Analisis Return Saham Sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di Bursa Efek Indonesia
on
Jurnal Manajemen Agribisnis
Vol.11, No.2, Oktober 2023
E- ISSN: 2684-7728
Analisis Return Saham Sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di Bursa Efek Indonesia
Stock Return Analysis in The Plantation and Food Crops Sector on The Indonesia Stock Exchange
Ni Nyoman Ayu Kristini*) Widhianthini
I Nyoman Gede Ustriyana
Program Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
*) Email: ayukristini@gmail.com
ABSTRACT
Financial ratios are fundamental factors as a reference for investors in choosing stocks as their investment instrument. This study aims to determine and examine the effect of the current ratio, debt to equity ratio, return on assets, total asset turnover ratio, sales growth, and price to book value on stock returns. This study also aims to compare and strengthen the results of previous studies. By using a purposive sampling technique, a sample of seven companies in the Plantation and Food Crops sectors were obtained that met the sample criteria. The data used in this study were obtained from the financial reports of companies in the Plantation and Food Crops sub-sector that were listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2021 period. This research is quantitative with inferential method. The panel data regression analysis method uses EViews Version 12 with the Common Effects Model regression model to test the hypothesis. The results of the study show that the current ratio, debt to equity ratio, return on assets, total asset turnover ratio, sales growth, and price to book value have no significant effect either partially or simultaneously on stock returns, because they are not the main factors sought by investors in selecting investment targets in the Plantation and Food Crops sectors. Thus, it is suggested that investors analyze other factors both internal and external to the company which are thought to have a significant effect on stock returns.
Keywords: Fundamental Factors, Stock Return, IDX
ABSTRAK
Rasio-rasio keuangan merupakan faktor fundamental sebagai acuan investor dalam memilih saham sebagai instumen investasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value terhadap return saham. Penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak tujuh perusahaan di sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan yang memenuhi kriteria sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
sub sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode inferensial. Metode analisis regresi data panel menggunakan EViews Version 12 dengan model regresi Common Effect Model untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value tidak berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap return saham, karena bukan merupakan faktor utama yang dicari oleh investor dalam memilih sasaran investasinya pada sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan. Dengan demikian disarankan agar investor menganalisis faktor-faktor lainnya baik internal maupun eksternal perusahaan yang diduga berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Kata Kunci: Faktor Fundamental, Return Saham, BEI.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pasar saham di Indonesia membuka kesempatan bagi investor baru untuk mulai berinvestasi. Berdasarkan laporan demografi investor yang diterbitkan oleh KSEI (PT Kustodian Sentral Efek Indonesia) pada bulan Juli 2022, jumlah investor pasar modal pada tahun 2021 sebanyak 7,489,337 meningkat 92.99% dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 3,880,753. Dari jumlah investor tersebut 59.43% adalah investor dengan usia dibawah 30 tahun. Ini mengindikasikan pasar modal sangat diminati oleh generasi muda.
Ketersediaan aplikasi online trading adalah salah satu faktor yang mempermudah investor dalam melakukan kegiatan investasi khususnya saham. Tujuan utama dari investasi adalah untuk memperoleh return setinggi-tingginya atas investasinya. Oleh karena itu investor membutuhkan berbagai jenis informasi sehingga investor dapat menilai kinerja perusahaan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan investasi.
Investor secara umum menganalisa saham menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental untuk memperoleh return saham yang diharapkan. Analisis teknikal menggunakan acuan grafik harga saham yang terjadi setiap hari sedangkan analisis fundamental menggunakan kinerja perusahaan yang dapat dilihat melalui analisa rasio keuangan. Analisis fundamental banyak digunakan oleh calon investor dimana analisis ini memberikan informasi ataupun gambaran keuangan dan operasional perusahaan (Anoraga & Pakarti, 2008). Analisis fundamental yang umum adalah analisis rasio dilakukan dengan membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi individual atau kombinasi kedua laporan tersebut. Dari analisis rasio akan dihasilkan beberapa rasio keuangan perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan secara garis besar dikelompokkan menjadi lima yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas (leverage) dan rasio pasar (Ang, 1997).
Current ratio (CR) merupakan salah satu bentuk analisis likuiditas yang dapat melihat seberapa baik perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya berdasarkan aset lancarnya. Sedangkan untuk mengukur kemampuan modal perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya (solvability) digunakan debt to equity ratio (DER). Rasio ini dapat menunjukkan tingkat kemandirian finansial perusahaan berkaitan dengan utang.
