The Implementation of Seven Efforts of Goat Farming At Sungai Nibung Village Gedung Meneng District Tulang Bawang Regency Lampung Province
on
e-journal
FAPET UNUD
e-Journal
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
Submitted Date: Agust 4, 2019
Accepted Date:Agust 15, 2019
Editor-Reviewer Article;: A.A. P. P. Wibawa & Eny Puspani
Tingkat Penerapan Sapta Usaha Ternak Kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Jaya Santika. N. W Tatik Inggriati, dan I. G Suarta
P S Sarjana Peternakan,Fakultas Peternakan, Universitas Udayana , Denpasar, Bali Email: jayasantik104@gmail.com Hp : 085338297313
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi peternak kambing,penerapan sapta usaha ternak kambing dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing. Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung, yang dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019. Pemilihan lokasi penelitian dan penentuan responden menggunakan metode purposive sampling, responden berjumlah 36 yang merupakan peternak kambing di Desa Sungai Nibung, yang memiliki minimal lima ekor ternak kambing dan sudah beternak kambing minimal tiga tahun. Untuk mengetahui hubungan factor digunakan metode Koefisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel, 1977). Hasil peneltian ini menunjukan bahwa penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung belum terlaksana dengan baik. Faktor-faktor seperti umur, pendidikan formal, lama beternak, pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang tidak nyata dengan penerapan sapta usaha ternak kambing (p>0,05), sedangkan pendidikan nonformal memiliki hubungan yang sangat nyata (p<0,05).
Kata kunci : penerapan,Sapta,usaha,kambing
The Implementation of Seven Efforts of Goat Farming At Sungai Nibung Village Gedung Meneng District Tulang Bawang Regency Lampung Province
ABSTRACT
This research aims to find out social economy condition of goat farmer, implementation of seven efforts of goat farming, and finding out influential factors of the efforts. It was done at Sungai Nibung, Gedung Meneng district, Tulang Bawang regency, Lampung province within three months, November 2018 until January 2019. Both location and respondents were taken by purposive sampling. There were 36 goat farmers as respondents whose at least five goats and had farmed at least three years. To find out the correlations of the factors, Spearman correlative stage coefficient was used. The research showed the implementation of the efforts has not properly been promoted. Factors such as ages, formal education, farming experience, knowledge, and attitudes did not factually correlate to the efforts (p>0.05). Meanwhile, non-formal education had factual correlation (p<0.05).
Keywords: implementation, seven efforts, goat farming
PENDAHULUAN
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Mutu protein daging cukup tinggi dan terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Komponen utama daging adalah lemak, protein, abu dan air (Koswara, 2009).
Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan. Ternak kambing memiliki potensi sebagai komponen usaha tani yang penting pada berbagai agroekosistem, karena memiliki kemampuan adaptasi yang relative lebih baik dibandingkan dengan ternak ruminansia lain (Asmara et al., 2013).
Wilayah Kabupaten Tulang Bawang memiliki potensi untuk mengembangkan ternak kambing dengan usaha tani rakyat, dengan topografi yang relative beragam mem berikan pontensi yang besar dalam pengembangan pertanian, baik tanaman pangan maupun perkembangan pertenakan. Komoditas perternakan yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Tulang Bawang antara lain ternak sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam dan itik.Pontensi setiap daerah yang ada di kabupaten Tulang Bawang apabila di jadikan usaha peternakan maka usaha ini akan berjalan dengan baik, mengingat daerah tulang bawang merupakan daerah yang luas dan banyak tersedia pakan hijauan yang melimpah, daerah tulang bawang sendiri mampu menampung 107,527 ekor ternak yang terdiri dari ternak sapi, kerbau, dan kambing (Limbong dan Sitorus, 1987).
Desa Sungai Nibung memiliki berbagai usaha peternakan seperti sapi dan kambing. Berternak kambing salah satu usaha yang paling banyak di minati oleh masyarakat sekitar, karena dari sisi pemeliharaanya yang cukup mudah, selain itu berternak kambing dalam proses pengembang biakan terbilang cukup cepat, sehingga banyak masyarakat memilih untuk berternak kambing, namun peternakan kambing di Sungai Nibung tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan ternak maupun membudidayakan ternak kambing. Peternak yang tidak memahami konsep-konsep beternak maka kemungkinan usaha peternakan tidakdapat di jalankan dengan baik.
Penerapan sapta usaha peternakan perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi ternak, mengingat manajemen pemeliharaan ternak kambing di Tulang Bawang sangat sederhana, karena peternak kurang mampu memahami manajemen pemeliharaan ternak kambing yang baik. Apabila manajemen pemeliharaan terlaksana dengan baik maka produksi dari peternakan bisa dilanjutkan sebagai penghasilan utama.
Peternak kambing di pedesaan terutama pada Kawasan Tulang Bawang, tidak memiliki pengetahuan khusus dalam bidang manajemen pemeliharaan.Peternak hanya mampu memelihara ternak sebagai usaha sampingan sehingga diperlukan adanya penyuluhan peternakan yang mampu meningkatkan populasi ternak kambing dan menjadikan ternak kambing sebagai pekerjaan utama. Kondisi tersebut menyebabkan dibutuhkanya penyuluhan yang bisa memberikan sebuah wawasan tentang bagaimana cara manajemen pemeliharaan ternak kambing.
