ETHNOBOTANY STUDY OF TRADITIONAL COMMUNITY MEDICINE FOR BATAK TRIBE IN LAWE PERBUNGA, BABUL MAKMUR SUB-DISTRICT, SOUTHEAST ACEH
on
SIMBIOSIS X (2): 140-151 http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis
Program Studi Biologi FMIPA UNUD
eISSN: 2656-7784
September 2022
KAJIAN ETNOBOTANI OBAT TRADISIONAL MASYARAKAT SUKU BATAK DI DESA LAWE PERBUNGA, KECAMATAN BABUL MAKMUR, ACEH TENGGARA
ETHNOBOTANY STUDY OF TRADITIONAL COMMUNITY MEDICINE FOR BATAK TRIBE IN LAWE PERBUNGA, BABUL MAKMUR SUB-DISTRICT, SOUTHEAST ACEH
Alprida Yanti1, Eniek Kriswiyanti 1, A. A. Ketut Darmadi 1*
1 Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Bukit Jimbaran
Email : [email protected]
*Email koresponden :[email protected]
ABSTRAK
Obat tradisional merupakan ramuan bahan alam yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman yang merupakan warisan nenek moyang. Sistem pengobatan tradisional umumnya berkaitan erat dengan aspek religius dan juga menggunakan unsur-unsur alamiah seperti tanaman, hewan, dan mineral. Salah satu masyarakat yang masih menggunakan pengobatan tradisional adalah suku Batak di Lawe Perbunga, Kecamatan Babul Makmur, Aceh Tenggara. Penelitian bertujuan mengkaji tentang jenis, bagian, cara pengolahan dan penggunaan tanaman bahan obat tradisional oleh masyarakat suku Batak di Lawe Perbunga, Kecamatan Babul Makmur, Aceh Tenggara. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball untuk menentukan 40 responden. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Analisis data menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional terdiri dari 21 jenis dan 18 suku untuk pengobatan 20 jenis penyakit. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan obat berturut-turut yaitu daun, buah, umbi, rimpang, getah, batang dan akar masing-masing sebesar 48,39%, 12,90%, 12,90%, 9,68%, 6,45%, 6,45%, dan 3,23%. Pengolahan bahan obat tradisional dengan 5 cara yaitu tanpa diolah, direbus, diiris, diseduh dan dipanggang masing-masing sebesar 43,75%, 20,31%, 20,31%, 9,38% dan 6,25%. Penggunaan obat tradisional dilakukan dengan 4 cara yaitu diminum, dimakan, dioleskan, dan ditempelkan masing-masing sebesar 45,59%, 29,41%, 17,65% dan 7,35%.
Kata Kunci: Desa Lawe Perbunga, penggunaan, pengolahan, tanaman obat
ABSTRACT
Traditional medicine is a mixture of natural ingredients that have been used for generations for treatment based on experience which is inherited from their ancestors. Traditional medicine systems are generally closely related to religious aspects and also use natural elements such as plants, animals, and minerals. One of the people who still use traditional medicine is the Batak tribe in Lawe Perbunga, Babul Makmur Sub-district, Southeast Aceh. This study aim to examine plants types, plant parts , processing methods and the use of traditional medicines for the Batak tribe in Lawe Perbunga, Babul Makmur Subdistrict, Southeast Aceh. The method used in this research was purposive sampling and snowball to determine 40 respondents. Data collection techniques used interviews, observation, documentation and literature study. Data analysis used qualitative and quantitative descriptive analysis techniques. The types of plants used as ingredients for traditional medicinal consist of 21 species and 18 family for the treatment of 20 types of diseases. The plant parts used as medicinal ingredients, respectively, were leaves, fruit, tubers, rhizomes, sap, stems and roots respectively 48,39%, 12,90%, 12,90%, 9,68%, 6,45%,
6,45%, and 3,23%. Processing of traditional medicinal ingredients in 5 ways, namely without being processed, boiled, sliced, brewed and roasted, respectively, by 43,75%, 20,31%, 20,31%, 9,38% and 6,25%.The use of traditional medicine are carried out in 4 ways, namely drinking, eating, smearing, and affixing respectively 45,59%, 29,41%, 17,65% and 7,35%.
