Sport and Fitness Journal

E-ISSN: 2654-91S2                                          Volume 7, No.2, Mei 2019: 51-63

PERBEDAAN EFEKTIVITAS INTERVENSI MICROWAVE DIATHERMY DAN DEEP TISSUE MASSAGE LEBIH EFEKTIF DARIPADA MICROWAVE DIATHERMY DAN MCKENZIE NECK EXERCISE UNTUK KOREKSI POSTUR PADA PENDERITA FORWARD HEAD POSTURE

I Made Niko Winaya1, Ni Wayan Tianing2, M. Widnyana3, I Putu Yudi Pramana Putra4

  • 1,2,3,4 Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Latar belakang: Forward head posture (FHP) adalah penyimpangan postur berupa peningkatan angular excursion pada aspek upper dan lower cervical spine. Salah satu metode yang populer digunakan oleh fisioterapis untuk mengurangi tightness otot adalah massage. Teknik massage yang digunakan adalah Deep Tissue Massage (DTM) dengan tekanan yang lebih dalam dan gerakan yang pelan. Sebagai upaya koreksi postur, fisioterapis dapat menggunakan metode McKenzie Neck Exercise. Standar penatalaksaan fisioterapi di klinik memberikan modalitas berupa Microwave Diathermy (MWD).

Metode penelitian: Penelitian dengan eksperimental dan rancangan pre dan post-test two group design. Penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1 dengan perlakuan Microwave Diathermy dan Deep Tissue Massage dan kelompok 2 dengan perlakuan Microwave Diathermy dan McKenzie Neck Exercise. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 16 sampel setiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel pada kedua kelompok sebesar 32 responden.

Hasil: Kelompok 1 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada peningkatan sudut craniovertebra sebelum dan setelah intervensi microwave diathermy dan deep tissue massage. Kelompok 2 didapatkan nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada peningkatan sudut craniovertebra yang bermakna pada sendi servikal sebelum dan setelah intervensi microwave diathermy dan McKenzie neck exercise. Hasil perhitungan beda rerata peningkatan sudut craniovertebra yang diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05) pada selisih antara sebelum dan sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada intervensi

microwave diathermy dan deep tissue massage dibandingkan dengan microwave diathermy dan McKenzie neck exercise terhadap sudut craniovertebral

Kesimpulan: Pemberian Microave Diathermy dan Deep Tissue Massage lebih baik daripada Microave Diathermy dan McKenzie Neck Cervical Exercise dalam mengoreksi postur pada penderita Forward Head Posture

Kata kunci: Forward head posture, Microwave Diathermy, Deep Tissue Massage, McKenzie Neck Exercise, postur

MICROWAVE DIATHERMY AND DEEP TISSUE MASSAGE IS MORE

EFFECTIVE FOR POSTURAL CORRECTION OF PEOPLE WITH

FORWARD HEAD POSTURE THAN MICROWAVE DIATHERMY AND

MCKENZIE NECK EXERCISE

ABSTRACT

Background: Forward Head Posture (FHP) is a posture deviation consisting of an increase in angular excursion in the upper and lower aspects of the cervical spine. A popular method used by physiotherapists to reduce muscle tightness is massage. The massage used is Deep Tissue Massage (DTM) with deeper pressure and slow motion. As an effort to correct posture, physiotherapists can use the McKenzie Neck Exercise method. The standard for managing physiotherapy at the clinic provides a modality, namely Microwave Diathermy (MWD).

Method: Research with experimental pre and post-test two groups design. The study was divided into 2 groups, consisting of group 1 with Microwave Diathermy and Deep Tissue Massage exercises and group 2 with Microwave Diathermy and McKenzie Neck Exercise. The number of samples in this study were 16 samples each group, so that the total sample in the two groups amounted to 32 respondents.

