JURNAL ILMIAH WIDYA SOSIOPOLITIKA

E-ISSN 2685-4570

KESIAPAN LAYANAN DIGITAL DI UPT PERPUSTAKAAN UNTAN DALAM MENDUKUNG UNTAN MENUJU UNIVERSITAS SIBER

Atiqa Nur Latifa Hanum 1)

Dian Apriliani Bahrony 2) Benny Harmyanto3)

Universitas Tanjungpura1)

email: atiqa.nur@fkip.untan.ac.id

Universitas Tanjungpura2)

email: dianaprlsoo@gmail.com

Universitas Tanjungpura3)

email: benny.harmyanto8@gmail.com

Article Info

ABSTRACK

Article History:

In supporting Universitas Tanjungpura (Untan) towards a cyber university,  Untan Library

Received:

Technical Implementation Unit (UPT) prepares digital services that aims to facilitate student access

May/2023

to learning resources. The purpose of this research was to lead to the readiness of UPT Untan Library

Accepted:

as the main facilitator towards a cyber university. The research method was a case study with a

Oct/2023

qualitative approach using 6 informants. Data collection techniques were semi-structured in-depth

Published:

interviews, observation, and documentation studies. Data was analyzed using source triangulation. The

Dec/2023

results showed that the Untan Library was not

ready to facilitate Untan towards a cyber university.

Keywords:

Until now, digital service development has been being carried out including e-library services, e-

library technology, digital services, cyber university

repository, integrated master catalog, and independent uploading of student final assignments to meet the challenges of Untan's vision of becoming a cyber university which required a medium term to make it happen. It was due to constraints on the number of librarian resources and limited qualifications of information technology skills, the availability of hardware and software selection, and network reliability, therefore it obstructed the acceleration of the Untan Library following the dynamics of changing technology adaptation for the library.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia pendidikan sebagai tanda adanya kemajuan peradaban. Perpustakaan sebagai pelengkap yang memberikan ruang bertemunya para pembelajar yang mencari informasi untuk mengembangkan pengetahuan dan peradaban tersebut sehingga bumi menjadi layak untuk dihuni serta kehidupan menjadi mudah dan nyaman. Idealnya, setiap instansi pendidikan memfasilitasi sivitas akademikanya dengan perpustakaan yang adaptif, menyesuaikan dengan perilaku pencarian informasi serta tingkatan literasi pemustakanya. Terlebih lagi perpustakaan perguruan tinggi yang harus mampu mendukung sivitas akademika yang dilayaninya agar lancar melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat (tridharma perguruan tinggi). Han, dkk menjelaskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki banyak kekayaan spiritual manusia dan berfungsi sebagai sumber pengetahuan penting bagi mahasiswa (Han et al., 2019).

Dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai penyedia informasi, perpustakaan harus peka terhadap kebutuhan informasi dan menyediakan layanan yang mempermudah akses bagi pemustakanya, salah satunya ditandai dengan tersedianya layanan digital pada masa kini. Layanan digital di perpustakaan menjanjikan manfaat sosial baru, terutama untuk mendukung e-learning yang dapat diakses pada perangkat digital atau seluler, bahkan terjadi penghapusan batasan waktu dan ruang dari perpustakaan tradisional (Sun & Yuan, 2012) sehingga setiap orang berkesempatan melakukan proses pembelajaran secara fleksibel. Demikian pula yang harus dilakukan oleh UPT Perpustakaan Universitas Tanjungpura (Untan), guna mendukung pencapaian visi Untan menuju universitas siber maka perlu melakukan pengembangan layanan terutama yang berbasis digital.

International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) menjelaskan bahwa “a digital library is an online collection of digital objects, of assured quality, that are created of collected and managed according to internationally accepted principles for collection development and made accessible in a coherent and sustainable manner, supported by services necessary to allow users to retrieve and exploit the resources” (IFLA, 2018). Definisi tersebut sekaligus menegaskan jika pemustaka dapat mengakses sumber daya informasi dengan jaringan yang ditentukan menggunakan komputer atau gawai digital lainnya (Zha et al., 2015), baik dari perpustakaan, rumah, kantor, kampus, atau tempat lainnya (Rafique et al., 2020). Itu artinya dengan adanya layanan digital di perpustakaan perguruan tinggi akan sangat membantu untuk mengeksplorasi pengetahuan, bahkan menjalankan fungsinya sebagai sumber utama informasi, pembelajaran, dan penelitian.

