ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014):140-153

PERILAKU INCOME SMOOTHING, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

Ida Ayu Agung Istri Peranasari1

2

Ida Bagus Dharmadiaksa2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: idaayuagungperanasari@ymail.com / telp: +62 82 342 20 92 20

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Income smoothing atau yang disebut dengan perataan laba merupakan langkah-langkah manajemen untuk membuat laba akuntansi yang dilaporkan perusahaan menjadi smooth (memiliki fluktuasi yang rendah). Perilaku ini dimotivasi oleh adanya perilaku pasar yang cenderung lebih merespon secara positif informasi fundamental perusahaan yang memiliki sifat meningkat dan pasti.Fenomena tersebut dimanfaatkan oleh manajemen untuk tujuan memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya (agency theory) secara tidak langsung. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mendapatkan bukti empiris pengaruh nilai fundamental yang mendorong manajemen melakukan perataan laba. Dengan melakukan pengamatan sebanyak 260 amatan dari 52 perusahaan yang diseleksi selm 5 tahun secara puposive maka data dapat dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan, risiko keuangan, profitabilitas, leverage operasi, nilai perusahaan dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode tahun pengamatan 2008-2012.

Kata Kunci: perilaku income smoothing, dan faktor-faktor yang memengaruhinya

ABSTRACT

Income smoothing , or the so-called income smoothing steps management is to make the company reported accounting earnings into smooth ( has a low fluctuation ) . This behavior is motivated by the existence of market behavior that tends to be responding positively to the information that the company's fundamentals have improved and definite properties . This phenomenon used by management for the purpose of providing welfare to its shareholders ( agency theory ) indirectly . This study has the purpose of obtaining empirical evidence the influence of the fundamental values that drive management perform income smoothing . By making observations of 260 observations of 52 selected companies in puposive Selm 5 years then the data can be analyzed using logistic regression . Based on the analysis , the results showed that the size of the company , financial risk , profitability , operating leverage , firm value and ownership structure positively influence income smoothing practices made companies listed in Indonesia Stock Exchange observation period 2008-2012. Keywords : income smoothing behavior and factors that influence

PENDAHULUAN

Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan perusahaan bertujuan

untuk meningkatkan nilai perusahaan.Upaya yang dilakukan pengelola perusahaan

dalam meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan meningkatkan kinerja perusahaan.Kinerja perusahaan yang baik mampu memberikan gambaran bahwa reputasi perusahaan tersebut baik sehingga dapat menarik investor agar mempunyai niat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.Reputasi perusahaan yang baik itulah dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga nilai saham yang diperjulbelikan menjadi tinggi.Salah satu indikator terpenting yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba.

Laba merupakan suatu informasi yang terdapat disuatu laporan keuangan dan merupakan informasi penting baik bagi pihak didalam perusahaan maupun diluar perusahaan untuk mengetahui laba masa depan. Informasi yang terkandung didalam laba bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerjadari manajemen apakah baik atau tidak, membantu memprediksi hasil laba dimasa datang, dan memprediksi kemampuan perusahaan meminjam dana kepada kreditor (Kirschenheiter dan Melumad 2002).Perhatian investor seringkalihanya terpusat pada laba sehingga hal tersebut membuat manajemen terdorong untuk melakukan perilaku yang tidak semestinya (dysfunctional behavior).

Manajemen laba (earnings management) merupakan perilaku yang tidak semestinya (dysfunctional behavior) dari manajemen.Bentuk dari manajemen laba yang kerap dilakukan oleh manajer adalah perataan laba.Schroeder (2009) mendefinisikan income smoothingdilakukan manajer karena terjadi fluktuasi laba didalam perusahaan dan perilaku manajer dianggap normal bagi perusahaan.Menurut (Atik, 2008)manajemen tertarik melakukan praktik perataan laba karena manajemen

menyukai perusahaan yang memiliki laba rata begitu juga investor karena laba yang rata dianggap perusahaan tersebut baik.

Faktor-faktor yang memengaruhi perataan laba sangat bermacam-macam, sebagaimana ditemukan oleh penelitian terdahulu.Faktor-faktor berikutyaituUP, DER, ROA, DAR, PBV, dan MOWN. Tetapi dari beberapa analisa penelitian, hasil dari analisa penelitian tersebut berbeda walaupun mengukur variabel yang sama.

