Relationship Between The Implementation of Pig Partnership Patterns With The Plasm Livestock Satisfaction Level Charoen Pokphand Ltd. In Bali
on

e-journal FAPET UNUD
e-Journal

Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
Submitted Date: November 3, 2018
Accepted Date: Noverber 6, 2018
Editor-Reviewer Article;: A.A.Pt.Putra Wibawa & I M. Mudita
Hubungan Tingkat Penerapan Pola Kemitraan Babi Dengan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Pt. Charoen Pokphand Di Bali
Dewantara,I.G.P.B.S., N.W.T.Ingriati., dan N.L.P.Sriyani
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar
Email: suryadewantara00@gmail.com HP. 085739158443
ABSTRAK
Ternak babi merupakan salah satu komoditas peternakan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Penerapan pola kemitraan yang baik akan menimbulkan kepuasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi perusahaan inti di dalam mengambil keputusan dan menyempurnakan pelaksanaan kemitraan yang telah berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, pada 4 Kabupaten di Bali. Pemilihan lokasi penelitian menggunakan metode Purposive Sampling dan penentuan sampel menggunakan Quota sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 32 orang yang bekerja sama dengan PT. Charoen Pokphand. Variabel yang diamati yaitu penerapan pola kemitraan dan tingkat kepuasan peternak plasma. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pola kemitraan babi dikatagorikan tinggi dengan rataan skor 78,16%. Tingkat kepuasan peternak plasma menyatakan puas dengan rataan skor 77,73%. Hubungan antara keduanya dikatagorikan sangat nyata (P<0,01). Dari hasil penelitan maka dapat disarankan agar pihak peternak sebagai plasma lebih berani menyampaikan keluhan kepada pihak perusahaan sebagai inti, demi terciptanya keuntungan bersama.
Kata kunci: penerapan, kepuasan, hubungan, ternak babi, peternak
Relationship Between The Implementation of Pig Partnership Patterns With The Plasm Livestock Satisfaction Level Charoen Pokphand Ltd. In Bali
ABSTRACT
Pigs are one of the livestock commodities that are potential enough to be developed. The application of a good partnership pattern will lead to satisfaction. This study aims to determine the relationship between the level of application of pig partnership patterns and the level of satisfaction of plasm farmers Charoen Pokphand ltd. in Bali. The results of the study are expected to be useful as a material consideration that is useful for core companies in making decisions and perfecting the implementation of partnerships that have taken place. The study was carried out for 3 months, at 4 regencies in Bali. The choice of the study location use the Purposive Sampling method and the determination of the sample using Quota sampling. Respondents in this study were 32 people who collaborated with Charoen Pokphand ltd. The variables observed were the application of partnership patterns and the level of satisfaction of plasm farmers. The results of the study showed that the

application of the pig partnership pattern was categorized as high with an average score of 78.16%. The level of satisfaction of the plasm farmers expressed satisfaction with an average score of 77.73%. The relationship between the two was categorized as very significant (P<0.01). From the results of the research, it can be suggested that the farmers as plasm were more willing to submit complaints to the company as the core, in order to create mutual benefits.
Key words: application, satisfaction, relationship, pig livestock, farmers
PENDAHULUAN
Ternak babi merupakan salah satu komoditas peternakan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Dinas Peternakan Provinsi Bali (2000) menyatakan permintaan akan bahan pangan asal hewan, baik untuk konsumsi masyarakat maupun bahan baku industri, termasuk industri pariwisata di Bali terus meningkat. Hal tersebut diakibatkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Permintaan yang meningkat, menuntut produksi yang harus ditingkatkan.
Kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling menguatkan dengan memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis (Hafsah, 1999). Setiap perusahaan memiliki sistem dan manajemen yang berbeda sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan dari setiap perusahaan inti. Perbedaan tersebut meliputi menajemen pemeliharaan, kontrak input dan output serta bimbingan atau pelayanan yang di berikan untuk peternak plasma. Sehingga akan menimbulkan rasa puas yang dirasakan oleh peternak plasma, dimana kepuasan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991).
Pada kenyataannya, tingkat kepuasan yang dirasakan oleh peternak plasma dan pihak kemitraan sebagai inti belum terpenuhi. Sehingga pola kemitraan yang dilaksanakan saat ini belum memenuhi harapan di atara kedua belah pihak, ini terjadi karena kurang disiplinnya kedua belah pihak dalam mentaati peraturan yang telah disepakati. Hal ini mengakibatkan konsep kemitraan tidak dijalankan secara sempurna sesuai dengan kesepakatan. Kurangnya keselarasan dan rasa saling percaya dari kedua belah pihak ini menyebabkan rendahnya minat peternak untuk bergabung dengan perusahaan kemitaan
babi. Padahal ternak babi merupakan salah satu ternak penghasil daging yang sangat baik dan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan ternak lain.
