Peranan Sumber Daya terhadap Pengembangan Usaha Kemitraan Domba
on
Jurnal Manajemen Agribisnis
Vol.10, No.2, Oktober 2022
E- ISSN: 2684-7728
Peranan Sumber Daya terhadap Pengembangan Usaha Kemitraan Domba
The Role of Resources on The Development of Sheep Partnership Farming Business
Fernanda Bagus Firmansyah1 Amam2*)
Supardi Rusdiana3 Agus Sholehul Huda4
Fakultas Pertanian, Universitas Jember, Jawa Timur, Indonesia12 Balai Penelitian Ternak, Kementrian Pertanian Republik Indonesia3 Gumukmas Multi Farm, Jember, Jawa Timur4
*) Email: [email protected]
ABSTRACT
Regulation of the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia Number 13 of 2017 concerning Animal Husbandry Business Partnerships states that livestock farming business partnerships are cooperation between livestock farming businesses on the basis of the principles of mutual need, strengthening, benefiting, respect, responsibility, and dependence. The purpose of this study was to examine the influence of economical, environmental, and social resources on the development of sheep partnership farming business. The novelty of this research is to review the development of resource-based sheep partnership farming business. The research was conducted on a sheep partnership farming business at Gumukmas Multi Farm (GMF) Jember district. The data collection method was carried out by survey, Focus Group Discussion (FGD), and observation. Research variables include livestock farming business development (Y), economical resources (X1), environmental resources (X2), and social resources (X3). Analysis of research data using the Partial Least Square (PLS) method with the help of SmartPLS 2.0 software. The PLS method generally consists of 2 (two) kinds of test models, namely the outer model and the inner model. The results obtained from the indicator test and declared valid are economical resources consisting of 4 (four) indicators, environmental resources consisting of 2 (two) indicators, and social resources consisting of 6 (six) indicators. The conclusion shows that economical resources, environmental resources, and social resources are quite influential on the development of sheep farming partnerships with an R2 value of 45.1%.
Keywords : Resources, Husbandry Business Partnership, Sheep, GMF, Sheep Partnership
ABSTRAK
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Kemitraan Usaha Peternakan disebutkan bahwa kemitraan usaha peternakan adalah kerjasama antara usaha peternakan atas dasar perinsip saling memerlukan, memperkuat, menguntungkan, menghargai, bertanggung jawab, dan ketergantungan. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji pengaruh sumber daya ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap pengembangan usaha kemitraan domba. Kebaruan (novelty) dari penelitian ini ialah mengulas pengembangan usaha kemitraan domba berbasis sumber daya. Penelitian dilakukan pada usaha kemitraan domba di Gumukmas Multi Farm (GMF) Kabupaten Jember. Metode pengambilan data dilakukan dengan survei, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Variabel penelitian meliputi pengembangan usaha ternak (Y), sumber daya ekoomi (X1), sumber daya lingkungan (X2), dan sumber daya sosial (X3). Analisis data penelitian menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan bantuan software SmartPLS 2.0. Metode PLS secara general terdiri dari 2 (dua) macam model uji, yaitu outer model dan inner model. Hasil penelitian yang didapatkan pada uji indikator dan dinyatakan valid adalah sumber daya ekonomi terdiri dari 4 (empat) indikator, sumber daya lingkungan terdiri dari 2 (dua) indikator, dan sumber daya sosial terdiri dari 6 (enam) indikator. Kesimpulan menunjukkan bahwa sumber daya ekonomi, sumber daya lingkungan, dan sumber daya sosial cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba dengan nilai R2 sebesar 45,1%.