Tuntutannya saat ini UPT Perpustakaan Untan tidak hanya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan tridharma akan tetapi berperan mendukung kelancaran Untan dalam penerapan kurikulum kampus merdeka sehingga kualitas luaran dari pembelajaran lebih baik dengan dukungan perpustakaan sebagai sumber informasi terbuka. Bahkan untuk menjawab tantangan society 5.0 di masa

mendatang, Untan harus menjaga kualitas sumber daya yang ada dan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global.

Butuh komitmen dan kerjasama yang baik antara pimpinan maupun pengelola perpustakaan untuk mengembangkan layanan yang telah ada menjadi lebih bervariasi dan lebih baik agar kebutuhan informasi yang semakin kompleks dari sivitas akademika dapat terpenuhi. Beberapa kelebihan dari layanan digital diantaranya menghemat ruang, akses ganda, tidak terbatas ruang dan waktu, koleksi dapat berbentuk multi-media, serta biaya lebih murah (Suharso et al., 2020). Faktanya saat ini meskipun teknologi telah lama diadopsi oleh UPT Perpustakaan Untan namun perkembangan layanan digital yang dimiliki masih berfokus pada layanan dasar seperti layanan sirkulasi, layanan pencatatan kunjungan, serta layanan penelusuran informasi. Adapun layanan digital yang dalam tahap pengembangan meliputi layanan e-book dan e-repository dengan jumlah koleksi digital yang masih terus dikembangkan. Dalam implementasinya, pelayanan pada layanan tersebut hanya dapat diakses melalui jaringan intranet. Tentu layanan-layanan tersebut tidak cukup menjawab tantangan kesiapan menuju universitas siber maupun society 5.0. Perlu adanya manajemen layanan digital dengan konsep yang jelas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan, dan pengawasan (Lasa, 2008) untuk mengatasi temuan masalah tersebut.

Penelitian dengan tema perpustakaan digital telah mulai banyak dilakukan, diantaranya analisis keberhasilan promosi pada layanan digital iSabilulungan (Afifah & Santika, 2021); implementasi perpustakaan digital pada perpustakaan fakultas (Hayatuddiniyah, 2021); serta peran public information officers dalam komunikasi layanan perpustakaan digital melalui facebook (Purwadi & Irwansyah, 2019). Ketiga penelitian tersebut membahas subyek yang sama dengan penelitian ini, yakni layanan digital pada perpustakaan namun perbedaannya penelitian ini menekankan pada implementasi layanan digital yang sudah berjalan, layanan digital dalam tahap pengembangan, serta layanan digital dalam perencanaan. Dengan kata lain, penelitian ini menganalisis dan mengamati dinamika perkembangan layanan digital di perpustakaan perguruan tinggi sebagai pembuktian sebagaimana salah satu teori hukum ilmu perpustakaan oleh Ranganathan bahwa perpustakaan merupakan organisasi yang tumbuh.