Ternak babi merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat meskipun dengan pemeliharaan yang tradisional (Agri, 2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka dilaksanakan penelitian mengenai hubungan tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma di Bali.
MATERI DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di empat Kabupaten yang ada di Bali yaitu Kabupaten Gianyar, Tabanan, Bangli dan Badung. Penentuan lokasi penelitian ini ditentukan berdasarkan atas pertimbangan tertentu (porposive sampling).
Adapun pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini adalah :
-
1. Lokasi tersebut merupakan daerah pengembangan peternakan babi yang melakukan kerjasama pola kemitraan dengan PT. Charoen Pokphand di Bali.
-
2. Belum pernah adanya penelitian mengenai hubungan tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma di Bali.
-
3. Lokasi penelitian mudah dicapai dengan sarana trasportasi oleh peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam mengupulkan data.
Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada bulan juni - agustus 2018. Lama waktu penelitian ini di bagi atas 3 tahap yang akan dilaksanakan. Tahap I Persiapan penelitian, Tahap II Pelaksanaan Penelitian dan Tahap III Pengolahan data dan penyusunan skripsi.
Responden Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh peternak plasma babi yang menjalin kerjasama pola kemitraan babi dengan PT. Charoen Pokphan. Peternak plasma berjumlah 81 orang, yang terdiri dari 8 peternak di Kabupaten Tabanan, 10 peternak di Kabupaten Badung, 13 peternak di Kabupaten Bangli dan 50 peternak di Kabupaten Gianyar.
Pemilihan responden dilakukan secara Porposive Sampling dengan syarat responden adalah peternak plasma yang sedang memelihara babi. Jumlah responden ditentukan secara Quota Sampling, jumlah peternak paling sedikit di gunakan sebagai patokan pengambilan
responden, yaitu 8 orang peternak akan dipilih dari setiap kabupaten, sehingga jumlah respondennya adalah 32 orang.
Pengumpulan Data Penelitian
Jenis dan sumber data
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hubungan antara tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan yang di rasakan oleh peternak plasma di Bali. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode survai yaitu suatu cara pengumpulan data dengan jalan mendatangi dan mewawancarai responden secara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuisioner yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti (Singarimbun dan Effendi, 1995). Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik pribadi responden seperti : umur, tingkat pendidikan formal, jumlah kepemilikan ternak babi, luas lahan yang dimiliki, tingkat penerapan pola kemitraan ternak babi, tingkat pendapatan peternak, serta beberapa penunjang seperti pendidikan non formal yang pernah diikuti oleh responden.
Data sekunder seperti lokasi peternakan dan nama-nama peternak yang digunakan penunjang dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Charoen Pokphand. Data yang berkaitan dengan perkembangan peternak babi, seperti populasi ternak babi yang terdapat di Provinsi Bali diperoleh dari (Perpustakaan.bappenas.co.id yang di akses pada 14 februari 2018). Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitan yang akan dilaksanakan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melaksanakan survai lapangan peneliti melakukan pencarian data ke PT. Charoen Pokphand di Bali. untuk memperoleh data mengenai peternak babi yang bermitra dengan PT. Charoen Pokphand di Bali. Kemudian setelah data di dapat barulah peneliti akan mulai melaksankan survai.
-
- Survei Lapangan
Survai lapangan ini bertujuan untuk perkenalan diri sekaligus melakukan pendekatan terhadap peternak plasma agar bisa di wawancarai nantinya, selain itu survai lapangan ini juga bertujuan untuk mempermudah proses wawancara yang akan dilaksanakan.
- Wawancara
Wawancara akan dilakukan setelah peneliti membuat janji terlebih dahulu dengan peternak, hal tersebut dilakukan agar peneliti tidak menggagu waktu kerja peternak yang tentunya akan dapat berpengaruh pada hasil wawancara dan hasil penelitian nantinya. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang kita perlukan sesuai tujuan penelitian.
-
- Observasi
Setelah wawancara akan dilaksanakan observasi yaitu melakukan pengamatan untuk menyempurnakan hasil yang peneliti dapat, karena teknik observasi bersifat lebih objektif dibanding dengan survai, dimana peneliti mengamati secara langsung kejadian atau fenomena yang terjadi di lapangan yang akan diteliti. Menurut Suharsimi (Arikunto,2010) menyatakan bahwa observasi yang disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (kacamata70.wordpress, 19 Mei 2018).
