Jurnal Manajemen Agribisnis

Vol.11, No.1, Mei 2023

E- ISSN: 2684-7728

Strategi Pengembangan Bekasi Creative Hub (BCH) dalam Mengembangkan Ekonomi Kreatif Kota Bekasi

Development Strategy of Bekasi Creative Hub (BCH) when Developing Bekasi City’s Creative Economy

Yusuf Mabrur*)

Ma’mun Sarma

Lukman M. Baga

Fakultas Ilmu Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, Indonesia

*)Email: [email protected]

ABSTRACT

Bekasi City is currently developing a creative economy for increase the regional economy. That’s thing stated in Bekasi City’s Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 which reads the creative economy development based on community. The Object of this research is Bekasi Creative Hub (BCH) which is an independent organization and community that helps develop Bekasi City’s creative economy. This study aims to formulate a development strategy for BCH. Combination of Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) and Social Enterprise Model Canvas (SEMC) methods will be used to identify the factors that might affect for BCH when developing Bekasi City’s creative economy. Internal Factors Evaluation (IFE) matrix will be used to analyze the internal factors, while the External Factors Evaluation (EFE) matrix will be used to analyze the factors. The results of the IFE and EFE matrices will be reprocessed with the IE (Internal External) matrix. The aim is to determine the condition of BCH. Based on the results of IFE and EFE matrices, BCH is in cell V which means BCH in a defend posisiton. After analyzed the factors, this research will formulate the alternative strategy for BCH with SWOT matrices methode. The results of this study, there’s nine alternative strategy for BCH to development the Bekasi City’s creative economy. The results of this study are expected to provide an overview for the Bekasi City Government in determining policies regarding the development Bekasi City’s creative economy.

Keywords: Creative Economy, Bekasi Creative Hub, Bekasi City, SWOT, SEMC, Community

ABSTRAK

Kota Bekasi saat ini sedang mengembangkan ekonomi kreatif dalam meningkatkan perekonomian daerahnya. Hal tersebut tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi 2018-2023 yang berbunyi pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas. Objek penelitian ini adalah Bekasi Creative Hub (BCH), dimana BCH sebagai organisasi independen yang membantu mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan bagi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Bekasi.

Metode kombinasi Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) dan Social Enterprise Model Canvas (SEMC) akan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Bekasi. Matriks Ineternal Factors Evaluation (IFE) akan diguanakan untuk menganalisis faktor-faktor internal BCH, sedangkan Matriks Eksternal Factors Evaluation (EFE) akan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal BCH. Hasil dari matriks IFE dan EFE akan diolah kembali dengan matriks IE (Internal External). Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi BCH. Hasil dari analisis faktor-faktor internal dan eksternal menggunakan matriks IFE dan EFE, BCH berada pada sell V yang artinya BCH berada pada posisi bertahan. Setelah menganalisis faktor-faktor tersebut, penelitian ini akan merumuskan strategi alternative untuk BCH dengan menggunakan metode matriks SWOT. Berdasarkan penelitian ini, terdapat sembilan strategi alternatif untuk BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi Pemerintah Kota Bekasi dalam menentukan kebijakan mengenai pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bekasi berbasis komunitas.

Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Bekasi Creative Hub, Kota Bekasi, SWOT, SEMC, Komunitas

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ekonomi di dunia saat ini telah memasuki gelombang ekonomi kreatif. Mengutip dari buku Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025 bahwa Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi ke empat setelah era pertanian, era industri dan era informasi. Ekonomi kreatif merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengandalkan kreativitas individu atau kelompok dengan memanfaatkan kemampuan intelektualnya dalam menghasilkan nilai ekonomi dari produk atau jasa yang ditawarkan. Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas (Rochmat 2016). Awal mula ekonomi kreatif di Indonesia ketika Presiden Republik Indonesia ke-5 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2005 mengatakan bahwa pentingnya mengembangkan industri pada sektor yang bersumber pada kerajinan dan kreativitas bangsa. Berdasarkan data dan informasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistika (BPS) bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif tumbuh sebesar 4,38% pada tahun 2015 dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 7,3%. Data laporan kinerja Bekraf 2019 memberikan informasi bahwa pertumbuhan ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun 2015-2018. Informasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia 2015-2018.

Tahun

Kontribusi Ekonomi kreatif (Triluyun Rupiah)

2015

852

2016

922,599

2017

1.009

2018

1.105

Sumber: Bekraf, laporan kinerja badan ekonomi kreatif (2019)

Penyelenggaraan ekonomi kreatif merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Daerah, hal tersebut tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mendorong Kabupaten dan Kota di Jawa Barat untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang tertulis dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2017 tentang pengembangan ekonomi kreatif. Hal tersebut menjadi pemicu terbentuknya organisasi independen dibidang ekonomi kreatif dari berbagai Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat, seperti Kota Bandung, Bogor, Sukabumi, Purwakarta dan termasuk Kota Bekasi. Kota Bekasi yang saat ini tengah mengembangkan industri Kreatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, hal tersebut tertulis dalam RPJMD Kota Bekasi 2018 – 2023 yang berbunyi pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas. Berangkat dari hal tersebut, maka terbentuklah suatu organisasi independen yang membantu pengembangan ekonomi kreatif Kota Bekasi dengan nama Bekasi Creative Hub (BCH) yang terbentuk pada tanggal 20 Oktober 2020. Tujuan dari BCH bertindak sebagai wadah penguatan konektifitas, kolaborasi dan membuat karya untuk meningkatkan nilai ekonomi untuk pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi. BCH bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi telah berhasil mendata jumlah pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi diacara Bekasi Creative Capacity Building (BCCB) tahun 2020. Acara tersebut berhasil mendata jumlah pelaku ekonomi kreatif sebanyak 2.714 dengan subsektor terbanyak pada kuliner berjumlah 772 dengan Persentase 28,4%. Informasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi tahun 2020

