Sport and Fitness Journal

Volume 5, No.3, September 2017: 93.100

ISSN: 2302-688X

PENAMBAHAN KINESIOLOGY TAPE PADA PELATIHAN CLOSED KINETIC CHAIN (CKC) DAN STRETCHING LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN EXCESSIVE Q-ANGLE PADA WANITA

I Putu Gde Surya Adhitya1, I Nyoman Adiputra2, Syahmirza Indra Lesmana3, I Dewa Putu Sutjana4, I Made Muliarta5, M. Ali Imron6

  • 1PS Magister Fisiologi Olahraga Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar 2,4,5 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar 3

  • 3Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta

  • 6Program Studi Fisioterapi, Stikes Aisyiyah, Yogyakarta

ABSTRAK

Pendahuluan: Q-angle adalah sudut diantara otot quadriceps dan patellar tendon dan memperlihatkan sudut dari tekanan otot quadriceps. Melebarnya pelvic pada wanita tidak terjadi pada laki-laki yang mengakibatkan Q-angle pada wanita mulai membesar pada saat remaja daripada laki-laki. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah membandingkan penambahan kinesiology tape pada pelatihan CKC dan stretching dengan tanpa penambahan kinesiology tape pada pelatihan CKC dan stretching pada wanita. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre test and post test group design. Sampel sebanyak 24 orang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 12 orang. Kelomppok perlakuan dengan penambahan kinesiology tape pada pelatihan CKC dan stretching, sedangkan Kelompok Kontrol hanya pelatihan CKC dan stretching. Penelitan ini dilakukan selama 8 minggu, 2 kali dalam 1 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur Q-angle menggunakan Goniometer pada saat sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil: hasil analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test, diperoleh Q-angle dengan nilai p=0,002 untuk Kelompok Perlakuan dengan beda rata-rata 12,25 dan pada Kelompok Kontrol diperoleh Q-angle dengan nilai p=0,002 dengan beda rata-rata 6,416 berbeda 47,59% dari kelompok perlakuan. Hasil uji Mann-Whitney selisih rata-rata peringkat data kelompok perlakuan adalah 18,5 dan selisih rata-rata peringkat data kelompok kontrol adalah 6,5 berbeda 64,86% dari kelompok perlakuan, menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan Q-angle antara kedua kelompok dengan hasil p=0001 (p<0,05). Simpulan: penambahan kinesiology tape pada pelatihan Closed Kinetic Chain (CKC) dan stretching lebih baik dalam menurunkan excessive Q-angle pada wanita. Saran: Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel dependen seperti: seperti kekuatan otot, fungsional dan kecepatan kontraksi otot Vastus Medial Obliquous (VMO), pemberian intervensi secara individu, dan menggunakan foto rontgen sebagai alat ukur.

Kata kunci: Q-angle, CKC, stretching, kinesiology tape

ADDITIONAL OF KINESIOLOGY TAPE IN CLOSED KINETIC CHAIN (CKC) TRAINING AND BETTER STRETCHING IN REDUCING EXCESSIVE Q-ANGLE IN WOMEN

ABSTRACT

Background: Q-angle is the angle between the quadriceps and patellar tendon and showing the angle of the quadriceps muscle tension. Pelvic widening in women does not occur in men who lead the Q-angle in women begins to enlarge during adolescence than men. Purpose: The purpose of this study was to compare the addition of kinesiology tape on CKC training and stretching without additional kinesiology tape on CKC training and stretching in women. Methods: This research was a randomized experimental design with pre-test and post-test group design. The sample contain by 24 people divided into two groups of 12 people each. Treatment group with the

addition of kinesiology tape on CKC training and stretching, while the control group only CKC training and stretching. This research was conducted for 8 weeks, 2 times in a week. The data collected by the Q-angle measured using a goniometer at the time before and after treatment. Result: The results of data analysis using the Wilcoxon Signed Ranks Test, Q-angle was obtained with p = 0.002 for the different treatment groups with an average of 12.25 and in control group acquired Q-angle, with p = 0.002 with 6.416 average difference, and different 47.59% with treatment group. Mann-Whitney test results the average of difference of decreasing of treatment group is 18.5 and the average of difference of control group is 6.5 different 64.86% with treatment group, showed that there were significant differences in the decrease in Q-angle between the two groups with the result p = 0.001 (p <0.05). Conclusion: Conclusions of research are: the addition of kinesiology tape on the training of Closed Kinetic Chain (CKC) and stretching better in reducing excessive Q-angle in women. Suggestion: For the next research suggest to add dependent variables as: muscle strength, functional and speed of muscle contraction of Vastus Medial Oblique (VMO), individual addressing treatment, and use x-ray as measurement tool.