Profitabilitas perusahaan adalah salah satu faktor yang diukur dalam menilai kinerja perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin menarik bagi investor. Salah satu analisis untuk mengukur profitabilitas adalah return on asset (ROA). Begitu pula kemampuan perusahaan dalam mengelola aset perusahaan adalah salah satu hal yang menarik bagi investor sehigga total asset turnover ratio (TATO) sering digunakan sebagai acuan dalam menilai aktivitas perusahaan. Total asset turnover ratio adalah rasio yang dipakai untuk menilai perputaran semua aktiva yang dimiliki sebuah perusahaan dan juga menilai berapa jumlah penjualan yang didapat dari setiap rupiah yang dihasilkan (Kasmir, 2016).
Rasio pertumbuhan juga sangat diperlukan dalam menilai pertumbuhan suatu perusahaan. Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan kemampuan perusahaan dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil menjalankan strateginya (Widarjo dan Setiawan, 2009). Selanjutnya rasio penilain yang sangat umum digunakan investor dalam menilai harga saham adalah price to book value (PBV). PBV adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat penulis identifikasikan masalah yang akan dibahas yaitu:
-
1. Bagaimanakah return saham ditinjau dari current ratio (CR) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
-
2. Bagaimanakah return saham ditinjau dari debt to equity ratio (DER) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
-
3. Bagaimanakah return saham ditinjau dari return on asset (ROA) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
-
4. Bagaimanakah return saham ditinjau dari total asset turnover ratio (TATO) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
-
5. Bagaimanakah return saham ditinjau dari sales growth (SG) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
-
6. Bagaimanakah return saham ditinjau dari price to book value (PBV) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
-
7. Bagaimanakah return saham jika ditinjau dari CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV secara simultan pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021?
Tujuan Penelitian
-
1. Untuk menganalisis return saham ditinjau dari current ratio (CR) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
-
2. Untuk menganalisis return saham ditinjau dari debt to equity ratio (DER) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
-
3. Untuk menganalisis return saham ditinjau dari return on asset (ROA) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
-
4. Untuk menganalisis return saham ditinjau dari total asset turnover ratio (TATO) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
-
5. Untuk menganalisis return saham ditinjau dari sales growth (SG) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
-
6. Untuk menganalisis return saham ditinjau dari price to book value (PBV) pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
-
7. Untuk menganalisis return saham jika ditinjau dari CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV secara simultan pada Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.
Manfaat Penelitian
-
1. Untuk investor saham diharapkan dapat menganalisa return saham sehingga mampu membuat keputusan investasi saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia.
-
2. Untuk perusahaan diharapkan dapat mengetahui kinerja perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia dalam menentukan keputusan finansial perusahaan di masa depan.
-
3. Untuk masyarakat umum diharapkan dapat memberikan dorongan melakukan kegiatan investasi saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan di Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pensinyalan
Hartono (2015), menyatakan bahwa informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
Return Saham
Brigham dan Houston (2010) mengatakan bahwa return saham adalah selisih antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang diinvestasikan dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan. Lalu Hartono (2015) berpendapat return saham merupakan hasil dari investasi. Return saham dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. indikator return saham yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:
-
_ Pit - Pit-1 .
Rit =-------x 100
it Pit-1
Keterangan:
Rit = Return saham sesungguhnya pada periode ke-t
Pit = Harga saham periode pengamatan
Pit-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan
Current Ratio (CR)
Menurut Kasmir (2016) rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Hal serupa dikemukakan Hanafi (2016) yang mengatakan rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). indikator yang akan dipakai untuk CR dalam penelitian ini ialah:
Current Asset CR =
Current Liabilities
Debt to Equity Ratio (DER)
Wiagustini (2013) berpendapat debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Lalu Kasmir (2016) mengatakan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Sementara Fahmi (2013) menyatakan debt to equity ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Indikator yang dipakai untuk debt to equity ratio dalam penelitian ini ialah:
Total Liability
DER =
Total Equity
Return on Asset (ROA)
Kasmir (2016) berpendapat return on asset merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on asset merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. Lalu menurut Fahmi (2013), return on asset adalah rasio yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. indikator return on assets yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.
ROA =
Laba Bersih Seteleh Pajak Total Aktiva
Total Asset Turnover Ratio (TATO)
Total assets turnover ratio merupakan rasio untuk mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar total assets turnover menunjukkan semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan (Sudana, 2011). Total assets turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin besar rasio total assets turnover maka semakin baik, hal ini berarti bahwa total aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba (Harahap, 2013). indikator di atas maka indikator TATO dalam penelitian ini adalah
TATO =
Net Sales
Average Total Asset
Sales Growth (SG)
Widarjo dan Setiawan (2009) menyatakan pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan kemampuan perusahaan dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil menjalankan strateginya. Indikator sales growth adalah sebagai berikut.
