PERBEDAAN PERILAKU IBU SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN VIDEO EDUKASI CARA MENURUNKAN SUHU TUBUH BAYI PASCA IMUNISASI DENGAN PERAWATAN METODE KANGGURU
on
Arc. Com. Health • desember 2023
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620
Vol. 10 No. 3 : 438 - 448
PERBEDAAN PERILAKU IBU SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN VIDEO
EDUKASI CARA MENURUNKAN SUHU TUBUH BAYI PASCA IMUNISASI DENGAN
PERAWATAN METODE KANGGURU
Ida Ayu Ary Wiracani*, I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, Listina Ade Widyaningtyas Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar
Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, Bali, 80234
ABSTRAK
Demam merupakan alasan terbanyak anak diperiksakan ke puskesmas. Perawatan metode kangguru (PMK) merupakan salah satu metode menurunkan demam pada bayi, namun belum dikenal banyak orang sehingga perlu diberikan edukasi seperti melalui video. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan video edukasi cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan PMK di UPTD Puskesmas Klungkung I. Jenis penelitian Pre-experimental Design, rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel berjumlah 33 ibu yang bayinya terjadwal imunisasi DPT/Hb/Hib dan campak, dengan teknik purposive sampling dan pelaksanaan bulan Maret-April 2023. Pengumpulan data dengan kuisioner dan check list. Analisis univariat 81,8 % responden berusia 20-35 tahun dengan sebagian besar berpendidikan perguruan tinggi, bekerja sebagai IRT dan memiliki satu anak. Analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh semua nilai p < α (0,05), sehingga disimpulkan terdapat perbedaan perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan video edukasi. Ibu bayi diharapkan aktif mencari informasi PMK dan tenaga kesehatan diharapkan menyediakan media informasi PMK.
Keywords: Demam, Perawatan Metode Kangguru, Perilaku, Video Edukasi.
ABSTRACT
Fever is most frequent symptom children checkedinto Puskesmas. Kangaroo treatment method (FMD) is one method of reducing fever in infants, but it is not yet known to many people so it needs to be given education such as through videos. The purpose of the study was to determine the differences in maternal behavior before and after being given educational videos on how to reduce the baby's body temperature after immunization with FMD at UPTD Klungkung I Health Center. Conducted with Pre-experimental research type with One-Group Pretest-Posttest Design on March-April 20-23 with purposive sampling technique. The sample was 33 mothers whose babies were scheduled for DPT/Hb/Hib immunization and measles, Data collection with questionnaires and check list. By univariate analysis, 81.8% of respondents aged 20-35 years with most having a college education, working as an IRT and having one child. Bivariate analysis using the Wilcoxon test. The results of the study obtained all p values < α (0.05), so it was concluded that there were differences in maternal behavior before and after being given educational videos. Mothers of infants are expected to actively seek FMD information and health workers are expected to be able to study FMD information media.
Keywords: Fever; Kangaroo Mother Care; Behavior; Educational Videos.
PENDAHULUAN
Demam adalah proses fisiologis yang ditandai oleh meningkatnya suhu tubuh di atas normal, menimbulkan efek yang menguntungkan dalam melawan infeksi. Gerard Van Swieten yang merupakan seorang ilmuan pada abad ke-18 menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang hidup tidak pernah mengeluhkan demam. Sebagian besar penyakit memiliki
*e-mail korespondensi : [email protected]
demam sebagai salah satu gejala klinisnya, ada pula yang mencantumkan demam sebagai nama penyakit (seperti Demam Berdarah Dengue) dan yang tidak mencantumkannya (seperti pneumonia, influenza, malaria). Demam juga bisa terjadi karena keadaan lain seperti luka, trauma pada jaringan tubuh, paska melahirkan, dan kanker (Sari & Ariningpraja, 2021).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu (1,8%) kematian tiap tahunnya (Dwi Agussafutri, et al., 2021). Anak yang mengalami demam merupakan sebagian besar dari pasien yang berobat ke dokter anak (19-30%) (Ismoedijanto, 2016). Di Indonesia, sejumlah 30% anak diperiksakan ke dokter anak karena keluhan demam (IDAI, 2014). Data dari laporan angka kesakitan UPTD Puskesmas Klungkung I menunjukkan diagnosa demam atau penyakit yang disertai dengan demam merupakan sebagian besar penyakit yang membuat anak diperiksakan ke puskesmas pada periode 1 Januari 2022 sampai 15 Desember 2022. Dari 995 kunjungan bayi, 224 kunjungan (22,51%) dikarenakan diagnosa demam, atau penyakit dan tindakan yang disertai keluhan demam. Tindakan lain yang disertai keluhan demam yaitu imunisasi. Demam pasca imunisasi merupakan salah satu reaksi yang umum ditemukan pada bayi.
