e-journal

FAPET UNUD


e-Journal


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: peternakantropika@yahoo.com

Submitted Date: Agust 4, 2019

Accepted Date:Agust 15, 2019


Editor-Reviewer Article;: A.A. P. P. Wibawa & Eny Puspani

Tingkat Penerapan Sapta Usaha Ternak Kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

Jaya Santika. N. W Tatik Inggriati, dan I. G Suarta

P S Sarjana Peternakan,Fakultas Peternakan, Universitas Udayana , Denpasar, Bali Email: jayasantik104@gmail.com Hp : 085338297313

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi peternak kambing,penerapan sapta usaha ternak kambing dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing. Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung, yang dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019. Pemilihan lokasi penelitian dan penentuan responden menggunakan metode purposive sampling, responden berjumlah 36 yang merupakan peternak kambing di Desa Sungai Nibung, yang memiliki minimal lima ekor ternak kambing dan sudah beternak kambing minimal tiga tahun. Untuk mengetahui hubungan factor digunakan metode Koefisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel, 1977). Hasil peneltian ini menunjukan bahwa penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung belum terlaksana dengan baik. Faktor-faktor seperti umur, pendidikan formal, lama beternak, pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang tidak nyata dengan penerapan sapta usaha ternak kambing (p>0,05), sedangkan pendidikan nonformal memiliki hubungan yang sangat nyata (p<0,05).

Kata kunci : penerapan,Sapta,usaha,kambing

The Implementation of Seven Efforts of Goat Farming At Sungai Nibung Village Gedung Meneng District Tulang Bawang Regency Lampung Province

ABSTRACT

This research aims to find out social economy condition of goat farmer, implementation of seven efforts of goat farming, and finding out influential factors of the efforts. It was done at Sungai Nibung, Gedung Meneng district, Tulang Bawang regency, Lampung province within three months, November 2018 until January 2019. Both location and respondents were taken by purposive sampling. There were 36 goat farmers as respondents whose at least five goats and had farmed at least three years. To find out the correlations of the factors, Spearman correlative stage coefficient was used. The research showed the implementation of the efforts has not properly been promoted. Factors such as ages, formal education, farming experience, knowledge, and attitudes did not factually correlate to the efforts (p>0.05). Meanwhile, non-formal education had factual correlation (p<0.05).

Keywords: implementation, seven efforts, goat farming

PENDAHULUAN

Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Mutu protein daging cukup tinggi dan terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Komponen utama daging adalah lemak, protein, abu dan air (Koswara, 2009).

Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan. Ternak kambing memiliki potensi sebagai komponen usaha tani yang penting pada berbagai agroekosistem, karena memiliki kemampuan adaptasi yang relative lebih baik dibandingkan dengan ternak ruminansia lain (Asmara et al., 2013).

Wilayah Kabupaten Tulang Bawang memiliki potensi untuk mengembangkan ternak kambing dengan usaha tani rakyat, dengan topografi yang relative beragam mem berikan pontensi yang besar dalam pengembangan pertanian, baik tanaman pangan maupun perkembangan pertenakan. Komoditas perternakan yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Tulang Bawang antara lain ternak sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam dan itik.Pontensi setiap daerah yang ada di kabupaten Tulang Bawang apabila di jadikan usaha peternakan maka usaha ini akan berjalan dengan baik, mengingat daerah tulang bawang merupakan daerah yang luas dan banyak tersedia pakan hijauan yang melimpah, daerah tulang bawang sendiri mampu menampung 107,527 ekor ternak yang terdiri dari ternak sapi, kerbau, dan kambing (Limbong dan Sitorus, 1987).

Desa Sungai Nibung memiliki berbagai usaha peternakan seperti sapi dan kambing. Berternak kambing salah satu usaha yang paling banyak di minati oleh masyarakat sekitar, karena dari sisi pemeliharaanya yang cukup mudah, selain itu berternak kambing dalam proses pengembang biakan terbilang cukup cepat, sehingga banyak masyarakat memilih untuk berternak kambing, namun peternakan kambing di Sungai Nibung tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan ternak maupun membudidayakan ternak kambing. Peternak yang tidak memahami konsep-konsep beternak maka kemungkinan usaha peternakan tidakdapat di jalankan dengan baik.

Penerapan sapta usaha peternakan perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi ternak, mengingat manajemen pemeliharaan ternak kambing di Tulang Bawang sangat sederhana, karena peternak kurang mampu memahami manajemen pemeliharaan ternak kambing yang baik. Apabila manajemen pemeliharaan terlaksana dengan baik maka produksi dari peternakan bisa dilanjutkan sebagai penghasilan utama.

Peternak kambing di pedesaan terutama pada Kawasan Tulang Bawang, tidak memiliki pengetahuan khusus dalam bidang manajemen pemeliharaan.Peternak hanya mampu memelihara ternak sebagai usaha sampingan sehingga diperlukan adanya penyuluhan peternakan yang mampu meningkatkan populasi ternak kambing dan menjadikan ternak kambing sebagai pekerjaan utama. Kondisi tersebut menyebabkan dibutuhkanya penyuluhan yang bisa memberikan sebuah wawasan tentang bagaimana cara manajemen pemeliharaan ternak kambing.

Penyuluhan diharapkan dapat mengatasi permasalahan, dalam Peternak tentang cara pemeliharaan ternak kambing. Setiap orang berbeda dalam hal kebutuhan dan motifnya karena itu persepsi seseorang terhadap sesuatu cenderung didasarkan kebutuhan, minat dan latar belakang masing-masing.

Demikian pula halnya dengan peternakan kambing di Tulang Bawang. Berdasarkan uraian di atas, maka “Penerapan Sapta Usaha Ternak Kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawamg Provinsi Lampung”, perlu dilakukan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Nibung kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. penentuan lokasi penelitian menggunakan metodePurposive Sampling yaitu pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan tertentu.

