e--journal FAPET UNUD


e-Journal

Universitas Udayana


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

email: [email protected]

Submitted Date: April 16,, 2018

Accepted Date: April 18, 2018


Editor-Reviewer Article;: A. A. P. P. Wibawa & I Made Mudita

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN ITIK PETELUR MOJOSARI DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN INTENSIF

(Studi Kasus Pada UD. Sinar Harapan di Desa Kedawung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur)

Isadora, T., B. R. T. Putri, dan I W. Sukanata

PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. P. B. Sudirman, Denpasar HP: 081246765366, e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui manajemen pemeliharaan, pemasaran, dan menganalisis kelayakan finansial usaha peternakan itik petelur dengan sistem pemeliharaan yang intensif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2017 di UD. Sinar Harapan yang berlokasi di desa Kedawung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, manajemen pemeliharaan ternak, arus biaya, analisis kelayakan finansial, dan sensitifitas usaha. Tingkat kelayakan finansial dari usaha ini ditentukan berdasarkan hasil analisis kriteria investasi, analisis Pay Back Period, Break Even Point, dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan itik petelur mojosari UD. Sinar Harapan sangat memperhatikan beberapa aspek antara lain: pemilihan bakalan, perkandangan, pakan, pencegahan dan penanganan penyakit, tenaga kerja, dan pemasaran. Berdasarkan hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha ini menghasilkan NPV sebesar Rp 9.484.255.062, IRR 167,07%, Net B/C 5,53, Pay Back Period 0,95 tahun, dan Break even Point terjadi saat 1,49 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa usaha ini sensitif terhadap perubahan harga jual telur dengan nilai sensitivitas sebesar 37,98% dan kurang sensitive terhadap kenaikan harga pakan dengan nilai sensitivitas 92,24%. Berdasarkan analisis kriteria investasi dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan itik petelur mojosari UD. Sinar Harapan layak secara finansial.

Kata Kunci: Peternakan Itik Petelur, Itik Mojosari, Sistem Pemeliharaan Intensif, Kelayakan Finansial

FINANNCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF MOJOSARI LAYING DUCK BREEDING FARM WITH INTENSIVE REARING SYSTEM

(Case Study at UD Sinar Harapan at Kedawung Village Blitar Regency East Java)

ABSTRACT

This research aims to determine the management of maintenance, marketing, and analyze the financial feasibility of duck breeding farms with intensive rearing system. This research was conducted from May to June 2017 at UD. Sinar Harapan located at Kedawung Village, Blitar Regency, East Java. The data used were primary and secondary data. The variables observed in this study are the company's general overview, livestock raising management, cost flow, financial feasibility analysis, and business sensitivity. The financial feasibility level of this business was


determined based on the analysis of investment criteria, Pay Back Period analysis, Break Even Point, and sensitivity analysis. Business duck breeding mojosari of UD. Sinar Harapan was very concerned for several aspects, i.e. the selection of going, ranching, feeding, prevention and treatment of diseases, labor, and marketing. The results of this research showed that this business produced NPV for Rp 9.484.255.062 IRR for 167,07%, Net B/C for 5,53, Pay Back Period for 0,95 year, and Break Even Point happened in 1,49 year. Sensitivity analysis results showed that this business was sensitive to change in the selling price of egg was 37,98%. Sensitivity analysis results showed that this business was less sensitive to the increase of feed price for 92,24%. Thus, duck breeding farming business mojosari of UD. Sinar Harapan was financially feasible.

Keywords: Laying Duck Farming, Mojosari Duck, Intensive Rearing System, Financial Feasibility

PENDAHULUAN

Peternakan adalah kegiatan pengembangbiakan dan pembudidayaan hewan ternak untuk mendapatkan hasil dan manfaat dari kegiatan tersebut (Yunus, 2009). Tujuan peternakan adalah untuk mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Peternakan di Indonesia terdiri dari berbagai jenis ternak, salah satu diantaranya adalah ternak unggas.

