Analisis Harga Air Pada Air Permukaan Untuk Usahatani Padi Sawah di Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan
on
Jurnal Manajemen Agribisnis
Vol.8, No.1, Mei 2020
E- ISSN: 2684-7728
ANALISIS HARGA AIR PADA AIR PERMUKAAN UNTUK USAHATANI PADI SAWAH
DI SUBAK BENGKEL, KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN
Water Price Analysisbof Surface Water for Rice Farmingin Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan District
Pande Made Ari Ananta Paramarta*) Widhianthini
A.A.A. Wulandira Sawitri DjelantikB
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Email : ariananta230@gmail.com*)
ABSTRACTb
Bengkel Subak is the widest subak in Kediri District, Tabanan Regency. Subak Bengkel has a total area of 329 hectares, which is divided into 19 Tempek, which is some kind of grouping. Bengkel Subak is located on two villages, Bengkel Village and Pangkung Tibah Village. The water acquisition is also agreed based on the water debit in each place. This study aims to determine the price of water used by farmers in Subak Bengkel paddy farming, also to know the influence of production and constraints factors experienced in rice farming. The results calculation with the use of value of marginal product (VMP) approach showed that the price of water for irrigated paddy in Subak Bengkel was Rp 413,593.85 / ha / year, around 206,796.92 / ha / planting season or around Rp 206.79 / m3, where the most influential factor is seedlings with an elasticity coefficient of 0.861 affecting production of 8.61 percent. The most common obstacle experienced by Subak Bengkel farmers is the pest in the form of crabs that damage the rice field dike. In the future, Bengkel Subak will include water discharge as an production input in rice farming for appreciation of water resources.
Keywords : Subak, Water price, Paddy
ABSTRAKb
Subak Bengkel merupakan subak terluas di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Subak Bengkel memiliki total luas 329 Ha yang terbagi menjadi 19 tempek. Subak Bengkel mewilayahi dua desa yaitu Desa Bengkel dan Desa Pangkung Tibah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga air yang dimanfaatkan petani dalam berusahatani padi sawah di Subak Bengkel yang dibarengi dengan mengetahui pengaruh faktor faktor produksi dan kendala kendala yang dialami dalam usahatani padi sawah. Hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan menggunakan pendekatan value of marginal product (VMP) menunjukkan harga air untuk irigasi padi sawah di Subak Bengkel adalah
sebesar Rp 413.593,85 /ha/tahun, sekitar 206.796,92 /ha/musim tanam atau sekitar Rp 206,79/m3, dimana faktor profuksi yang paling berpengaruh adalah bibit dengan koefisien elastisitas sebesar 0,861 yang mepengaruhi produksi sebesar 8,61 persen. Kendala yang dialami petani Subak Bengkel yang paling banyak dialami adalah hama berupa kepiting yang merusak pematang sawah. Subak Bengkel kedepannya harus memasukan debit air sebagai input produksi dalam usahatani padi sawah sebagai penghargaan terhadap sumber daya air.
Kata kunci : Subak, Harga air, Padi
PENDAHULUANb
Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting. Keberadaan air memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup di muka bumi. Setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhannya. Hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lain termasuk manusia tidak dapat terlepas dari air (Anggraini, 2013). Provinsi Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan ekonomi masyarakatnya memiliki sistem irigasi bernama Subak. MenurutbWindiab (2015) subakbadalahb kelompok petani pengelola air irigasi, dalam suatu kawasanb sawahbtertentu, memiliki sumber airbtertentu, memilikibpura, dan otonom. Air adalah suberdaya yang sangat penting bagi petani. Perda Provinsib Balib No.9 Tahun 2012 tentangbsubak menyatkan bahwab subakb adalah organisasi tradisional di bbidang tata bguna air dan atau tata tanaman di tingkat usahatani padab masyarakat adat di Balib yang bersifat sosioagraris, religius, bekonomis, yangb secara historis terus tumbuh dan berkembang (Sumiyati, 2017). Menurut Anwar dan Utomo, (2013, dalam fitri, 2016) metode yang dapat dipakai dalam menghitung tarif biaya jasa pengelolaan sumber daya air antara lain (1) full cost pricing (2) subsidized cost pricing (3) tarif dasar dengan mempertimbangkan perbedaan layanan (4) tarif percentage (5) marginal pricing.