Hasil penelitian Ashari et al. (1994) yang meneliti ukuran perusahaan, profitabilitas, industri, dan kebangsaan terhadap praktik perataan laba menemukan bahwa hanya faktor profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap perataan laba. Berbeda hal dengan penelitian Budiasih (2009) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dividen payout ratio berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba.Sedangkan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba.Aji dan Mita (2010) menemukan Profitabilitas dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.Sedangkan risiko perusahaan dan nilai perusahaan terbukti berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Sedangkan Cahyani (2012) menemukan hasil penelitian bahwa risiko keuangan nilai perusahaan, struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh terhadap praktik perataan laba tetapi ukuran perusahaan dan jenis industri secara signifikan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba

Teori Keagenan (Agency Teory)

Teori keagenan menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah persetujuan diantara dua pihak, yaitu principal (pemilik) dan agent (manajemen), dimana prinsipal memberikan wewenang kepada agen untuk mengambil keputusan atas nama prinsipel (Jensen dan Meckling, 1976).Scot (2000) menjelaskan bahwa teori keagenan merupakan cabang dari game theory yang mempelajari suatu modal kontraktual yang mendorong agen untuk bertindak bagi prinsipel saat kepentingan agen bisa saja bertentangan dengan kepentingan prinsipal.Pertentangan kepentingan antara agen dan prinsipel disebut sebagai konflik keagenen.Karena perbedaan kepentingan tersebut pihak manajemen terdorong untuk melakukan praktik manajemen laba.

Perataan Laba

Menurut Vakilifard and Allame Naeri (2001) perataan laba merupakan suatu teknik yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengurangi perubahan dalam jumlah pajak yang dilaporkan baik itu pemerataan laba real atau pemerataan laba artificial agar dapat mencapai laba yang diinginkan perusahaan.Atik, (2008) manajemen tertarik melakukan praktik perataan laba karena manajemen menyukai perusahaan yang memiliki laba rata begitu juga investor karena laba yang rata dianggap perusahaan tersebut baik.

Pengaruh Praktik Perataan Laba dengan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya

Moses dalam Suwito dan Herawaty (2005) dan Tucker and Zarowin (2006)menyatakan bahwa perusahaan berukuran besar biasanya memiliki keinginan

yang lebihtinggi melakukan income smoothing dibanding perusahaan yang berukuran kecilkarena perusahaan yang berukuran besar mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah dan masyarakat. Berbeda dengan penelitian Cahyani (2012) semakin besar ukuran perusahaan semakin perusahaan tesebut tidak ingin untuk melakukan income smoothingdikarena perusahaan besar merupakan sorotan, oleh karena itu perusahaan takut unuk melakukan income smoothinguntuk menghindari resiko.

Risiko keuangan merupakan risiko yang berhubungan dengan segala macam resiko yang berhubungan dengan keuangan.Menurut Suranta dan Merdistuti (2004) menyimpulkan bahwa income smoothing dilakukan manajemen untuk menghindari terjadinya pelanggaran perjanjian utang yang sudah disepakati antara manajemen dengan kreditor sehingga apabila perusahaan cenderung mempunyai risiko keuangan tinggi maka manajemen akan melakukan income smoothing.

Profitabilitas juga diduga dapat mempengaruhi perataan laba.Menurut Assih dkk, (2000) apabila perusahaan memiliki ROA yang tinggi dianggap perusahaan tersbut memiliki laba yang tinggi sehingga investor tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.Karena al tersebutlah manajer tertarik melakukan perataan laba agar nilai perusahaan terlihat baik dimata investor.

Leverage operasi timbul pada saat perusaahan menggunakan aktiva yang menimbulkan biaya yang tetap seperti, bangunan, peralatan kantor, dll.Ashari et al.(1994) melihat leverage operasi perusahaan dapat menyebabkan perbedaan

didalam indeks perataan, untuk perusahaan yang memiliki leverageoperasitinggi memiliki kecenderungan untuk melakukan perataan laba.

Aji dan Mita (2010) menemukan semakin tinggi nilai perusahaan maka kecenderung melakukan income smoothing lebih besar, dikarenakan nilai perusahaan yang baik dianggap laba yang dihasilkan perusahaan tersebut stabil sehingga menarik minat manajemen untuk melakukan perataan laba.Nilai perusahaan yang baik berarti citra perusahaan dianggap baik bagi investor sehingga investor berkeinginan membeli saham tersebut.

Brochet dan Gildao (2004) mengemukakan ketika manajemen membeli saham didalam suatu perusahaan maka manajemen tersebut mendapatkan informasi lebih banyak dibandingkan dengan pemegang saham lainnya.Sehingga hal tersebut menyebabkan manajemen memiliki kesempatan besar untuk melakukan perataan laba.

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka hipotesis yang dapat disusun yaitu.

H1: Semakin besar ukuran perusahaan maka secara signifikan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

H2: Semakin tinggi risiko keuanganmakasecara signifikan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

H3: Semakin tinggi profitabilitas maka secara signifikan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

H4:  Semakin tinggi leverage operasi maka secara signifikan berpengaruh positif

terhadap praktik perataan laba.

  • H5:  Semakin tinggi nilai perusahaan maka secara signifikan berpengaruh positif

terhadap praktik perataan laba.

