BULETIN

EKONOMI


STUDI


BULETIN STUDI EKONOMI

Available online at https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/index

Vol. 28 No. 02, Agustus 2023, pages: 188-196

ISSN: 1410-4628

e-ISSN: 2580-5312


DETERMINAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK LANJUT USIA DI DESA KEMENUH GIANYAR

Ni Luh Putu Evi Anggreni1Anak Agung Ketut Ayuningsasi2

Abstract

Keywords:

Marital status;

Employment Status;

Social Support; Welfare.

This study aims to analyze the effect of marital status, employment status, and social support simultaneously and partially on the welfare of the elderly population in Kemenuh Village, Sukawati District, Gianyar Regency. This study uses a quantitative approach in the form of associative. Sampling was carried out by nonprobability sampling, namely the accidental sampling method. The elderly population in Kemenuh Village is 1,499 people and a sample of 120 people is taken. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that marital status, employment status, and social support simultaneously have a significant effect on the welfare of the elderly population in Kemenuh Village. Marital status, employment status, and social support partially have a positive and significant effect on the welfare of the elderly population in Kemenuh Village, Sukawati District, Gianyar Regency. The results of this study can contribute to the development of welfare theory, especially concerning the welfare of the elderly population which is starting to receive attention.

Kata Kunci:

Abstrak

Status Perkawinan;

Status Ketenagakerjaan;

Dukungan Sosial;

Kesejahteraan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial secara simultan dan parsial terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Pengambilan sampel

dilakukan dengan nonprobability sampling yaitu metode accidental

Koresponding:

Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Email:

[email protected]

sampling. Populasi penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh sebanyak 1.499 jiwa dan diambil sampel sebanyak 120 jiwa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh. Status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam pengembangan teori kesejahteraan, khususnya berkaitan dengan kesejahteraan penduduk lanjut usia yang mulai mendapatkan perhatian.

Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Pada dasarnya pembangunan merupakan suatu upaya yang sistematis dan terencana oleh seluruh unsur bangsa untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik ke depannya dengan memanfaatkan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pembangunan pada suatu negara akan berdampak secara positif bagi masyarakatnya yaitu semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk. Hal ini akan meningkatkan kuantitas penduduk lanjut usia dengan permasalahannya yang beragam dan kompleks, sehingga kualitasnya juga harus mendapat perhatian.

Angka harapan hidup (AHH) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat pada khususnya. AHH merupakan salah satu indikator keberhasilan dari pembangunan yang mendukung peningkatan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia. AHH yang semakin meningkat dari tahun ke tahun akan diikuti pula oleh peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (Ascroft & Cavanough, 2008). Pada dasarnya, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia memiliki dua dampak yaitu dampak positif dan negatif terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia. Adapun dampak positifnya yaitu apabila penduduk lanjut usia tersebut berada dalam keadaan yang produktif, sehat rohani, dan jasmani, sedangkan akan berdampak negatif, apabila penduduk lanjut usia memiliki masalah terhadap penurunan kesehatan yang dapat berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan atau penghasilan, dan tidak adanya dukungan sosial terhadap penduduk penduduk lanjut usia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan penduduk lanjut usia menjelaskan bahwa seseorang dikatakan penduduk lanjut usia apabila telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Secara biologis, penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara terus menerus yang akan ditandai dengan penurunan daya tahan tubuh mulai dari fisik serta rentan terhadap berbagai serangan penyakit. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia sering dipandang sebagai beban untuk keluarga daripada sebagai sumber daya bagi masyarakat sekitarnya. Secara sosial, kehidupan penduduk lanjut usia sering dipersepsikan negatif atau tidak dapat memberikan manfaat bagi keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk penduduk lanjut usia akan menyebabkan berbagai tuntutan yang harus dipenuhi atau disediakan bersama oleh keluarga, masyarakat, maupun pemerintah, khususnya dalam lingkup pembangunan kesejahteraan sosial.

Berada pada tahap penduduk lanjut usia bukan menjadi hal yang dapat diterima secara mudah oleh setiap orang. Terdapat beberapa permasalahan yang akan timbul seiring dengan kehidupan menjadi penduduk lanjut usia antara lain masalah ekonomi, sosial, kesehatan, psikologis, post power syndrome, ketidakberdayaan, ketidakbergunaan, dan ketidakbahagiaan (Suardiman, 2011). Apabila jumlah penduduk penduduk lanjut usia semakin meningkat, maka akan membutuhkan perhatian dari semua pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penuaan penduduk. Jumlah penduduk penduduk lanjut usia akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk penduduk lanjut usia karena meningkatnya jumlah penduduk penduduk lanjut usia akan menimbulkan masalah dari segi kesehatan, aspek fisik, mental, dan sosial yang berkaitan dengan kesejahteraan penduduk lanjut usia tersebut, sehingga kebutuhan atau fasilitas-fasilitas dalam pelayanan untuk penduduk lanjut usia harus meningkat (Suardiman, 2011).

