JENIS-JENIS TANAMAN DAN PENGELOLAAN DI HOTEL BERBINTANG KAWASAN PARIWISATA UBUD
on
SIMBIOSIS VII (2 ): 10-27 http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis
Program Studi Biologi FMIPA UNUD
ISSN: 2656-7784
September 2019
JENIS-JENIS TANAMAN DAN PENGELOLAAN DI HOTEL BERBINTANG KAWASAN PARIWISATA UBUD
DIVERSITY AND MANAGEMENT OF PLANTS IN STAR HOTEL AT UBUD TOURISM AREA
1Sri Afrianingsih,1 I Ketut Ginantra,1 I Ketut Muksin
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bali. Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman di tiga hotel, dengan mengelompokkan kedalam tanaman langka, tanaman obat, tanaman hemat air dan cara pengelolaannya. Penentuan hotel dilakukan dengan teknik simple random sampling dari keseluruhan hotel berbintang di Ubud. Hotel yang menjadi objek penelitian adalah Four Seasons, Maya Ubud, dan The Royal Pita Maha. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, studi literatur, pemeriksaan dokumen dan wawancara. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif dengan jenis sumber data yaitu primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh diantaranya, hotel Four Seasons ditemukan 38 jenis tanaman dari 24 famili yang dikelompokkan tanaman langka/dilindungi sebanyak 17 jenis, tanaman obat 14 jenis dan tanaman hemat air 15 jenis. Selanjutnya hotel Maya Ubud ditemukan sebanyak 48 jenis tanaman dari 27 famili yang dikelompokkan menjadi 26 jenis tanaman langka/dilindungi, 15 jenis tanaman obat dan 18 tanaman hemat air. Terakhir, hotel The Royal Pita Maha ditemukan 45 jenis tanaman dari 24 famili yang dikelompokkan menjadi 27 jenis tanaman langka/dilindungi, 8 jenis tanaman obat dan 21 tanaman hemat air. Metode pengelolaan tanaman yang dilakukan yakni penggemburan tanah, pemilihan bibit unggul, membersihkan gulma, menggunakan pupuk organik, pengendalian hama penyakit, dan mengatur jadwal penyiraman.
Kata kunci : hotel berbintang, jenis-jenis tanaman, kawasan wisata ubud, tanaman langka/dilindungi, tanaman obat, tanaman hemat air
ABSTRACT
This research is aimed to determine plants species in 3 hotels, by grouping them into rare plants, medicinal plants, water-saving plants and how to manage them. The sample was obtained by a simple random sampling technique on the entire starred hotels in Ubud. The hotels which are the object of research are the Four Seasons, Maya Ubud, and The Royal Pita Maha. Data collection is done by doing observation, literature study, document checking and interviews. The type of data used is quantitative and qualitative data with the types of data sources are primary and secondary. Data analysis which used in this study are descriptive qualitative and quantitative. The results of this research in Four Seasons hotel are found 38 plants species from 24 families which 17 species grouped into rare / protected plants, 14 medicinal plants species and 15 water-saving plants species. Next, in the Maya Ubud hotel found 48 plants species from 27 families which grouped into 26 species of rare / protected plants, 15 medicinal plants species and 18 water-saving plants. The last, at The Royal Pita Maha hotel found 45 plants species from 24 families which grouped into 27 rare / protected
plants species , 8 medicinal plants species and 21 water-saving plants. Plants management method of those hotels is loose ground, selecting superior seeds, cleaning weeds, using organic fertilizers, pest controlling, and arranging watering schedules.
Keywords : starred hotels, plants species, Ubud tourism area, rare / protected plants, medicinal plants, water-saving plants
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1970-an, faktor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan di Bali (Subadra dan Nadra, 2006). Salah satunya di kabupaten Gianyar yang memiliki dua kawasan pariwisata terkenal, yaitu Ubud dan Lebih. Hal ini yang menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Objek wisata yang memiliki wisatawan tertinggi adalah daerah Ubud dengan banyaknya jumlah hotel berbintang dan pondok wisata (homestay). Pada tahun 70-an pariwisata Ubud menjadi booming, pengalaman yang mengesankan diperoleh oleh wisatawan yang berkunjung dan menginap di Ubud mampu mempromosikan kawasan ini sehingga dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan dikawasan Ubud mengalami peningkatan. Terhitung sebanyak 5.145 wisatawan yang menginap di Ubud pada tahun 2015. Hal ini juga tidak terlepas dari kebijakan pemasaran yang dilakukan oleh Bali khususnya daerah Ubud (Anggreni, 2015).