Imunisasi yang sering menimbulkan efek demam adalah pentavalen dan campak. Efek samping dari vaksin pentavalen ini berupa reaksi sementara, misalnya terjadi nyeri, bengkak, dan kemerahan pada daerah yang disuntik. Demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Terkadang reaksi berat, seperti demam tinggi, dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian imunisasi sedangkan pada imunisasi campak efek sampingnya demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7-12 hari paska imunisasi (Armini, et al., 2017).
Demam dalam beberapa kasus dapat *e-mail korespondensi : [email protected]
Vol. 10 No. 3 : 438 - 448 ditangani tanpa intervensi medis, tetapi suhu yang terlalu tinggi seringkali menjadi sebuah dilema. Kekeliruan tersering yang dilakukan orangtua yaitu ingin dengan cepat menurunkan suhu anaknya yang demam ke suhu normal. Orang tua memberikan obat penurun panas kepada anak tanpa indikasi yang tepat. Dari penelitian didapat sekitar 50% orang tua menganggap suhu kurang dari <38oC sebagai demam, 25% dari tenaga kesehatan menyarankan pemberian obat penurun panas untuk suhu <37,8oC. Bahkan sebanyak 50% orangtua memberikan obat penurun panas dengan dosis yang salah. Kesalahan persepsi tentang ambang batas suhu normal anak tersebut menjadi penyebab overtreatment pada kasus demam pada anak. Seringkali para orang tua terlalu cemas dengan akibat buruk dari demam yang tidak tertangani dengan baik seperti kerusakan otak, kejang, dan lainnya (Carlson, et al., 2019).
Menggendong atau mendekap bayi dapat menjadi salah satu metode transfer panas dengan konduksi yang dapat diterapkan dalam perawatan bayi demam. Konduksi adalah perpindahan panas antara benda-benda dengan suhu berbeda yang bersentuhan langsung satu sama lain, dengan panas bergerak menuruni gradien termalnya dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin dengan cara dipindahkan dari molekul satu ke molekul lainnya. Secara sederhana, konduksi merupakan salah satu bentuk perpindahan panas yang memerlukan kontak fisik dengan suatu benda. Metode ini melibatkan kontak kulit antara ibu dan bayi yang dikenal dengan perawatan metode
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 kanguru. Perawatan metode kangguru, yang selanjutnya akan disebut PMK, memanfaatkan kedekatan dan ikatan batin antar ibu dengan bayinya, dimana bayi akan lebih tenang jika berada dekat dengan ibunya, mendengar suara serta irama jantung ibu yang sangat familier didengar bayi saat berada di dalam kandungan juga berperan menyebabkan bayi tidak rewel (Purwaningsih & Widuri, 2019).
PMK merupakan bentuk interaksi antara orangtua dengan bayinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih pada tahun 2019, didapatkan adanya penurunan suhu tubuh pada bayi yang mengalami demam setelah dilakukan kontak kulit ke kulit (Perawatan Metode Kangguru) dengan hasil rata-rata penurunan suhu tubuh sebesar 0,5071oC sehingga dapat disimpulkan intervensi kontak kulit ke kulit (Perawatan Metode Kangguru) dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif keperawatan nonfarmakologis untuk mengatasi bayi demam (Purwaningsih & Widuri, 2019).
PMK belum dikenal banyak orang sebagai salah satu metode yang dapat membantu menurunkan demam. Padahal metode ini memiliki keuntungan dari segi psikologis, meningkatkan ikatan batin ibu dengan bayi serta ekonomis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengenalkan metode PMK untuk menurunkan suhu tubuh bayi saat demam yaitu dengan memberikan edukasi kepada Ibu bayi mengenai cara menurunkan suhu tubuh bayi demam dengan PMK.