  • H6:  Semakin tinggi Keberadaan kepemilikan manajerial di dalam struktur

kepemilikan perusahaan maka secara signifikan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah perusahaan manufaktur terdaftar di BEI yang menyediakan informasi keuangandengan periode pengamatan 2008-2012.

Variabel terikat penelitian ini income smoothing diukur menggunakan indeks eckel yaitu:

IS =


CVΔI


CVΔS


(1)


Indeks Eckel untuk yang bukan perata laba adalah ≥ 1, sedangkan untuk yang perata laba adalah < 1 (Eckel, 1981).

Variabel bebas didalam penelitian ini yaitu:

  • 1.    Ukuran Perusahaan

UP di proksikan menggunakan logaritma natural (Budiasih, 2009): Ukuran perusahaan = Ln Total Aset

  • 2.    Risiko Keuangan

Bagaimana penggunaan hutang dibiayai oleh modal sendiri (Weston dan Copeland dalam Sitinjak, 2011). Adapun rumus debt to equity ratio (DER) yaitu:

DER = TotalHuXang ×100 %

(2)


Total Ekuitas

  • 3.    Profitabilitas

Diproksi dengan return on asset (ROA) yaitu:

ROA =


LabaBersih ----------× 100 %

Total Aset


(3)


4. Leverage Operasi

Leverage operasi adalah resiko usaha untuk mengukur sejauhmana hutang dibiayai oleh aset yang dimiliki perusahaan. Adapun rumus total debt to total assets (DAR) adalah sebagai berikut:


DAR= TotalHu tan g ×w0% Total Aset


……………………………(4)


  • 5.    Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan melalui Price per Book Value Ratio

(PBV) dirumuskan sebagai berikut:

PBV =


Nilai Saham NilaiBukuSaham

………………………………..(5)


  • 6.    Struktur Kepemilikan

Variabel kepemilikan manajerialdiproksikan menggunakan variabel

dummy kepemilikan manajerial (MOWN). (Aji dan Mita, 2010).

Pengambilan sampel teknikpurposive sampling.Kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 yang menerbitkan laporan keuangan secara berturut untuk periode pengamatan 2008-2012.Perusahaan manufaktur yang dalam laporan keuangannya tidak melaporkan kerugian dari tahun 2008-2012 dan menggunakan mata rupiah sebagai mata uang pelaporannya. Rumus dari teknik anaisis regresi logistik adalah sebagai berikut:

Lnl     I = α + β1UP + β2 DER + β3 ROA + β4 DAR + β5 PBV + β6 MO WN+

k 1 is J

Keterangan:

( IS n

k 1 PIS


: Perataan laba

α

UP

DER

ROA DAR PBV MOWN

: Konstan

: Ukuran Perusahaan

: Risiko Keuangan

: Profitabilitas

: Leverage Operasi

: Nilai Perusahaan

: Struktur Kepemilikan

: Standar eror

β1, β2, β3, β4, β5, β6 adalah nilai dari koefisien regresi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari www.idx.co.id populasi penelitian berjumlah 128 perusahaan selama periode pengamatan 2008-2012.Berdasarkan purposive sampling, maka perusahaan yang memenuhi kriteria adalah 52 perusahaan manufaktur.Dengan tahun pengamatan selama 5 tahun maka sampel penelitian ini sebanyak 260 pengamatan.

Analisis Regresi Logistik

Tabel 1

Hasil Uji Regresi Logistik

Variabel

B

Wald

Sig.

UP

0,214

4,717

0,030

DER

0,329

4,351

0,037

ROA

0,051

4,320

0,038

DAR

0,021

5,490

0,019

PBV

0,236

4,038

0,044

MOWN

1,020

11,790

0,001

Constant                                -5,413

Sumber: Data diolah, 2013

Persamaan model regresi logistik yang dihasilkan yaitu:

Ln∖ ^- I =-5,413 + 0,214UP + 0,329DER + 0,051 ROA + 0,021 DAR + 0,236PBV +1,020MOWN+ ,,       ,        ,        ,        ,        ,

Pengujian Hipotesis

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba

Nilai variabel UP sebesar 0,214 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,030

yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima. Ini berarti UP berpengaruh positif

signifikan terhadap praktik perataan laba.Hal ini berarti perusahan-perusahan yang berukuran besar lebih cenderung melakukan praktik perataan laba.

Pengaruh Risko Keuangan Terhadap Praktik Perataan Laba

Nilai variabel DER sebesar 0,329 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,037 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H2 diterima. Berarti DER berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba. Sehingga semakin tingginya tingkat risiko keuangan mengakibatkan perusahaan cenderung untuk melakukan income smoothing untuk menghindari terjadinya pelanggaran atas kontrak hutang.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Praktik Perataan Laba

Nilai variabel ROA sebesar 0,051 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,038 yang lebih kecil dari 0,0 5sehingga H3 diterima. ROA berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba.Tingakat profitabilitas yang stabil dapat menarik minat investor dalam menanamkan investasinya karena perusahaan dianggap baik dalam menghasilkan laba, sehinggamenyebabkan manajemen terdorong melakukan pemerataanlaba.

