ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.6,JUNI, 2020



Diterima:08-05-2020 Revisi:12-05-2020 Accepted: 15-05-2020

Karakteristik Penderita Dakriosistitis di Poliklinik Mata RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari 2017- Oktober 2018

Dendy Pranata Purba1, Ni Made Laksmi Utari2, I Wayan Eka Sutyawan3 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 2,3SMF Ilmu Kesehatan Mata RSUP Sanglah Denpasar

Email : dendypurba97@gmail.com

ABSTRAK

Dakriosistitis merupakan infeksi dari sistem lakrimal yang paling umum. Infeksi biasanya didahului oleh obstruksi duktus nasolakrimalis. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jumlah kasus, karakteristik demografi, dan karakteristik klinis di RSUP Sanglah periode Januari 2017 sampai dengan Oktober 2018. Metode yang dipakai adalah deskriptif retrospektif dengan melihat rekam medis dan buku registrasi penderita dakriosistitis di Poli Mata RSUP Sanglah periode Januari 2017 sampai dengan Oktober 2018. Jumlah kasus, karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, lateralitas) dan karakteristik klinis (akut, kronis) ditinjau dalam penelitian ini. Terdapat 28 pasien yang didiagnosis sebagai dakriosistitis. Jumlah perempuan 15 (53,5%) dan laki-laki 13 (46,5%). Sebagian besar pasien berada pada kelompok usia 31-60 tahun (n=12, 42,9%). Infeksi kronis (n=22, 42,9%) lebih dominan dibandingkan infeksi akut (n=6, 21,4%). Terdapat 27 (96,4 %) pasien unilateral dan 1 (3,6%) pasien bilateral. Sebagai kesimpulan, terdapat 28 pasien yang didiagnosis sebagai dakriosistitis. Sebagian besar adalah perempuan dengan kelompok usia 31-60 tahun, kasus unilateral dengan onset kronis.

Kata Kunci : Dakriosistitis, karakteristik demografi, karakteristik klinis

ABSTRACT

Dacryocystitis is the most common infection of lacrimal system. Infection is usually initiated by nasolacrimal duct obstruction. This study aimed to find the number of cases, demographic characteristics, and clinical characteristics in Sanglah General Hospital in the period January 2017 to October 2018. The method used was descriptive retrospective by looking at medical records and registration books for patients with dacryocystitis in Sanglah General Hospital, January 2017 up to October 2018. Number of cases, demographic characteristics (age, gender, laterality) and clinical characteristics (acute or chronic) were reviewed in this study. There were 28 patients diagnosed as dacryocystitis. The number of women were 15 (53.5%) and men were 13 (46.5%). Most patients were in the 31-60 year age group (n = 12, 42.9%). Chronic infections (n = 22, 42.9%) were more dominant than acute infections (n = 6, 21.4%). There were 27 (96.4%) unilateral patients and 1 (3.6%) bilateral patients. In conclusion, there were 28 patients who were diagnosed as dacryocystitis. Most were women with the age group 31-60 years, unilateral cases with chronic onset.

Keywords : Dacryocystitis, Demographic characteristic, Clinical Characteristics.

PENDAHULUAN

Dakriosistitis adalah infalamasi pada kantung lakrimal yang umumnya disebabkan oleh obstruksi drainase air mata normal di duktus nasolakrimal yang dapat mengakibatkan infeksi

sekunder.1 Obstruksi duktus nasolakrimal juga dapat dikaitkan dengan malformasi saluran air mata, infeksi dan trauma.2

Dakriosistitis dapat berupa infeksi akut dan kronis. Dakriosistitis akut ditandai dengan

pasien yang mengalami nyeri, eritema, dan edema tiba-tiba diatas wilayah kantung lakrimal.3 Gejala yang paling dominan pada dakriosistitis kronis adalah lakrimasi yang berlebihan disertai dengan tanda-tanda inflamasi yang ringan, namun jarang disertai nyeri.4

Usia dan jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan erat dengan dakriosistitis. Data di India menunjukkan puncak terjadinya dakriosistitis berada pada rentang usia 30-60 tahun.5,6 Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 7083% dari kasus dakriosisititis terjadi pada wanita.7,8 Salah satu penelitian di Indonesia di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung didapatkan hasil dominan perempuan dan rentang usia yang sama yaitu 31-60 tahun.9 Penelitian bermaksud ini untuk mendapatkan jumlah kasus, karakteristik klinis dan karakteristik demografis di Poliklinik Mata RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari 2017- Oktober 2018.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif retrospektif dengan mengambil data sekunder berupa rekam medis seluruh pasien yang didiagnosis dakriosistitis di Poliklinik Mata RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari 2017- Oktober 2018. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien yang memiliki data lengkap meliputi jenis kelamin, usia, lateralitas, dan klasifikasi berdasarkan onset. Kriteria eksklusi adalah pasien dakriosistitis yang tidak memiliki data lengkap nama, jenis kelamin, usia, lateralitas, dan klasifikasi berdasarkan onset, tanda dan gejala. Data yang akan diteliti adalah jumlah kasus, karakteristik demografis, dan karakateristik klinis dari pasien yang terdiagnosis dakriosistitis periode Januari 2017 Sampai Oktober 2018.

