ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014):154-170

PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PRICE EARNING RATIO, AUDIT REPORT LAG TERKAIT PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Lana Suryani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: lanz2203@gmail.com/telp:+62 89 90 10 13 11

ABSTRAK

Opini audit going concern merupakan suatu opini berbentuk paragraf yang dimodifikasi yang mengemukakan keraguan auditor apakah perusahaan mampu bertahan dalam bisnisnya. Opini ini mengindikasikan bahwa auditor menilai dalam perusahaan kliennya terdapat risiko ketidakmampuan untuk bertahan dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel praktik manajemen laba, pertumbuhan perusahaan, price earning ratio, dan audit report lag pada penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian membuktikan bahwa praktik manajemen laba, price earning ratio serta audit report lag berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern, sedangkan pada pertumbuhan perusahaan tidak ditemukan memiliki pengaruh pada penerimaan opini audit going concern.

Kata kunci: opini audit going concern, manajemen laba, pertumbuhan perusahaan, price earning ratio, audit report lag

ABSTRACT

Going concern audit opinion is an opinion in the form of paragraphs modifications, auditors expressed doubt whether the company can survive in business. This opinion indicates that the auditor's assessment of risk clients are not able to stay in business. This research aims to determine the effect of variables earnings management, company’s growth, price earning ratio, and audit report lag to the going concern audit opinion on manufactur companies listed on Indonesia Stock Exchange period 2009-2012.Based on the discussion of the results showed that the practice of earnings management, price earning ratio and audit report lag affect the going concern audit opinion, while company’s growth was not found to affect the acceptance going concern audit opinion.

Keywords: going concern audit opinion, earnings management, growth, price earning ratio, audit report lag

PENDAHULUAN

Kelangsungan hidup entitas bisnis bergantung dengan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan terutama dalam bidang keuangan. Manajemen bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan untuk periode tertentu yang kemudian akan dijadikan landasan

untuk pengambilan keputusan keuangan. Berdasarkan teori agensi, dalam suatu entitas terdapat pihak investor (stockholder) dan pihak manajemen yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda-beda (Jensen dan Meckling :1976). Pihak investor memerlukan auditor independen yang berfungsi memeriksa laporan keuangan yang dibuat manajemen yang mencerminkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu. Auditor independen diharapkan dapat mengidentifikasi dan menilai kewajaran kondisi keuangan perusahaan (Vanstraelen, 1999).

Dalam teori dijelaskan going concern adalah kemampuan entitas untuk bertahan dalam bisnisnya untuk periode yang tidak terbatas. Apabila auditor mengeluarkan opini audit going concern, maka auditor tidak yakin atas kinerja entitas untuk bertahan dalam bisnis untuk periode berikutnya (Alit, 2012).

Kondisi ekonomi yang sangat berfluktuasi menyebabkan investor dan masyarakat mengandalkan auditor untuk memberikan informasi akan permasalahan keuangan entitas serta menilai kemampuan perusahaan di masa mendatang (Carey, et al, 2008). Auditor harus mengungkapkan secara eksplisit keraguan terhadap kemampuan bertahan hidup perusahaan dalam opini audit yang dikeluarkannya (Socol, 2010).

Auditor dituntut untuk mengemukakan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam bisnisnya sampai satu periode setelah pelaporan walaupun auditor tidak memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan yang diaudit (Setiawan, 2006 dalam Andi, 2012). Auditor independen umumnya memiliki akses ke informasi yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan sehingga penilaian dan perspektif yang penting mengenai kondisi perusahaan dapat diperoleh dari opini auditor (Coelho, et al, 2012).

Pada kenyataannya entitas tetap memiliki resiko tidak mampu bertahan dalam bisnis untuk satu periode berikutnya walaupun telah menerima opini wajar dari auditor, hal ini tidak berarti

kinerja auditor tidak memadai (Long and Sefcik, 2002). Tidak terdapatnya keraguan auditor terhadap kinerja perusahaan dalam opininya, bukanlah jaminan bahwa entitas akan mampu bertahan dalam bisnis untuk satu periode mendatang (Carcello, et al, 2007).