-
- Dokumentasi
Dokumentasi akan dilakukan sekaligus dengan Observasi dimana peneliti akan mengambil gambar, melakukan pencatatan mengenai hal yang di perlukan untuk hasil penelitian.
Variabel Penelitian
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain: Tingkat penerapan pola kemitraan babi PT. Charoen Pokphand di Bali dan tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali yang terdiri atas beberapa indikator dan parameter.
Analisis Data
Data yang di peroleh dianalisis dengan analisa deskriptif, yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Analisa ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat penerapan dan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh peternak plasma. Analisis ini diharapkan dapat menggabarkan secara rinci dari data yang diperoleh. Semua hasil yang didapat dari jawaban responden disajikan dalam bentuk diagram berdasarkan jawaban yang sama. Perolehan total skor (nilai) disajikan dalam bentuk persen (%) yang didasarkan atas skor maksimum ideal (Singarimbun dan Effendi, 2006) dengan rumus sebagai berikut:
X
---X 100%
SMl
Keterangan :
X = perolehan skor
SMI = skor maksimum ideal
Penentuan kategori variabel tingkat kepuasan dan tingkat penerapan berdasarkan perolehan persentase skor yang dicapai responden dengan menerapkan rumus interval kelas dari Dajan (2000), yaitu membagi selisih skor tertinggi dan terendah dengan banyaknya kategori dengan rumus sebagai berikut :
jarak kelas
i = -------------
jumlah kelas
Keterangan :
i = Interval kelas
Jarak kelas = Nilai data tertinggi – data terendah
Jumlah kelas = jumlah kategori yang ditentukan
Dengan menggunakan nilai interval kelas dan berdasarkan persentase pencapaian skor, maka diketahui nilai untuk kategori untuk setiap variabel adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Kategori penerapan dan kepuasan berdasarkan persentase skor yang di peroleh
NO Perolehan Variabel
Pencapaian Skor V1 V2
(%) |
Tingkat Kepuasan Tingkat Penerapan |
1 >84 - 100 2 >68 – 84 3 >52 – 68 4 >36 – 52 5 20 – 36 |
Sangat puas Sangat Banyak Puas Banyak Netral Sedang Tidak puas Sedikit Sangat tidak puas Sangat sedikit |
Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu, V1 (tingkat penerapan) dengan V2 (tingkat kepuasan) di gunakan Uji Koefisien Korelasi. Menurut Siegel (1997) Untuk mengetahui hubungan antara tingkat penerapan pengetahuan, sikap, pendidikan peternak dan umur peternak masing-masing menggunakan uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman dengan rumus menurut Siegel (1997) sebagai berikut :
^c∑^2 n(n2 — 1)
Keterangan: rs = Koefisen korelasi
d = Selisih jenjang pasangan unsur yang diobservasi
n = Banyak pasangan unsur yang diobservasi
Untuk menguji signifikansi hubungan untuk sampel N ≥10 menurut Siegel (1997) digunakan uji t student dengan rumus :
Keterangan : rs = Koefisien korelasi
t = Nilai t student lah apabila t hitung > t tabel pada tingkat
N = Jumlah sampel ngan db (derajat bebas) = N-2 maka terdapat
hubungan yang sangat nyata atau nyata antara kedua variable yang di uji.
HASIL
Gambaran umum lokasi penelitian
Provinsi Bali merupakan salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Provinsi Bali terdiri dari 8 kabupaten yaitu, Kabupaten Jembrana, Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Kelungkung dan Karangasem. Penelitian ini dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten yaitu, Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar dan Bangli.
Karakteristik responden
Responden dalam penelitian ini merupakan peternak babi plasma yang bekerja sama dengan PT. Charoen Phokphand sebagai inti dengan menggunakan pola kemitraan. Karakteristik petrnak dapat dilihat dari beberapa kategori, mulai dari umur, tingkat pendidikan dan sudah berapa lama responden menjadi plasma dari perusahan inti. Data lebih rincinya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Umur responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, responden sebagai peternak plasma PT. Charoen Phokphand berumur paling rendah 31 tahun dan umur paling tinggi adalah 61 tahun. Dengan rataan skor dari seluruh umur responden adalah (25%). Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki umur pada kisaran 41 – 50 tahun sebanyak 18 orang (56,25%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Hal tersebut menunjukkan bahwa peternak plasma PT.Charoen Phokphan terdiri dari berbagai kalangan usia.