Keywords: Lawe Perbunga Village, use, processing, medicinal plants
PENDAHULUAN
Etnobotani berasal dari kata etno (etnis) dan botani. Etno adalah masyarakat kelompok atau adat sosial yang memiliki arti sebagai keturunan, agama, adat maupun bahasa. Botani adalah tumbuhan atau tanaman, jadi etnobotani didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pemanfaatan tanaman untuk keperluan hidup sehari-hari sebagai makanan, pengobatan, pakaian, upacara adat dan lain sebagainya (Martin, 2004). Etnobotani merupakan salah satu bidang ilmu yang digunakan untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat yang telah menggunakan berbagai macam manfaat tanaman untuk menunjang kehidupan sehari-hari (Suryadharma, 2008).
Obat tradisional merupakan warisan dari nenek moyang yang digunakan turun-temurun baik dalam ramuan maupun dalam penggunaannya. Masyarakat Batak Toba sejak zaman dahulu sudah mengenal obat tradisional yang beranekaragam jenis tanaman dengan berbagai manfaat. Obat-obatan tradisional diolah oleh masyarakat dan diperoleh secara langsung dari alam dengan cara pengolahan yang sederhana berdasarkan pengalaman dan pengetahuan masyarakat (Handayani, 2015). Obat tradisional dapat digunakan sebagai dasar pengembangan obat baru untuk mengobati beberapa penyakit tertentu.
Pengobatan tradisional adalah bagian dari sistem budaya masyarakat yang manfaatnya sangat besar dalam potensi
pembangunan kesehatan masyarakat. Menurut Nursiyah (2013), obat tradisional adalah jenis obat yang bahan utamanya adalah tanaman berkhasiat obat yang diketahui dan dipercaya dapat meringankan atau menyembuhkan penyakit.
Tanaman obat yang dimanfaatkan umumnya tanaman yang mengandung zat aktif sebagai penyembuh penyakit dan yang berkhasiat bagi kesehatan. Bagian tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat tradisional antara lain: daun, buah, bunga, akar, rimpang, batang (kulit), dan getah (resin) adalah bagian tanaman yang dimanfaatkan (Trimin, 2015).
Kabupaten Aceh Tenggara adalah kabupaten yang terletak di Provinsi Aceh dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Aceh Tenggara memiliki luas 4.231,41 km2 dengan jumlah penduduk 186.083 jiwa (Badan Pusat Statistik Aceh, 2014). Desa Lawe Perbunga merupakan desa yang tidak jauh dari hamparan sawah, kebun dan gunung yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk dikelola dan dimanfaatkan sebagai mata pencaharian. Aceh Tenggara dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Leuser dan terkenal kaya akan sumber daya hayati berupa jenis tanaman yang beranekaragam, salah satunya adalah jenis tanaman obat.
Penelitian bertujuan menginventarisasi jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaan obat tradisional suku Batak di Desa Lawe Perbunga belum pernah
dilakukan, namun masyarakat setempat sudah biasa melakukan pengobatan dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman sebagai obat tradisional. Masyarakat di Desa Lawe Perbunga lebih percaya menggunakan obat tradisional untuk mengatasi penyembuhan beberapa penyakit karena harga obat yang tergolong mahal dan masyarakatnya yang masih mempertahankan penggunaan obat tradisional. Tanaman obat dapat diperoleh dari kebun atau gunung yang sengaja ditanam atau tumbuh liar dengan sendirinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaan obat tradisional dalam kehidupan masyarakat di Desa Lawe Perbunga, Kecamatan Babul Makmur, Kabupaten Aceh Tenggara.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur, Aceh Tenggara. Penelitian dilakukan selama tiga bulan, dimulai pada bulan Januari 2021 hingga April 2021. Penelitian dilakukan mulai dari perkenalan kepada masyarakat, melakukan wawancara dan meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner. Mencatat hal-hal yang dikemukakan oleh responden dan mencatat cara pengolahan dan penggunaannya. Pengumpulan data digunakan dengan metode purposive sampling dan snowball. Purposive sampling yaitu teknik sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan fenomena yang diteliti (Sugiyono, 2016). Teknik snowball adalah teknik memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel meliputi
