Motivation of Farmers in Processing Waste of Cattle Become Composite Fertilizer in Community of Simantri Farmer in Gianyar District
on

e-journal
FAPET UNUD
e-Journal

Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
Submitted Date: Juny 31, 2019
Accepted Date:Agust 11, 2019
Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita & A.A. P. P. Wibawa
Motivasi Peternak dalam Mengolah Limbah Ternak Sapi menjadi Pupuk Kompos pada Kelompok Tani Ternak Simantri di Kabupaten Gianyar
Devi Dasy. S.V., N.W Tatik Inggriati, dan G. Suarta
P.S Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman Denpasar Email: sarasvatydevi34@gmail.com HP. 085696914258
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui motivasi petani-peternak anggota simantri dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos, 2). Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani-peternak anggota Simantri dalam pembuatan pupuk kompos dari limbah kotoran ternak sapi. 3). Untuk mengetahui tujuan pembuatan pupuk kompos dalam usaha pertanian yang dilakukan oleh petani-peternak anggota Simantri di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilakukan di Desa Kelusa, Kecamatan Payangan dan Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar, dari bulan Desember sampai dengan bulan Februari 2019. Penelitian ini dipilih dengan metode Purposive Sampling. Responden adalah peternak anggota kelompok yang dipilih secara sensus yaitu sebanyak 41 orang. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan uji korelasi jenjang Spearman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi peternak anggota simantri Bhuana Kerti dan Dwi Merta Sari termasuk dalam kategori kuat. Faktor-faktor seperti umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah ternak yang di pelihara, tujuan pengolahan limbah, pengetahuan pengolahan limbah, memiliki hubungan yang nyata (p<0,05) sedangkan pengalaman beternak sapi dan jumlah tanggungan keluarga memiliki hubungan tidak nyata yaitu (p>0,05) dengan tingkat motivasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa, 1). motivasi petani-peternak anggota simantri dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos termasuk kategori kuat, 2).Faktor-faktor yang berhubungan dengan moivasi adalah umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah ternak yang di pelihara, tujuan pengolahan limbah, pengetahuan pengolahan limbah, pengalaman beternak sapi dan jumlah tanggungan keluarga, 3).Tujuan pembuatan pupuk kompos adalah untuk meningkatkan pendapatan.
Kata Kunci : Motivasi, limbah, ternak, sapi, kompos
Motivation of Farmers in Processing Waste of Cattle Become Composite Fertilizer in Community of Simantri Farmer in Gianyar District
ABSTRACT
This study aims to 1). To find out the motivation of simantri member farmers in processing cow manure into compost, 2). To find out the factors that influence the motivation of farmers Simantri members in making compost from cow manure. 3). To find out the purpose of making compost in agricultural business carried out by farmers of Simantri members in Gianyar Regency. This research was conducted in Kelusa Village, Payangan

Subdistrict and Keliki Village, Tegallalang District, Gianyar Regency, from December to February 2019. This research was selected using the Purposive Sampling method. Respondents were 41 census farmers in the census group. The analysis used was qualitative descriptive analysis and Spearman's level correlation test. The results of this study indicate that the motivation of farmers in simantri Bhuana Kerti and Dwi Merta Sari members is included in the strong category. Factors such as age, formal education, non-formal education, number of livestock raised, waste treatment goals, knowledge of waste management, have a significant relationship (p<0.05) while the experience of raising cattle and the number of dependents have a relationship that is (p> 0.05) with motivation level. Based on the results of the study it can be concluded that, 1). motivation of simantri member farmers in processing cow manure into compost including strong categories, 2). Factors related to motivation are age, formal education, non-formal education, number of livestock kept, waste treatment goals, processing knowledge waste, experience of raising cattle and number of family dependents, 3). The purpose of making compost is to increase income.
Keywords: Motivation, waste, livestock, cattle, compost
PENDAHULUAN
Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan sistem terintegrasi yang disebut Simantri, keduanya tidak bisa dipisahkan, bahkan keduanya saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor pertanian dan peternakan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, memperluas lapangan kerja, menunjang sektor industri dan ekspor, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani peternak.