Penyuluhan diharapkan dapat mengatasi permasalahan, dalam Peternak tentang cara pemeliharaan ternak kambing. Setiap orang berbeda dalam hal kebutuhan dan motifnya karena itu persepsi seseorang terhadap sesuatu cenderung didasarkan kebutuhan, minat dan latar belakang masing-masing.
Demikian pula halnya dengan peternakan kambing di Tulang Bawang. Berdasarkan uraian di atas, maka “Penerapan Sapta Usaha Ternak Kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawamg Provinsi Lampung”, perlu dilakukan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Nibung kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. penentuan lokasi penelitian menggunakan metodePurposive Sampling yaitu pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan tertentu.
Adapun pertimbangan–pertimbangan dalam penentuan lokasi ini adalah: (1) Desa Sungai Nibung memiliki banyak peternak kambing yang penerapan sapta usaha ternaknya belum bagus. (2) Belum ada penelitian tentang penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung karena berada di daerah pedalaman, sehingga sulit di jangkau oleh peneliti.
Waktu penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dimulai pada bulan Desember 2018 sampai dengan Febuari 2019. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap pertama. Persiapan penelitian yaitu peneliti menyiapkan kuesioner dan perlengkapan dalam pengambilan sampel, tahap kedua pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan menanyakan langsung kepada peternak melalui kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya serta dilakukan pengambilan gambar untuk dokumentasi hasil penelitian dan, tahap ketiga pengolahan data yaitu peneliti mengolah data yang telah diperolah dari kuesioner melalui pemberian skor pada masing-masing pertanyaan.
Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh peternak kambing yang berada di Desa Sungai Nibung. Responden dipilih secara purposive samplinh yaitu peternak yang memelihara kambing
minimal lima ekor dan beternak minimal selama lima tahun, jumlah responden dipilih secara Quota sampling sebanyak 36 orang responden, yang tersebar di seluruh Desa Sungai Nibung, yang terpilih diambil secara purposif.
Responden dalam penelitian ini ditentukan dengan cara “Purposive Sampling”, dimana dalam penelitian ini peneliti mengunjungi peternak yang memelihara kambing dan dapat digunakan sebagai sampel, bila peternak yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2001). Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui, dalam penelitian ini responden diperoleh yaitu dari masyarakat Sungai Nibung yang beternak kambing.
Jenis dan Sumber Data
Menurut sumbernya maka data yang diperoleh dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden dan data sekunder adalah data yang di dapat dari instansi terkait.Menurut sifatnya maka data teridiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data kondisi responden , dan pendapat atau tanggapan responden yang tidak berbentuk angka. Data kuantitatif yaitu data berangka yang diperoleh melalui pengukuran dengan bentuk angka (Sugiyono 2001). Sumber terdiri dari Peternak dan Lembaga pemerintah terkait sebagai responden.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode : (1) Wawancara Metode wawancara dilakukan kepada Peternak kambing dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan informan. Metode wawancara dibantu dengan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sample penelitian. Data berdasarkan kuesioner digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pemeliharaan ternak kambing (Kartini, 2009). (b)Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi peternak kambing untuk melihat dan dan mengamati agar memperoleh informasi dan mengetahui kondisi dari objek penelitian untuk memperoleh hasil yang jelas (Gulo, 2002). (c) Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data sekunder dari catatan, buku dan instansi terkait untuk digunakan dalam penelitian ini.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, kepemilikan lahan, kepemilikan ternak, lama beternak, penerapan sapta usaha, pengetahuan , sikap. Manajemen sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai
Nibung terdiri atas beberapa indikator dan parameter.Indikator dan ParameterIndikator dan parameter yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihita pada tabel berikut :
Tabel 1Indikator dan parameterl Umur
|
Indikator |
Parameter |
|
Lama usia |
Umur >17 tahun Umur >18 – 25 tahun Umur >25 – 35 tahun Umur >30 – 60tahun Umur >60 tahun |
Tabel 2 Indikator dan parameter penddidikan formal
|
Indikator |
Parameter |
|
Lama tahun pendidikan |
Tidak sekolah Pendidikan SD 6 tahun Pendidikan SMP 3 tahun Pendidikan SMA 3 tahun Pendidikan Perguruan tinggi >3 tahun |