Kesejahteraan penduduk lanjut usia merupakan suatu hal penting, karena dengan terpenuhinya kebutuhannya, maka kualitas hidup dari penduduk penduduk lanjut usia akan meningkat. Kualitas hidup yang dikategorikan baik memiliki pengaruh terhadap cara pandang, perilaku, dan cara bersikap penduduk lanjut usia dalam menerima serta menikmati hari di masa senjanya tanpa bergantung pada orang lain, sehingga penduduk penduduk lanjut usia mampu beradaptasi dengan berbagai hal yang

terjadi dan dapat melewati kehidupan dengan bahagia, kemudian dapat berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial (Wenas, et al., 2015).

Untuk mencapai kesejahteraan, teori kebutuhan Maslow menjadi salah satu tolok ukur dalam memahami kebutuhan penduduk penduduk lanjut usia yang sangat beragam. Kebutuhan manusia menurut teori Maslow (2007) meliputi kebutuhan sosial, kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan fisiologis, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dengan terpenuhinya berbagai kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka seiring berjalannya waktu, AHH penduduk penduduk lanjut usia juga akan semakin meningkat. Peningkatan AHH menunjukkan keberhasilan dalam pembangunan manusia, namun jika tidak diimbangi dengan berbagai perubahan dalam kualitas penduduknya juga akan mengakibatkan beban pembangunan (Putri & Sudibia, 2017). Penuaan struktur umur penduduk menjadi topik bahasan utama dalam polemik atau diskusi masyarakat umum karena hal tersebut menyangkut keberhasilan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang (Prettner, 2013).

Jumlah penduduk penduduk lanjut usia menurut kelompok umur pada tahun 2020 hingga 2021 mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, jumlah penduduk penduduk lanjut usia di Provinsi Bali sebanyak 555.800 jiwa dan mengalami peningkatan di tahun 2021 menjadi sebanyak 578.800 jiwa. Kelompok umur penduduk lanjut usia terbanyak adalah 65-69 tahun pada tahun 2020 mengalami peningkatan dari 146.400 jiwa menjadi 157.000 jiwa di tahun 2021, serta kelompok umur 70-74 turut mengalami peningkatan jumlah penduduk dari 99.500 jiwa di tahun 2020 meningkat menjadi 136.000 jiwa di tahun 2021 (BPS Provinsi Bali, 2022). Data ini menunjukkan bahwa Provinsi Bali masuk dalam AHH kategori sedang. Hal ini sesuai dengan penggolongan kelompok umur menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dimana AHH dibagi menjadi tiga yaitu masuk kriteria AHH tinggi yaitu dari umur 60-64 tahun, kelompok umur 65-69 tahun kategori sedang, dan kategori rendah yaitu dari umur 70 ke atas (Kemenkes RI).

Beberapa hal yang dapat mendukung penduduk lanjut usia dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya yaitu faktor sosial ekonomi (tingkat pendidikan, status ketenagakerjaan, dan pendapatan), faktor demografi (umur, jenis kelamin, budaya, dan status perkawinan), kepercayaan, hubungan sosial atau perilaku, kejadian-kejadian tertentu dalam hidup, kesehatan, dan aktifitas lainnya (Seran, dkk., 2017). Sejauh mana faktor sosial ekonomi dan demografi tertentu dapat meningkatkan kesejahteraan tergantung dari nilai dan tujuan yang dimiliki seseorang, kepribadian, dan kultur atau budaya, mengingat kesejahteraan merupakan kajian multi dimensional yang terdiri atas beragam aspek dari kehidupan individu (Tomo & Pierewan, 2017).

Kesejahteraan hidup penduduk lanjut usia dikategorikan baik, apabila dipengaruhi oleh fungsi kognitif yang baik juga. Fungsi kognitif seseorang memiliki peranan penting dalam memori (ingatan) yang sebagian besar akan mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Status perkawinan berpengaruh terhadap fungsi kognitif, apabila seseorang yang memiliki pasangan dan sudah menikah biasanya mempunyai seorang yang dapat membantu dalam kondisi depresi maupun stres, namun jika seseorang kehilangan atau tidak mempunyai pasangan hidup akan berpengaruh terhadap penurunan fungsi kognitif yang akan berdampak pada tingkat kesejahteraannya.