Motivasi yang timbul karena usaha pendamping Simantri sehingga petani peternak termotivasi untuk mengembangkan usahanya di bidang peternakan yang pada mulanya hanya sebatas menjual ternak sebagai pendapatan, namun sekarang petani termotivasi untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos (organik), yang digarap dengan sebaik mungkin dan menghasilkan kompos yang berkualitas sehingga mencapai harga maksimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi gabungan kelompok petani peternak dalam usahanya membuat kompos dari limbah kotoran ternak sapi yaitu : umur, tingkat aktivitas kelompok, jumlah ternak yang pelihara, pengetahuan anggota kelompok untuk memperoleh tercapainya hasil pupuk kompos berkualitas, disamping itu pendamping sangat diperlukan kehadirannya setiap saat di lokasi Simantri. Pendamping simantri perlu membicarakan masalah teknis serta memotivasi petani peternak agar tumbuh jiwa kewirausahaan dalam menerapkan manajemen yang baik di gabungan kelompok tani ternak Simantri (Dananjaya, 2014).
METODE PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada Kelompok Tani Terintegrasi Simantri Bhuana Kerti (Simantri 551) di Desa Kelusa Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, dengan jumlah anggota 21 orang dan Kelompok Tani Terintegrasi Simantri Dwi Merta Sari (Simantri 255) di Desa Keliki Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar dengan jumlah anggota 20 orang.
Jenis dan sumber data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data skunder dimana dari dua sumber data tersebut dapat dijelaskan yaitu :
-
a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan panduan kuesioner.
-
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan peneitian ini yaitu berupa dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari buku-buku, internet, surat kabar, jurnal serta laporan-laporan.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan metode observasi yaitu pengamatan secara langsung untuk mengetahui keadaan nyata pada responden di lapangan dan memperoleh data nyata dari hasil wawancara langsung dengan masing-masing kedua anggota kelompok simantri.
Populasi dan responden
Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan anggota Simantri Bhuana Kerti di Desa Kelusa Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar (Simantri 551), dengan jumlah anggota 21 orang dan Simantri Dwi Merta Sari di Desa Keliki Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar (Simantri 255) dengan jumlah anggota 20 orang. Metode sensus dilakukan dalam penentuan responden sehingga jumlah responden menjadi 41 orang.
Variabel yang diamati
Variabel yang diamati yaitu ; (1) Karakteritik responden dalam hal ini adalah Umur, tingkat pendidikan formal, jumlah ternak yang dipelihara, jumlahanggota keluarga yang ditanggung oleh responden, pekerjaan utama, pengalaman responden dalam beternak sapi, pengalaman membuat pupuk kompos; (2) Pengetahuan responden tentang pengolahan limbah kotoran sapi dalam kelompok ; (3) Tujuan mengolah limbah kotoran ternak sapi menjadi kompos; (4) Tingkat semangat dan didiplin kerja peternak dalam kelompok tani ternak dalam membuat pupuk kompos.
Pengukuran variabel
Variabel diukur menggunakan skala linkert yaitu dengan pemberian skor dengan membuat lima katagori yang dinyatakan dengan nilai bilangan bulat yaitu 1,2, 3, 4 dan 5 untuk setiap jawaban dalam penelitian ini.
Total skor motivasi, umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah ternak yang dipelihara, jumlah taggungan keluarga, pengalaman beternak sapi, pengetahuan pengolahan limbah, tujuan pengolahan limbah, dalam mengolah limbah kotoran ternak sapi menjadi pupuk kompos disajikan dalam bentuk persen (%) berdasarkan skor maksimum ideal, dengan rumus oleh (Suharsimi dan Arikunto. 2008) sebagai berikut :
Keterangan :
X = Perolehan skor
SMI = Skor Maksimum Ideal
x =—x 100% SMI
Analisis data
Koefisien korelasi untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor penelitian atau variabel penelitian ini, peneliti menggunakan analisis “Koefisien Korelasi Jenjang Sperman“untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel yaitu menganalisis hubungan antara variabel penelitian motivasi, umur, tingkat pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah ternak yang dipelihara, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman beterak, pengetahuan mengolah limbah, da tujuan pegolahan limbah menjadi pupuk kompos oleh kelompok tani-ternak anggota kelompok simantri.