Salah satu kriteria harus dimiliki hotel berbintang yaitu berstandar Green Hotel dan Tri Hita Karana Awards. Dijelaskan bahwa di dalam kedua acuan tersebut mengharuskan hotel menanam tanaman langka untuk melastarikannya. Kehilangan atau kepunahan suatu jenis flora maka berarti kita kehilangan sumber genetik dan akan mengurangi potensi pemanfaatnya (THK Awards & Accreditation, 2012).
Panduan standar Green Hotel menyatakan bahwa hotel harus memiliki suatu halaman yang luas untuk dijadikan taman atau kebun. Selain itu tanaman langka merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kriteria Green Hotel yang mengacu pata Tri Hita Karana Awards. Selain itu hotel harus memiliki tanaman lokal minimal 50% dari total lahan yang tersedia, yang berasal dari penyedia tanaman lokal dan merupakan tanaman produktif untuk outdoor seperti penanaman tanaman setempat, serta pemilihan jenis tanaman yang diusahakan tidak memerlukan komsumsi air berlebihan selama perawatannya. Sehingga diperlukannya suatu penelitian mengenai tiga kategori tanaman tersebut.
Audit lingkungan berdasarkan kriteria Green Hotel adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menghadapi permasalahan lingkungan yang terjadi karena sektor pariwisata di Bali. Green Hotel adalah properti ramah lingkungan yang manajernya sangat ingin mengembangkan program yang menghemat air, menghemat energi dan mengurangi limbah padat. Audit lingkungan yang dibuat oleh Kementrian Pariwisata Indonesia, yang akan menjadi acuan dalam mengevaluasi kegiatan operasional hotel yang berdasarkan pada permasalahan lingkungan (Green Hotel, 2016). Hotel yang menjadi objek penelitian yakni hotel berbintang 5 di daerah kawasan pariwisata Ubud, hotel Four Seasons, Maya Ubud, dan The Royal Pita Maha (Direktori, 2018).
Program Studi Biologi FMIPA UNUD
September 2019
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui jenis tanaman yang ada pada 3 hotel di kawasan pariwisata Ubud, 2) untuk mengetahui jenis tanaman tersebut termasuk tanaman langka/dilindungi, tanaman hemat air dan tanaman obat, 3) untuk mengetahui pengelolaan tanaman dalam upaya meninimalkan konsumsi air. Sesuai predikat yang sudah disandang sebagai hotel berbintang 5, seharusnya sudah melakukan syarat dari Green Hotel dengan menanam tanaman hemat air, tanaman obat dan tanaman langka/dilindungi sesuai Redlist IUCN dan kategori langka Nasional KSDA
Bali. Dengan demikian, maka penelitian ini penting untuk dilakukan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pariwisata Ubud Kabupaten Gianyar. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2019. Hotel-hotel yang dipilih secara random menggunakan Microsoft Excel, terdapat tiga hotel yang terpilih dari jumlah keseluruhan 14 hotel. Lokasi hotel sampel dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
(A = Hotel Fours season; B= Hotel Maya Ubud; C= The Royal Pita maha)
Penelitian ini mengambil objek hotel – hotel yang ada di daerah Ubud yaitu Four Season, Maya Ubud, dan The Royal Pita Maha. Metode pengumpulan data, yaitu observasi, studi literatur, pemeriksaan dokumen dan wawancara. Observasi dilakukan secara langsung dan berdasarkan pada kriteria Green Hotel dan Tri Hita Karana Awards. Identifikasi jenis tanaman dari nama lokal hingga nama latin tingkat genus dan mengelompokkannya kedalam tanaman hemat air, tanaman langka dan tanaman obat yang mengacu pada Suhono dkk. (2009) tentang Esiklopedia Flora, jilid 1-7. Wawancara mengenai pengelolaan dan
keanekaragaman jenis tanaman di hotel dilakukan dengan staf gardener hotel-hotel berbintang yang diteliti mencakup hal-hal luas, cara pengelolaan tanaman, jenis tanaman yang ada dan pengelompokkan tanaman yakni tanaman langka/dilindungi, tanaman obat dan tanaman hemat air.