Tabel 3 Indikator dan parameter pendidikan non formal
|
Indikator |
Parameter |
|
Penyuluhan/bimbingan yang pernah diikuti |
Belum pernah 1-2x
>6x |
Tabel 4 Indikator dan parameter penguasaan lahan
|
Indikator |
Parameter |
|
Luas lahan
|
|
Tabel 5 Indikator dan parameter kepemilikan ternak
|
Indikator |
Parameter |
|
Jumlah kepemilikan ternak kambing |
3 – 10 ekor 10 – 15 ekor 15 – 20 ekor 20 – 25 ekor >25 ekor |
Tabel 6 Indikator dan parameter lama beternak kambing
|
Indikator |
Parameter |
|
Lama menjadi peternak kambing |
3– 10 tahun >10 – 15 tahun >15 – 20 tahun >20 – 25 tahun >25 tahun |
Tabel 7 Indikator dan parameter sapta usaha
|
Indikator |
Parameter |
|
1) pemilihan bibit kambing |
Pemilihan bibit Seleksi induk untuk memperoleh bibit yang bagus
|
|
2) pemberian pakan ternak kambing |
Pemberian pakan
|
|
3) Kandang kambing |
|
|
4)Kesehatan |
|
|
5) Penanganan limbah ternak kambing |
|
|
6) Penanganan panen dan pasca panen |
-perlakuan ternak
|
|
7) pemasaran ternak kambing |
|
Tabel 8 Indikator dan parameter pengetahuan berternak kambing
|
Indikator |
Parameter |
|
1 pengetahuan tentang bibit |
yang akan di gunakan untuk bibit kambing
|
|
2 pengetahuan pemberian pakan |
|
|
3 pengetahuan kandang |
|
|
4 pengetahuan kesehatan ternak kambing |
|
|
5 pengetahuan pengolahan limbah ternak kambing |
|
|
6 pengetahuan pasca panen |
|
|
7 pengetahuan pemasaran |
|
Tabel 9 Indikator dan parameter sikap
|
Indikator |
Parameter |
|
Sikap peternak terhadap stimulus yang di berikan |
|
Analisis Data
Analisis statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistic deskriptif kualitatif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta – fakta dan sifat dari obyek yang diteliti dengan
menggambarkan hubungan anta rvariabel yang telibat di dalamnya. Untuk melihat tingkat penerapan, pengetahuan, sikap, dan intensitas komunikasi digunakan analisis rataan persentase skor.Variabel penelitian diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut : Tabel 10 Katagori pencapaian Skor Variabel Penelitian
|
Katagori Variabel | |
|
Pencapaian Skor |
Penerapan sapta usaha ternak Sikap kambing di Desa Sungai Nibung |
|
1 >4,2 – 5 2 >3,4 – 4,2 3 >2,6 - 3,4 4 >1,8 – 2,6 5 1 – 1,8 |
Sangat tinggi Sangat positif Tinggi Positif Sedang Sedang Rendah Negatif Sangat rendah Sangat negatif |
Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 menggunakan metode Koefisien korelasi jenjang spearman (Siegel,1997) Dengan rumus :

Keterangan :
rS = koefisien korelasi
d;= Selisih jenjang unsur yang diobservasi
n = banyaknya pasangan unsur yang diobservasi
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, maka t hi tung di bandingkan dengan ^tabel pada tingkat probabilitas 1% atau 5%, maka kriteria pengambilan pengambilanya adalah sebagai berikut :
Hipotesis penelitian di terima apabila t hitung > ^tabel pada P 0,01 dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang sangat nyata pada P 0,05 belum nyata. Apabila ^hitung < ^tabel dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang tidak nyata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik responden
Umur
Umur dapat mempengaruhi produktifitas peternak karena erat kaitannya dengan kemampuan kerja serta polapikir dalam menentukan bentuk sertapola. Manajemen yang diterapkan dalamu saha. Distribusi umur petani peternak responden dapat di lihat pada tabel 11.
Tabel 11 Distribusi responden berdasarkan umur
|
Umur |
Jumlah orang |
Persentase % |
|
20 -30 |
10 |
27,78 |
|
31-40 |
14 |
38,89 |
|
41-50 |
3 |
8,33 |
|
51-60 |
8 |
22,22 |
|
>61 |
1 |
2,78 |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Berdasarkan hasil penelitian, Reponden dengan umur 31-40 tahun yakni 14 orang (38,89%), 41-50 tahun yakni tiga orang (8,33), 20-30 tahun10 orang (27,78%), 51-60 tahun yakni delapan orang (22,22%) serta>61 yakni satu orang (2,78). Berdasarkan data diatas juga dapat dilihat bahwa rata-rata umur peternak di Sungai Nibung 40 tahun.
Tingkat pendidikan formal
Pendidikan yang diperoleh oleh peternak biasanya berasal dari pendidikan formal dan non formal. Dari keseluruhan respoonden yang diteliti, pendidikan formal responden cukup bervariasi. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal di sajikan dalam tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
Responden
|
No |
Tingkat Pendidikan |
Katagori |
Jumlah |
Persentase % |
|
1 |
Tidak sekolah |
6 |
17,14 | |
|
2 |
0-6 |
SD |
12 |
34,29 |
|
3 |
6 – 9 |
SMP |
4 |
11,43 |
|
4 |
9 – 12 |
SMA |
11 |
31,43 |
|
5 |
>12 |
Perguaruan tinggi |
2 |
5,71 |
Jumlah 36 100,00
Sebagian besar peternak kambing di Kabupaten Tulang Bawang adalah peternak dengan tingkat Pendidikan Sekolah Dasar berjumlah 12 orang (34,29%), kemudian tingkat Sekolah Menengah Atas 11 orang (31,43), tidak sekolah enam orang (17,14%).
