e-journal

FAPET UNUD


e-Journal

Universitas Udayana


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

email: [email protected]

Submitted Date: August 24, 2017

Accepted Date: September 6, 2017


Editor-Reviewer Article;: I Made Mudita

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK TERHADAP PENERAPAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN BABI DI KECAMATAN KANATANG, KABUPATEN SUMBA TIMUR

Willnela E.R. Raga Lay.,I.N Suparta, dan N.W T. Inggriati

P.S Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

Email: [email protected] HP. 085333913434

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang serta hubungan tingkat pengetahuan dan sikap peternak terhadap penerapan manajemen pemeliharaan babi di Kecamatan Kanatang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Responden penelitian sebanyak 50 orang yang tersebar di Kecamatan Kanatang. Pengambilan sampel sebagai responden menggunakan metode “Stratified Random Sampling”. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan yang ada di Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur. Analisis yang digunakan analisis deskriptif kualitatif dan uji korelasi jenjang Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang termasuk dalam kategori baik, tingkat pengetahuan peternak tentang manajemen pemeliharaan ternak babi termasuk dalam kategori tinggi, sikap peternak tentang manajemen pemeliharaan ternak babi termasuk dalam kategori positif. Faktor umur dan pendidikan memiliki hubungan yang tidak nyata (P>0,10) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi, sedangkan kepemilikan ternak dan sikap memiliki hubungan yang nyata (P<0,10) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi, serta pengetahuan memiliki hubungan yang sangat nyata (P<0,01) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang.

Kata kunci :Babi, Manajemen, Penerapan, Pengetahuan, Sikap

THE RELATION OF KNOWLEDGE LEVEL AND FARMERS’

ATTITUDE TOWARD THE MANAGEMENT OF THE IMPLEMENTATION OF PIGS MAINTANANCE AT KANATANG SUB DISTRICT, EAST SUMBA STATE

ABSTRACT

Pig farming mostly done at Kanatang Sub District, East Sumba State, however the maintenance was inadequate. It made the productivity of pig farming was not optimal yet. The purpose of the research is to: 1) know the relation about the level of the knowledge and attitude of the farmer to the implementation of the pigs farming management at Kanatang Sub district; 2) knowthe level of the knowledge, attitude and the implementation of the pigs farming management at Kanatang Sub district. This research was conducted at Kanatang Sub district, East Sumba State. The respondent of this research was 50 persons which came from


in Kanatang Sub district. The sample taking as the respondents used the method of “ Stratified Random Sampling”. The kind of data used in this research were primary and secondary data.The primary data obtained from direct interview and observatitio,the secondary obtained from the information existed in The Departement of Animal Husbandry of East Sumba. The analysis used in this research was qualitative analysis and Spearman level of correlation test. The result of the research showed that level of the pig farm maintenance at Kanatang Sub District include of the good category, the level of the farmers’ knowledge about the management of the pig farm include in high category, the attitude of the farmers about the management of the pig farm maintenance include in positive category. The factor of age and knowledge have the insignificant relation (P>0,10) with the level of pig farm maintenance management, while the farm owning and the attitude have significant relation (P<0,10) with the level of management implementation of pig farming, and knowledge have really significant relation (P<0,01) with the management implementation of pig farming at Kanatang Sub District.

Key Word : Pigs, Management, Implementation, Knowledge, Attitude

PENDAHULUAN

Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memegang peranan cukup besar di Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan akan protein hewani,meningkatkan pendapatan dan pemerataan kesempatan kerja. Oleh karena itu,pembangunan sub sektor peternakan perlu mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah sehingga sasaran yang hendak dicapai dalam usaha peternakan,khususnya peternakan babi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan teknologi produksi,manajemen pemeliharaan dan tingkat pengetahuan peternak babi.

Ternak babi banyak dijumpai di Kabupaten Sumba Timur khususnya Kecamatan Kanatang. Ternak babi yang dipelihara adalah jenis babi sumba yang memiliki ciri warna hitam (kadang berwarna merah kehitaman) dan memiliki bentuk fisik menyerupai babi hutan. Hampir setiap rumah tangga memeliharanya. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pemeliharaannya sekedar sebagai usaha sambilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, hobi dan kebutuhan upacara, karena babi memiliki nilai sosial budaya,yakni ternak babi digunakan dalam upacara adat sebagai belisataumas kawin. Oleh sebab itu manajemen pemeliharaannya perlu diperhatikan dengan baik.