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif mengacu pada implementasi kriteria Green Hotel dan Tri Hita Karana Awards. Kriteria tanaman langka mengacu pada Permen LH (2018), KSDA (1998) dan IUCN (2017).
Program Studi Biologi FMIPA UNUD
September 2019
HASIL
Di hotel Four Seasons ditemukan 38 jenis tanaman dari 24 famili yang di kelompokkan tanaman langka/dilindungi sebanyak 17 jenis, tanaman obat 14 jenis dan tanaman hemat air 15 jenis. Hotel Maya Ubud ditemukan sebanyak 48 jenis tanaman dari 27 famili yang dikelompokkan 26 jenis tanaman langka/dilindungi, 15 jenis tanaman obat dan 18 tanaman hemat air. Terakhir hotel The Royal Pita Maha ditemukan 45 jenis tanaman dari 24 famili
yang dikelompokkan 27 jenis tanaman langka/dilindungi, 8 jenis tanaman obat dan 21 tanaman hemat air. Dalam pengelompokkan tersebut ada sebagian tanaman dalam 1 jenis termasuk kedalam dua pengelompokkan. Contohnya Santalum album (Cendana) masuk dua pengelompokkan, kategori Langka Nasional/VU IUCN dan tanaman obat yang kayunya dimanfaatkan sebagai obat herbal mencegah disentri.
Perbandingan jumlah tanaman
Il Famili S Langka
π Tanaman Obat
S3 Hemat air
Gambar 2. Jumlah jenis tanaman di hotel berbintang
Terdapat 37 jenis famili yang ada di hotel berbintang Ubud, dari kategori tanaman langka/dilindungi, tanaman obat dan tanaman hemat air. Adapun famili yaitu Apocynaceae, Arecaceae, Araceae, Anacardiaceae, Annonaceae, Asteraceae, Basellaceae, Brassicaceae, Cactaceae, Clusiaceae, Crassulaceae, Elaeocarpaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Lamiaceae, Lytraceae, Malvaceae, Magnoliaceae,
Meliaceae, Melastomataceae, Moraceae, Moringaceae, Myrtaceae, Nyctaginaceae, Oxalidaceae, Poaceae, Phyllanthaceae, Pandanaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Ruscaceae, Rutaceae, Santalaceae, Sapotaceae, Sapindaceae, Xanthorrhoeaceae dan Zingiberaceae. Data detail mengenai jenis-jenis tanaman ditiga hotel disajikan pada Lampiran 1.
Pengelolaan Tanaman di Hotel Berbintang
Agar terlihat keindahan dari tanaman yang di rawat, ada pun cara-cara yang
dilakukan berdasarkan hasil suvai lapangan dilihat pada (Tabel 1)
Tabel 1. Cara pengelolaan tanaman di hotel
No |
Cara Pengelolaan |
Hotel | ||
Four Seasons |
Maya Ubud |
The Royal Pita Maha | ||
1. |
Membalikkan tanah | |||
(penggemburan)
|
S |
S |
S | |
2. |
Memilih bibit tanaman yang bagus dan hemat air. |
S |
S |
S |
3. |
Pembersihan gulma
|
S |
S |
S |
4. |
Pemberian pupuk organik
|
S |
S |
S |
5. |
Pengendalian hama dan penyakit |
S |
S |
S |
6. |
Jadwal penyiraman tanaman Pagi |
S |
S |
S |
Sore |
S |
S |
S |
PEMBAHASAN
Kriteria Green Hotel memiliki standar melestarikan tanaman langka tujuan untuk konservasi flora yang ada di Indonesia. Ketiga hotel dalam penelitian kali ini 100% sudah melakukan kriteria tersebut, selain itu sertifikat dari kriteria Tri Hita Karana Awards juga dimiliki ketiga hotel bintang 5 di Ubud. Tanaman hemat air masuk kedalam syarat kriteria tersebut karena dapat mengurai penggunaan air. Tanaman hemat air dimaksud adalah tanaman yang sedikit membutuhan air yang dalam proses pertumbuhannya dan juga pemanfaatan dari tanaman obat. Hal ini dapat terjadi karena pada umumnya hotel berbintang memiliki dana dan SDM yang cukup baik. Sehingga sukses mendapatkan kriteria-kriteria tersebut. Menurut Abdullah dan Pebriyanti (2016), penerapan Green
Hotel mendapatkan respon yang baik dari wisatawan asing maupun lokal dan dapat terbukti berpengaruh besar terhadap kepuasan menginapnya tamu.