Key Word: Q-angle, CKC, stretching, kinesiology tape

PENDAHULUAN

Wanita memiliki ciri khusus pada saat mulai memasuki remaja, dari suara, bentuk badan, seperti pelvic melebar, payudara mulai muncul, hingga mengalami menstruasi. Melebarnya pelvic pada wanita tidak terjadi pada laki-laki yang mengakibatkan Q-angle pada wanita mulai membesar pada saat remaja daripada laki-laki.1 Melebarnya pelvic akan membawa lutut ke arah dalam, yang akan membuat Q-angle semakin besar. Q-angle yang berlebihan bisa menyebabkan masalah pada saat berolahraga, terutama cedera pada lutut.

Q-angle yang berlebihan disebabkan oleh berbagai faktor. Genu valgum, femoral and tibial torsion, dan in outward rotation of tibia saat fleksi dan ekstensi lutut. Q-angle tergantung dari posisi patella serta dari tibia tubercle. Posisi dari patella tergantung dari sudut fleksi dan ekstensi ditambah dengan kondisi stabilitator dari patella.2

Q-angle normal pada laki-laki berkisar 10o – 14o dan pada perempuan dari 14,5o – 17o.3 Q-angle yang berlebih (excessive) sering menimbulkan cedera. Q-angle yang berlebih adalah diantara 15-20 derajat.4

Cedera yang diakibatkan oleh excessive Q-angle dikarekankan 3 faktor, yaitu: muscle imbalance, kompensasi biomekanik, joint laxity/instability.5 Ketidakseimbangan otot pada excessive Q-angle menarik lutut ke arah luar karena tarikan lateral yang kuat dari

quadriceps dan tight Illio tibial band (ITB). Ditambah dengan kelemahan aspek quadriceps bagian dalam (vastus medialis Oblique, VMO) patella akan menuju lateral bukannya lancar naik dan turun dalam alur lutut. Maltracking ini menyebabkan tulang rawan belakang lutut luntur atau merosot dan menyebabkan rasa sakit.5

Beberapa sumber latihan penguatan quadriceps mampu memperbaiki Q-angle. dalam penelitian pada pasien patellofemoral syndrome (PFS) mengatakan bahwa, latihan open kinetic chain dan Closed Kinetic Chain mampu mengurangi Q-angle secara signifikan dengan latihan 2 kali seminggu selama 8 minggu.6

Beberapa penelitian mengatakan bahwa penggunaan KT pada pasien PFPS mampu 7

meningkatkan fleksibilitas otot Hamstring.7 Kinesiology tape sebaiknya dihubungkan dengan terapy tradisional untuk hasil yang lebih baik dalam memperbaiki nyeri dan performa quadriceps.8 Pada pasien wanita bukan atlet, penambahan kinesio tape pada pelatihan isokinetic mampu meningkatkan kekuatan quadriceps.9

Masih sedikit penelitian tentang efek jangka panjang Kinesiology tape pada pelatihan CKC dan stretching untuk membantu mempercepat penurunan excessive Q-angle akibat ketidakseimbangan otot, dimana VMO dari quadriceps yang lemah dan VL dan illio

tibial band yang tegang. Oleh sebab itu peneliti ingin meneliti topik ini.

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penambahan kinesiology tape pada pelatihan CKC dan stretching lebih baik menurunkan excessive Q-angle pada wanita.