Kecamatan Kediri merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tabanan. Menurut BP3K Kecamatan Kediri (2017) menyatakan bahwa Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan memiliki total 23 subak, dengan total luas keseluruhan 2.839 Ha. Subak Bengkel merupakan subak terluas di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Subak Bengkel memiliki total luas 329 Ha yang terbagi menjadi 19 tempek. . Menurut I Made Merta Suteja salah satu tokoh di Subak Bengkel, Subak Bengkel sudah mengalami penururan debit air dan pendangkalan saluran irigasi akibat adanya imbas pariwisata dari Objek Wisata Tanah Lot dan Objek Wisata Pantai Yeh Gangga. Penurunan debit air yang terjadi di Subak Bengke saat ini sekitar 30%. Petani Subak bengkel belum pernah mencantumkan sumber daya air sebagai biaya input dalam usahataninya, sehingga air masih dianggap barang yang free atau gratis penggunaannya oleh petani di Subak Bengkel. Sebenarnya harus memperhatikan hal tersebut agar sumber daya air permukaan pada saluran irigasi dapat terjaga kualitas dan kuantitasnya. Petani di Subak Bengkel juga masih mengalami beberapa kendala dalam pemanfaatan irigasi Subak Bengkel.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: harga air yang dimanfaatkan petani dalambberusahatani padibsawahbdi Subak Bengkel, KecamatanbbKediri, Kabupaten Tabananbyang dibarengibdengan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhib padib sawah di Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan dan mengetahuibkendala-kendalabdalambpemanfaatan air irigasi pada Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasibdari penelitian ini adalah Subakb Bengkel yang terletakbdibKecamatanb Kediri,b Kabupaten Tabanan. Subak Bengkel mewilayahi dua desa yaitu Desa Bengkel dan Desa Pangkung Tibah. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Januari 2020 sampai akhir bulan Februari 2020. Data yang diambil adalah data untuk dua musim tanam pada tahun 2019. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan 1) subak Bengkel adalah subak yang menggunakan sumber air yang bersumber dari air permukaan untuk kegiatan pertanian padi sawah, 2) Subak Bengkel mengalami penurunan debit air sekitar 30% yang bisa mempresentasikan keadaan subak lainnya di Tabanan yang mulai mengalami penurunan ketersediaan sumber air, 3) petani pengguna air permukaan di Subak Bengkel sebagian besar menggunakan sistem tanam penggenangan air untuk budidaya padi sawah yang dilakukan secara terus menerus.
Metodeb yangb digunakanb dalamb mengumpulkan data dalamb penelitianb antarab lainb libraryb researchb, field research, dan wawancarab dimana merupakan teknik pengumpulanb data jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari subjek penelitian lebih mendalam seperti kualitas air, pola tanam yang dijalankan, dan awal mula penentuan biaya urunan untuk kegiatan upacara dan pembangunan subak.
