Anak Agung Made Bayu Wirama dkk, Kemampuan Komitmen Organisasi Memoderasi ... 115

KEMAMPUAN KOMITMEN ORGANISASI MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE, TIME BUDGET PRESSURE PADA KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali)

Anak Agung Made Bayu Wirama1

Ni Putu Sri Harta Mimba2

1Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email: [email protected]

Abstract: The Organization Commitment to Moderated The Effect Of Independency, Due Professional Care, Time Budget Pressure on Audit Quality. This research is aims to determine the effect of independency, due professional care, time budget pressure on audit quality and the ability of the organization commitment to moderated the effect of independency, due professional care, time budget pressure on audit quality. The data was collected using questionnaire. The amount of samples in this research selected using purposive sampling method. The analysis techniques used are moderated regression analysis. The results show that independency and time budget pressure has positive effect on audit quality. Due professional care have an effect but not significant on audit quality. Organization commitment cannot moderate the influences of independency, due profesional care and time budget pressure on audit quality.

Keywords: audit quality, independency, due professional care, time budget pressure.

Abstrak: Kemampuan Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Independensi, Due Professional Care, Time Budget Pressure pada Kualitas Audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, due professional care, time budget pressure pada kualitas audit dan kemampuan komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh independensi, due professional care, time budget pressure pada kualitas audit. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner. Jumlah sampel yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi dan time budget pressure berpengaruh positif pada kualitas audit. Due professional care tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Komitmen organisasi tidak mampu sebagai pemoderasi pengaruh independensi, due profesional care, time budget pressure pada kualitas audit.

Kata kunci: kualitas audit, independensi, due professional care, time budget pressure, komitmen organisasi.

PENDAHULUAN

Tuntutan masyarakat menghendaki atas pelaksanaan pemerintahan dan pengelolaan keuangan keuangan Negara yang baik yang didukung dengan pelaksanaan sistem pengendalian intern dan pengawasan yang baik. Hal ini diharapkan dapat terwujudnya pelaksanaan pemerintahan bersih dan berwibaya yang terlepas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Adanya berbagai indikasi kasus korupsi secara keseluruhan akan mengakibatkan kerugian keuangan negara, maka perlu ada penghitungan keuangan atau audit investigasi untuk menentukan besar kecilnya kerugian

keuangan yang diderita oleh negara. Perhitungan kerugian keuangan negara dan pembuktiannya tersebut, biasanya kasus-kasus yang sulit penghitungannya aparat penegak hukum meminta bantuan instansi atau bekerja sama dengan instansi terkait yang mempunyai keahlian dalam masalah audit keuangan. Penegak hukum pada umumnya menggunakan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), karena instansi tersebut mempunyai auditor yang memiliki keahlian dalam melakukan audit investigasi dan penghitungan masalah keuangan, sehingga kualitas audit atas audit investigasi yang dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini sesuai dengan fungsi BPKP dalam

Perpres RI No.192 Tahun 2014 dinyatakan bahwa fungsi pengawasan atas pelaksanaan program dan perencanaan dan/atau operasional yang dalam pelaksanaannya berindikasi dapat menghambat pembangunan, pelaksanaan audit penyesuaian harga, klaim, dan isvestigatif pada kasus-kasus yang berindikasi dapat merugikan keuangan negara/ daerah, pelaksanaan audit atas penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, berlaku sebagai saksi ahli, dan berupaya atas pencegahan tindakan korupsi.

Christiawan (2002:24) menyatakan bahwa kompetensi dan independensi dapat menentukan kualitas audit. Auditor wajib melaksanakan standar perilaku etis tertinggi pada organisasi auditor bekerja, standar profesi, masyarakat, dan pada diri auditor sendiri dengan menunjukkan kualitas hasil pemeriksaan yang berkualitas. Adanya penerapan standar - standar audit, prinsip - prinsip audit, tidak memihak, dan bersikap bebas serta mentaati kode etik profesi dan patuh kepada ketentuan hukum, maka kualitas audit yang baik akan dapat dicapai auditor.

Independensi auditor memiliki arti yang sama pentingnya dan harus dimiliki setiap auditor atas keahlian dalam pelaksanaan akuntansi dan pelaksanaan prosedur audit. Sikap mental yang tidak tergantung pada orang lain, tidak dikendalikan oleh pihak lain serta bebas dari pengaruh orang lain merupakan sikap independensi (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Adanya sikap yang tidak memihak, selalu mempertimbangkan fakta, kejujuran yang bersifat objektif sesuai dengan diri auditor saat merumuskan dan menyatakan pendapat audit juga merupakan sikap independensi.

Tindakan yang cermat dan seksma auditor dalam pemeriksaan dilaksanakan agar keyakinan yang cukup memadai diperoleh sehingga salah saji material terbebas dari laporan keuangan merupakan kemahiran profesional (due professional care). Laporan keuangan yang bebas dari kekeliruan maupun kecurangan (fraud) dapat diperoleh dan diyakini atas penerapan kemahiran profesional. Untuk itu bukti audit harus dianalisa secara obyektif, dipertanyakan dan dievaluasi oleh auditor. Bukti audit yang diperoleh auditor harus dievalusi secara kritis dan obyektif untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas laporan keuangan.