Usaha peternakan unggas di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang relatif lebih maju dibandingkan usaha ternak yang lain, hal tersebut dapat dilihat dari kontribusinya yang cukup besar dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan yang utama adalah pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi (Ditjen PKH, 2016). Usaha perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia salah satunya adalah usaha ternak itik. Ternak itik mempunyai potensi cukup besar sebagai penghasil telur dan daging meskipun tidak sepopuler ternak ayam. Itik memiliki kelebihan yaitu memiliki daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik dibandingkan unggas lainnya. Oleh karena itu ternak itik memiliki resiko kegagalan akibat penyakit yang relatif lebih kecil (Budiraharjo, 2009).

Konsumsi per kapita per tahun terhadap telur itik di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami penurunan sebesar 46% dari 2,816 butir menjadi 1,512 butir, namun dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia maka berpengaruh pula pada peningkatan konsumsi telur itik per kapita per tahun pada tahun 2015 yaitu sebesar 41% dari 1,512 butir menjadi 2,138 butir per kapita per tahun (Ditjen PKH, 2016).

Terdapat berbagai jenis ternak itik yang dikenal di Indonesia diantaranya adalah itik mojosari, itik khaki champbell, itik tegal (Anas javanica), itik bali (Anas sp), itik magelang, dan itik jawa. Itik mojosari merupakan itik lokal unggul yang berasal dari desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Menurut Kaleka (2015), postur tubuh

itik mojosari lebih kecil dibandingkan itik-itik petelur unggul jenis lainnya, itik mojosari mempunyai telur yang berukuran relatif besar dengan bobot sekitar 65-70 gr/butir. Itik mojosari bila dipelihara secara intensif yaitu dengan sistem dikandangkan, produksi telur dapat mencapai rata-rata 265 butir/ekor/tahun.

Usaha peternakan itik petelur di Indonesia terdiri dari beberapa sistem pemeliharaan diantaranya adalah sistem pemeliharaan secara tradisional, sistem pemeliharaan semi intensif, dan sistem pemeliharaan secara intensif (modern). Produksi telur yang dihasilkan dari itik yang dipelihara secara intensif lebih banyak dibandingkan jumlah telur itik yang dipelihara secara tradisional dan semi intensif (Retno dan Maloedyn, 2007). Pola pemeliharaan itik petelur saat ini masih menghadapi beberapa permasalahan diantaranya adalah pola pemeliharaan cenderung masih dilakukan secara tradisional, skala usaha belum ekonomis dan akses pemasaran yang belum optimal (Budiraharjo dan Handayani, 2008).

UD. Sinar Harapan merupakan salah satu peternakan di Indonesia yang menerapkan sistem pemeliharaan itik petelur mojosari secara intensif (modern). Peternak memelihara ternak itik dengan cara dikandangkan. Usaha peternakan ini sudah berdiri sejak tahun 2000. Peternakan ini telah mengalami pasang surutnya bisnis peternakan itik petelur. Selama kurang lebih 15 tahun usaha peternakan ini berjalan, namun tidak pernah sekalipun menghitung secara rinci baik pengeluaran atau pemasukan. Usaha ini berjalan begitu saja, keadaan ini tentunya akan membuat perkembangan usaha yang kurang cepat dan bahkan tidak jarang peternak menganggap bahwa keuntungan yang diperoleh merupakan keuntungan bersih.

Menurut Bambang (1991), bahwa dalam mengukur kemajuan dan keberhasilan suatu usaha dapat ditinjau dari analisis finansial, maka diperlukan laporan analisis finansial. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), bahwa untuk memperoleh informasi tentang kelayakan investasi selama umur investasi, maka diperlukan analisis kriteria investasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana uasaha ini dapat memberikan benefit yang dilihat dari finansial benefit (Yacob, 2003).

METODE PENELITIAN

Pengumpuln data dilakukan dengan metode survei, wawancara menggunakan kuesioner, indepth interview dan observasi ke lokasi penelitian. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, manajemen pemeliharaan ternak, arus biaya, analisis kelayakan finansial, dan sensitifitas usaha.

Analisis kriteria investasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha yang dilihata dari segi finansialnya. Analisis yang digunakan antara lain: Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Adapun rumus yang digunakan dalam analisis kriteria investasi adalah:

1.