SG =
Net sales t -Net sales t-1
x 100
Net sales t-1
Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Indikator untuk mengukur PBV adalah sebagai berikut.
PBV =
Market Price per Share Book Value per Share
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Berpikir

Gambar 3.1 Kerangka berpikir
Hipotesis Penelitian
H1: Current ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sekto Perkebunan dan Tanamam Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
H2: Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan di BEI periode 2017 -2021.
H3: Return on assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 -2021.
H4: Total asset turnover (TATO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 – 2021.
H5: Sales growth (SG) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
H6: Price to book value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 -2021.
H7: CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV secara simulatan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan di BEI dengan situs resmi www.idx.co.id dan situs resmi perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan berupa data panel. Menurut Basuki dan Parwoto (2017), data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Data time series yang digunakan adalah data tahunan selama lima tahun dari 2017 – 2021, Sedangkan data cross section yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan sebanyak tujuh perusahaan.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh suatu oganisasi atau lembaga atau perusahaan yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi.
Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan yang termasuk ke dalam sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan. Metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah metoda purposive sampling, dengan pertimbangan-pertimbangan penentuan sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
1) Perusahaan yg sudah go public dan sahamnya tercatat di BEI.
-
2) Perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan di BEI pada periode 2017 – 2021.
-
3) Perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan yang mempunyai laba bersih selama tahun 2017 sampai tahun 2021 berturut-turut.
-
4) Perusahaan sektor Perkebunan dan Tanamam Pangan yang tercatat di BEI yang mempunyai kelengkapan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan variabel penelitian.
Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah tujuh perusahaan yaitu Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), BISI International Tbk. (BISI). Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG), FKS Multi Agro Tbk. (FISH), PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), Smart Tbk. (SMAR), dan Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS).
Operasional Variabel
Variabel dependen yaitu variabel yang tidak bebas, terikat dan mempengaruhi setiap variabel bebas atau variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham.Variabel independen, yaitu variabel yang terjadi karena perubahan dan menimbulkan variabel terikat atau variabel dependen. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah: CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif
Date: 2/11/22 Time: 12:03
Sample: 2017 2021
CR |
DER |
ROA |
TATO |
SG |
PBV |
Y | |
Mean |
2.852159 |
1.159219 |
5.794390 |
0.976633 |
0.100037 |
1.372000 |
0.010612 |
Median |
1.833844 |
1.271217 |
4.719380 |
0.686948 |
0.102781 |
1.191698 |
-0.066852 |
Maximum |
7.133101 |
2.966397 |
15.378920 |
3.119610 |
0.409797 |
3.525125 |
1.919847 |
Minimum |
0.818270 |
0.148149 |
0.102026 |
0.283325 |
-0.202273 |
0.670765 |
-0.400000 |
Std. Dev. |
1.916756 |
0.879745 |
3.771204 |
0.761152 |
0.151544 |
0.639074 |
0.404641 |
Skewness |
0.676991 |
0.277281 |
0.802228 |
1.440529 |
-0.043201 |
1.750346 |
3.217120 |
Kurtosis |
1.974722 |
1.747122 |
3.135948 |
4.016354 |
2.135744 |
5.708364 |
15.424790 |
Jarque-Bera |
4.206508 |
2.737646 |
3.781110 |
13.611310 |
1.100173 |
28.568860 |
285.504900 |
Probability |
0.122059 |
0.254406 |
0.150988 |
0.001107 |
0.576900 |
0.000001 |
0.000000 |
Sum |
99.82558 |
40.57267 |
202.80370 |
34.18217 |
3.50131 |
48.01999 |
0.37142 |
Sum Sq. Dev |
124.9144 |
26.31436 |
483.54730 |
19.69799 |
0.78083 |
13.88611 |
5.56696 |
Observations |
35 |
35 |
35 |
35 |
35 |
35 |
35 |
Sumber: Data diolah dari EViews
Tabel 5.1 menerangkan bahwa observasi data perusahaan perkebunan dan tanaman pangan dalam sampel penelitian ini adalah 35 buah. Variabel CR menunjukkan nilai terendah 0.818270 dimiliki oleh Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) pada tahun 2019, sedangkan nilai tertinggi 7.133101 dimiliki oleh perusahaan BISI International Tbk (BISI) pada tahun 2021. CR yang baik berkisar antara 1.5 – 3, sehingga nilai rata-rata 2.852159 menunjukkan perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini memiliki current ratio yang ideal. Artinya, perusahaan dapat membayarkan semua hutang jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki sehingga kecil kemungkinan risiko keterlambatannya.