Berdasarkan uraian tersebut, maka fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana kesiapan manajemen layanan digital di UPT Perpustakaan Untan dapat membantu mempermudah akses sumber informasi bagi para sivitas akademika Untan sehingga mendukung kelancaran kegiatan tridharma perguruan tinggi dan kurikulum kampus merdeka. Tujuannya untuk menganalisis kesiapan manajemen layanan digital yang telah ada maupun yang sedang dalam perencanaan pengembangan sehingga dapat mempercepat memfasilitasi Untan dalam mewujudkan visinya sebagai universitas siber.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di UPT Perpustakaan Untan dengan lama penelitian tiga bulan. Tujuan penelitian yakni menganalisis secara intensif keadaan sekarang, interaksi pengelola layanan digital, serta kelompok pemustaka sebagai pengguna layanan digital di UPT Perpustakaan Untan. Subyek penelitian ini adalah layanan digital pada UPT Perpustakaan Untan, sedangkan obyek penelitiannya yakni pengelola layanan digital serta kelompok pemustaka yang menggunakan layanan digital pada UPT Perpustakaan Untan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara: 1) data primer diperoleh dari wawancara semi terstruktur kepada 2 orang informan kunci yang berperan sebagai pimpinan dan pengelola layanan serta 4 orang informan pendukung yang berperan sebagai pengguna layanan; 2) data sekunder diperoleh dari observasi lapangan dan kajian literatur. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap, meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan simpulan. Uji validitas dilakukan melalui triangulasi sumber dan waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian hasil dan pembahasan ini, akan mengungkapkan temuan dari penelitian yang sudah dilakukan pada UPT Perpustakaan Untan dengan mencantumkan berbagai teori yang dapat mendukung isi dari pembahasan tersebut, dengan begitu demi mewujudkan Untan menuju Universitas Siber berbagai hasil temuan sudah di rangkum pada bagian ini, dimulai dari perencanaan layanan digital, pengorganisasian layanan digital, kepemimpinan pengembangan layanan digital, serta pengawasan layanan digital yang berguna untuk mengetahui secara keselurahan berbagai bagian dan proses implementasi dari pelayanan tersebut.

Perencanaan Layanan Digital

UPT Perpustakaan Untan berupaya mengikuti dinamika perubahan tren layanan perpustakaan perguruan tinggi yang ditunjukkan dengan menerapkan sistem digital pada beberapa layanan dasar seperti layanan sirkulasi, pencatatan kunjungan, serta penelusuran informasi. Adapun tahapan yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan Untan sebelum melakukan inovasi layanan digital, meliputi identifikasi kebutuhan, identifikasi pengguna (pustakawan dan pemustaka), pemilihan software, penyiapan hardware, serta jaringan. Serangkaian tahapan tersebut dilakukan untuk menjamin perencanaan layanan digital yang dikembangkan akan berjalan lancar bukan untuk sementara waktu tetapi untuk keberlangsungan jangka panjang. Adapun perencanaan layanan digital pada UPT Perpustakaan Untan berdasarkan tahapan perencanaan yang telah dilakukan, meliputi layanan e-library, layanan e-repository, layanan katalog induk terintergrasi, dan layanan unggah mandiri tugas akhir mahasiswa.

  • a.    Aplikasi E-library Untan Pontianak

Salah satu layanan digital terbaru yang disediakan oleh UPT Perpustakaan Untan saat ini adalah aplikasi e-library Untan Pontianak, diluncurkan pada bulan

Agustus 2022. Aplikasi ini mendukung mobile operating systems (MOS) berbasis android sehingga para calon pemustaka dapat menemukan dan mengunduhnya melalui playstore. Terobosan inovasi layanan digital dalam bentuk mobile library application (MLA) menjadi tren layanan perpustakaan akademik akhir-akhir ini dan menyediakan cara yang nyaman bagi pemustaka untuk mendekati layanan perpustakaan (Yoon, 2016). Banyak perpustakaan yang telah menerapkan MLA dan masyarakat seluruh dunia berpendapat perpustakaan memiliki potensi memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan komunitas yang cerdas dan terhubung (Lo & Stark, 2021).

Aplikasi e-library Untan Pontianak diharapkan memberikan manfaat bagi mahasiswa serta dosen (sivitas akademika) karena aplikasi ini dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan dan banyaknya permintaan layanan baru berbasis mobile yang dapat diakses oleh sivitas akademika tanpa harus ke UPT Perpustakaan Untan secara langsung, melainkan dapat diakses secara online. Hal tersebut yang mendorong UPT Perpustakaan Untan bergerak berinovasi meski dengan keterbatasan SDM yang menguasai bidang teknologi informasi. Dalam pemilihan software, hardware, dan jaringan, UPT Perpustakaan Untan dibantu oleh UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) serta vendor Kubuku Resources.