Tekanan bagi auditor atas laporan audit berkualitas yang dilaksanakan dengan terbatasnya anggaran waktu merupakan tantangan bagi auditor. Adanya tekanan secara waktu cenderung dapat mengakibatkan auditor berperilaku disfungsional,

seperti terlalu percaya kepada penjelasan auditee, selalu menerima presentasi auditee, begitu juga tidak terlalu menggali isu-isu relevan, sehingga cenderung dapat menghasilkan laporan audit yang kurang berkualitas. Kualitas audit yang dihasilkan auditor saat mengalami tekanan anggaran waktu yang sangat ketat dapat mengalami penurunan (Coram dkk., 2004:6). Adanya tekanan anggaran waktu yang sangat terbatas, namun auditor dituntut agar dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas merupakan suatu tantangan yang cukup berat bagi auditor.

Salah satu metode untuk meningkatkan pengolahan informasi agar dapat memberikan kualitas yang baik adalah dengan meningkatkan tingkat keterlibatan anggota. Keterlibatan anggota organisasi dapat dilaksanakan dengan meningkatkan komitmen organisasi mereka. Adanya kerelaan dan loyalitas pekerja untuk tetap menjadi bagian anggota organisasi serta berupaya dalam mencapai tujuan organisasi yang dilandasi atas dasar kepercayaan pekerja pada nilai-nilai organisasi merupakan komitmen organisasi.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dilakukankan penelitian untuk mengetahui pengaruh independensi, due professional care, time budget pressure, pada kualitas audit dengan komitmen organisasi sebagai variable pemoderasi. Terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian yang menunjukkan ada ketidakkonsistenan antara beberapa penelitian lainnya. Penelitian yang dilaksanakan oleh Ardini (2010), Satria (2012), Yenny (2012) dan Gunawan (2012) menyatakan kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi secara signifikan positif oleh independensi auditor. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Sukriah (2009), Carolita (2012), dan Faisal dkk. (2012) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak dipengaruhi oleh independensi auditor. Penelitian yang dilakukan Bawono dkk (2010), dan Satria (2012) dinyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi secara signifikan positif oleh due professional care. Namun penelitian yang dilaksanakan Netty dkk., (2012), Faisal dkk., (2012) dan Saripudin (2012) menyatakan bahwa due professional care tidak dapat mempengaruhi kualitas audit. Penelitian Andin Prasita dan Priyo Hari (2007) menyatakan kualitas audit dipengaruhi secara negative oleh kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu, sedangkan penelitian Basuki dan Mahardani (2006) dan Sososutikno (2003) menyatakan bahwa kualitas audit tidak dipengaruhi oleh tekanan anggaran waktu. Adanya beberapa penelitian dengan hasil penelitian yang tidak

konsisten, maka pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menyelesaikan perbedaan ini (Govindarajan, 1986). Pendekatan ini dapat menggunakan variabel-variabel lain sebagai faktor pemoderasi yang mempengaruhi hubungan antara independensi, due professional care, time budget pressure, pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1)Apakah independensi berpengaruh pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali?; 2)Apakah due professional care berpengaruh pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali?; 3)Apakah time budget pressure berpengaruh pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali?; 4)Apakah komitmen organisasi memoderasi pengaruh independensi pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali?; 5)Apakah komitmen organisasi memoderasi pengaruh due professional care pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali?; 6)Apakah komitmen organisasi memoderasi pengaruh time budget pressure pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali?

Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan: 1)Untuk mengetahui pengaruh independensi pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali; 2)Untuk mengetahui pengaruh due professional care pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali; 3)Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali; 4)Untuk mengetahui pengaruh moderasi komitmen organisasi dalam memengaruhi independensi pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali; 5)Untuk mengetahui pengaruh moderasi komitmen organisasi dalam memengaruhi due professional care pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali; 6)Untuk mengetahui pengaruh moderasi komitmen organisasi dalam memengaruhi time budget pressure pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali.

Penelitian ini menggunakan teori Agensi dan pendekatan kontijensi dalam penjelasan mengenai kemampuan komitmen organisasi dalam memoderasi independensi, due professional care, time budget pressure, pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. Pihak yang independen diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan pemerintah baik pusat maupun daerah agar asimetri informasi antara politisi dan rakyat dapat dikurangi. Lembaga yang bertugas dan berwenang untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara terutama yang berkaitan dengan adanya tindakan

penyimpangan keuangan Negara yaitu BPKP. Pemeriksaan yang dilaksanakan auditor berdasarkan independensi, due professional case, dan time budget pressure dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi. Hasil pemeriksaan ini merupakan bagian dari pertanggungjawaban pemerintah sebagai agen kepada rakyat sebagai principal yang menginginkan transparansi penggunaan anggaran negara.

KAJIAN PUSTAKA

Salah satu standar auditing yang berperan penting dan harus dimiliki oleh setiap auditor yaitu independensi. Sikap mental independen harus dimiliki auditor setiap pemeriksaan karena terkait dengan opini yang dikeluarkannya, maka kualitas audit yang dihasilkan tidak baik jika sikap independensi ini tidak timiliki oleh auditor. Kasidi (2007:28) menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit menjadi tidak bernilai saat auditor yang mengaudit terlihat tidak independen saat mengeluarkan opini audit. Hal ini dapat mengakibatkan laporan keuangan yang dihasilkan auditor semakin tidak dipercaya oleh pengguna laporan keuangan. Penelitian Alim, dkk. (2007) menyatakan bahwa kualitas audit yang dilaporkan auditor dipengaruhi secara signifikan oleh independensi. Hal ini dikuatkan dengan penelitian Ardini (2010) dan Aprianti (2010) menunjukkan hasil bahwa kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor atas audit laporan keuangan klien dipengaruhi secara signifikan oleh independensi, maka dapat dirumuskan hipotesis:

H1: Independensi berpengaruh positif pada kualitas audit

Auditor harus memiliki sikap yang cermat dan seksama dalam pemeriksaan yang merupakan kemahiran profesional (due professional care). Sikap ini mengharuskan auditor untuk selalu bertindak serta berpikir kritis dan obyektif atas bukti audit yang berdasarkan skeptisme profesionalnya menurut PSA No. 4 SPAP (2001). Apabila sikap skeptik auditor ini tidak mampu diterapkan secara profesional maka opini audit yang dihasilkan tidak memiliki kualitas audit yang baik dan tidak berdaya guna. Penggunakan kemahiran professional yang dimiliki auditor secara cermat dan seksama akan diperoleh laporan audit yang diyakini secara memadai telah terbebas dari kesalahan saji secara material, baik sengaja (kecurangan) maupun tidak sengaja sehingga menghasilkan audit yang berkualitas. Rahman (2009) dan Aprianti (2010) menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi secara signifikan oleh due professional

care. Auditor yang memiliki kemahiran profesional yang memadai serta didukung dengan bukti-bukti audit yang ditemukan sehingga auditor dapat menentukan luas sempitnya pemeriksaan serta metode yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis: H2: Due professional care berpengaruh positif pada kualitas audit

Tekanan anggaran waktu (time budget pressure) merupakan salah satu komponen yang penting dalam penilaian kinerja auditor. Tingkat efisiensi auditor atas penyelesaian pekerjaan auditnya dapat diukur dengan mempergunakan tekanan anggaran waktu. Adanya tekanan anggaran waktu bagi auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya, dapat mengakibatkan auditor mengurangi prosedur dan kepatuhan audit yang seharusnya dilaksanakan. Kualitas audit dipengaruhi secara negatif oleh tekanan anggaran waktu (Prasito dan Priyo, 2007). Sedangkan penelitian Basuki dan Mahardani (2006) dan Sososutikno (2003) menyatakan kualitas audit tidak dipengaruhi oleh tekanan anggaran waktu. Perilaku auditor yang dipengaruhi oleh tekanan anggaran waktu, dapat menimbulkan tingkat stress yang tinggi bagi auditor (Dezoort, 2002). Adanya tekanan anggaran waktu yang dikelola secara professional dapat meningkatkan kualitas pekerjaan sesuai dengan perilaku Resiliensi (Jakson, 2002), suatu keadaan dimana individu dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi yang sulit, maka dapat dirumuskan hipotesis:

H3: Time budget pressure berpengaruh positif pada kualitas audit

Komitmen terhadap organisasi seseorang akan menunjukkan kesediaan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi, mereka akan ikut terlibat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Komitmen organisasi yang kuat akan membentuk hubungan yang baik diantara organisasi dan antar anggota organisasi, sehingga sangat perlu ditumbuh kembangkan dalam diri anggota organisasi. Komitmen organisasi yang tumbuh kuat dalam diri anggota organisasi dapat berpengaruh pada independensi anggota organisasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja secara keseluruhan. Begitu juga sebaliknya, adanya komitmen organisasi yang rendah dapat pula mempengaruhi independensi dan kualitas kerja secara keseluruhan. Penelitian yang dilaksanakan oleh Ardini (2010) dan Aprianti (2010) menunjukkan hasil bahwa kualitas audit atas audit laporan keuangan klien dipengaruhi secara signifikan oleh independensi, maka dapat dirumuskan hipotesis: H4: Komitmen organisasi memperkuat pengaruh independensi pada kualitas audit

Davis dan Olesen (1963) dalam Kalbers dan Forgaty (1995) mengungkapkan untuk membangun komitmen pada profesi sering diharapkan pada tendensi profesionalisme. Kalbers dan Forgaty (1995) mengemukakan adanya kesesuaian hubungan antara tingkat profesionalisme dengan komitmen organisasi. Penelitian tentang hubungan antara profesionalisme dengan komitmen telah dilakukan oleh Kalbers dan Forgaty (1995) serta Rahmawati (1997) yang mengungkapkan dedikasi berpengaruh positif terhadap effective commitment. Hal ini menunjukkan bahwa adanya komitmen yang bersifat efektif akan dapat meningkatkan tingkat profesionalisme para anggota organisasi. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama seiring dengan komitmen organisasi yang tinggi dimiliki auditor sehingga mampu menghasilkan audit yang berkualitas.Penelitian yang dilaksanakan oleh Rahman (2009) dan Aprianti (2010) menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi secara signifikan oleh due professional care. Adanya kemahiran profesional yang diikuti dengan keyakinan yang memadai atas bukti-bukti audit dapat meningkatkan kualitas audit, maka dapat dirumuskan hipotesis: H5: Komitmen organisasi memperkuat pengaruh due professional care pada kualitas audit

Time budget pressure merupakan tekanan anggaran waktu yang dapat digunakan dalam menilai efisiensi penyelesaian pekerjaan audit, dan juga merupakan komponen yang penting dalam penilaian kinerja auditor. Adanya tekanan anggaran waktu yang didukung dengan komitmen organisasi yang kuat di dalam diri auditor dapat berpengaruh pada kualitas kerja yang dilakukan auditor secara keseluruhan dan dalam mencapai tujuan organisasi. Penggunaan anggaran waktu bagi auditor yang disusun dengan cermat dan seksama seiring dengan komitmen organisasi yang tinggi dimiliki auditor memungkinkan auditor untuk dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Perilaku auditor dalam melaksanakan proses audit dapat dipengaruhi oleh tekanan anggaran waktu, yang dapat menimbulkan tingkat stress yang tinggi bagi auditor (Dezoort, 2002). Adanya tekanan anggaran waktu yang dikelola secara professional dapat meningkatkan kualitas pekerjaan sesuai dengan perilaku Resiliensi (Jakson, 2002) suatu keadaan dimana individu dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi yang sulit, maka dapat dirumuskan hipotesis:

H6: Komitmen organisasi memperkuat pengaruh time budget pressure pada kualitas audit

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Bali, merupakan instansi pemerintah bertugas menyelenggarakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara. Penelitian ini akan menguji pengaruh independensi, due professional care, time budget presure pada kualitas audit dengan moderasi komitmen organisasi. Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu dari bulan Juni sampai dengan Juli 2015.