Adapun pertimbangan–pertimbangan dalam penentuan lokasi ini adalah: (1) Desa Sungai Nibung memiliki banyak peternak kambing yang penerapan sapta usaha ternaknya belum bagus. (2) Belum ada penelitian tentang penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung karena berada di daerah pedalaman, sehingga sulit di jangkau oleh peneliti.

Waktu penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dimulai pada bulan Desember 2018 sampai dengan Febuari 2019. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap pertama. Persiapan penelitian yaitu peneliti menyiapkan kuesioner dan perlengkapan dalam pengambilan sampel, tahap kedua pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan menanyakan langsung kepada peternak melalui kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya serta dilakukan pengambilan gambar untuk dokumentasi hasil penelitian dan, tahap ketiga pengolahan data yaitu peneliti mengolah data yang telah diperolah dari kuesioner melalui pemberian skor pada masing-masing pertanyaan.

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh peternak kambing yang berada di Desa Sungai Nibung. Responden dipilih secara purposive samplinh yaitu peternak yang memelihara kambing

minimal lima ekor dan beternak minimal selama lima tahun, jumlah responden dipilih secara Quota sampling sebanyak 36 orang responden, yang tersebar di seluruh Desa Sungai Nibung, yang terpilih diambil secara purposif.

Responden dalam penelitian ini ditentukan dengan cara “Purposive Sampling”, dimana dalam penelitian ini peneliti mengunjungi peternak yang memelihara kambing dan dapat digunakan sebagai sampel, bila peternak yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2001). Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui, dalam penelitian ini responden diperoleh yaitu dari masyarakat Sungai Nibung yang beternak kambing.

Jenis dan Sumber Data

Menurut sumbernya maka data yang diperoleh dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden dan data sekunder adalah data yang di dapat dari instansi terkait.Menurut sifatnya maka data teridiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data kondisi responden , dan pendapat atau tanggapan responden yang tidak berbentuk angka. Data kuantitatif yaitu data berangka yang diperoleh melalui pengukuran dengan bentuk angka (Sugiyono 2001). Sumber terdiri dari Peternak dan Lembaga pemerintah terkait sebagai responden.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode : (1) Wawancara Metode wawancara dilakukan kepada Peternak kambing dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan informan. Metode wawancara dibantu dengan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sample penelitian. Data berdasarkan kuesioner digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pemeliharaan ternak kambing (Kartini, 2009). (b)Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi peternak kambing untuk melihat dan dan mengamati agar memperoleh informasi dan mengetahui kondisi dari objek penelitian untuk memperoleh hasil yang jelas (Gulo, 2002). (c) Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data sekunder dari catatan, buku dan instansi terkait untuk digunakan dalam penelitian ini.

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, kepemilikan lahan, kepemilikan ternak, lama beternak, penerapan sapta usaha, pengetahuan , sikap. Manajemen sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai

Nibung terdiri atas beberapa indikator dan parameter.Indikator dan ParameterIndikator dan parameter yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihita pada tabel berikut :

Tabel 1Indikator dan parameterl Umur

Indikator

Parameter

Lama usia

Umur >17 tahun

Umur >18 – 25 tahun

Umur >25 – 35 tahun

Umur >30 – 60tahun

Umur >60 tahun

Tabel 2 Indikator dan parameter penddidikan formal

Indikator

Parameter

Lama tahun pendidikan

Tidak sekolah

Pendidikan SD 6 tahun

Pendidikan SMP 3 tahun

Pendidikan SMA 3 tahun

Pendidikan Perguruan tinggi >3 tahun

Tabel 3 Indikator dan parameter pendidikan non formal

Indikator

Parameter

Penyuluhan/bimbingan   yang

pernah diikuti

Belum pernah 1-2x

  • 3-    4x

  • 4-    5x

>6x

Tabel 4 Indikator dan parameter penguasaan lahan

Indikator

Parameter

Luas lahan

  • -       Rumah tinggal

  • -       Ladang

  • -      Sawah

  • < = 1 hektar

  • > 2 – 3 hektar

  • > 3 – 4 hektar

  • > 5 – 6 hektar

  • > 6 hektar

Tabel 5 Indikator dan parameter kepemilikan ternak

Indikator

Parameter

Jumlah kepemilikan ternak kambing

3 – 10 ekor

10 – 15 ekor

15 – 20 ekor

20 – 25 ekor

>25 ekor

Tabel 6 Indikator dan parameter lama beternak kambing

Indikator

Parameter

Lama menjadi peternak kambing

3– 10 tahun

>10 – 15 tahun

>15 – 20 tahun

>20 – 25 tahun

>25 tahun

Tabel 7 Indikator dan parameter sapta usaha

Indikator

Parameter

1) pemilihan bibit kambing

Pemilihan bibit

Seleksi induk untuk memperoleh bibit yang bagus

  • -    Pakan yang digunakan untuk bibit kambing

  • -    Kandang yang digunakan untuk bibit

  • -    Perlakuan terhadap bibit ternak kambing

  • -    Menjaga kesehatan bibit ternak kambing

2) pemberian pakan ternak kambing

Pemberian pakan

  • -    Pakan hijauan

  • -    Ransum

  • -    Vitamin

  • -    Pakan fermentasi

  • -    Pakan hijauan,ransum danVitamin

3) Kandang kambing

  • -    Bahan yang di gunakan

  • -    Tata letak kandang

  • -    Arah kandang

  • -    Lingkungan kandang

  • -    Lahan yang di gunakan untuk kandang kambing

4)Kesehatan

  • -    Tidak pernah di lakukan pemeriksaan kesehatan

  • -    1x

  • -    >2- 2x

  • -    >3 - 3x

  • -    >4x

5) Penanganan limbah ternak kambing

  • -    Di biarkan atau di manfaatkan

  • -    Pemanfaatan kotoran ternak kambing untuk tanaman

  • -    Pemanfaatan urine ternak kambing

  • -    Pemanfaatan limbah pakan ternak kambing

  • -    Sistem pengolahan limbah ternak kambing

6) Penanganan panen dan pasca panen

  • -    persiapan penyimpanan ternak untuk di pasarkan

-perlakuan ternak

  • -    perlakuan terhadap tanaman yang telah digunakan sebelumnya

  • -    pakan yang di berikan saat panen dan pasca panen

  • - perlakuan kandang setelah panen dan pasca panen

7) pemasaran ternak kambing

  • a)    penentuan target pemasaran

  • b)    transportasi yang akan digunakan c)keamanan ternak selama perjalanan d)pemberian pakan selama perjalanan pemasaran e)Rantai pemasaran