Koleksi yang ada pada aplikasi tersebut untuk sementara masih berjumlah 528 judul dan 2000 eksemplar yang akan terus dilakukan pengembangannya. Aplikasi e-library Untan Pontianak diperuntukkan tidak hanya bagi sivitas akademika, namun mahasiswa luar Untan ataupun masyarakat umum dapat mendaftar sebagai anggota pada aplikasi tersebut dan memanfaatkan koleksi yang ada. Bagi sivitas akademika dapat menggunakan e-mail berdomain untan.ac.id. untuk mendaftar sebagai anggota, sedangkan untuk masyarakat umum dapat menggunakan e-mail bebas.

Aplikasi e-library Untan Pontianak menandakan UPT Perpustakaan Untan sebagai perpustakaan perguruan tinggi yang adaptif, karena mampu mengikuti ritme perkembangan teknologi informasi di perpustakaan secara global. Komitmen tersebut perlu diapresiasi mempertimbangkan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki UPT Perpustakaan Untan yakni hanya berjumlah 12 orang, namun tidak menjadi penghalang bagi UPT Perpustakaan Untan untuk mempersiapkan berbagai perencanaan yang berkaitan dengan layanan digital. Aplikasi ini juga di klaim sebagai sinyal kesiapan UPT Perpustakaan Untan dalam beberapa waktu ke depan untuk mendukung Untan menuju universitas siber.

Layanan digital yang baru dua bulan diluncurkan ini belum sempat dipromosikan sehingga belum banyak sivitas akademika Untan yang mengetahui dan memanfaatkannya. Promosi perpustakaan penting dilakukan agar terjadi transfer informasi dari perpustakaan kepada pemustaka mengenai produk atau jasa yang disediakan sehingga pemustaka mengenal dan dapat memanfaatkan produk atau jasa yang tersedia pada perpustakaan tersebut (Hanum, 2021). Diharapkan dengan UPT Perpustakaan Untan melakukan promosi layanan aplikasi e-library Untan Pontianak akan membantu sivitas akademika mengenal dan memanfaatkannya.

UPT Perpustakaan Untan juga memiliki perencanaan terhadap layanan ini di tahun 2022 yaitu adanya pengadaan e-book agar variasi informasinya bertambah

sehingga sivitas akademika memperoleh banyak pilihan bacaan dan tentunya lebih luas menjangkau para calon pemustaka untuk mengakses dan memanfaatkan secara maksimal koleksi tersebut. Itu artinya fokus pengembangan yang akan dilakukan dalam waktu dekat lebih kepada pengembangan koleksi digitalnya namun perlu diingat bahwa perlu juga mempersiapkan pengawasan dan evaluasi sistem untuk mengukur keberhasilan layanan digital yang sedang dikembangkan ini. Tentunya pengembangan sistem layanan digital yang ada saat ini untuk memastikan kualitas layanan UPT Perpustakaan yang andal di masa mendatang. Tidak kalah penting, pada saat melakukan tahapan perencanaan layanan digital juga memperhatikan kebiasaan pemustaka, kegunaan yang dirasakan, kualitas sistem, serta kemudahan dalam penggunaan sistem (Rafique et al., 2020) agar pemustaka mudah mengakses dan memanfaatkannya.

  • b.    Layanan e-repository

Repositori merupakan tempat atau sumber yang memiliki data informasi disimpan, dipelihara, dan digunakan (Arnomo 2018). Perguruan tinggi menjadi salah satu institusi yang secara berkesinambungan memproduksi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan lanjutan serta dapat diadaptasi oleh industri. Pada kenyataannya, kegiatan pengelolaan data penelitian dengan memanfaatkan infrastruktur repositori institusi belum banyak dilakukan lembaga penelitian, pengkajian, dan penerapan, maupun perguruan tinggi di Indonesia (Trianggoro et al., 2021).