METODE PENELITIAN

  • A.    Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metoda randomized two group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok dengan kelompok pembanding. Populasi diobservasi terlebih dahulu dengan kriteria inklusi dan ekslusi, setelah mendapat sempel kemudian sampel di random menjadi:  Kelompok

Perlakuan dan kelompok control, selanjutnya kedua kelompok diobservasi menggunakan goniometer, diberikan intervensi sesuai kelompok, dan kemudian kelompok kembali diobservasi dengan goniometer.

  • B.    Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Gedung Fisioterapi FK Unud Denpasar mulai bulan Januari 2017. Frekuensi latihan responden dilakukan sebanyak dua kali dalam 1 minggu selama 8 minggu.

  • C.    Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua wanita yang memiliki hobi olahraga yang ditemukan memiliki excessive Q-angle yang berusia 15 - 40 tahun di Denpasar.

Populasi target pada penelitian ini adalah wanita yang memiliki hobi olahraga yang ditemukan memiliki excessive Q-angle yang berusia 15 - 40 tahun di kampus Universitas Udayana Denpasar. Sampel penelitian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi: Bersedia sebagai subjek penelitian dari awal sampai akhir, dengan menandatangani surat persetujuan bersedia sebagai sampel, Q-angle tungkai lebih dari 17 derajat, dan tidak melakukan olahraga selama menjadi sampel.

  • D.    Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan adalah Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel,10 tehnik yang dilakukan adalah consecutive sampling adalah memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian hingga jumlah sampel yang ditentukan terpenuhi dalam kurun waktu tertentu.11

  • E.    Prosedur Penelitian

  • a.    Uji ethical clearance ke Litbang FK/RSUP Sanglah di Denpasar.

  • b. Melakukan proses perijinan di Program

Studi fisioterapi FK Unud

  • c. Membuat surat persetujuan yang harus

ditandatangani subjek, dan disetujui oleh pengawas fisioterapi, yang isinya bahwa subyek bersedia menjadi sampel penelitian ini sampai dengan selesai.

  • d. Populasi dilakukan pemeriksaan dengan

kriteria inklusi dan eksklusi untuk mendapatkan sampel yang akan diteliti.

  • e. Semua subjek yang menjadi sampel

diberitahukan untuk menandatangani surat persetujuan subjek.

  • f.  Memberikan edukasi mengenai manfaat,

tujuan, bagaimana penelitian ini dilakukan, dan pentingnya dilakukan penelitian ini.

  • g.    Selanjutnya sampel dilakukan pemeriksaan Q-angle pertama untuk mengetahui Q-angle awal. Setelah itu diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi dilakukan pemeriksaan Q-angle kembali untuk melihat perubahan Q-angle yang terjadi. Alat yang digunakan untuk mengobservasi perubahan Q-angle adalah goniometer.

  • h.    Kinesiology tape dilepas setalah latihan.

  • i.    Setelah 8 minggu evaluasi, dan sudah mendapatkan data yang lengkap, kemudian data akan dibandingkan hasil observasi Q-angle sebelum dan sesudah intervensi pada Kelompok Perlakuan dan kontol, selanjutnya melakukan uji beda.

  • j.    Kemudian semua data yang didapatkan diolah dengan statistik menggunakan komputer dengan perangkat lunak SPSS.

  • F.    Analisis Data

  • 1.    Uji deskriptif untuk menggambarkan karakteristik umur dan hobi olahraga.

  • 2.    Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk Test, dengan α = 0,05.

  • 3.    Uji homogenitas data dengan Levene Test, dengan α = 0,05.

  • 4.    Uji nonparametric Wilcoxon Sign Rank untuk menguji beda rerata Q-angle antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok dengan α = 0,05.

  • 5.    Uji nonparametric (Mann-Whitney) untuk menguji beda rerata Q-angle antar Kelompok Perlakuan, dengan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN

  • 1.    Deskripsi     Karakteristik     Subjek

    Penelitian

Tabel 1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur

Karakteristik         Rerata ± SB

Klp.           Klp.

Kontrol      Perlakuan

Umur (th) 19,08 ± 1,2    19,25 ± 1,1

Tabel 2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Hobi Olahraga

Hobi           Frekuensi            Persentase

Olahraga

Klp.

Kontrol

Klp. perlakuan

Klp.