Metode Analisis
Pengukuranz yangz digunakanz dalam penelitianz iniz adalahz denganz menggunakanzzzmetodez kuantitatif. z Faktor-faktorz yangz mempengaruhiz produksiz padi sawahz digunakan analisis regresi danz dilanjutkanz denganz hargaz airz saluran irigasi dilakukanz perhitunganz nilai air berdasarkan pendekatan nilai produk marginal pada sistem pertanian khususnyaz padi sawah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglasz (Gujarati, 2003, dalam Sudarma, 2015), dengan persamaan sebagai berikut:
Y = b0
b1 b2 b3 b4 b5 b6
X1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 μ
Dimana:
….(1)
Y = Produksiz padi (kg)
X1 = Luasz tanam (hektar)
X2 = Benihz (kg)
X3 = Pupukz (kg)
X4 = Obat-obatan/pestisidaz (lt)
X5 = Tenaga Kerjaz (HOK)
X6 = Airz (Liter per detik)
b0 = Konstanta zzzzzz
b1,…b6 = Koefisien elastisitas
μ = Kesalahan modelz
Fungsi tersebut kemudian ditransformasi menjadi bentuk logaritma natural (ln) sehingga
didapatkan model persamaan linier sebagai berikut:
LnY=ln bl + b1 h X1 + b2 h X2+b. h X5 + b h X4+b5 h X5 + bi ln X6+μ
…(2)
Analisisz regresiz dilakukan menggunakan program perangkatz lunak SPSS 22 makaz didapatkanz nilai koefisien regresi (bi) dariz faktorz produksi yang akan menunjukanz besaranz nilaiz elastisitas. zDengan asumsi petaniz berusaha mencapai keuntungan maksimum, maka harga air adalah samaz dengan nilai produk marginal air (NPMair) atau value of marginal product (VMPair) yang secara matematis diturunkan sebagai berikut:
Dimana:
HAir = Hargaz air (Rp/hektar) z
MPAir = Marginalz produk airz
Pq = Harga zpadi (Rp) z
ε = Elastisitas
b6 = Elastisitas zpermintaan airz
AP = Average productz
Untuk mengetahui kendala-kendala zdalamzz pemanfaatanz airzirigasiz dianalisisz denganz menggunakan analisisz deskriptif kuantitatif. Metodez pendekatan yang digunakanz pada analisis deskriptif kuantitatif adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2011), statistik deskriptifz adalah statistik yang digunakanz untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atauz menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat zzzkesimpulanz yangzz berlakuz untuk umum atau generalisasi. z
HASIL DAN PEMBAHASAN
Koefesienz regresiz padaz luas lahanz bernilai 0,200, artinya bahwa zapabila zdilakukan penambahan input luas lahan 10 persen, makaz mengakibatkan zvpeningktanz produksi padizzz2 persen. zPeningkatanz 10 persenzzz dari zpenggunaan ztenaga kerjaz zakan menyebabkan kenaikan hasil produksi padi sebanyakz 0.92 persen. Peningkatan inputz bibit sebesar 10 persen akan menyebabkanz peningkatanz hasil produksi padi 8,61 persen, kenaikan penggunaan input pupuk 10 persen mengakibatkanz kenaikanz hasilz produksiz padiz sawah sebanyak z2,16 persen, zpeningkatan zinput zobat-obatan 10 persen dapat menyebabkanz penurunanz hasil produksi zpadiz zsebesar 2,73 persenz dan zapabila zpengunaan zair
ditambah 10 persenz akan zmengakibatkanz hasil zproduksiz padiz sawah mzeningkat sebanyak 2,33 persen. Jadi dapat dikatakan zdari enam zzjenis zzpenggunaan zzinput zpada produksi zusahatani zpadi sawah zdi Subak zBengkel zkontribusi zbibit zmenyebabkan peningkatan palingz tinggi produksi padi sawah di Subak Bengkel dibandingkan input-input lainnya. Tabel hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi
Unstandardized Standardized
Model |
Coefficients |
Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
5,205 |
1,444 |
3,606 |
0,001 | |
LNX1 |
0,200 |
0,153 |
0,062 |
1,305 |
0,199 |
LNX2 |
0,092 |
0,075 |
0,081 |
1,227 |
0,226 |
LNX3 |
0,861 |
0,12 |
0,778 |
7,157 |
0,000** |
LNX4 |
0,216 |
0,079 |
0,185 |
2,715 |
0,010** |
LNX5 |
-0,273 |
0,067 |
-0,284 |
-4,044 |
0,000** |
LNX6 |
0,233 |
0,101 |
0,175 |
2,314 |
0,026** |
R-square |
0,949 |
df1 |
6 | ||
Adjusted R-Square |
0,942 |
df2 |
43 | ||
F hitung |
132,689 |
Keterangan: X1 = Luas lahan (ha) |
X5 = Obat-obatan (l) z |
X2 = Tenaga kerja (HOK) z |
X6 = Air (l/dt) z |
X3 = Bibit (kg) z X4 = Pupuk (kg) z |
LN = Logaritma naturalz |
Pengaturan zpembagian air zdi zSubak zBengkel menggunakanz zmekanismez tenah zyaitu dengan jumlah tenah sebanyak 771,5 tenah. zzLahan sawah yang memilikiz luas 0-0,24 Ha mendapat pembagian air sebanyak 1/2 tenah, 0,25-0,30 Ha mendapat air sebanyakz 1 ztenah dan 0,31-0,75 zHa zmendapat 1,5 tenah, begitu juga dengan kelipatannya. Perolehan air ini juga disepakati berdasarkan debit air di masing masing tempek. zMenurut zAdnyana dalam Sudarma (2015), menyatakan zbahwa subak di Bali mengatur pembagian air irigasi denganz model yang berbeda-beda. zMisalnya untuk sawah seluasz 0,25-0,35 zare (satu bit tenah) berhakz zzmemperoleh zzair irigasi zdengan zmodel zyang berbeda-beda, yaitu model temuku, mendapatkan air dengan kisaran lebar saluran zbagi air zantara dua sampai zzempat nyariz (jari), modelz zblagbag (memperoleh zair dua zjari), zmodel langki (memperoleh zair dua jari), model zbungbungz (mendapatkan zair empat jari) zdan model zcakangan, juga zmendapatkan air zzempat nyari. zPembagian air ini ditetapkan zdalam zrapat anggota subak (sangkep) dean pelaksanaan di zlapangan dilakukan oleh kelian subak (pekaseh). z
Menurut Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tabanan jumlah air Tukad Yeh Dati pada tahun 2019 yang masuk kedalam Bendungan Yeh Panan Selatan dan dialirkan ke Subak Bengkel adalah 722.4 l/dt. Air yang dialirkan ke Subak Bengkel melalui saluran irigasi tentunya akan mengalami penguapan dan pengurangan debit air melalui rembesan, atau
bahkan diserap untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Rata rata debit air yang kemudian dapat di terima oleh petani 11,24 l/dt/tenah.
Hasil perhitungan menggunakan pendekatan value of marginal product (VMP) menunjukkan hargaz airz untukz irigasiz padiz sawahz di Subak Bengkel adalah sebesar Rp 413.593,85 /ha/tahun, sekitar 206.796,92z /ha/musimz tanamz atau sekitar Rp 206,79/m3. Hasil penelitian ini lebih kecil jika dibandikan dengan penelitian yang dilakukan Sudarma (2015) z di DAS Ayung yaitu Rp 314.000,00z /ha/musim tanam. Hasil penelitian ini juga lebih kecil dibandingkan dengan Mahardika (2018) di DI Sangsit yaitu 379.932,43. Harga zair zyang lebih kecil iniz disebabkanz karenaz nilaiz zmarginal zprodukz atas zair zdi zdaerah penelitian lebih besar zdibandingkan zdengan zhasil nilai produksi penelitianz di zDAS Ayung zdan DI Sangsit.