Pengaruh Leverage Operasi Terhadap Praktik Perataan Laba

Nilai variabel DAR sebesar 0,021 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,019 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H4 diterima. Leverage operasi berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba. Pemilik perusahaan meminta manajer untuk melaporkan bahwa perusahaan memiliki leverage operasi yang menguntungkan, maka dari itulah dilakukan pemerataanlaba

Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba

Nilai variabel PBV sebesar 0,236 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,044 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H5 diterima. PBV berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataanlaba.PBV menyebabkan terjadinya perataan laba, karena dengan melakukan praktik perataan laba menyebabkan terjadinya penurunan variabilitas laba dan risiko saham dari perusahaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba

Nilai variabel struktur kepemilikan manajerial (MOWN) sebesar 1,020 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H6 diterima. Hal ini berarti terdapatnya kepemilikan manajerial didalam struktur kepemilikan menyebababkan manajemen cenderung melakukan praktik perataan laba karena manajemen mendapatkan informasi lebih banyak tentang perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, maka dapat disimpulkan bahwa UP, DER, ROA, DAR, PBV, dan MOWN berpengaruh positif signifikan pada saat terjadinya income smoothing.

Keterbatasan Penelitian

Periode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini relatif pendek, yaitu hanya menggunakan periode pengamatan selama 5 tahun yaitu pada tahun 2008-2012 .

Pada penelitian ini hanya menggunaka enam variabel saja.

Saran

Bagi para pemakai laporan keuangan, baik investor, calon investor ataupun kreditur dalam menilai kinerja suatu peruahaan agar lebih memerhatikan variabel-variabel yang ada didalam penelitian ini karena variabel tersebut berpengaruh terhadap terjadinya income smoothing.

REFERENSI

Aji, Dhamar Yudha dan AriaFarah Mita,2010,Pengaruhprofitabilitas,Risiko Keuangan,NilaiPerusahaan,danstrukturKepemilikanTerhadapPraktek Perataan Laba:  Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

BEI.Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

Ashari,N.,Koh H.C.,Tan S.L., dan WongW.H., 1994, Factors Affecting Income Smoothing among ListedCompanies in Singapore, Journal of Accounting and Business Research, Autumn, 24(96): p291-304.

Assih,Prihat dan M.Gudono. 2000. “Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3 (1). Januari, h: 35 – 53.

Atik,Asuman.2008. Detectingincome-smoothingbehaviors of Turkish listed companies through empirical test using discretionary accounting changes. Critical Perspectives onAccounting, Vol.20, p 591–613.

Budiasih,Igan.2009. Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba.Media AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4. Januari, hal:1-14.

Brochet, Franchois dan Zhan Gildao.2004.ManagerialEntrachmentand Earnings Smoothing.Working Paper.

Cahyani,NuvitaDwi.2012.PengaruhProfiabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Jenisindustry Terhadap PraktekPerataanLaba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2010. Juraksi.1(2). Februari 2012

Eckel,N.,1981, “The Income SmootingResearchHypothesis Revisited,”Abacus ,Juni ;28 – 40.

Jensen,Michael C. dan WilliamH.Meckling. 1976. “Theoryof The Firm:Managerial Behaviour,AgencyCosts and Ownership Structure”. Journalof FinancialEconomics, October, 1976, 3(4): pp:305-306.

Kirschenheiter,M. & N. Melumad. 2002. Can BigBath and Earnings Smoothing Coexist as EquilibriumFinancial Reporting Strategies? Journal of Accounting and Economics 40 (3).

Scott,WilliamR. 2000. FinancialAccountingTheory, 2nd Edition.Prentice Hall, NJ.

Schroeder,Richard G.,MyrtleW.Clarck, dan JackM.Cathey. 2009. Financial Accounting Theory and Analysis: Text and Cases. John Wiley and Sons, NJ.

Sitinjak,GoldNaro.2011. Faktor-faktoryangMemengaruhi Perataan Laba. Repository.usu.ac.i

Sphor,Jonas.2004. Testing forIncomeSmoothing With DiscretionaryAccruals.Workin Paper.

Suranto Eddi dan Pratana Puspita Merdiastuti, 2004.”income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi, Bali.

Tucker, J W., & ZarowinP.A. (2006). Doesincome smoothing improve earnings informativeness?The Accounting Review,81(1), 251-270.

Vakilifard, H and F.Allame haeri (2001). “Investigating the Relationship between IncomeSmoothingandStockholders”, Wealth,Economics andManagement, pp. 54-67.

153