Kata kunci : Sumber Daya, Kemitraan Usaha Peternakan, Domba, GMF, Kemitraan Domba
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang mana masyarakatnya banyak bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Petani dan peternak merupakan pekerjaan dimana memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, mulai dari hasil pertanian dan hasil peternakan. Salah satunya hasil dari peternakan domba yang yang menghasilkan daging dan bulu. Hasil produk daging dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia karena mengandung gizi dan protein hewani. Laju pertumbuhan populasi ternak domba setiap tahun mengalami kenaikan, namun pada tahun 2020 mengalami penurunan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 disebutkan bahwa laju pertumbuhan populasi domba pada tahun 2017-2018 sebesar 3%, untuk tahun 2018-2019 populasi ternak domba 2,2%, dan pada tahun 2019-2020 penurunan populasi ternak domba sebesar 0,4%.
Salah satu penyebab berkembangnya usaha ternak domba karena domba memiliki keunggulan dibandingkan ternak lainnya seperti kekuatan dari daya tahan tubuh yang dimiliki hewan ternak domba dan juga mudahnya beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Luasnya lahan-lahan pertanian dari sawah hingga tegalan merupakan sumber pakan hijaunan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sehari-hari. Hasil lain dari usaha ternak domba yaitu memiliki pasar yang menjanjikan. Pasar masih terbuka luas mulai dari pasar lokal hingga pasar internasinal, seperti yang di kemukakan oleh Wibowo et al. (2016) yang menyebutkan bahwa prospek ekspor domba untuk negara tetangga terbuka
lebar seperti Brunei Darussalam, Malaysia, dan Timur Tengah.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting terhadap keberhasilan dari suatu usaha ternak dengan menciptakan inovasi dan ide untuk mengembangkan sektor agribisnis pada usaha ternak. SDM dapat menyebabkan masalah yang serius dalam sektor peternakan apabila rendahnya keinginan dalam berusaha ternak. Fakta yang membuktikan bahwa keinginan SDM dalam berusaha tani tergolong rendah akan mengakibatkan dampak yang tidak akan menguntungkan untuk suatu sektor peternakan saat posisi daya tawar sektor peternakan melemah (Suresti, Wati, & Indriyani, 2013). Salah satu upaya untuk mendukung posisi daya tawar peternak ialah dengan melakukan kemitraan usaha peternakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017.
Keberhasilan dari suatu kemitraan yaitu salah satunya adalah sosialisasi dan pemberdayaan terhadap masyarakat dan peternak kecil, karena tingkat pengetahuan peternak terhadap kemitraan tergolong masih rendah, maka perlunya sosialisasi dan pendampingan oleh mitra, lembaga pemerintahan, dan sivitas akademisi, sehingga masyarakat mengetahui pentingnya kemitraan peternakan domba sebagai upaya mendukung program pemberdayaan peternak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2013.
Kualitas SDM harus ditingkatkan untuk mengimbangi era globalisasi, karena dapat menciptakan daya saing terhadap suatu persaingan bisnis dan kualitas unggulan dalam menghasilkan produk dan jasa. Upaya untuk mengembangkan usaha peternakan domba harus memiliki SDM yang professional dengan keterampilan serta motivasi tinggi dalam berwirausaha. Strategi yang digunakan dalam pengembangan SDM peternakan yaitu dengan cara penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan, sehingga apabila ketiga strategi tersebut berjalan maka akan menciptakan SDM dengan kualitas profesional.
Kemitraan usaha peternakan domba ditengarai dapat meningkatkan akses peternak terhadap sumber daya. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya ekonomi, sumber daya lingkungan, dan sumber daya sosial. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji pengaruh sumber daya ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap pengembangan usaha kemitraan domba. Kebaruan (novelty) dari penelitian ini ialah mengulas pengembangan usaha kemitraan domba berbasis sumber daya. Penelitian dilakukan pada usaha kemitraan domba di Gumukmas Multi Farm (GMF) Kabupaten Jember.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bulan April hingga Juli 2021 di kemitraan usaha ternak domba Gumukmas Multi Farm (GMF) Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa GMF merupakan usaha peternakan kemitraan domba yang menginisiasi program ekspor domba pada tahun 20182019.