Informasi yang reliabel sangat diperlukan untuk dapat memprediksi kondisi keuangan dan ekonomi yang sesungguhnya serta untuk mengantisipasi adanya krisis di perusahaan (Georghe, 2012). Praktik manajemen laba akan menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak reliabel dan dapat mengganggu keputusan yang harus dibuat oleh pihak yang berkepentingan yang mempercayai hasil rekayasa tersebut sebagai angka-angka atas laporan keuangan tanpa rekayasa (Sri dan Agustono, 2009). Manajemen laba, baik dari sisi positif atau negatif, tetap akan menampilkan kualitas laba yang rendah, sebab laba telah direkayasa sebelum dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan (Foroghi and Shahshahani, 2012). Hahn (2000) mengemukakan terdapat cara-cara dalam melakukan manajemen laba, yaitu taking bath, menurunkan laba, memaksimalkan laba, dan meratakan laba.

Ferima (2010) menemukan bahwa praktik manajemen laba berdampak pada penerimaan opini audit going concern, sedangkan Haris (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa praktik manajemen laba tidak berdampak terhadap penerimaan opini audit going concern.

Pertumbuhan perusahaan (growth) adalah pertambahan atau penurunan volume usaha yang ditimbulkan oleh adanya arus dana perusahaan dari perubahan operasional perusahaan (Randhyni, dkk, 2010). Ovi dan Singgih (2011) dalam penelitiannya membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada penerimaan opini audit going concern. Arga dan Linda (2007) mengemukakan pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Price earning ratio mampu mencerminkan seberapa besar harga yang bersedia dibayarkan investor untuk saham suatu perusahaan dibandingkan dengan laba yang diterima (Warnida, 2011). Endah (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa price earning ratio tidak memiliki dampak pada penerimaan opini audit going concern. Salehi dan Vahab (2009) telah meneliti sebelumnya dan menyatakan bahwa apabila price earning ratio cukup tinggi berarti investor memiliki ekspektasi yang baik tentang perusahaan tersebut dan dapat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kelangsungan hidup yang baik pula.

Secara keseluruhan, tujuan dilakukannya pengauditan laporan keuangan yaitu mengemukakan pendapat apakah perusahaan menyajikan laporan keuangaannya dengan wajar berkaitan dengan hal-hal yang material berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia (Novice dan Budi, 2010). Audit report lag adalah jangka waktu dari tanggal disusunnya laporan keuangan, yaitu 31 Desember, dengan tanggal penyelesaian proses pengauditan (Meliyanti, 2011). Ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan terutama oleh perusahaan go public berpengaruh terhadap nilai dan kualitas laporan keuangan serta reaksi pasar terhadap perusahaan (Cahyadi, 2009). Gama (2013) dan Cahyadi (2009) menyatakan audit report lag berpengaruh positif pada penerimaan opini audit going concern. Namun, Indira (2009) meneliti dan menyatakan bahwa audit report lag tidak memiliki dampak terhadap penerimaan opini audit going concern.

Opini audit mengenai kondisi keuangan perusahaan menjadi sangat penting bagi investor dan masyarakat publik dan auditor diharuskan untuk memberikan sinyal yang jelas mengenai masalah going concern perusahaan (Haron, et al ; 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh praktik manajemen laba, pertumbuhan perusahaan, price earning ratio dan

ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014):154-170 audit report lag pada penerimaaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.

Perusahaan yang mengalami permasalahan finansial akan berusaha menghindari penerimaan opini audit going concern dengan melakukan manajemen laba sehingga kondisi perusahaan yang sebenarnya tidak terlihat (Geiger and Raghunandan, 2002). Muramiya dan Takada (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa adanya praktik manajemen laba merupakan indikator dan permulaan bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern.

H1: Manajemen laba berpengaruh positif pada penerimaan opini audit going concern.

Rasio pertumbuhan penjualan menghitung kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam posisi ekonomi, baik dalam industri itu sendiri maupun dalam kegiatan ekonomi secara global (Andi, 2012).

H2: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada penerimaan opini audit going

concern.

Salehi dan Rostami (2009) menyatakan dalam penelitiannya bahwa apabila price earning ratio cukup tinggi berarti investor memiliki ekspektasi yang baik tentang perusahaan tersebut dan dapat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kelangsungan hidup yang baik pula. H3: Price earning ratio berpengaruh negatif pada penerimaan opini audit going concern.

