Perubahan Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari
on
ISSN: 2528-4940
Vol. 02, No.01: Oktober 2022, pp-65-79.
STILISTIKA
Journal of Indonesian Language and Literature
PERUBAHAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA
DALAM NOVEL CATATAN JUANG KARYA FIERSA BESARI
Hanri Prasetyo1*, I Ketut Sudewa2, I Ketut Nama3 Universitas Udayana
*Surel: hanripras@gmail.com
doi: https://doi.org/10.24843/STIL.2022.v02.i01.p06
Artikel dikirim: 29 April 2022; diterima: 29 Mei 2022
CHANGES THE PERSONALITY OF THE MAIN CHARACTER IN NOVEL CATATAN JUANG BY FIERSA BESARI
Abstract This thesis examines the changes in this personality of the main character in Fiersa Besari novel Catatan Juang, which tells the story of Suar struggle as the main character in achiecing his dream as filmmaker. In Suar journey to become a filmmaker, the various things he has gone through havemade him experience changes in his development period. This study analyzes the structure of the novel and the changes that occur to the main characte. To obtain the desire result, the theories used are Stantont Structural amda Hurlock develompent psychology. The method use to collect data is literature study with reading, listening, and note-taking techniques. Then to analyze the data used descriptive analytical method by describing the result of data analysis that has been done. Structural theory is use to analyze plot, characters, and setting. The flow analysis uses three stages, initial stages, middle, and final stages. So it was found if the groove used was a conventional flashback groove. Suar characterization as the main character, as a developing character. This cause changes in the nature and character of Suar to develop from beginning of its appearance to the end story. Then, the setting that dominates this novel is Jakarta, Bandung, North Village, and Karst Mountain. The time setting ranges from 2015 to 2016, other time setting are also visible such as morning, afternoon, evening, and night. Bacground the atmosphere that appears, among others, surrender, sad, happy. The personality changes that occur are Suar seccessful adjusment to adulthood, the achievements he shows and the satisfaction that Suar gets in his work, making him a pleasant person, tough, and unyielding.
Keywords: Catatan Juang, Personality Changes, Structural
PENDAHULUAN
Artikel ini berisi hasil analisis perubahan kepribadian tokoh utama dalam novel Catatan Juang karya Fiersa Besari dengan menggunakan teori struktural dan psikologi perkembangan. Novel Catatan Juang dipilih karena novel ini mengisahkan perubahan kepribadian tokoh utama yang terjadi dalam masa perkembangan, khususnya perkembangan dewasa dini yang dianggap sesuai dengan usia peneliti, diharapkan memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi dalam masa
dewasa dini dan dapat menginspirasi pembaca karya sastra, khususnya novel Catatan Juang. Struktur karya sastra dianalisis menggunakan teori struktural Stanton, kemudian dianalisis perubahan kepribadian tokoh utama dengan teori psikologi perkembangan Hurlock.
Masalah yang dianalisis dalam artikel ini ada dua, yakni struktur karya sastra novel Catatan Juang yang berisi alur, penokohan, latar dan aspek perubahan kepribadian yang terjadi kepada tokoh utama. Dari hasil analisis, diharapkan artikel ini dapat mencapai tujuan untuk, (1) meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra, khususnya novel Catatan Juang karya Fiersa Besari, (2) untuk menganalisis unsur-unsur alur, penokohan, dan latar di dalam novel Catatan Juang karya Fiersa Besari, (3) untuk menganalisis dan mengungkapkan aspek perubahan kepribadian tokoh utama dalam novel Catatan Juang karya Fiersa Besari. Merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan untuk yakni, novel Catatan Juang karya Fiersa Besari.
Penelitian melakukan tinjauan pustaka dan menemukan tiga penelitian sejenis yang menggunakan objek yang sama, tetapi menggunakan rumusan masalah dan teori yang berbeda. Pertama artikel berjudul “Perlawanan Perempuan pada novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari” oleh Yunita Trisnawati pada tahun 2019 dimuat dalam jurnal Prosiding Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang. Volume 3. Penelitian Yunita Trisnawati menggunakan pendekatan feminisme. Kedua artikel berjudul “Kajian Kritik Sosial dalam Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari” oleh M. Salim, Abdul Malik, Legi Elfitra tahun 2019 dimuat dalam jurnal Repisitory Universitas Maritim Raja Ali Haji. Penelitian Salim, Malik, dan Elfitra menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Ketiga, artikel berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari” sebagai Pembelajaran Analisis Pesan Buku Fiksi SMA Kelas IX oleh Pratama, Khoirul Imam Yoga tahun 2021 dimuat dalam jurnal Repository Universitas Jendral Soedirman. Menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persamaan analisis novel Catatan Juang dengan penelitian di atas, sama-sama menggunakan novel Catatan Juang untuk dianalisis. Perbedaannya terdapat pada teori kajiannya. Sepanjang data yang telah dicari, novel Catatan Juang belum ada yang menganalisis menggunakan pendekatan psikologi perkembangan.