Metode Pengambilan Data dan Penentuan Sampel
Data penelitian diperoleh menggunakan metode survei, Focus Group Discussion (FGD),
dan observasi. Metode survei yang digunakan ialah wawancara dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah berskala likert +1 hingga +5. Responden adalah seluruh peternak domba kemitraan GMF di Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang. Jumlah mitra GMF sebanyak 33 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian (total sampling).
Indikator dan Variabel Penelitian
Penelitian terdiri dari empat variabel utama, yaitu pengembangan usaha ternak (Y), sumber daya ekoomi (X1), sumber daya lingkungan (X2), dan sumber daya sosial (X3). Indikator dari masing-masing variabel tersebut diuraikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Variabel dan indikator penelitian
Variabel |
Indikator |
Notasi |
Pengembangan Usaha Ternak |
Bertambahnya pendapatan |
Y1.1 |
(Y) |
Bertambahnya populasi ternak domba yang dipelihara |
Y1.2 |
Bertambahnya tenaga kerja yang dibayar |
Y1.3 | |
Bertambanya kandang |
Y1.4 | |
Sumber Daya Ekoomi (X1) |
Pendidikan formal peternak |
X1.1 |
Pendidikan non formal peternak |
X1.2 | |
Tingkat keterlibatan tenaga kerja keluarga |
X1.3 | |
Status kesehatan keluarga |
X1.4 | |
Status gizi keluarga |
X1.5 | |
Tingkat kenyamanan rumah tempat tinggal |
X1.6 | |
Transfer teknologi ke masyarakat sekitar |
X1.7 | |
Kesempatan memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi |
X1.8 | |
Tingkat kredibilitas peternak |
X1.9 | |
Sumber Daya Lingkungan |
Pencemaran udara |
X2.1 |
(X2) |
Pencemaran tanah |
X2.2 |
Pencemaran air |
X2.3 | |
Pencemaran suara |
X2.4 | |
Pemanfaatan limbah kotoran ternak untuk pertanian |
X2.5 | |
Pemanfaatan limbah pertanain untuk pakan ternak |
X2.6 | |
Sumber Daya Sosial (X3) |
Peranan dalam organisasi masyarakat |
X3.1 |
Hubungan kerjasama dengan peternak lain |
X3.2 | |
Hubungan dengan aparat desa |
X3.3 | |
Hubungan dengan petugas kesehatan ternak |
X3.4 | |
Hubungan dengan dinas peternakan |
X3.5 | |
Hubungan dengan perusahaan pemasok bahan baku pakan ternak |
X3.6 | |
Hubungan dengan tenaga penyuluh |
X3.7 | |
Hubungan dengan lembaga keuangan |
X3.8 | |
Hubungan dengan perusahaan/jasa pemasar domba |
X3.9 |
Metode Analisis Data
Analisis data penelitian menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan bantuan software SmartPLS 2.0. Metode PLS secara general terdiri dari 2 (dua) macam model uji, yaitu outer model dan inner model. Outer model digunakan untuk menguji indikator,
sedangkan inner model digunakan untuk menguji hubungan struktural atau uji pengaruh (Wiyono, 2011).
Outer model dalam metode PLS menghasilkan output yang terdiri dari: a) nilai Convergent Validity (CV) atau nilai outer loading dengan ketentuan nilai yang dapat diterima ialah ≥ 0,500; b) nilai Discriminant Validity (DV) dengan ketentuan bahwa nilai korelasi cross loading variabel laten harus lebih besar jika dibandingkan dengan variabel laten yang lain; c) nilai Average Variance Extracted (AVE) dengan ketentuan yang dapat diterima ialah ≥ 0,500; dan d) nilai Composite Reliability (CR) dengan ketentuan yang dapat diterima ialah ≥ 0,700.
