjutnya nilai R-square variabel keunggulan bersaing adalah 0,784 persen, yang dapat diinterpretasikan sebanyak 78,4 persen konstruk keunggulan bersaing dipengaruhi oleh orientasi pasar dan inovasi produk. Sedangkan 21,6 persen lainnya dipengaruhi oleh konstruk diluar model.

Perhitungan nilai Q-square dapat dilihat sebagai berikut :

Q2 = 1-[(1-R2) (1-R2)]…………………….(1) Q2 = 1-[(1-0,779) (1-0,784)]

Q2 = 1-(0,221) (0,216)

Q2 = 1- 0,048

Q2 = 0,952

Nilai Q2 berada pada rentan 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. berdasarkan hasil perhitungan tersebut nilai Q2 yang di dapat adalah sebesar 0,952, sehingga dapat disimpulkan bahwa model memiliki predictive revelance yang baik. Dengan demikian demikian, dapat dijelaskan bahwa 95,2 persen variabel keunggulan bersaing dipengaruhi oleh variabel orientasi pasar dan variabel inovasi produk, sedangkan 4,8 persen lainnya dipengaruhi oleh konstruk diluar model.

Pengujian hipotesis menggunakan nilai yang terdapat pada hasil path coefficients sebagai dasar. Pengujian terhadap hipotesis

dalam metode Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan menggunakan simulasi terhadap setiap hubungan yang dihipotesiskan dengan metode bootstrap. Metode bootstraping bertujuan untuk melihat nilai signifikansi antar variabel.

Hipotesis dapat diterima apabila nilai uji bootstraping berada diantara ±1,96. Apabila nilai t-statistic <1,96 atau =1,96, maka hipotesis akan ditolak. Nilai t-tabel ditentukan dengan signifikansi 5 persen atau 0,05. Semua koefisien jalur pada Tabel 10 memiliki nilai statistik di atas 1,96, sehingga dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan.

Pada Tabel 11 menunjukan bahwa pengaruh langsung inovasi produk terhadap keunggulan bersaing yaitu sebesar 0,455, pengaruh langsung orientasi pasar terhadap inovasi produk yaitu sebesar 0,883, pengaruh langsung orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing yaitu sebesar 0,458 yang menunjukan bahwa pengaruhnya adalah signifikan. Pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini adalah peran inovasi produk memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing. Besarnya pengaruh tidak langsung pada penelitian ini adalah 0,402, dengan t-statistic sebesar 2,059 dan

Tabel 10.

Path Coefftcient (Mean, STDEV1 T-Values, P-Values)

Variabel

Original Sample

Sampel Mean

Standard Deviation

T-Statistic

(IO/STDEVI)

P Values

Inovasi Produk -> Keunggulan Bersaing

0.455

0,426

0,222

2,051

0,041

Variabel

Original Sampel

Sampel Mean

Standard

Deviation

T-Statistic

(I O/STDEV I)

P Values

Orientasi Pasar -> Inovasi Produk

0,883

0,889

0,031

28,677

0,000

Onentasi Pasar-> Keunggulan Bersaing

0,458

0,490

0,490

1.984

0,048

Sumber: Data diolah, 2020


Tabel 11.

HasiL Uji Pengaruh Laugsung, Pengaruh TidakLangsuug, dau Pengaruh total

Tipe Pengaruh

Koustruk

Standardized Extimates

T-Statistic

(I O/STDEV I )

P Values

Pengaruh Langsung

Inovasi Produk -:

Bersaing

> Keunggulan

0,455

2,051

0,041

Orientasi Pasar -:

> Inovasi Produk

0,883

28,677

0,000

Orientasi Pasar->

Bersaing

Keunggulan

0,458

1,984

0,048

Pengaruh Tidak

Langsung

Orientasi Pasar -:

> Inovasi

0,402

2,059

0,040

Produk-> Keunggulan Bersaing

Pengaruh Total

Inovasi Produk -: Bersaing

> Keunggulan

0,455

2,051

0,041

Orientasi Pasar -:

> Inovasi Produk

0,883

28.677

0,000

Orientasi Pasar->

Bersaing

■ Keunggulan

0,859

18,277

0,000

Sumber: Data diolah, 2020


nilai p value sebesar 0,040. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi produk memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing secara positif dan signifikan.