Results: Group 1 with a value of p = 0.001 (p <0.05) which means an increase in perspective before and after the intervention of microwave diathermy and deep tissue massage. Group 2

obtained a value of p = 0.001 (p <0.05) which means an increase in the craniovertebra viewpoint which means the cervical joint before and after the intervention of microwave diathermy and McKenzie's neck training. Calculation results of mean differences Increased craniovertebra angle obtained p value = 0.001 (p <0.05) on the difference between before and after intervention. Microwave diathermy and deep tissue massage compared with microwave diathermy and McKenzie neck exercise against craniovertebral angle

Conclusion: Intervention of Microave Diathermy and Deep Tissue Massage better than Microave Diathermy and McKenzie Neck Cervical Exercises in correcting posture in patient with Forward Head Posture.

Keywords: Forward head posture, Microwave Diathermy, Deep Tissue Massage, McKenzie Neck Exercise, posture

PENDAHULUAN

Latar belakang

Seseorang bisa menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menggunakan gadget, dan tanpa disadari ada keluhan muskuloskeletal yang mengincar akibat penggunaan gadget yang tidak ergonomis. Salah satu keluhan musculoskeletal berupa penyimpangan postur tubuh yang terjadi akibat penggunaan gadget yang tidak ergonomis adalah forward head posture.1

Forward head posture (FHP) adalah penyimpangan postur berupa peningkatan angular excursion pada aspek upper dan lower cervical spine.2 FHP berkaitan erat dengan sindrom muscle imbalance. Muscle imbalance adalah sebuah sindrom yang ditandai oleh pola spesifik berupa kekakuan

otot dan kelemahan otot pada sisi yang berseberangan antara ventral dan dorsal tubuh. FHP ditandai oleh kelemahan otot deep flexor muscle dan kekakuan otot sternocleidomastoideus (SCM), suboccipital dan scalenus.3

Penatalaksanaan fisioterapi pada penderita FHP difokuskan pada upaya untuk mengurangi tightness dan upaya koreksi postur. Salah satu metode yang populer digunakan oleh fisioterapis untuk mengurangi tightness otot adalah massage. Teknik massage yang digunakan adalah Deep Tissue Massage (DTM). DTM adalah teknik massage dengan tekanan yang lebih dalam dan gerakan yang pelan. Teknik ini mampu menjangkau otot yang lebih dalam sehingga lebih baik dalam mengurangi

tightness otot.4 Sebagai upaya koreksi postur, fisioterapis dapat menggunakan metode McKenzie Neck Exercise. Latihan ini mampu meningkatkan fleksibilitas otot leher, membantu mengurangi spasme pada otot leher, meningkatkan lingkup gerak sendi yang terbatas, serta mengembalikan postur leher pada posisi yang anatomis.5 Standar penatalaksaan fisioterapi di klinik memberikan modalitas berupa Microwave Diathermy (MWD). MWD adalah modalitas thermal yang mampu menjangkau jaringan yang lebih dalam yang mampu memberikan efek terapi untuk mengurangi problematika patologis jaingan lunak.6

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti ingin membandingkan perbedaan pengaruh pemberian Microwav Diathermy dan Deep Tissue Massage dengan Microwave Dithermy dan Mckenzie Neck Exercise untuk koreksi postur pada penderita forward head posture

Metodelogi penelitian

Penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan pre dan post test two group design. Pada subyek kelompok penelitian ditentukan pengambilan sampel yang memenuhi persyaratan inklusi kemudian dibagi menjadi

2 kelompok, yakni kelompok 1 dengan perlakuan Microwave Diathermy dan Deep Tissue Massage dan kelompok 2 dengan perlakuan Microwave Diathermy dan McKenzie Neck Exercise.

Penelitian dilakukan pada pasien yang mengalami forward head posture di klinik Fisioterapi Tukad Banyu Sari 5, Denpasar terhitung mulai bulan. Intervensi terapi tiap pasien dilakukan sebanyak 12 kali dan diberikan 3 kali seminggu selama 1 bulan.