Kontrol

Klp. perlakuan

Jogging

9

9

75

75

Bulutangkis

2

-

16,7

0

Renang

1

1

8,3

8,3

Basket

-

2

0

16,7

  • 2.    Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas dengan menggunakan Saphiro Wilk test, sedangkan uji homogenitas menggunakan Levene’s test, yang hasilnya tertera pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

Kelompok Data

Shapiro Wilk-Test

Kontrol (p)

Perlakuan (p)

Pre test

0,007

0,037

kelompok

Post test

0,433

0,050

kelompok

Selisih kelompok

0,035

0,330

Berdasarkan tabel di atas hasil uji normalitas pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol sebelum perlakuan menunjukkan nilai p<0,05 yang berarti bahwa

data tidak berdistribusi normal dan hasil uji normalitas pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol setelah perlakuan menunjukkan nilai p>0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4 Uji Homogenitas

Kelompok Data

Levene’s Test

Kelompok Kontrol

0,967

Kelompok Perlakuan

0,052

Selisih Kelompok

0,063

Hasil uji homogenitas dengan Levene’s test dari data selisih kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan setelah perlakuan, kedua kelompok memperoleh nilai p>0,05 yang berarti bahwa kedua kelompok memiliki data homogen.

  • 3.    Uji Beda Q-Angle Sebelum dan Sesudah Perlakuan Setiap Kelompok

    Tabel 5 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test

    Klp.     Variabel

    Rerata Sebelum Perlakuan

    Rerata

    Setelah Perlakuan

    Selisih

    P

    Kontrol     Q-

    19,333

    12,917

    6,416

    0,002

    angle

    Perlakuan    Q-

    23,167

    10,917

    12,25

    0,002

    angle

Tabel di atas menunjukan bahwa hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test sebelum dan setelah perlakuan pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol didapatkan nilai p = 0,002 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan Q-angle sebelum dan setelah intervensi.

  • 4.    Uji Hipotesis Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol

Tabel 6 Uji Mann-Whitney test

Mann-Whitney

Kelompok Data

Mean Rank Selisih Kelompok Kontrol (KK)

Mean Rank Selisih Kelompok Perlakuan (KP)

P

Selisih Q-angle KK dengan KP

6,50

18,50

0,0001

Hasil uji hipotesis dengan Mann-Whitney t-test menunjukkan nilai p = 0,0001 (p < 0,05).

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil penurunan Q-angle pada Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol.

PEMBAHASAN

  • 1.    Karakteristik Sampel

Deskripsi sampel pada penelitian ini adalah usia dan hobi. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu Kelompok Kontrol dan perlakuan dengan cara simple random. Jumlah sampel untuk Kelompok Kontrol adalah 12 orang. Usia tertinggi dari 12 orang tersebut adalah 21 tahun dan usia termuda pada kelompok ini adalah 17 tahun. Rerata umur Kelompok Kontrol 19,08 ± 1,2. Dari 12 orang sampel, 9 orang memiliki hobi olahraga jogging, 2 orang memiliki hobi olahraga bulutangkis, dan satu orang memiliki hobi olahraga renang. Hampir semua subjek mempunyai olahraga yang menggunakan kerja lutut yang memungkinkan terjadi cedera lutut jika Q-angle lututnya yang berlebihan tidak dikurangi.

Sampel pada Kelompok Perlakuan berjumlah 12 orang yang memiliki rata-rata 19,25 ± 1,1. Usia paling tinggi pada kelompok ini adalah 21 tahun dan usia termuda pada kelompok ini adalah 18 tahun. Sama dengan Kelompok Kontrol, 9 orang dari 12 sampel memiliki hobi olahraga jogging, 1 orang memiliki hobi olahraga renang, dan 2 orang memiliki hobi olahraga basket. Sama dengan Kelompok Kontrol hampir semua sampel memiliki hobi olahraga yang menggunakan kerja lutut yang besar oleh karena itu perlu Q-angle yang berlebihan perlu dikurangi untuk mencegah cedera olahraga pada lutut.