Metode edukasi yang dapat digunakan berupa audio, video dan komputer. Seperti yang didapatkan dalam *e-mail korespondensi : [email protected]
penelitian oleh Wijianto dkk, media sosial seperti Whatsapp dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman kader dengan edukasi melalui materi yang disampaikan berbentuk video, brosur, buku saku. Dari penelitian itu juga didapatkan kader lebih menyukai materi edukasi berupa video yang disampaikan melalui media WhatsApp (Wijianto, et al., 2021).
Demam pasca imunisasi yang sering terjadi setelah pemberian imunisasi DPT/Hb/Hib, hasil studi pendahuluan yang menyebutkan 60% terapi suportif kompres susah dilakukan saat bayi demam serta metode PMK yang belum banyak diketahui dapat menurunkan suhu tubuh bayi saat demam menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh teleedukasi terhadap pengetahuan ibu mengenai cara menurunkan suhu tubuh bayi dengan PMK.
METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design dengan rancangan one-group pretest-posttest design. Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai independent variable dan dependent variable. Independent variable dalam penelitian ini adalah video edukasi disebarkan menggunakan handphone melalui group whattsap. Dependent variable pada penelitian ini adalah perilaku ibu mengenai cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan PMK. Pelaksanaan penelitian ini pada tanggal 15 Maret sampai tanggal 20 April tahun 2023. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan persetujuan etik
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 (ethical approval)
nomor : LB.02.03/EA/KEPK/0163/2023.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisioner berisi serangkaian pertanyaan yang mewakili variable penelitian. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan tertutup, terdiri dari 14 pertanyaan pengetahuan dan 6 pertanyaan sikap berbentuk multiple choise dan disampaikan melalui google form sedangkan instrumen untuk menguji keterampilan ibu menggunakan check list. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form dan check list. Analisis data menggunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat yang didahului oleh uji normalitas data menggunakan
Shapiro-Wilk, Untuk membandingkan dua variabel yang saling berkolerasi pada penelitian ini menggunakan uji Wilxocon karena data tidak berdistribusi normal.
HASIL
Responden penelitian ini sejumlah 33 orang. Karakteristik responden yang diteliti dapat diuraikan berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bayi di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Klungkung I
No |
Karakteristik |
f |
% |
1 |
Usia | ||
< 20 tahun |
0 |
0 | |
20-35 tahun |
27 |
81,8 | |
>35 tahun |
6 |
18,2 | |
Jumlah |
33 |
100 | |
2 |
Pendidikan | ||
SMA |
15 |
45,5 | |
Perguruan Tinggi |
18 |
54,5 | |
Jumlah |
33 |
100 | |
3 |
Pekerjaan | ||
IRT |
15 |
45,5 | |
Wiraswasta |
5 |
15,1 | |
Pegawai Swasta |
13 |
39,4 | |
Jumlah |
33 |
100 | |
4 |
Jumlah Anak | ||
1 anak |
12 |
36,4 | |
2 anak |
5 |
15,1 | |
3 anak |
9 |
27,3 | |
4 anak |
7 |
21,2 | |
Jumlah |
33 |
100 |
Hasil pengamatan terhadap ibu bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I terhadap perilaku sebelum dan sesudah diberikan video edukasi cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan perawatan metode kangguru diperoleh hasil perilaku sebelum diberikan video edukasi.
*e-mail korespondensi : [email protected]
Tabel 2
Distribusi Perilaku Ibu Sebelum Diberikan Video Edukasi Cara Menurunkan Suhu Tubuh Bayi Pasca Imunisasi Dengan Perawatan Metode Kangguru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
Perilaku Pre |
Standar N Median Min-Max Deviasi |
Pengetahuan Sikap Keterampilan |
33 50 60,019 35,71-57,14 33 63,33 3,562 53,33-66,67 33 14,29 7,088 0-21,43 |
Perilaku sesudah diberikan video edukasi cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan perawatan metode
kangguru dapat dilihat pada tabel 3 yaitu sebagai berikut.