No

Subsektor

Jumlah Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Bekasi

Persentase (%)

1

Kuliner

772

28,4

2

Fesyen

279

10,3

3

Desain Produk

224

8,3

4

Fotografi

205

7,6

5

Kriya

179

6,6

6

Periklanan

167

6,1

7

Aplikasi

152

5,6

8

Film animasi dan Video

132

4,9

9

Desain Komunikasi Visual

132

4,9

10

Desain interior

76

2,8

11

TV dan Radio

73

2,7

12

Penerbitan

70

2,6

13

Musik

69

2,5

14

Arsitektur

55

2.0

15

Seni Pertunjukan

52

1,9

16

Pengembangan Permainan

42

1,5

17

Seni Rupa

35

1,3

Total

2.714

1,00

Sumber: Bekasi Creative Hub (2020)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan pada pendahuluan, maka penelitian ini memiliki tiga tujuan. Tujuan utama penelitian ini adalah merumuskan usulan strategi pengembangan untuk

BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Bekasi. ada pun tujuan spesifik pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 1.    Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi.

  • 2.    Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi.

  • 3.    Merumuskan strategi alternatif untuk BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi.

METODELOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berada di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dengan objek penelitian BCH. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan pada salah satu program Pemerintah Kota Bekasi yang tertuang dalam RPJMD Kota Bekasi 2018-2023. Waktu pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan yakni dari bulan Januari–Maret 2022. Jenis data penelitian berupa data primer dengan cara wawancara mendalam dan kuesioner.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang akan digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal BCH dengan menggunakan metode kombinasi SWOT dan SEMC. SEMC merupakan modifikasi dari pendekatan Business Model Canvas (BMC) yang diperuntunkan untuk organisasi yang tidak berorientasi pada profit. Berdasarkan penelitian mengenai penggunaan pendekatan BMC karya Osterwalder pada social enterprise tidak dapat menggambarkan secara lengkap untuk organisasi non-profit atau social enterprise, maka perlu adanya penambahan blocks yang perlu dipahami bagaimana social enterprise tercipta, mengirim dan mendapatkan nilainya. Mission dan impact and measurement block adalah blocks yang ditambahkan (Qastharin 2015). Elemen pada SEMC sama halnya dengan elemen yang ada di BMC, namun adanya penambahan blok elemen pada SEMC. Penambahan blok tersebut adalah mission dan impact. Perbedaan lainnya antara BMC dan SEMC terletak pada elemen value proposition dan customer segments. Kedua elemen SEMC tersebut masing-masing dipecah menjadi dua bagian, yaitu co-creator dan beneficiary.

Gambar 1. Modifikasi business model canvas untuk social enterprise Sumber: Qastharin, Business Model Canvas for Social Enterprise (2015)

Setiap elemen pada SEMC akan diidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman), maka akan didapatkan 52 faktor yang mempengaruhi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi akan dianalisis dan disederhanakan dengan metode matriks IFE dan EFE. Metode matriks IFE dan EFE membutuhkan responden dalam menentukan rating disetiap faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Responden pada penelitian ini adalah key informants selaku pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di BCH dengan jumlah 15 responden. Metode pemilihan key informants atau responden dilakukan secara purposive sampling. Pemilihan key informants berdasarkan 3 subsektor ekonomi kreatif Kota Bekasi terpilih berdasarkan urutan jumlah pelaku usaha ekonomi kreatif dengan kriteria tertinggi, menengah dan terendah. Setiap subsektor ekonomi kreatif yang terpilih akan diambil masing-masing 5 key informants, maka total key informants berjumlah 15 orang. Langkah terakhir adalah merususkan strategi alternatif dengan metode Matriks SWOT.

Evaluasi Faktor Internal (IFE-Internal Factor Evaluation)

Evaluasi faktor internal dilakukan untuk mengetahui faktor kekuatan utama dan kelemahan utama yang mempengaruhi suatu organisasi dalam menjalankan misinya. David (2011) menjelaskan bahwa alat perumusan strategi ini meringkas dan mengeveluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional organisasi dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area tersebut.

Tabel 3. Matirks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

No          Faktor Internal                 Bobot                Rating             Bobot x rating

Kekuatan (Strength)

dst

Kelemahan (Weakness)

dst

Total

Sumber: Diolah dari David (2011)

Selanjutnya David (2016) menjabarkan 5 langkah mengembangkan matriks IFE sebagai berikut:

  • a.    Buatlah daftar faktor-faktor utama internal yaitu kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Langkah ini akan dilakukan dengan metode kombinasi SEMC dan SWOT, dimana setiap elemen SEMC akan di analisis faktor kekuatan dan kelemahan organisasi berdasarkan informasi dari narasumber.

  • b.    Tentukan bobot pada masing-masing faktor yang telah dikemukan dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

Bobot 2  : Jika faktor vertical lebih penting dari faktor horizontal

Bobot 1  : Jika faktor vertical sama pentingnya dengan faktor horizontal

Bobot 0  : Jika faktor vertical kurang penting daripada faktor horizontal.