Net Present Value (NPV)

Sumber: Ibrahim 2003


Keterangan:

NPV = Net Present Value

Bt       = Benefit pada tahun ke t (Rp)

Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke t (Rp)

i         = Discount Rate (%)

t          = Periode tahun (0, 1, 2,…., 10)

  • 2.    Internal Rate of Return (IRR)

NPV1

IRR =  4--x(i-3 — i1)

  • 1    NPV2 - NPV1 k 2 u

Sumber: Ibrahim 2003

Keterangan:

h       = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif

^2        = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif

ivpy1 = Net Present Value positif

NPV1 = Net Present Value Negatif

  • 3.    Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) y io ^r ~ ^

Wet£ =      +        (^t - ct) > o

' C C^^^Vntitk (B ^-Ct) < 0

Sumber: Ibrahim 2003

Keterangan:

Bt = Benefit pada tahun ke t.

Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke t.

i = Discount Rate (%)

t = Periode tahun ( 0, 1, 2,…,10)

Analisis Pay Back Period (PBP) dan Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha di UD. Sinar Harapan. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

1. Pay Back Period (PBP)

DJD D - T    _

Σ‰4-∑⅛⅛-ι

Sumber: Ibrahim 2003

Keterangan:

PBP = Pay Back Period.

Tp-I = Tahun sebelum terdapat PBP.

lt = komulatif investasi yang telah di-diskon

Bfcp-I= Komulatif Benefit yang telah di-diskon sampai pada tahun

sebelum PBP.

= Jumlah benefit pada PBP berada.

t


= Periode tahun (0,1,2,…,10).

2.


Break Even Point (BEP)


BEP (tahun) = Tp


∑ιo            □


Sumber: Ibrahim 2003

Keterangan:

Tp-I = Tahun sebelum terdapat BEP.

rct = Komulatif total Cost yang telah didiskon.

Bfcp-i = Komulatif benefit yang telah di-diskon sampai pada tahun. sebelum BEP berada.

B^1    = Jumlah benefit pada BEP berada.

t = Periode tahun ( 0, 1, 2,….,10).

Analisis sensitivitas (Switching Value) perusahaan khususnya pengaruh terhadap

perubahan harga pakan dan harga telur dihitung menggunakan rumus:

  • a.    Switching Value Peningkatan Harga Pakan

SV. HP = HP1 +----------(HP2 - HP1)

1 NPV1-NPV. 2    17

Sumber: Ibrahim 2003

Keterangan:

SV.HP = Switching value harga pakan.

NPV1 NPV2 HP2


= Net Present Value yang menunjukkan angka positif

= Net Present Value yang menunjukkan angka negatif

= Harga pakan yang menghasilkan NPV1

= Harga pakan yang menghasilkan NPV2

  • b.    Switching Value Penurunan Harga Telur

NPV.

  • SV. HT = HTi 4------(HT2 - HT^∖ 1 ATPVi - npv2

Sumber: Ibrahim 2003

Keterangan:

SV.HT = Switching value harga telur

WPV1

NPV2

HT1

HT2

_


= Net Present Value yang menunjukkan angka positif

= Net Present Value yang menunjukkan angka negatif

= Harga telur yang menghasilkan NPl1

= Harga telur yang menghasilkan NPV2

Data hasil penelitian disajikan secara deskriptif mengikuti kaidah analisis kelayakan usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Peternakan itik petelur mojosari UD. sinar Harapan berdiri sejak tahun 1990. Peternakan ini terletak di Desa Kedawung, Kecamatan Nglego, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Jenis itik yang dipelihara di peternakan UD. Sinar Harapan ini adalah itik petelur jenis mojosari, denga sistem pemeliharaan intensif. Jumlah ternak yang dipelihara saat ini adalah 10.000 ekor yang dikelola oleh Bapak Ashadi dengan dengan 3 orang karyawan. Tujuan peternakan ini dalah untuk menghasilkan telur dan menjual itik afkir. Rata-rata jumlah telur yang diproduksi pada peternakan ini adalah 2.451.550 butir/tahun dan rata-rata jumlah itik afkir adalah 9.947 ekor/periode.