Penelitian ini mempergunakan data primer yang diperoleh dengan metode survei dan teknik kuesioner. Kuesioner dikirimkan secara langsung kepada responden, diisi secara lengkap oleh responden dan dipergunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan seluruh auditor (fungsional auditor) pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali sebanyak 98 orang (data per tanggal 30 Juni 2015) sebagai populasi. Karakteristik tertentu yang dimiliki atas suatu kejadian, sekelompok orang, atau segala sesuatu dan bagian dari wilayah yang digeneralisasi merupakan populasi (Sugiyono, 2010:115). Beberapa kesimpulan yang diambil dari kumpulan seluruh elemen-elemen yang saling berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan juga merupakan populasi.

Sampel yang digunakan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Kreteria penyampelan ini menggunakan beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:116). Auditor yang memiliki masa atau telah bekerja > 1 tahun pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali pada tahun 2015 dijadikan sebagai sampel.

Kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan yang dilaporkan, pejabat yang berwenang memberikan tanggapan, laporan hasil audit yang didistribusikan, dan rekomendasi auditor yang ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan atau standar audit yang berlaku merupakan Kualitas audit (Y). Penelitian ini membangkan instrument Sukriah (2009) dalam pengukuran kualitas audit, yaitu: penetapan sasaran, ruang lingkup dan metodelogi pemeriksaan, selalu mengacu pada kode etik dan standar pemeriksaan, penerapan teknik-teknik audit, perolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit, mendiskusikan setiap permasalahan dengan atasan, audit field sesuai standar dan sistem pengendalian mutu, temuan audit selalu didiskusikan dengan klien dan laporan atas tindakan perbaikan oleh auditan.

Independensi (X1) merupakan sikap yang selalu bersifat obyektif, menggunakan fakta dalam pernyataan pendapatnya serta tidak terpengaruh, tidak dikendalikan, dan tidak terikat pada orang lain

(Mulyadi, 2002). Pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang menjadi indikator variabel Mautz dan Sharaf (1980) yang telah dikembangkan, yaitu: auditor yang bebas dari intervensi, bersikap netral dan tidak bias, menghindari konflik kepentingan, tidak memiliki hubungan dekat dengan auditan, melaporkan pada pimpinan jika indepedensi terganggu, dan pimpinan mengganti auditor yang tidak independen, diukur menggunakan Skala Likert (5 poin) dengan 6 item pertanyaan.

Due professional care (X2) merupakan kemahiran profesional auditor yang digunakan secara tepat, cermat dan seksama dalam pemeriksaan, skeptisme professional yang selalu dituntut dan dilaksanakan auditor (Singgih, 2010). Pengukuran variable ini menggunakan pertanyaan yang menjadi indikator variabel yang dikembangkan oleh Mansur (2007), yaitu: bekerja dengan cermat dan terampil, bersikap teguh dan energik, adanya kemampuan teknik audit, bersifat mewaspadai kecurangan dan ketidakefektifan, dan mewaspadai risiko, diukur menggunakan Skala Likert (5 poin) dengan 6 item pertanyaan.

Time budget pressure (X3) merupakan suatu keadaan adanya pembatasan anggaran waktu yang bersifat ketat dan kaku, auditor dituntut untuk dapat menggunakan anggaran waktu yang telah disusun secara efesien (Sososutikno, 2003). Pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang menjadi indikator variabel yang dikembangkan oleh Sososutikno ( 2003 ) dan Prasita dan Adi (2007), yaitu: keterbatasan waktu dalam penugasan, penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan, pemenuhan target waktu selama penugasan, fokus tugas dengan keterbatasan waktu, pengkomunikasian anggaran waktu, efisiensi dalam proses audit, penilaian kinerja dari atasan, dan anggaran waktu merupakan keputusan mutlak dari atasan, audit diukur menggunakan Skala Likert (5 poin) dengan 8 item pertanyaan.

Komitmen organisasi (X4) merupakan suatu sifat keyakinan diri yang dimiliki individu atas nilai-nilai dan tujuan organisasi kerja, hubungan antara individu dengan organisasi kerja dengan adanya keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi kerja (Kuntjoro, 2009). Pengukuran variabel komitmen organisasi menggunakan pertanyaan yang menjadi indikator variabel yang dikembangkan oleh Trisnaningsih (2007) yaitu: rasa ikut memiliki organisasi, keterikatan secara emosional, berartinya organisasi dalam diri, merasa menjadi bagian dari organisasi, masalah organisasi seperti masalah sendiri, sulit terikat dengan organisasi lain, berusaha secara

optimal buat organisasi, komitmen terhadap organisasi, loyalitas terhadap organisasi, dan tidak pernah meninggalkan dan keluar dari organisasi, diukur menggunakan Skala Likert (5 poin) dengan 12 item pertanyaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Auditor BPKP Perwakilan Provinsi Bali dengan masa kerja > 1 tahun sebanyak 98 orang yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini. Teknik purposive sampling digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini. Penyebaran

kuesioner dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2015. Penyebaran kuesioner sebanyak 74 kuesioner, namun terdapat 28 kuesioner yang tidak kembali karena adanya beberapa auditor yang sedang melakukan pemeriksaan lapangan di luar daerah. Terdapat 46 kuesioner yang layak digunakan dalam penelitian. Berdasarkan central limit theorem yaitu jumlah minimal sampel sebesar 30 sampel sehingga kurva normal sudah dapat dicapai (Sugiyono, 2010:129) maka penelitian ini layak untuk dilanjutkan, dengan hasil statistik deskriptif dinyatakan pada Tabel 1.