Tabel 8 Indikator dan parameter pengetahuan berternak kambing

Indikator

Parameter

1 pengetahuan tentang bibit

  • a.    Cara peternak memilih bibit ternak

  • b.                                            Perlakuan kandang

yang akan di gunakan untuk bibit kambing

  • c.    Pengetahuan pemberian Pakan untuk bibit kambing

  • d.    Pengetahuan kesehatan bibit

  • e.    Pengatahuan penanganan bibit yang sakit

2 pengetahuan pemberian pakan

  • a.    Pengolahan pakan

  • b.    Pengetahuan jenis pakan

  • c.    Pengetahuan sumber pakan

  • d.    Pengetahuan pengolahan ransum

  • e.    Pengetahuan kandunga gizi pada pakan kambing

3 pengetahuan kandang

  • a)    pengetahuan tata cara letak kandang

  • b)    pengetahuan lingkungan kandang ternak kambing

  • c)    pengetahuan rancangan kandang kambing

  • d)    pengetahuan pembuatan kandang kambing

  • e)    pengetahuan perlakuan kandang

4 pengetahuan kesehatan ternak kambing

  • a)    Pengetahuan memahami tingkah laku ternak yang sakit

  • b)    Memahami penyakit pada ternak kambing

  • c)    Memiliki pengetahuan apabila ternak sakit

  • d)    Pengetahuan pencegahan terjangkit penyakit pada ternak

  • e)    Seleksi ternak dan memisahkan dengan yang sehat

5 pengetahuan pengolahan limbah ternak kambing

  • a)    Tidak ada pengetahuan pengolahan limbah

  • b)    pengetahuan memanfaatkan kotoran sebagai pupuk

  • c)    pengetahuan menggunakan kotoran dan urine untuk peremajaan tanaman

  • d)    Mempunyai metode khusus dalam mengelola limbah ternak kambing

  • e)    Pengetahuan pemanfaatan limbah ternak yang bernilai ekonomis

6 pengetahuan pasca panen

  • a)    Pengetahuan pemberian pakan pasca panen

  • b)    Pengetahuan Perlakuan ternak pasca panen

  • c)    Pengetahuan perlakuan kandang pasca panen

  • d)    Pengetahuan seleksi kesehatan ternak pasca panen e) Pengetahuan tingkah laku ternak pasca panen

7 pengetahuan pemasaran

  • a)    Pengetahuan target pemasaran

  • b)    Pengetahuan syarat ternak untuk di pasarkan

  • c)    Pengetahuan biaya pemasaran

  • d)    Pengetahuan kebutuhan konsumen terkait daging kambing

  • e)    Pengetahuan metode pemasaran yang efisien

Tabel 9 Indikator dan parameter sikap

Indikator

Parameter

Sikap peternak terhadap stimulus yang di berikan

  • a)    Peternak memperhatikan stimulus yang di berikan

  • b)    Peternak merespon pertanyaan yang di berikan

  • c)    Peternak mendiskusikan masalah yang di alami

  • d)    Peternak mampu bertanggung jawab atas jawaban yang di pilih

  • e)    Peternak mampu berkomunikasi dengan baik

Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistic deskriptif kualitatif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta – fakta dan sifat dari obyek yang diteliti dengan

menggambarkan hubungan anta rvariabel yang telibat di dalamnya. Untuk melihat tingkat penerapan, pengetahuan, sikap, dan intensitas komunikasi digunakan analisis rataan persentase skor.Variabel penelitian diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut : Tabel 10 Katagori pencapaian Skor Variabel Penelitian

Katagori Variabel

Pencapaian Skor

Penerapan sapta usaha ternak                      Sikap

kambing di Desa Sungai Nibung

1    >4,2 – 5

2   >3,4 – 4,2

3    >2,6 - 3,4

4   >1,8 – 2,6

5    1 – 1,8

Sangat tinggi                           Sangat positif

Tinggi                                  Positif

Sedang                            Sedang

Rendah                            Negatif

Sangat rendah                         Sangat negatif

Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 menggunakan metode Koefisien korelasi jenjang spearman (Siegel,1997) Dengan rumus :

Keterangan :

rS = koefisien korelasi

d;= Selisih jenjang unsur yang diobservasi

n = banyaknya pasangan unsur yang diobservasi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, maka t hi tung di bandingkan dengan ^tabel pada tingkat probabilitas 1% atau 5%, maka kriteria pengambilan pengambilanya adalah sebagai berikut :

Hipotesis penelitian di terima apabila t hitung^tabel pada P 0,01 dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang sangat nyata pada P 0,05 belum nyata. Apabila ^hitung^tabel dari kedua variabel yang diuji maka terdapat hubungan yang tidak nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakteristik responden

Umur

Umur dapat mempengaruhi produktifitas peternak karena erat kaitannya dengan kemampuan kerja serta polapikir dalam menentukan bentuk sertapola. Manajemen yang diterapkan dalamu saha. Distribusi umur petani peternak responden dapat di lihat pada tabel 11.