Variabel DER dengan nilai terendah dalam penelitian ini sebesar 0.148149 dimiliki oleh BISI International Tbk. (BISI) pada tahun 2021. Sedangkan nilai tertinggi DER sebesar 2.966397 dimiliki oleh perusahaan FKS Multi Agro Tbk. (FISH) pada tahun 2018. Nilai DER dibawah atau sama dengan 100% atau 1, maka kondisi perusahaan masuk dalam katagori sehat. Dikatagorikan sehat karena jika perusahaan mengalami gagal bayar, maka ekuitas perusahaan terbukti mampu membayar utang-utang tersebut. Nilai DER diatas 100% atau 1, maka kondisi perusahaan masuk dalam kategori warning jika utangnya berasal dari utang bank atau obligasi. Namun jika utangnya berasal dari utang usaha, maka kondisi perusahaan masih digolongkan baik-baik saja. Nilai DER diatas 200% atau
-
2, maka kondisi perusahaan sudah beresiko tinggi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai DER adalah 1.159219 yang artinya perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini tergolong dalam kondisi baik-baik saja.
Variabel ROA dengan nilai terendah dalam penelitian ini sebesar 0.102026 dimiliki oleh perusahaan Sawit Sumber Mas Sarana Tbk. (SSMS) pada tahun 2019. Sedangkan nilai tertinggi ROA sebesar 15.37892 dimiliki oleh perusahaan BISI International Tbk. (BISI) pada tahun 2019. Nilai ROA yang baik adalah diatas 5%. Hasil ROA yang semakin tinggi menandakan perusahaan dalam keadaan baik karena pengembalian investasi perusahaan juga semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata ROA sebesar 5.79 sehingga nilai ROA perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini tergolong dalam katagori baik.
Variabel TATO dengan nilai terendah dalam penelitian ini 0.283325 dimiliki oleh perusahaan Sawit Sumber Mas Tbk. (SSMS) pada tahun 2019. Sedangkan nilai tertinggi TATO sebesar 3.119610 dimiliki oleh perusahaan FKS Multi Agro Tbk. (FISH) pada tahun 2017. Nilai rata-rata TATO dalam penelitian ini adalah 0.976633 yang artinya perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini cukup efektif dalam mengelola aset perusahaan untuk mengahasilkan penjualan.
Variabel SG dengan nilai terendah dalam penelitian ini sebesar -0.202273 dimiliki oleh BISI International Tbk. (BISI) pada tahun 2020. Sedangkan nilai tertinggi SG sebesar 0.409797 dimiliki oleh perusahaan Smart Tbk. (SMAR) pada tahun 2021. Sales Growth yang berjumlah 5 – 10% dianggap baik bagi perusahaan besar. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata SG sebesar 0.10 yang artinya pertumbuhan penjualan pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini masih sangat jauh dari katagori baik.
Variabel PBV dengan nilai terndah dalam penelitian ini sebesar 0.670765 dimiliki oleh perusahaan FKS Multi Agro Tbk. (FISH) pada tahun 2020. Sedangkan nilai tertinggi PBV sebesar 3.525125 dimiliki oleh perusahaan Sawit Sumner Mas Tbk (SSMS) pada tahun 2017. Nilai PBV yang baik adalah dibawah satu, artinya harga saham perusahaan masih undervalue (dibawah nilai bukunya). Rata-rata nilai PBV dalam penelitian ini adalah 1.372000 Artinya investor menilai perusahaan-perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini diatas nilai bukunya.
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Pemilihan model yang paling tepat untuk mengelola data panel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan statistik. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh dugaan yang tepat dan efisien. Pertimbangan statistik yang dimaksud melalui pengujian, Untuk memilih model yang paling tepat digunakan dalam mengelola data panel, terdapat tiga metode yang dapat dilakukan, yaitu, uji statistik F digunakan untuk memilih antara metode commom effect atau metode fixed effect. Selanjutnya, uji Haussman yang digunakan untuk memilih antara metode fixed effect atau metode random effect. Terakhir, uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk memilih antara metode commom effect atau metode random effect (Widarjono, 2007).