Kemudian untuk mendapatkan nilai bobot adalah dengan membagi nilai setiap faktor dengan total analisis internal keseluruhan bobot adalah sama dengan 1,0

  • c.    Berikan rating 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk mengidikasikan apakah faktor itu merepresnetasikan sebagai berikut :

Rating 1  : kelemahan utama

Rating 2  : Kelemahan kecil

Rating 3  : Kekuatan kecil

Rating 4 : Kekuatan utama

Sebagai catatan, untuk kekutan harus menerima rating 3 atau 4, sedangkan kelemahan harus menerima rating 1 dan 2.

  • d.    Kalikan bobot setiap faktor dengan rating untuk menentukan skor tertimbang untuk setiap variable

  • e.    Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variable untuk menentukan total skor tertimbang organisasi. Nilai rata-rata adalah 2,5, sehingga jika nilai dibawah 2,5 maka secara internal organisasi adalah lemah, sedangkan jika nilai lebih besar dari 2,5, maka organisasi menunjukan posisi internal yang kuat.

Evaluasi Faktor Eksternal (EFE-External Factor Evaluation)

Evaluasi faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor peluang dan ancaman yang mempengaruhi suatu organisasi dalam menjalankan misinya. David (2016) menjelaskan bahwa faktor eksternal ini dapat dievaluasi dari sisi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hokum, tekonologi dan persaingan.

Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)

No       Faktor Eksternal           Bobot           Rating                 Bobot x rating

Peluang (Opportunities)

dst

Ancaman (Threats)

dst

Total

Sumber: Diolah dari David (2011)

Selanjutnya David (2016) menjabarkan 5 langkah mengembangkan matriks EFE sebagai berikut:

  • a.    Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Langkah ini akan dilakukan dengan metode kombinasi SEMC dan SWOT, dimana setiap elemen SEMC akan di analisis faktor peluang dan ancaman yang dapat memperangu organisasi.

  • b.    Tentukan bobot pada masing-masing faktor yang telah dikemukan dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

Bobot 2  : Jika faktor vertical lebih penting dari faktor horizontal

Bobot 1  : Jika faktor vertical sama pentingnya dengan faktor horizontal

Bobot 0  : Jika faktor vertical kurang penting daripada faktor horizontal.

Kemudian untuk mendapatkan nilai bobot adalah dengan membagi nilai setiap faktor dengan total analisis internal keseluruhan bobot adalah sama dengan 1,0.

  • c.    Berikan rating 1 hingga 4 pada setiap faktor eksternal untuk mengindikasi seberapa efektif strategi organisasi saat ini merespons faktor tersebut sebagai berikut : Rating 1         : responnya superior

Rating 2  : responnya diatas rata-rata

Rating 3         : responnya rata-rata

Rating 4  : responnya buruk

Perlu diketahui bahwa baik ancaman maupun peluang dapat diberi rating 1,2,3 dan 5.

  • d.    Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variable untuk menentukan total skor tertimbang organisasi. Skor total 4,0 menunjukan bahwa organisasi merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang yang ada dan menghindari ancaman dalam organisasinya, sementara skol total 1,0 menunjukan bahwa organisasi tidak memanfaatkan peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman yang ada.

Matriks IE (Internal External)

Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk membantu mengetahui posisi organisasi ke dalam 9 sel. Menurut David (2009), matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, skor total IFE pada sumbu x dan skor total EFE pada sumbu y. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang berbeda-beda yaitu:

  • 1.    Growth and Buld (Tumbuh dan Membangun)

Berada dalam sel I,II atau IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrase kedepan dan integrasi.

  • 2.    Hold and Maintain (Menjaga dan Pertahanan)

Berada pada sel III,V atau VII. Strategi yang umum yang dipakai adalah penetrasi pasar, pengembangan produk pada pengembangan pasar.

  • 3.    Harvest and Devest (Panan atau Divestasi)

Mencakup sel VI, VIII atu IX. Strategi yang dipakai adalah divestasi strategi diversifikasi dan strategi likuidtias.


Total Nilai Skor Matriks IFE

4,0           Kuat

3,0

Rata-rata 2,0

Lcmah 1,0

I

Growth and build (tumbuh dan membangun)

Intcnsifflntcgratif

Il

GroMth and build (tumbuh dan membang IntcnsifIntcgratif un)

Ill

Bold and maintain (menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk

IV

Growih and build (tumbuh dan membangun)

Intcnsifflntcgratif

V

Bold and maintain (menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk

VI

Harvest or divest (panen atau divestasi)

VIl

Bold and maintain (menjaga dan mempertahan kan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk

VIIl

Harvest or divest (panen atau divestasi)

IX

Harvest or divest (panen atau divestasi)

Gambar 2. Matriks internal eksternal


Matriks SWOT

David (2011) menyampaikan bahwa mencocokan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternative. Pearce dan Robinson (2016) mendefinsikan SWOT sebagai akronim dari Strength-Weakness-Opportunities-Threats (Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman) yang didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman), dimana kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. David (2011) menjelaskan bahwa Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strength-Weakness-Opportunities-

Threats-SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting untuk mengembangkan 4 jenis strategi, yaitu :

  • 1.    Strategi SO (Kekuatan-Peluang)

  • 2.   Strategi WO (Kelemahan-Peluang)

  • 3.   Strategi ST (Kekuatan-Ancaman)

  • 4.   Strategi WT (Kelemahan-Ancaman)

Tabel 5. Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan (S)

Menentukan   Faktor   kekuatan

internal

Kelemahan (W)

Menentukan faktor kelemahan internal

Peluang (O)

Menentukan faktor peluang eksternal

Ancaman (T)