Dalam analisis digunakan teori struktural yang dikemukakan oleh Stanton (2007) dan teori psikologi perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock (2005). Menurut Stanton struktural dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni alur, tokoh, dan
latar. Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya (Stanton, 2007:22). Tokoh atau biasa disebut katakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita. Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu tokoh utama yaitu tokoh yang terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlansung. Latar dapat berwujud dekor. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu(Nurgiantoro, 2007:165). Menurut Hurlock, perkembangan berarti serangkaian perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Pelbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup (Hurlock, 2005:246).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan teknik baca, yang dilanjutkan dengan menyimak, dan mencatat (Ratna, 2004:53). Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap naskah dengan cara membaca novel Catatan Juang, kemudian dilanjutkan dengan memahami isi cerita dan mencatat bagian-bagian tertentu yang dianggap relevan dengan penelitian. Kemudian digunakan metode deskriptif analitik untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan cara membaca, menyimak, dan diinterpretasikan. Kemudian digunakan metode deskriptif analisis dengan cara mendeskripsikan fakta, disusul dengan analisis, sehingga ditemukan hasil penelitian yang diharapkan. Hasil penelitian, kemudian disajikan dalam metode deskriptif (Sugiyono, 2016:305).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis perubahan kepribadian tokoh utama dalam novel Catatan Juang karya Fiersa Besari dijelaskan dalam bab ini digunakan teori struktural oleh Stanton, dan hasil analisis perubahan psikologi dikemukakan oleh Hurlock. Kedua topik pembahasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
-
1. Analisis Struktur Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari
Analisis struktur didahulukan sebelum analisis perubahan kepribadian pada tokoh utama dalam novel Catatan Juang. Analisis struktur bertujuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terkandung dalam objek karya sastra. Analisis pada
novel Catatan Juang terdiri atas alur, penokohan, dan latar.
-
1.1 Alur
Alur secara umum merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada perisiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinan dan logis, dapat menciptakan bermacam-macam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan (Stanton, 2007:28). Konflik utama bersifat fundamental, membenturkan sifat-sifat dan kekuatan-kekuatan tertentu. Konflik ini menjadi inti struktur cerita, pusat yang pada gilirannya akan tumbuh dan berkembang seiring dengan alur yang terus-menerus mengalir. Klimaks adalah ketika konflik terasa sangat intens sehingga ending tidak dapat dihindari lagi. Klimaks merupakan titik yang mempertemukan kekuatan-kekuatan konflik dan menentukan bagaimana oposisi tersebut dapat terselesaikan (Stanton, 2007:32). Berdasarkan uraian tersebut, dianalisis alur dalam novel Catatan Juang dengan mencari urutan yang membangun cerita menggunakan tahap awal, tengah, dan akhir.
Pada tahapan awal diceritakan awal mula kecintaan Suar terhadap dunia desain semasa SMA, hingga berkuliah di jurusan DKV. Suar sadar bahwa passion-nya di bidang sinematografi, memutuskan untuk menabung demi membeli sebuah kamera sehingga ia menghasilkan banyak film pendek. Hampir setiap orang yang melihat karya Suar mengatakan bahwa ia diberkahi. Setelah lulus kuliah, Suar pulang ke kampung halamannya. Ia berencana untuk tinggal beberapa saat di sana dan meminta restu orang tuanya untuk kembali ke Jakarta demi mengejar cita-citanya menjadi seorang sineas. Namun, dikarenakan bapak terkena strok, segala rencana yang telah ia susun menjadi berantakan. Suar kembali ke Jakarta dan bekerja sebagai sales asuransi. Suar mulai jenuh dengan pekerjaannya dan sempat memikirkan untuk berhenti bekerja. Namun, ia urungkan ketika mengingat keluarganya di kampung. Hingga ketika Suar menemukan sebuah buku bersampul merah dan tampak lusuh. Buku inilah yang nanti akan mengawali langkah Suar mengejar cita-cita.