Pada hakekatnya setiap individu memerlukan pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Fitri (2012) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi penduduk lanjut usia untuk tetap bekerja adalah faktor ekonomi dikarenakan banyak penduduk lanjut usia yang tingkat ekonominya rendah, sehingga menyebabkan penduduk lanjut usia tetap bekerja untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Status ketenagakerjaan dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk penduduk lanjut usia, karena hal ini dapat membantu penduduk lanjut usia agar tetap berada pada tingkat kesejahteraannya dan dapat lebih bermanfaat bagi keluarga dan orang di lingkungannya (Calvo, 2006).

Kesejahteraan penduduk penduduk lanjut usia sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan

penduduk lanjut usia karena dukungan yang diterima oleh penduduk lanjut usia dapat menyebabkan penduduk lanjut usia merasa dicintai dan dihargai. Hal ini penting dalam meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental penduduk lanjut usia dalam kehidupannya (Raisa, 2016). Dukungan sosial sangat diperlukan bagi penduduk lanjut usia karena apabila tidak ada dukungan yang baik dari lingkungan sekitarnya, maka penduduk lanjut usia akan mudah stres atau depresi yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada sistem kekebalan tubuh. Adapun salah satu bentuk dukungan sosial bagi penduduk lanjut usia yang paling sederhana yaitu memberikan simpati dan empati pada penduduk lanjut usia, memberikan fasilitas dan pelayanan sosial yang memadai untuk kesejahteraan psikososial penduduk lanjut usia, serta menghormati dan menghargai kegiatan penduduk lanjut usia yang selalu bertindak aktif dan bijaksana. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang mengatur penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial (Kemenkes RI, 2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kemenuh dan waktu penelitian dimulai pada tanggal 12 Januari 2023 sampai dengan tanggal 5 Februari 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh, khususnya untuk mengetahui pengaruh status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh. Desa Kemenuh merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar yang mana desa ini sebagai penyangga urbanisasi dari daerah lainnya yang tinggal permanen dan menetap dengan status warga dinas. Selain itu, daerah ini mengalami transisi dari penduduk yang bermata pencaharian pertanian dan pengerajin patung, sedangkan generasi muda sekarang yang banyak bekerja di sektor jasa seperti pariwisata di dalam maupun luar negeri, sehingga menyebabkan banyak orangtua penduduk lanjut usia yang ditinggalkan untuk mencari pekerjaan di daerah lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kesejahteraan penduduk lanjut usia (Y), variabel bebas yaitu status perkawinan (X1), status ketenagakerjaan (X2), dan dukungan sosial (X3). Dari populasi sebanyak 1.499 jiwa penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh diambil sampel sebanyak 120 jiwa. Analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Adapun bentuk persamaannya yaitu sebagai berikut.

^ = β0 + β1^1 + β2^2 + β3x3 + e...........................................................................(1)

Keterangan :

Y            = Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia

X1            = Status Perkawinan

X2            = Status Ketenagakerjaan

X3            = Dukungan Sosial

β1, β2, β3       = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

β0             = Konstanta/intersep

e             = Tingkat kesalahan (standar error)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seiring dengan berjalannya waktu, penduduk lansia di Desa Kemenuh kian meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia merupakan salah satu dampak positif dari derajat kesehatan penduduk lanjut usia. Peningkatan kesehatan fisik maupun psikis akan meningkatkan usia harapan hidup penduduk lanjut usia. Peningkatan usia harapan hidup membawa pengaruh besar dalam pengelolaan masalah kesehatan, khususnya bagi penduduk lanjut usia (Koswara, 2015).

Penelitian ini menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi kesejahteraan lansia di Desa Kemenuh. Variabel-variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, dimana terdapat dua variabel laten yaitu variabel dukungan sosial dan variabel kesejahteraan, sedangkan variabel status perkawinan dan status ketenagakerjaan merupakan variabel dummy.

Tabel 1.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Unstandardized         Standardized         t         Sig.