Tabel 3
Distribusi Perilaku Ibu Sesudah Diberikan Video Edukasi Cara Menurunkan Suhu Tubuh Bayi Pasca Imunisasi Dengan Metode Perawatan Kangguru di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Klungkung I
Perilaku Post |
Standar n Median Min-Max Deviasi |
Pengetahuan Sikap Keterampilan |
33 85,71 6,978 78,57-100 33 96,66 7,080 76,67-100 33 78,57 6,057 64,29-92,86 |
Sebelum melakukan analisa data, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan uji shapiro wilk, hasil
uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4 yaitu sebagai berikut.
Tabel 4
Uji Normalitas Perilaku Ibu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
Kelompok |
Shapiro Wilk n p Value |
Sebelum Pengetahuan Sikap Keterampilan |
33 0,000 33 0,000 33 0,001 |
*e-mail korespondensi : [email protected]
Arc. Com. Health • desember 2023
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 |
Vol. 10 No. 3 : 438 - 448 | |
Sesudah Pengetahuan |
33 |
0,001 |
Sikap |
33 |
0,000 |
Keterampilan |
33 |
0,048 |
Berdasarkan tabel 4 diatas, didapatkan bahwa nilai p pada semua variabel yaitu berkisar antara 0,000-0,048,
karena semua nilai p < α (0,05), maka data tidak berdistribusi normal, sehingga analisa data menggunakan uji non parametrik yaitu Wilcoxon yang dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5
Analisis Bivariat Perbedaan Perilaku Ibu Sebelum Dan Sesudah Diberikan Video Edukasi Cara Menurunkan Suhu Tubuh Bayi Pasca Imunisasi Dengan Perawatan Metode Kangguru Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
Perilaku |
n |
Median (Min-Max) |
Positiv e Ranks |
Negative Ranks |
Ties |
p Value |
Pengetahuan |
33 |
50,00 | ||||
Sebelum |
(35,71-57,14) |
33 |
0 |
0 |
0,000 | |
Pengetahuan |
33 |
85,71 | ||||
Sesudah |
(78,57-100,00) | |||||
Sikap |
33 |
63,33 | ||||
Sebelum |
(53,33-66,67) |
33 |
0 |
0 |
0,000 | |
Sikap |
33 |
96,67 | ||||
Sesudah |
(76,67-100,00) | |||||
Ketrampilan Sebelum Ketrampilan |
33 |
14,29 (0-21,43) |
33 |
0 |
0 |
0,000 |
33 |
78,57 | |||||
Sesudah |
(64,29-92,86) |
Berdasarkan tabel 5 di atas didapatkan pada nilai negative rank 0 artinya tidak ada responden memiliki nilai posttest baik pengetahuan, sikap dan keterampilan lebih rendah dari nilai prettest. Sedangkan untuk positive rank, seluruh responden memiliki nilai posttest baik pengetahuan, sikap dan keterampilan lebih lebih tinggi dari nilai prettest. Nilai ties pada pengetahuan, sikap dan keterampilan juga 0 yang artinya tidak ada responden
*e-mail korespondensi : [email protected]
yang memiliki nilai pretest dan posttest yang sama.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon dan diperoleh nilai p pada pengetahuan, sikap dan keterampilan semuanya 0,000. Karena semua nilai p < α (0,05), maka hipotesis diterima, yang artinya terdapat perbedaan perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan video edukasi cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan perawatan metode
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 kangguru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Klungkung I.
PEMBAHASAN
Benyamin Bloom (1908) membagi perilaku manusia ke dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Irwan, 2017). Hasil penelitian rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan video edukasi adalah 49,35. Rerata yang diperoleh dari sebelum diberikan video edukasi didapatkan ketidaktahuan
terbanyak dari responden yaitu pada point-point pertanyaan penanganan bayi demam dengan perawatan metode kangguru, yaitu pertanyaan No. 5,6 dan 7.
Teori menyebutkan, pengetahuan (Knowledge), merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah dilakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan tersebut dilakukan melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Irwan, 2017). Berdasarkan asumsi dari peneliti, kurangnya pengetahuan pada responden berkaitan dengan kriteria eksklusi untuk sample penelitian ini yaitu responden yang belum pernah diperkenalkan/diajarkan mengenai
PMK, sehingga responden yang dipilih oleh peneliti memang responden yang belum terpapar informasi mengenai PMK.