Maggina and Tsaklanganos (2011) dalam penelitiannya menyatakan perusahaan yang diberikan opini audit going concern memiliki proses audit yang lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian.

H4: Audit report lag berpengaruh positif pada penerimaan opini audit going concern.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini yaitu semua perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2012. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini diseleksi dengan metode purposive sampling, agar sampel mampu mencerminkan populasi penelitian dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Tabel 1.

Jumlah Sampel yang Terpilih

No.

Kriteria

Jumlah

1

Listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012

131

2

Tidak mengalami rugi bersih sekurangnya dua periode laporan keuangan selama periode penelitian (2009-2012)

(98)

3

Data tidak tersedia

(14)

4

Tidak menggunakan periode laporan keuangan mulai 1

Januari dampai 31 Desember

(1)

5

Tidak menggunakan Rupiah sebagai mata uang pelaporan

(5)

Jumlah Pengamatan Selama 4 Tahun

52

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, maka didapatkan sebanyak 52 sampel selama periode penelitian (2009-2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Tabel 2.
Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

DA

52

-1.000708

.311364

-.03521425

Pert_Penjualan

52

-.914916

2.966964

-.03275806

PER

52

-34.660000

173.910000

2.71596154

Audit Report Lag

52

54

151

84.37

Going Concern

52

0

1

.56

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas diperoleh rata-rata discretionary accrual sebesar -0,0352 dengan nilai maksimum 0,311 dan minimum -1,0007, rata-rata pertumbuhan perusahaan adalah -0,03276 dengan nilai maksimum 2,967 dan minimum -0,9149, rata-rata price earning ratio adalah 2,7159 dengan nilai maksimum 173,91 dan minimum -34,66, rata-rata audit report lag adalah 84,37 dengan nilai maksimum 151 dan minimum 54, serta nilai rata-rata opini audit going concern sebesar 0,56.

Analisis Regresi Logistik

Tabel 3.

Hasil Analisis Regresi Logistik

Chi-squ.are

Sig.

Nagelkerke R Square

-2 log lik.elihood (-2LL)

(Block Number = 0)

(Block Number = 1)

8,576

0,379

0,303

71,393

58,075

Mat.riks Korelasi

Constant

DA

Pert_ Penjualan

PER

Audit

Report Lag

Constant

1,000

-0,666

-0,028

0,486

-0,994

DA

-0,666

1,000

0,045

-0,413

0,687

Pert_Penjualan

-0,028

0,045

1,000

0,075

0,045

PER

0,486

-0,413

0,075

1,000

-0,484

Audit Report Lag

-0,994

0,687

0,045

-0,484

1,000

Prediksi

Observasi (Matriks Klasifikasi)

Non Going Concern

Going Concern

Persentase Benar

Non Going Concern Going Concern

13

7

10

22

56,5

75,9

Persentase Keseluruhan

67,3

Sumber: Output SPSS

Nilai Chi-square sebesar 8,576 dan signifikansi sebesar 0,379 > 0,05 menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data penelitian. Nilai -2LogL awal adalah sebesar 71,393 dan nilai -2LogL akhir mengalami penurunan menjadi 58.075 setelah dimasukkan keempat variabel independen. Penurunan nilai -2likelihood (-2LogL) ini menunjukkan model regresi yang dihipotesiskan telah fit dengan data (Imam, 2006). Nilai 0,303 pada pengujian Nagelkerke R Square berarti

keberagaman variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas adalah sebesar 30,3%, sedangkan sisanya sebesar 69,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian. Nilai variabel pada matriks korelasi menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang besar antar variabelnya. Berdasarkan hasil pengujian matriks klasifikasi, kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern adalah sebesar 75,9% dan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit non going concern adalah 56,5%.

Model regresi yang terbentuk

Tabel 4.

Rangkuman Hasil Uji Regresi Logistik

GC

Ln-----

I-GC


Variabel

B

Wald

Sig.