Karakteristik Demografis pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, dan lateralitas. Usia dibagi menjadi tiga kelompok umur. Usia seluruh pasien juga dicatat untuk menilai rerata dan rentang usianya. Lateralitas dibagi menjadi mata kiri, mata kanan, dan kedua mata. Karakteristik klinis dari penelitian ini didasarkan atas tanda dan gejalanya, dibagi atas akut dan kronik. Dakriosistitis akut ditandai dengan pasien yang mengalami nyeri, eritema, dan edema tiba-tiba diatas wilayah kantung lakrimal.3 Dakriosistitis kronis didiagnosis pada pasien dengan lakrimasi yang berlebihan disertai dengan tanda-tanda inflamasi yang ringan, namun jarang disertai nyeri.4 Penelitian ini juga sudah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

HASIL

Pada penelitian ini didapatkan 28 pasien (29 mata) yang terdiagnosis dakriosistitis. Penderita perempuan sebanyak 15 pasien (53,5%) dan penderita laki-laki sebanyak 13 pasien (46,5 %). Rentang usia pasien adalah 5 tahun hingga 75

Karakteristik

Jumlah Pasien n (%)

Jenis Kelamin

Laki

13 (46,5)

Perempuan

15 (53,5)

Rentang Usia (tahun)

5-30

8 (28,6)

31-60

12 (42,9)

>60

8 (28,6 )

Lateralitas

Mata kiri

8 (28,6 )

Mata kanan

19 (67,8 )

Kedua mata

1 (3,6 )

tahun dengan rerata 45,3 tahun. Berdasarkan onsetnya, didapatkan penderita dakriosistitis kronis 22 orang (78,6%) dan dakriosistitis akut 6 orang (21,4 %). Dari 28 kasus, 27 kasus merupakan unilateral dan 1 kasus merupakan bilateral. Dari 27 kasus unilateral, keterlibatan mata kiri 8 orang (28,6%) dan mata kanan 19 orang (67,8%). Penelitian ini juga sudah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Tabel 2 menampilkan angka kejadian dakriosistitis kronis lebih banyak daripada dakriosistitis akut yaitu angka kejadian dakriosistitis kronis sebanyak 22 orang (78,6%) dan angka kejadian dakriosisistitis akut sebanyak 6 orang (21,4%).

Tabel 1. Karakteristik Demografis Penderita Dakriosistitis

Tabel 2. Karakteristik Klinis Penderita Dakriosistis

Onset

Jumlah pasien n(%)

Akut

6 (21,4)

Kronis

22 (78,6)

Tabel 3. Perbandingan Karakteristik Penderita

Dakriosistitis Akut dan Dakriosistitis       Kronis

terhadap Rentang Usia

Rentang usia (tahun)

Dakriosistitis Akut n(%)

Dakriosistitis Kronis n(%)

5-30

1 (12,5)

7 (87,5)

31-60

4 (33,3)

8 (66,7)

>60

1 (12,5)

7 (87,5)

Total

6 (21,4)

22(78,6)

Tabel 3 menampilkan rentang usia 31-60 tahun merupakan usia penderita dakriosistitis akut maupun kronis yang paling banyak yaitu 4 dari 6

12

pada dakriosistitis akut dan 8 dari 22 pada dakriosistitis kronis. Jumlah dakriosistitis kronis lebih banyak dari dakriosistitis akut pada masing-masing rentang usia.