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien yang terindikasi forward head posture yang mengunjungi klinik Fisioterapi di Tukad Banyu Sari 5, Denpasar pada saat penelitian.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

Kriteria Inklusi:

  • a)    Sampel   berjenis kelamin pria

maupun wanita usia 25 – 30 tahun

  • b)    Subjek   dengan  forward  head

posture; yaitu mendapat skor lebih dari 0 (nol) pada forward head test dan terdapat perbedaan derajat lingkup gerak sendi craniovertebra

pada bidang sagital yaitu lebih kecil dari 490

  • c)    Bersedia menjadi subyek penelitian dari awal sampai akhir dengan menandatangani surat persetujuan menjadi sampel.

  • d)    Tidak sedang dalam program terapi lainnya

Kriteria ekslusi

Informasi untuk melakukan ekslusi dilakukan      dengan      anamnesis.

Berdasarkan hasil anamnesis maka sampel yang akan diekslusi adalah sampel dengan:

  • a.    Subjek memiliki kelainan fraktur clavicula, cervical atau vertebrae

  • b.    Subjek merasakan nyeri disertai gangguan neurologis, misalnya Cervical Root Syndrome (CRS)

  • c.    Subjek memiliki infeksi akut atau aktif seperti rheumatoid arthritis (RA) atau osteoarthritis (OA) cervical

  • d.    Subjek dengan kecacatan bawaan pada cervical, misalnya cervical dystonia atau torticollis.

Kriteria pengguguran:

  • a)    Sampel tidak datang lagi saat dilakukan penelitian

  • b)    Kondisi sampel memburuk setelah diberikan terapi

  • c)    Sampel mengundurkan diri sebelum program selesai

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 16 sampel setiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel pada kedua kelompok sebesar 32 responden.

Hasil

Data Karakteristik Sampel

Tabel 1 Distribusi Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase (%)

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 1

Kelompok 2

Laki-Laki

8

8

50

50

Perempuan

8

8

50

50

Total

16

16

100

100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa pada Kelompok 1 sampel yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang (50%) dan perempuan sebanyak 8 orang (50%), sedangkan pada Kelompok 2 sampel yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang (50%) dan perempuan sebanyak 8 orang (50%).

Karakteristik sampel penelitian yang meliputi umur pada kedua kelompok intervensi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Data Sampel Berdasarkan Usia

Karakteristik

Kelompok 1

Kelompok 2

Rerata

Simpang

Baku

Rerata

Simpang

Baku

Usia

29,50

3,37

29,56

2,92

Dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian Kelompok 1 memiliki rerata usia 29,50 tahun dan pada Kelompok 2 memiliki rerata usia 29,56 tahun.

Uji Normalitas dan Homogenitas

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Peningkatan Sudut Craniovertebra Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kelompok

Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk Test

___     Uji Homogenitas dengan Levene's

Test

Kelompok

1

Kelompok

2

Data

ReratatSB

P

ReratatSB

P

Pre

test

41.06±2.4

0,093

40,19t1,9

0.567

0,226

Posttest

51.62±2.9

0,078

48,56t2,6

0,154

0,607

Selisih

10,56±1,5

0,365

8,38±1,4

0,468

0,693

Berdasarkan Tabl 3 terlihat hasil uji normalitas dengan menggunakan Shapiro Wilk Test didapatkan nilai probabilitas untuk kelompok data sebelum intervensi pada Kelompok 1 nilai p = 0093 (p > 0,05)

setelah intervensi nilai p = 0,078 (p > 0,05), dan selisih didapatkan nilai p = 0,365 (p > 0,05), yang berarti data pre, post dan selisih berdistribusi normal. Pada Kelompok 2 sebelum intervensi nilai p = 0,567 (p > 0,05), setelah intervensi nilai p = 0,154 (p > 0,05), dan selisih didapatkan nilai p = 0,468 (p >  0,05). Hasil tersebut menunjukan

bahwa data berdistribusi normal.