wawancara pada responden yang terdiri dari responden kunci yaitu dukun dan masyarakat yang memahami tentang jenis tanaman obat tradisional dan mengetahui cara pemanfaatannya.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini merupakan analisis data yang isinya berdasarkan pengetahuan responden terhadap tanaman sebagai obat. Data kualitatif didapat dari hasil wawancara terhadap masyarakat yang mengetahui tentang tanaman sebagai obat tradisional dan mengidentifikasi untuk menentukan nama ilmiah berdasarkan binomial
nomenklatur. Data kuantitatif penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebar kepada 40 responden dengan pengisian kuesioner menggunakan alat tulis yang sudah disediakan dan handphone untuk mendokumentasikan kegiatan wawancara yang dilakukan. Data kuantitatif ini berupa jumlah penggunaan tanaman obat berupa jenis tanaman yang akan dihitung dalam bentuk histogram dengan nilai tertinggi yang merupakan jenis tanaman yang paling banyak digunakan. Jumlah penggunaan bagian tanaman yang akan digunakan dihitung intensitas penggunaannya dalam bentuk hitogram sebagai obat tradisional serta tingkat
penggunaan jenis tanaman yang sering digunakan dihitung dalam grafik batang diakhiri dengan Microsoft Office Excel. Bagian tanaman dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
-
1. Jenis tanaman =
Jumlah jenis tanaman yang digunakan responden
-
---, —— , -—--------------:-------—X 100% Jumlah total jenis tanaman yang digunakan responden
-
2. Bagian yang dimanfaatkan=
Jumlah bagian tanaman yang dibuat ramuan λ ---— ,------"—--------* lθθ%
Jumlah total tanaman yang dibuat ramuan
-
3. Cara Pengolahan =
Jumlah cara pengolahan yang digunakan responden Jumlah total cara pengolahan yang digunakan responden
-
4. Cara Penggunaan=
Jumlah cara penggunaan yang digunakan responden Jumlah total cara penggunaan yang digunakan responden
xlOO%
HASIL
-
1. Jenis dan bagian tanaman sebagai bahan obat tradisional oleh Masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga
Hasil penelitian tanaman obat pada masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga ditemukan 21 jenis dan 18 suku. Bagian-bagian tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah daun (muda, tua), buah, getah, batang, umbi, akar (tua), dan rimpang. Tanaman obat tersebut dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit yaitu menurunkan kolesterol, anti kanker, asam urat, demam berdarah, sakit
gigi, perut kembung, batu ginjal, demam, pegal-pegal, masuk angin, darah tinggi, menambah selera makan, keputihan, bau badan, asam lambung, batuk, influenza, sesak nafas, dan luka-luka. Tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional berasal dari hasil budidaya masyarakat, tanaman liar dan dibeli di pasar (Tabel 1.).
Tanaman dari suku Zingiberaceae yang paling banyak digunakan sebagai obat kemudian diikuti oleh suku Liliaceae. Jenis-jenis tanaman dari suku Zingiberaceae yang digunakan sebagai obat yaitu Zingiber officinale Rosc., Curcuma domestica Val. dan Curcuma zanthorrhiza L. Sedangkan jenis tanaman dari suku Liliaceae yaitu Allium sativum L. dan Allium ascalonicum L (Tabel 1. dan Gambar 1.)