Keanekaragaman jenis tanaman
Hotel berbintang di Bali melakukan konservasi keanekaragaman flora secara exsitu yang dilakukan jika habitat alami tidak mampu lagi bertahan atau mendukung kehidupan jenis tanaman yang tumbuh sudah terancam kepunahan (Santosa, 2008). Berdasarkan hasil penelitian ditiga hotel famili Annonaceae yang paling banyak di tanam, seperti jenis Cananga odorata yang dapat digolongkan tanaman langka Bali berdasarkan acuan KSDA Bali (1998) dan hemat air, yang mampu bertahan saat cuaca panas, karena bagian daun dan batang memiliki jaringan yang bisa menyimpan cadangan air (Fahn, 1991). Sandat bali
memiliki aroma dan warna yang menarik selain itu mudah untuk ditanam dan perawatannya sehingga banyak yang menanam ditaman hotel.
Keanekaragaman jenis tanaman di hotel Four Seasons
Penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis tanaman yang terdapat di hotel Four Seasons 48 jenis dalam tiga kategori, yakni tanaman langka/dilindungi, tanaman obat dan tanaman hemat air. Menurut hasil survei jenis tanaman langka/dilindungi dari famili Arecaceae lebih dominan berdasarkan status kelangkaan IUCN tahun 2017. Dapat dilihat dari (Gambar 2) jumlah tanaman langka dengan setatus langka LC (Least concern/beresiko rendah) dan DD (Data deficient/informasi kurang). Tanaman hemat air, salah satu jenis tanaman yang banyak ditemukan yaitu berbagai jenis Plumeria (Jepun). Jenis tanaman obat diantaranya masuk juga kedalam redlist IUCN, sebagian dapat dimanfaatkan untuk bumbu masakan seperti Tamarindus indica (lunak/asam jawa), Aleurites moluccana (tingkih), Kaempferia galanga (kencur), Curcuma longa Linn. (kunyit merah) dan Cymbopogon citratus (serai).
Keanekaragaman jenis tanaman di hotel Maya Ubud
Jenis tanaman langka/dilindungi berdasarkan langka IUCN kategori langka Nasional dan Bali (Sub Balai KSDA Bali,1998). Terhitung dari jumlah jenis yang ditemukan, hotel Maya Ubud lebih unggal dalam konservasi dan keanekaragaman jenis flora langka/dilindungi. Hal ini disebabkan karena wilayah di hotel Maya Ubud lebih lembab dan berdasarkan hasil wawancara dengan manejer landscapling bahwa mereka lebih konsen terhadap konservasi tanaman langka/dilindungi, terutama tanaman lokal yang ada di Bali. Selain itu dipengaruhi oleh
model landscape setiap hotel, sehingga mempengaruhi jumlah tanaman yang ada di hotel Maya Ubud.
Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah tanaman langka/dilindungi di hotel Maya Ubud lebih banyak jenisnya. Jenis tanaman dengan status kelangkaan VU (Vulnerabel/rentan), LC (Least Concern/beresiko rendah) dan DD (Data Deficient/informasi kurang). Jenis tanaman langka dengan berstatus VU hanya terdapat satu jenis yaitu Santalum album (Cendana) yang tercatat redlist IUCN. Ini menunjukkan bahwa hotel Maya Ubud sudah memenuhi syarat Green Hotel dan Tri Hita Karana Awards.