Manajemen Pemeliharaan Ternak

Bakalan itik petelur yang dipelihara di UD. Sinar Harapan adalah jenis mojosari yang diperoleh dengan cara membeli bakalan itik umur 4 bulan atau itik siap bertelur dari salah satu kelompok tani yang ada di desa Kedawung dengan harga rata-rata Rp. 65.000/ekor. Pemilihan jenis itik mojosari yang dipelihara pada UD. Sinar harapan ini berdasarkan beberapa pertimbanagan yaitu: 1) ketersediaan itik Jenis mojosari di daerah lokasi usaha cukup banyak, 2) itik mojosari memiliki keunggulan yaitu dapat menghasilka telur rata-rata sebanyak 265 butir/ekor/tahun, 3) masa produktif cukup lama yaitu 24 bulan.

Jenis kandang yang digunakan pada peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan adalah jenis kandang baterai. Kandang baterai adalah kandang yang dibuat dengan sekat-sekat dan setiap sekat hanya berisi 1-2 ekor ternak (Kaleka, 2015). Manfaat dari penggunaan kandang baterai

adalah produktivitas ternak lebih terkontrol, pengendalian penyakit lebih terjaga, mempermudah dalam pengambilan telur saat panen dan mempermudah saat ternak akan diafkir.

Pada peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan pakan yang diberikan merupakan pakan campuran sendiri karena bahan pakan cukup banyak tersedia di daerah lokasi usaha. Selain harga pakan yang lebih murah apabila menggunakan pakan campuran sendiri, perusahaan juga menjadi tidak tergantung dengan pabrik pakan. Perusahaan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga pakan yang terjadi di pasaran. Hal ini didukung dengan pernyataan Setioko (1992) yang menyatakan bahwa hendaknya dalam menyusun ransum menggunakan bahan pakan yang bermutu, murah, dan mudah dicari. Campuran bahan pakan yang digunakan di UD. Sinar Harapan adalah campuran dari bahan dedak halus, bekatul/kebi, konsentrat, karak (nasi Kering), dan grit. Jumlah pemberian dedak halus untuk ternak itik petelur di UD. Sinar Harapan adalah 8% dari seluruh campuran bahan pakan, pemberian bekatul/kebi 60%, pemberian konsentrat 27%, pemberian karak 4%, dan pemberian grit 1%. Pemberian pakan hasil campuran sendiri jauh lebih hemat dibandingkan dengan pemberian pakan pabrikan (komersil). Harga pakan pabrikan (komersil) Rp4.500 sampai Rp5.000 sedangkan rata-rata harga pakan campuran sendiri adalah Rp 4.098.

Pada UD. Sinar Harapan ternak itik yang dipelihara diberikan rata-rata pakan sebanyak 160 gr/ekor/hari. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Prasetyo (2006) kebutuhan pakan itik pada fase layer atau bertelur yaitu umur diatas 20 minggu membutuhkan pakan 160-180 g/ekor/hari. Pemberian pakan pada peternakan ini dilakukan dua kali sehari yaitu, pada pagi hari pukul 07.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00 WIB.

Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada UD. Sinar Harapan ini adalah tiga orang sebagai anak kandang, bagian administrasi langsung ditanagani oleh pemilik usaha. Tenaga kerja tersebut bekerja selama 10 jam yaitu dari jam 06.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Tenaga kerja (karyawan) memperoleh gaji sebesar Rp. 1.800.000,-/bulan. Gaji yang diterima sudah melebihi standar upah minimum karyawan Kabupaten Blitar pada tahun 2016 yaitu Rp 1.405.000. Adapun pekerjaan yang dilakukan meliputi, mengumpulkan telur pada pukul 06.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan memberikan pakan pada ternak pukul 07.00 WIB. Selanjutnya menghitung jumlah telur yang dihasilkan. Selanjutnya pada pukul 16.00 WIB melakukan pemberian pakan kembali kepada ternak itik.

Pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan adalah dengan melakukan sanitasi, vaksinasi dan biosecurity. Sanitasi kandang pada UD. Sinar harapan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu sebelum ternak masuk ke kandang atau tahap

persiapan kandang, sanitasi setiap hari yaitu dengan cara membersihkan tempat pakan dari sisa-sisa pakan sebelum pakan diberikan kembali, dan sanitasi kandang pada saat akhir periode pemeliharaan ternak atau setelah ternak diafkir. Vaksinasi dilakukan ketika itik baru datang, dengan menyuntikkan vaksin avian influenza (AI). Sudarisman (2006) menjelaskan AI adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan penyakit gangguan pernafasan sampai pada kematian pada berbagai unggas dan mamalia dengan dosis 0,5 ml/ekor. Biosecurity yang dilakukan pada perusahaan ini yaitu lokasi peternakan sudah dibangun tembok setinggi 2m dengan satu pintu masuk, sehingga pemilik dapat membatasi masuknya orang, hewan dan peralatan ke peternakan.

Pada saat awal produksi di peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan, ternak bertelur dapat mencapai 50-60%, sedangkan pada saat puncak produksi persentase telur dapat mencapai 80%. Kemudian ternak akan diafkir ketika berumur 29-30. Pada peternakan ini telur yang dihasilkan dikelompokkan atas dua jenis yaitu telur besar (AB) dan telur kecil (BK). Dalam satu periode rata-rata produksi telur (AB) sebanyak 99,5% dan telur kecil (BK) sebanyak 0,5%. Rata-rata harga jual telur (AB) adalah Rp1.873/butir dan telur (BK) Rp1.257/butir.

Arus Biaya

Arus biaya usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan dengan sistem pemeliharaan yang intensif dan skala pemeliharaan 10.000 ekor terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi usaha sebesar Rp 2.696.680.000 yang meliputi biaya pembangunan kandang, gudang pakan, gudang telur, kantor, peralatan kandang, peralatan kantor, sewa lahan, kendaraan, instalasi listrik serta pembuatan sumur bor dan pembelian itik dara.

Biaya operasional dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap meliputi biaya penyusutan bangunan dan peralatan, sewa lahan, listrik, telepon, dan tenaga kerja sebesar Rp 420.562.250 dan biaya variabel meliputi pembelian pakan, dan biaya obat-obatan sebesar Rp 2.007.681.471. Rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahunnya adalah Rp 2.242.121.221 dengan rata-rata jumlah ternak 9.991 ekor setiap tahunnya.

Analisis Kelayakan Finansial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan yang menggunakan sistem pemeliharaan secara intensif layak secara finansial Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kelayakan yang disajikan pada Tabel 1

Net present value (NPV) pada usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan bernilai positif, sebesar Rp 9.484.255.062 yang artinya dalam jangka waktu 8 tahun, usaha peternakan

itik petelur UD. Sinar Harapan mampu memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 9.484.255.062 dalam bentuk present value (nilai sekarang).

Tabel 1 Hasil Analisis Usaha Peternakan Itik Petelur di UD. Sinar Harapan

No

Analisis Kelayakan Finansial

Hasil

Keterangan

1

NPV (Net Present Value)

Rp 9.484.255.062

NPV positif

2

IRR (Internal Rate of Return)

167,07%

IRR > DF 16 %

3

Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)

5,53

Net B/C > 1

4

PBP (Pay Back Period)

0,95 tahun

Jangka waktu pengembalian biaya investasi

5

BEP (Break Even Point) waktu

1,49 tahun

Jangka waktu pengembalian seluruh biaya

Nilai IRR harus lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 16%. Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka nilai IRR yang didapatkan pada perusahaan ini adalah sebesar 167,07 % hal ini berarti usaha ini mampu memberikan keuntungan sampai pada tingkat discount rate sebesar 167,07% dan apabila tingkat discount rate berada di atas 167,07% maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan.