Uji Statistik F (Uji Chow)
Tabel 5.2 Output Uji Chow
Effects Test |
Statistic |
d.f. |
Prob |
Cross -section F |
1.458427 |
(6.22) |
0.2381 |
Cross-section Chi-square |
11.720301 |
6 |
0.0685 |
Sumber: data diolah dari EViews
Hasil penelitian ini menunjukkan probabilitas Cross-section Chi-square sebesar 0.0685. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan nilai signifikansi 0.05 (0.0685 > 5%), maka dapat disimpulan common effect model yang terpilih. Oleh karena itu uji Haussman tidak lagi diperlukan, dan pengujian berikutnya langsung kepada uji Lagrange Multiplier (LM).
Uji Lagrange Multiplier (LM)
Tabel 5.3 Output Uji Lagrange Multiplier (LM)
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(All others) alternatives
Cross-section |
Test Hypothesis Time |
Both | |
Breusch-Pagan |
2.328254 |
0.427616 |
2.755871 |
(0.1270) |
(0.5132) |
(0.0969) |
Sumber: data diolah dari EViews
Berdasarkan tabel 5.3 nilai Cross-section Breusch-Pagan sebesar 0.1270 yaitu lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.1270 > 0.05), maka dapat disimpulan H0 diterima, yang berarti model common effect yang terpilih.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolineritas
Hasil pengujian multikolineritas menunjukkan CR memiliki nilai VIF 2.834907 < 10, DER memiliki nilai VIF 4.275514 < 10, ROA memiliki nilai VIF 2.229874 < 10, TATO memiliki nilai VIF 2.481411 < 10, SG memiliki nilai VIF 1.381646 < 10, dan PBV memiliki nilai VIF 1.695586<10. Maka data pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas.
Tabel 5.4 Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 12/11/22 Time: 18:01
Sample: 1 35
Included observations: 35
Variable |
Coefficient Variance |
Uncentered VIF |
Centered VIF |
C |
0.078966 |
17.70507 |
NA |
Current ratio |
0.003543 |
9.296532 |
2.834907 |
Debt to equity ratio |
0.025363 |
11.91730 |
4.275514 |
Return on assets |
0.000720 |
7.648945 |
2.229874 |
Total asset turnover ratio |
0.019665 |
6.686818 |
2.481411 |
Sales growth |
0.276215 |
2.001417 |
1.381646 |
Price to book value |
0.019061 |
9.740388 |
1.695586 |
Sumber: Data diolah dari EViews
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
Heterokedasticity Test: Glejser
Null hypothesis: Homoskedasticity
F-statistic 3.604130 Prob. F(6.28) |
0.0090 |
Obs*R-squared 15.25180 Prob. Chi-Square(6) |
0.0184 |
Scaled explained SS 17.95736 Prob. Chi-Square(6) |
0.0063 |
Sumber: Data diolah dari EViews
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan nilai probabiliy Obs-R-squared sebesar 0.0184 yaitu lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 (0.0184 < 0.05), maka dapat disimpulan menerima H0. Ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada sebaran data.
Hasil Analisis Regresi Data Panel
Berdasarkan Tabe1 5.6 dapat dilihat hasil olah data menggunakan model regresi data panel melalui program EViews version 12 terbentuk persamaan regresi dirumuskan seperti berikut.
Y = -0.315219 + 0.008736 CR – 0.056459 DER – 0.031154 ROA + 0.239128 TATO + 0.537785 SG + 0.189173 PBV
Tabel 5.6 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
date: 12/11/22 Time: 12:06
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Variable |
Coefficient |
Std. Error t-Statistic |
Prob |
C |
-0.315219 |
0.281008 -0.12174 |
0.2715 |
Current ratio |
0.008736 |
0.059521 0.146766 |
0.8844 |
Debt to equity ratio |
-0.056459 |
159258 -0.35451 |
0.7256 |
Return on assets |
-0.031154 |
0.02683 -0.16116 |
0.2554 |
Total asset turnover ratio |
0.239128 |
0.140231 1.705247 |
0.0992 |
Sales growth |
0.537785 |
0.525561 1.023258 |
0.3149 |
Price to book value |
0.189173 |
0.138062 1.370206 |
0.1815 |
R-squared |
0.214857 |
Mean dependent var |
0.010612 |
Adjusted R-squared |
0.046612 |
S.D. dependent var |
0.404641 |
S.E of regression |
0.395097 |
Akaike info criterion |
1.157487 |
Sum squared resid |
4.370853 |
Schwarz criterion |
1.468557 |
Log likelihood |
-13.25603 |
hannan-Quinn criter. |
1.264868 |
F-statistic |
1.277052 |
Durbin-Watson stat |
1.932712 |
Prob (F-statistic) |
0.299556 |
Sumber: Data diolah dari EViews
Nilai konstanta sebesar -0.315219 hal ini berarti nilai return saham akan sama dengan 0.315219 apabila nilai dari variabel CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV sama dengan nol. Nilai koefisien regresi variabel CR yaitu 0.008736. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu variabel CR maka akan menaikkan return saham 0.008736. Sebaliknya, setiap penurunan satu variabel CR maka akan menurunkan return saham sebesar 0.008736. Dengan variabel DER, ROA, TATO, SG, dan PBV adalah konstan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel CR memiliki hubungan yang positif terhadap return saham.