Tabel 1. Jenis dan Bagian Tanaman Bahan Obat Tradisional oleh Masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga
No |
Nama Lokal |
Nama Indonesia |
Nama Ilmiah |
Suku |
Organ yang digunakan |
Kegunaan sebagai Obat |
Asal Tanaman Obat |
1. |
Durian bolanda |
Sirsak |
Annona muricata L. |
1. Annonaceae |
Daun tua |
Kolestrol dan anti kanker |
Budidaya |
2. |
Sambung ngolu |
Sambung nyawa |
Gynura procumbens (Lour.) Merr. |
2. Asteraceae |
Daun |
Asam urat |
Liar |
3. |
Buah naga |
Buah naga |
Selenicereus megalanthus |
3. Cactaceae |
Buah |
Demam berdarah |
Beli |
4. |
Bonani jarak |
Pohon jarak |
Jatropha curcas L. |
4. Euphorbiaceae |
Getah daun dan daun muda |
Sakit gigi dan perut kembung |
Budidaya |
5. |
Kumis kucing |
Kumis kucing |
Orthosiphon aristatus |
5. Lamiaceae |
Daun dan batang |
Batu ginjal |
Budidaya |
6. |
Apokat |
Alpukat |
Persea Americana |
6. Lauraceae |
Daun tua |
Diare |
Budidaya |
7. |
Bawang putih |
Bawang putih |
Allium sativum L. |
7. Liliaceae |
Umbi |
Demam, pegal-pegal, masuk angin dan darah tinggi |
Beli |
8. |
Bawang merah |
Bawang merah |
Allium ascalonicum L. |
Umbi |
Demam, pegal-pegal dan masuk angin |
Beli | |
9. |
Hapas |
Kapas |
Gossipyum hirsutum L. |
8. Malvacea |
Daun tua |
Demam |
Liar |
10. |
Kelor |
Kelor |
Moringa oleifera L. |
9. Moringaceae |
Daun |
Menambah selera makan dan kolestrol |
Budidaya |
11. |
Attajau |
Jambu biji |
Psidium guajava L. |
10. Myrtaceae |
Daun muda |
Diare dan |
Budidaya |
dan buah |
demam berdarah | ||||||
12. |
Demban |
Sirih |
Piper betle L. |
11. Piperaceae |
Daun tua |
Keputihan dan bau badan |
Beli |
13. |
Tobu sirara |
Tebu merah |
Saccharum officinarum L. |
12. Poaceae |
Batang |
Asam lambung |
Budidaya |
14. |
Hambir |
Gambir |
Uncaria gambir Roxb. |
13. Rubiaceae |
Getah kering |
Asam lambung |
Beli |
15. |
Unte asom |
Jeruk nipis |
Citrus aurantifolia |
14. Rutaceae |
Buah |
Batuk |
Budidaya |
16. |
Sau |
Sawo |
Manilkara zapota |
15. Sapotaceae |
Buah |
Diare |
Beli |
17. |
Pultak-pultak |
Ciplukan |
Physalis angulata L. |
16. Solanaceae |
Akar tua |
Demam |
Liar |
18. |
Sambok hoda |
Pecut kuda |
Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl |
17. Verbenaceae |
Daun |
Sesak nafas dan luka-luka |
Liar |
19. |
Pege |
Jahe |
Zingiber officinale Rosc. |
18. Zingiberaceae |
Rimpang |
Batuk dan influenza |
Budidaya |
20. |
Hunik gajah |
Kunyit gajah |
Curcuma domestica Val. |
Rimpang |
Asam lambung |
Beli | |
21. |
Hunik bulle |
Temulawak |
Curcuma zanthorrhiza L. |
Rimpang |
Asam lambung |
Beli |
Jenis tanaman yang paling banyak digunakan sebagai obat tradisional yaitu jambu biji (Psidium guajava L.) sebanyak 25%. Tanaman lain yang juga banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional secara berturut-turut adalah tanaman
bawang putih (Allium sativum L.), bawang merah (Allium ascalonicum L.) dan jahe (Zingiber officinale Rosc.) masing-masing sebanyak 13,89%, 9,72% dan 8,33% (Gambar 1.).
Gambar 1. Persentase Jenis Tanaman Obat yang dimanfaatkan oleh Masyarakat di Desa Lawe Perbunga
Gambar 2. Persentase Bagian Tanaman Obat yang dimanfaatkan oleh Masyarakat di Desa Lawe Perbunga
Bagian tanaman yang paling banyak digunakan untuk bahan obat yaitu daun dilanjutkan dengan buah, umbi, rimpang getah, batang dan akar masing-masing sebanyak 48,39%, 12,90%, 12,90%,
9,68%, 6,45%, 6,45% dan 3,23% (Gambar 2.).
-
2. Cara pengolahan tanaman sebagai bahan obat tradisional oleh Masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga
Cara pengolahan tanaman sebagai bahan obat oleh masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga ditemukan 5 cara yaitu tanpa diolah, direbus, diiris, diseduh dan dipanggang masing-masing sebesar 43,75%, 20,31%, 20,31%, 9,38% dan
-
6,25% (Gambar 3).