Coefficients             Coefficients

B       Std. Error         Beta

(Constant)

Status Perkawinan

Status Ketenagakerjaan

Dukungan Sosial

24,525       2,120                             11,570      0,000

1,532        0,592            0,226           2,586       0,011

2,057        0,498            0,363           4,131       0,000

0,384        0,162            0,189           2,375       0,019

Sumber :Data Diolah, 2023

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda seperti yang disajikan pada Tabel 1, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 24,525 + 1,532 X1 + 2,057 X2+ 0,384 X3........................................................................................(2)

SE = (2,120)   (0,592) (0,498) (0,162)

t  = 11,570   2,586

Sig = 0,000    0,011

4,131 2,357

0,000     0,019

F = 15,083 dan Sig F = 0,000

R2= 0,262

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 15,083 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau diterimanya H1 yang berarti bahwa status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh. R Square sebesar 0,281 yang berarti bahwa 28,1 persen kesejahteraan penduduk lanjut usia dipengaruhi oleh status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial, sedangkan sebanyak 71,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh adalah tingkat pendidikan penduduk lanjut usia. Dikarenakan hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan salah satu penduduk lanjut usia yang menjadi informan dalam penelitian yaitu dengan Ibu Desak Ketut Sri Dewi (65 tahun) berasal dari Banjar Kemenuh yaitu, “Saya dulu bersekolah sampai jenjang perguruan tinggi dengan bermodal tekad dan dukungan orangtua saya bisa meraih cita-cita menjadi guru tetap di salah satu SMP Negeri di Gianyar. Namun, sekarang saya telah pensiun tapi saya tidak berkecil hati karena ilmu yang saya miliki bisa saya ajarkan ke anak dan cucu. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi tiap orang bukan hanya dalam mencari pekerjaan saja tapi kita bisa memiliki pengetahuan, pola pikir, dan wawasan luas yang masih saya

193 e-ISSN: 2580-5312 rasakan manfaatnya hingga saat ini.” Ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan perlu diperhitungkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh penduduk lanjut usia khususnya ketika masih muda, maka semakin tinggi pula peluang penduduk lanjut usia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghasilan yang lebih mencukupi, sehingga pada saat pensiun akan mendapatkan tunjangan yang dapat dimanfaatkan di masa senjanya. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil penelitian Martini Dewi (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk, tingginya jenjang pendidikan yang dicapai maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dikarenakan pendidikan merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan secara sistematis dan berjenjang agar menghasilkan manusia yang unggul, mandiri, dan berkualitas.

Dari hasil analisis pengaruh status perkawinan diperoleh nilai thitung sebesar 2,586 dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 sehingga H1 diterima. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kesejahteraan penduduk lanjut usia yang berstatus kawin dengan penduduk lanjut usia yang berstatus tidak kawin (belum kawin/janda/duda) di Desa Kemenuh. Penduduk lanjut usia yang berstatus kawin umumnya memiliki kualitas pernikahan yang baik dikarenakan adanya pasangan hidup dapat menjadi pendukung atau support system dalam menjalani kehidupan di masa tua. Selain keberadaan pasangan hidup, dengan adanya anak dan cucu dalam suatu pernikahan menjadi pelengkap kebahagiaan penduduk lanjut usia dikarenakan kehadirannya akan menjadi penerus di masa yang akan datang. Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian oleh Astuti (2019) yang mengemukakan bahwa status perkawinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia atau kualitas hidup penduduk lanjut usia. Kebutuhan mencintai dan dicintai terutama dari pasangannya bagi penduduk lanjut usia di masa tuanya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraannya. Pernikahan merupakan sumber dukungan utama bagi pasangan dengan tingkat kesejahteraannya paling tinggi, dikarenakan adanya dukungan dari hubungan yang terjalin dengan pasangan sehingga akan terhindar dari rasa kesepian dalam menjalini kehidupan sehari-harinya (George, 2010). Selain itu, penduduk lanjut usia yang berstatus menikah akan memiliki motivasi untuk saling memberikan dukungan kepada pasangannya yang hanya melibatkan orang-orang terdekat dalam keluarganya.

Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 16 Tahun 2019, status perkawinan merupakan suatu ikatan lahir batin antara perempuan dan laki-laki yang telah membentuk sebuah keluarga kecil serta telah mengikrarkan janji sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Perubahan dalam status perkawinan merupakan faktor penting dari kesejahteraan penduduk penduduk lanjut usia. Adanya pasangan menjadi salah satu hal yang penting untuk penduduk lanjut usia dikarenakan pasangan dapat menjadi tempat yang paling nyaman untuk bercerita serta menjadi teman dalam menikmati kehidupan di masa senjanya (Carr, et al., 2015). Penduduk lanjut usia yang berstatus menikah akan memiliki peluang yang lebih besar dalam bekerja. Menurut Fernandez (2013), seseorang yang telah menikah dan memiliki penghasilannya sendiri dapat meningkatkan konsumsi rumah tangganya, sehingga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh status ketenagakerjaan diperoleh nilai thitung sebesar 4,131 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000, yang berarti H0 ditolak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kesejahteraan penduduk lanjut usia yang bekerja dengan penduduk lanjut usia yang tidak bekerja di Desa Kemenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia yang masih aktif bekerja di masa tuanya memiliki kesejahteraan yang tinggi apabila dibandingkan dengan penduduk lanjut usia yang tidak bekerja karena penduduk lanjut usia yang masih aktif bekerja dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri tanpa bergantung pada orang lain atau keluarganya. Hal ini juga dapat meningkatkan rasa aman, nyaman, tentram dalam menghadapi kondisi di masa depan. Selain itu, dengan aktivitas bekerja dapat meningkatkan interaksi antara penduduk lanjut usia dengan

194 e-ISSN: 2580-5312 orang lain yang ada di lingkungan sekitarnya, yang akan mengakibatkan penduduk lanjut usia merasa senang dan terhindar dari rasa bosan atau kesepian.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Adebowale, et al. (2012) yang menyatakan bahwa status ketenagakerjaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia. Bekerja dapat mengakibatkan penduduk lanjut usia lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehingga penduduk lanjut usia tidak bergantung atau mengandalkan pada anak, cucu, maupun saudaranya serta penduduk lanjut usia memiliki aktivitas untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan apabila dibandingkan dengan penduduk lanjut usia yang tidak bekerja. Selain itu, penduduk lanjut usia yang masih bekerja dapat membantu perekonomian keluarganya agar tetap stabil dan tidak kekurangan sandang maupun pangan. Menurut Calvo (2006), bekerja di masa tua dapat membantu penduduk lanjut usia untuk tetap berada pada tingkat kesejahteraan karena penduduk lanjut usia masih dapat melakukan kegiatan yang produktif dan bermanfaat bagi orang sekitarnya. Penduduk lanjut usia yang bekerja dapat meningkatkan kesjahteraannya secara personal maupun dalam lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan data dari karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak dikerjakan oleh responden yaitu sebagai pengerajin sebesar 18,33 persen, sebagai pedagang sebesar 14,17 persen, wiraswata sebesar 10,83 persen, dan petani sebesar 9,17 persen, sedangkan untuk jenis pekerjaan yang paling sedikit yaitu sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yaitu sebesar 6,67 persen, sehingga mayoritas penduduk lanjut usia lebih banyak atau dominan bekerja pada sektor informal dibandingkan dengan sektor formal. Menurut Affandi (2009), mayoritas penduduk lanjut usia bekerja pada sektor informal, karena banyak ragam pekerjaan yang termasuk dalam sektor ini. Rimbawan (2008) mengemukakan bahwa penduduk lanjut usia yang berstatus bekerja paling banyak terserap pada lapangan usaha pertanian. Memasuki usia penduduk lanjut usia, kemampuan fisik dan mental seseorang mulai mengalami kemunduran yang mana hal tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitasnya. Oleh karena itu, pada umumnya individu pada usia lanjut akan memutuskan untuk berhenti bekerja. Namun demikian, usia bukanlah hal yang satu-satunya menjadi dasar yang digunakan penduduk penduduk lanjut usia untuk memutuskan berhenti bekerja atau akan terus bekerja karena keputusan tersebut dapat berasal dari diri sendiri atau lingkungan tempat tinggal.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh dukungan sosial diperoleh nilai thitung sebesar 2,375 dengan nilai signifikasi sebesar 0,019, sehingga H1 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh. Ini berarti semakin baik dukungan sosial maka semakin meningkat pula kesejahteraan penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh. Dengan dukungan sosial yang diberikan kepada penduduk lanjut usia, maka penduduk lanjut usia akan merasa disayangi, dihargai, dan dihormati yang dapat mendukung dalam peningkatan kesejahteraan penduduk lanjut usia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim & Moen (2007) serta Leo Bahari & Sudibia (2021) yang menyatakan dukungan sosial berpengaruh positif terhadap kesejahteraan penduduk lanjut usia.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan penduduk penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Status perkawinan, status ketenagakerjaan, dan dukungan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan penduduk penduduk lanjut usia di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Saran yang dapat disampaikan dimana penduduk lanjut usia yang berstatus bekerja akan lebih sejahtera, sehingga diharapkan berbagai pihak terkait agar mendukung dengan memfasilitasi dan menyediakan lowongan pekerjaan yang layak bagi penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia yang memperoleh dukungan sosial akan lebih sejahtera, sehingga diharapkan berbagai pihak seperti keluarga dan pihak terkait agar lebih menjaga dan memperhatikan penduduk lanjut usia dengan baik dengan memberikan kesempatan bagi penduduk lanjut usia dalam mengekspresikan diri serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang sedang dijalani sehingga penduduk lanjut usia menjadi lebih nyaman dan bahagia.