Pemanfaatan saluran irigasi tentunya para petani akan menghadapi berbagai kendala. Kendala-kendala yang terjadiz dalamz pemanfaatanz air irigasi di Subak Bengkel antara lain 1) Kekurangan air di beberapa tempek, 2)penggunaan air bergilir, 3) zkebanjiran dimusim hujan, 4) Penurunanz debit air dimusim kemarau, 5) Hama Kepiting yang merusak pamatang sawah. Tabel kendala dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kendala Pemanfaatan Air Irigasi
No |
Kendala pemanfaatan air irigasi |
Jumlah Responden |
Persentase |
1 |
Kekurangan air di beberapa tempek |
10 |
20% |
2 |
Penggunaan air bergilir |
6 |
12% |
3 |
Kebanjiran dimusim hujan |
4 |
8% |
4 |
Penurunan debit air dimusim kemarau |
5 |
10% |
5 |
Hama Kepiting yang merusak pamatang sawah |
25 |
50% |
Total |
50 |
100% |
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dari penelitian ini antara lain :
-
1. Kontribusi bibit menyebabkan peningkatan paling tinggi produksi padi sawah di Subak Bengkel dibandingkan input-input lainnya.
-
2. Hargaz air zyang pantas di zbayarkan zoleh petani dalam berusahatani padi sawah di Subak Bengkel zuntuk mencapai kenutungan maksimum adalah sebesar Rp 413.593,85 /ha/tahun, sekitar 206.796,92 /ha/musim tanam atau sekitar Rp 206,79 /m3.
-
3. Kendala-kendala yang terjadi dalam pemanfaatn air irigasi di subak bengekel seperti kekurangan air di beberapa tempek, penggunaan air bergilir, kebanjiran dimusim hujan, penurunan debit air dimusim kemarau, dan hama kepiting yang merusak pamatang sawah
Saran
Subak Bengkel sebaiknya memasukkan debit air sebagai input produksi yang penting dalam usaha tani padi sawah. Subak Bengkel kedepannya mempertimbangkan perhitungan harga air yang dimanfaatkan petani atau stakeholder lainnya, agar air dapat diberikan penghargaan yang pantas, selain itu petani Subak Bengkel mau merawat saluran irigasinya, agar air dapat terus mengalir dengan baik untuk usahataninya. Terkait dengan kelembagaan, Subak Bengkel bersama pemerintah dapat bekerjasama untuk meningkatkan infrastuktur saluran irigasi, agar pemanfaatan air irigasi lebih maksimal dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Antara, Made. 2010. Bahanz Ajar zMetodologi Penelitian zSosialz Ekonomi. zProgram Studi Agribisnis zFakultas zPertanian zUniversitas Udayana. z Denpasar. Z
Anggraini, Iin. 2015. Departemen Estimasi Nilai Ekonomi Perlindungan Sumber Mata Air (Kasus Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Institut Pertanian Bogor.
Cohen, L., Manion, zL zand zMorrison, K. 2007. Researchz Methodsz Inz Education. zRoutledge Publishersz (part of thez Taylorz & Francis zgroup), Oxford, UK.
Fitri, F Rahmi. z 2016. z Analisaz Penetapanz Biayaz Jasa Pengelolaanz Sumberz Dayaz Airz Irigasi Di Daerah Irigasi Riam Kananz. Institut Teknologi Sepuluh November. Z
BP3K Kecamatan Kediri. 2017. Kondisi Wilayah Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
Mahardikara KY. 2018. Analisis Penetapan Harga Air di Subak Dangin Yeh Desa Sawan Emas Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Jurnal Agribisnis dan Agarowisata. Vol 8 (2): 125-134.
Windia, Wayan, zDkk. 2015. Aspek Ritual pada zSistem zIrigasi zSubak zsebagai zWarisan Budaya zDunia. zJurnal zKajian zBali. 5(1).
Sumiyati, Dkk. 2017. Operasional zdan Pemeliharaan Jaringan zIrigasi Subakz di zKabupaten Tabananz. Jurnal Kajian Bali. 7(1).
Sudarma, I Made. 2015. Harga zAirz Untuk zIrigasiz Padi Sawah di Kabupaten Badung. Jurnal Bumi Lestari, 1 (15): 1-9.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.
Ari Ananta, et al., Analisis…..|60
Discussion and feedback