GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI DESA MUNDEH TAHUN 2023
on
Arc. Com. Health • desember 2023
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620
Vol. 10 No. 3 : 449 - 458
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI DESA MUNDEH TAHUN 2023
Ni Kadek Juliani Waisnawati*, Ni Luh Putu Sri Erawati, Listina Ade Widya Ningtyas Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, Bali, 80234
ABSTRAK
Kanker merupakan pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. Wanita termasuk golongan risiko tinggi terkena kanker payudara. SADARI merupakan salah satu cara yang efisien dan efektif sebagai pendeteksi dini kanker payudara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Mundeh tahun 2021 terdapat kejadian kanker payudara sebanyak lima orang (0,66%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret-April 2023 di Desa Mundeh. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode random sampling. Sampel berjumlah 88 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden yang berusia >35 tahun (74,5%) memiliki pengetahuan baik. Mayoritas WUS berpendidikan SMP (70,0%) memiliki pengetahuan baik dan sebagian besar WUS yang bekerja (70,7%) memiliki pengetahuan baik. Diharapkan WUS lebih aktif mencari informasi tentang kanker payudara dan diimbangi dengan tenaga kesehatan yang terus gencar memberikan informasi terbaru tentang kanker payudara sehingga masyarakat lebih memahami pentingnya melakukan SADARI sejak dini.
Kata Kunci: Pemeriksaan SADARI, Pengetahuan, WUS.
ABSTRACT
Cancer is an abnormal growth of body tissue cells that turn malignant. Women belong to a high risk group for breast cancer. BSE is an efficient and effective method for early detection of breast cancer. Based on a preliminary study conducted in Mundeh Village in 2021, there were five cases of breast cancer. The purpose of this study was to describe the level of knowledge of women of childbearing age about breast self-examination. This type of research is descriptive research conducted with cross sectional study in March-April 2023 in Mundeh Village. The sampling technique used is probability sampling with random sampling method. The sample is 88 people. Data collection by questionnaire. The results showed that most of the respondents aged >35 years (74.5%) had good knowledge. The majority of WUS with junior high school education (70.0%) have good knowledge and the majority of WUS who work (70.7%) have good knowledge. It is hoped that WUS will be more active in seeking information about breast cancer and balanced with health workers who continue to intensively provide the latest information about breast cancer so that people understand more about the importance of doing BSE from an early age.
Keywords: BSE, Knowledge, fertile woman.
PENDAHULUAN
Angka kejadian penyakit tidak menular menjadi pemicu kematian tertinggi di Indonesia di tahun 2020, diantaranya jantung koroner, kanker, diabetes millitus dengan komplikasi, tuberculosis, dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) (Kemenkes RI, 2020). Kanker merupakan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan berubah menjadi ganas (Tarigan, 2016). Kanker payudara merupakan *e-mail korespondensi : [email protected]
pertumbuhan jaringan payudara abnormal berasal dari jaringan epitel duktus maupun lobulusnya (jaringan yang terbuat dari kelenjar untuk produksi susu) (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015). Sel kanker tidak mati setelah usianya cukup, melainkan tumbuh terus dan bersifat invasif sehingga sel normal dapat terdesak atau malah mati (Kemenkes RI, 2016).
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti sampai saat ini, beberapa faktor yang menjadi pemicu
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (PERABOI, 2014). Tingginya
kejadian kanker di Indonesia, perlu
dicermati dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin secara berkala dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (P2PTM Kemenkes RI, 2017). American Cancer Society
menganjurkan bahwa Breast Self
Examination (BSE) dalam bahasa Indonesia disebut dengan SADARI. SADARI merupakan pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri.
SADARI dilakukan antara waktu tujuh sampai sepuluh hari setelah hari pertama menstruasi atau telah selesai menstruasi (P2PTM Kemenkes RI, 2017). SADARI adalah salah satu cara yang efisien dan efektif untuk pendeteksi dini kanker payudara selain mamografi. Wanita usia subur dianjurkan rutin melakukan deteksi dini atau SADARI dimulai pada usia 20 tahun karena pada usia tersebut umumnya jaringan payudara pada wanita terbentuk dengan sempurna (Astutik dan Suharni, 2016). Penelitian (Singam dan Wirakusuma, 2017) tentang Gambaran tingkat
pengetahuan dan perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri di wilayah kerja UPT Puskesmas Blahbatuh II Gianyar diperoleh hasil 88% memiliki tingkat pengetahuan kurang, 12 % memiliki tingkat pengetahuan cukup dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan usia yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
remaja putri, dimana semakin tinggi usia maka perkembangan aspek psikologis akan semakin matang dalam tahap berpikir dan memperoleh informasi.