REFERENSI

Adebowale, S.A., Atte, O., & Ayeni, O. (2012). Elderly Well-Being in a Rural Community in North Central Nigeria, Sub-Saharan Africa. Public Health Research, 2(4), 92–101.

Affandi. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih untuk Bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2), 99–110.

Ascroft, Vincent & Cavanough, D. (2008). Survey of Recent Developments. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44(3), 335–363.

Astuti, A. D. (2019). Status Perkawinan Meningkatkan Kualitas Hidup Penduduk lanjut usia di PSTW Sinta Rangkang Tangkiling Kalimantan Tengah. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 8(2), 1–8.

BPS Provinsi Bali. (2022). Jumlah Penduduk Penduduk lanjut usia Menurut Kelompok Umur di Provinsi Bali Tahun 2020-2021 (Ribuan Jiwa).

Calvo, E. (2006). Does working longer make people healthier and happier? Chestnut Hill. MA: Center for Retirement Research, 2(1), 32–34.

Carr, D., Freedman, V. A., Cornman, J. C., & Schwarz, N. (2015). Happy Marriage, Happy Life? Martial Quality and Subjective Well-being in Later Life. Journal of Marriage and Family, 76(1), 960–948.

Fernandez, R. (2013). Cultural Change as Learning: The Evolution of Female Labor Force Participation over a Century. American Economic Journal, 103(1), 472–500.

Fitri, H. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lanjut Usia Bekerja di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekan Baru. Jurnal Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial Dan Politi, 6(2), 101–112.

George, L. K. (2010). Still After All These Years: Research Frontiers on Subjective Well-being in Later Life. Journals of Gerontology, 65(3), 331–339.

Kemenkes RI. (2009). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Semester I 2009. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kim, J. & Moen, P. (2007). Retirement transitions, social support, and psychological well-being: A life-course approach. Journal of Gerontology: Psychological Sciences, 57(3), 212–222.

Koswara. (2015). Psikologi Usia. website: http://www.e-psikologi/usia/2.htm

Leo Bahari, I Gede. & Sudibia, I. K. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Penduduk lanjut usia di Kecamatan Karangasem. E-Jurnal EP Universitas Udayana, 10(2), 627–657.

Martini Dewi, N. P. (2012). Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 5(2), 119–124.

Maslow, A. H. (2007). Motivasi dan Kepribadian (Seri Manaj). PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Prettner, K. (2013). Population Aging and Endogenous Economic Growth. Cambrage: Center for Population and Development Studies Harvard University Journal Economic, 26(2), 811–834.

Putri, Ni Putu Ayu, Ketut Sudibia, dan N. M. H. U. (2017). Peran Akses Kesehatan dalam Memediasi Variabel Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Status Ketenagakerjaan Terhadap Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia di Kota Denpasar. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 6(5), 1995–2020.

Raisa, A. E. (2016). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Reseliensi pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wanita Semarang. 5(3), 537–542.

Rimbawan, N. D. (2008). Profil Penduduk lanjut usia di Bali dan Kaitannya dengan Pembangunan (Deskripsi Berdasarkan Hasil Supas 2005 dan Sakernas 2007). Jurnal Piramida Kependudukan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 4(2), 166–170.

Seran, E.D., Rorong, A.J.,& Londa, V. (2017). Pengaruh Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa. Jurnal Administrasi Publik, 5(3), 46.

Suardiman, S. (2011). Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Wenas, G. E., Opod, H.,& Cicilia, P. (2015). Hubungan Kebahagiaan dan Status Sosial Ekonomi Keluarga di Determinan Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia di Desa Kemenuh Gianyar, Ni Luh Putu Evi Anggreni dan Anak Agung Ketut Ayuningsasi

Kelurahan Artembaga II di Kota Bitung. Jurnal E-Biomedik (Ebm), 3(1), 532–538.

Determinan Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia di Desa Kemenuh Gianyar,

Ni Luh Putu Evi Anggreni dan Anak Agung Ketut Ayuningsasi