Nilai tertinggi pengetahuan sebesar 57,14 diperoleh sembilan orang responden dengan mayoritas tingkat pendidikan SMA sebanyak 66,67%, pekerjaan mayoritas yang mendapatkan nilai tertinggi adalah pegawai swasta sebesar 55,56% dan umur mayoritas pada rentang umur 20-35 tahun
-
*e-mail korespondensi : [email protected]
Vol. 10 No. 3 : 438 - 448 sebanyak 77,78%.
Sikap (Attitude), merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu rangsangan. Manisfestasi sikap tidak dapat terlihat langsung, tetapi hanya bisa ditafsirkan dari perilaku yang tertutup (Irwan, 2017). Median skor sikap 63,33 dengan nilai tertinggi 66,67 diperoleh sejumlah satu orang responden, dengan tingkat pendidikan SMA, pekerjaan IRT dan berumur lebih dari 35 tahun.
Data kuesioner penilaian sikap didapatkan, untuk pertanyaan “Saat demam suhu tubuh bayi akan diukur dengan menggunakan thermometer”, sebagian besar respoden menyatakan setuju atau sangat setuju, jawaban ragu-ragu hanya terdapat pada responden yang tidak memiliki thermometer. Untuk pertanyaan sikap yang berkaitan dengan penanganan bayi demam dengan PMK, sebagian besar responden menjawab ragu-ragu dan tidak setuju. Berdasarkan asumsi peneliti, kurangnya sikap responden terhadap PMK untuk menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi berkaitan dengan pengetahuan responden yang masih rendah mengenai PMK, dimana pengetahuan sangat menentukan sikap dari seseorang.
Praktik atau tindakan (Practice), sikap belum tentu terwujud menjadi tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Irwan, 2017). Median skor keterampilan responden sebelum diberikan video adalah 14,28 dengan skor paling tinggi yaitu 21,43 diperoleh sejumlah sembilan orang responden. Dari
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 kesembilan responden tersebut, mayoritas yaitu 55,56% memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi, dengan pekerjaan mayoritas IRT sebanyak 55,56% dan umur mayoritas rentang 20-35 tahun sebanyak 77,78%.
Responden sebagian besar tidak bisa mempraktikkan persiapan alat dan langkah-langkah PMK. Berdasarkan asumsi peneliti, sangat rendahnya keterampilan responden berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mempengaruhi pengambilan sikap dan tindakan responden terhadap penanganan bayi demam pasca imunisasi dengan PMK. Hal ini sesuai dengan teori pengetahuan adalah domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang menjadi dasar pengambilan keputusan dan penentuan tindakan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi (Irwan, 2017).
Perilaku ibu dilihat dari pengetahuan, sikap dan perilaku setelah diberikan video edukasi
Hasil analisis penelitian saat posttest melalui google form setelah diberikan video edukasi selama 7 hari didapatkan skor paling rendah yaitu 78,57 dan yang paling paling tinggi yaitu 100. Berdasarkan hasil tersebut terdapat peningkatan
pengetahuan responden dari sebelum diberikan video edukasi tentang PMK. Peningkatan skor pengetahuan ini menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan melalui video edukasi dapat diterima responden dan dapat
meningkatkan pengetahuan responden tentang PMK. Sehingga pemberian
-
*e-mail korespondensi : [email protected]
Vol. 10 No. 3 : 438 - 448 edukasi melalui video cukup efektif sebagai salah satu alternatif
penyampaian informasi yang dapat meningkatkan akselerasi pemikiran responden.
Pada kategori sikap didapatkan hasil posttest dengan skor paling rendah yaitu 76,67 dan yang paling paling tinggi yaitu 100. Terdapat peningkatan skor nilai sikap pada saat posttest. Media edukasi video efektif meningkatkan pengetahuan responden yang diikuti dengan perubahan sikap responden, sehingga terdapat perbedaan sikap ke arah yang lebih menerima mengenai PMK untuk menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi.
Dari jawaban posttest didapatkan ada responden yang masih ragu-ragu menjawab di 3 pernyataan. Pada pernyataan “Perawatan metode
kangguru adalah metode tambahan menurunkan demam yang murah dan efektif”, “Perawatan metode kangguru mudah dilakukan”, dan “Perawatan Metode Kangguru sangat bermanfaat bagi saya untuk membantu menurunkan suhu tubuh bayi saat demam setelah imunisasi”. Hal ini cenderung berkaitan dengan belum diterapkannya praktik PMK untuk menurunkan demam tersebut dalam kasus nyata yang dialami ibu sehingga belum merasakan manfaatnya secara langsung.