Tabel 1

Statistik Deskriptif

Variabel

Minimum

Maksimum

Rata-Rata

Standa Devias

IDP (X1)

2,12

3,88

2,97

0

DP C (X2)

1,54

3,75

2,64

0

T B P (X3)

1,22

4,69

2,99

0

KO (X4)

1,60

4,66

2,95

0

KA (Y)

1,59

3,38

2,46

0

IDP x KO (X1X4)

4,19

18,07

8,95

3

DPC x KO (X2X4)

4,15

17,48

7,91

3

TBP x KO (X3X4)

4,03

18,95

8,76

2

Sumber: data diolah, 2015

Variabel independensi memiliki nilai minimum sebesar 2,12 yang mendekati nilai rata-rata sebesar 2,97. Hasil ini dapat menyatakan bahwa nilai independensi pada gugus data cenderung dapat mempengaruhi variabel dependen. Variabel due professional care memliki nilai minimum sebesar 1,54 yang menjauhi nilai rata-rata sebesar 2,64. Hasil ini dapat menyatakan bahwa nilai due professional care pada gugus data cenderung tidak dapat mempengaruhi variabel dependen. Nilai rata-rata independensi sebesar 2,97 lebih besar dari nilai standar deviasinya sebesar 0,61 menunjukkan bahwa pendistribusian data pada independensi sudah baik.

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid atau tidak maka harus dilakukan uji validitas. Apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan instrumen yang seharusnya disebut valid (Sugiyono, 2010:172). Program SPSS dapat digunakan untuk menlakukan uji validitas. Jika r e” 0,30 maka instrumen dinyatakan valid (Sugiyono, 2010:178), dengan hasil uji dinyatakan pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa validitas konstruksi instrumen yang dimiliki dalam

penelitian ini baik. Hal ini terjadi karena korelasi skor total (Pearson Correlation) dengan skor faktor positif dan besarnya di atas 0,3.

Konsisten atau stabilnya jawaban seseorang terhadap pernyataan dari waktu ke waktu maka intrumen dikatakan reliabel atau handal. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur instrumen yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Jika nilai cronbach’s alpha > 0,60 maka instrumen dinyatakan reliabel (Nunnally, 1960 dalam Ghozali, 2009:46). Adapun hasil uji reliabilitas penelitian ini dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas semua variabel mempunyai nilai cronbach’s alpha> 0,60. Hal ini dapat diartikan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner penelitian ini reliabel dan dapat digunakan.

Adanya distribusi variabel yang bersifat normal atau mendekati normal merupakan model regresi yang baik. Variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak maka harus dilakukan uji Normalitas. Uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) merupakan

Tabel 2

Hasil Uji Validitas

Variabel

Item Pernyataan

Koefisien Korelasi

Keterangan

X1.1

0,656

Valid

X1.2

0,749

Valid

Independensi

X1.3

0,721

Valid

(X1)

X1.4

0,701

Valid

X1.5

0,751

Valid

X1.6

0,744

Valid

X2.1

0,774

Valid

Due

X2.2

0,826

Valid

X2.3

0,872

Valid

Profesional Care (X2)

X2.4

0,876

Valid

X2.5

0,824

Valid

X2.6

0,891

Valid

X3.1

0,707

Valid

X3.2

0,676

Valid

X3.3

0,687

Valid

Time Budget

X3.4

0,775

Valid

Pressure (X3)

X3.5

0,700

Valid

X3.6

0,564

Valid

X3.7

0,600

Valid

X3.8

0,665

Valid

X4.1

0,764

Valid

X4.2

0,775

Valid

X4.3

0,787

Valid

X4.4

0,781

Valid

X4.5

0,664

Valid

Komitmen

X4.6

0,733

Valid

Organisasi (X4)

X4.7

0,651

Valid

X4.8

0,777

Valid

X4.9

0,839

Valid

X4.10

0,748

Valid

X4.11

0,713

Valid

X4.12

0,796

Valid

Y1

0,718

Valid

Y2

0,519

Valid

Y3

0,744

Valid

Kualitas Audit

Y4

0,710

Valid

(Y)

Y5

0,833

Valid

Y6

0,833

Valid

Y7

0,868

Valid

Y8

0,798

Valid

Sumber: data diolah, 2015

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach’s Alpha

Keterangan

Independensi (X1)

0,814

Reliabel

Due Professional Care (X2)

0,918

Reliabel

Time Budget Pressure (X3)

0,826

Reliabel

Komitmen Organisasi (X4)

0,930

Reliabel

Kualitas Audit (Y)

0,893

Reliabel

Sumber: data diolah, 2015

uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual dalam penelitian ini. Apabila Asymp. Sig (2tailed) > α (0,05) maka dikatakan data terdistribusi normal (Ghozali, 2009:32). Adapun hasil uji normalitas penelitian ini dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Hasil Normalitas

Keterangan

Unstandardized Residual

N

46

Kolmogorov- Smirnov

1,039

Asymp. Sig (2-tailed)