Tabel 3.1 Karakteristik umur responden
Kategori |
Umur | |
Jumlah responden |
Persentase ( % ) | |
21-30 |
- |
- |
31-40 |
8 |
25 |
41-50 |
18 |
56,25 |
51-60 |
5 |
15,62 |
61-70 |
1 |
3,12 |
Jumlah |
32 |
100 |
Tingkat pendidikan responden
Dari penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa peternak plasma PT. Charoen Pokphand berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Mulai dari tingkat pendidikan tertinggi yaitu perguruan tinggi sebanyak 3 orang, hingga tingkat pendidikan terendah yaitu SD sebanyak 9 orang dengan rata – rata skor 25 persen (25%). Sebagian besar dari responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang baik yakni pendidikan SMA/SMK merupakan yang terbanyak yaitu 18 orang (56,25%). Data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Karakteristik tingkat pendidikan responden
Kategori |
Pendidikan | |
Jumlah responden |
Persentase ( % ) | |
Tidak Sekolah | ||
SD |
9 |
28,12 |
SMP |
2 |
6,25 |
SMA/SMK |
18 |
56,25 |
Perguruan Tinggi |
3 |
9,37 |
Jumlah |
32 |
100 |
Lama responden menjadi plasma
Lama responden telah menjadi plasma dari PT. Charoen Pokphand berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, rata – rata skor berkisar antara <=5–15 th (33.33%). Sebagian besar responden telah menjadi plasma selama lebih dari 5–10 th ( >5–10 th ) sebanyak 16 orang ( 50% ). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Karakteristik lama responden menjadi plasma
Kategori |
Lama menjadi plasma Jumlah responden Persentase ( % ) |
< = 5 th |
9 28,13 |
> 5 – 10 th |
16 50 |
> 10 – 15 th |
7 21,87 |
> 15 – 20 th
> 20 th |
- - - - |
Jumlah |
32 100 |
Penerapan pola kemitraan babi
Tingkat penerapan pola kemitraan babi milik PT. Charoen Pokphand memiliki tingkat penerapan yang tinggi dengan rataan skor (78,16%). Setelah dilaksanakannya penelitian ini responden yang menyatakan bahwa penerapan pola kemitraan telah banyak berjalan adalah 29 orang ( 90,63%) dan responden yang menyatakan penerapan pola telah sangat banyak di terapkan adalah 3 orang (9,37%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Variabel tingkat penerapan pola kemitraan babi
Kategori |
Tingkat penerapan pola Jumlah responden Persentase ( % ) |
Sangat sedikit |
- - |
Sedikit |
- - |
Sedang |
- - |
Banyak |
29 90,63 |
Sangat banyak |
3 9,37 |
Jumlah |
32 100 |
Tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali
Kepuasan peternak plasma terhadap PT. Charoen Pokphand sebagai perusahaan inti dapat dikata gorikan tinggi dengan rataan skor (77,73%). Sebagian besar peternak plasma memiliki tingkat kepuasan yang tinggi, yaitu 29 orang (90,63%), sebanyak 2 orang (6,25%) menyatakan sangat puas dan hanya 1 orang (3,12%) yang menyatakan netral. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Variabel tingkat kepuasan peternak plasma
Tingkat kepuasan
Kategori
Jumlah responden |
Persentase ( % ) | |
Sangat tidak puas |
- |
- |
Tidak puas |
- |
- |
Netral |
1 |
3,12 |
Puas |
29 |
90,63 |
Sangat puas |
2 |
6,25 |
Jumlah 32 100
Analisis hubungan tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali
Dari hasil uji koefisien korelasi jenjang spearman menujukkan t hitung 2,884 > t table (0,01) = 2,750 maka hipotesis di terima. Berarti terdapat hubungan yang sangat nyata antara tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Phokphand di Bali. (Tabel 3.6)
Tabel 3.6 Hubungan antara tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma
Faktor |
rs |
t hitung |
Hubungan tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali |
0,466 |
2,884 |
PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Karakteristik responden merupakan gambaran keadaan responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama menjadi plasma dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh peternak masih berusia produktif. Usia atau umur seseorang dapat menentukan presetasi kerja atau kinerja orang tersebut. Namun dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki dalam berusaha sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja (Suratiyah, 2006).