Pendidikan nonformal
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang pernah mengikuti seminar/penyuluhan sebelumnya sebanyak tiga (8,33%) responden dan yang belum pernah sebanyak 33 (91,67%). Distribusi pendidikan nonformal peternak di Desa Sungai Nibung dapat di lihat padat tabel 13 di bawah ini :
Tabel 13 Pendidikan nonformal
|
No |
Penyuluhan yang pernah di ikuti |
Jumlah |
Persentase |
|
1 |
belumpernah |
33 |
91,67 |
|
2 |
1 - 2 kali |
3 |
8,33 |
|
3 |
3 - 4kali | ||
|
4 |
4- 5 kali | ||
|
5 |
>6 kali | ||
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Penguasaan lahan
Pertanyaan yang menunjuk kepada adanya legalitas hukum disini tidak diperlukan. Disamping kenyataan, bahwa suatu barang itu berada dalam kekuasaan seseorang masih juga perlu dipertanyakan sikap batin orang yang bersangkutan terhadap barang yang dikuasai yaitu, yaitu padanya apakah memang ada maksud untuk menguasai dan menggunakannya. Kedua unsur tersebut masing-masing disebut corpus possessionis dan animus posidendi. (Satipto Rahardjo, 2009). Distribusi responden berdasarkan jumlah penguasaan lahan di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 14 berikut
Tabel 14 Jumlah penguasaan lahan
Penguasaan lahan (pekarangan, kebun, sawah)
|
No |
Penguasaan lahan |
Responden |
Persentase |
|
1 |
< 1 hektar |
6 |
16,67 |
|
2 |
> 1- 3 hektar |
13 |
36,11 |
|
3 |
>3-4 hektar |
5 |
13,89 |
|
4 |
>5 - 6 hektar |
5 |
13,89 |
|
5 |
> 6 hektar |
7 |
19,44 |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, penguasaan lahan paling tinggi 1-3 hektar yakni 12 responden atau 34,29% dari jumlah 36 responden denganrataan yang di dapat di peroleh yaitu peternak kambing di Desa Sungai Nibung memiliki kepemilikin lahan yang terbilang cukup yaitu memiliki 4,7 hektar setiap satu keluarga.
Jumlah kepemilikan ternak
Hasil penelitian, jumlah sebagian besar yang memiliki ternak >3-10 ekor sebanyak 21(60%) peternak/responden dari 36 responden sedangkan yang terendah yaitu >25 ekor sebanyak 20 orang (5,56%), rataan yang di peroleh yaitu 20 ekor setiap 1 kepala keluarga. Distribusi responden berdasarkan jumlah kepemilikan ternak kambing di Desa Sungai Nibung Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung dapat di lihat pada tabel 15 sebagai berikut:
Tabel 15 Jumlah kepemilikan ternak kambing
|
No |
Jumlah ternak |
Responden |
Persentase |
|
1 |
3 -10 ekor |
21 |
58,33 |
|
2 |
>10 - 15 ekor |
6 |
16,67 |
|
3 |
>15 - 20 ekor |
2 |
5,56 |
|
4 |
>20 - 25 ekor |
5 |
13,89 |
|
5 |
> 25 ekor |
2 |
5,56 |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Lama beternak
Berdasarkan hasil penelitian, pengalaman beternak paling tinggi sebanyak 31 orang
(88,57%) dengan pengalaman 3 sampai 10 tahun, Distribusi responden berdasarkan lama
beternak yang ada di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 16 berikut:
Tabel 16 Lama beternak kambing
|
No |
Lama beternak |
Responden |
Persentase |
|
1 |
3- 10 tahun |
32 |
88,89 |
|
2 |
>10-15 tahun |
3 |
8,33 |
|
3 |
>15-20 tahun |
1 |
2,78 |
|
4 |
>20 -25 tahun | ||
|
5 |
>25 tahun | ||
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing
Penerapan dalam pemilihan bibit
Hasil penelitian penerapan pemilihan bibit kambing yang sangat tinggi hanya di terapkan oleh satu orang (2,78%) sedangkan skor yang terendah dilakukan oleh satu orang (2,785) dan pemilihan bibit di diminasi dengan sedang sebanyak 21 orang(58,33%).
Distribusi responden berdasarkan pemilihan bibit di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 17
Tabel 17 Penerapan dalam pemilihan bibit
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
1 |
2,78 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
1 |
2,78 |
tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
21 |
58,33 |
sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
12 |
33,33 |
rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
1 |
2,78 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Penerapan pemberian pakan ternak kambing
Hasil penelitian di Desa Sungai Nibung penerapan manejemen pemberian pakan yang memiliki penerapan terteringgi yatu sebanyak tiga orang (8,33%). Distribusi responden berdasarkan penerapan manajemen pemberian pakan ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 18 berikut
Tabel 18 Penerapan pemberian pakan ternak kambing
Penerapan pemberian pakan ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlahresponden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
3 |
8,33 |
tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
13 |
36,11 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
19 |
52,78 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
1 |
2,78 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Penerapan kandang ternak kambing
Hasil penelitian, penerapan kandang ternak kambing dapat di simpulkan dari 36 sampel yang di ambil, penerapan tertinggi hanya di lakukan oleh enam orang (16,67%) sedangkan yang terendah hanya di laksanakan oleh satu orang (2,78%) dan mayoritas peternak melakukan penerapan sapta usaha terbanyak yaitu sebanyak 16 orang (44,44).Distribusi penerapan kandang kambing di Desa Sungai Nibung dapat lihat pada tabel 19.
Tabel 19 Penerapan kandang kambing
Penerapan kendang ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlahresponden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
6 |
16,67 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
16 |
44,44 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
13 |
36,11 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
1 |
2,78 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Tingkat penerapan kesehatan ternak kambing
Penelitian yang di laksanakan di Desa Sungai Nibung, di peroleh tingkat penerapan kesehatan ternak kambing tertinggi di laksanakan oleh 1 orang (2,78%) sedangkan 28 orang (77,78%) penerapanya rendah dan 1 orang (11,11%) sangat rendah. Distribsi tingkat penerapan kesehatan ternak kambing dapat di lihat pada tabel 20.