Rendahnya perilaku wanita usia subur tentang SADARI dapat dikarenakan oleh tingkat pengetahuan WUS tentang SADARI yang kurang (Notoatmodjo, 2012). Rendahnya tingkat pengetahuan dan kurangnya risiko yang dirasakan disertai dengan kurangnya informasi tentang kanker payudara dan SADARI membuat wanita usia subur merasa tidak berisiko dan tidak perlu menyadari kanker payudara padahal risiko seorang wanita untuk tumor payudara baik bersifat ganas maupun jinak telah dimulai sejak seorang wanita mengalami menstruasi (Rianti, 2012).
Sesuai data GLOBACAN, International Agency for Research on Cancer (IARC) di ketahui pada tahun 2018 terdapat 18.078.957 kasus baru kanker dan 9.555.027 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada perempuan di Indonesia. Prevalensi kasus kanker payudara pada wanita yaitu mencapai 58,2 ribu kasus per tahun, dengan angka kematian 22,9 ribu kasus pertahunnya. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kejadian kanker di Indonesia (136,2/100.000 penduduk) berada pada urutan ke delapan di Asia Tenggara, di Asia urutan ke 23. Angka kejadian pada wanita yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dan angka kematian akibat kanker payudara rata-rata 17 per 100.000 penduduk.
Provinsi Bali dilaporkan terdapat 99 kasus tumor/benjolan pada payudara pada perempuan umur 30 sampai 50 tahun yang dilakukan skrining. Data dari (Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, 2020) dari 867 orang perempuan yang dilakukan skrining dilaporkan dua orang (0,2%) mengalami benjolan/tumor pada payudara. Data dari rekapan kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2020 dilaporkan dua orang perempuan (0,03%) mengalami kasus benjolan/tumor pada payudara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Mundeh pada bulan November tahun 2021 terdapat kejadian kanker payudara sebanyak lima orang (1,07%), terdiri dari dua orang yang sudah berusia 73 tahun dinyatakan positif menderita kanker payudara pada tahun 2013, sudah mendapat pengobatan operasi pengangkatan payudara dan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar, kondisi saat ini satu orang disabilitas kerena mengalami stroke dua tahun yang lalu. Satu orang berusia 65 tahun dinyatakan positif kanker payudara pada tahun 2016 dan meninggal pada bulan Mei 2021 yang lalu, satu orang berumur 52 tahun sudah mendapatkan pengobatan operasi pengangkatan payudara dan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar kondisi saat ini sehat, satu orang berumur 55 tahun masih dalam proses pengobatan di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar.
Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Selemadeg Barat melaksanakan kegiatan penyuluhan SADARI sebanyak tiga kali pada setiap tahun kepada wanita *e-mail korespondensi : [email protected]
usia subur yang ada di setiap desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Selemadeg Barat. Evaluasi dari kegiatan penyuluhan SADARI tersebut belum dilaksanakan, sehingga masih banyak wanita usia subur yang tidak memahami tentang SADARI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri di Desa Mundeh tahun 2023.
METODE
Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan pada bulan Maret hingga April 2023. Sampel penelitian ini adalah wanita usia subur yang berada di Desa Mundeh. Teknik sampling yang digunakan yaitu probability samping dengan metode simple random sampling. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu WUS yang bersedia menjadi responden, WUS berpendidikan minimal SMP, dan WUS yang berumur 18-49 tahun sedangkan kriteria ekslusi yaitu WUS yang sudah pernah menderita kanker payudara dan WUS yang dalam masa pengobatan kanker payudara. Sampel berjumlah 88 wanita usia subur. Jenis data yaitu data primer dan dikumpulkan melalui kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat. Penelitian ini telah dinyatakan layak etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Poltekkes Denpasar dengan nomor LB.02.03/EA/KEPK/ 0187
/2023.