Tabel 11 Distribusi responden berdasarkan umur

Umur

Jumlah orang

Persentase %

20 -30

10

27,78

31-40

14

38,89

41-50

3

8,33

51-60

8

22,22

>61

1

2,78

Jumlah

36

100,00

Berdasarkan hasil penelitian, Reponden dengan umur 31-40 tahun yakni 14 orang (38,89%), 41-50 tahun yakni tiga orang (8,33), 20-30 tahun10 orang (27,78%), 51-60 tahun yakni delapan orang (22,22%) serta>61 yakni satu orang (2,78). Berdasarkan data diatas juga dapat dilihat bahwa rata-rata umur peternak di Sungai Nibung 40 tahun.

Tingkat pendidikan formal

Pendidikan yang diperoleh oleh peternak biasanya berasal dari pendidikan formal dan non formal. Dari keseluruhan respoonden yang diteliti, pendidikan formal responden cukup bervariasi. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal di sajikan dalam tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal

Responden

No

Tingkat Pendidikan

Katagori

Jumlah

Persentase %

1

Tidak sekolah

6

17,14

2

0-6

SD

12

34,29

3

6 – 9

SMP

4

11,43

4

9 – 12

SMA

11

31,43

5

>12

Perguaruan tinggi

2

5,71

Jumlah 36 100,00

Sebagian besar peternak kambing di Kabupaten Tulang Bawang adalah peternak dengan tingkat Pendidikan Sekolah Dasar berjumlah 12 orang (34,29%), kemudian tingkat Sekolah Menengah Atas 11 orang (31,43), tidak sekolah enam orang (17,14%).

Pendidikan nonformal

Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang pernah mengikuti seminar/penyuluhan sebelumnya sebanyak tiga (8,33%) responden dan yang belum pernah sebanyak 33 (91,67%). Distribusi pendidikan nonformal peternak di Desa Sungai Nibung dapat di lihat padat tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13 Pendidikan nonformal

No

Penyuluhan yang pernah di ikuti

Jumlah

Persentase

1

belumpernah

33

91,67

2

1 - 2 kali

3

8,33

3

3 - 4kali

4

4- 5 kali

5

>6 kali

Jumlah

36

100,00

Penguasaan lahan

Pertanyaan yang menunjuk kepada adanya legalitas hukum disini tidak diperlukan. Disamping kenyataan, bahwa suatu barang itu berada dalam kekuasaan seseorang masih juga perlu dipertanyakan sikap batin orang yang bersangkutan terhadap barang yang dikuasai yaitu, yaitu padanya apakah memang ada maksud untuk menguasai dan menggunakannya. Kedua unsur tersebut masing-masing disebut corpus possessionis dan animus posidendi. (Satipto Rahardjo, 2009). Distribusi responden berdasarkan jumlah penguasaan lahan di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 14 berikut

Tabel 14 Jumlah penguasaan lahan

Penguasaan lahan (pekarangan, kebun, sawah)

No

Penguasaan lahan

Responden

Persentase

1

< 1 hektar

6

16,67

2

> 1- 3 hektar

13

36,11

3

>3-4 hektar

5

13,89

4

>5 - 6 hektar

5

13,89

5

> 6 hektar

7

19,44

Jumlah

36

100,00

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, penguasaan lahan paling tinggi 1-3 hektar yakni 12 responden atau 34,29% dari jumlah 36 responden denganrataan yang di dapat di peroleh yaitu peternak kambing di Desa Sungai Nibung memiliki kepemilikin lahan yang terbilang cukup yaitu memiliki 4,7 hektar setiap satu keluarga.

Jumlah kepemilikan ternak

Hasil penelitian, jumlah sebagian besar yang memiliki ternak >3-10 ekor sebanyak 21(60%) peternak/responden dari 36 responden sedangkan yang terendah yaitu >25 ekor sebanyak 20 orang (5,56%), rataan yang di peroleh yaitu 20 ekor setiap 1 kepala keluarga. Distribusi responden berdasarkan jumlah kepemilikan ternak kambing di Desa Sungai Nibung Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung dapat di lihat pada tabel 15 sebagai berikut:

Tabel 15 Jumlah kepemilikan ternak kambing

No

Jumlah ternak

Responden

Persentase

1

3 -10 ekor

21

58,33

2

>10 - 15 ekor

6

16,67

3

>15 - 20 ekor

2

5,56

4

>20 - 25 ekor

5

13,89

5

> 25 ekor

2

5,56

Jumlah

36

100,00

Lama beternak

Berdasarkan hasil penelitian, pengalaman beternak paling tinggi sebanyak 31 orang

(88,57%) dengan pengalaman 3 sampai 10 tahun, Distribusi responden berdasarkan lama

beternak yang ada di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 16 berikut:

Tabel 16 Lama beternak kambing

No

Lama beternak

Responden

Persentase

1

3- 10 tahun

32

88,89

2

>10-15 tahun

3

8,33

3

>15-20 tahun

1

2,78

4

>20 -25 tahun

5

>25 tahun

Jumlah

36

100,00

Tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing

Penerapan dalam pemilihan bibit

Hasil penelitian penerapan pemilihan bibit kambing yang sangat tinggi hanya di terapkan oleh satu orang (2,78%) sedangkan skor yang terendah dilakukan oleh satu orang (2,785) dan pemilihan bibit di diminasi dengan sedang sebanyak 21 orang(58,33%).

Distribusi responden berdasarkan pemilihan bibit di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 17

Tabel 17 Penerapan dalam pemilihan bibit

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

1

2,78

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

1

2,78

tinggi

3

>2,6 - 3,4

21

58,33

sedang

4

>1,8 - 2,6

12

33,33

rendah

5

1 - 1,8

1

2,78

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Penerapan pemberian pakan ternak kambing

Hasil penelitian di Desa Sungai Nibung penerapan manejemen pemberian pakan yang memiliki penerapan terteringgi yatu sebanyak tiga orang (8,33%). Distribusi responden berdasarkan penerapan manajemen pemberian pakan ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 18 berikut

Tabel 18 Penerapan pemberian pakan ternak kambing

Penerapan pemberian pakan ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlahresponden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

3

8,33

tinggi

3

>2,6 - 3,4

13

36,11

Sedang

4

>1,8 - 2,6

19

52,78

Rendah

5

1 - 1,8

1

2,78

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Penerapan kandang ternak kambing

Hasil penelitian, penerapan kandang ternak kambing dapat di simpulkan dari 36 sampel yang di ambil, penerapan tertinggi hanya di lakukan oleh enam orang (16,67%) sedangkan yang terendah hanya di laksanakan oleh satu orang (2,78%) dan mayoritas peternak melakukan penerapan sapta usaha terbanyak yaitu sebanyak 16 orang (44,44).Distribusi penerapan kandang kambing di Desa Sungai Nibung dapat lihat pada tabel 19.