Pada tahapan tengah, diceritakan perjalanan Suar setelah menemukan dan membaca buku bersampul merah tersebut. Namun, karena tidak terdapat informasi mengenai pemiliknya. Suar membaca buku tersebut untuk mencari petunjuk mengenai pemiliknya dan mengembalikannya. Rupanya setelah membaca buku tersebut, ia memperoleh inspirasi. Suar sadar bahwa selama ini orang tuanya tidak pernah memintanya menanggung beban sendirian, termasuk melupakan cita-citanya sebagai seorang sineas. Suar mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mengejar cita-
citanya. Ketika berada di desa, Suar teringat ide lamanya yakni menjadikan keluh kesah para petani untuk dijadikan film. Suar kemudian mengajak kedua temannya, untuk membuat film tersebut. Film mereka berhasil dibuat dan diikutsertakan dalam sebuah lomba film pendek. Film mereka rupanya kalah dalam lomba, Suar kemudian menyebarkan film mereka di internet. Film mereka ditonton ratusan ribu penonton, sehingga membuat proses pembangunan pabrik semen dibekukan. Suar kemudian memutuskan untuk membuat sebuah film tentang seorang buruh perempuan. Karena Suar ingin menjangkau usia dan latar belakang penonton yang lebih luas, film mereka di tayangkan di bioskop dan cukup sukses di pasaran. Tidak lama setelah itu penyakit strok bapak kambuh sehingga bapak terjatuh di kamar mandi. Suatu malam, Bapak terbangun dan berbincang dengan Suar. Setelah perbincangan malam itu, bapak meninggal dunia. Ketika Suar sedang membaca buku bersampul merah, Dude mengenal pemilik buku tersebut. Suar pun meminta Dude untuk menemaninya mengembalikan buku tersebut dan juga ingin bertemu dengan Juang. Seorang yang telah menginspirasi dan mengubah hidupnya. Akhirnya buku tersebut kembali pada pemiliknya.
Pada tahapan akhir merupakan penyelesaian cerita, Suar bertemu dengan Fatah, adik Juang. Suar diajak Fatah dan Dude pergi ke pemakanam. Rupanya Juang ternyata telah meninggal dunia ketika menjadi relawan di Gunung Sinabung. Setelah meninggalkan areal pemakaman, Suar meminta untuk membaca halaman terakhir buku tersebut sebelum mengembalikannya. Suar kemudian memutuskan untuk membuat sebuah film untuk mengenang sekaligus sebagai tanda terima kasih kepada Juang.
Berdasarkan analisis di atas, novel Catatan Juang menggunakan alur konvensional flashback. Analisis alur menggunakan tiga tahapan yaitu, tahap awal, tengah, dan akhir. Tahapan awal dalam novel Catatan Juang memperkenalkan tokoh utama cerita. Tahapan tengah memunculkan masalah hingga klimaks cerita. Tahapan akhir menyajikan ending yang menyelesaikan cerita.
-
1.2 Tokoh dan Penokohan
Tokoh atau karakter dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita. Konteks kedua, merujuk pada berbagai percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut (Stanton, 2007:33). Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiantoro, 2002:165).
-
1.2.1 ) Tokoh Utama
Katsuriana digambarkan sebagai gadis cantik berusia 24 tahun dengan kulit putih kekuningan, dengan hidung yang tidak terlalu mancung, bibirnya berwarna merah merona, memiliki rambut lurus hingga punggung, dan Suar juga memiliki bekas luka di dagunya (hlm.4-5). Suar merupakan tokoh berkembang, hal tersebut mengakibatkan adanya perubahan dalam penggambaran beberapa sifat dan watak Suar. Suar yang penuh impian menjadi realistis (hlm.50). Pada awalnya, Suar merupakan gadis yang tidak cepat akrab dengan orang lain, berubah menjadi seorang yang cepat beradaptasi (hlm.51). Suar digambarkan sebagai gadis yang pantang menyerah demi menggapai tujuannya. Namun, Suar hampir menyerah ketika film dokumenter yang ia buat kalah dalam perlombaan. Suar merupakan seorang yang cukup bijak, namun adakalanya ketika ia terbuai dengan kesuksesan yang diterimanya. Hal tersebut terjadi ketika seorang produser terkenal memintanya membuat sebuah film dokumenter sebuah partai, dengan iming-iming uang dan ketenaran (hlm.210). Suar juga merupakan seorang pemimpin yang baik. Sifat Suar digambarkan plinplan dalam urusan asmara. Film Suar akhirnya selesai dibuat dan ditayangkan di bioskop yang membuatnya lebih terkenal dari sebelumnya. Namun, hal tersebut tidak membuat Suar sombong, ia tetap rendah hati (hlm.266). Suar merupakan gadis yang tegar, ia tetap tenang dan berusaha menenangkan Bundanya ketika Bapak meninggal dunia.