HASIL
Populasi penelitian merupakan
Wanita Usia Subur yang berada di Desa Mundeh sejumlah 759 orang. Dengan karakteristik umur berkisar umur 13 tahun – 49 tahun, pendidikan rata-rata berpendidikan Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas dan karakteristik pekerjaan rata-rata sebagai petani atau berkebun.
Responden dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang berada di Desa Mundeh sebanyak 88 orang. Distribusi karakteristik responden terdiri dari umur responden, pendidikan responden dan pekerjaan responden yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik |
f |
% |
Usia Responden | ||
< 20 tahun |
0 |
0 |
20-35 tahun |
37 |
42,0 |
>35 tahun |
51 |
58,0 |
Jumlah |
88 |
100 |
Pendidikan | ||
SMP |
50 |
56,8 |
SMA |
33 |
37,5 |
Perguruan |
5 |
5,7 |
Tinggi | ||
Jumlah |
88 |
100 |
Pekerjaan | ||
Bekerja |
75 |
85,2 |
Tidak Bekerja |
13 |
14,8 |
Jumlah |
88 |
100 |
Sumber: Data Primer, 2023
> 35 tahun dengan jumlah sebanyak 51 orang (58,0%). Sebagian besar responden berpendidikan SMP dengan jumlah sebanyak 50 orang (56,8%) dan mayoritas responden bekerja dengan jumlah sebanyak 75 orang (85,2%).
Pengetahuan responden diperoleh dari 25 pernyataan mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) kemudian dilakukan skoring terhadap pernyataan tersebut. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal (usia, pendidikan, pekerjaan) dan faktor eksternal (media massa, sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan pengalaman) . Distribusi pengetahuan responden tentang SADARI dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Pengetahuan Responden tentang SADARI
Pengetahuan |
f |
% |
Baik |
62 |
70,5 |
Cukup |
24 |
27,3 |
Kurang |
2 |
2,3 |
Jumlah |
88 |
100 |
Sumber: Data Primer, 2023
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 62 orang (70,5%) memiliki pengetahuan dengan kategori baik, 24 orang (27,3%) memiliki pengetahuan dengan kategori cukup dan sebagian kecil yaitu 2 orang (2,3%) memiliki pengetahuan dengan kategori kurang.
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia
Tabel 3 Pengetahuan Responden tentang SADARI Berdasarkan Karakteristik
Karaktersitik |
Pengetahuan |
Total | ||||||
Baik |
Cukup |
Kurang | ||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% | |
Usia < 20 tahun |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
20-35 tahun |
24 |
64,9 |
12 |
32,4 |
1 |
2.7 |
37 |
100 |
>35 tahun |
38 |
74,5 |
12 |
23,5 |
1 |
2,0 |
51 |
100 |
Total |
62 |
70,45 |
24 |
27,27 |
2 |
2,27 |
88 |
100 |
Pendidikan SMP |
35 |
70,0 |
14 |
28,0 |
1 |
2,0 |
50 |
100 |
SMA |
22 |
66,7 |
10 |
30,3 |
1 |
3,0 |
33 |
100 |
Perguruan Tinggi |
5 |
100 |
0 |
0 |
0 |
0 |
5 |
100 |
Total |
62 |
70,45 |
24 |
27,27 |
2 |
2,27 |
88 |
100 |
Pekerjaan Bekerja |
53 |
70,7 |
20 |
26,7 |
2 |
2,7 |
75 |
100 |
Tidak Bekerja |
9 |
69,2 |
4 |
30,8 |
0 |
0 |
13 |
100 |
Total |
62 |
70,27 |
24 |
27,27 |
2 |
2,27 |
88 |
100 |
Sumber: Data Primer, 2023
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa responden dengan usia > 35 tahun sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 38 orang (74,5%). Sebagian besar WUS yang berpendidikan SMP memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 35 orang (70,0%). Mayoritas WUS yang bekerja memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI yaitu sebanyak 53 orang (70,7%).