Berdasarkan data yang diperoleh, pendidikan formal secara keseluruhan termasuk dalam katagori baik, karena peternak babi yang bergabung dengan PT. Charoen Phokphand secara umum memiliki latar belakang pendidikan formal. Mayoritas peternak berlatar belakang pendidikan SMA atau SMK yaitu mencapai 56,25 persen dari seluruh responden. Pada saat ini gambaran peternak telah berubah, yang mana dulu peternak terkesan tidak berpendidikan atau kurang pengetahuan namun sekarang sudah mulai berada pada golongan terdidik. Tingkat pendidikan yang baik sangat mempengaruhi proses penyerapan ilmu atau teknik manajemen beternak babi yang baik serta akan berpengaruh pula pada cara berpikir ataupun cara berpendapat dari peternak tersebut. Menurut Soekanto cit Gunawan (2007), salah satu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak pengetahuan yang didapatkan.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa 30 persen responden telah cukup lama menjadi plasma dari perusahaan inti yaitu lebih dari 5 tahun hingga 10 tahun. Dimana dalam jangka waktu tersebut para peternak plasma telah mendapatkan banyak pengetahuan dalam beternak babi.
Penerapan pola kemitraan
Usaha kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama, dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Dalam menjalankan usaha kemitraannya penerapan pola kemitraan babi pada PT. Charoen Pokphand dapat dikatagorikan baik dengan rataan skor (78,16%).
Hal ini menunjukkan bahwa telah banyak kebijakan, persyaratan ataupun aturan yang ditentukan oleh perusahaan dianggap menguntungkan bagi kedua belah pihak, sehingga terjadi jalinan kerjasama antara perusahan dengan peternak. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat menurut (Suryana, 2009) yang menyatakan bahwa Kemitraan adalah suatu jalinan kerja sama berbagai pelaku agribisnis, mulai dari kegiatan praproduksi, produksi hingga pemasaran. Kemitraan dilandasi oleh azas kesetaraan kedudukan, saling membutuhkan, dan saling menguntungkan serta adanya persetujuan diantara pihak yang bermitra untuk saling berbagi biaya, risiko, dan manfaat. Kemitraan dimaksudkan sebagai upaya pengembangan usaha yang dilandasi kerja sama antara perusahaan dan peternakan rakyat, dan pada dasarnya merupakan kerja sama vertikal (verticalpartnership). Kerja sama
tersebut mengandung pengertian bahwa kedua belah pihak harus memperoleh keuntungan dan manfaat.
Dengan demikian, ditinjau dari tingginya persentase rataan diatas dinyatakan bahwa hipotesis (1) ditolak. Meskipun demikian dengan hipotesis tersebut telah ditemukan kelemahan dalam penerapan pola kemitraan misalnya, umur bibit yang disapih masih terlalu muda. Sehingga bibit yang masuk ke dalam kandang penggemukan peternak belum dapat mengkonsumsi pakan dengan baik. Bibit – bibit tersebut tentunya akan lebih rentan sakit atau tingkat motralitasnya akan tinggi karena anak babi belum bisa makan dan tentunya akan menjadi kerugian bagi pihak inti dan juga plasma. Bibit yang baik untuk disapih adalah pada rentan umur 4 – 8 minggu. Pendapat ini diperkuat dengan pernyataan Baliarti dkk. (1999) mengemukakan bahwa dalam keadaan normal dan dengan pemberian pakan yang rasional maka penyapihan dapat dilakukan lebih awal selama 1 - 2 bulan (56 hari) bahkan dengan perbaikan sistem perkandangan dan manajemen anak babi dapat disapih pada umur 6 minggu sehingga dapat melahirkan 5 kali dalam 2 tahun.
Tingkat kepuasan peternak plasma
Kepuasanadalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Dari hasil penelitian yang telah di laksankan hampir seluruh atau rata-rata skor (77,73%) peternak plasma menyatakan puas terhadap perusahaan inti. Rataan tersebut termasuk kedalam katagori tinggi, karena apa yang diinginkan peternak plasma sudah sesuai dengan harapan. Pendapat saya ini diperkuat dengan pernaytaan dari (Tse dan Wilson, 1988) bahwa kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen, maka kepuasan tidak tercapai. Dengan tingginya persentase tingkat kepuasan peternak maka dinyatakan hipotesis (2) ditolak.