-
1.2.2 Tokoh Tambahan
Juang Astrajingga merupakan tokoh yang berasal plot tambahan dari novel ini. Kehidupan Juang diceritakan dalam sebuah buku yang Suar temukan, dan dituturkan oleh Dude dan Fatah. Fisik Juang hanya diperlihatkan dari sebuah foto yang Suar lihat di kedai milik Dude, ia merupakan seorang lelaki brewok dengan rambut ikal sebahu (hlm.259). Fisik Juang juga digambarkan mirip dengan Fatah, adiknya (hlm.290). Juang berjiwa sosial dan berkepedulian tinggi. Juang merupakan seorang yang suka berbagi kebahagiaan. Sifat dan watak Juang dapat ditemukan dalam buku bersampul merah yang ditemukan Suar. Buku catatannya berisi empat puluh delapan cerita, yang mengisahkan perjalanannya. Cerita tersebut menggambarkan kepribadian Juang. Hal itu dapat dilihat dalam cerita berjudul “Teruntuk: Ibu di mana Segalanya Berawal” (hlm.8) yang menceritakan kecintaan Juang pada ibunya, ia bersyukur kepada ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini. Dalam empat puluh delapan cerita tersebut, tidak hanya hal baik yang Juang ceritakan. Juang berperilaku egois ketika sering menginterupsi kawan-kawannya yang saat itu sedang diwawancara di sebuah radio.
Dude merupakan seorang lelaki kelahiran Sumatra Utara. Dude berperawakan tegap, berambut pendek, dengan geligi berbaris rapi dan hidung mancung, berwajah cukup rupawan (hlm.150). Dude merupakan seorang pegiat lingkungan yang tergabung dalam sebuah organisasi lingkungan hidup. Sikap Dude ramah ketika menjawab tiap pertanyaan yang Suar lontarkan. Terlepas dari penampilannya yang terlihat gahar, Dude seorang yang lemah lembut dan perhatian (hlm.259). Dude merupakan seorang yang puitis (hlm.176). Dude merupakan seorang perantau yang gigih dan tekun dalam menjalani pekerjaannya. Dude juga sangat perhatian dan peduli dengan orang tuanya di kampung halamannya. Dude merupakan seorang yang sigap (hlm.174). Dude juga merupakan seorang yang kritis (hlm.217).
Fajar Suteja merupakan sahabat Suar sejak kuliah. Ia merupakan seorang pemuda kurus berwajah tegas (hlm.126). Fajar merupakan seorang editor video yang andal. Ia merupakan orang yang tetap mengajak Suar untuk tetap membuat film. Meskipun seringkali Suar menolak dengan alasan pekerjaan, namun Fajar pantang menyerah bahkan terkesan memaksa. Fajar yang sebenarnya kurang berniat untuk bergabung, memutuskan untuk membantu Suar atas nama persahabatan (hlm.127). Ia merupakan lelaki yang berpikiran panjang untuk segala hal. Fajar selalu mengingatkan risiko yang akan terjadi ke depannya. Hal tersebut ia lakukan karena rasa pedulinya kepada teman-temannya.
Elipsis Klandestin merupakan sahabat Suar sejak zaman kuliah dulu. Ia berperawakan mungil, berkacamata tebal, dengan rambut keriting seleher yang dibiarkan mengembang (hlm.125). Eli merupakan seorang musisi, dan juga pengaransemen musik untuk beberapa film. Eli merupakan seorang yang akan membantu kawannya ketika dibutuhkan. Eli merupakan seorang idealis yang peduli dengan rakyat kecil (hlm.253). Sifat Eli cukup pendiam. Eli merupakan gadis yang cukup cuek untuk tampil tanpa riasan apa pun (hlm.149). Eli juga seorang yang apa adanya (hlm255).
Ibu, tidak dijelaskan siapa nama aslinya. Fisik ibu cukup rupawan meskipun mulai muncul keriput dikarenakan usia yang tak lagi muda. Ibu merupakan seorang yang perasa terhadap anaknya (hlm.11). Ibu digambarkan sebagai sosok yang sabar dan berpikiran terbuka (hlm.113). Ketika Suar mulai membuat film, ibu sangat khawatir tentang apa yang akan Suar hadapi ke depannya, terlebih ketika tahu Suar membuat film yang menyangkut pembangunan pabrik semen yang menuai banyak pro dan kontra dari masyarakat.
Bapak tidak dijelaskan siapa nama aslinya. Bapak merupakan seorang yang cukup rupawan meskipun mulai muncul keriput dikarenakan usia yang tak lagi
muda. Bapak merupakan orang tua yang tabah, dan menjadi teladan, khususnya bagi Suar. Bapak mendidik Suar menjadi seorang yang tidak sekadar patuh, namun memberikan kebebasan untuk bertanya ini-itu (hlm.108). Bapak merupakan seorang yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran pada anak-anaknya. Bapak juga merupakan seorang yang tidak kaku, dan dapat diajak bercanda (hlm.118). Bapak juga seorang yang khawatir tentang masa depan anaknya, terlebih ketika mengetahui Suar berencana perihal polemik pertambangan yang terjadi di desanya. Bapak merupakan seorang yang menginspirasi Suar agar tidak mudah menyerah, dan selalu membagikan kebahagiaan kepada orang lain (hlm.272)
-
1.3 Latar
Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita. Menurut Stanton (2007:35-36), latar dapat berwujud dekor, latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu periode sejarah. Latar juga memuat tone atau mood emosional yang melingkupi karakter. berdasarkan uraian tersebut, akan dianalisis latar dalam novel Catatan Juang berdasarkan latar dekor atau tempat, latar waktu, dan latar suasana.