Tabel 19 Penerapan kandang kambing

Penerapan kendang ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlahresponden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

6

16,67

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

16

44,44

Sedang

4

>1,8 - 2,6

13

36,11

Rendah

5

1 - 1,8

1

2,78

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Tingkat penerapan kesehatan ternak kambing

Penelitian yang di laksanakan di Desa Sungai Nibung, di peroleh tingkat penerapan kesehatan ternak kambing tertinggi di laksanakan oleh 1 orang (2,78%) sedangkan 28 orang (77,78%) penerapanya rendah dan 1 orang (11,11%) sangat rendah. Distribsi tingkat penerapan kesehatan ternak kambing dapat di lihat pada tabel 20.

Tebel 20 Tingkat penerapan kesehatan ternak kambing

Penerapan tingkat kesehatan ternak kambing

NO      Pencapaianskor

Jumlahresponden        Persentase %           Penerapan

1             >4,2 – 5

2            >3,4 - 4,2

3            >2,6 - 3,4

4            >1,8 - 2,6

5                 1 - 1,8

0,00               Sangat tinggi

1                     2,78                   Tinggi

3                    8,33                 Sedang

28                 77,78               Rendah

4                    11,11              Sangat rendah

Jumlah

36               100,00

Penanganan limbah ternak kambing

Hasil penelitian yang di lakukan di Desa Sungai Nibung. Dari 36 responden 8 orang (22,22) dengan tingkat penerapan pengolahan limbah ternak kambing yang sangat tinggi, Distribusi penanganan limbah ternak kambing di Desa Sungai Nibung Lampung dapat di lihat pada tabel 21.

Tabel 21 Penaganan limbah ternak kambing

Penanganan limbah ternak kambing

NO

Pencapaianskor

Jumlahresponden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

8

22,22

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

16

44,44

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

11

30,56

Sedang

4

>1,8 - 2,6

1

2,78

Rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Penerapan panen dan pasca panen

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Hasil penelitian 97,22 % peternak di Sungai Nibung memiliki tingkat penerapan panen dan pasca panen yang rendah. Distribusi panen dan pasca panen dapat di lihat pada tabel 22.

Tabel 22 Penerapan panen dan pasca panen

Penerapan panen dan pasca panen

NO

Pencapaianskor

Jumlahresponden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

0

0,00

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

0

0,00

Sedang

4

>1,8 - 2,6

1

2,78

Rendah

5

1 - 1,8

35

97,22

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Pemasaran ternak kambing

Hasil dari penelitian yang di lakukan di Desa Sungai Nibung, dari 36 responden, terdapat 5 orang(13,89%) memiliki tingkat pemasaran sedang dan 6 orang (16,67%) memiliki tingkat pemasaran yang sangat rendah. Distribusi pemasaran ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tebel 23.

Tabel 23 Pemasaran ternak kambing

Pemasaran ternak kambing

NO         Pencapaian skor

Jumlah responden       Persentase %         Penerapan

1                >4,2 – 5

2               >3,4 - 4,2

3               >2,6 - 3,4

4               >1,8 - 2,6

5                     1 - 1,8

0                    0,00             Sangat tinggi

0                   0,00                Tinggi

5                   13,89               Sedang

25                69,44             Rendah

6                   16,67            Sangat rendah

Jumlah

36                  100,00

Pengetahuan tentang teknis produksi ternak kambing

Hasil penelitian sebanyak tujuh orang (19,44%) berkatagori rendah. Rataan memiliki

skor 1,8 yaitu dengan katagori sangat rendah. Distribusi tabel pengetahuan tentang teknis

produksi ternak kambing dapat di lihat pada tabel 24

Tabel 24 Pengetahuan tentang teknis produksi ternak kambing

Pengetahuantentangteknisproduksi

NO          Pencapaianskor

Jumlahresponden         Persentase %      Penerapan

1                 >4,2 – 5

2                >3,4 - 4,2

3                 >2,6 - 3,4

4                >1,8 - 2,6

5                     1 - 1,8

0                      0,00          Sangat tinggi

0                      0,00              tinggi

0                    0,00            Sedang

7                   19,44           Rendah

29                   80,56        Sangat rendah

Jumlah

36                   100,00

Pengetahuan tentang produksi

Pengetahuan tentang produksi responden di Desa Sungai Nibung dari 36 responden terdapat satu orang (2,78%) berkatagori sedang, 6 orang (16,67) berkatagori rendah dan 29 orang (80,56%) berkatagori sangat rendah. Distribusi pengetahuan tendang produksi ternak kambing dapat di lihat pada tabel 25.

Tabel 25 Pengetahuan tentang produksi

Pengetahuan tentang produksi

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

0

0,00

tinggi

3

>2,6 - 3,4

1

2,78

sedang

4

>1,8 - 2,6

6

16,67

rendah

5

1 - 1,8

29

80,56

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap peternak

Sikap peternak dalam pemilihan bibit ternak kambing

Sikap peternak terhadap penerapan pemilihan bibit ternak kambing, 12 orang (33,33%) berkatogori tinggi dan 2 orang (5,56%) berkatagori rendah. Distribusi tabel sikap pemilihan bibit ternak kambing d dapat di lihat pada tabel 26.