  • 2.    Penurunan Excessive Q-angle pada Intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching

Pada pengujian Kelompok Kontrol dengan menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan p=0,002 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada penurunan Q-angle sebelum dan sesudah intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching. Hal tersebut

menunjukkan bahwa intervensi pada Kelompok Perlakuan kontrol memberikan penurunan yang bermakna terhadap excessive Q-angle wanita. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching dapat menurunkan excessive Q-angle pada excessive Q-angle wanita sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebelumnya, pada pasien patellofemoral syndrome (PFS) mengatakan bahwa, latihan Closed Kinetic Chain mampu mengurangi Q-angle secara signifikan dengan latihan 2 kali seminggu selama 8 minggu6. Hasil penelitian ini turut membuktikan bahwa latihan Closed Kinetic Chain juga sangat diperlukan sebagai terapi pada atlet yang memiliki excessive Q-angle karena latihan CKC mampu meningkatkan fungsi otot, menurunkan tingkat kelelahan otot quadriceps dan menyeimbangkan fungsi otot Vastus Medial Oblique (VMO) dengan Vastus Lateral (VL).12

Dengan CKC mampu meningkatkan kekuatan otot VMO yang mengalami kelemahan pada wanita yang memiliki Q-angle yang tinggi dan dengan CKC mampu meningkatkan koordinasi antara otot-otot quadriceps dan hamstring (co-contraction) sehingga mengurangi kompresi pada bagian bawah patella dan lateral femoral condyle akibat kontraksi VL yang mendominasi.13

Pelatihan CKC squat akan meningkatkan alignment yang baik pada lutut. Menurut penelitian fleksi sendi lutut. Peningkatan peningkatan fleksi pada sendi akan menyebabkan penurunan tekanan pada tendon Achilles, hal ini menyebabkan peningkatan panjang pada otot plantar flexors seperti gastrocnemius dan soleus. Pada squat akan meningkatkan knee varus. Squat akan menurunkan tekanan pada struktur dalam lutut dan penekanan pada ruang bagian luar lutut14. Pelatihan CKC Lunge pada penelitian ini memberikan fungsi meningkatkan alignment yang lebih baik, lunge akan meningkatkan coordination otot antara hamstring dan quadriceps. Lunge akan meningkatkan otot hip eksternal rotator, sehingga latihan ini mampu untuk menurunkan Excessive Q-angle.15 Stretching adalah tehnik untuk memangjangkan

jaringan contractile and non-contractile dari otot-tendon unit dan struktur periarticular16. Ketidakseimbangan otot kelemahan otot-otot pada daerah hip dan knee mengakibatkan peningkatan Q-angle. Ketidakseimbangan otot 17 VMO dan glutes maksimus yang melemah,17 dan ketegangan otot VL, Iliotibialband, hamstring, gastrocnemius mengakibatkan 18

peningkatan Q-angle.18

Stretching     secara     pelan-pelan

diaplikasikan, intensitasnya rendahakan memberikan penguluran yang lebih besar pada VL, ITB, hamstring dan gastrocnemius.16 Tarikan patella ke arah lateral oleh VL dan ITB yang tegang berkurang, dan posisi lutut yang mengarah ke dalam (valgus) akibat ketegangan otot hamstring dan gastrocnemius menjadi berkurang, dimana VMO yang lemah juga sebagai penyebab utama yang dikuatkan dengan intervensi CKC dan kinesiology tape.

  • 3.    Penurunan Excessive Q-angle pada Penambahan Kinesiology Tape pada Intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching

Pada pengujian Kelompok Perlakuan dengan menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan p=0,002 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada penurunan Q-angle sebelum dan sesudah intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise, Stretching, dan Kinesiology tape. Hal tersebut menunjukkan bahwa intervensi pada Kelompok Perlakuan memberikan penurunan yang bermakna terhadap excessive Q-angle wanita.

Penambahan Kinesiology    Tape

mempercepat aktivasi otot    VMO.19

Ketidakseimbangan otot quadriceps akan menyebabkan tarikan yang berlebihan ke satu arah, yang biasa terjadi pada Q-angle yang berlebihan adalah tarikan VL yang berlebihan dan ketegangan ITB menyebabkan ketidakseimbangan lutut yang akan menyebabkan kelemahan VMO dan penurunan stabilitas lutut bagian dalam. Aktivasi otot VMO dan support tendon patella memberikan stabilisasi yang baik terhadap patella saat bergerak diatas sendi lutut.