-
1. Tanpa diolah adalah bagian tanaman yang digunakan untuk obat tanpa adanya suatu proses pengolahan tetapi setelah dibersihkan langsung dimakan. Contoh bahan ramuannya rimpang jahe yang sudah tua setelah dikupas dan dibersihkan dengan air bersih lalu dimakan yang bermanfaat untuk mengobati batuk.
-
2. Direbus adalah proses pengolahan
dengan cara bagian tanaman untuk obat dimasukkan kedalam panci yang telah diisi air kemudian dipanaskan sampai mendidih lalu diangkat. Contoh bahan ramuannya yaitu, akar ciplukan yang sudah tua diambil dan dibersihkan dengan air lalu direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih kemudian setelah dingin diminum yang bermanfaat untuk mengobati demam.
-
3. Diiris adalah proses pengolahan bagian bagian tanaman untuk obat setelah dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian diiris kecil-kecil
menggunakan pisau. Contoh bahan ramuannya yaitu, bawang merah dan bawang putih diolah dengan cara bawang diambil masing-masing sebanyak 2 siung lalu dibersihkan dengan air bersih kemudian diiris dan dicampurkan dengan minyak goreng yang bermanfaat untuk mengobati demam.
-
4. Diseduh adalah proses pengolahan bagian tanaman untuk obat dengan cara: bagian tanaman obat ditambah air panas kemudian disaring untuk memisahkan ampas dan air. Contoh bahan ramuannya yaitu, daun jambu
biji muda diambil sebanyak 20 lembar kemudian dibersihkan. Daun ditumbuk dan diseduh menggunakan air panas secukupnya. Kemudian air di saring dari ampasnya lalu diminum yang bermanfaat untuk mengobati diare.
-
5. Dipanggang adalah proses pengolahan bagian tanaman untuk obat dengan bagian tanaman obat di oleskan
minyak kelapa sawit lalu dipanggang diatas api sampai lembut. Contoh bahan ramuannya yaitu, daun jarak yang muda atau tua diambil sebanyak 3 atau 4 lembar kemudian dibersihkan dengan air setelah itu dipanggang dengan diolesin minyak goreng sampai daun menjadi lembut yang bermanfaat untuk perut kembung.
Gambar 3. Persentase Cara Pengolahan Tanaman Obat oleh Masyarakat di Desa Lawe Perbunga
Ramuan obat yang dibuat oleh masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga dengan jumlah ramuan sebanyak 31 macam dapat menyembuhkan beberapa penyakit yaitu diare, batuk, demam, pegal-pegal, asam lambung, masuk angin, perut kembung, influenza, luka ringan, kolestrol, demam berdarah, anti kanker, sakit gigi,
darah tinggi, asam urat, keputihan, bau badan, sesak nafas, batu ginjal dan menambah selera makan. Jenis penyakit yang mendominasi yang berkaitan dengan perilaku hidup seperti penyakit diare, batuk dan demam. Beberapa penyakit dan jumlah ramuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penyakit yang Ditangani oleh Masyarakat di Desa Lawe Perbunga
No. |
Penyakit |
Jumlah Ramuan |
Bahan Ramuan |
Cara Pengolahan Obat |
Cara Penggunaan Obat |
1. |
Diare |
3 |
Daun jambu, buah sawo, daun alpukat |
Tanpa olahan, direbus |
Dimakan, diminum |
2. |
Batuk |
2 |
Jahe, jeruk nipis |
Tanpa olahan, direbus |
Dimakan, diminum |
3. |
Demam |
3 |
Bawang merah dan bawang putih, daun kapas, akar ciplukan |
Diiris, direbus |
Dioleskan, diminum |
4. |
Pegal-pegal |
2 |
Bawang merah dan bawang putih |
Diiris |
Dioleskan |
5. |
Asam lambung |
3 |
Getah gambir, temulawak kunyit, tebu merah |
Diseduh, direbus, tanpa olahan |
Diminum, dimakan |
6. |
Masuk angin |
1 |
Bawang putih dan bawang merah |
Diiris |
Dioleskan |