Repositori sangat berperan penting sebagai acuan referensi penulisan tugas akhir mahasiswa sehingga diperlukan sebuah ide yang menarik agar mudah diakses. Berdasarkan analisis kebutuhan dan tingginya permintaan terhadap akses data penelitian sivitas akademika yang telah terpublikasi, maka UPT Perpustakaan Untan berupaya melakukan pengembangan layanan repositori dengan memanfaatkan aplikasi SLiMS yang dapat diakses melalui link https://repository.untan.ac.id/. Perencanaan pengembangan layanan ini mempertimbangkan semakin banyaknya mahasiswa yang menyerahkan dokumen tugas akhir secara fisik sehingga mengakibatkan penyimpanan pada UPT Perpustakaan Untan akan semakin penuh. Hal tersebut menjadi motivasi utama layanan ini dikembangkan. Pemilihan software dan hardware dilakukan oleh tim teknologi informasi UPT Perpustakaan Untan, sedangkan jaringan didukung oleh UPT TIK sehingga layanan ini dapat diakses menggunakan internet.

Sistem layanan e-repository ini diharapkan kedepannya dapat dikembangkan dengan menerapkan sistem unggah mandiri agar mahasiswa bisa mengunggah tugas akhirnya pada aplikasi tersebut. Pada nantinya diharapkan layanan e-repository dapat memudahkan para mahasiswa untuk menemukan referensi selain koleksi umum. Perencanaan ini diharapkan dapat berjalan secepatnya mengingat SDM dan SDA yang belum mendukung menjadi penghambat. Pengembangan layanan ini tidak hanya karena identifikasih kebutuhan saja tetapi juga mengikuti perkembangan global layanan perpustakaan perguruan tinggi yang semakin pesat dalam mengandalkan teknologi.

  • c.    Hambatan Dalam Perencanaan Layanan Digital

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa ada beberapa permasalahan yang

membuat perkembangan layanan digital di UPT Perpustakaan Untan tergolong lambat, diantaranya karena keterbatasan jumlah pustakawan, keterbatasan keterampilan dalam bidang operasional teknologi informasi, anggaran untuk operasional mempertimbangkan biaya yang digunakan untuk persiapan layanan ini terbilang besar sehingga diperlukan persiapan yang maksimal agar anggaran yang diberikan dapat terealisasikan dengan baik, serta infrastruktur pendukung khususnya untuk pengembangan layanan e-repository dimana membutuhkan peralatan teknologi guna mengkonversi dan alih media koleksi tugas akhir mahasiswa ke dalam aplikasi.

Hal tersebut terlihat dari pencapaian yang telah dilakukan hingga kini, UPT Perpustakaan Untan memastikan layanan dasar seperti layanan sirkulasi, layanan pencatatan kunjungan, serta layanan penelusuran informasi yang telah berbasis digital namun hanya dapat diakses menggunakan jaringan lokal (intranet). Adapun layanan e-repository telah dimulai sejak 2011 namun baru direncanakan pengembangannya menjadi unggah mandiri pada tahun 2020 dan hingga kini masih dalam tahap perencanaan. Berkaitan dengan poin tersebut, perencanaan ini diharapkan dapat diterapkan kepada seluruh jenjang pendidikan mahasiswa yang ada di lingkungan Untan baik tingkat diploma, sarjana, magister, maupun doktoral sehingga memudahkan pengguna lain untuk mengakes koleksi tersebut. tentu dalam hal ini, UPT Perpustakaan Untan membutuhkan dukungan dari pimpinan universitas untuk merealisasikannya karena mengingat pengembangan pada layanan e-repository saat ini membutuhkan kerja keras dalam mengonversi dan alih media koleksi tugas akhir mahasiswa ke dalam aplikasi.

Pengorganisasian Layanan Digital

Pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang atau suatu organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, sesama karyawan, dan juga pimpinan (Kasmir, 2017). Dalam pengorganisasian layanan pada UPT Perpustakaan Untan demi memaksimalkan layanan tersebut kepala perpustakaan memiliki tujuan untuk mengatur setiap pustakawan ke dalam struktur yang terorganisir agar masing-masing dari pustakawan tersebut memiliki tanggung jawab ataupun inovasi dari pekerjaannya. Pengorganisasian ini ditujukan agar dapat meningkatkan efisiensi demi mewujudkan perpustakaan dengan keseluruhan layanan berbasis digital.