-
1.3.1 Latar Tempat
Dalam novel Catatan Juang digambarkan beberapa latar tempat, yang pertama adalah Jakarta, tempat Suar berkuliah. Ia berkuliah di salah satu institusi bergengsi di Jakarta, namun tak disebutkan nama institusi tersebut (hlm.45). Latar tempat selanjutnya adalah kamar indekos (hlm.4). Latar tempat berikutnya adalah mobil angkutan umum (hlm.1). Latar tempat selanjutnya adalah Desa Utara yang merupakan kampung halaman Suar (hlm.120). Suar juga pergi ke Kota Selatan untuk bertemu dengan Dude yang merupakan seorang perwakilan organisasi lingkungan hidup untuk memperoleh informasi mengenai gunung Karst di Desa Utara (hlm.148). Latar tempat berikutnya adalah Hutan Someah. Suar di sana untuk membantu Dude membuat video dokumentasi tentang penelitian flora dan fauna (hlm.180). Latar tempat berikutnya adalah sebuah kedai bernama Sindikat Anti Kopi Sobek, sebuah tempat favorit Suar (hlm.214). Latar tempat berikutnya adalah tempat favorit Eli yakni, sebuah cafe yang menyatu dengan studio musik (hlm.232). Latar tempat berikutnya adalah sebuah bioskop ternama di ibu kota. Tempat dimana film Suar “Pahlawan dalam Kesunyian” ditayangkan (hlm.250). Latar tempat berikutnya adalah sebuah kedai di Bandung, tempat Suar bertemu dengan Dude dan kawan-kawan lainnya (hlm.258). Latar tempat berikutnya adalah sebuah surau yang terletak tidak jauh dari rumahnya (hlm.272). Latar tempat berikutnya adalah markas Organisasi Peduli Anak Jalanan atau bisa disingkat OPAJ yang terletak di sebuah
kolong jembatan layang di daerah Jakarta (hlm.285).
-
1.3.2 Latar Waktu
-
a. Pagi Hari
Suar terjaga di pagi hari, berharap suatu saat nanti, takdir akan mempertemukan mereka (hlm.117)
-
b. Siang Hari
“Maaf, Bu. Surat pengunduran diri akan saya serahkan siang ini. Terima kasih” (hlm.80)
Sore ini, ibu kota cukup ramah, tak terlalu gerah, tak banyak suara klakson dari pengemudi yang hobi marah-marah (hlm.2) d. Malam Hari
Tepat jam sembilan malam, di kereta api, perutnya yang keroncongan terobati oleh sekotak masakan buatan sang ibu (hlm.148)
-
e. Malam Minggu
Malam Minggu Suar sedikit kelabu (hlm.63)
Ini adalah hari Senin, yang konon katanya merupakan siksaan bagi manusia yang hidup di kota-kota besar (hlm.76)
-
g. Akhir Pekan
Di sebuah akhir pekan, mereka bertiga berkumpul (hlm.232)
-
h. 4:17 Pagi
Tanpa terasa, waktu menunjukan pukul 4:17 pagi kala mereka berhenti di depan sebuah gedung (hlm.220)
Suatu ketika di 2015 (hlm.2).
-
j. Tahun 2016
Suatu ketika di 2016 (hlm.160).
Pada kutipan di atas dijelaskan latar waktu berupa hari yang lainnya yang disebutkan secara eksplisit. Latar waktu selanjutnya menggunakan analisis praduga dan interpretasi atas wacana yang muncul pada dialog maupun narasi dalam Novel Catatan Juang. Hal ini disebabkan penggambaran latar waktu yang tidak dijelaskan secara detail. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut ini.
Setahun yang lalu, tepat saat Suar memutuskan untuk menjadi sineas, ayahnya mendadak tidak bisa mengucapkan apa yang ia ingin utarakan (hlm.104).
Keesokan harinya, Suar mesti pergi walau belum puas melepas rindu (hlm.124).
-
c. Seminggu Berselang
Seminggu berselang semenjak terakhir kali Suar, Fajar, dan Eli bertemu di kedai (hlm.131).
-
d. Dua Minggu Berlalu
Hampir dua minggu berlalu setelah itu, dan dua minggu tersebut tidak berisi hari-hari yang mudah (hlm.156).