Pengaruh total hubungan antara inovasi produk terhadap keunggulan bersaing sebesar 0,455 dengan t-statistic sebesar 2,051. Pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk sebesar 0,883 dengan t-statistic sebesar 26,677. Pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing sebesar 0,859 dengan t-statistic sebesar 18,677. Hal ini menyatakan adanya pengaruh yang signifikan terhadap masing-maing konstruk.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh orientasi pasar terhadap keunggukan bersaing, nilai t-statistic hubungan antara orientasi pasar dan keunggulan bersaing adalah signifikaan dengan nilai t-statistic 1,984, lebih besar dari 1,96. Nilai koefisien jalur sebesar 0,458 yang menunjukan arah hubungan antara orientasi pasar dengan keunggulan bersaing adalah positif. Sehingga H1 dalam penelitian ini menyatakan bahwa orientasi pesar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Maruta et al., (2017); Udriyah et al., (2019); Liliyani (2015); Kumbara & Afuan (2020) yang menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk menunjukan hasil nilai t-statistic sebesar 28,677. Nilai tersebut menunjukan hubungan yang signifikan dibuktikan dengan nilai t-statistic-nya lebih besar dari 1,96. Nilai Koefisien jalur sebesar 0,883 yang menunjukan arah hubungan antara orientasi pasar dengan inovasi produk adalah positif. Sehingga H2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi produk. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asashi & Sukaatmadja (2017), Putri & Yasa (2018) dan Manahera et al. (2018), yang menyatakan bahwa orientasi pasar mempu mempengaruhi inovasi produk secara positif dan signifikan.

Berdasarkan hasil dari analisis pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan bersaing menunjukan hasil nilai t-statistic sebesar 2,051. Nilai tersebut menunjukan hubungan yang signifikan dibuktikan dengan nilai t-stratistic-nya lebih besar dari 1,96. Nilai koefisien jalur sebesar 0,455 yang menunjukan arah hubungan antara inovasi produk dengan keunggulan bersaing adalah positif. Sehingga H3 dalam penelitian ini menyatakan bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap peunggulan bersaing. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryanti & Nursusila (2016), Kumbara & Afuan (2020) dan Suryaningsih et al, (2018) yang mnyatakan bahwa inovasi produk mampu mempengaruhi keunggulan bersaing secara positif dan signifikan.

Berdasarkan hasil dari analisis pengaruh tidak langsung peran inovasi produk memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing. Besarnya pengaruh tidak langsung pada penelitian ini adalah 0,402, dengan t-statistic sebesar 2,059 dan nilai p value sebesar 0,040. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi produk memediasi secara parsiall pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing secara positif dan signifikan. Sehingga H4 menunjukan bahwa inovasi produk mampu memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh mardiyono (2018), Asashi & Sukaatmadja (2017) dan Liliyani (2015) yang menyatakan bahwa inovasi produk mampu memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab sebelumnya maka simpulan dari penelitian ini adalah Orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik orientasi pasar maka keunggulan bersaing semakin tinggi. Orientasi pasar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap inovasi produk. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik orientasi pasar maka inovasi produk semakin baik pula. Inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik inovasi produk maka keunggulan bersaing semakin tinggi. Inovasi produk mampu memediasi secara positif dan signifikan pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing. Hal ini menunjukan bahwa inovasi produk dapat memberikan dampak yang signifikan dan dapat meningkatkan pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu pertama, hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada tabel variabel orientasi pasar bahwa perlunya peningatan dari pelaku UMKM beserta seluruh sumber daya manusia yang terlibat di dalam usaha tersebut dalam menciptakan nilai pelanggan seperti mampu meyakinkan pelanggan jika produk yang ditawarkan berkualitas baik dan pelayanan yang diberikan juga baik sehingga mampu menciptakan persepsi yang baik bagi pelanggan terhadap UMKM Perak di Desa Celuk. Kedua, hasil dari varibel inovasi produk menunjukan bahwa perlunya peningkatan dalam standar kualitas produk

yang dijual. Standar kualitas pada produk sangat penting bagi hasil akhir produk yang akan dijual, pelaku UMKM Perak di Desa Celuk diharapkan lebih memperhatikan standar kualitas produk yang dihasilkan agar dapat meminimalisir kerusakan produk pada saat produk siap pasarkan maupun pada saat produk sudah ada ditangan pelanggan. Ketiga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan cakupan yang lebih luas, dan meneliti ataupun menambahkan variabel diluar penelitian ini yang memang memiliki pengaruh terhadap keunggulan bersaing pada perusahaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu dimana penelitian ini hanya dilakukan di Usaha Perak yang ada di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati Gianyar sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Lingkungan yang selalu mengalami perubahan yang dinamis juga mungkin saja membuat adanya beberapa perubahan terkait dengan topik maupun hubungan serupa sehingga penelitian ini perlu dilakukan kembali dimasa yang mendatang

REFRENSI

Agung, A., Mirah, A., Dewi, W., Indrayani, L., Tripalupi, L. E., Studi, P., Ekonomi, P., & Ganesha, U. P. (2019). Di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 11(2), 466–475.

Asashi, T., & Sukaatmadja, I. (2017). Peran Inovasi Produk Dalam Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 6(4), 1816-1845.

Bukhori, D. M. (2017). Keunggulan Bersaing Melalui Orientasi Pasar dan Inovasi Produk. Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen, 3(1), 18–31.

Febriatmoko, B.,  & Raharjio, S, T. (2015).

Meningkatkan Kinerja Bisnis Melalui

Keungglan Bersaing Kuliner Khas Semarang (Studi Pada Sentra Usaha Mikro Lumpia, Bnadeng Presto dan Wingko di Kota Semarang). Conference In Business, Accounting, And Management (CAMB), 2(1), 139–144.