Menentukan Faktor Ancaman eksternal

Strategi S-O

Memanfaatkan kekuatan internal untuk menarik  keuntungan  dari  peluang

eksternal

Strategi S-T

Menggunakan    kekuatan    untuk

menghindari atau mengurangi ancaman

Strategi (W-O)

Memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal

Strategi (W-T)

Taktik defensi yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal

Sumber: Diolah dari David (2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Internal dan Eksternal BCH

BCH dalam membantu mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi tidak lepas dari dukungan dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kota Bekasi melalui Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Bekasi. Pentingnya mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dari BCH agar dapat mengetahui kondisi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan BCH, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Metode yang akan digunakan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal BCH dengan menggunakan kombinasi SWOT dan SEMC. Setiap elemen yang ada di SEMC akan di identifikasi faktor internal dan eksternalnya, maka akan mendapatkan 52 faktor-faktor yang mempengaruhi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Faktor-faktor tersebut didapatkan dengan cara wawancara mendalam dengan narasumber selaku ketua BCH. Tabel 6 merupakan hasil identifikasi faktor internal dan eksternal BCH.

Tabel 6. Faktor internal dan eksternal BCH

Element SEMC     Kekuatan (S)

Kelemahan (W)       Peluang (O)         Ancaman (T)

Mission            Jaringan pelaku

ekonomi kreatif dan komunitas kreatif telah terjalin

Misi dari Bekasi    Meningkatnya ekonomi   Belum adanya

CreativeHub        kreatif Kota Bekasi       regulasi yang

(BCH) belum      secara Bottom Up       mendukung

tersampaikan                                 ekonomi kreatif

keseluruh pelaku                            Kota Bekasi

ekonomi kreatif

Kota Bekasi

Element SEMC

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Peluang (O)

Ancaman (T)

Customer

Semua Subsektor

Lingkup BCH

Meningkatnya pasar

Pelaku ekonomi

Segments CoCreator

ekonomi kreatif tergabung di Bekasi Creative Hub

(BCH)

Terbatas

ekonomi kreatif Kota Bekasi

kreatif tidak lagi menggeleti usahanya

Customer

Bekasi Creative

Fasilitas dan

Meningkatnya pelaku

Belum adanya

Segments

Hub (BCH)

sarana yang

ekonomi kreatif Kota

pemahaman yang

Beneficiary

didukung oleh Pemerintah Kota

Bekasi

disedikan oleh Pemerintah Kota Bekasi belum dimanfaatkan dengan maksimal

Bekasi yang memiliki

Hak Kekayaan

Intelektual (HKI)

kuat dari instansi Pemerintah terkait mengenai ekonomi kreatif

Value Proposition

Bekasi Creative

Program kerja

Meningkatnya

Tingkat ego dari

Co-Creator

Hub (BCH) mempunyai kordinator dari setiap subsektor ekonomi kreatif

Bekasi Creative Hub (BCH) belum dilaksanakan dengan maksimal

sinergitas dari pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi

masing-masing subsektor ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH)

Value Proposition

Kemandirian dan

Kurangnya

Terciptanya pelaku

Kebijakan

Beneficiary

partisipatif pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH) sudah terbentuk

pemahaman mengenai ekonomi kreatif dari sebagian pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH)?

ekonomi kreatif baru dari masyarakat Kota Bekasi

Pemerintah Kota Bekasi tidak sejalan dengan Program Bekasi Creative Hub (BCH)

Customer

Bekasi Creative

Kurangnya

Meningkatnya

adanya kegiatan lain

Relationships

Hub (BCH) bersifat Co-creation

penguatan keanggotaan bagi pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH)

penjualan produk ekonomi kreatif Kota Bekasi melalui program Bekasi Creative Hub (BCH)

yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH)

Channels

Komunikasi internal

Bekasi Creative

Hub (BCH) berjalan dengaan baik

Belum memaksimalkan saluran yang tersedia

memaksimalkan pemanfaatan perkembangan media komunikasi

Tidak tersampaikannya program dan kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) ke pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

Key Activites

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan berdasarkan inisiatif dan ide dari pengurus Bekasi Creative Hub (BCH)

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) yang sudah terjadwal berbarengan dengan kegiatan lain

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi

Pandemi Covid-19

Element SEMC

Kekuatan (S)     Kelemahan (W)       Peluang (O)         Ancaman (T)

Key Resources

Bekasi Creative      SDM yang         Terciptanya peluang      Tidak adanya

Hub (BCH)          dimiliki Bekasi     pasar berdasarkan data    perlindungan

memiliki SDM       Creative Hub      persebaran pelaku       hukum

dengan kemampuan   (BCH) terbatas     ekonomi kreatif Kota

intelektualnya         dan tidak terikat     Bekasi

dalam bidang ekonomi kreatif

Key Partnerships

Bekasi Creative       Bekasi Creative     Mitra dari Bekasi         Tidak selamanya

Hub (BCH)         Hub (BCH) sulit    Creative Hub (BCH)     mitra dapat

memiliki hubungan   mendapatkan      mampu menciptakan     memenuhi

yang baik dengan     mitra baru         pasar dan pelaku         kebutuhan Bekasi

mitranya                                ekonomi kreatif baru di   Creative Hub

Kota Bekasi            (BCH)

Cost Structure

Biaya dan           Biaya tak terduga   Turunnya beberapa       Biaya

kebutuhan Bekasi     sulit diprediksi      biaya penyelenggaraan    penyelenggaraan