Nilai koefisien regresi variabel DER yaitu –0.056459. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu variabel DER maka akan menurunkan return saham 0.056459. Sebaliknya, setiap penurunan satu variabel DER maka akan menaikkan return saham sebesar 0.056459. Dengan variabel CR, ROA, TATO, SG, dan PBV adalah konstan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel DER memiliki hubungan yang negatif terhadap return saham.
Nilai koefisien regresi variabel ROA yaitu –0.031154 Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu variabel ROA maka akan menurunkan return saham 0.031154. Sebaliknya, setiap penurunan satu variabel ROA maka akan menaikkan return saham sebesar
0.031154. Dengan variabel CR, DER, TATO, SG, dan PBV adalah konstan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ROA memiliki hubungan yang negatif terhadap return saham.
Nilai koefisien regresi variabel TATO yaitu 0.239128 Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu variabel TATO maka akan menaikkan return saham 0.239128 Sebaliknya, setiap penurunan satu variabel TATO maka akan menurunkan return saham sebesar 0.239128. Dengan variabel CR, DER, ROA, SG, dan PBV adalah konstan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel TATO memiliki hubungan yang positif terhadap return saham.
Nilai koefisien regresi variabel SG yaitu 0.537785. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu variabel SG maka akan menaikkan return saham 0.537785 Sebaliknya, setiap penurunan satu variabel SG maka akan menurunkan return saham sebesar 0.537785. Dengan variabel CR, DER, ROA, TATO, dan PBV adalah konstan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel SG memiliki hubungan yang positif terhadap return saham.
Nilai koefisien regresi variabel PBV yaitu 0.189173. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu variabel PBV maka akan menaikkan return saham 0.189173 Sebaliknya, setiap penurunan satu variabel PBV maka akan menurunkan return saham sebesar 0.189173. Dengan variabel CR, DER, ROA, TATO, dan SG adalah konstan. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel PBV memiliki hubungan yang positif terhadap return saham.
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini adalah CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6 bahwa nilai probabilitas CR sebesar 0.8844 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.8844 > 0.05) dan koefisien CR menunjukkan nilai 0.008736. Hal tersebut menunjukkan CR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021. Dengan hasil ini maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini adalah DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6 bahwa nilai probabilitas DER sebesar 0.7256 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.7256 > 0.05) dan koefisien DER menunjukkan nilai -0.056459. Hal tersebut menunjukkan DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021. Dengan hasil ini maka H0 diterima dan H2 ditolak.
Hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini adalah ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6 bahwa nilai probabilitas ROA sebesar 0.2554 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.2554 > 0.05) dan koefisien ROA menunjukkan nilai -0.031154. Hal tersebut menunjukkan ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan Perkebunan dan
Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021. Dengan hasil ini maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini adalah TATO berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6 bahwa nilai probabilitas TATO sebesar 0.0992 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.0992 > 0.05) dan koefisien TATO menunjukkan nilai 0.239128. Hal tersebut menunjukkan TATO berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021. Dengan hasil ini maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hipotesis kelima (H5) dalam penelitian ini adalah SG berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6 bahwa nilai probabilitas SG sebesar 0.3149 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.3149 > 0.05) dan koefisien SG menunjukkan nilai 0.537785. Hal tersebut menunjukkan SG berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021. Dengan hasil ini maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hipotesis keenam (H6) dalam penelitian ini adalah PBV berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6 bahwa nilai probabilitas PBV sebesar 0.1815 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 (0.3149 > 0.05) dan koefisien PBV menunjukkan nilai 0.189173. Hal tersebut menunjukkan PBV berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021. Dengan hasil ini maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Hipotesis ketujuh (H7) dalam penelitian ini adalah CR, DER, ROA, TATO, SG dan PBV secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan Tabel 5.6 nilai probabilitas F(Statistic) sebesar 0.299556 yaitu lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 (0.299556 > 0.05). Dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji F menerima H0 dan menolak H7 artinya CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 – 2021.