-
e. Ulang Tahun Suar
“Selamat ulang tahun, Suar,” ucap Dude sambil membrikan hadiah, sebuahbuku berhias pita (hlm.247).
-
f. Tiga Hari
Tiga hari telah berganti semenjak Suar tiba di Desa Utara (hlm.266).
Pada kutipan di atas digambarkan bagaimana penyebutan hari yang secara eksplisit. tampak pada kutipan-kutipan di atas, contohnya pada kutipan pertama yang menyebutkan setahun yang lalu itu berarti saat setelah Suar lulus kuliah dan Bapak terkena strok. Hal tersebut terlihat jelas bagaimana pengarang menyebutkan setahun yang lalu secara eksplisit. Begitu juga dengan kutipan seterusnya, seperti esok hari, seminggu berselang, dan lainnya.
-
1.4 Latar Suasana
Latar suasana atau tone emosional bisa disebut juga dengan istilah atmosfer. Atmosfer merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter (Stanton, 2007:36). Dalam mengalasisis latar suasana, digunakan analisis praduga dan interpretasi atas wacana yang muncul pada dialog maupun narasi dalam Novel Catatan Juang.
Dalam novel Catatan Juang, terdapat berbagai atmosfer yang mereflesikan suasana, yang pertama adalah ketika rencana yang Suar susun menjadi berantakan dikarenakan Bapak terkena strok. Suar kembali ke Jakarta dan bekerja sebagai sales asuransi (hlm.50). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah pasrah.
Suar kemudian mulai jenuh dengan pekerjaannya, dan memikirkan untuk berhenti bekerja, namun selalu ia urungkan ketika mengingat keluarganya di kampung. Suar mulai memikirkan apakah ia akan tetap bekerja sebagai sales dengan berbagai tekanan dari berbagai pihak (hlm.5). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah bimbang.
Suar menyadari bahwa selama ini orang tuanya tidak pernah meminta Suar menjadi seorang pegawai kantoran, maupun menanggung beban sendirian, termasuk
melupakan cita-citanya sebagai seorang sineas. Suar kemudian mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mengejar cita-citanya (hlm.80). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah bangkit.
Ketika berada di desanya Suar menyadari bahwa desa tempat tinggalnya sedang memiliki masalah, perihal pabrik semen yang mengancam lingkungan sekitar. Suar kemudian teringat ide lamanya, yakni menjadikan keluh kesah para petani untuk dijadikan film. Suar kemudian kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan penggarapan film tersebut (hlm.121). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah semangat.
Suar akhirnya memutuskan untuk menyebarkan film mereka di internet, sehingga film mereka menjadi viral dan ditonton ratusan ribu penonton. Film Suar rupanya membuat proses pembangunan pabrik semen dibekukan (hlm.203). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah bangga.
Tidak lama setelah itu penyakit strok Bapak kambuh sehingga menyebabkan terjatuh di kamar mandi. Suatu malam, Bapak terbangun dan membaca buku bersampul merah tersebut. Suar pun menceritakan pertemuannya dengan buku tersebut dan mengatakan bagaimana buku tersebut membantu mengubah arah hidupnya ke arah yang lebih baik. Setelah perbincangan malam itu, Bapak meninggal dunia (hlm.275). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah sedih.
Suar bertemu dengan Fatah, adik dari Juang. Suar kemudian diajak Fatah dan Dude pergi ke suatu tempat, yakni pemakanam. Juang ternyata telah meninggal dunia ketika menjadi relawan di gunung Sinabung. Setelah meninggalkan areal pemakaman, Suar meminta untuk membaca halaman terakhir buku tersebut sebelum mengembalikannya. Setelah buku di kembalikan, Suar memutuskan untuk membuat sebuah film untuk mengenang sekaligus sebagai tanda terima kasih kepada Juang (hlm.299). Latar suasana yang melingkupi pada saat itu adalah berterima kasih.
-
2. Analisis Perubahan Kepribadian Tokoh Utama Novel Catatan Juang
Perubahan kepribadian tokoh utama dalam novel Catatan Juang akan digunakan teori Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Dini. Teori ini digunakan karena masa atau usia Suar sebagai tokoh utama termasuk dalam kategori dewasa dini. Sebelum mengkaji psikologi perkembangan masa dewasas dini, peneliti akan menjelaskan apa arti perubahan dalam perkembangan. Menurut Hurlock (2005:2), istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Pelbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana Ia hidup.