Creative Hub                            kegiatan dan program     kegatan dan

(BCH) dapat                            Bekasi Creative Hub     program dan

tertutupi dengan                         (BCH) dengan           kegiatan Bekasi

kekuatan jaringan                        memanfaatkan kekuatan  Creative Hub

komunitas kreatif                        jaringan pelaku          (BCH) semakin

Kota Bekasi                              ekonomi kreatif dan      tinggi

komunitas kreatif Kota Bekasi

Revenue Streams

Sumber dana hasil    Sumber dana sulit   Mendapatkan mitra       Tidak selamanya

swadaya pelaku dan   digunakan untuk    baru atau pihak swasta    sukarelawan

komunitas kreatif     biaya yang tak      agar mendapatkan        komunitas kreatif

Kota Bekasi yang     terduga            suntikan dana dengan     dapat memenuhi

berpartisipatif di                          cara memetakan          kebutuhan Bekasi

Bekasi Creative                           potential investor untuk   Creative Hub

Hub (BCH)                          mendukung program     (BCH)

Bekasi Creative Hub (BCH)

Impact

Jaringan pelaku dan   Keberadaan        Meningkatnya jumlah    Beralihnya pelaku

komunitas ekonomi   Bekasi Creative     pelaku ekonomi kreatif   ekonomi kreatif

kreatif Kota Bekasi   Hub (BCH) belum  Kota Bekasi yang        Kota Bekasi ke

yang tergabung di     banyak diketahui    memiliki legalitas        bidang lain

Bekasi Creative       oleh pelaku

Hub (BCH) kuat      ekonomi kreatif

Kota Bekasi

Analisis Faktor Internal dan Eksternal BCH

Langkah berikutnya adalah melakukan analisis faktor-faktor tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal apa yang paling mempengaruhi BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Metode yang akan digunakan adalah matriks IFE dan EFE dengan menentukan bobot, rating dan total skor. Pembobotan dilakukan dengan cara membandingkan setiap faktor yang telah diidentifikasi berdasarkan hasil pengisian kuesioner terhadap narasumber BCH. Penentuan rating berdasarkan hasil pengisian kuesioner dengan key informants sebanyak 15 responden selaku pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di BCH. Faktor internal dan eksternal akan disederhanakan berdasarkan hasil analisis.

  • a.    Analisis Faktor Internal BCH

Terdapat 26 Faktor internal yang tediri dari kekuatan dan kelemahan berhasil diidentifikasi dengan metode kombinasi SWOT dan SEMC. Kekuatan terbesar yang dimiliki BCH berdasarkan hasil analisis adalah pada elemen SEMC adalah channels, yaitu BCH bersifat co-creation dengan total skor 0,218. Sedangkan kelemahan utama yang ada pada BCH berada pada elemen SEMC adalah key partnerships, yaitu BCH sulit mendapatkan mitra baru dengan total skor 0,006. Tabel 7 merupakan hasil analisis faktor internal.

Tabel 7. Hasil analisis faktor internal BCH

Element SEMC

Faktor Internal

Bobot

Rating

Score

Kekuatan

Mission

Jaringan pelaku ekonomi kreatif dan komunitas kreatif telah terjalin

0,045

3,667

0,164

Customer

Semua Subsektor ekonomi kreatif tergabung di

0,042

3,600

0,150

Segments Co-

Bekasi Creative Hub (BCH)

Creator

Customer

Bekasi Creative Hub (BCH) didukung oleh

0,052

3,733

0,195

Segments

Beneficiary

Pemerintah Kota Bekasi

Value

Bekasi Creative Hub (BCH) mempunyai kordinator

0,025

3,600

0,089

Proposition Co-Creator

dari setiap subsektor ekonomi kreatif

Value

Kemandirian dan partisipatif pelaku ekonomi

0,057

3,733

0,213

Proposition

kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi

Beneficiary

Creative Hub (BCH) sudah terbentuk

Customer

Relationships

Bekasi Creative Hub (BCH) bersifat Co-creation

0,058

3,733

0,218

Channels

Komunikasi internal Bekasi Creative Hub (BCH) berjalan dengaan baik

0,014

3,667

0,051

Key Activites

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan berdasarkan inisiatif dan ide dari pengurus

Bekasi Creative Hub (BCH)

0,055

3,867

0,214

Key

Bekasi Creative Hub (BCH) memiliki SDM dengan

0,052

3,733

0,195

Resources

kemampuan intelektualnya dalam bidang ekonomi kreatif

Key

Bekasi Creative Hub (BCH) memiliki hubungan

0,057

3,800

0,216

Partnerships

yang baik dengan mitranya

Cost Structure

Biaya dan kebutuhan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat tertutupi dengan kekuatan jaringan komunitas kreatif Kota Bekasi

0,052

3,667

0,192

Revenue

Sumber dana hasil swadaya pelaku dan komunitas

0,055

3,667

0,203

Streams

kreatif Kota Bekasi yang berpartisipatif di Bekasi Creative Hub (BCH)

Impact

Jaringan pelaku dan komunitas ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH) kuat

0,054

3,733

0,201

Kelemahan

Mission

Misi dari Bekasi CreativeHub (BCH) belum tersampaikan keseluruh pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

0,022

1,533

0,033

Customer

Segments CoCreator

Lingkup BCH Terbatas

0,008

1,467

0,011

Customer

Fasilitas dan sarana yang disedikan oleh

0,043

1,333

0,057

Segments

Pemerintah Kota Bekasi belum dimanfaatkan

Beneficiary

dengan maksimal

Value

Program kerja Bekasi Creative Hub (BCH) belum

0,037

1,267

0,047

Proposition

dilaksanakan dengan maksimal

Co-Creator

Value

Kurangnya pemahaman mengenai ekonomi kreatif

0,034

1,467

0,050

Proposition

dari sebagian pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

Beneficiary

yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH)?