Keterangan

DA

5,583

4,726

0,015

Signifikan

Pert_Penjualan

-0,481

0,487

0,243

Tidak Signifikan

PER

-0,059

3,787

0,026

Signifikan

Audit Report Lag

0,093

6,759

0,005

Signifikan

Constant

-7,308

Sumber: Output SPSS

-7,308 + 5,583Zλ4 - 0,48!Growth - 0,059PEΛ + 0,0934ΛL

Variabel praktik manajemen laba yang diproksikan dengan nilai discretionary accrual (DA) menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 5,583 dengan tingkat signifikansi 0,015 < α (5%), memberi kesimpulan bahwa apabila terjadi peningkatan nilai praktik manajemen laba maka kemungkinan penerimaan opini audit going concern juga meningkat (berpengaruh positif). Hasil yang sama diperoleh dalam penelitian Muramiya dan Takada (2010) serta Ferima (2010).

Variabel pertumbuhan perusahaan (pert. penjualan) menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,481 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,2425 > α (5%). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Hasil yang sama juga diperoleh dalam penelitian Arga dan Linda (2007).

Variabel price earning ratio menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,059 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026 < α (5%). Hal ini menunjukkan apabila nilai price earning ratio meningkat, maka kemungkinan penerimaan opini audit going concern akan menurun (berpengaruh negatif). Hasil penelitian yang sama diperoleh dalam penelitian Salehi dan Rostami (2009).

Variabel audit report lag menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,093 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0045 < α (5%), memberi kesimpulan bahwa apabila jangka waktu penyelesaian audit meningkat, maka kemungkinan penerimaan opini audit going concern akan meningkat pula (berpengaruh positif). Hasil penelitian yang sama juga diperoleh dalam penelitian Gama (2013) dan Cahyadi (2009).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa apabila variabel praktik manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accrual (DA) dan variabel audit report lag nilainya meningkat, maka kemungkinan penerimaan opini audit going concern akan meningkat, sedangkan apabila price earning ratio meningkat maka kemungkinan penerimaan opini audit going concern akan menurun dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern.

Saran yang dapat diberikan yaitu bagi pihak investor dan calon investor, sebaiknya memperhatikan kondisi keuangan maupun non keuangan perusahaan sebagai bahan

pertimbangan investasi dan lebih berhati-hati sebelum melakukan investasi di suatu perusahaan yang go public, dan bagi praktisi akuntan publik dapat lebih memperhatikan tindakan manajemen yang menyangkut pelaporan keuangan terutama bila terdapat indikasi dilakukannya praktik manajemen laba, serta peningkatan atau penurunan price earning ratio pada perusahaan yang diaudit karena dapat berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

Alit Widiantara. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Reputasi Auditor, dan Auditor Client Tenure pada Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Andi Kartika. 2012. Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 1 No. 1, Hal. 25-40.

Arga Fajar Sentosa dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI Vol. 11 No. 2, Hal. 141-158.

Cahyadi Putra, I Gede. 2009. Opini Audit Going Concern: Prediksi Kebangkrutan dan Auditor Independen. Jurnal Riset Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar Hal. 1-19.

Carcello, Joseph V., Ann Vanstraelen and Michael Willenborg. 2007. The Effect of Audit Standards on Auditor Reporting: Going Concern Opinions in Belgium. Journal HEC Research Seminar Paris Page 1-40.

Carey, Peter J., Marshall A. Geiger and Brendan T. O’Connell. 2008. Costs Associated With Going Concern Modified Audit Opinions: An Analysis of the Australian Audit Market. Abacus Vol. 44 No. 1, Page 61-81.

Coelho, Luis M.S., Ruben M.T. Peixinho, and Siri Terjensen. 2012. Going Concern Opinion Are Not Bad News: Evidence From Industry Rivals. Journal Department of Economic, Technical University of Lisbon, ISSN No. 0874-4548.

Endah Adityaningrum. 2012. Analisis Hubungan Antara Kondisi Keuangan Perusahaan dengan Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Ferima Purmateti Linoputri. 2010. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Foroghi, Daruosh and Amir Mirshams Shahshahani. 2012. Audit Firm Size and Going Concern Reporting Accuracy. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business Vol. 3 No. 9, Page 1093-1098.

Gama Angga Patria. 2013. Pengaruh Kualitas Audit, Opini Auditor Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Audit Delay, dan Keahlian Komite Audit

Terhadap Penerimaan Opini Auditor dengan Modifikasi Going Concern. Undergraduate Thesis UPN Veteran Yogyakarta.