Kondisi pemeliharaan ternak babi di Kabupaten Sumba Timur khususnya Kecamatan

Kanatang tampaknya belum memadai untuk tercapainya produktivitas yang optimum.Kenyataan bahwa pengetahuan dan sikap serta penerapan peternak tentang manajemen pemeliharaan masih kurang, karena dilihat dari pemberian pakannya, pakan yang diberikan hanyalah sisa makanan yang di campur dengan batang pisang yang telah dipotong-

potong kecil.Sistem perkandangannya ternak babi yang ada di Kecamatan Kanatang tidak dikandangkan sesuai dengan syarat yang berlaku, ternak babi yang ada di Kecamatan Kanatang dipelihara hanya dengan diikat di sebuah pohon. Jika dibandingkan dengan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sumba Timur yakni Kecamatan Kambera memiliki manajemen pemeliharaan ternak babi yang baik yakni dilihat dari sistem perkandangannya, ternak babi dikandangkan dalam sebuah kandang yang sesuai dengan syarat yang ada.Pemberian pakan pun pakan yang diberikan adalah pakan yang sesuai dengan syarat yang ada sehingga tingkat produktivitasnya pun baik seharusnya di Kecamatan Kanatang pun bisa menerapkan manajemen pemeliharaan seperti itu.Maka dari itu, penelitian ini perlu dilakukan agar dapat mengetahui tingkat pengetahuan, sikap serta penerapan peternak mengenai manajemen pemeliharaan ternak babi sehingga dapat tercapainya produktivitas ternak babi yang optimum.

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sumba Timur khususnya Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode Purposive Sampling (Hadi,1983). Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari persiapan hingga analisis data.

Penentuan Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 50 orang peternak yang merupakan bagian dari keseluruhan peternak babi yang ada di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Pengambilan sampel sebagai responden menggunakan metode Stratified Random Sampling yang didasarkan tingkat pendidikan (Effendi dan Singarimbun,1989).

Jenis Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumber data meliputi : (1) Ciri-ciri responden mencakup : umur, pendidikan formal, jumlah pemilikan ternak; (2) Pengetahuan peternak mengenai manajemen pemeliharaan ternak babi; (3) Sikap peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak babi; (4) Tingkat penerapan terhadap manajemen pemeliharaan ternak babi. Data sekunder sebagai data pelengkap sebagai gambaran umum tempat penelitian. Data sekunder diperoleh/dikumpulkan dari berbagai sumber yang ada.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei yaitu pengumpulan data dengan cara mendatangi serta mewawancarai responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan tujuan penelitian serta observasi langsung (Singarimbun dan Effendi, 1989). Observasi dilakukan pada saat peneliti ke lapangan untuk meninjau lokasi serta melakukan wawancara bebas dengan peternak. Sedangkan data sekunder menggunakan metode arsip atau dokumentasi berdasarkan fakta-fakta. Data sekunder terdiri dari keadaan ilmiah atau gambaran umum yang bersifat menunjang dan diperoleh dari instansi terkait.

Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan seperti pengetahuan dan penerapan peternak diukur dengan skala jenjang 5 (1, 2, 3, 4, 5). Sedangkan untuk mengukur sikap petani akan digunakan skala Likert, yaitu pemberian skor dilakukan dengan memberikan bilangan bulat 1, 2, 3, 4, 5 (Singaribum dan Effendi,1989). Setiap jawaban diberikan skor secara konsisten.Pemberian skor merupakan derajat respon dari responden untuk setiap pertanyaan. Skor akan dinyatakan dengan bilangan 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk setiap jawaban. Skor tertinggi adalah 5 diberikan untuk jawaban sangat diharapkan dan skor yang terendah adalah 1 diberikan untuk jawaban yang

paling tidak diharapkan.

Perolehan total skor manajemen pemeliharaan ternak babi dan variabel penelitian disajikan dalam bentuk persen (%) berdasarkan jumlah skor maksimum ideal. Dengan rumus sebagai berikut:

X = — X 100%

SMI

Keterangan : x= perolehan skor, SMI= skor maksimum ideal

Dalam menentukan distribusi hasil penelitian, dilakukan dengan cara menggolongkan variabel dalam kriteria tertentu berdasarkan persentase skor, dengan menerapkan rumus interval kelas dari Dajan (1986), sebagai berikut:

. = jarak kelas

jumlah kelas

i

jarak kelas

jumlah kelas


= interval kelas

= selisih data tertinggi dengan data terendah

= jumlah kriteria yang ditentukan

Dengan menggunakan rumus interval kelas tersebut, maka variabel-variabel berikut kriteria dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori Berbagai Variabel Berdasarkan Persentase Skor yang Diperoleh