0,231

Sumber: data diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh signifikansi yang nilai koefisien Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,231 > alpha 0,05. Hal ini berarti pada penelitian ini model regresinya berdistribusi normal.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Hasil Tolerance yang nilainya lebih besar dari 10% (0,10) dan VIF yang besarnya kurang dari 10 mengindikasikan tidak adanya Multikolinearitas (Ghozali, 2009:96). Adapun hasil uji Multikolinearitas penelitian ini dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

Collinearity Statistics

Tolerance                     VIF

Independensi (X1)

Due Professional Care (X2)

Time Budget Pressure (X3)

Komitmen Organisasi (X4)

0,317                       3,155

0,370                       2,701

0,859                       1,164

0,756                       1,323

Sumber: data diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai tolerance atas variabel independensi, due professional care, time budget pressure, komitmen organisasi, dan kualitas audit menunjukkan nilai tolerance > 10% (0,10) dan nilai VIF < 10. Hasil ini menunjukkan dalam penelitian ini pada model regresi tidak terjadi permasalahan Multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadinya

ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang mempunyai varians yang homogen merupakan model regresi yang baik. Metode glejser digunakan untuk uji Heteroskedastisitas. Jika hasil uji nilai signifikansi > 0,05 maka Heteroskedastisitas tidak terjadi (Ghozali, 2009: 125). Adapun hasil uji Heteroskedastisitas penelitian ini dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel

t                          Signifikansi

Independensi (X1)

Due Professional Care (X2)

Time Budget Pressure (X3)

Komitmen Organisasi (X4)

0,721                         0,475

-0,804                        0,426

-0,201                          0,842

-1,222                        0,229

Sumber: data diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel independensi, due professional care, time budget pressure, komitmen organisasi, dan kualitas audit memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal ini berarti model regresi penelitian ini tidak terdapat Heteroskedastisitas.

Setelah melewati uji asumsi klasik dilanjutkan pengujiian hipotesis, Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Moderated

Regression Analisis (MRA) digunakan untuk mengetahui pengaruh independensi, due professional care, time budget pressure pada kualitas audit dan kemampuan komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh independensi, due professional care, time budget pressure pada kualitas audit. Adapun hasil analisis regresi moderasi penelitian ini dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7

Hasil Analisis Regresi Moderasi

Model

Unstandardized Coeficients

Standardized

t

Sig.

B

Std.

Error

Beta

(Constant)

-1,569

2,086

-0,752

0,45

Independensi (X1)

0,819

0,135

0,801

6,047

0,00

Due Professional Care (X2)

0,138

0,111

0,153

1,248

0,21

Time Budget Pressure (X3)

0,194

0,081

0,193

2,403

0,02

Komitmen Organisasi (X4)

0,200

0,669

0,215

0,300

0,76

IDP*KO (X1 X4)

-0,411

0,222

-2,285

-1,845

0,07

DPC*KO (X2 X4)

0,315

0,199

1,675

1,585

0,12

TBP*KO (X3 X4)

0,060

0,140

0,255

0,429

0,67

Adjusted (R2)

0,753

Signifikansi F

0,000

Sumber: data diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 7 maka persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut:

Y = α + βX1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X1X4 +

β6X2X4 + β7X3X4 + ε……...................……(1)

Y = -1,569 +0,819X1+ 0,138X2 + 0,194X3 + 0,200X4

- 0,411X1X4 + 0,315X2X4 + 0,060X3X4 + ε Notasi:

Y   = Kualitas Audit

α   = Konstanta

X1   = Independensi

X2   = Due professional care

X3   = Time budget pressure

X4   = Komitmen organisasi

β 1-7  = Koefisien regresi

X1X4 = Interaksi antara independensi dengan komitmen organisasi

X2X4 = Interaksi antara due professional care dengan komitmen organisasi

X3X4 = Interaksi antara time budget pressure dengan komitmen organisasi

ε = error term

Total pengaruh seluruh variabel bebas terlihat dari nilai adjusted R square adalah sebesar 75,3%. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa 75,3% variasi variabel kualitas audit mampu dijelaskan oleh variasi variabel independensi, due professional care dan time budget pressure. Sisanya sebesar 24,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model misalnya integritas (Moroney dan Carey, 2011).

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai F sebesar 20,628 dengan signifikansi F = 0,000 lebih kecil dari

alpha 0,05. Hal ini menunjukkan variabel kualitas audit dapat diprediksi dengan model regresi ini.

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi t = 0,005 < α = 0,05, berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Independensi (X1) berpengaruh positif pada kualitas audit (Y). Hal ini menunjukkan bahwa auditor dengan sifat independensi yang tinggi akan cenderung memiliki kualitas audit yang lebih tinggi.