Uji Koefisien Determinasi / Goodness of Fit R2
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa keseluruhan model yang dihasilkan mempunyai hasil Adjusted R-squared sebesar 0.046612 atau 4.66%, menandakan jika variabel independen yaitu CR, DER, ROA, TATO, SG, dan PBV dapat menerangkan atau menjelaskan variabel dependen yaitu return saham sebesar 4.66%, sisanya 95.34% terpengaruh dari faktor-faktor lain diluar dari variabel pada penelitian ini.
Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Current Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan current ratio tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hendra & Adjani (2022) yang dalam penelitiannya “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Subsektor Automotive and Components” menunjukkan CR tidak berpengaruh terhadap return saham. Begitu pula penelitian Noviyanti, Sulaiman, dan Azhar (2021) yang menunjukkan CR tidak berpengaruh positif terhadap return saham pada peusahaan sub sektor Perkebunan di BEI periode 2015 – 2018. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nandani (2017) yang mana dalam penelitiannya diperoleh hasil CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan penelitian ini nilai CR tidak bisa dijadikan acuan bagi investor dalam menghitung likuiditas perusahaan untuk menentukan return saham yang akan diterima karena naik turunnya nilai CR tidak mencerminkan kondisi perusahann yang sesungguhnya. Sehingga investor harus mempertimbangkan faktor fundamental likuiditas lainnya seperti quick ratio (QR), cash ratio (CR), cash turnover ratio (CTR), atau inventory to net working capital (INWC)
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan DER tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Puspitadewi (2016) yang dalam penelitiannya terhadap perusahaan F&B di BEI menunjukkan DER memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Begitu pula penelitian Dwialesi & Darmayanti (2016) yang menunjukkan DER berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham Indeks Kompas 100 di BEI periode 2012-2014. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Noviyanti, dkk. (2021) yang menunjukkan DER berpengaruh positif terhadap return saham pada Perusahaan sub sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI periode 20152018.
Berdasarkan penelitian ini nilai DER tidak bisa dijadikan acuan bagi investor dalam menghitung solvabilitas perusahaan untuk menentukan return saham yang akan diterima karena naik turunnya nilai DER tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga investor harus mempertimbangkan faktor fundamental solvabilitas lainnya seperti debt to assets ratio (DAR), long term debt to wquity ratio (LTDR), times interest earned (TIE), atau fixed charge coverage (FCC).
Pengaruh Return on Asset terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan ROA tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham. Nilai ROA yang baik adalah diatas 5%. Hasil ROA yang semakin tinggi menandakan perusahaan dalam keadaan baik karena pengembalian investasi perusahaan juga semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata ROA sebesar 5.79 sehingga nilai ROA perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan dalam penelitian ini tergolong dalam katagori baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwialesi & Darmayanti (2016) yang menunjukkan ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan indeks Kompas 100 di BEI periode 2012 – 2014. Begitu pula dengan penelitian Purnamaningsih & Wirawati (2014) yang menunjukkan ROA tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Puspitadewi (2016) yang menunjukkan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan F&B di BEI.
Berdasarkan penelitian ini nilai ROA tidak bisa dijadikan acuan bagi investor dalam mengukur profitabilitas perusahaan untuk menentukan return saham yang akan diterima karena naik turunnya nilai ROA tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga investor harus mempertimbangkan faktor fundamental profitabilitas lainnya seperti return on equity ratio (ROE) atau earning per share (EPS).
Pengaruh Total Asset Turnover Ratio terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel TATO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan TATO tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Noviyanti, dkk. (2021) yang menunjukkan TATO tidak berpengaruh positif terhadap return saham sub sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI periode 2015 – 2018. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Santi & Stepanus (2018) yang dalam penelitiannya “Pengaruh TATO Terhadap Return Saham dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Otomotif dan Komponen” menunjukkan TATO berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan penelitian ini nilai TATO tidak bisa dijadikan acuan bagi investor dalam mengukur aktivitas perusahaan untuk menentukan return saham yang akan diterima karena naik turunnya nilai ROA tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga investor harus mempertimbangkan faktor fundamental aktivitas lainnya seperti fixed asset turnover ratio (FATR), cash conversion cycle ratio (CCCR), atau working capital turnover ratio (WCTR).
Pengaruh Sales Growth terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sales growth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan sales growth tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan tidak sejalan dengan penelitian Cyntia & Salim (2020) yang dalam penelitiannya menunjukkan sales growth memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan penelitian ini nilai SG tidak bisa dijadikan acuan bagi investor dalam mengukur pertumbuhan perusahaan untuk menentukan return saham yang akan diterima karena naik turunnya nilai SG tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga investor harus mempertimbangkan faktor fundamental pertumbuhan lainnya seperti kenaikan laba bersih, earning per share (EPS), dan kenaikan deviden per share.