No

Perolehan Pencapaian Skor (%)

Kategori

Pengetahuan

Sikap

Penerapan

1

>84 s.d 100

Sangat Tinggi

Sangat Positif

Sangat Baik

2

>68 s.d 84

Tinggi

Positif

Baik

3

>52 s.d 68

Sedang

Ragu-ragu

Sedang

4

>36 s.d 52

Rendah

Negatif

Kurang

5

20 s.d 36

Sangat Rendah

Sangat Negatif

Sangat Kurang

Kriteria pendidikan formal petani dikelompokkan ke dalam kriteria sebagai berikut:

  • -    Tidak pernah sekolah

  • -    Pendidikan dasar ( Sekolah Dasar)

  • -    Pendidikan menengah (Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas)

  • -    Pendidikan tinggi ( Perguruan Tinggi)

Analisis Data

Data penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan hubungan pengetahuan dan sikap peternak dengan penerapan manajemen usaha dianalisis menggunakan metode Koefisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel,1997)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur

Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar responden berada pada umur 51-60 tahun dengan jumlah 18 orang (36,00%). Rataan umur responden adalah 42 tahun dengan kisaran 21-60 tahun. Didapatkan bahwa responden berumur 31-40 tahun yakni 16 orang (32,00%), berumur 20-30 tahun yakni 9 orang (18,00%) serta yang terakhir adalah responden berumur 41-50 tahun sebanyak 7 orang (14,00%). Hal ini menunjukkan, sebagian besar responden berada dalam umur produktif menurut kriteria Kusumawidho (1984).

Tabel 1.Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No

Umur (tahun)

Responden

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

20-30

9

18,00

2

31-40

16

32,00

3

41-50

7

14,00

4

51-60

18

36,00

Jumlah

50

100

Pendidikan Formal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian besar yakni dengan jumlah 38 orang (76,00%) memiliki tingkat pendidikantingkat Sekolah Dasar (SD), sedangkan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 5 orang(10,00%) dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah 6 orang(12,00%), serta tingkat Perguruan Tinggi dengan jumlah 1 orang(2,00%).Distribusi pendidikan formal selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

No

Lama Pendidikan (tahun)

Kategori

Responden

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

0-6

SD

38

76,00

2

6-9

SMP

5

10,00

3

9-12

SMA

6

12,00

4

12-15

Diploma

-

-

5

>15

Sarjana

1

2,00

Jumlah

50

100,00

Jumlah Kepemilikan Ternak

Jumlah ternak babi yang dipelihara oleh responden rata-rata 4 ekor. Responden yang memiliki babi dengan kisaran 4-6 ekor berjumlah 11 orang (22,00%), dengan kisaran ≥ 9 ekor jumlah responden yakni 5 orang (10,00%) dan yang paling kecil responden yang memiliki babi dengan kisaran 7-9 ekor yakni 4 orang (8,00%) serta yang sebagian besar dari mereka yakni dengan jumlah peternak 30 orang (60,00%) memiliki babi dengan kisaran 1-3 ekor. Distribusi jumlah kepemilikan ternak disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak Babi

No

Skala Kepemilikan Ternak

Responden

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

≤ 1

-

-

2

1 – 3

30

60

3

4 – 6

11

22

4

7 – 9

4

8

5

≥ 9

5

10

Jumlah

50

100

Tingkat pengetahuan responden tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 43 orang

(86,00%) mempunyai pengetahuan dengan kategori tinggi, sedangkan 7 orang (14,00%)

mempunyai pengetahuan dengan kategori sangat tinggi tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Rataan pengetahuan responden di Kecamatan Kanatang adalah 78,00 % dari skor maksimal 115 termasuk dalam kategori tinggi. Rincian selengkapnya mengenai pengetahuan responden disajikan dalam Tabel 4

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi di Kecamatan Kanatang, Sumba Timur

No

Jenjang Kategori     Jumlah Peternak Jumlah Peternak        Kategori

( orang)              (%)

1

2

3

4

5

>84 - 100               7                  14            Sangat Tinggi

>68 – 84              43                86               Tinggi

>52 – 68                -                  -                Sedang

>36 - 52                -                  -                Rendah

20 - 36                 -                  -            Sangat Rendah

JUMLAH             50            100

Sikap responden tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang

Dari tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 48 orang (96,00%) mempunyai sikap dengan kategori positif, sedangkan 2 orang (4,00%) mempunyai sikap dengan kategori sangat positif tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Rataan pengetahuan responden di Kecamatan Kanatang termasuk kategori positif yakni 79,00 % dari skor maksimal 125. Rincian selengkapnya mengenai sikap responden disajikan dalam tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Manajemen Pemeliharaan Ternak