Inner model dalam metode PLS menghasilkan output yang terdiri dari: a) nilai koefisien determinasi atau R2 untuk variabel laten endogen dengan ketentuan nilai 0,67 menunjukkan pengaruh yang kuat, nilai 0,33 menunjukkan pengaruh moderat/cukup, dan nilai 0,19 menunjukkan pengaruh lemah; b) nilai t-statistik yang diperoleh melalui proses bootsrapping kemudian hasil nilai t-statistik dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan ketentuan yang dapat diterima ialah t-statistik ≥ t-tabel; dan c) nilai koefisien parameter yang diperoleh melalui proses bootsrapping dengan ketentuan sebagai pengaruh positif (+) atau pengaruh negatif (-) dari masing-masing hubungan struktural dalam model PLS yang diuji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji outer model dengan metode PLS menghasilkan nilai CV atau outer loading yang ditunjukkan pada Tabel 2, serta menghasilkan nilai AVE dan CR yang ditunjukkan pada Tabel 3, sedangkan uji pengaruh atau uji inner model menghasilkan nilai R2, nilai t-statistik, dan nilai koefisien parameter yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 2. Uji Indikator
Indikator |
CV |
Indikator |
CV |
Y1.1 |
0,884 |
X2.5 |
0,643 |
Y1.2 |
0,615 |
X2.6 |
0,654 |
Y1.3 |
0,559 |
X3.1 |
0,528 |
Y1.4 |
0,689 |
X3.2 |
0,512 |
X1.1 |
0,512 |
X3.4 |
0,578 |
X1.3 |
0,928 |
X3.6 |
0,914 |
X1.4 |
0,869 |
X3.8 |
0,855 |
X1.9 |
0,735 |
X3.9 |
0,889 |
Keterangan: nilai outer loading setelah menghilangkan indikator tidak valid (valid ≥ 0,500)
Tabel 3. Inner Model Test
Indikator |
AVE CR |
Y X1 X2 X3 |
0,846 0,912 0,828 0,901 0,736 0,806 0,873 0,935 |
Keterangan: nilai AVE dan CR memenuhi syarat
Tabel 4. Outer Model Test
Pengujian |
Hasil Uji |
Keterangan |
Koefisien determinasi (R2) Pengembangan usaha ternak |
0,451 |
Moderat |
t-statistik X1 → Y |
3,886 |
signifikan |
X2 → Y |
2,015 |
tidak signifikan |
X3 → Y |
4,114 |
signifikan |
Koefisien parameter X1 → Y |
0,328 |
positif |
X2 → Y |
0,239 |
positif |
X3 → Y |
0,471 |
positif |
Keterangan: nilai t tabel (n : 33) = 2,034
Pengaruh Sumber Daya Ekonomi terhadap Pengembangan Usaha Ternak
Sumber daya ekonomi merupakan salah satu variabel yang penting dalam melakukan usaha ternak domba. Hasil uji indikator sumber daya ekonomi peternak kemitraan domba GMF menggunakan metode PLS menghasilkan nilai CV atau outer loading yang diuraikan pada Tabel 2, terdapat 4 (empat) indikator yang valid dari 9 (sembilan) indikator yang diuji. Indikator dengan nilai outer loading sebesar >0,500 pada metode PLS maka dinyatakan valid. Uji indikator yang dinyatakan valid pada Tabel 2, yaitu pendidikan formal peternak, tingkat keterlibatan tenaga kerja keluarga, status kesehatan keluarga, dan tingkat kredibilitas peternak.
Tingkat keterlibatan tenaga kerja keluarga mempengaruhi pengembangan usaha ternak secara signifikan (Roessali, et al., 2011). Tingkat status Kesehatan keluarga memberi perngaruh terhadap produktifitas ternak domba. Tingkat kredibilitas merupakan akses sumber daya yang mempengaruhi peforma peternak dalam mengembangkan usaha ternaknya, yang mana harapan dan motivasi peternak dapat meningkatkan peforma skala usaha ternak yang secara positif berpengaruh signifikan (Roessali et al., 2011).