7. |
Perut kembung |
1 |
Daun jarak |
Dipanggang |
Ditempelkan |
8. |
Influenza |
1 |
Jahe |
Direbus |
Diminum |
9. |
Luka-luka |
2 |
Pecut kuda, daun sirih |
Tanpa olahan |
Ditempelkan |
10. |
Menurunkan Kolestrol |
2 |
Daun kelor, daun sirsak |
Tanpa olahan |
Diminum |
11. |
Demam berdarah |
2 |
Buah jambu, buah naga |
Tanpa olahan |
Diminum |
12. |
Anti kanker |
1 |
Daun sirsak |
Direbus |
Diminum |
13. |
Sakit gigi |
1 |
Getah daun jarak |
Tanpa olahan |
Dioleskan |
14. |
Darah tinggi |
1 |
Bawang putih |
Tanpa olahan |
Dimakan |
15. |
Asam urat |
1 |
Daun sambung nyawa |
Direbus |
Diminum |
16. |
Keputihan |
1 |
Daun sirih |
Direbus |
Diminum |
17. |
Bau badan |
1 |
Daun sirih |
Direbus |
Diminum |
18. |
Sesak nafas |
1 |
Daun Pecut Kuda |
Direbus |
Diminum |
19. |
Batu ginjal |
1 |
Daun dan batang kumis kucing |
Direbus |
Diminum |
20. |
Menambah selera makan |
1 |
Daun kelor |
Direbus |
Diminum |
-
3. Cara penggunaan tanaman sebagai bahan obat tradisional oleh Masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga
Hasil cara penggunaan tanaman obat oleh masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga diperoleh dengan tahapan
wawancara dan melihat secara langsung. Ada empat cara penggunaan yang diperoleh dari 40 responden yang telah diwawancarai yaitu dengan cara diminum, dimakan, dioleskan, dan ditempelkan masing-masing sebesar 45,59%, 29,41%, 17,65% dan 7,35% (Gambar 4).
Gambar 4. Persentase Cara Penggunaan Tanaman Obat oleh Masyarakat di Desa Lawe Perbunga
PEMBAHASAN
Jenis dan bagian tanaman sebagai bahan obat tradisional oleh Masyarakat
suku Batak di Desa Lawe Perbunga
Jenis-jenis tanaman yang berkhasiat obat dan dijadikan sebagai obat tradisional
oleh masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga ada 21 jenis. Jenis tanaman yang dimanfaatkan untuk dijadikan obat oleh masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga terdiri dari 21 jenis. Dari 21 jenis tanaman obat yang dimanfaatkan jambu (Psidium guajava L.) lebih banyak digunakan dari pada jenis lain. Hal ini disebabkan karena masyarakat di Desa Lawe Perbunga cenderung mengalami diare dan langsung mengkonsumsi daun jambu biji karena mudah ditemukan. Jambu biji (Psidium guajava L.) dimanfaatkan karena mengandung zat flovanoid, di mana di dalamnya terdapat quercetin glycoside yang mampu menghambat atau mengurangi pembuangan air besar (Norlita dan Tri, 2017).
Suku tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga terdiri dari 18 suku. Suku tanaman Zingiberaceae paling banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang terdiri atas jenis jahe (Zingiber officinale Rosc.), kunyit gajah (Curcuma domestica Val.), dan temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.). Jenis-jenis ini banyak digunakan karena bisa mengobati berbagai macam penyakit dan mudah ditemui karena lebih banyak dibudidayakan. Seperti pernah dilaporkan Maulidiah dkk. (2020) jenis-jenis tanaman dari suku Zingiberaceae dapat mengobati berbagai macam penyakit. Hal ini juga didukung oleh penelitian Zen et al. (2020) yang menyatakan bahwa suku zingiberaceae juga digunakan oleh masyarakat etnis Lampung Pesisir, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung dimanfaatkan sebagai ramuan seperti ramuan pasca melahirkan. Zingiberaceae dapat menghambat pertumbuhan dari
mikroorganisme pathogen yang merugikan (Situmorang dan Eka, 2018).
Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk dijadikan obat tradisional adalah daun, umbi, getah, batang, buah, akar dan rimpang. Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan untuk dijadikan obat tradisional adalah daun, karena daun mudah untuk diolah, mudah ditemukan dan intensitasnya yang tinggi dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain. Seperti yang pernah dilaporakan oleh Farhatul (2012), bahwa daun mudah dalam pengambilan dan dalam pengolahannya dibandingkan dengan bagian lain dari tanaman. Daun memiliki intensitas paling tinggi karena merupakan organ tanaman yang pertumbuhannya terus menerus sehingga selalu tersedia pada tanaman (Situmorang dan Eka, 2018). Buah adalah urutan kedua paling banyak dimanfaatkan sebagai obat karena buah lebih mudah didapatkan dan memiliki vitamin. Rimpang urutan ketiga paling banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena bekerja sebagai antioksidan dan lebih mudah untuk ditemukan (Jayaprakhasha et al., 2006). Umbi bawang merah dan bawang putih dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki senyawa kimia aktif yang terkandung meliputi allisin, adenosin, ajoene, dan lainnya (Aryanta, 2019).
-
2. Cara pengolahan tanaman sebagai bahan obat tradisional oleh Masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga
Pengolahan tanaman obat tradisional pada masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga dilakukan secara manual dengan menggunakan bahan tanaman yang diperoleh dari alam secara langsung. Pengolahan dilakukan dengan 5 cara yaitu tanpa diolah, direbus, diiris, diseduh, dan
dipanggang. Cara dengan tanpa diolah merupakan pengolahan yang terbanyak dilakukan karena cara ini tanpa menggunakan proses yang rumit dan langsung bisa digunakan sebagai obat. Tanaman obat tanpa olahan lebih sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan diare dan batuk karena masyarakat percaya bahwa tanaman obat tanpa olahan lebih manjur untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Seperti yang pernah dilaporkan oleh Leksikowati dkk. (2020) bahwa proses tanpa diolah lebih cenderung digunakan dari tanaman yang dipercaya dapat dimakan langsung atau digunakan secara langsung tanpa diproses seperti air kelopak bunga kitolod (Isotoma longiflora) untuk obat mata terang, puring (Codiaeum variegatum) untuk menyembuhkan luka, daun sirih (Piper betle) sebagai penguat gigi dan penyembuhan luka.
-
3. Cara penggunaan tanaman sebagai bahan obat tradisional oleh Masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga
Penggunaan obat tradisional pada masyarakat di lakukan dengan cara diminum, dimakan, dioleskan dan ditempelkan kebagian yang sakit. Cara penggunaan dengan diminum lebih banyak digunakan oleh masyarakat karena lebih mudah untuk dikonsumsi dan memiliki reaksi yang lebih cepat. Sesuai penelitian Fauziah dkk. (2021) bahwa penggunaan tanaman obat yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit dalam adalah dengan cara diminum. Masyarakat berasumsi bahwa penggunaan obat dengan cara diminum dapat mengobati penyakit dan memiliki reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara dimakan, dioleskan dan ditempelkan. Berbeda dengan penelitian Anggraini (2014), masyarakat di sekitar kawasan hutan adat
gunung Semaung Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau memperoleh hasil bahwa cara penggunaan dengan diolekan lebih banyak karena penyakit luar yang cenderung dialami oleh masyarakat sehingga bisa diobati dengan cara dioleskan seperti gatal-gatal dan panuan.
Hasil pengolahan daun jambu biji digunakan dengan cara dimakan dan diminum. Menurut Norlita dan Tri (2017), jambu biji mengandung vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan buah-buahan lainnya sehingga dimanfaatkan sebagai obat demam berdarah karena mengandung senyawa quercetin yang berperan untuk menghambat proses infeksi virus penyebab demam berdarah dan menaikkan trombosit darah. Daun jambu biji dimanfaatkan sebagai obat diare karena mengandung zat flovanoid, di mana di dalamnya terdapat quercetin glycoside yang mampu menghambat atau mengurangi pembuangan air besar.
SIMPULAN
Jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional suku Batak di Desa Lawe Perbunga, Kecamatan Babul Makmur, Kabupaten Aceh Tenggara yaitu terdiri dari 21 jenis dan 18 suku. Tanaman obat ini digunakan untuk menurunkan kolesterol, anti kanker, asam urat, demam berdarah, sakit gigi, perut kembung, batu ginjal, demam, pegal-pegal, masuk angin, darah tinggi, menambah selera makan, keputihan, bau badan, asam lambung, batuk, influenza, sesaf nafas, dan luka-luka. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat berturut-turut adalah yaitu daun, buah, umbi, rimpang getah, batang dan akar masing-masing sebesar 48,39%, 12,90%, 12,90%, 9,68%, 6,45%, 6,45% dan 3,23% .