Customer

Kurangnya penguatan keanggotaan bagi pelaku

0,032

1,267

0,041

Relationships

ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di

Bekasi Creative Hub (BCH)

Channels

Belum memaksimalkan saluran yang tersedia

0,015

1,333

0,021

Key Activites

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) yang sudah

0,045

1,533

0,068

terjadwal berbarengan dengan kegiatan lain

Key

SDM yang dimiliki Bekasi Creative Hub (BCH)

0,035

1,400

0,050

Resources

terbatas dan tidak terikat

Key

Bekasi Creative Hub (BCH) sulit mendapatkan

0,005

1,400

0,006

Partnerships

mitra baru

Cost Structure

Biaya tak terduga sulit diprediksi

0,049

1,400

0,069

Revenue

Sumber dana sulit digunakan untuk biaya yang tak

0,046

1,267

0,058

Streams

terduga

Impact

Keberadaan Bekasi Creative Hub (BCH) belum

0,011

1,333

0,014

banyak diketahui oleh pelaku ekonomi kreatif Kota

Bekasi

Total

2,826

Berdasarkan hasil analisis faktor internal BCH memiliki total skor sebesar 2,826 (>2,5), Artinya BCH secara strategi sudah cukup kuat dan baik dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi. Hasil evaluasi faktor-faktor internal (IFE) berdasarkan hasil total nilai skor dari kuesioner para pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi sebanyak 15 sampel dan pembobotan dari key informants, bahwa ada 5 faktor kekuatan dan 5 faktor kelemahan BCH yang sangat mempengaruhi organisasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi berdasarkan skor tertinggi. Faktor kekuatan tersebut adalah (1) BCH bersifat Co-Creation dengan total skor 0,218. (2) Menjalin hubungan yang baik dengan mitra dengan total skor 0,216 (3) Kegiatan BCH dapat berjalan berdasarkan inisiatif dan ide dari pengurus dengan total skor 0,214 (4) Kemandirian dan partisipatif dari pelaku ekonomi kreatif sudah terbentuk 0,213 (5) Sumber dana dari sukarelawan komunitas ekonomi kreatif yang berpartisipatif di BCH dengan total skor 0,203. Sedangkan ada 5 faktor kelemahan yang berpengaruh bagi BCH. Faktor kelemahan tersebut adalah (1) BCH sulit mendapatkan mitra baru 0,006 (2) Lingkup BCH terbatas dengan total skor terbatas 0,011 (3) Keberadaan BCH belum banyak diketahui oleh pelaku ekonomi kreatif dan komunitas Kota Bekasi dengan total skor 0,014 (4) Pemanfaatan saluran yang sudah tersedia belum maksimal dengan total skor 0,021 (5) Misi dari BCH belum tersampaikan keseluruhan ke pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi dengan total skor 0,033.

  • b.    Analisis Faktor Eksternal BCH

Terdapat 26 Faktor eksternal yang tediri dari peluang dan ancaman yang berhasil diidentifikasi dengan metode kombinasi SWOT dan SEMC. Peluang terbesar bagi BCH berdasarkan hasil analisis adalah pada elemen SEMC adalah key activities, yaitu kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi dengan total skor 0,188. Sedangkan ancaman

utama yang harus diwaspadai oleh BCH berada pada elemen SEMC adalah revenue steams, yaitu tidak selamanya sukarelawan komunitas kreatif dapat memenuhi kebutuhan Bekasi Creative Hub (BCH) dengan total skor sebesar 0,146. Tabel 8 merupakan hasil analisis faktor eksternal.

Tabel 8. Hasil Analisis Faktor Eksternal BCH

Element SEMC

Faktor Internal

Bobot

Rating

Score

Peluang

Mission

Meningkatnya ekonomi kreatif Kota Bekasi secara Bottom Up

0,051

2,467

0,125

Customer

Meningkatnya pasar ekonomi kreatif Kota Bekasi

0,051

2,800

0,142

Segments CoCreator Customer

Meningkatnya pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang

0,045

2,933

0,131

Segments

Beneficiary

memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Value

Meningkatnya sinergitas dari pelaku ekonomi kreatif Kota

0,049

3,133

0,154

Proposition Co-Creator

Bekasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi

Value

Terciptanya pelaku ekonomi kreatif baru dari masyarakat

0,043

2,667

0,115

Proposition Beneficiary

Kota Bekasi

Customer

Meningkatnya penjualan produk ekonomi kreatif Kota Bekasi

0,057

2,800

0,159

Relationships

melalui program Bekasi Creative Hub (BCH)

Channels

memaksimalkan pemanfaatan perkembangan media komunikasi

0,014

2,933

0,041

Key Activites

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi

0,060

3,133

0,188

Key Resources

Terciptanya peluang pasar berdasarkan data persebaran pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

0,018

2,867

0,053

Key

Mitra dari Bekasi Creative Hub (BCH) mampu menciptakan

0,055

2,600

0,144

Partnerships

pasar dan pelaku ekonomi kreatif baru di Kota Bekasi

Cost Structure

Turunnya beberapa biaya penyelenggaraan kegiatan dan program Bekasi Creative Hub (BCH) dengan memanfaatkan kekuatan jaringan pelaku ekonomi kreatif dan komunitas kreatif Kota Bekasi