Rumus koefisien korelasi jenjang sperman oleh Sarwono dan Jonathan. 2006 berikut ini :

-
1 -
Keterangan :
∑d = Jumlah perbedaan pasangan jenjang
N = Banyaknya pasangan unsur observasi
-
7B = Koefisien korelasi
Untuk menguji signifikan dari r3-. untuk N > 10 digunakan tabel t, dimana tabel t sampel dihitung dengan menggunakan rumus:
t =rj√[(W-2)∕(l-r/)]
bila nilai t hitung > t tabel, dengan tingkat probabilitas 10% atau 5% sampai 1% dengan derajad bebas (db) = N – 2 berarti adanya hubungan yang nyata atau sampai sangat nyata dari kedua variabel yang diuji hubungannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dua kelompok Tani Simantri
Umur responden (tahun)
Berdasarkan hasil penelitian responden dengan umur 45-55 tahun yang masuk sebagai anggota simantri Bhuana Kerti sebanyak 13 orang yaitu 61,90% dan dalam anggota simantri Dwi Merta Sari sebanyak 11 orang yaitu 55,00% dengan rataan 49,415. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang Umur responden kedua kelompok simantri dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. berikut :
Tabel 1. Parameter Responden Berdasarkan Umur
Anggota Simantri
No |
Umur Tahun |
Bhuana Kerti |
Dwi Merta Sari | ||
Jumlah |
Persentase |
Jumlah |
Persentase | ||
1. |
25 |
1 |
4,76% |
0 |
0% |
2. |
25-35 |
2 |
9,52% |
1 |
5,00% |
3. |
35-45 |
3 |
14,30% |
2 |
10,00% |
4. |
45-55 |
13 |
61,90% |
11 |
55,00% |
5. |
>55-65 |
2 |
9,52% |
6 |
30,00% |
Jumlah |
21 |
100,00% |
20 |
100,00% |
Pendidikan formal
Pada penelitian ini tingkat pendidikan yang paling dominan adalah lulusan SMA pada kelompok simantri Bhuana Kerti paling banyak berjumlah 11 orang yaitu 52,39% dan pada kelompk simantri Dwi Merta Sari berjumlah 8 orang yaitu 40,00% dengan rataan 9,270. Lebih jelasnyatingkat pendidikan formal dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Parameter Tingkat Pendidikan Formal
Pendidikan No Formal |
Anggota Simantri Bhuana Kerti Dwi Merta Sari Jumlah Persentase Jumlah Persentase |
|
2 9,52% 4 20,00% 2 9,52% 1 5,00% 5 23,81% 6 30,00% 11 52,39% 8 40,00% 1 4,76% 1 5,00% |
Jumlah |
21 100,00% 20 100,00% |
Pendidikan non formal
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat diselenggarakan oleh lembaga khusus yang ditunjuk oleh pemerintah dengan berpedoman pada standar nasional pendidikan.Penyuluhan tentang ternak yang diikuti oleh kelompok simantri Bhuana Kerti berjumlah 8 orang yaitu 38,10% dan kelompok simantri Dwi Merta Sari berjumlah 7 orang yaitu 35,00%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. berikut :
Tabel 3. Parameter Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non No Formal |
Anggota Simantri Bhuana Kerti Dwi Merta Sari Jumlah Persentase Jumlah Persentase |
ternak
limbah.
pupuk kompos
pertanian pupuk kompos |
4 19,00% 3 15,00% 8 38,10% 7 35,00% 6 28,57% 4 20,00% 2 9,52% 3 15,00% 1 4,76% 3 15,00% |
Jumlah |
21 100,00% 20 100,00% |
Jumlah ternak yang dipelihara (ekor)
Pemeliharaan ternak sapi pada kelompok simantri Bhuana Kertibanyaknya jumlah ternak 4-5 ekor dipelihara oleh 10 orang yaitu 47,62% dan Dwi Merta Sari berjumlah 11 orang yaitu 55,00% dengan rataan 3,60 dan sapi yang dipelihara bersumber dari bantuan pemerintah provinsi Bali. Lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian pada tabel 4. berikut :
Tabel 4. Parameter Jumlah Ternak Yang Dipelihara
Jumlah Ternak Yang o Dipelihara |
Anggota Simantri Bhuana Kerti Dwi Merta Sari Jumlah Persentase Jumlah Persentase |
5. >10 |