Pada uji homogenitas dengan menggunakan levene’s Test didapatkan nilai p = 0,226 (p > 0,05), setelah intervensi nilai p = 0,607 (p > 0,05) dan selisih didapatkan nilai p = 0,693 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa data sebelum dan sesudah intervensi memiliki data yang homogen.

Table 4 Uji Beda Peningkatan Sudut Craniovertebra Sebelum dan Sesudah Intervensi

ReratatSB Sebelum Intervensi

ReratatSB Setelah Intervensi

Beda ReratatSB

P

Kelompok I

41,06+2,38

51,62+2,96

10,56+1,55

0,001

Kelompok Il

41,19±1,98

48,56+2,56

8,38+1,40

0,001

Bedasarkan Tabel 4 didapatkan hasil beda rerata peningkatan sudut craniovertebra yang dianalisis dengan Paired sample t-test sebelum dan setelah intervensi pada Kelompok 1 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada peningkatan sudut craniovertebra sebelum 56

dan setelah intervensi microwave diathermy dan deep tissue massage.

Pengujian hipotesis sebelum dan setelah intervensi pada Kelompok 2 didapatkan nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada peningkatan sudut craniovertebra yang bermakna pada sendi servikal sebelum dan setelah intervensi microwave diathermy dan McKenzie neck exercise.

Uji Komparasi Hasil Peningkatan Sudut Craniovertebra Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada Kedua Kelompok

Tabel 5 Uji Beda Selisih Peningkatan Sudut Craniovertebra Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kelompok        n Rerata±SB          p

Kelompok 1        16           10,56+1,55

Selisih                                                                 0,001

Kelompok 2 16 8,38±1,40

Berdasarkan Tabel 55 yang memperlihatkan hasil perhitungan beda rerata peningkatan sudut craniovertebra yang diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05) pada selisih antara sebelum dan sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada intervensi microwave diathermy dan deep tissue massage dibandingkan dengan microwave diathermy

dan McKenzie neck exercise terhadap sudut craniovertebra.

Tabel 6 Peningkatan Sudut Craniovertebra Sesudah Intervensi

Kelompok

Hasil Analisis

Rerata Pre test

Rerata

Post test

Beda

Rerata

Persentase penigkatan (%)

Kelompok I

41,06

51,62

10,56

20,46 %

Kelompok Il

40,19

48,56

8,38

17,25%

Selisih

3,21 %

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa persentase rerata peningkatan sudut craniovertebra pada Kelompok 1 lebih besar daripada Kelompok 2 dengan selisih 3,21  %. Secara statistic, perbedaan ini

bermakna secara signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Intervensi Kelompok 1 yaitu microwave diathermy dan deep tissue massage lebih baik daripada perlakuan Kelompok 2 yakni dengan microwave diathermy McKenzie neck exercise dalam peningkatan sudut craniovertebra.

PEMBAHASAN

Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel pada penelitian ini yaitu pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 sampel yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang (50,0 %) dan berjenis 57

kelamin perempuan sebanyak 8 orang (50,0 %), Forward Head merupakan masalah postur pada tubuh bagian atas yang paling sering terjadi, yaitu sekitar 66 – 90 %.7 Lofriman dalam Lestari juga menyatakan bahwa nyeri miofasial pada tubuh bagian atas yang berujung pada terjadinya Forward Head Posture lebih sering dibandingkan area lain pada tubuh sekitar 84 %.8 Sedangkan Clay dan Ponds menyatakan bahwa dalam satu fase kehidupan, populasi yang mengalami nyeri leher (neck pain) adalah sebesar 70 % keluhan didapat dari 30 % populasi tersebut dan 5 – 10 % bahkan mengalami keterbatasan gerakan.9 Dilihat dari umur sampel, Kelompok 1 memiliki rerata umur 29,50±3,37 dan Kelompok 2 memiliki rerata umur 29,56±2,92. Pada umur tersebut kebanyakan pasien melakukan aktivitas di depan komputer dan gadget dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang.