Tebel 20 Tingkat penerapan kesehatan ternak kambing
|
Penerapan tingkat kesehatan ternak kambing | |
|
NO Pencapaianskor |
Jumlahresponden Persentase % Penerapan |
|
1 >4,2 – 5 2 >3,4 - 4,2 3 >2,6 - 3,4 4 >1,8 - 2,6 5 1 - 1,8 |
0,00 Sangat tinggi 1 2,78 Tinggi 3 8,33 Sedang 28 77,78 Rendah 4 11,11 Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 100,00 |
Penanganan limbah ternak kambing
Hasil penelitian yang di lakukan di Desa Sungai Nibung. Dari 36 responden 8 orang (22,22) dengan tingkat penerapan pengolahan limbah ternak kambing yang sangat tinggi, Distribusi penanganan limbah ternak kambing di Desa Sungai Nibung Lampung dapat di lihat pada tabel 21.
Tabel 21 Penaganan limbah ternak kambing
Penanganan limbah ternak kambing
|
NO |
Pencapaianskor |
Jumlahresponden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
8 |
22,22 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
16 |
44,44 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
11 |
30,56 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
1 |
2,78 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Penerapan panen dan pasca panen
Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Hasil penelitian 97,22 % peternak di Sungai Nibung memiliki tingkat penerapan panen dan pasca panen yang rendah. Distribusi panen dan pasca panen dapat di lihat pada tabel 22.
Tabel 22 Penerapan panen dan pasca panen
|
Penerapan panen dan pasca panen | ||||
|
NO |
Pencapaianskor |
Jumlahresponden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
0 |
0,00 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
0 |
0,00 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
1 |
2,78 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
35 |
97,22 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 | ||
Pemasaran ternak kambing
Hasil dari penelitian yang di lakukan di Desa Sungai Nibung, dari 36 responden, terdapat 5 orang(13,89%) memiliki tingkat pemasaran sedang dan 6 orang (16,67%) memiliki tingkat pemasaran yang sangat rendah. Distribusi pemasaran ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tebel 23.
Tabel 23 Pemasaran ternak kambing
|
Pemasaran ternak kambing | |
|
NO Pencapaian skor |
Jumlah responden Persentase % Penerapan |
|
1 >4,2 – 5 2 >3,4 - 4,2 3 >2,6 - 3,4 4 >1,8 - 2,6 5 1 - 1,8 |
0 0,00 Sangat tinggi 0 0,00 Tinggi 5 13,89 Sedang 25 69,44 Rendah 6 16,67 Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 100,00 |
Pengetahuan tentang teknis produksi ternak kambing
Hasil penelitian sebanyak tujuh orang (19,44%) berkatagori rendah. Rataan memiliki
skor 1,8 yaitu dengan katagori sangat rendah. Distribusi tabel pengetahuan tentang teknis
produksi ternak kambing dapat di lihat pada tabel 24
Tabel 24 Pengetahuan tentang teknis produksi ternak kambing
|
Pengetahuantentangteknisproduksi | |
|
NO Pencapaianskor |
Jumlahresponden Persentase % Penerapan |
|
1 >4,2 – 5 2 >3,4 - 4,2 3 >2,6 - 3,4 4 >1,8 - 2,6 5 1 - 1,8 |
0 0,00 Sangat tinggi 0 0,00 tinggi 0 0,00 Sedang 7 19,44 Rendah 29 80,56 Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 100,00 |
Pengetahuan tentang produksi
Pengetahuan tentang produksi responden di Desa Sungai Nibung dari 36 responden terdapat satu orang (2,78%) berkatagori sedang, 6 orang (16,67) berkatagori rendah dan 29 orang (80,56%) berkatagori sangat rendah. Distribusi pengetahuan tendang produksi ternak kambing dapat di lihat pada tabel 25.
Tabel 25 Pengetahuan tentang produksi
|
Pengetahuan tentang produksi | ||||
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
0 |
0,00 |
tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
1 |
2,78 |
sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
6 |
16,67 |
rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
29 |
80,56 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 | ||
Sikap peternak
Sikap peternak dalam pemilihan bibit ternak kambing
Sikap peternak terhadap penerapan pemilihan bibit ternak kambing, 12 orang (33,33%) berkatogori tinggi dan 2 orang (5,56%) berkatagori rendah. Distribusi tabel sikap pemilihan bibit ternak kambing d dapat di lihat pada tabel 26.
Tabel 27 Sikap peternak dalam pemilihan bibit ternak kambing
Sikap peternak dalam pemilihan bibit ternak kambing
|
NO |
Pencapaianskor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
12 |
33,33 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
22 |
61,11 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
2 |
5,56 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Sikap dalam pemberian pakan ternak kambing
Sikap dalam pemberian pakan di Desa Sungai Nibung, satu orang (2,78) berkatagori sangat tinggi, jumlah respoden terbanyak yang yaitu 26 orang (72,22%) berkatagori Sedang, dan dua orang (5,56%) berkatagori rendah. Distribusi sikap dalam pemberian pakan ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 28.
Tabel 28 Sikap dalam pemberian pakan ternak kambing
Sikap dalam pemberian pakan ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
1 |
2,78 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
7 |
19,44 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
26 |
72,22 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
2 |
5,56 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Sikap peternak tentang kandang ternak kambing
Hasil penelitian penerapan tertiggi yaitu di laksanakan oleh 3 orang (8,33%) berkatagori sangat tinggi,. Distribusi sikap peterak tentang kandang ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 29.