Pengolahan tanaman obat menjadi obat
tradisional dilakukan dengan 5 cara berturut-turut yaitu tanpa diolah, direbus, diiris, diseduh dan dipanggang masing-masing sebesar 43,75%, 20,31%, 20,31%, 9,38% dan 6,25%.
Penggunaan obat tradisional dilakukan dengan 4 cara berturut-turut yaitu diminum, dimakan, dioleskan, dan ditempelkan masing-masing sebesar 45,59%, 29,41%, 17,64% dan 12,5%.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan YME. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan material, masyarakat suku Batak di Desa Lawe Perbunga, Kecamatan Babul Makmur, Kabupaten Aceh Tenggara yang telah memberikan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. 2014. Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan Adat Gunung Semaung Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Pontianak.
Aryanta, I. W. R. 2019. Bawang Merah dan Manfaatnya bagi Kesehatan. E-Jurnal Widya Kesehatan. 1(1): 1-7.
Badan Pusat Statistik Aceh. 2014. Kabupaten Aceh Tenggara.
Farhatul. 2012. Potensi Tumbuhan Obat di Area Kampus II UIN Alaudin Samata Gowa. Jakarta.
Fauziah., Maghfirah, L. dan Hardiana. 2021. Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Pada Masyarakat Desa Pulo Secara Swamedikasi. Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam. 1(1): 37-50.
Handayani. A. 2015. Pemanfaatan
Tanaman Berkhasiat Obat Oleh Masyarakat Sekitar Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia. 1(6): 1425– 1432.
Jayaprakasha, G. K., Jaganmohan, R. L. and Sakariah, K. K. 2006. Antioxidant activities of curcumin, demethoxycurcumin and
bisdemethoxycurcumin. Food
Chemistry. 98: 720-24.
Leksikowati, S. S., Oktaviani, I., Ariyanti, Y. Akhmad, A. D. dan Rahayu, Y. 2020. Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Lokal Suku Lampung di Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Biologi Samudra. 2(1): 3553.
Martin, G. J. 2004. Etnobotany: A People and Plant Concentration Manual. Chapmanand Hall. London.
Maulidiah., Ovi, P. W. dan Dwijowati, A.
S. 2020. Pemanfaatan Organ Tumbuhan Sebagai Obat yang Diolah Secara Tradisional di Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 7(2): 443-447.
Norlita, W. dan Tri, S. K. N. 2017. Pemanfaatan Jambu Biji bagi Kesehatan pada Masyarakat di Desa Sialang Kubang Kecamatan Perhentian Raja, Kampar. Jurnal photon. 7(2): 131-133.
Nursiyah, 2013. Deskriptif Tanaman Obat Tradisional yang Digunakan Orang Tua untuk Kesehatan Anak Usia Dini di Gugus Melatio Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Semarang. Semarang.
Situmorang, T. S. dan Eka. S. R. S. 2018. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Simalungun di Kecamatan Raya Desa Raya Bayu dan Raya Huluan Kabupaten Simalungun. Biolink (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan). 4(2): e-ISSN: 2597-5269.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet. Bandung.
Suryadharma, I. 2008. Diktat Kuliah Etnobotani. Jurusan Pendidikan Biologi. Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Trimin, K. 2015. Inventarisasi Jenis-Jenis Tanaman Berkhasiat Obat Di Desa Tanjung Baru Petai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI) Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Sainmatik. 12(1): 32-41.
Zen, S., Kamelia, M. dan Noor, R. 2020. Pemanfaatan Etnomedisin dari Famili Zingiberaceae pada Masyarakat Etnis Lampung Pesisir Kabupaten Tanggamus Kecamatan Semaka Provinsi Lampung. Pros. Semnas. 1(1) :214-220.
DOI: https://doi.org/10.24843/JSIMBIOSIS.2022.v10.i02.p02
151
Discussion and feedback