Hasil posttest pada kategori keterampilan didapatkan skor paling rendah yaitu 64,29 dan yang paling paling tinggi yaitu 92,86. Terdapat peningkatan keterampilan yang signifikan setelah diberikan video edukasi. Hal ini
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 menunjukkan penggunaan media edukasi video melalui group whatsapp efektif digunakan sebagai media kepada responden.
Keefektifan ini sesuai dengan teori Whatsapp adalah aplikasi teknologi komunikasi yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Selain sebagai media komunikasi langsung, whatsapp seringkali dipakai untuk media promosi kesehatan secara online. Fitur dan kemudahannya membuat aplikasi ini menjadi popular (Rahartri, 2019).
Pemilihan media edukasi video untuk memodifikasi prilaku ini juga sesuai dengan teori, pada jaman perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang ini, informasi dapat diberikan kepada orang lain melalui banyak media serta memungkinkan untuk memberikan informasi melalui jarak jauh. Saat ini, segala jenis informasi dapat diperoleh dengan lebih mudah termasuk pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu proses pembelajaran yang terencana dan bersifat dinamis. Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah untuk memodifikasi perilaku melalui peningkatan keterampilan, pengetahuan, maupun perubahan sikap yang berkaitan dengan perbaikan pola hidup ke arah yang lebih sehat. (Nurmala, et al., 2018).
Kurniatin & Zakiyya (2022) dalam penelitiannya menyebutkan seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, video dijadikan media pilihan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden. Video diketahui dapat menyajikan objek dalam kondisi sebenarnya sehingga kita dapat menarik *e-mail korespondensi : [email protected]
infomasi secara utuh. Selain itu penggunaan media cetak yang dihasilkan melalui proses mekanik dan fotografis hanya menstimulasi indra penglihatan, sedangkan media audio visual dapat memberikan stimulus terhadap terhadap mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Pelayanan antenatal terpadu dan pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Kurniatin, 2022).
Hasil analisa data yang dilakukan melalui uji Wilcoxon didapatkan bahwa terdapat peningkatan nilai minimun dan maksimum pengetahuan setelah diberikan video edukasi lebih besar dibandingkan dengan nilai minimum dan maksimum pengetahuan sebelum diberikan video edukasi. Hal ini juga terjadi pada nilai minimum dan maksimum sikap serta keterampilan setelah diberikan video edukasi lebih besar dibandingkan dengan nilai minimum dan maksimum sikap serta keterampilan sebelum diberikan video edukasi. Sehingga dapat diinterpretasikan video edukasi dapat meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan ibu tentang cara menurunkan suhu tubuh bayi dengan PMK.
Perbedaan perilaku tersebut juga sesuai dengan teori, seorang individu akan mengadopsi prilaku apabila terlebih dahulu tahu arti dan manfaat prilaku, misalnya ibu akan melakukan metode tambahan yang dapat membantu menurunkan demam pada anak apabila ibu tahu manfaat dan cara melakukannya. Waktu yang tidak terlalu lama dari pemberian informasi akan dapat
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 memudahkan mengingat informasi yang sudah diterima dan dengan sendirinya akan menimbulkan minat untuk melaksanakannya. Selain itu, video
edukasi dan evaluasi dilakukan dalam selang waktu 1 minggu, sehingga
responden memiliki cukup waktu
melakukan internalisasi diri untuk
memahami benar isi dari informasi yang diberikan melalui video edukasi.
Nilai p pada pengetahuan, sikap dan keterampilan sebesar 0,000. Karena semua nilai p < α (0,05), maka hipotesis diterima, yang artinya terdapat perbedaan perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan video edukasi cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan perawatan metode kangguru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Klungkung I. Pengetahuan yang kurang mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu stimulus. Pemahaman yang kurang terhadap pengetahuan tentang PMK, menyebabkan responden akan memilki sikap yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan PMK. Responden dengan sikap negatif sebagian besar berusia 20-35 tahun.
Notoatmodjo (2014) perilaku
seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, sistem nilai, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya, faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, faktor penguat mencakup sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain.