Tabel 29 Sikap peternak tentang kandang ternak kambing
Sikap peternak tentang kendang ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
3 |
8,33 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
11 |
30,56 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
21 |
58,33 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
1 |
2,78 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing
Hasil penelitian terdapat satu orang (2,78%) yang berkatagori sangat tinggi, dan dua orang (5,56) yaitu berkatagori rendah. Distribusi sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing dapat di lihat pada tabel 30.
Tabel 30 Sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing
Sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
1 |
2,78 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
15 |
41,67 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
18 |
50,00 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
2 |
5,56 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Sikap peternak dalam penanganan limbah ternak kambing
Hasil penelitian terdapat satu orang memiliki tingkat penerapan yang sangat tinggi.
Distribusi sikap ternak dalam pengolahan limbah ternak kambing dapat dilihat pada tabel 31
Tabel 31 Sikap peternak dalam penanganan limbah ternak kambing
Sikap peternak dalam tentang penanganan limbah ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
1 |
2,78 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
14 |
38,89 |
Tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
19 |
52,78 |
Sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
2 |
5,56 |
Rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Sikap peternak dalam panen dan pasca panen ternak kambing
Hasil penelitian, terdapat 14 orang memiliki tingkat penerapan yang tinggi, dan 1 orang berkatagori rendah. Distribusi sikap peternak tentang panen dan pasca panen ternak kambing dapat di lihata pada tabel 32 berikut
Tabel 32 Sikap peternak tentang panen dan pasca panen terbak kambing.
Sikap peternak tentang panen dan pasca panen ternak kambing
|
NO |
Pencapaian skor |
Jumlah responden |
persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
Sangat tinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
14 |
38,89 |
tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
21 |
58,33 |
sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
1 |
2,78 |
rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
Sangat rendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing
Hasil peelitian, terdapat 10 orang berkatagori tinggi, dan 4 orang yang berkatagori rendah. Distribusi sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing dapat dilihat pada tabel 33.
Tabel 33 Sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing
Sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing
|
NO |
Pencapaianskor |
Jumlahresponden |
Persentase % |
Penerapan |
|
1 |
>4,2 – 5 |
0 |
0,00 |
sangattinggi |
|
2 |
>3,4 - 4,2 |
10 |
27,78 |
tinggi |
|
3 |
>2,6 - 3,4 |
22 |
61,11 |
sedang |
|
4 |
>1,8 - 2,6 |
4 |
11,11 |
rendah |
|
5 |
1 - 1,8 |
0 |
0,00 |
sangatrendah |
|
Jumlah |
36 |
100,00 |
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan sapta usaha peternakan kambing dilihatdari faktor(1) umur, (2) Pendidikan formal, (3) Lama beternak, (4)Pengetahuan dan (5) Sikap secara statistic menunjukkan tidak berhubungan nyata (P>0,05). (6)Pendidikan nonformal secara statistic memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung. Rincian data selengkapnya mengenaianalisis data dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman disajikan pada tabel 34.
Tabel 34 Analis koefisien korelasi jenjang sperman
|
No |
faktor-faktor |
penerapansaptausahaternakkambing | |
|
Rs |
t hitung | ||
|
1 |
Umur |
0,036 |
0,21tn |
|
2 |
pendidikan formal |
0,022716 |
0,023tn |
|
3 |
pendidikan nonformal |
0,43005 |
3,0766n |
|
4 |
lama beternak |
-0,029996 |
0,017tn |
|
5 |
Pengetahuan |
-0,193 |
-1,17064tn |
|
6 |
Sikap |
0,022716 |
0,023tn |
|
rs = koefisienkorelasi n = nyata df 34 = (1,69092) |
tn = tidak nyata | ||
Pembahasan
Kondisi sosial ekonomi peternak kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Provinsi Lampung
Hasil penelitian kondisi sosial ekonomi di Desa Sungai Nibung Kecamata Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung,hasil analisa yang diperoleh, rata-rata pencapaian persentase kepemilikan lahan termasuk dalam kategori baik yakni rata-rata kepemilikan lahan 4,7 hektar,dan kepemilikan ternak rata-rata memiliki 20 ekor termasuk kategori sedang.
Masyarakat Sungai Nibung memiliki kehidupan sosial yang tinggi, terutama dalam gotong royong, masyarakat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan ternak seperti memberi informasi bahwa dalam suatu daerah ada petani yang dalam proses panen singkong dimana peternak kambing dapat mengambil daun singkong/limbah hasil panen yang nantinya akan di jadikan pakan untuk ternak kambing. Selain itu peternak juga saling membantu dalam proses pembangunan kandang dalam skala kecil
Tingkat Penerapan sapta usaha beternak kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan yang tidak nyata antara umur dengan penerapan sapta usaha, pendidikan formal dengan penerapan sapta usaha, lama beternak dengan penerapan sapta usaha, pengetahuan dengan penerapan sapta usaha dan sikap dengan penerapan sapta usaha namun pada pendidikan nonformal terdapat hubungan yang sangat nyata antara pendidikan nonformal dengan penerapan sapta usaha ternak kambing, ini berarti di Desa Sungai Nibung penerapan sapta usaha tidak terlaksana dengan baik.