Adapun pernyataan yang telah disebutkan sebelumnya memiliki maksud agar dalam mewujudkan Untan menuju Universitas Siber, pustakawan mendapat tugas khusus yang telah disesuaikan dengan keahlian pada masing masing bidang, khususnya tenaga pustakawan pada UPT Perpustakaan Untan yang berjumlah sebanyak 12 orang dan untuk pustakawan yang mengemban bidang IT yang bertanggung jawab sebagai pengembang layanan berbasis digital. Saat ini bidang IT pada UPT Perpustakaan Untan hanya berjumlah 2 orang yang bertugas sebagai pengelola serta pengawas setiap layanan berbasis digital. Di sisi lain mereka juga mengemban tugas mengawasi semua hardware yang berguna untuk menunjang pelayanan berbasis digital tersebut.

Beban tugas yang besar tidak menyurutkan semangat kerja pustakawan pada bidang IT yang terbilang belum ideal jumlahnya akan tetapi upaya pustakawan

untuk memaksimalkan berbagai layanan berbasis digital tersebut cukup mengatasi permasalahan kekurangan tenaga yang ada. Kedua pustakawan bidang IT tersebut harus memastikan setiap jenis layanan digital yang ada pada UPT Perpustakaan Untan yakni layanan penelusuran, layanan sirkulasi, pencatatan kunjungan, langganan e-book, dan repository lokal berjalan dengan lancar.

Kepemimpinan Pengembangan Layanan Digital

Penerapan sistem layanan perpustakaan berbasis digital pada UPT Perpustakaan Untan tidak lepas dari peran pimpinan instansi tersebut. Demi memaksimalkan layanan digital bagi sivitas akademika dan mendukung Untan menuju Universitas Siber, kepala perpustakaan mengembangkan kualitas tenaga pustakawan dengan cara mengajak untuk selalu mengikuti berbagai macam pelatihan seperti diklat, webinar, bimbingan teknis, dan lain sebagainya. Solusi ini mengingat pelatihan dapat memperbaiki kinerja, mengurangi waktu untuk belajar keahlian, serta membantu memecahkan masalah (Priansa, 2016) terutama keterbatasan SDM yang dihadapi oleh UPT Perpustakaan Untan.

Demi mewujudkan perpustakaan dengan layanan berbasis digital, maka dari itu peralihan tenaga pustakawan yang harus mulai terbiasa dalam memanfaatkan segala teknologi demi mendukung Untan menuju Universitas Siber. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari peran koordinator bidang IT pada UPT Perpustakaan Untan yang mengajak para staf bagian tersebut untuk lebih memperdalam pengetahuan terkait pengolahan layanan secara digital. Hasil penelitian ini mendapati bahwa standar pustakawan pada bidang IT tidak sesuai dengan klasifikasi yang seharusnya ditetapkan oleh kepala perpustakaan. Standar keterampilan ini menjadi catatan penting namun pertimbangan tuntutan lembaga penaung dan kebutuhan sivitas akademika terhadap layanan perpustakaan digital maka tidak menutup kemungkinan bahwa standar yang ada bisa tercapai dengan andil kepala perpustakaan yang secara terus menerus memotivasi para pustakawan mengikuti segala jenis pelatihan. Mengembangkan kualitas pustakawan pada bidang IT bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan di UPT Perpustakaan Untan di masa mendatang serta melakukan inovasi terhadap segala layanan berbasis digital yang ada.

Adapun evaluasi yang dilakukan untuk menjamin kualitas sistem dan layanan digital yang ada masih mengandalkan secara penuh tanggung jawab koordinator bidang IT yang metodenya belum terstruktur. Evaluasi terhadap setiap layanan yang ada telah dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh sehingga diketahui ketertarikan minat sivitas akademika dalam mengakses maupun memanfaatkan layanan digital yang ada. Itu artinya evaluasi penting dilakukan guna menjaga kualitas layanan dan pengembangan terhadap sistem dan layanan. Hal tersebut senada dengan pendapat Wirawan, bahwa evaluasi bertujuan untuk menilai kekurangan ataupun kelebihan dari objek tersebut sehingga dapat dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya (Wirawan, 2012).