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan usia > 35 tahun sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 38 orang (74,5%), sebanyak 12 orang (23,5%) memiliki pengetahuan cukup dan 1 orang (2,0%) *e-mail korespondensi : [email protected]
memiliki pengetahuan kurang. Pada responden dengan usia 20-35 tahun sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 24 orang (64,9%), sebanyak 12 orang (32,4%) memiliki pengetahuan cukup serta 1 orang (2,7%) memiliki pengetahuan kurang. Usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dimana semakin tua usia dari responden maka akan mempunyai tingkat pengetahuan yang semakin baik. Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berusia >35 tahun memiliki daya tangkap
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 dan kemampuan berpikir yang baik dalam mengolah informasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hadrianti (2017) bahwa semakin tua usia semakin bijaksana karena semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
Karakteristik responden seperti pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap minat responden dalam mengetahui atau mencari tahu tentang SADARI. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar WUS yang berpendidikan SMP memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 35 orang (70,0%), WUS dengan pendidikan SMA sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 22 orang (66,7%), dan WUS dengan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang seluruhnya memiliki pengetahuan yang baik (100%).
Berdasarkan penelitian ini sebagian besar masyarakat Desa Mundeh hanya menempuh pendidikan hingga tingkat SMP. Hal ini disebabkan karena lokasi sekolah SMA dan perguruan tinggi yang relatif jauh serta sebagian besar masyarakat Desa Mundeh bekerja sebagai petani, walaupun demikian responden sekarang ini sudah memiliki wawasan yang baik karena sudah memiliki alat komunikasi berupa handphone android dalam mencari informasi tentang SADARI disela-sela kesibukan dan pulang kerja. Alat komunikasi sangat membantu dalam mendapatkan informasi. Perkembangan smartphone membawa sejumlah efek positif berdasarkan kegunaannya sebagai sarana meningkatkan pengetahuan umum, *e-mail korespondensi : [email protected]
memudahkan dalam mencari segala pengetahuan yang diinginkan. Pemanfaatan teknologi berupa internet ataupun mobile phone semakin marak dalam upaya penyebaran informasi (Deviani et al., 2020).
Menurut Notoatmodjo (2014), tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan karena penerimaan dan pemahaman seseorang yang memiliki pendidikan tinggi lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki pendidikan rendah. Pendidikan WUS yang tinggi dan adanya waktu luang akan menambah keinginan untuk mencari tahu tentang SADARI dan meluangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa pendidikan seseorang dapat menentukan individu tersebut untuk melakukan suatu hal dalam kehidupannya, yang dapat digunakan untuk mencapai kesejahteraan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi seperti hal yang menunjang kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas hidup. Tingkat pendidikan pada setiap individu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Apabila seseorang semakin tinggi pendidikannya, maka mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan informasi terbaru (Andita, 2018). Pengetahuan yang belum baik atau kurang pada responden bisa dikarenakan responden memiliki pendidikan rendah atau dasar sehingga lebih banyak mencari informasi dari sumber yang kurang akurat yang menyebabkan pemahaman responden tentang SADARI menjadi tidak tepat.
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Pengindraan yang baik dapat
meningkatkan pemahaman yang baik terhadap suatu objek, sehingga meskipun responden telah mendapat informasi tentang SADARI tetapi bila pengindraan tidak dilakukan atau tidak diperhatikan maka dapat mengakibatkan pemahaman yang kurang. Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ladyani (2017) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri adalah tingkat
pendidikan.
Mayoritas WUS yang bekerja memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI yaitu sebanyak 53 orang (70,7%), sedangkan WUS yang tidak bekerja sebanyak 9 orang (69,2%) memiliki pengetahuan baik dan 4 orang (30,8%) memiliki pengetahuan cukup. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh (Darma Yusra, Machmud dan Yenita, 2016). Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan
keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya
(Astutik & Suharni, 2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Darma Yusra, Machmud dan Yenita (2016) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI, dimana responden yang tidak memiliki pekerjaan memiliki kecenderungan untuk berpengetahuan buruk 3,058 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan. Hal ini bisa menjadi acuan bahwa tingkat stress akibat pekerjaan bisa mempengaruhi sistem imun seseorang, sehingga dirasa perlu untuk memberikan pengetahuan tentang wanita usia subur yang memiliki kesibukan tentang SADARI. Namun hal ini berbeda dengan Andita (2018) yang menyatakan bahwa pada wanita usia subur yang bekerja, seringkali WUS sudah merasa letih setelah seharian melakukan pekerjaan di tempat kerjanya kemudian melanjutkan berbagai aktivitas rumah tangga tidak mempunyai waktu untuk mencari informasi secara aktif mengenai SADARI.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan dengan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tidak dapat mengkaji lebih dalam materi penelitian apabila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Selain itu penelitian ini hanya berfokus terhadap pengetahuan responden berdasarkan karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan responden. Karakteristik lain seperti sosial budaya, ekonomi dan lingkungan tidak dianalisis lebih lanjut karena keterbatasan waktu
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 penelitian.