Nilai t-statistik sumber daya ekonomi (X1) terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba (Y) lebih besar dari t-tabel maka pengaruh tersebut dinyatakan signifikan, serta nilai koefisien parameter sumber daya ekonomi (X1) terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba (Y) sebesar 0,328. Artinya, sumber daya ekonomi berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba. Hasil uji model struktural menunjukkan sumber daya ekonomi cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba dengan nilai R2 sebesar 45,1%. Perlunya memperhatikan aspek sumber daya ekonomi dalam pengembangan usaha kemitraan ternak domba demi meningkatkan pendapatan peternak.
Pengaruh Sumber Daya Lingkungan terhadap Pengembangan Usaha Ternak
Sumber daya lingkungan merupakan sumber daya yang bisa diakses peternak yang erat kaitannya dengan masalah lingkungan sekitar ternak (Amam et al., 2019). Hasil uji indikator terhadap sumber daya lingkungan menggunakan metode PLS menghasilkan nilai CV atau
outer loading yang diuraikan pada Tabel 2, terdapat 2 (dua) indikator yang valid. Indikator dengan nilai outer loading sebesar >0,500 pada metode PLS maka dinyatakan valid. Uji indikator yang dinyatakan valid pada tabel 2, yaitu pemanfaatan limbah kotoran ternak untuk pertanian, dan pemanfaatan limbah pertanain untuk pakan ternak. Hasil uji model struktural menghasilkan nilai t-statistik sumber daya lingkungan (X2) terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba (Y) lebih kecil dari t-tabel, sehingga sumber daya lingkungan pada usaha ternak domba berpengaruh tidak signifikan terhadap pengembangan usaha ternak domba.
Berdasarkan nilai koefisien parameter sumber daya lingkungan (X2) terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba (Y) sebesar 0,239. Artinya, sumber daya lingkungan berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba. Hasil uji model struktural menunjukkan sumber daya lingkungan cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba dengan nilai R2 sebesar 45,1%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sumber daya lingkungan tidak signifikan dalam pengembangan usaha ternak domba, akan tetapi berpengaruh positif dengan memaksimalkan pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan. Pemanfaatan sumber daya lingkungan dengan mengolah limbah kotoran ternak untuk dijadikan sebagai pupuk organik yang difortifikasikan dengan pupuk kimia akan meningkatkan hasil produktivitas tanaman sebesar 39-48%, sehingga akan berpotensi untuk dilakukan pengembangan usaha dengan model SITT (Sistem Integrasi Tanaman-Ternak) (Bamualim et al., 2015).
Yusriani et al. (2015) menyatakan bahwa SITT memiliki 3 (tiga) fungsi pokok ialah memelihara keberlanjutan lingkungan, mempertahankan ketahanan pangan, dan memperbaiki kesejahteraan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Artinya, pengembangan usaha ternak di GMF ini sangat memungkinkan untuk dilakukan apabila peternak mampu memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik. Limbah pertanian memiliki kandungan nutrisi dengan kualitas rendah, sehingga pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak memerlukan pengolahan menggunakan teknologi seperti fermentasi. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Yusriani et al. (2015) yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi fermentasi berpengaruh untuk meningkatkan kandungan nutrisi limbah pertanian dengan penambahan bahan baku lainnya seperti hijauan.
Pengaruh Sumber Daya Sosial terhadap Pengembangan Usaha Ternak
Sumber daya sosial merupakan sumber daya yang dapat diakses oleh peternak yang erat kaitannya dengan hubungan sosial peternak. Hasil uji indikator terhadap sumber daya sosial menggunakan metode PLS menghasilkan nilai CV atau outer loading yang diuraikan pada Tabel 2, terdapat 6 (enam) indikator yang valid dari 9 (sembilan) indikator yang di uji. Indikator dengan nilai outer loading sebesar >0,500 pada metode PLS maka dinyatakan valid. Uji indikator yang dinyatakan valid pada tabel 2, yaitu Peranan dalam organisasi masyarakat hubungan kerjasama dengan peternak lain, hubungan dengan aparat desa, hubungan dengan petugas kesehatan ternak, hubungan dengan tenaga penyuluh, hubungan dengan lembaga keuangan, dan hubungan dengan perusahaan/jasa pemasar domba.