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi t = 0,219 > α = 0,05, berarti H0 diterima dan H2 ditolak, yang berarti due professional care (X2) tidak berpengaruh positif pada kualitas audit (Y). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemahiran profesional yang cermat dan seksama yang dimiliki auditor cenderung tidak dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi t = 0,021 < α = 0,05, berarti H0 ditolak dan H3 diterima, yang berarti time budget pressure (X3) berpengaruh positif pada kualitas audit (Y). Hal ini menunjukkan bahwa adanya tekanan anggaran waktu yang dimiliki auditor saat melakukan pemeriksaan cenderung dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi t = 0,073 > α = 0,05, berarti H0 diterima dan H4 ditolak, sehingga komitmen organisasi (X4) tidak mampu sebagai pemoderasi pengaruh independensi (X1) pada kualitas audit (Y). Hal ini berarti auditor dengan sifat independensi yang tinggi dan memiliki komitmen terhadap organisasi cenderung tidak meningkatkan kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi t = 0,121 > α = 0,05, berarti H0 diterima dan H5 ditolak, sehingga komitmen organisasi (X4) tidak mampu sebagai pemoderasi pengaruh due professional care (X2) pada kualitas audit (Y). Hal ini berarti auditor dengan sifat due professional care yang tinggi dan memiliki komitmen terhadap organisasi cenderung tidak meningkatkan kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi t = 0,670 > α = 0,05, berarti H0 diterima dan H6 ditolak, sehingga komitmen organisasi (X4) tidak mampu sebagai pemoderasi pengaruh time budget pressure (X3) pada kualitas audit (Y). Hal ini berarti auditor dengan sifat time budget pressure yang tinggi dan memiliki komitmen terhadap organisasi cenderung tidak meningkatkan kualitas audit.

Independensi berpengaruh positif pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki sifat independensi tinggi akan cenderung memiliki kualitas audit yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan auditor yang memegang teguh independensinya, akan dapat lebih optimal dalam bekerja sehingga berkontribusi positif pada kualitas audit yang dihasilkan.

Due professional care tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa adanya kemahiran profesional yang cermat dan seksama yang dimiliki auditor cenderung tidak dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Hal ini diasumsikan karena auditor yang dalam melakukan pemeriksaan belum dapat bekerja dengan penuh kecermatan, bersikap energik, menggunakan kemampuan teknik yang dimiliki serta belum secara optimal menggunakan kemahiran profesionalnya untuk selalu mewaspadai adanya kecurangan dalam laporan keuangan.

Time budget pressure berpengaruh positif pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa adanya pengelolaan anggaran waktu dengan secara cermat, efisien, dan profesional akan cenderung memiliki kualitas audit yang lebih baik. Hal ini dikarenakan auditor yang karena adanya tekanan anggaran waktu namun dapat dikelola dengan secara cermat, efisien, dan profesional sehingga dapat berkontribusi positif pada kualitas audit yang dihasilkan.

Komitmen organisasi tidak mampu memoderasi pengaruh independensi pada kualitas audit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki independensi yang tinggi namun tidak didukung dengan komitmen organisasi

yang tinggi yang dimiliki auditor, sehingga kualitas audit yang dihasilkan cenderung semakin turun. Hal ini dikarenakan adanya pernyataan auditor yang tidak setuju atas menghindari konflik kepentingan, sehingga cenderung dapat mempengaruhi loyalitas auditor pada organisasi tempatnya bekerja serta dapat mengurangi rasa keterikatan secara emosional pada organisasi.

Komitmen organisasi tidak mampu memoderasi pengaruh due profesional care pada kualitas audit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama namun tidak didukung dengan komitmen organisasi yang tinggi yang dimiliki auditor, sehingga kualitas audit yang dihasilkan cenderung semakin turun. Hal ini terlihat dari pernyataan auditor yang tidak setuju dan netral atas kurang mewaspadai kecurangan yang terjadi dalam mengaudit laporan keuangan serta pernyataan kurang mewaspadai terhadap risiko yang signifikan dapat mempengaruhi obyektifitas pemeriksaan, sehingga cenderung dapat menurunkan usaha diatas batas normal auditor untuk mensuskseskan organisasinya.

Komitmen organisasi tidak mampu memoderasi pengaruh time budget pressure pada kualitas audit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan anggaran waktu bagi auditor yang dikelola secara profesional namun tidak didukung dengan komitmen organisasi tinggi yang dimiliki auditor, sehingga cenderung audit yang yang dihasilkan tidak berkualitas. Hal ini dikarenakan adanya pernyataan auditor yang tidak setuju dan netral atas terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus dalam melaksanakan tugas dengan waktu yang diberikan terlalu sempit, sehingga cenderung dapat menurunkan komitmen auditor dalam mensuskseskan tujuan organisasinya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan uraian-uraian sebelumnya tentang kemampuan komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh independensi, due professional care, time budget pressure pada kualitas audit, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Independensi berpengaruh positif pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. 2) Due professional care tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. 3) Time budget pressure berpengaruh positif pada kualitas audit BPKP Perwakilan Provinsi Bali. 4) Komitmen organisasi tidak mampu memoderasi pengaruh independensi pada kualitas audit. 5) Komitmen organisasi tidak mampu memoderasi pengaruh due

profesional care pada kualitas audit. 6) Komitmen organisasi tidak mampu memoderasi pengaruh time budget pressure pada kualitas audit.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah disebutkan, adapun saran yang dapat disampaikan: 1) Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan studi eksperimen, cara ini diharapkan dapat memberikan hasil penilaian kualitas audit menjadi lebih objektif. 2)Menggunakan variabel lain yang diduga berpengaruh pada kualitas audit maupun menggunakan variabel moderasi yang terkait dengan perilaku lainnya seperti pendidikan dan pelatihan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 3) Auditor BPKP Perwakilan Provinsi Bali disarankan untuk tetap diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan, maka kemampuan dalam penetapan sasaran dan metodelogi pemeriksaan serta mampu mensukseskan tujuan organisasi dapat ditingkatkan. Adanya kurang mewaspai kecurangan dalam pemeriksaan dan kurang fokusnya melakukan pemeriksaan dengan waktu yang terbatas dapat menurunkan komitmen organisasi auditor dalam mensukseskan tujuan organisasi. Kondisi kerja auditor BPKP juga diharapkan tetap diperhatikan, salah satunya dengan memberikan sarana dan prasarana dalam mendukung penatausahaan dokumen audit sehingga dapat menunjang pelaksanaan audit.