1 4,76% 1 5,00% 10 47,62% 11 55,00% 9 42,86% 7 35,00% 1 4,76% 1 5,00% 0 0,00% 0 0,00% |
Jumlah |
21 100,00% 20 100,00% |
Jumlah tanggungan keluarga
Tanggungan keluarga yang dimiliki anggota kelompok Simantri Bhuana Kerti berjumlah 2-4 orang sejumlah 15 orang yaitu 71,43% dan kelompok simantri Dwi Merta Sari berjumlah 10 orang yaitu 50,00% dengan nilai rataan 5,440. Lebih jelasnya di lihat pada tabel 5. berikut :
Tabel 5. Parameter Jumlah Tanggungan Keluarga
No |
Jumlah Tanggungan Keluarga |
Anggota Simantri | |||
Bhuana Kerti |
Dwi Merta Sari | ||||
Jumlah |
Persentase |
Jumlah |
Persentase | ||
1. |
1 |
1 |
4,76% |
3 |
15.00% |
2. |
2-4 |
15 |
71,43% |
10 |
50,00% |
3. |
5-7 |
4 |
19,05% |
6 |
30,00% |
4. |
8-9 |
1 |
4,76% |
1 |
5,00% |
5. |
>10 |
0 |
0,00% |
0 |
0,00% |
Jumlah |
21 |
100,00% |
20 |
100,00% |
Indikator dan parameter pengalaman beternak sapi
Lamanya pengalaman beternak sapi anggota kelompok simantri Bhuana Kerti adalah 4 tahun dilakukanoleh 14 orang peternak yaitu 66,67% dan oleh kelompok simantri Dwi Merta Sari dilakukan oleh 11 orang yaitu 55,00%. Dengan rataan 4,660. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut :
Tabel 6. Parameter Pengalaman Beternak Sapi
No |
Lama Pengalaman Beternak Tahun |
Anggota Simantri | |||
Bhuana Kerti |
Dwi Merta Sari | ||||
Jumlah Orang |
Persentase % |
Jumlah Orang |
Persentase % | ||
1. |
4 |
14 |
66,67 |
11 |
55.00 |
2. |
5 |
3 |
14,29 |
5 |
25,00 |
3. |
6 |
2 |
9,52 |
3 |
15,00 |
4. |
7 |
2 |
9,52 |
1 |
5,00 |
5. |
8 |
0 |
0,00 |
0 |
0,00 |
Jumlah |
21 |
100,00% |
20 |
100,00% |
Pengetahuan pengolahan limbah
Peternak dalam pengelolaan limbah memiliki pengetahuan skor 51-60 tertinggi dimiliki oleh kelompok simantri Bhuana Kerti berjumlah 12 orang yaitu 57,15% dan Dwi Merta Sari berjumlah 16 orang yaitu 80,00% dengan rataan 53,100. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut :
Tabel 7. Pengetahuan Pengolahan Limbah
No |
Peroleh Skor |
Kategori |
Anggota Simantri | |||
Bhuana Kerti |
Dwi Merta Sari | |||||
Jumlah Orang |
Persentase % |
Jumlah Orang |
Persentase % | |||
1. |
20-30 |
Sangat Rendah |
1 |
4,47 |
0 |
0,00 |
2. |
31-40 |
Rendah |
2 |
9,52 |
1 |
5,00 |
3. |
41-50 |
Sedang |
4 |
19,05 |
2 |
10,00 |
4. |
51-60 |
Tinggi |
12 |
57,15 |
16 |
80,00 |
5. |
61-70 |
Sangat Tnggi |
2 |
9,52 |
1 |
5,00 |
Jumlah |
21 |
100,00% |
20 |
100,00% |
Tujuan pengolahan limbah
Tujuan anggota kelompok simantri Bhuana Kerti memiliki skor 51-60 berjumlah 16 orang yaitu 76,19% dan Dwi Merta Sari berjumlah 17 orang yaitu 85,00% dengan rataan 53,171. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut :
Tabel 8. Tujuan Pengolahan Limbah
No |
Peroleh Skor |
Kategori |
Anggota Simantri | |||
Bhuana Kerti |
Dwi Merta Sari | |||||
Jumlah Orang |
Persentase % |
Jumlah Orang |
Persentase % | |||
1. |
20-30 |
Sangat Rendah |
1 |
4,76 |
0 |
0,00 |
2. |
31-40 |
Rendah |
1 |
4,76 |
1 |
5,00 |
3. |
41-50 |
Sedang |
3 |
14,29 |
2 |
10,00 |
4. |
51-60 |
Jelas |
16 |
76,19 |
17 |
85,00 |
5. |
61-70 |
Sangat Jelas |
0 |
0,00 |
0 |
0,00 |
Jumlah |
21 |
100,00% |
20 |
100,00% |
Faktor-faktor terkait dengan motivasi
Berdasarkan analisis data umur, pendidikan formal, jumlah ternak yang dipelihara, pengetahuan pengolahan limbah dan tujuan pengolahan limbah memiliki hubungan nyata (p<0,05) terhadap motivasi peternak mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Sedangkan jumlah tanggungankeluarga dan peengalaman beternak sapi memiliki hubungan yang tidak nyata (p>0,05) terhadap motivasi peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Parameter Tingkat Motivasi Pengolahan Limbah