Babi di Kecamatan Kanatang, Sumba Timur

No

Jenjang kategori

Jumlah Peternak (orang)

Jumlah

Peternak (%)

Kategori

1

> 84 – 100

2

4,00

Sangat Positif

2

> 68 – 84

48

96,00

Positif

3

> 52 – 68

-

-

Ragu – ragu

4

> 36 – 52

-

-

Negatif

5

20 -36

-

-

Sangat Negatif

Jumlah

50

100

Penerapan responden terhadap manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang

Hasil penelitian menunjukkan rataan penerapan responden di Kecamatan Kanatang termasuk kategori baik yakni 75,00 % dari skor maksimal 110. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 43 orang (86,00%) mempunyai penerapan dengan kategori baik, sedangkan 7 orang (14,00%) mempunyai penerapan dengan kategori sangat baik tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Rincian selengkapnya mengenai sikap responden disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan Peternak tentang Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi di Kecamatan Kanatang, Sumba Timur

No

Jenjang kategori

Jumlah Peternak (orang)

Jumlah Peternak (%)

Kategori

1

> 84 – 100

7

14,00 %

Sangat Baik

2

> 68 – 84

43

86,00 %

Baik

3

> 52 – 68

-

-

Sedang

4

> 36 – 52

-

-

Kurang

5

20 -36

-

-

Sangat Kurang

Jumlah

50

100

Faktor karakteristik yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur

Dari hasil analisis data dengan Uji Koefisien Korelasi jenjang Spearman menunjukkan bahwa faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat penerapan respoden mengenai manajemen pemeliharaan ternak babi seperti pengetahuan ternyata memiliki faktor berhubungan positif sangat nyata ( p<0,01), faktor kepemilikan ternak dan sikap berhubungan nyata ( p<0,10), dan umur serta pendidikan formal berhubungan tidak nyata (p>0,10), dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Rincian data selengkapnya mengenai analisis data dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman disajikan pada Tabel 7.

Tingkat Pengetahuan Peternak tentang Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi di Kecamatan Kanatang

Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa rata-rata pencapaian persentase skor pengetahuan adalah 78,00% termasuk kategori baik. Hal ini dapat di mengerti sebab responden telah menempuh pendidikan formal sehingga pendidikan yang diterima oleh peternak yang kemudian semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka mudah untuk orang tersebut untuk menerima informasi.

Tabel7.Hubungan Antara Beberapa Faktor dengan Tingkat Penerapan Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur

No

Faktor – faktor

Peternak Babi di Kecamatan Kanatang

rs

t hitung

1.

Umur

-0,078

-0,541tn

2.

Pendidikan Formal

0,127

0,885tn

3.

Jumlah Kepemilikan Ternak

0,277

1,997n

4.

Pengetahuan

0,494

3,935sn

5.

Sikap

0,230

1,636n

Keterangan : rs = Koefisien Korelasi, sn = sangat nyata, n = nyata, tn = tidak nyata

Sikap Peternak tentang Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi di Kecamatan Kanatang

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata pencapaian persentase skor sikap adalah 79,00% termasuk kategori positif. Dapat dikatakan hal ini wajar sebab peternak yang ada di Kecamatan Kanatang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga saling bertukar pikiran yang kemudian juga saling membantu yang menjadikan adanya perlakuan untuk mengetahui langkah yang harus di ambil untuk menyelesaikan sesuatu hal.Perihal ini, sesuai dengan pendapat Mar’at (1981) yang menyatakan bahwa sikap merupakan produk dari proses sosialisasi jika seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya

Tingkat Penerapan Peternak Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi di Kecamatan Kanatang

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata pencapaian persentase skor penerapan adalah 75,00% termasuk kategori baik. Hal ini dapat di mengerti, karena peternak yang ada di Kecamatan Kanatang telah memelihara ternaknya lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, masyarakat yang ada di Kecamatan Kanatang pun telah merasakan sendiri bahwa pemeliharaan yang baik dapat menghasilkan ternak yang baik pula sebab ketika ada upacara adat mereka dapat memberi ternak babi dengan ukuran tubuh yang baik, sehingga mendukung persentase pencapaian skor penerapan tinggi . Hal ini di dukung oleh pendapat Rogers dan Shoemaker ( 1971 ) yang menyatakan bahwa sebelum inovasi diterima oleh masyarakat secara keseluruhan, terlebih dahulu akan mengalami penyesuaian yang kemudian dapat diyakni bahwa inovasi yang diterima dan dapat diterapkan adalah inovasi yang sesuai dengan kebutuhan penerimanya.