REFERENSI

Alim, M. Nizarul. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X.

Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi Tahun XX, No. 3. p. 329-349, Desember.

Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. 2006.”Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya”. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi MAKSI UNDIP (Agustus): vol. 6, No. (2), 177-256. Carcello, J. V., R. H. Hermanson. dan N.T. McGrath.

1992. “Audit Quality Attributes: The Perceptions of Audit Partners, Prepares, and Financial Statement Users”. Auditing : A Journal of Practice and Theory 11, (Spring): 1-15.

Coram, Paul, et al., “The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working paper”, The University of Melbourne, Australia, 2004.

De Angelo, LE. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure Regulation. Juornal of Accounting and Economics 3 August. p.113-127.

Deis, D. R. dan Gary A. Giroux. 1992.”Determinants of Audit Quality in the Public Sector”. The Accounting Review, July. p. 462-479.

Faisal, Nardiyah dan M. Rizal Yahya. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi (Survei Pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia). Jurnal Akuntansi. Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang: Universitas Diponegoro.

Govindarajan, V. 1986. Impact of Participation in the Budgetary Process on Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contogency Perspective, Decision Science 17. p.496-516.

Huntoyungo, Siti Badriyah. 2009. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit. (Studi Pada Inspektorat Daerah Gorontalo). Tesis. Tidak untuk dipublikasikan.

Haslinda Lubis. 2009. Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sematera Utara (Tesis). Tidak untuk dipublikasikan.

Indra Bastian. 2007. Audit Sektor Publik. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Iskandar, T. M. dan Sanusi, Z. M. 2011. Assesing the Effects of Self-Efficacy and Task Complexity on Internal Control Audit Judgement. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance, Vol. 7: 29-52.

Jaffar, N., Haron, H., dan Iskandar, T. M. 2011. Fraud Risk Assesment and Detection of Fraud: The Moderating Effect of Personality. International Journal of Business and Management, Vol. 6: 40-50.

Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Auditor (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se-Pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 8 No. 3 November 2012 hal: 159-169.

Kitta, Syfaruddin. 2009. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit yang dimoderasi Orientasi Etika Auditor (Studi pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan). (Tesis). Tidak untuk dipublikasikan.

Krisna Sintia Dewi. 2014. Efektifitas Penerapan Ancaman Sanksi Pidana Tambahan Guna Pengembalian Kerugian Keuangan Negara dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Denpasar). (Tesis). Tidak untuk dipublikasikan.

Lauw Tjun Tjun, Elyzabet I. M., dan Santy Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Bandung: Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha.

M.Riadhussyah. 2014. Peranan BPKP Menghitung Kerugian Keuangan Negara Dalam Rangka Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi (Studi di Kota Mataram). Jurnal Karya Ilmiah. Mataram: Fakultas Hukum, Universitas Mataram.

Moroney, R dan Carey, P. 2011. Industry Versus Task Based Experience and Auditor Performance. Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 30: 1-18.

Muliani, Elisha dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, Vol. 14 No. 2.

McNamara dan Liyanarachchi. 2005. Time Budget Pressure and Dysfungsional Behaviour withinan Occopational Stres Model. Journal Accountancy Business and the Public Interest, Vol. 7, No. 1, 2008

Meier and Fuglister. 1992. How to Improve Audit Quality Perception of Auditor and Client. The Ohio CPA Journal. June 1992

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2008. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia. 2014. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Ratih, C., dan Dyan. Y. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Denpasar: Program Studi Akuntansi, Universitas Udayana.

Samelson, D., S. Lowensohn. dan L. E. Johnson. 2006. The Determinants of Perceived Audit Quality and Auditee Satisfaction in Local

Government”. Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management, 18 (2). p. 139-166.

Sami Pirzada Ullah, Sabri Muhammad,Ilyas Zahra Amjad. 2011. Organizational Culture and Its Impact on the Job Satisfaction of the University Teachers of Lahore. International Journal of Business and Social Science, 2(24): h:121-128

Sari, R.N., Mardisar, Diani & Rita Anugerah. 2010.A Study on Audit Judgment Performance: The Effect of Accountability, Effort and Task Complexity. pp: 1-23.

Saripudin, Netty Herawaty, dan Rahayu. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang). e-JurnalBinar AkuntansiVol. 1 No. 1. Universitas Jambi.

Schroeder, M. S., I. Salomon dan D. Vickrey. 1986. Audit Quality: The Perception of Audit Committee Chairpersons and Audit Partners. Auditing : A Journal of Practice and Theory 5, (Spring). p. 86-94.

Siggih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono, Pengaruh Independensi Pengalaman, Due Propesional Car, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four”di Indonesia) Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto, 2010.

Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Jakarta) (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Soobaroyen, Teeroven dan Chelven Chengabroyan, Auditors’ Perception of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-reporting of Chargeable, Time : Evidence from a Developing Country [On-line] http : //www.aber.ac.uk, 2005.

Suara Pembangunan 2015, Jumlah Tersangka Korupsi 1.328 Orang. Rabu 18 Pebruari, Hal. A4

Suartana I.W. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 1, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukriah, I., Akram dan B. A. Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII. Palembang.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Suyana Utama. 2009. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar, 26-28 Juli.

Urip Santoso, Yohanes 2010, Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Katolik Parahyangan.

Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Woodbine, G. F. dan Liu, J. 2010. Leadership Styles and the Moral Choice of Internal Auditors. Electronic Journal of Business Ethics and Organization Studies, Vol. 1: 28-35.