Penelitian (Ginting, et al., 2022) juga menyebutkan, ada perbedaan signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik *e-mail korespondensi : [email protected]
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan stunting dengan media audio visual. Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik responden setelah mendapat penyuluhan dengan menggunakan media audiovisual. Hal ini mendukung bahwa terdapat perbedaan perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan video edukasi mengenai cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan perawatan metode kangguru.
SIMPULAN
Perilaku dilihat dari pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu masih rendah sebelum diberikan perlakuan berupa pemberian video edukasi mengenai cara menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan PMK. Perilaku dilihat dari pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan video edukasi mengenai cara menurunkan suhu tubuh bayi dengan PMK. Media video efektif sebagai salah satu media untuk menunjang pemberian informasi dan melatih keterampilan, sehingga melalui pemberian video akan berpengaruh terhadap perilaku responden dalam menurunkan suhu tubuh bayi pasca imunisasi dengan PMK.
SARAN
Mengacu dari hasil penelitian yang telah didapatkan, adapun beberapa saran yang untuk dapat dipertimbangkan yaitu bagi fasilitas kesehatan agar menyediakan media informasi tentang PMK dan diletakkan pada tempat yang mudah
Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 terlihat atau ditayangkan pada media elektronik di ruang tunggu puskesmas sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan ibu tentang cara menurunkan suhu tubuh bayi dengan PMK.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini sehingga dapat selesai tepat pada
waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Armini, N. W., Sriasih, N. G. K. & Marhaeni, G. A., 2017. Asuhan
Kebidanan: Neonatus, Bayi, Balita dan Anaka Pra Sekolah. 1 ed. Yogyakarta: ANDI.
Carlson, C., Kurnia, B. & Widodo, A. D., 2019. Tatalaksana Terkini Demam pada Anak. Jurnal Kedokteran Meditek, 3, 24(67), pp. 43-51.
Dwi Agussafutri, W., Bumi Pangesti, C. & Anita Wijayanti, F., 2021. Pengaruh Demonstrasi Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap Perubahan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Melaksanakan Kmc Untuk
Mengurangi Demam Di PMB Elisabeth. Jurnal Kebidanan
Indonesia, 12(2), pp. 1-8.
Ginting, S., Cr Simamora, A. & Siregar, N., 2022. Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan dengan Media Audio Visual The Effect of Health Counseling with Audio Visual Media on Changes in Knowledge, Attitudes and Practices of Mothers in Preventing Stunting in Doloksanggul District, Humbang Hasundutan Regency in 2021, s.l.: s.n.
Irwan, 2017. Etika Dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media.
*e-mail korespondensi : [email protected]
Ismoedijanto, I., 2016. Demam pada Anak. Sari Pediatri, 12, 2(2), p. 103.
Kurniatin, L. F. & Zakiyya, A., 2022 .
Pendidikan Kesehatan dengan Media Video dan Booklet Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dalam Upaya Pencegahan Stunting. JURNAL KESEHATAN POLTEKKES
KEMENKES RI PANGKALPINANG , 10(1), pp. 28-37.
Notoadmodjo, 2014. Metode Penelitian Kesehatan. 1st ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurmala, I. et al., 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.
Purwaningsih, H. & Widuri, W., 2019.
Pengaruh Skin To Skin Contact (PMK) Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Bayi Demam. Jurnal Perawat Indonesia, 3(1), pp. 79-84.
Rahartri, L., 2019. "Whatsapp" Media
Komunikasi Efektif Masa Kini (Studi Kasus Pada Layanan Jasa Informasi Ilmiah Di Kawasan PUSPIPTEK. VISI PUSTAKA: Buletin Jaringan
Informasi Antar Perpustakaan, 21(2), pp. 147-156.
Sari, E. K. & Ariningpraja, R. T., 2021.
Demam: mengenal demam dan aspek perawatannya. Malang: UB Press
Wijianto, B., Fahrurroji, A., Kurniawan, H. & Nugraha, F., 2021. Pemanfaatan
Whatsapp Sebagai Media Edukasi
Peningkatan Pengetahuan Kader Dalam Upaya Pencegahan
Penyebaran Virus Covid-19.
Al-khidmah, 4(1), pp. 25-30.
448
Discussion and feedback