Berdasarkan hasil uji Paired sample t-test yang dilakukan pada Kelompok 1 dimana didapatkan rerata peningkatan sudut craniovertebra sebelum intervensi sebesar 41,06 dan setelah intervensi adalah 51,62 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi microwave

diathermy dan deep tissue massage. Peningkatan sudut craniovertebra pada penderita Forward Head Posture tersebut menunjukkan bahwa terjadi koreksi postur dengan melakukan intervensi microwave diathermy dan deep tissue massage.

Massage memiliki beberapa efek, di antaranya adalah (1) Menambah kondisi relaksasi. (2) Memiliki aksi obat penenang dan sangat bermanfaat untuk menenangkan saraf, stres dan ketegangan bisa dikurangi, sakit kepala , tegang terhalau dan pola insomnia rusak. (3) Massage dapat menghidupkan kembali dan merangsang sistem saraf pusat. (4) Jaringan akan menghangatkan tubuh dan meningkatkan sirkulasi. (5) Aliran getah bening meningkat, membantu untuk menyingkirkan limbah dan zat beracun.10

Deep Tissue Massage memiliki efek yakni mennonaktifkan trigger point pada otot yang tightness. Tekanan yang diberikan pada teknik deep tissue massage dalam dan pelan. Sehingga mampu menjangkau lapisan otot yang lebih dalam. Deep tissue massage sangat efektif untuk mengatasi kasus tightness karena mampu mencapai trigger point lebih tepat dan lebih dalam.11

Teknik massage yang diterapkan memberikan efek relaksasi, ini terjadi karena

teknik ini merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphine yang merupakan pereda rasa sakit. Endorphine juga menciptakan perasaan nyaman. Penurunan nyeri pada teknik ini menstimulasi serabut kulit sehingga nyeri dapat dihambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal rangsang nyeri tersebut, nyeri yang dirasakan akan berkurang. Ketika rasa nyeri menghilang dan mendapat efek rileksasi sirkulasi darah akan lancar. Saat nyeri berkurang akibat kerusakan struktur, maka secara fungsional, fungsi leher akan terkoreksi dengan baik.10

Berdasarkan hasil uji paired sample t-test pada Kelompok II, dimana didapatkan rerata peningkatan sudut craniovertebra sebelum intervensi sebesar 41,19 dan setelah intervensi adalah 48,56 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,005) yang menunjukan adanya perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi microwave diathermy dan McKenzie neck exercise.

Peningkatan sudut cranio-

vertebra pada penderita Forward Head Posture tersebut menunjukkan bahwa terjadi koreksi postur dengan melakukan intervensi microwave diathermy dan McKenzie Neck Exercise.

Terapi Latihan untuk leher (neck exercise) dengan metode Mckenzie adalah

pendekatan yang dikenalkan oleh Robun Mckenzie, seorang physical therapist di New Zeland, sekitar tahun 1960. Prinsip terapinya dikategorikan sebagai gerakan ekstensi, fleksi dan lateral fleksi sesuai dengan problematika yang muncul. Pada praktiknya, Mckenzie menemukan bahwa latihan untuk mengulur spine dapat meredakan nyeri pada pasien tertentu dan menyebabkan mereka dapat kembali menjalankan aktivitasnya.12

Pendekatan Mckenzie bertujuan untuk mengulur spine yang dapat membantu sentralisasi nyeri pada pasien dengan memindahkan nyeri ekstremitas ke punggung. Nyeri punggung seringkali lebih bisa ditoleransi juga dibandingkan dengan nyeri pada bagian tubuh yang lain dan inti dari teorinya adalah sentralisasi nyeri yang menyebabkan sumber nyeri dapat diatasi lebih dahulu dibandingkan gejalanya. Prinsip utama dari metode Mckenzie yaitu self-healing dan self-treatment merupakan hal terpenting untuk rehabilitasi dan meredakan nyeri pasien. Tidak ada modalitas lain seperti panas, dingin, ultrasound, obat atau jarum yang dipergunakan dalam latihan.12