Pengaruh Price to Book Value terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel price to book value tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan sales growth tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Anisa (2015) yng mana menunjukkan PBV berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sub sektor Automotive and Components yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2014. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dwialesi & Darmayanti (2016) yang menunjukkan PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham. perusahaan indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Berdasarkan penelitian ini nilai PBV tidak bisa dijadikan acuan bagi investor dalam menghitung ukuran perusahaan untuk menentukan return saham yang akan diterima karena naik turunnya nilai PBV tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga investor harus mempertimbangkan faktor fundamental penilaian lainnya seperti price earning ratio (PER), dividend payout ratio (DPR), atau dividend yield ratio (DYR).
Pengaruh Simultan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Total Asset Turnover Ratio, Sales Growth, dan Price to Book Value terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Yang dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan atau penurunan current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value tidak dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan pada nilai koefisien determinasi yang memberikan hasil Adjusted R-squared sebesar 0.046612 atau 4.66%, menandakan jika variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value dapat menerangkan atau menjelaskan variabel dependen yaitu return saham sebesar 4.66%, sisanya 95.34% terpengaruh dari faktor-faktor lain diluar dari variabel pada penelitian ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulan bahwa:
-
1. Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 – 2021.
-
2. Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 – 2021.
-
3. Return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 – 2021.
-
4. Total asset turnover ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
-
5. Sales growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
-
6. Price to book value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
-
7. Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham pada perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan di BEI periode 2017 - 2021.
Saran
Saran bagi investor yaitu variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value pada penelitian ini belum dapat dijadikan acuan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan. Hal ini disebabkan karena variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham baik parsial maupun simultan. Investor diharapkan menganalisis faktor fundamental lainnya dan juga faktor-faktor lainnya baik internal maupun eksternal perusahaan yang diduga berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan serta pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan secara maksimal sehingga di masa mendatang pertumbuhan dan kinerja perusahaan dapat bergerak positif.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menguji kembali variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover ratio, sales growth, dan price to book value dengan menambahkan periode waktu penelitian, ataupun memperluas kriteria sampel penelitian sehingga dapat melibatkan lebih banyak lagi perusahaan Perkebunan dan Tanaman Pangan. Begitu pula menambahkan rasio-rasio fundamental lainnya atau faktor-faktor internal dan eksternal yang lain kedalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Terjemahan. Jakarta: Media Staff Indonesia
Anisa. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Automotive and Components yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2014. Perbanas Review Volume 1, Nomor 1.
Anoraga dan Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Basuki, AT., Prawoto, N. 2017. Analisis Regresi Dalam Penelitian. Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & EVIEWS. Jakarta: PT Rajagrafindo
Brigham, EF., Houston JF. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Cyntia dan Salim. 2020. Pengaruh Dividend Yield, Sales Growth, Firm Value, Firm Size Terhadap Return Saham.E-Jurnal Multiparadigma Akuntansi Untar Vol.2 Edisi Oktober 2020.
Dwialesi, JB., Darmayanti, NP. (2016). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Indeks Kompas 100. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No.4. Hal: 2544-2572.
Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fakhruddin dan Hadianto S. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Buku satu. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Hanafi, M. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harahap, S.S. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hendra dan Adjani. 2022. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Subsektor Automotive and Components. E-JURNAL MANAJEMEN TSM Vol. 2, No. 1.
Hartono, J. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Edisi Ke-10. Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nandani, I.G.A.I.Y. 2017. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan F&B di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.6 No.8.
Noviyanti, Sulaiman, Azhar. 2021. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018. E-Jurnal Manajemen Unpak Vol. 6 No.
Puspitadewi, C.I.I. 2016. Pengaruh ROA, DER dan EVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan F&B di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.5 No.3.
Purnamaningsih dan Wirawati. 2014. Pengatuh Return on Asset, Struktur Modal, Price to Book Value, dan Good Corporate Governance pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Santi dan Stepanus. 2018. Pengaruh TATO Terhadap Return Saham dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Otomotif dan Komponen.
Sudana, I M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Widarjo, W. dan Setyawan, D. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11(2), Hal 107-119..
Widarjono, A. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis, edisi kedua. Yogyakarta: Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia.
www.ksei.co.id. Diakses 11 Agustus 2022
www.idx.co.id. Diakses 11 Agustus 2022
Kristini et al,... |343
Discussion and feedback