Pengawasan Layanan Digital

Pengawasan adalah salah satu cara mengelola perpustakaan, sebagai perpustakaan memiliki fungsi untuk manajemen pengawasan yaitu mengetahui

langkah yang akan dilakukan antara program dengan kesesuaian rencana yang telah direncanakan apakah sesuai atau tidak (Baihaqi, 2016). Perlunya pengawasan terhadap layanan digital perpustakaan sangat penting mengingat semakin luasnya perkembangan teknologi maka tidak menutup kemungkinan juga banyak yang harus dihindari.

Salah satu bentuk keamanan yang dilakukan UPT Perpustakaan Untan dalam menjaga data dan informasi koleksi adalah dengan back up data. Hal tersebut untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu data tersbut hilang atau rusaknya komputer yang mengakibatkan data tersebut hilang, maka perpustakaan masih menyimpan data yang ada. Selain back up data, perpustakaan juga perlu menyiapkan sistem keamanan lain sebagai bentuk pengawasan perpustakaan yaitu dengan menyiapkan perangkat yang mendukung untuk pencegahan kerusakan pada data seperti Uniterruptible Power Supply (UPS). Menyediakan UPS sebagai salah satu solusi back up data mengingat kondisi di Kota Pontianak yang cukup sering terjadi pemadaman listrik secara bergilir. Itu artinya UPS digunakan disaat mendesak misalnya saat aliran listrik mati.

Sebagai bahan pertimbangan, UPT Perpustakaan Untan perlu menyiapkan sistem keamanan yang lebih baik untuk menghindari resiko-resiko lainnya yang belum terprediksi dan dialami saat ini seperti pencurian data pengguna, sistem tidak dapat dijalankan, dan lain sebagainya. Menurut Ibid, adapun bentuk pengawasan yang dapat diterapkan diantaranya pengawasan investigasi dan verifikasi dalam (Baihaqi, 2016). Pengawasan dengan metode investigasi dengan cara melakukan penyelidikan terhadap kasus atau fakta-fakta yang terjadi pada sistem layanan digital pada UPT Perpustakaan Untan serta metode verifikasi dengan cara pemeriksaan pada laporan yang dibuat oleh staf layanan menjadi strategi jitu untuk antisipasi manajemen resiko pada layanan digital agar lebih andal.

SIMPULAN

Beberapa layanan digital yang ada saat ini ada pada UPT Perpustakaan Untan belum sepenuhnya siap mendukung Untan menuju Universitas Siber. Hal tersebut dikarenakan masih lambatnya pengembangan layanan digital pada aplikasi e-library dan e-repository khususnya terkait jumlah ketersediaan koleksi. Kendalanya ada pada SDM pengelola yang terbatas dan kualifikasi yang tidak terpenuhi, hardware yang seadanya, dan jaringan intranet lebih dominan diterapkan pada layanan digital dibandingkan membuka akses yang lebih luas dengan terhubung jaringan internet untuk pengaksesan layanan.

Butuh waktu beberapa tahun ke depan untuk mempersiapkan layanan digital yang andal dan dapat menjawab kebutuhan informasi para sivitas akademika namun dengan adanya layanan aplikasi e-library dan e-repository saat ini menandakan bahwa UPT Perpustakaan Untan telah berupaya adaptif sebagai organisasi yang tumbuh meskipun belum optimal. Perlunya dukungan dan komitmen pimpinan universitas dalam mewujudkan percepatan upaya pengembangan dan perencanaan layanan digital yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan Untan. terutama pada layanan unggah mandiri tugas akhir.

SARAN

Perlu kerjasama yang baik antara UPT Perpustakaan Untan maupun Universitas dalam menyikapi tantangan akses ke sumber belajar dan penelitian yang sangat dibutuhkan oleh sivitas akademika Untan, untuk itu sebaiknya mempercepat terealisasinya perencanaan layanan unggah mandiri tugas akhir dapat memperkuat UPT Perpustakaan Untan memposisikan perannya dengan baik sebagai fasilitator sumber utama informasi dan siap mewujudkan Untan menuju Universitas Siber.