Tujuan jangka panjang dari metode McKenzie adalah untuk mengajarkan kepada

pasien yang mengalami rasa nyeri pada leher atau punggung tentang bagaimana caranya berlatih dengan mandiri dan manajemen rasa nyeri tersebut untuk tetap dapat beraktivitas menggunakan program latihan dan strategi lainya. Sedangkan tujuan lainya meliputi mengurangi nyeri dengan cepat, mengembalikan fungsional tubuh untuk Activity Daily Living (ADL), meminimalisir resiko terjadinya kembali (recurring pain), dengan menghindari postur dan gerakan yang dapat menyebabkan nyeri serta meminimalisir jumlah pasien yang kembali pada spine.12

Berdasarkan hasil uji Independent t-test yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan sudut craniovertebra pada ke dua kelompok diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara Kelompok 1 dan Kelompok 2. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara microwavediathermy dan deep tissue massage dengan intervensi microwave diathermy dan McKenzie neck exercise dalam mengoreksi postur leher penderita Forward Head Posture.

Massage memiliki beberapa efek, di antaranya adalah (1) Menambah kondisi relaksasi. (2) Memiliki aksi obat penenang

dan sangat bermanfaat untuk menenangkan saraf, stres dan ketegangan bisa dikurangi, sakit kepala , tegang terhalau dan pola insomnia rusak. (3) Massage dapat menghidupkan kembali dan merangsang sistem saraf pusat. (4) Jaringan akan menghangatkan tubuh dan meningkatkan sirkulasi. (5) Aliran getah bening meningkat, membantu untuk menyingkirkan limbah dan zat beracun.13

Teknik deep tissue massage yang diterapkan memberikan efek relaksasi, ini terjadi karena teknik ini merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphine yang merupakan pereda rasa sakit. Endorphine juga menciptakan perasaan nyaman. Penurunan nyeri pada teknik ini menstimulasi serabut kulit sehingga nyeri dapat dihambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal rangsang nyeri tersebut, nyeri yang dirasakan akan berkurang. Ketika rasa nyeri menghilang dan mendapat efek rileksasi sirkulasi darah akan lancar. Dengan berkurangnya masalah struktur pada komponen otot maka akan terjadi perbaikan fungsional melalui koreksi postur forward head posture.10

Forward head posture adalah salah satu keluhan musculoskeletal dengan problematikan structural dan fungsional.

Orang yang mengalami forward head posture pasti akan mengalami sindrom muscle imbalance. Muscle imbalance pada penderita forward head posture terjadi pada region tubuh bagian atas. Pada bagian anterior otot mengalami kelemahan, sedangkan pada bagian posterior dan lateral otot mengalami kekakuan.3 Metode deep tissue massage dan McKenzie exercise adalah dua metode yang secara khusus difokuskan untuk mengatasi masalah struktur berupa tightness.29,31 Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jangka pendek, sehingga problem yang paling cepat untuk diatasi adalah problem kekakuan ototnya. Dengan mengatasi masalah kekakuan pada penderita forward head posture sudah mengatasi sebagain besar masalah postur pada kondisi tersebut.3

Deep tissue massage adalah salah satu bentuk manipulasi jaringan lunak yang merupakan bagian dari teknik Swedish massage.13 Teknik massage sendiri bisa diterapkan sebagai teknik massage kebugaran dan teknik massage terapi. Deep tissue massage adalah salah satu bagian dari teknik massage terapi.10 Karena dalam pelaksanaannya penerapan teknik ini mampu mengurangi atau bahkan mengatasi berbagai keluhan musculoskeletal yang terkait dengan

gangguan fisiologis otot terutama keluhan kaku otot atau muscle tightness yang merupakan salah satu peyebab problematika postur pada kasus forward head posture.3