No |
Faktor-Faktor |
Anggota Simantri Bhuana Kerti dan Dwi Merta Sari | |
Rs |
t. hitung | ||
1. |
Umur |
0,885 |
-11,490n |
2. |
Pendidikan Formal |
-0,301 |
-1,972n |
3. |
Jumlah Ternak Yang Dipelihara |
0,612 |
4,837n |
4. |
Jumlah Tanggungan Keluarga |
0,059 |
0,380tn |
5. |
Pengalaman Beternak Sapi |
0,037 |
0,232tn |
6. |
Pengetahuan Pengolahan Limbah |
0,551 |
-4,127n |
7. |
Tujuan Pengolahan Limbah |
0,474 |
-3,350n |
Keterangan
rs = koefisien korelasi,
n = nyata
tn = tidak nyata, t tabel (0,05; 39) = 1,684
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan setelah mengadakan penelitian di Desa Kelusa, Payangan Gianyar dengan nama kelompok petani ternaknya Simantri Bhuana Kerti dan Desa Keliki,Tegallalang Gianyar dengan nama kelompok Dwi Merta Sari, maka pengaruh motivasi kelompok anggota simantri dalam membuat pupuk kompos dari limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos pada simatri Bhuana Kerti dan Dwi Merta Sari berdasarkan umur termasuk kategori kuat yaitu 61,90% dan 55,00%.
Pendidikan formal dan pendidikan non formal menunjukkan katagori tinggi yaitu 52,39%-40,00% dan 38,10% dan 40,00%. jumlah ternak yang dipelihara sangat erat hubungannya dengan jumlah tanggungan keluarga skornya yaitu 47,62% dan 55,00% serta katergori jumlah tanggungan keluarga adalah 71,43% dan 50,00 didukung oleh variabel pengalaman beternak sapi dengan skor 66,67% dan 55,00% sehingga pencapaian keberhasilan pengolahan limbah menjadi pupuk kompos lebih sempurna.
Pengetahuan pengolahan limbah sangat dibutuhkan, dalam penelitian ini memperoleh skor 57,15% dan 80,00% sehingga tujuan dari masing-masing anggota kelompok simantri Bhuana Kerti dan Dwi Merta Sari dalam pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos adalah jelas dengan kategori 76,19% dan 85,00%. Menurut mereka semakin jelas tujuan dalam pengolahan limbah maka motivasi akan lebih meningkat sehingga hasil yang diharapkan pun akan lebih meningkat pula.
Bererapa faktor yang berhubungan dengan motivasi diantaranya adalah faktor umur, bahwa faktor umur memiliki hubungan yang nyata dengan nilai (p< 0,05) terhadap motivasi peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos dengan rataan umur 49,415% karena pengaruh umur yang lebih produktif (15–65 tahun). Sesuai pendapat ahli Sari et al. (2009) menyatakan bahwa “variabel umur berpengaruh terhadap adopter cepat, hal ini
menunjukan bahwa orang yang lebih muda umurnya lebih inovatif dari pada umur yang lebih tua”.
Variabel tingkat pendidikan formal, memiliki hubungan yang nyata dengan nilai (p<0,05) terhadap motivasi peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos dengan rataan tingkat pendidikan 9,270. Pendapat Simanjuntak dalam Setiawan (2007), yang mengemukakan bahwa pendidikan dengan produktivitas kerja dengan penghasilan tinggi, akan menyebabkan produktivitas kerja lebih baik dan penghasilan yang diperoleh juga tinggi.
Variabel Pendidikan Non formal Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat diselenggarakan oleh lembaga khusus yang ditunjuk oleh pemerintah. Sesuai pendapat Soedijanto (1978) mengatakan bahwa “pengetahuan petani sangat menunjang kemajuan petani dalam menunjang inovasi-inovasi untuk perkembangan dan kelanggengan usaha peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos”.