Apabila dilihat dari segi umur persentase tertinggi yang ada di Desa Sungai Nibung pada usia 31 sampai dengan 40 tahun terdapat 14 orang dengan persentase 38,89% dengan rataan yaitu pada umur 40 tahun, maka umur tidak mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing di Sungai Nibung, karena hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi peternak itu sendiri dalam mengelola peternak kambing, jika peternak memiliki lahan yang cukup luas namun memiliki umur yang tinggi maka penerapan sapta usaha ternak kambing semakin baik karena peternak yang memiliki lahan luas maka peternak memanfaatkan lahan untuk digunakan sebagai kandang kambing, selain itu limbah hasil pertanian juga dapat di manfaatkan untuk pakan ternak kambing. Apabila jumlah ternak kambing semakin meningkat maka semakin tinggi rasa ingin tahu peternak dalam beternak kambing, semakin tinggi rasa
ingin tahu peternak maka semakin tinggi penerapan sapta usaha ternak kambing, maka dari itu umur tidak signifikan dengan penerapan sapta usaha ternak kambing.
Dalam suatu usaha tentu pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh agar usaha semakin berkembang,hasil penelitian yang di laksanakan di Desa Sungai Nibung, lama peternak menempuh pendidikan yaitu enam sampai dengan sembilan tahun dengan jumlah peternak 13 orang dari 36 responden, dengan persentase 36,11% dan rataan pendidikan formal yang di tempuh peternak Sungai Nibung yaitu tujuh tahun. Pendidikan formal peternak di Desa Sungai Nibung tidak berhubungan dengan penerapan sapta usaha, dikarenakan peternak memahami beternak kambing secara otodidak yaitu menurut Ahmad Mudzalir (1997 ) Belajar Otodidak adalah belajar sendiri, yang merupakan kata serapan dari Yunani yaitu autodidaktos, seorang otodidak tidak mendapat bantuan orang lain untuk belajar, karena mereka mampu belajar mandiri. Peternak di Desa Sungai Nibung kurang dalam penerapan sapta usaha ternak kambing, apabila penerapan ternak kambing terlaksana dengan baik maka hasil dari beternak kambing akan lebih maksimal.
Pendidikan nonformal berhubungan sangat nyata (p<0,05) dengan penerapan sapta usaha peternak kambing di Desa Sungai Nibung, peternak yang sudah pernah mengikuti pendidikan nonformal sebanyak tiga orang dengan persentase 8,33% dan yang belum pernah mengikuti sebanyak 33 dengan persentase 91,67%. Peternak yang mengalami pendidikan nonformal mampu belajar secara otodidak, peternak di Desa Sungai Nibung mampu memahami dengan baik dan memimiliki keterampilan yang tinggi. Apabila mendapatkan penyuluhan dari instansi terkait untuk beternak kambing agar peternakan kambing di Desa Sungai Nibung dalam penerapan sapta usaha ternak kambing semakin baik.
Hasil penelitian, lama responden beternak yaitu 3 sampai dengan 10 tahun dengan persentase 88,89% dan rataan yang di dapat tujuh tahun. Dalam menunjang keberhasilan beternak kambing melalui penerapan sapta usaha yaitu lama beternak merupakan hubungan yang berkaitan erat dengan penerapan sapta usaha, namun di Desa Sungai Nibung lama beternak tidak signifikan dalam penerapan sapta usaha di karenakan peternak di sungai nibung kurang dibekali dengan pengetahuan yang yang luas, hal ini yang menyebabkan pemanfaatan penerapan sapta usaha kurnag maksimal sehingga sangat minim untuk usaha tersebut dapat dilanjutkan.
Pengetahuan tentang teknis produksi dan pengetahuan tentang produksi sangat menentukan dalam penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung. Hasil yang didapat yaitu pengetahuan tentang teknis produksi 1,6 dari skor yang diharapkan lima sedangkan pengetahuan dari produksi 1,6 dari skor yang di harapkan lima, keduanya dalam
katagori sangat rendah. Karena peternak di Desa Sungai Nibung hanya mampu pada tahap pemeliharaanya saja namun sangat kurang dalam segi produksi hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang produksi dan teknis produksi hal ini pelu adanya penyuluhan penerapan sapta usaha ternak kambing agar dalam pengetahuan tentang produksi dan teknis produksi semakin baik.
Sikap yang di terapkan oleh peternak di Desa Sungai Nibung tergolong kuat. Hasil skor yang di peroleh yaitu 3,5 dari skor yang di harapkan lima. Sikap peternak dalam beternak kambing tinggi dikarenakan peternak memiliki tekad yang tinggi dalam mengembangkan usaha ternak kambing namun memiliki batasan kurangnya pengetahuan dan kurangnya bimbingan khusus dalam bidang peternakan yang memungkinkan peternak kurang mampu memahami penerapan sapta usaha beternak kambing agar usaha peternakan kambing lebih baik lagi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha di Desa Sungai Nibung di mana semakin lanjut usia manusia maka membatasi untuk beraktifitas lebih aktif mengingat Lokasi desa Sungai Nibung jauh dari pusat kota, hal ini sangat mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing dimana peternak akan sulit memasarkan hasil ternak kambing dan sulit mendapatkan alat dan bahan untuk beternak kambing.
Pendidikan formal merupakan faktor yang cukup mempengaruhi dari penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung, semakin tinggi pendidikan peternak maka semakin tinggi tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing. Dari hasil penelitian peternak yang pendidikan lebih tinggi tidak mempengaruhi tingkat keterampilan dikarenakan peternak yang menempuh pendidikan tinggi hanya mengutamakan pekerjaan utama sedangkan beternakan kambing sebagai usaha sampingan maka pendidikan formal tidak mempengaruhi dari penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung.