0,042

2,667

0,111

Revenue

Mendapatkan mitra baru atau pihak swasta agar mendapatkan

0,040

2,667

0,107

Streams

suntikan dana dengan cara memetakan potential investor untuk mendukung program Bekasi Creative Hub (BCH)

Impact

Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang memiliki legalitas

0,049

2,800

0,138

Ancaman

Mission

Belum adanya regulasi yang mendukung ekonomi kreatif Kota Bekasi

0,035

1,867

0,066

Customer

Pelaku ekonomi kreatif tidak lagi menggeleti usahanya

0,035

2,133

0,075

Segments CoCreator Customer

Belum adanya pemahaman yang kuat dari instansi

0,009

2,333

0,022

Segments

Beneficiary

Pemerintah terkait mengenai ekonomi kreatif

Value

Tingkat ego dari masing-masing subsektor ekonomi kreatif

0,006

2,333

0,014

Proposition Co-Creator

Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH)

Value

Kebijakan Pemerintah Kota Bekasi tidak sejalan dengan

0,018

2,000

0,037

Proposition Beneficiary

Program Bekasi Creative Hub (BCH)

Customer

adanya kegiatan lain yang dilakukan bersamaan dengan

0,057

2,333

0,133

Relationships

kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH)

Channels

Tidak tersampaikannya program dan kegiatan Bekasi

Creative Hub (BCH) ke pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

0,018

1,867

0,034

Key Activites

Pandemi Covid-19

0,032

2,267

0,073

Key Resources

Tidak adanya perlindungan hukum

0,002

2,267

0,003

Key

Tidak selamanya mitra dapat memenuhi kebutuhan Bekasi

0,051

2,667

0,135

Partnerships

Creative Hub (BCH)

Cost Structure

Biaya penyelenggaraan kegatan dan program dan kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) semakin tinggi

0,058

2,467

0,144

Revenue

Tidak selamanya sukarelawan komunitas kreatif dapat

0,052

2,800

0,146

Streams

memenuhi kebutuhan Bekasi Creative Hub (BCH)

Impact

Beralihnya pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi ke bidang lain

0,051

2,533

0,129

Total

2,621

Hasil matriks evaluasi eksternal (EFE) pada Tabel 12 menunjukan bahwa total nilai skor sebesar 2,621 (> 1). Artinya BCH merespon faktor-faktor eksternal sudah cukup baik dengan memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman-ancaman. Selanjutnya hasil evaluasi faktor-faktor eksternal (EFE) berdasarkan hasil total nilai skor dari kuesioner para pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi sebanyak 15 sampel dan pembobotan dari key informants, bahwa ada 5 faktor peluang dan 5 faktor ancaman BCH yang sangat mempengaruhi organisasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi berdasarkan skor tertinggi adalah (1) Kegiatan BCH dapat berjalan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi dengan skor 0,188 (2) Meningkatnya penjualan produk ekonomi kreatif Kota Bekasi melalui program dan kegiatan BCH dengan skor 0,159 (3) Meningkatnya sinergitas untuk mengembangkan ekonomi kreatif secara bersama-sama dengan skor 0,154 (4) Terciptanya peluang pasar berdasarkan data perseberan pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi dengan total skor 0,053 (5) Mitra dari BCH mampu menciptakan pasar dan pelaku ekonomi kreatif baru di Kota Bekasi dengan skor 0,144.Sedangkan untuk faktor eksternal ancaman yang dapat diwaspadai oleh BCH adalah (1) Tidak selamanya sukarelawan komunitas dan pelaku kreatif dapat memenuhi kebutuhan BCH dengan total skor 0,146. (2) Biaya penyelenggaraan kegiatan dan program BCH semakin tinggi dengan total skor 0,144. (3) Tidak selamanya mitra BCH dapat memenuhi kebutuhannya dengan total skor 0,135. (4) adanya kegiatan lain yang berbarengan dengan kegiatan BCH dengan total skor 0,133. (5) Beralihnya pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi ke bidang lain dengan total skor 0,129.

  • c.    Analisis Matriks IE BCH

Berdasarkan perhitungan matriks IFE dan EFE, BCH berada pada sel V dengan total skor internal dan eksternal BCH sebesar 5,447. Artinya BCH dalam kondisi bertahan. Gambar 14 merupakan hasil pemetaan antara matriks IFE dan EFE BCH. Berdasarkan Gambar 3, BCH berada pada sel V. Strategi yang dapat digunakan BCH dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi adalah penetrasi pasar, pengembangan produk atau jasa dan pengembangan pasar.

Gambar 3. Matriks IE (Internal – External)

Perumusan Strategi Alternatif BCH

Menentukan usulan strategi menggunakan metode matriks SWOT. Hasil analisis pada matriks IFE dan EFE menunjukan, bahwa terdapat 10 faktor internal dan 10 faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap BCH. Faktor-faktor tersebut sebagai bahan dalam perumusan strategi dalam matriks SWOT. Tabel 9. adalah hasil perumusan strategi alternatif menggunakan matriks SWOT.

Tabel 9. Hasil perumusan strategi alternatif menggunakan matriks SWOT.