Tabel 27 Sikap peternak dalam pemilihan bibit ternak kambing

Sikap peternak dalam pemilihan bibit ternak kambing

NO

Pencapaianskor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

12

33,33

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

22

61,11

Sedang

4

>1,8 - 2,6

2

5,56

Rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap dalam pemberian pakan ternak kambing

Sikap dalam pemberian pakan di Desa Sungai Nibung, satu orang (2,78) berkatagori sangat tinggi, jumlah respoden terbanyak yang yaitu 26 orang (72,22%) berkatagori Sedang, dan dua orang (5,56%) berkatagori rendah. Distribusi sikap dalam pemberian pakan ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 28.

Tabel 28 Sikap dalam pemberian pakan ternak kambing

Sikap dalam pemberian pakan ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

1

2,78

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

7

19,44

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

26

72,22

Sedang

4

>1,8 - 2,6

2

5,56

Rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap peternak tentang kandang ternak kambing

Hasil penelitian penerapan tertiggi yaitu di laksanakan oleh 3 orang (8,33%) berkatagori sangat tinggi,. Distribusi sikap peterak tentang kandang ternak kambing di Desa Sungai Nibung dapat di lihat pada tabel 29.

Tabel 29 Sikap peternak tentang kandang ternak kambing

Sikap peternak tentang kendang ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

3

8,33

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

11

30,56

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

21

58,33

Sedang

4

>1,8 - 2,6

1

2,78

Rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing

Hasil penelitian terdapat satu orang (2,78%) yang berkatagori sangat tinggi, dan dua orang (5,56) yaitu berkatagori rendah. Distribusi sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing dapat di lihat pada tabel 30.

Tabel 30 Sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing

Sikap peternak tentang kesehatan ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

1

2,78

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

15

41,67

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

18

50,00

Sedang

4

>1,8 - 2,6

2

5,56

Rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap peternak dalam penanganan limbah ternak kambing

Hasil penelitian terdapat satu orang memiliki tingkat penerapan yang sangat tinggi.

Distribusi sikap ternak dalam pengolahan limbah ternak kambing dapat dilihat pada tabel 31

Tabel 31 Sikap peternak dalam penanganan limbah ternak kambing

Sikap peternak dalam tentang penanganan limbah ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

1

2,78

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

14

38,89

Tinggi

3

>2,6 - 3,4

19

52,78

Sedang

4

>1,8 - 2,6

2

5,56

Rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap peternak dalam panen dan pasca panen ternak kambing

Hasil penelitian, terdapat 14 orang memiliki tingkat penerapan yang tinggi, dan 1 orang berkatagori rendah. Distribusi sikap peternak tentang panen dan pasca panen ternak kambing dapat di lihata pada tabel 32 berikut

Tabel 32 Sikap peternak tentang panen dan pasca panen terbak kambing.

Sikap peternak tentang panen dan pasca panen ternak kambing

NO

Pencapaian skor

Jumlah responden

persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

Sangat tinggi

2

>3,4 - 4,2

14

38,89

tinggi

3

>2,6 - 3,4

21

58,33

sedang

4

>1,8 - 2,6

1

2,78

rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

Sangat rendah

Jumlah

36

100,00

Sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing

Hasil peelitian, terdapat 10 orang berkatagori tinggi, dan 4 orang yang berkatagori rendah. Distribusi sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing dapat dilihat pada tabel 33.

Tabel 33 Sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing

Sikap peternak tentang pemasaran ternak kambing

NO

Pencapaianskor

Jumlahresponden

Persentase %

Penerapan

1

>4,2 – 5

0

0,00

sangattinggi

2

>3,4 - 4,2

10

27,78

tinggi

3

>2,6 - 3,4

22

61,11

sedang

4

>1,8 - 2,6

4

11,11

rendah

5

1 - 1,8

0

0,00

sangatrendah

Jumlah

36

100,00

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan sapta usaha peternakan kambing dilihatdari faktor(1) umur, (2) Pendidikan formal, (3) Lama beternak, (4)Pengetahuan dan (5) Sikap secara statistic menunjukkan tidak berhubungan nyata (P>0,05). (6)Pendidikan nonformal secara statistic memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung. Rincian data selengkapnya mengenaianalisis data dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman disajikan pada tabel 34.

Tabel 34 Analis koefisien korelasi jenjang sperman

No

faktor-faktor

penerapansaptausahaternakkambing

Rs

t hitung

1

Umur

0,036

0,21tn

2

pendidikan formal

0,022716

0,023tn

3

pendidikan nonformal

0,43005

3,0766n

4

lama beternak

-0,029996

0,017tn

5

Pengetahuan

-0,193

-1,17064tn

6

Sikap

0,022716

0,023tn

rs = koefisienkorelasi        n = nyata

df 34 = (1,69092)

tn = tidak nyata

Pembahasan

Kondisi sosial ekonomi peternak kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Provinsi Lampung

Hasil penelitian kondisi sosial ekonomi di Desa Sungai Nibung Kecamata Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung,hasil analisa yang diperoleh, rata-rata pencapaian persentase kepemilikan lahan termasuk dalam kategori baik yakni rata-rata kepemilikan lahan 4,7 hektar,dan kepemilikan ternak rata-rata memiliki 20 ekor termasuk kategori sedang.

Masyarakat Sungai Nibung memiliki kehidupan sosial yang tinggi, terutama dalam gotong royong, masyarakat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan ternak seperti memberi informasi bahwa dalam suatu daerah ada petani yang dalam proses panen singkong dimana peternak kambing dapat mengambil daun singkong/limbah hasil panen yang nantinya akan di jadikan pakan untuk ternak kambing. Selain itu peternak juga saling membantu dalam proses pembangunan kandang dalam skala kecil

Tingkat Penerapan sapta usaha beternak kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan yang tidak nyata antara umur dengan penerapan sapta usaha, pendidikan formal dengan penerapan sapta usaha, lama beternak dengan penerapan sapta usaha, pengetahuan dengan penerapan sapta usaha dan sikap dengan penerapan sapta usaha namun pada pendidikan nonformal terdapat hubungan yang sangat nyata antara pendidikan nonformal dengan penerapan sapta usaha ternak kambing, ini berarti di Desa Sungai Nibung penerapan sapta usaha tidak terlaksana dengan baik.