Geiger, Marshall A. and K. Raghunandan. 2002. Going Concern Opinions in The New Legal Environment. Accounting Horizons Vol. 16 No. 1, Page 17-26.

Gheorghe, Tara Ioan. 2012. The Going Concern – Theory and Practice in The Financial Audit. Journal of University of Oradea, Economic Science Departments, Page 631-635.

Hahn, William. 2011. The Going Concern Assumption: Its Journey into GAAP. The CPA Journal, Page 26-31.

Haris Raedy Hartas. 2011. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Manajemen Laba, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Universitas Diponegoro Semarang.

Haron, Hasnah, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari and Ishak Ismail. 2009. Factors Influencing Auditor’s Going Concern Opinion. Asian Academy of Management Journal Vol. 14 No. 1, Page 1-19.

Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Indira Januarti. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemillikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi XII, Hal. 1-26.

Indonesian Capital Market Directory

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling, 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol.3 No. 4, Page. 305-360.

Long, Michael S. and Stephan E. Sefcik. 2002. Closely Held Firms As Going Concerns. Journal of Entrepeneurial Finance, JEF, ISSN 1551-9570, Vol. 7, Page 37-49.

Maggina, Anastasia and Angelos A. Tsaklanganos. 2011. Predicting Audit Opinions Evidence From The Athens Stock Exchange. The Journal of Applied Business Research Vol. 27 No. 4, Page 53-68.

Meliyanti Yosephine Surbakti. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Muramiya, Katsuhiko and Tomomi Takada. 2010. Auditor Concervatism, Abnormal Accruals, and Going Concern Opinions. Journal of Kobe University, Research Institute for Economics and Business Administration, Page 1-42.

Novice Lianto dan Budi H. K. 2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No. 2, Hal 97-106.

Ovi Susarni dan Singgih Jatmiko. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Randhyni Suryastuti, Dharma Tintri E.S., dan Hantoro Arief. 2010. Pengaruh Debt Default, Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Salehi, Mahdi and Vahab Rostami. 2009. Relationship Between Going Concern Concept and P/E Ratio in Emerging Market: Case of Iran. Journal of Management Research ISSN 1941899X, Vol.1 No. 1, Page 1-21.

Socol, Adela. 2010. Significant Doubt About the Going Concern Assumption in Audit. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica 12(1), Page 291-299.

Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No. 1.

Vanstraelen, Ann. 1999. The Auditor’s Going Concern Opinion Decision: A Pilot Study. International Journal of Auditing 3, Page 41-57.

Warnida. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI). Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol 6 No.1, Hal. 30-43.

www.idx.co.id

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No

Kode Perusahaan

Nama Perusahaan Manufaktur

1

AKKU

PT Alam Karya Unggul Tbk.

2

ARGO

PT Argo Pantes Tbk.

3

DAVO

PT Davomas Abadi Tbk.

4

INCI

PT Intan Wijaya Internasional Tbk.

5

JKSW

PT Jakarta Kyoei Steel Work Tbk.

6

MLIA

PT Mulia Industrindo Tbk.

7

MYTX

PT Apac Citra Centertex Tbk.

8

RMBA

PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

9

SAIP

PT Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk.

10

SCPI

PT Schering Plough Indonesia Tbk.

11

SIMA

PT Siwani Makmur Tbk.

12

SULI

PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk.

13

TIRT

PT Tirta Mahakam Resources Tbk.