Deep tissue massage memberikan tekanan yang dalam dan lembut pada area otot anterior dan lateral yang mengalami kekakuan. Tekanan yang diberikan disesuaikan dengan toleransi pasien. Teknik ini mampu secara spesifik menjangkau bagian jaringan lunak yang dalam sekalipun. Dengan spesifisitasnya, teknik ini dengan mudah mampu menemukan trigger point pada otot yang mengalami kekakuan. Selain memberikan efek relaksasi melalui pelepasan endorphine, teknik ini juga secara efektif dan efisien mampu mengeleminasi trigger point pada otot yang mengalami tightness.9,10

KESIMPULAN

  • 1.    Pemberian Microwave Diathermy dan Deep Tissue Massage dapat mengoreksi postur penderita Forward Head Posture

  • 2.    Pemberian Microwave Diathermy dan McKenzie Neck Excercise dapat mengoreksi postur penderita Forward Head Posture

  • 3.    Pemberian Microave Diathermy dan Deep Tissue Massage lebih baik

daripada Microave Diathermy dan McKenzie Neck Cervical Exercise dalam mengoreksi postur pada penderita Forward Head Posture

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Asse, A. 2013. Intervensi Transverse Friction dan IFC posisi regang lebih baik daripada hanya intervensi Transverse     Friction     dalam

menurunkan Nyeri sindroma Miofasial   Trapezius   desendens

(Skripsi). Universitas Esa Unggul Jakarta

  • 2.    Winarti, T.M. 2012, Hubungan Forward Head Posture dengan Gangguan Sendi Temporomandibula berdasarkan pengukuran linear (Skripsi). Universitas Padjajaran Bandung.

  • 3.    Page, P., Frank, C.C. & Lardner, R. 2010. Assesment and Treatment of Muscle Imbalance:   the Janda

Approach. Illinois: Human Kinetics.

  • 4.    Lowe, W.W. 2009. Orthopedic Massage:Theory and Tehnique 2nd. Elsevier Limited. h: 47-48.

  • 5.    Kim, Y.E., Kim, K.J., and Park, H.R. 2015. Comparison of the Effects of Deep Neck Flexor Strengthening

Exercises and Mackenzie Neck Exercises on Head Forward Postures Due to the Use of Smartphones. Indian Journal of Science and Technology, Vol 8(S7), 569–575.

  • 6.    Prentice, W., Quillen, W.S., Underwood, F. 2002. Therapeutic Modalities for Physical Therapy. Second Edition. United States of America.    The    McGraw-Hill

Company : 272-303

  • 7.    Ventura, J. 2010. Forward Head Posture (n.d). Diakses dari http;//www.posturepal.com/html/for ward_head_posture.html. (Online). Diakses tanggal 25 Februari 2018.

  • 8.    Lestari, J. 2006. Beda Pengaruh Pemberian MWD, US dan Contract Relax Stretching dengan MWD, US dan Mobilisasi Translasi C0-C1 Terhadap Pengurangan Nyeri Akibat kekakuan Otot-otot Suboccipital (Skripsi). Universitas Esa Unggul Jakarta.

  • 9.    Clay, JH., Pounds, DM. 2008 Basic Clinical     Massage     Therapy:

Intergrating Anatomy and Treatment, 2nd Edition. Lippincott Williams & Wilkins

  • 10.    Premkumar, K. 2014. The Massage Connection     Anatomy     and

Physiology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

  • 11.    Clay, JH., Pounds, DM. 2008 Basic Clinical     Massage     Therapy:

Intergrating Anatomy and Treatment, 2nd Edition. Lippincott Williams & Wilkins

  • 12.    McKenzie, R. 2000. 7 Step To A

Pain Free Life. New york: Pinguin Putman Inc.

  • 13.    Ostrom, K.W. 2014. Massage and The Original Swedish Movement. Philadelphia: The Maple Press York PA

63