Apabila dilihat dari segi umur persentase tertinggi yang ada di Desa Sungai Nibung pada usia 31 sampai dengan 40 tahun terdapat 14 orang dengan persentase 38,89% dengan rataan yaitu pada umur 40 tahun, maka umur tidak mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing di Sungai Nibung, karena hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi peternak itu sendiri dalam mengelola peternak kambing, jika peternak memiliki lahan yang cukup luas namun memiliki umur yang tinggi maka penerapan sapta usaha ternak kambing semakin baik karena peternak yang memiliki lahan luas maka peternak memanfaatkan lahan untuk digunakan sebagai kandang kambing, selain itu limbah hasil pertanian juga dapat di manfaatkan untuk pakan ternak kambing. Apabila jumlah ternak kambing semakin meningkat maka semakin tinggi rasa ingin tahu peternak dalam beternak kambing, semakin tinggi rasa

ingin tahu peternak maka semakin tinggi penerapan sapta usaha ternak kambing, maka dari itu umur tidak signifikan dengan penerapan sapta usaha ternak kambing.

Dalam suatu usaha tentu pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh agar usaha semakin berkembang,hasil penelitian yang di laksanakan di Desa Sungai Nibung, lama peternak menempuh pendidikan yaitu enam sampai dengan sembilan tahun dengan jumlah peternak 13 orang dari 36 responden, dengan persentase 36,11% dan rataan pendidikan formal yang di tempuh peternak Sungai Nibung yaitu tujuh tahun. Pendidikan formal peternak di Desa Sungai Nibung tidak berhubungan dengan penerapan sapta usaha, dikarenakan peternak memahami beternak kambing secara otodidak yaitu menurut Ahmad Mudzalir (1997 ) Belajar Otodidak adalah belajar sendiri, yang merupakan kata serapan dari Yunani yaitu autodidaktos, seorang otodidak tidak mendapat bantuan orang lain untuk belajar, karena mereka mampu belajar mandiri. Peternak di Desa Sungai Nibung kurang dalam penerapan sapta usaha ternak kambing, apabila penerapan ternak kambing terlaksana dengan baik maka hasil dari beternak kambing akan lebih maksimal.

Pendidikan nonformal berhubungan sangat nyata (p<0,05) dengan penerapan sapta usaha peternak kambing di Desa Sungai Nibung, peternak yang sudah pernah mengikuti pendidikan nonformal sebanyak tiga orang dengan persentase 8,33% dan yang belum pernah mengikuti sebanyak 33 dengan persentase 91,67%. Peternak yang mengalami pendidikan nonformal mampu belajar secara otodidak, peternak di Desa Sungai Nibung mampu memahami dengan baik dan memimiliki keterampilan yang tinggi. Apabila mendapatkan penyuluhan dari instansi terkait untuk beternak kambing agar peternakan kambing di Desa Sungai Nibung dalam penerapan sapta usaha ternak kambing semakin baik.

Hasil penelitian, lama responden beternak yaitu 3 sampai dengan 10 tahun dengan persentase 88,89% dan rataan yang di dapat tujuh tahun. Dalam menunjang keberhasilan beternak kambing melalui penerapan sapta usaha yaitu lama beternak merupakan hubungan yang berkaitan erat dengan penerapan sapta usaha, namun di Desa Sungai Nibung lama beternak tidak signifikan dalam penerapan sapta usaha di karenakan peternak di sungai nibung kurang dibekali dengan pengetahuan yang yang luas, hal ini yang menyebabkan pemanfaatan penerapan sapta usaha kurnag maksimal sehingga sangat minim untuk usaha tersebut dapat dilanjutkan.

Pengetahuan tentang teknis produksi dan pengetahuan tentang produksi sangat menentukan dalam penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung. Hasil yang didapat yaitu pengetahuan tentang teknis produksi 1,6 dari skor yang diharapkan lima sedangkan pengetahuan dari produksi 1,6 dari skor yang di harapkan lima, keduanya dalam

katagori sangat rendah. Karena peternak di Desa Sungai Nibung hanya mampu pada tahap pemeliharaanya saja namun sangat kurang dalam segi produksi hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang produksi dan teknis produksi hal ini pelu adanya penyuluhan penerapan sapta usaha ternak kambing agar dalam pengetahuan tentang produksi dan teknis produksi semakin baik.

Sikap yang di terapkan oleh peternak di Desa Sungai Nibung tergolong kuat. Hasil skor yang di peroleh yaitu 3,5 dari skor yang di harapkan lima. Sikap peternak dalam beternak kambing tinggi dikarenakan peternak memiliki tekad yang tinggi dalam mengembangkan usaha ternak kambing namun memiliki batasan kurangnya pengetahuan dan kurangnya bimbingan khusus dalam bidang peternakan yang memungkinkan peternak kurang mampu memahami penerapan sapta usaha beternak kambing agar usaha peternakan kambing lebih baik lagi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung Nibung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan sapta usaha di Desa Sungai Nibung di mana semakin lanjut usia manusia maka membatasi untuk beraktifitas lebih aktif mengingat Lokasi desa Sungai Nibung jauh dari pusat kota, hal ini sangat mempengaruhi penerapan sapta usaha ternak kambing dimana peternak akan sulit memasarkan hasil ternak kambing dan sulit mendapatkan alat dan bahan untuk beternak kambing.