Tabel 4 Perbandingan Karakteristik Penderita Dakriosistitis Akut dan Dakriosistitis Kronis terhadap jenis kelamin

Jenis Kelamin

Akut n(%)

Kronis n(%)

Laki- laki

2 (15,4)

11 (84,6)

Perempuan

4(26,7)

11 (73,3)

Total

6(21,4)

22 (78,6)

Tabel 4 menampilkan jumlah perempuan lebih dominan dari pada laki-laki pada dakriosistitis akut yaitu 4 dari 6 penderita adalah perempuan, sedangakan pada dakriosistitis kronis didapatkan jumlah yang sama antara laki laki dan perempuan yaitu masing-masing 11 orang. Jumlah dakriosistitis kronis lebih banyak dari dakriosistitis akut baik pada perempuan maupun laki-laki.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini didapatakan 28 pasien (29 mata) yang didiagnosis dakriosistitis. 8 pasien berada pada rentang usia 5-30 tahun, 12 pasien berada pada rentang usia 31-60 tahun, 8 pasien berusia >60 tahun. Hal ini bersesuaian dengan penelitian Dahlan dkk.9 bahwa usia 31-60 tahun merupakan usia yang paling banyak terdiagnosis dakriosistitis. Hasil penelitian yang sama di India juga didapatkan rentang usia terbanyak berada pada usia 31-60.5 Penelitian oleh Madhusudhan dkk.10 didapatkan jumlah penderita dakriosistitis akut terbanyak pada rerata usia 46,5 tahun. Hasil yang bersesuaian didapat juga pada penelitian yang dilakukan oleh Ali dkk.11 yaitu rerata penderita dakriosistitis akut sebesar 37 tahun. Penelitian lain menunjukkan rentang usia penderita dakriosistitis kronis pada rentang 31-60 tahun.12

Distribusi usia ini dapat dikaitkan dengan kecendurungan atonia dari kantung lakrimal seiring bertambanhya usia yang mengakibatkan stagnasi air mata, yang akhirnya mengakibatkan iritasi kronis, peradangan dan penurunan kekebalan imun terhadap invasi mikroba8. Selain itu kelompok usia ini juga merupakan kelompok umur produktif dibandingkan dengan kelompok umur lain sehingga kemungkinan untuk terpapar zat-zat iritan, virus dan bakteri juga lebih besar.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa angka kejadian perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu jumlah angka kejadian pada perempuan sebanyak 15 orang (53,6%) dan angka kejadian pada laki-laki yaitu sebanyak 13 orang (46,5%). Hasil penelitian yang sama juga didapat https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i6.P03

oleh Mills dkk.12 bahwa jumlah penderita perempuan lebih banyak yaitu 59 orang (66,3%) daripada penderita laki-laki dengan jumlah 30 orang (33,7%). Demikian juga dari penelitian Dahlan dkk.9 didapatkan 12 dari 13 pasien adalah perempuan.

Penelitian oleh Garg dkk.8 didapatkan hasil bahwa perempuan lebih dominan menderita dakriosistitis akut maupun kronis dibandingkan dengan laki-laki yaitu 15 dari 23 pada kasus dakriosistitis akut dan 53 dari 77 pada kasus kronis adalah perempuan. Dahlan dkk.9 menyatakan juga bahwa 7 dari 7 kasus dakriosistitis akut dan 5 dari 6 kasus kronis adalah perempuan.

Perempuan merupakan faktor predisposisi dari dakriosistitis dikarenakan faktor hormonal dan diameter kanal nasolakrimal yang lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki.9 Pada penelitian ini jumlah penderita dakriosistitis kronis sama antara laki laki dan perempuan. hal tersebut berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya mungkin karena jumlah sampel yang terbatas pada penelitian ini.

Dakriosistitis kronis ditemukan lebih banyak pada penelitian ini. Sejumlah 22 dari 28 kasus merupakan dakriosistitis kronis. Hasil penelitian yang serupa oleh Mills dkk.12 bahwa jumlah penderita dakriosistitis kronis sebanyak 68 orang (76,4%) sedangkan dakriosistitis akut sebanyak 21 orang (23,6%).

Hal ini mungkin dikarenakan pasien yang menderita dakriosistitis akut pada umumnya sudah mendapat terapi medikamentosa dan sembuh dari fasilitias kesehatan pertama seperti puskesmas, klinik, dan dokter umum. Sementara pasien dakriosistitis kronis yang datang ke rumah sakit umum pusat atau ke rumah sakit mata kemungkinan besar adalah pasien hasil rujukan dari rumah sakit daerah, klinik, dan puskesmas.

Berdasarkan lateralitas didapatkan hasil bahwa angka kejadian terbanyak adalah pada sisi unilateral yaitu sebanyak 27 orang (96,4 %). Dari 27 kasus, keterlibatan mata kiri sebanyak 8 orang (28,6%) dan mata kanan 19 orang (67,8%). Keterlibatan kedua mata didapatkan hanya 1 orang. Penelitian Eslami dkk.1 menunjukkan penderita dakriosistitis unilateral sebanyak 102 orang dimana mata kiri 52 orang dan mata kanan 50 orang. Keterlibatan pada kedua mata sebanyak 27 orang. Penelitan oleh Dahlan dkk.9 juga mendapat hasil 9 dari 13 pasien dakriosititis unilateral berada pada sisi kiri.