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Data Variabel Penelitian

Kode Perusahaan

Tahun

Going Concern

DA

Growth

PER

Audit

Report Lag

2009

0

-0.074208

-0.682508

-6.090000

83

AKKU

2010

0

-0.121579

0.151009

-6.340000

88

2011

0

-0.246393

-0.129151

-4.010000

88

2012

0

-0.080798

-0.375942

-18.270000

60

2009

1

0.075748

-0.308505

-5.760000

89

ARGO

2010

1

0.008258

-0.120139

-3.490000

74

2011

1

-0.061632

0.277078

-3.400000

76

2012

1

0.021415

-0.769005

-1.890000

80

2009

0

0.044666

-0.880318

-2.740000

64

DAVO

2010

0

-0.009587

2.966964

-34.660000

54

2011

1

-0.054818

-0.180273

-3.810000

90

2012

1

-1.000708

-0.083009

-1.120000

151

2009

0

-0.069605

-0.487479

-4.090000

72

INCI

2010

1

-0.166077

-0.305775

-2.160000

73

2011

0

-0.090463

0.037637

-2.210000

87

2012

0

0.008843

0.285420

4.880000

79

2009

1

0.034587

0.082067

1.850000

90

JKSW

2010

1

0.120444

-0.119108

3.560000

83

2011

1

-0.010087

-0.215567

-5.460000

90

2012

1

-0.039766

-0.393431

-0.660000

79

2009

1

0.311364

-0.054385

0.300000

74

MLIA

2010

1

0.279180

0.068277

0.350000

84

2011

1

-0.065785

0.148725

0.430000

86

2012

0

-0.013802

0.179509

-1.740000

81

2009

1

0.141349

-0.220167

5.780000

111

MYTX

2010

1

-0.125658

0.158637

-0.990000

83

2011

1

-0.083588

0.135196

-2.670000

88

2012

1

-0.009083

-0.223796

-4.140000

84

2009

0

-0.035874

0.221270

173.910000

81

RMBA

2010

0

-0.121266

0.227315

26.490000

87

2011

0

0.002457

0.130900

18.690000

82

2012

0

0.010182

-0.021863

-20.650000

85

Lampiran 2 (Lanjutan)

SAIP

2009

2010

2011

2012

1

1 0

1

0.222838

-0.066766

0.094817

-0.060476

-0.306919

-0.192532

-0.022932

-0.311603

1.160000

-4.470000

5.850000

-17.790000

71

73

79

79

2009

1

0.157357

0.396487

13.010000

90

SCPI

2010

0

-0.030663

-0.086291

-16.960000

90

2011

1

0.128260

0.049922

-3.540000

102

2012

0

-0.094019

0.108003

-4.790000

74

2009

0

-0.038994

-0.914916

-1.270000

84

SIMA

2010

1

-0.074418

0.177441

-1.280000

80

2011

0

-0.528382

0.684465

-0.370000

88

2012

1

0.070768

0.270188

-3.350000

85

2009

1

0.059802

-0.391748

-4.460000

69

SULI

2010

0

0.026584

-0.112486

71.180000

105

2011

1

-0.166394

-0.310797

-1.050000

107

2012

1

-0.060095

-0.257528

-0.930000

108

2009

0

-0.011904

-0.039513

5.790000

84

TIRT

2010

1

-0.075281

-0.007528

-7.970000

80

2011

0

0.109489

-0.067245

15.600000

82

2012

0

-0.071380

0.132530

-3.020000

81

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

DA

52

-1.000708

.311364

-.03521425

Pert_Penjualan

52

-.914916

2.966964

-.03275806

PER

52

-34.660000

173.910000

2.71596154

Audit Report Lag

52

54

151

84.37

Going Concern

52

0

1

.56

Regresi Logistik

Chi-squ.are

Sig.

Nagelkerke R Square

-2 log lik.elihood (-2LL)

(Block Number = 0)

(Block Number = 1)

8,576

0,379

0,303

71,393

58,075

Mat.riks Korelasi

Constant

DA

Pert_ Penjualan

PER

Audit

Report Lag

Constant

1,000

-0,666

-0,028

0,486

-0,994

DA

-0,666

1,000

0,045

-0,413

0,687

Pert_Penjualan

-0,028

0,045

1,000

0,075

0,045

PER

0,486

-0,413

0,075

1,000

-0,484

Audit Report Lag

-0,994

0,687

0,045

-0,484

1,000

Prediksi

Observasi (Matriks Klasifikasi)

Non Going Concern

Going Concern

Persentase Benar

Non Going Concern Going Concern

13

7

10

22

56,5

75,9

Persentase Keseluruhan

67,3

Variabel

B

Wald

Sig.

Keterangan

DA

5,583

4,726

0,015

Signifikan

Pert_Penjualan

-0,481

0,487

0,243

Tidak Signifikan

PER

-0,059

3,787

0,026

Signifikan

Audit Report Lag

0,093

6,759

0,005

Signifikan

Constant

-7,308

170