Pendidikan nonformal faktor pendukung dari penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung, dari hasil penelitian pendidikan non formal sangat signifikan dalam penerapan sapta usaha ternak kambing. Peternak yang mengikuti pendidikan nonformal di desa Sungai Nibung hanya tiga peternak, hal ini dikarenakan lokasi desa sulit di jangkau oleh kalangan penyuluh maupun pemerintah. Kurangnya program pemerintah dalam melaksanakan
penyuluhan di Desa Sungai Nibung, dimana Peternank kurang akan sebuah wawasan dalam menunjang sebuah usaha beternak kambing, rasa ingin tahu peternak dalam mengembangkan usaha peternakan sangat tinggi, karena kurangnya program pemerintah dalam melaksanakan penyuluhan maka penerapan sapta usaha ternak kambing tergolong kurang baik.
Lama beternak meupakan faktor yang kurang berpengaruh dalam penerapan sapta usaha beternak kambing, karena keterampilan masyarakat dalam mengembangkan peternakan hanya dari lingkungan desa Sungai Nibung saja, maka dari itu semakin lama beternak memilihara ternak kambing maka tidak ada perbedaan perkembangan dari tiap tahun, peternak hanya puas dengan apa yang dihasilkan.
Pengetahuan peternak Sungai Nibung tergolong baik dalam pemeliharaan ternak kambing secara tradisional namun sangat kurang dalam pemeliharaan ternak kambing secara modern, mengingat lokasi desa yang sangat jauh dan alat transportasi juga sangat menentukan terlaksananya penerapan sapta usaha ternak kambing yang ada di desa Sungai Nibung. desa Sungai Nibung merupakan daerah pedalaman yang sangat jauh dari pusat kota, transportasi umum yang ada sangat kurang memadai, mengingat lokasi desa yang sangat jauh. Apabila ingin pergi ke Desa Sungai Nibung maka harus menumpangi travel khusus yang memiliki tujuan ke Desa sungai Nibung, perjalanan dari pusat kota ke desa Sungai Nibung memangkan waktu kurang lebih enam jam dari pusat kota dengan kecepatan rata-rata kendaraan 80km/h. Tentunya hal ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi peternak dalam penerapan sapta usaha ternak kambing dimana kebutuhan akan alat dan bahan yang menunjang sebuah usaha beternak kambing dibutuhkan dari pusat kota, mengingat perkembangan teknologi di era sekarang ini sangat berkembang terutama dalam penerapan saptas usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung.
Sikap peternak dalam penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung sangat kurang mengigat lokasi desa Sungai Nibung merupakan kawasan perkebunan, sedangkan peternakan merupakan pekerjaan sampingan. Hal utama alasan peternak enggan menjadikan ternak kambing sebagai penghasilan utama yaitu Jangkauan pemasaran ternak kambing kurang luas, pemasaran ternak kambing merupakan tahap akhir dari sebuah usaha beternak kambing seperti yang dikemukakan oleh kotler (2003) . pemasaran ternak kambing di desa Sungai Nibung hanya dalam lingkungan desa Sungai Nibung saja belum mampu menjangkau pasar secara luas, peternak hanya mampu menjual ternak kambing kepada sesama peternak di desa Sungai Nibung dan menjual kepada belantik yang datang ke rumah untuk membeli ternak kambing. Tentu hal ini mempengaruhi harga dari ternak itu sendiri sehingga peternak mendapatkan hasil kurang maksimal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut: (1) Kondisi sosial peternak di Desa Sungai Nibung tergolonga baik, peternak saling membantu dalam pembuatan kandang serta informasi tentang pakan ternak kambing. Kondisi ekonomi peternak di Desa Sungai Nibung tergolong baik dimana peternak di Desa Sungai Nibung memiliki lahan rata-rata 4,7 hektar dan pemilikan ternak rata-rata 20 ekor setiap kepala keluarga. (2) Penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung belum terlaksana dengan baik sehingga dalam usaha beternak kambing belum dimanfaatkan secara maksimal. (3) Faktor yang berhubungan dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing yaitu pendidikan nonformal sedangkan pada umur, pendidikan formal, lama beternak, pengetahuan dan sikap tidak berhubungan nyata dengan penerapansapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung MenengKabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir Ida Bagus Gaga Partama dan seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baik dalam pengumpulan data selama peneitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung , Pustaka Setia
Asmara Y , Sulastri dan I Haris.2013.Seleksi Induk Kambing PE berdasarkan Nilai Indeks Produktivitas Induk di Kecamatan Metro Selatan kota Metro.
Gulo, W.2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo
Kartini Kartono. 2009. Kamus Lengkap Psokologi/James p. Chaplin. Jakarta
Kotler, P.dan Armstrong, G. (2006). Prinsip-prinsip pemasaran (12th Ed.). Jakarta: Penerbit
Erlangga. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi 13 Jakarta : Erlangg.
Koswara, S. 2009. Teknologi Praktis Pengolahan Daging. eBookPangan.com
Limbong W.H,dan Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Fakultas PertanianIPB.
Bogor
Satipto R, 2009, Penegakan Hukum suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publising, Yokyakarta
Siegel, Sidney. 1997. "Statistik Nonparametik untuk Ilmu-ilmu Sosial" Dialihbahasakan oleh Zanzawi Suyuti dan Landung Siamtupang. Jakarta
Sugiyono, 2001. MetodePenelitian, CV Alfa Beta : Bandung
Jaya Santika. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 762 - 784
Page 784
Discussion and feedback