Hasil perhitungan pada tingkat suku bunga 16%/tahun yang telah dilakukan, maka didapat Net B/C sebesar 5,53 hal ini berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 5,53 yang artinya usaha ini layak untuk dijalankan, hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa apabila didapatkan hasil Net B/C >1, maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pay back period (PBP) usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan adalah 0,95 tahun. Artinya usaha ini mampu mengembalikan biaya investasi dalam jangka waktu 0,95 tahun atau 11 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena mampu mengembalikan seluruh biaya investasi sebelum jangka waktu proyek tersebut berakhir (8 tahun).

Break Event Point (BEP) usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan dicapai dalam waktu 1,49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini mencapai titik impas pada saat usaha tersebut berjalan selama 1,49 tahun.

Sensitivitas Usaha

Untuk mengetahui tingkat sensitivitas pada peternakan itik petelur dilakukan dengan analisis switching value. untuk mengetahui sensitivitas kelayakan usaha yang sudah diperoleh terhadap perubahan peningkatan harga pakan dan penurunan harga telur. Berdasarkan hasil perhitungan analisis sensitivitas yang dilakukan diperoleh hasil seperti Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Analisis Sensitivitas

Parameter

Switching Value(Rp)

Sensitivitas

Keterangan

Peningkatan harga pakan

Rp 7.878,018

92,24%

Kurang sensitif

Penurunan harga telur

Rp 1.159,9

37,98%

Sensitif

Berdasarkan analisis sensitivitas yang telah dilakukan detemukan bahwa tingkat sensitivitas harga pakan sebesar 92,24% (kurang sensitive) dan sensitivitas harga telur sebsar 37,98% (sensitive) yang berarti bahwa perusahaan akan mengalami kerugian jika terjadi peningkatan harga pakan hingga lebih dari 92,24%, atau jika terjadi penurunan harga telur lebih besar dari 37,98%.

SIMPULAN

Manajemen pemeliharan itik petelur seperti manajemen pemilihan itik dara, perkandangan, pakan, pencegahan dan penanganan penyakit, tenaga kerja, dan pemasaran telah dilakukan UD. Sinar Harapan dengan baik. Usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan layak secara finansial untuk dijalankan, yang ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 9.484.255.062 IRR 167,07% dan Net B/C 5,53. Usaha ini mampu mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan dalam jangka waktu 11 bulan, dan mencapai titik impas setelah usaha ini berjalan selama 1,52 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa usaha peternakan itik petelur UD. Sinar Harapan dengan pemeliharaan secara intensif akan mengalami kerugian apabila terjadi peningkatan harga pakan lebih dari 92,24% dan penurunan harga telur lebih dari 337,98% dari harga normal.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Bapak Ashadi selaku pemilik peternakan itik petelur, serta Bapak/Ibu Dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah banyak memberikan saran dan masukkan dalam pembuatan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 1991. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta.

Budiraharjo, K. 2009. Analisis Profitabilitas Pengembangan Usaha Ternak Itik Di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal. J. Mediagro.

Ditjen PKH, 2016. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian.

Handayani, M., A. Setiadi., S. Gayatri dan H. Setiyawan. 2007. Profil Usaha Peternakan Itik Di Kabupaten Brebes (The Profile of Duck Business in Brebes Regency). Journal of Animal Agricultural Socio-economics. Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro.

Ibrahim, H.M.Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta

Kaleka, Norbertus. 2015. Beternak Itik Tanpa Bau Tanpa Angon. ARCITRA, Yogyakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Madia, Jakarta.

Prasetyo, L Hardi, Kateran Pius P, Setioko Argono R, Suparyanto Agus, Juwarini Elisabeth, Susanti Triana, Sopiyana Soni. 2010. Panduan Budidaya dan Usaha Ternak Itik. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Retno dan Maloedyn Sitanggang. 2007. Panduan Lengkap Beternak Itik. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setioko, A.R. 1992. Kebutuhan Pakan Itik. Palembang.

Sudarisman. 2006. Pengaruh Penggunaan Vaksin H5N1 dan H5N2 Virus Avian Influenza pada Peternakan Unggas di Daerah Jawab Barat. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.

Yacob, Ibrahim, H. M. 2003. Study Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Isadora et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 1 Th. 2018: 150 – 160

Page 160