Analisis hubungan tingkat penerapan pola kemitraan babi dengan tingkat kepuasan peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali
Dari hasil analisis data dengan uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman untuk menguji hubungan antara penerapan pola kemitraan dengan tingkat kepuasan peternak menunjukan bahwa t hitung (2,884) > t tabel (2,750). Karena itu dinyatakan hipotesis (3) diterima dapat dilihat pada (Tabel 3.6). yang berarti terdapat hubungan yang sangat nyata antara penerapan pola kemitran dengan tingkat kepuasan peternak (P < 0,01). Penerapan
pola kemitaan dengan tingkat kepuasan peternak plasma saling berhubungan dimana keduanya bekerjasama secara sukarela atas dasar saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Sesuai dengan yang disampaikan oleh (Kartasismita, 1996) Kemitraan adalah hubungan antar pelaku usaha yang didasarkan pada ikatan usaha yang saling menguntungkan dalam hubungan kerja yang sinergis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
-
1. Penerapan pola kemitraan babi milik PT. Charoen Pokphand di Bali berjalan dengan baik.
-
2. Tingkat kepuasan yang dirasakan oleh peternak plasma PT. Charoen Pokphand di Bali termasuk kedalam katagori memuaskan.
-
3. Terdapat hubungan yang nyata antara penerapan pola kemitraan dengan tingkat kepuasan peternak plasma.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baik dalam pengumpulan data selama penelitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agri F. 2011. Cara Mudah Usaha Ternak. Cahaya Atma. Yogyakarta.
Ahmadi, A., Narbuko, C. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1992. Beternak Babi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Anonim, 1974. Beternak Babi. Penerbit Yayasan Kanisius
Anto Dajan, 2000, Pengantar Metode Statistik, Jilid I, II, LP3ES, Jakarta
Aritonang, D. 1993. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha Babi. Penebar Swadaya.
Armstrong dan Kotler. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Intermedia
Baba, S, Isbandi, T. Mardikanto dan Waridin, 2011, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Peternak Sapi Perah dalam Penyuluhan di Kabupaten Enrekang.
Baliarti, E., N. Ngadiono, P. Basuki dan Panjono. 1999. Hand Out “Managemen Ternak Potong”. Fakultas Peternakan – UGM.
Band. (1991). Membangun Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Dinas Peternakan Provinsi Bali, 2000. Informasi Peternakan Denpasar
Erepo.unud.ac.id/9234/3/dee1b1bdfed6c371b4f417f2ba4ba80b.pdf diakses pada tanggal 14 februari 2018
Gunawan,H.B 2007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Meroko Terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Siswa-siswi SMA Muhammadyah Tiga Yogyakarta, Yogyakarta.
Hafsah, M. J. 1999. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Departemen Pertanian. Jakarta.
Hamid, Abdul dan Munir Haryanto. 2011. Bertanam Cabai Hibrida Untuk Industri. Jakarta.
Ilham, dan Kariyasa.2002. Analisis Penawaran dan Permintaan serta Potensi Ekspor Daging Babi di Indonesia.Laporan Teknis PSE
Inggriati, dkk, 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Sapta Usaha Peternakan Babi Kemitraan Pt. Charoen Phokphand di Bali
Kartasasmita, Ginanjar, 1996. Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, Jakarta, PT. Pustaka Cidesindo
Kismantoro Adji, Teguh. 1996. Mengembangkan Agribisnis Hortikultura Melalui Kemitraan. Prakarsa (Majalah Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD, Edisi November 1996).
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation, and Control. International edition. Upper Sadle River. New Jersey: PrenticeHall Inc.
Mowen. 1995. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Jakarta. : karangan Sutisna.
Perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/156517-[_Konten_]...pdf diakses pada tanggal 14 februari 2018
Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Siegel, S. 1997. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sihombing, D.T.H. 2006. Ilmu Ternak Babi Cetakan Kedua. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Singarimbun, M dan Effendi, S. 2006. Metodelogi Penelitian Survai. LP3S, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
Sukada, Soni, dkk. 2007. Membumikan Bisnis Berkelanjutan : Memahami Konsep dan Praktik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta : Indonesia Business Links
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suryana, 2000, Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan, Jakarta:Salemba Empat.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis dengan Pola Kemitraan.
Tampubolon, P., M. Hubeis, dan B. Suharjo. 2006. Analisis Pola Kemitraan Antara PT. XYZ Dengan Nelayan/Pemilik kaPal di Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
Tjiptono, Fandy, 2005, Pemasaran Jasa, Edisi-1, Banyumedia, Malang-Jakarta Timur
Tse dan Wilson. 1988. Dalam Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Ghalia Indonesia.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi ke-1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Dewantara et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 921 – 935
Page 935
Discussion and feedback