Ghozali. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least Aquare (PLS). Badan Penerbit Universitas Diponeogoro Semarang.

Haryanti, Setyani Sri., & Nursusila, L. (2016). Membangun Kinerja Pemasaran Berbasis Inovasi Produk Dan Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Kerajinan Gitar Di Kabupaten Sukoharjo). Research Fair Unisri, 2(1), 1–19.

Kumbara, V. B., & Afuan, M. (2020). The Impact Of Product Innovation And Market Orientation On The Competitive Advantage of Souvenirs In Padang. 9(1), 21–28.

Liliyani, R. (2015). Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Kompetitif UKM Pada Koperasi Budi Tresna Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Jurnal Studi Manajemen Dan Organisasi, 1(3), 23–37.

Mada, I.Gd Ny. Carlos Wiswanatha., & Martini, N. P. R. (2019). Kerajinan Perak Desa Celuk: Persepektif     Pengelolaan     Keuangan

Berdasarkan Sak Etap. Jurnal Lingkungan & Pembangunan, 3(2), 39–52.

Mahmoud Abdulai Mahmoud. Blankson, Charles. Frimpong, Nana Owusu. Nwankwo, Sonny. Trang, T. P. N. O. F. S. N. T. P. T. (2016). International Journal of Bank Marketing. International Journal of Bank Marketing, 34(5), 623–684. https://doi.org/10.1108/IJBM -04-2015-0057

Manahera, Marta Marsela. Moniharapon, Silcyljeova., & Tawas, H. N. (2018). Umkm Nasi Kuning Di Manado ) Analysis Of The Effect Of Market Orientation , Entrepreneurial Orientation On Product Innovation And Marketing Performance ( Case Study Of Yellow Rice Umkm In Manado ). Jurnal EMBA:Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 6(4).3603-3612

Mardiyono, A. (2018). The Effect of Market Orientation , Technology Orientation  to

Increase Marketing Performance on Confection  Medium Small Business  in

Indonesia. Scholars Journal of Economics, Business and Management (SJEBM), 5(7), 562–569. https://doi.org/10.21276/sjebm.201 8.5.7.2

Maruta, I G N Anom, R Andi Sularso., & Nanis Susanti. (2017). “Digital Repository Universitas Jember The Effect of Market Orientation , Entrepreneurship Orientation , and Imitation Strategy on Competitive Advantage ( Study on SME of Leather Bag and Suitcase in East Java ) Digital Repository Universitas Jember.” International Journal of Business and Management Invemtion 6(7): 24–35.

Poole, S. M. (2016). Developing relationships with school customers: the role of market orientation. International Journal of Education Management, 37(7), 1054–1068.

https://doi.org/DOI  10.1108/IJEM-08-2016-

0171

Pramesti, N., & Giantari, I. G. A. K. (2016). Peran Orientasi Pasar Memediasi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ukm Industri Kerajinan Endek. E-Jurnal Manajemen, 5(9), 5754 - 5782

Putra, Made Caesar Surya Dwi., & Ekawati, N. W. (2017). Pengaruh Inovasi Produk, Harga, Citra Merek Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Vespa. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 6(3), 1674–1700.

Putri, Ni Kadek Nusanti., & Yasa, Ni Nyoman Kerti. (2018). Peran Inovasi Produk Memediasi Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran ( Studi Pada Usaha Mikro , Kecil Dan Menengah Pie Susu Di Kota Denpasar ). Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan 12(2): 111–20.

Riyani, L. (2019). Analisis Orientasi Pasar dan Orientsi     Kewirausahaan     terhadap

Keunggulan Bersaing (Studi pada UMKM Getas Kurau Barat, Bangka Tengah). (Skripsi) Bangka:   Universitas Bangka

Belitung.

Subiharto, Joko. Asmara, Dwita Anja., & Raharjo, T.

(2015). Crearion of Creamic Craft with Traditional Technology forr Export Purpose Following Design Trend. International Journal of Innovation and Applied Studies, 9(4), 1485-1496

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Pendekatan      Kuantitatif,      Kualitatif,

Kombinasi dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suryaningsih, Luh Pande. Sukaatmadja, I Putu Gede., & Yasa, N. N. K. (2018). Peran keunggulan bersaing memediasi pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran umkm produk endek di denpasar. JUMIA: Jurnal Ilmu Manajemen, 8(1), 50–67.

Syukron, M. Z. N. (2016). Pengaruh orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap inovasi produk dan keunggulan bersaing umkm jenang di kabupaten kudus. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 2(4), 209–222.

Trihudiyatmanto, M. (2019). Pengembangan Kompetensi     Kewirausahaan     Untuk

Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM ( Studi Empiris Pada UMKM Pande Besi di Wonosobo ). Journal of Economic, Managemen, Accounting and Technology (JEMATech), 2(1), 22–32.

Udriyah. Tham, Jacquline., & Azam, S. M. F. (2019). The effects of market orientation and innovation on competitive advantage and business perfor- mance of textile SMEs. Management Science Letters, 9(9), 1419–

1428.https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.5.009

Buletin Studi Ekonomi

44