Faktor yang berhubungan dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada variabel umur responden yang ada di Kecamatan Kanatang ,memiliki hubungan yang tidak nyata (P>0,10) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi. Sari, dkk (2009) menyatakan variabel umur berpengaruh negatif terhadap adopter cepat, hal ini menunjukkan orang yang muda umurnya lebih inovatif daripada mereka yang berumur lebih tua.

Tingkat pendidikan formal pada responden yang ada di Kecamatan Kanatang memiliki hubungan yang tidak nyata (p>0,10) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang. Tingkat pendidikan formal berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh oleh para peternak.Soedijanto (1980) menyatakan bahwa pengetahuan petani sangat menunjang kelancaran petani dalam mengadopsi sesuatu inovasi untuk kelanggengan usaha taninya.

Jumlah kepemilikan ternak berhubungan nyata (p<0,10) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang. Hal ini disebabkan oleh makin banyak ternak yang dipelihara oleh responden maka makin tinggi pula resiko yang dihadapi, sehingga besar kecilnya ternak yang mereka pelihara mempengaruhi tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi, yang memacu para peternak untuk melaksanakannya secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Slamet (1978) yang menyatakan bahwa besar kecilnya pemilikan ternak akan mempengaruhi motivasi peternak untuk belajar giat menambah pengetahuan serta membina keterampilan.

Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap peternak terhadap penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur

Tingkat pengetahuan responden berhubungan positif sangat nyata (p<0,01) dengan tingkat penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang. Tingginya tingkat penerapan oleh responden disebabkan oleh pengetahuan yang dimiliki oleh reponden relatif tinggi. Pengetahuan yang tinggi tentang suatu inovasi memungkinkan seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (inovasi) sehingga inovasi yang ditawarkan akan dapat diterapkan dengan baik. Hal ini sejalan dengan Supriyanto (1978) yang mengemukakan bahwa pengetahuan sangat menunjang kelancaran petani dalam mengadopsi suatu inovasi untuk kelanggengan usaha taninya

Sikap responden terhadap penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang berhubungan nyata (p<0,10). Hal ni berarti sikap responden yang positif dapat menunjang peningkatan penerapan manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang. Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan yang saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengetahuan, pengalaman pribadi, kebudayaan orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan serta faktor emosi dalam diri individu (Azwar, 1988). Jadi setelah responden memiliki sikap yang positif terhadap inovasi maka cenderung akan melakukan penerapan terhadap inovasi tersebut.

SIMPULAN

Hasil penelitiandapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ini :Tingkat pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam kategori tinggi; Sikap tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam kategori positif; Penerapan tentang manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam kategori baik; Tingkat pengetahuan dan sikap berhubungan positif terhadap manajemen pemeliharaan ternak babi di Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur

UCAPAN TERIMAKASIH

Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh rensponden yang telah bekerjasama dengan baik dalam pengumpulan data selama penelitian. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1988. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. PT. Eresco.Jakarta, Bandung. Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad.(1996). Kamus Umum BahasaIndonesia. Jakarta. Effendi, S. dan M, Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta.

.Hadi, S. 1983. Statistik II. Andi Offset, Yogyakarta.

Kusumawidho. 1984. Angkatan Kerja Dasar–Dasar Demografi. Fakultas EkonomiUniversitas Udayana, Denpasar.

Mar’at. 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya.GhaliaIndonesia, Jakarta.

Mar’at, I.W. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya.Ghalia Indonesia.Jakarta.

Sari, T. O. Ramdhani, N & Eliza, M. ( 2009 ). Empati dan perilaku merokok di tempat umum. Jurnal Psikologi. 2, 81-90

Slamet, M. 1978. Kumpulan Bahan Bacaan Penyuluhan Pertanian. Editor.Edisi.Ketiga.Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soedijanto, 1978.Beberapa Konsepsi Proses Belajar dan Implikasinya. Institut Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian Bogor, Bogor.

Supriyatno, 1978.Adopsi Teknologi Baru di Kalangan Petani. Agroekonomi, Departemen Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Rogers.E. M .,and F. F., Shoemaker, 1971. Communication of invitations.The Free Press, New York.

Rogers M. Everett and Rabel J. Burdge, 1972. Social Change in Rural Soceites,ed ke 2, Appleton New York.

Willnela et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 2 Th. 2017:336 - 347

Page 347