Salah satu cara strategis pengelolaan SDM untuk dapat meningkatkan produktivitas yaitu dengan model rekanan bisnis (Limawandoyo dan Simanjutak, 2013). Strategi ini dapat dilakukan oleh GMF untuk mengembangkan usaha ternak jika peternak memiliki peranan
dalam organisasi masyarakat dan memiliki hubungan yang baik dengan sesama peternak, aparat desa, petugas kesehatan ternak, lembaga pemasaran, dan lembaga keuangan. Strategi ini memiliki keunggulan yaitu kekuatan daripada peternak atau kelembagaan ternak dimanfaatkan untuk dapat menghalau ancaman dengan mengandalkan peluang.
Hasil t-statistik sumber daya sosial berpengaruh terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba. Nilai t-statistik sumber daya sosial (X3) terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba (Y) lebih besar dari t-tabel maka pengaruh tersebut dinyatakan signifikan, serta nilai koefisien parameter sumber daya sosial (x1) terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba (Y) sebesar 0,471. Artinya, sumber daya sosial berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba. Hasil uji model struktural menunjukkan sumber daya sosial cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba dengan nilai R2 sebesar 45,1%.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber daya ekonomi dan sumber daya sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba sebesar 0,328 dan 0,471, namun sumber daya lingkungan berpengaruh tidak signifikan, akan tetapi berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba. Sumber daya ekonomi, sumber daya lingkungan, dan sumber daya sosial cukup berpengaruh terhadap pengembangan usaha kemitraan ternak domba dengan nilai R2 sebesar 45,1%.
DAFTAR PUSTAKA
Amam., Harsita, P, A. 2019. Aspek Kerentanan Usaha Ternak sapi Perah Di Kabupaten Malang. Jurnal Agribisnis Lahan Kering. Vol 4(2), 26-28
Badan Pusat Statistik (BPS), 2020. Populasi Domba menurut Provinsi (Ekor), 2018-2020. https://www.bps.go.id/indicator/24/473/1/populasi-domba-menurut-provinsi.html.
Bamualim, A. M., Madarisa, F., Pendra, Y. Mawardi, E., Asmak. 2015. Jurnal Peternakan Indonesia. 17 (2): 83-93.
Limawandoyo, E. A., Simanjutak, A. 2013. Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT Aneka Sejahtera Engineering. Jurnal Manajemen Bisnis Petra. 1 (2): 1-12.
Roessali, W., Masyhuri, S. Nurtini, Darwanto, D. H. 2011. Factors Influencing Farmers Decision to Increase Beef Cattle Business Scale in Central Java Province. JITAA. 36 (1): 27-35
Suresti, A., Wati, R., Indriyani, I. (2013). Analisis Potensi Sumber Daya Manusia Untuk Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong Di Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Peternakan Indonesia, 15(1), 7–16.
Wibow, B., Rusdiana, S., Adiati, U. (2016). Pemasaran Ternak Domba di Pasar Hewan Palasari Kabupaten Indramayu. Agriekonomika, 5(1), 85-94.
Wiyono G. 2011. Merancang penelitian bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percatakan STIM YKPN Yogyakarta.
Yusriani, Y., Elviwirda, E., Sabri, M. 2015. Kajian pemanfaatan limbah jerami sebagai pakan ternak sapi di Provinsi Aceh. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), 17(2), 163-169.
Firmansyah, et al.,…|870
Discussion and feedback