Pendidikan formal merupakan faktor yang cukup mempengaruhi dari penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung, semakin tinggi pendidikan peternak maka semakin tinggi tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing. Dari hasil penelitian peternak yang pendidikan lebih tinggi tidak mempengaruhi tingkat keterampilan dikarenakan peternak yang menempuh pendidikan tinggi hanya mengutamakan pekerjaan utama sedangkan beternakan kambing sebagai usaha sampingan maka pendidikan formal tidak mempengaruhi dari penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung.

Pendidikan nonformal faktor pendukung dari penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung, dari hasil penelitian pendidikan non formal sangat signifikan dalam penerapan sapta usaha ternak kambing. Peternak yang mengikuti pendidikan nonformal di desa Sungai Nibung hanya tiga peternak, hal ini dikarenakan lokasi desa sulit di jangkau oleh kalangan penyuluh maupun pemerintah. Kurangnya program pemerintah dalam melaksanakan

penyuluhan di Desa Sungai Nibung, dimana Peternank kurang akan sebuah wawasan dalam menunjang sebuah usaha beternak kambing, rasa ingin tahu peternak dalam mengembangkan usaha peternakan sangat tinggi, karena kurangnya program pemerintah dalam melaksanakan penyuluhan maka penerapan sapta usaha ternak kambing tergolong kurang baik.

Lama beternak meupakan faktor yang kurang berpengaruh dalam penerapan sapta usaha beternak kambing, karena keterampilan masyarakat dalam mengembangkan peternakan hanya dari lingkungan desa Sungai Nibung saja, maka dari itu semakin lama beternak memilihara ternak kambing maka tidak ada perbedaan perkembangan dari tiap tahun, peternak hanya puas dengan apa yang dihasilkan.

Pengetahuan peternak Sungai Nibung tergolong baik dalam pemeliharaan ternak kambing secara tradisional namun sangat kurang dalam pemeliharaan ternak kambing secara modern, mengingat lokasi desa yang sangat jauh dan alat transportasi juga sangat menentukan terlaksananya penerapan sapta usaha ternak kambing yang ada di desa Sungai Nibung. desa Sungai Nibung merupakan daerah pedalaman yang sangat jauh dari pusat kota, transportasi umum yang ada sangat kurang memadai, mengingat lokasi desa yang sangat jauh. Apabila ingin pergi ke Desa Sungai Nibung maka harus menumpangi travel khusus yang memiliki tujuan ke Desa sungai Nibung, perjalanan dari pusat kota ke desa Sungai Nibung memangkan waktu kurang lebih enam jam dari pusat kota dengan kecepatan rata-rata kendaraan 80km/h. Tentunya hal ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi peternak dalam penerapan sapta usaha ternak kambing dimana kebutuhan akan alat dan bahan yang menunjang sebuah usaha beternak kambing dibutuhkan dari pusat kota, mengingat perkembangan teknologi di era sekarang ini sangat berkembang terutama dalam penerapan saptas usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung.

Sikap peternak dalam penerapan sapta usaha ternak kambing di desa Sungai Nibung sangat kurang mengigat lokasi desa Sungai Nibung merupakan kawasan perkebunan, sedangkan peternakan merupakan pekerjaan sampingan. Hal utama alasan peternak enggan menjadikan ternak kambing sebagai penghasilan utama yaitu Jangkauan pemasaran ternak kambing kurang luas, pemasaran ternak kambing merupakan tahap akhir dari sebuah usaha beternak kambing seperti yang dikemukakan oleh kotler (2003) . pemasaran ternak kambing di desa Sungai Nibung hanya dalam lingkungan desa Sungai Nibung saja belum mampu menjangkau pasar secara luas, peternak hanya mampu menjual ternak kambing kepada sesama peternak di desa Sungai Nibung dan menjual kepada belantik yang datang ke rumah untuk membeli ternak kambing. Tentu hal ini mempengaruhi harga dari ternak itu sendiri sehingga peternak mendapatkan hasil kurang maksimal.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut: (1) Kondisi sosial peternak di Desa Sungai Nibung tergolonga baik, peternak saling membantu dalam pembuatan kandang serta informasi tentang pakan ternak kambing. Kondisi ekonomi peternak di Desa Sungai Nibung tergolong baik dimana peternak di Desa Sungai Nibung memiliki lahan rata-rata 4,7 hektar dan pemilikan ternak rata-rata 20 ekor setiap kepala keluarga. (2) Penerapan sapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung belum terlaksana dengan baik sehingga dalam usaha beternak kambing belum dimanfaatkan secara maksimal. (3) Faktor yang berhubungan dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak kambing yaitu pendidikan nonformal sedangkan pada umur, pendidikan formal, lama beternak, pengetahuan dan sikap tidak berhubungan nyata dengan penerapansapta usaha ternak kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan Gedung MenengKabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir Ida Bagus Gaga Partama dan seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baik dalam pengumpulan data selama peneitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung , Pustaka Setia

Asmara Y , Sulastri dan I Haris.2013.Seleksi Induk Kambing PE berdasarkan Nilai Indeks Produktivitas Induk di Kecamatan Metro Selatan kota Metro.

Gulo, W.2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo

Kartini Kartono. 2009. Kamus Lengkap Psokologi/James p. Chaplin. Jakarta

Kotler, P.dan Armstrong, G. (2006). Prinsip-prinsip pemasaran (12th Ed.). Jakarta: Penerbit

Erlangga. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi 13 Jakarta : Erlangg.

Koswara, S. 2009. Teknologi Praktis Pengolahan Daging. eBookPangan.com

Limbong W.H,dan Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Fakultas PertanianIPB.

Bogor

Satipto R, 2009, Penegakan Hukum suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publising, Yokyakarta

Siegel, Sidney. 1997. "Statistik Nonparametik untuk Ilmu-ilmu Sosial" Dialihbahasakan oleh Zanzawi Suyuti dan Landung Siamtupang. Jakarta

Sugiyono, 2001. MetodePenelitian, CV Alfa Beta : Bandung

Jaya Santika. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 762 - 784

Page 784