SIMPULAN
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar WUS yang berusia 20-35 tahun dan >35 tahun memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI. Semakin tinggi usia seseorang semakin matang penangkapan tentang pengetahuan yang diberikan ataupun yang didapat. Sebagian besar WUS memiliki latar belakang pendidikan SMP memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI. Mayoritas responden pada penelitian ini berpendidikan SMP dan sebagian besar WUS yang bekerja dan tidak bekerja memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI.
SARAN
Adapun saran yang berikan pada penelitian ini yaitu diharapkan responden (wanita usia subur) lebih aktif untuk mencari dan menemukan informasi terkini mengenai kanker payudara dan
pemeriksaan payudara sendiri agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri sehingga dapat mencegah dan mendeteksi dini adanya kanker payudara. Tenaga kesehatan khususnya bidan perlu meningkatkan pelaksanaan pemberian
informasi/penyuluhan mengenai
pemeriksaan payudara sendiri kepada WUS untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran WUS akan perlunya pemeriksaan payudara sendiri serta untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai hubungan sebab dan akibat dari
masing-masing faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih ditujukan kepada responden dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andita, U. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Sadari Dengan Media Slide Dan Benda Tiruan Terhadap Perubahan Pengetahuan Wus. Jurnal PROMKES, 4(2), p. 177. Available at: https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i2.20 16.177-187.
Astutik, R.P. and Suharni (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Dusun Nganti Sleman Tahun 2015. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta. Available at:
file:///Users/andreataquez/Downloa ds/guia-plan-de-mejora-instituciona l.pdf%0Ahttp://salud.tabasco.gob.m x/content/revista%0Ahttp://www.revistaalad.com/pdfs/Guias_ALAD_1 1_Nov_2013.pdf%0Ahttp://dx.doi.or g/10.15446/revfacmed.v66n3.60060. %0Ahttp://www.cenetec.
Darma Yusra, V., Machmud, R. and Yenita, Y. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang “SADARI” di Nagari
Painan’. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), pp. 697–704. Available at: https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.604
Deviani, L., Asyary, A., & Edmi Edison, R.
(2020). Komparasi Efektivitas Media Audiovisual Dan Media Audio Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi Remaja Putri Untuk Melaksanakan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari). Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 6(3), 84.
https://doi.org/10.20527/jpkmi.v6i3.81 79.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Tabanan 2019.
Hadrianti, S. (2017). Gambaran
Pengetahuan dan Kemampuan dalam Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa. Universitas Hasanuddin Makassar.
Hardiyanti, D. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Berbasis Komunitas Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Perempuan Di Wilayah Puskesmas Martapura 1. Tesis, 2(1), pp. 1–146.
Kemenkes RI. (2016) Info Datin Bulan Peduli Kanker Payudara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2020). Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda. Available at:
https://www.kemkes.go.id (Accessed: 14 January 2022).
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pp. 25–36.
Ladyani, F. (2017). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Dusun Sidodadi. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 4(1), pp. 41–50.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Edisi Revisi 2012). Jakarta: Rineka Cipta [Preprint].
Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S (2014). Science Of Health Behavior. Jakarta: Rineka Cipta pp. 135–167.
P2PTM Kemenkes RI (2017). Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Available at:
https://p2ptm.kemkes.go.id/ (Accessed: 7 February 2023).
PERABOI. (2014). Panduan
Penatalaksanaan Kanker Payudara. Komite Penanggulangan Kanker Payudara, Kementerian Kesehatan RI.
Rianti, E. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kanker Payudara Wanita. Jurnal Health Quality, 3(1), pp. 10–23.
Singam, K. and Wirakusuma, I.B. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Blahbatuh II Gianyar Bali Indonesia. Intisari Sains Medis, 8(3).
*e-mail korespondensi : [email protected]
458
Discussion and feedback