Referensi

Afifah, A., & Santika, S. (2021). Analisis Promosi Layanan Perpustakaan Digital

iSabilulungan. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 7(2), 171–186. https://doi.org/10.14710/LENPUST.V7I2.35767

Arnomo, I. (2018). Perbandingan Perangkat Lunak Repository Institusi : Studi Kasus pada Repository Institusi di Indoensia . Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol 3 No.1, Januari 2018.

Baihaqi. (2016). Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan . LIBRIA : Volume 8, Nomor 1:Juni 2016.

Han, L., Zhang, G., Yong, B., He, Q., Feng, F., & Zhou, Q. (2019). Statistical study of characteristics of online reading behavior networks in university digital library. World Wide Web, 22(3), 1175–1187. https://doi.org/10.1007/S11280-018-0593-Y

Hanum, A. N. L. (2021). Pemasaran Informasi: Strategi Meningkatkan Nilai Jual Perpustakaan (1st ed., Vol. 1). Jejak Pustaka.

Hayatuddiniyah, H. (2021). Perpustakaan digital berdasarkan perspektif Lucy A. Tedd dan Andrew Large (studi kasus di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM Yogyakarta). Pustaka Karya:   Jurnal Ilmiah Ilmu Perpustakaan Dan   Informasi,   9 (1),   1.

https://doi.org/10.18592/pk.v9i1.5141

IFLA.     (2018).     IFLA/UNESCO     Manifesto     for    Digital    Libraries.

https://www.ifla.org/publications/ifla-unesco-manifesto-for-digital-libraries/

Kasmir. (2017). Customer Service Excellent. Depok: Raja Grafindo Persada.

Lasa, H. (2008). Manajemen Perpustakaan. Gama Media.

Lo, P., & Stark, A. (2021). Examining the relationship between social inclusion and mobile libraries in the age of Internet connectivity: A qualitative study of mobile librarians around the globe. Journal of Librarianship and Information Science, 53(2), 245–270. https://doi.org/10.1177/0961000620935476

Purwadi, P., & Irwansyah, I. (2019). Peran Public Information Officers Dalam Komunikasi Layanan Perpustakaan Digital Melalui Facebook. BACA: JURNAL DOKUMENTASI DAN INFORMASI, 40(1), 55–72. https://doi.org/10.14203/J.BACA.V40I1.437

Rafique, H., Almagrabi, A. O., Shamim, A., Anwar, F., & Bashir, A. K. (2020). Investigating the Acceptance of Mobile Library Applications with an Extended Technology Acceptance    Model    (TAM).    Computers    and Education,    145.

https://doi.org/10.1016/j.compedu.2019.103732

Suharso, P., Arifiyana, I. P., Mizati, D., & Wasdiana, D. (2020). Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. ANUVA, 4(2), 271–286.

Sun, J., & Yuan, B.-Z. (2012). Development and Characteristic of Digital Library as a Library Branch. IERI Procedia, 2, 12–17. https://doi.org/10.1016/j.ieri.2012.06.044

Priansa, S. &. (2016). Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik Dan Bisnis Alfabeta. Bandung: Alfabeta.

Trianggoro, C., Tupan, T., Djaenudin, M., Widuri, N. R., & Rahayu, R. N. (2021). Pengembangan repositori data pada lembaga riset dengan status Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 9(1), 1.

https://doi.org/10.24198/jkip.v9i1.26733

Wirawan. (2012). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Yoon, H. Y. (2016). User Acceptance of Mobile Library Applications in Academic Libraries: An Application of the Technology Acceptance Model. Journal of Academic Librarianship, 42(6), 687–693. https://doi.org/10.1016/J.ACALIB.2016.08.003

Zha, X., Zhang, J., & Yan, Y. (2015). Comparing digital libraries in the web and mobile contexts from the perspective of the digital divide. Journal of Librarianship and Information Science

E-ISSN 2685-4570

159

VOL. 5 NO. 2, DESEMBER 2023