Variabel Jumlah ternak yang dipelihara dengan motivasi memiliki hubungan yang nyata yaitu (p<0,05) dengan rataan 5,360 dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Pendapat Mardikanto (2009), bahwa semakin luas usaha tani biasanya semakin cepat mengadopsi, karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik.
Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga memiliki hubungan yang cendrung tidak nyata yaitu (p>0,05) dengan rataan 5,440. Jumlah tanggungan keluarga membantu untuk keberhasilan dalammengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos karena jumlah tanggungan keluarga ikut memotivasi petani peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos.
Variabel Pengalaman beternak sapi memiliki hubungan cenderung tidak nyata yaitu (p>0,05) dengan rataan 4,660. Pegalaman beternak merupakan faktor pendukung dalam kesuksesan petani peternak mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Pendapat Soekartawi (2005) mengatakan bahwa pengalaman beternak suatu hal yang sangat mendasari seseorang dalam mengembangkan usahanya dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya.
Variabel Pengetahuan pengolahan limbah, pengetahuan selalu berkaitan dengan pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Soedijanto (1978) mengatakan bahwa “pengetahuan petani sangat menunjang kemajuan petani dalam menunjang inovasi-inovasi untuk perkembangan dan kelanggengan usaha peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos”.
Variabel tujuan merupakan variabel terakhir dalam beberapa faktor pada motivasi untuk menghasilkan pupuk kompos yang lebih banyak dan berkualitas. Walaupun tujuan cenderung tidak nyata tetapi karena petani peternak selalu menekuni dalam beternak maka tujuan pada kelompok simanteri Bhuana Kerti dan kelompok simantri Dwi Merta Sari menunjukkan keberhasilan dengan rataan 53,171.
Pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos merupakan tujuan utama dalam melaksanakan kegiatan mengolah limbah kerja sama kedua kelompok simanteri tersebut berjalan lancar serasi seimbang dan sejalan. Kerja sama yang mereka jalin dengan didukung oleh faktor-faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah ternak yang dipelihara, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman mengolah limbah dan pengetahu-an mengolah limbah dapat mencapai hasil maksimum dan dapat memenuhi kebutuhan kedua kelompok petani untuk digunakan sebagai pupuk dan mampu menjual hasil dari pengolahan limbah mereka kepada petani diluar anggota kelompok simantri tersebut.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi anggota kelompok simantri Bhuana Kerti dan Dwi Merta Sari dalam mengolah limbah kotoran sapi mejadi pupuk kompos termasuk katagori kuat.Faktor-faktor pada variabel umur, pendidikan formal, jumlah ternak yang dipelihara, pengetahuan pengolahan limbah dan tujuan pengolahan limbah dari kotoran ternak sapi pada responden memiliki hubungan yang nyata yaitu (p<0,05), sedangkan jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman beternak sapi memiliki hubungan yang tidak nyata yaitu (p>0,05). Tujuan anggota kelompok simantri dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos termasuk katagori jelas yaitu dapat menambah pendapatan peternak.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir Ida Bagus Gaga Partama dan seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baikdalam pengumpulan data selama peneitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penlitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dananjaya, I.G.A.N.2014. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Manajemen Agribisnis terhadap Kebersihan Gapoktan Tabanan.Universitas Udayana, Program Pascasarjana. Denpasar
Mardikanto, T., 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbit dan Pencetakan UNS (UNS Press): Surakarta.
Sari, A.R,. T. Sakti, H. dan Suci, P.S. 2009. Karakteristik Kategori Adopter Dalam Inovasi Feed Additive Herbal Untuk Ayam Pedaging. Bulletin Peternakan Vol, 33 (3) : 1962013. Yogyakarta.
Sarwono dan Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Setiawan, H. 2017. Pengaruh Karakteristik Peternak Terhadap Motivasi Beternak Sapi Potong di Kelurahan Bangkala Kecamatan Maiwa. (Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar.
Soedijanto. 1978.Beberapa Konsep-Konsep Proses Belajar dan Implikasinya.BLPP. Ciawi. Bogor
Soekartawi. 2005.Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Suharsimi dan Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta
Devi Dasy S.V. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 750 - 761
Page 761
Discussion and feedback