-
2.1 Perubahan kepribadian berdasarkan Penyesuaian Pekerjaan
Pertama dianalisis perubahan kepribadian yang terjadi pada tokoh utama Suar, dalam penyesuaian pekerjaan yang ia lakukan. Dalam hal ini akan digunakan analisis praduga dan interpretasi atas wacana yang muncul pada dialog maupun narasi dalam novel Catatan Juang. Penyesuaian pekerjaan adalah bagaimana seseorang menyelaraskan antara minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia kerjakan. Menurut Hurlock (2005:278), makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. Dalam masa penyesuaian pekerjaan Hurlock kemudian membagi menjadi tiga bagian yakni, pilihan pekerjaan, stabilitas pemilihan pekerjaan, dan penyesuaian diri dengan pekerjaan. Dari ketiga bagian tersebut dapat dilihat perubahan kepribadian Suar ketika masa penyesuaian pekerjaan, Suar menjadi seorang yang lebih realistis, serta menjadi seorang yang mampu menyesuaikan dirinya dengan pekerjaan yang ia lakukan meskipun tidak sesuai dengan harapan.
-
2.2 Perubahan kepribadian berdasarkan Bahaya dari Proses Penyesuaian Karier
Pada bagian ini akan diuraikan perubahan kepribadian tokoh utama berdasarkan bahaya dari proses penyesuaian karier yang dialami Suar. Untuk itu akan digunakan analisis praduga dan interpretasi atas wacana yang muncul pada dialog maupun narasi dalam novel Catatan Juang. Dalam awal masa dewasa atau dewasa muda, terdapat resiko pekerjaan bagi penyesuaian pribadi dan sosial, hal yang paling lumrah terjadi adalah ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. Menurut Hurlock (2005:303), ketidakpuasan pekerjaan dapat mempengaruhi penurunan prestasi kerja dan penurunan motivasi kerja. Dalam bahaya proses penyesuaian pekerjaan, perubahan yang terjadi dalam diri Suar adalah bagaimana ia mampu bangkit setelah berbagai masalah yang menimpanya, Suar menjadi seorang yang lebih tangguh dalam menjalani pekerjaannya.
-
2.3 Perubahan kepribadian berdasarkan Keberhasilan Penyesuaian Diri dengan Masa Dewasa
Pada bagian ini akan diuraikan perubahan kepribadian tokoh utama berdasarkan keberhasilan Suar menyesuaikan dirinya dengan masa dewasa. Untuk hal itu akan digunakan analisis praduga dan interpretasi atas wacana yang muncul pada dialog maupun narasi dalam Novel Catatan Juang. Menurut Hurlock (2005:313) keberhasilan seseorang dalam mengatasi masalah hidup di masa dewasanya berpengaruh terhadap konsep dirinya dan dan melalui kehidupan seperti itulah kepribadian seseorang terbentuk. Dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam menyesuaikan dirinya dengan masa dewasa, dapat dilihat melalui
tiga faktor yakni: prestasi yang diperoleh, kepuasan, dan penyesuaian pribadi yang terjadi. Ketika menjadi sales, dapat dikatakan jika Suar gagal dalam mengatasi masalah dan tidak berhasil melakukan penyesuaian pribadi. Namun, ketika menjadi seorang sineas, Suar mampu mengatasi masalah hidupnya dan menjadi pribadi yang menyenangkan, tangguh, dan pantang menyerah.
SIMPULAN
Analisis novel Catatan Juang karya Fiersa Besari difokuskan pada dua hal yakni struktural dan perubahan kepribadian yang terjadi pada tokoh utama. Struktural menyangkut alur, penokohan, dan latar. Pada unsur alur terdapat tiga tahapan, yakni tahapan awal, tengah, dan akhir. Tahapan awal yakni memperkenalkan Suar sebagai tokoh utama. Dimulai dari masa SMA, lulus kuliah, mulai bekerja, dan menemukan sebuah buku yang kemudian tanpa disadari mengubah hidup Suar. Tahapan tengah memunculkan masalah hingga klimaks cerita. Tahapan tengah, yakni ketika Suar berniat mencari siapa pemilik buku yang ia temukan, yang kemudian Suar baca dan mulai mengubah hidup Suar. Ia memutuskan berhenti bekerja sebagai sales, dan kembali mengejar cita-citanya sebagai sineas, meskipun banyak rintangan hingga akhirnya Suar berhasil membuat film yang dikenal banyak orang. Tahapan akhir menyajikan ending yang menyelesaikan cerita, yakni ketika Suar menemukan pemilik dari buku bersampul merah, dan kemudian berkeinginan meneruskan impian dari pemilik buku tersebut yang rupanya telah meninggal dunia. Alur yang digunakan dalam novel Catatan Juang yakni, alur konvensional flashback.