Kinesiology tape berfungsi juga untuk membantu fungsi sendi. Pemasangan

kinesiology tape untuk mampu meningkatkan fungsi sendi dengan mempengaruhi tonus otot, ketidakseimbangan bisa dikoreksi dan keseimbangan otot dikembalikan untuk grup otot menghasilkan dalam peningkatkan fungsi sendi, menyebabkan penurunan nyeri dan oleh sebab itu untuk memendekkan proses penyembuhan.20 Pemasangan kinesiology tape pada pada penelitian ini menggunakan tehnik full knee support, yaitu dimana kinesiology tape dipasang untuk membantu lutut untuk tetap stabil saat bergerak ataupun melakukan latihan. Kinesiology tape pada kondisi ini akan mencegah        maltracking        patella,

menyeimbangkan otot-otot    quadriceps,

mengurangi gesekan pada  patella dan

21 tendonnya saat dilakukan latihan CKC.21 Pemasangan Kinesiology Tape pada saat melakukan latihan CKC akan membantu menstabilkan sendi sehingga pada saat latihan squats dan lunges lutut tidak terdorong kedalam atau membentuk sudut yang malah akan merusak stabilitas lutut bagian dalam sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal 20

untuk menurunkan Q-angle.20

  • 4.    Penurunan Excessive Q-angle pada Penambahan Kinesiology Tape pada Intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching Lebih Baik Daripada Tanpa Penambahan Kinesiology Tape pada Intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching

Hasil pengujian Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol menggunakan uji beda Mann-Whitney Test, juga didapatkan p=0,0001 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada penurunan Q-angle pada Kelompok Kontrol dengan perlakuan dimana Kelompok     Perlakuan     mendapatkan

penambahan kinesiology tape pada intervensi Closed Kinetic Chain (CKC) Exercise dan Stretching. Hal tersebut menunjukkan bahwa intervensi pada Kelompok Perlakuan memberikan penurunan yang lebih baik terhadap penurunan excessive Q-angle pada wanita.

Pemasangan Kinesiology Tape pada lutut, saat melakukan latihan CKC seperti squats dan lunges akan mampu untuk memperbaiki alignment lutut saat melakukan

latihan tersebut. Pemasangan kinesiology tape juga membantu tubuh untuk mempertahankan posisi sendi, dan meningkatkan proprioception dan body awareness.22 Pada excessive Q-angle terjadi aktivasi otot yang dominan dari adductor group muscles, VL, ITB, Hamstring, Gastrocnemius sehingga biasanya akan menyebabkan lutut terdorong kedalam saat melakukan squats ataupun lunges jika tanpa kontrol dari fisioterapis dengan instruksi atau stimulasi tertentu. Hasil dari latihan yang diinginkan mungkin tidak akan dicapai atau bisa saja akan memperbukuk stabilitas lutut 20

bagian dalam lutut.20

Alignment yang baik pada lutut saat melakukan squat dan lunges akan mengaktivasi otot VMO dan Gluteus Medius pada kondisi subjek yang memiliki excessive Q-angle.Stabilitas lutut bagian dalam akan terbentuk dan aktivasi kedua otot ini akan menyebabkan adaptasi adductor group muscles, VL, ITB, Hamstring akan menyeimbangkan dengan VMO dan Gluteus Medius sehingga alignment tibia tuberosity, patella dan ASIS menjadi lebih baik, mengurangi Q-angle pada lutut.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penambahan kinesiology tape pada intervensi CKC dan stretching lebih baik menurunkan excessive Q-angle pada wanita.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    McLester, J., & Pierre, P. S. (2008). Applied Biomechanics Concepts and Connections. Belmont: Thomson Wadsworth.

  • 2.    Aichroth, P., CAnnon, W., & Patel, D. (1992). Knee Surgery: Current Practice. London: Martin Dunitz Limited.