Internal

Eksternal

Kode

S1

S2

S3

S4

S5

Strengths (S)

Bekasi Creative Hub (BCH) bersifat Co-creation

Bekasi Creative Hub (BCH) memiliki hubungan yang baik dengan mitranya

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan berdasarkan inisiatif dan ide dari pengurus Bekasi Creative Hub (BCH)

Kemandirian dan partisipatif pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi yang tergabung di Bekasi Creative Hub (BCH) sudah terbentuk

Sumber dana hasil swadaya pelaku dan komunitas kreatif Kota Bekasi yang berpartisipatif di Bekasi Creative Hub (BCH)

Kode

W1

W2

W3

W4

W5

Weaknesses (W)

Bekasi Creative Hub (BCH) sulit mendapatkan mitra baru

Lingkup BCH Terbatas

Keberadaan Bekasi Creative Hub (BCH) belum banyak diketahui oleh pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

Belum memaksimalkan saluran yang tersedia

Misi dari Bekasi CreativeHub (BCH) belum tersampaikan keseluruh pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

Kode

O1

O2

Opportunities (O)

Kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) dapat berjalan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi Meningkatnya penjualan produk

S-O Strategy

S1+S2+O4+05

Meningkatkan pasar ekonomi kreatif Kota Bekasi dengan pemanfaatan jaringan pelaku ekonomi kreatit Kota Bekasi

S3+S4+S5+O2+O3

Membuat program modal usaha bersama

W-O Strategy

W1+W2+W3+O1

Memperluas jaringan ekonomi kreatif Kota Bekasi berbasis teknologi dan informasi

W4+W5+O1+O2

Meningkatkan pemahaman ekonomi kreatif

ekonomi kreatif Kota Bekasi melalui program

kepada pelaku ekonomi kreatif berbasis tekonologi dan informasi

O3

O4

O5

Bekasi Creative Hub (BCH) Meningkatnya sinergitas dari pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi Terciptanya peluang pasar berdasarkan data persebaran pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi

Mitra dari Bekasi Creative Hub (BCH) mampu menciptakan pasar dan pelaku ekonomi kreatif baru di Kota Bekasi

S2+O1

Bekerja sama dengan akademisi

W2+O1+O4

Melakukan pendataan pelaku ekonomi kreatif berbasis teknologi dan informasi

T1

T2

T3

T4

T5

Threats (T) Tidak selamanya sukarelawan komunitas kreatif dapat memenuhi kebutuhan Bekasi Creative Hub (BCH) Biaya penyelenggaraan kegatan dan program dan kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) semakin tinggi

Tidak selamanya mitra dapat memenuhi kebutuhan Bekasi Creative Hub (BCH) adanya kegiatan lain yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Bekasi Creative Hub (BCH) Beralihnya pelaku ekonomi kreatif Kota Bekasi ke bidang lain

S-T Strategy

S5+T1+T2+T3

Bekerjasama dengan swasta

S1+T5

Mengelola pelaku ekonomi kreatif Kota

Bekasi

W-T Strategy

W2+W3+W4+W5+T5 Bekerja sama dengan media

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  • 1.    Berdasarkan kondisi BCH perlu adanya strategi usulan, agar keberlanjutan organisasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi.

  • 2.    Hasil analisis pada matriks IFE dan EFE menunjukan, bahwa BCH berada dalam sel V. Artinya BCH berada pada bertahan. Strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas di Kota Bekasi adalah penetrasi pasar dengan cara menghimpun pelaku ekonomi kreatif baru di Kota Bekasi untuk menyampaikan progam dan kegiatan Pemerintah Kota Bekasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi

  • 3.    Hasil perumusan strategi menunjukan bahwa BCH perlu adanya keterlibatan Pemerintah Kota Bekasi, Akademisi dan Media

Saran

  • 1.    Pemerintah Kota Bekasi diharapkan dapat menjadikan BCH sebagai komite ekonomi kreatif Kota Bekasi. Tujuan tersebut adalah untuk gara BCH memiliki pendanaan yang tetap dari anggaran yang diberikan, selain pendanaan dapat menyusun Program.

  • 2.    BCH diharapkan dapat mengembangkan ekonomi kreatif Kota Bekasi berdasarkan hasil penelitian ini.

  • 3.    Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pariwisata dan Budaya dan Bekasi Creative Hub (BCH) diharapkan dapat mengimplementasikan strategi usulan dari penelitian ini agar pengembangan ekonomi kreatif Kota Bekasi berbasis komunitas dapat berjalan berdasarkan hasil dari penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

[Bekraf] Badan Ekonomi Kreatif. 2020 Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019. Jakarta (ID): Bekraf.

David FR. 2009. Manajemen Strategis – Konsep (Buku 1 Edisi 12). Jakarta. Salemba Empat.

David FR. 2011. Manajemen Strategis Konsep. Edisi ke-12. Supardi D. Jakarta (ID): Salemba empat.

David FR. 2016. Manajemen Strategis: Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing-Konsep. Edisi Ke-15. Jakarta. Salemba Empat.

[Kemenparekraf] Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2014. Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025. Jakarta (ID): Kemenparekraf.

Osterwalder A, Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, Hoboken

[PRI] Pemerintah Republik Indonesia. 2019. Undang-undang (UU) tentang penyelenggaraan Ekonomi Kreatif. Republik Indonesia: LN.2019, No.212, TLN.6414, peraturan.go.id : 13 Hlm.

[RPJMD] Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bekasi 2018-2023. 2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bekasi 2018-2023. Kota Bekasi.

Rochmat AP. 2016. Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia. Surakarta (ID): Ziyad Visi Media.

Qastharin AR. 2015. Business Model Canvas for Social Enterprise. Bandung (ID) : The 7th Indonesia International Conference on Inovation, Enterpreneurship, and Small Business.

Mabrur, et al,…|217