Dari alur, didapatkan jika penokohan Suar sebagai tokoh utama, sebagai tokoh berkembang. Hal tersebut menyebabkan perubahan dalam sifat dan watak Suar berkembang sejak awal kemunculannya hingga akhir cerita. Sedangkan untuk tokoh tambahan, merupakan tokoh statis, yakni sifat dan watak yang mereka tunjukan tidak mengalami perubahan. Kemudian, latar yang mendominasi novel ini adalah Jakarta, Desa Utara, Gunung Karst, dan Bandung. Latar waktu berkisar dari tahun 2015 hingga 2016, latar waktu lain juga terlihat seperti pagi, siang, sore dan malam. Latar Suasana yang muncul antara lain, pasrah, sedih, senang, bahagia.
Aspek perubahan kepribadian tokoh utama Suar yakni, Penyesuaian Pekerjaan, Bahaya dari Proses Penyesuaian Karier, dan Keberhasilan Penyesuaian Diri dengan Masa Dewasa. Dalam penyesuaian pekerjaan, Suar menjadi seorang yang lebih realistis, serta menjadi seorang yang mampu menyesuaikan dirinya dengan pekerjaan yang ia lakukan meskipun tidak sesuai dengan harapan. Kemudian dalam bahaya dari proses penyesuaian karier, Suar mampu bangkit kembali setelah berbagai
masalah menimpanya, Suar juga menjadi seorang yang lebih tangguh dalam menjalani pekerjaannya. Terakhir, keberhasilan penyesuaian diri dengan masa dewasa dengan prestasi yang ia tunjukan serta kepuasan yang Suar peroleh dalam pekerjaannya menjadikannya sebagai pribadi yang menyenangkan, tangguh, dan pantang menyerah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadapan Allah Swt./ Tuhan Yang Maha Esa karena atas kurnia-Nya artikel ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. I G.A.A. Mas Triadyani, S.S. M Hum. selaku Koordinator Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya dan bapak Drs. I Wayan Teguh, M. Hum. selaku PA selama 5 tahun yang telah memberikan fasilitas dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Besari, Fiersa. 2019. Catatan Juang. Jakarta: Media Kita.
Bogdan, Robert dan Steven Taylor. 1992. Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Hurlock, Elisabeth B. 2005. Psikologi Perkembangan. Cetakan Ke-5. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pratama, Khoirul Imam Yoga. 2021. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari sebagai Pembelajaran Analisis Pesan Buku Fiksi SMA Kelas IX. (Jurnal Repository Universitas Jendral Soedirman). Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra (Dari Strukturalisme Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusyam, A. Tarbani. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Salim, M. Malik, Abdul. Elfitra, Legi. 2019. Kajian Kritik Sosial dalam Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari. Tanjung Pinang: Jurnal Penelitian Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Santosa, Puji. 1996. Pengetahuan dan Apresiasi Sastra dalam Tanya-Jawab. Ende-Flores: Nusa Indah.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: CV.Alfabeta.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Trisnawati, Yunita. 2019. Perlawanan Perempuan pada novel Catatan Juang Karya Fiersa Besari. (Jurnal penelitian Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Malang). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
PROFIL PENULIS
Hanri Prasetyo adalah mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana angkatan tahun 2017. Sebelumnya, ia bersekolah di SDN Ketapang 1 Probolinggo, SMP Stia Probolinggo, dan lulus dari SMAN 3 Probolinggo pada tahun 2017. Selama berkuliah, ia tergabung dalam teater Cakrawala, dan pernah memperoleh juara 1 dalam lomba musikalisasi puisi se-Bali pada tahun 2018. Pernah menulis ulasan buku Belog karya Tudekamerta dalam apresiasi sastra festival Bali Jani 2019 serta dimuat dalam website tatkala.co.
I Ketut Sudewa menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana pada tahun 1981 dan lulus pada tahun 1986. Diangkat sebagai dosen pada tahun 1988 di almamaternya. Pada tahun 1994 melanjutkan pendidikan Magister di Departemen Ilmu Budaya UGM dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1997. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan doktor di Program Pascasarjana Universitas Udayana. Beliau menyelesaikan pendidikan S3 pada tahun 2012. Pada tahun 2013 hingga 2022 menjabat sebagai Koordinator Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
I Ketut Nama menyelesaikan studi sarjana (S1) di Prodi Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud tahun 1988. Sejak 1 maret 1989 diangkat sebagai tenaga edukatif di almamaternya. Mulai September 1998 kuliah di Program Pascasarjana (S2 Linguistik, konsentrasi Wacana Sastra), selesai Agustus 2001. Pernah menjadi Sekertaris Jurusan (2009-2011) dan Ketua Jurusan (2011-2013) Sastra Indonesia, Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya) Unud. Selain mengampu beberapa mata kuliah di bidang sastra, juga aktif melakukan penelitian dan mengikuti berbagai pertemuan ilmiah.
79
Discussion and feedback