Dakriosistitis lebih sering terjadi pada mata kiri dibandingakan mata kanan. Hal ini mungkin karena duktus nasolakrimal dan fosa lakrimal membentuk sudut yang lebih sempit pada 13

sisi kiri dibanding sisi kanan.9 Sisi yang lebih dominan pada penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya mungkin karena jumlah sampel yang relatif kecil.

SIMPULAN

Karakteristik penderita dakriosistitis di Poliklinik Mata RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan jenis kelamin lebih banyak terjadi pada perempuan. Rentang usia penderita dominan berada pada rentang usia 31-60 tahun. Kasus Unilateral dekstra lebih sering dijumpai. Pasien dengan dakriosistitis Kronis lebih banyak dari pasien dakriosistitis akut.

Perlu Penelitian retrospektif dengan jumlah sampel yang lebih besar serta dan perlu diteliti lebih jauh mengenai faktor risiko dari dakriosistitis untuk memperoleh data yang mewakili populasi.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Eslami, F., Basir, H. R., Moradi, A., & Farah, S. H. Microbiological study of dacryocystitis in northwest of Iran. Clinical Ophthalmology. 2018;12: 1859-1864. doi:10.2147/opth.s175463

  • 2.    Assefa, Y., Moges, F., Endris, M., Zereay, B., Amare, B., Bekele, D., Belyhun, Y. Bacteriological profile and drug susceptibility patterns in dacryocystitis patients attending Gondar University Teaching Hospital, Northwest Ethiopia. BMC Ophthalmology. 2015;  15(1):  1-8.  doi:10.1186/s12886-015-

0016-0

  • 3.    Naik, S.M. and Naik, S.S. Acute dacryocystitis with           abscess:           Endonasal

dacryocystorhinostomy, the primary treatment of choice. Clinical Rhinology. 2012; 5(3): 107– 113.

  • 4.    Siddiqui, P.A. Chronic Dacryocystitis – It ’ s Evaluation and Management by Various Investigative and Diagnostic Test. 2013; 3(10): 28–33.

  • 5.    Bharathi, M. J., Ramakrishnan, R., Maneksha, V., Shivakumar, C., Nithya, V., & Mittal, S. Comparative bacteriology of acute and chronic

acryocystitis. Eye. 2007;  22(7):  953-960.

doi:10.1038/sj.eye.6702918

  • 6.    Eshraghi, B., Abdi, P., Akbari, M., & Fard, M. Microbiologic spectrum of acute and chronic dacryocystitis. INT J Opthalmol. 2014; 7(5):

864-867.              doi:10.3980/j.issn.2222-

3959.2014.05.23

  • 7.    Pinar-Sueiro, S., Sota, M., Lerchundi, T., Gibelalde, A., Berasategui, B., Vilar, B., & Hernandez, J. L. Dacryocystitis: Systematic Approach to Diagnosis and Therapy. Current Infectious Disease Reports. 2012; 14(2): 137146. doi:10.1007/s11908-012-0238-8

  • 8.    Garg, R., Gupta, P., Varandani, S., Shakya, D., & Uchainiya, A. Clinico-Microbiological profile in dacryocystitis:   A prospective

observational study. International Journal of Medical Research and Review. 2018; 6(4): 213220.

  • 9.    Dahlan, R., Boesoirie, M. K., Boesoirie, S. F., Kartiwa, A., & Puspitasari, H. Karakteristik

Penderita Dakriosistitis di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. Majalah Kedokteran Bandung. 2017; 49(4), 281-286.

doi:10.15395/mkb.v49n4.626

  • 10.    Madhusudhan, Muslikan, Y., Ismail, N., &

Hussein, A.. Microbiological aetiology of acute dacryocystitis in hospital Universiti Sains Malaysia, Kelantan Malaysia. Journal of Acute Disease. 2012; 1(1), 31-34. doi:10.1016/s2221-6189(13)60007-4

  • 11.    Ali, M. J., Joshi, S. D., Naik, M. N., &

Honavar, S. G. Clinical Profile and Management Outcome of Acute Dacryocystitis: Two Decades of Experience in a Tertiary Eye Care Center. Seminars in Ophthalmology. 2013;             30(2),             118-123.

doi:10.3109/08820538.2013.833269

  • 12.    Mills, D. M., Bodman, M. G., Meyer, D. R., & Morton, A. D. The Microbiologic Spectrum of Dacryocystitis: A National Study of Acute Versus Chronic Infection. Ophthalmic Plastic & Reconstructive Surgery. 2007; 23(4), 302-306. doi:10.1097/iop.0b013e318070d2

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2020.V9.i6.P03

14