  • 3.    Rahimi, M., Alizadeh, M., Rajabi, R., & Mehrshad, N. (2012). The comparison of innovative image prcessing and goniometer methods in Q-angle measurement . world applied sciences journal, 226-232

  • 4.    Davies, G., & Larson, R. (1978). Examining

the knee. Physician and sportmedicine, 4967.

  • 5.    Rauh, M., Koepsell, T.D., Rivara, F.P., Rice, S.G.,  & Margherita, A.J (2007).

Quadriceps Angle and Risk of Injury Among High School Cross-Country Runners. J Orthop Sports Phys Ther, 725733.

  • 6.    Sokhangooei, Y., Anbarian, M., Khanlari, Z., & Rahimi, A. (2010). The effect of Open and Closed Kinetic Chain Exercises on Patellofemoral Syndrome Patients. World Journal of Sport Sciences, 07-10.

  • 7.    Akbas, E., Atay, AO., & Yuksel, I. (2011). The effect of additional kinesio taping over Exercise in the treatment of patellofemoral pain syndrome. Acta Orthopaedica et Traumatologica Turcica, 335-341.

  • 8.    Montalvo, AM., Cara, EL., & Myer, GD. Effect of kinesiology taping on pain in individuals with musculoskeletal injuries: systematic review and meta-analysis. The Physician and sportmedicine. 48-57

  • 9.    Vithoulk, I., Beneka, A., Malliou, P., & Greece, L. (2010). Kinesio Taping on Quadriceps  Strength During Isokinetic

Exercise in Healthy Non-Athlete Women. Isokinetic and Exercise Science.

  • 10.    Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

  • 11.    Nursalam (2008), Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.

  • 12.    Lee, N.K., Kwon, J.W., Son, S.M., Kang, K.W., Kim, K., & Hyun-Nam, S. (2013). The effect of closed and open kinetic chain Exercises on lower limb muscle activity and balance in stroke survivors. Neuro Rerhabilitation, 177-183.

  • 13.    Anbarian, M., Khanlari, Z., Sokhangooei, Y., & Rahimi, A. (2010). The Effect of

Open and Closed Kinetic Chain Exercises on Patellofemoral Syndrome Patients. World Journal of Sport Sciences , 7-10.

Ikai Co. Ltd.


  • 14.    Power, V., & Clifford, A.M. (2012). The Effect of Rearfoot Position on Lower Limbs Kinematics during Bilateral Squatting in Asymptomatic Individuals with Pronated Foot Type. Journal of Human Kinetics, 515.

  • 15.    Riemann, B.L, Lapinski, S., Smith, L., & Davies, G. (2012). Biomechanical Analysis of the Anterior Lunge During 4 ExternalLoad Conditions. Journal  of  Athletic

Training, 372-378.

  • 16.    Kisner, C.,  & Colby, L. A. (2012).

Therapeutic Exercise Foundatioins and Techniques Sixth Edition. United States of America: F. A. Davis Company.

  • 17.    Vinet, V. (2015, 06 23). Male vs. Female: The Q-angle Effect. Retrieved from spartan: www.spartan.com/en/race/detail/2306/ overview?article=33427

  • 18.    Charrette, M. (2003, 11 17). Abnormal Q-angle and Orthotic Support. Retrieved from Dynamic                    Chiropractic:

www.dynamicchiropractic.com /mpacms/dc/article.php?id=9487

  • 19.    Ekiz, T., Aslan, M., & Ozgirgin, N. (2015). Effect of Kinesio Tape applicatio to quadriceps muscles on isokinetic muscle strength, gait, and functional parameters in patients with stroke. J Rehabil Res Dev, 323-331.

  • 20.    Kumbrink,  B. (2012). K-Taping: An

Illustrated  Guide, Basics, Techniques,

Indications. Dortmund: Springer.

  • 21.    KT Tape. (2012). FULL KNEE SUPPORT. Retrieved december 25, 2016, from KT Tape:

http://www.kttape.com/instructions/full-knee-support/

  • 22.    Kase K, Wallis J, & Kase T. Clinical therapeutic applications of the kinesio taping method. 2003: Tokyo, Japan: Ken

Penambahan Kinesiology Tape pada Pelatihan Closed Kinetic Chain…

100