Tanaman hemat air yang dibudidayakan oleh pihak hotel dengan kebutuhan air setiap jenis tanaman itu berbeda, tergantung dari fase pertumbuhannya dan jenis tanaman (Solichatun dkk., 2005). Jenis Plumeria sp. (jepun/kamboja) dari famili Apocynaceae merupakan tanaman sedikit membutuhkan air, apabila Plumeria sp. kekurangan air maka akan menumbuhkan bunga sehingga memiliki keindahan tersendiri salah satu alasan pihak gardener lebih banyak menanam Plumeria sp. dari pada jenis yang lainnya. Tanaman obat yang dibudidayakan termasuk juga sebagai tanaman langka/dilindungi. Tanaman obat selain memiliki fungsi obat penyembuhan sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan terdapat paket cooking class yang dilakukan oleh tamu asing untuk mengetahui keanekaragaman rempah-rempah Indonesia.
Keanekaragaman jenis tanaman di hotel The Royal Pita Maha
Berdasarkan redlist IUCN hotel The Royal Pita Maha memiliki beberapa list jenis tanaman langka/dilindungi. Adapun kategori status tanaman langka masuk
redlist IUCN yang berhasil dibudidayakan oleh pihak hotel yaitu kategori VU (Vulnerabel/rentan), LC (Least Concern/beresiko rendah) dan DD (Data Deficient/informasi kurang) penjabaran yang lebih lengkap lihat pada (Lampiran 1). Selain itu, kategori tanaman hemat air yang berarti dalam perawatannya hotel dapat menghemat air yang digunakan atau air hasil recycle.
Contohnya tanaman hemat air sekaligus tanaman langka yang dibudidayakan adalah Ficus marcophylla (beringin) memiliki perakaran yang besar dan menyebar dengan luas. Akar beringin dapat memperluas sistem perakaran sehingga mendapatkan air di lapisan tanah terdalam (Passioura, 2002). Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan pihak gardener hotel, tanaman obat tidak terlalu dibudidayakan karena tidak adanya kegiatan cooking class seperti hotel yang sebelumnya, sehingga jumlah jenis tanaman obat lebih sedikit, dan sudah termasuk kedalam tanaman langka seperti contohnya Santalum album (cendana) termasuk status kelangkaan VU di redlist IUCN.
Cara pengelolaan tanaman
Pengelolaan tanaman yang dilakukan oleh tiga hotel berbintang Ubud terdapat beberapa poin berdasarkan (Tabel 2). Dijelaskan saat melakukan wawancara dengan staf gardener bahwa dilakukan penggemburan tanah sebanyak 2 minggu sekali untuk hotel Four Seasons dan The Royal Pita Maha sedangkan untuk hotel Maya Ubud hanya melakukan penggemburan seminggu sekali. Hal ini dilakukan untuk meratakan unsur hara dipermukaan tanah selain itu membantu memberikan oksigen masuk ke dalam tanah sehingga membantu mikroba meningkatkan pertumbuhan tanaman. Sebelum
dilakukannya penanaman biasanya staf gardener memilih bibit yang bagus dan hemat air agar saat proses pertumbuhan tanaman tetap stabil, berbeda hal dengan hotel Maya Ubud melakukan pembibitan dengan menanam dan merawat sendiri, sedangkan dua hotel lainnya memilih untuk membeli bibit.
Kegiatan membersihkan gulma dilakukan sama dengan kegiatan menggemburkan tanah hal ini dilakukan agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terganggu. Biasanya kegiatan ini dilakukan setelah pemangkasan semak dan perdu agar tanaman terlihat lebih indah dan rapi. Beberapa jenis gulma yang dominan tumbuh dari famili Poaceae, Asteraceae dan Cyperaceae. Jenis gulma yang tumbuh dari famili Poaceae biasanya Axonopus compressus P.B., Cynodon dactylon Pers., dan Paspalum vaginatum. Famili Asteracea jenis gulma yang tumbuh Ageratum conyzoides L. dan famili Cyperaceae jenis gulma Cyperus killingia (Sari dan Rahayu, 2013). Pemberian pupuk organik tidak dilakukan secara rutin oleh pihak hotel seperti halnya hotel Four Seasons dan The Royal Pita Maha hanya 2 bulan sekali sedangkan hotel Maya Ubud pemberian pupuk organik dilakukan 3 bulan sekali, tujuan pemberian pupuk organik yaitu agar tanaman bisa tumbuh dengan subur dan berbuah. Pemupukan dilakukan biasanya ketika melakukan kegiatan penanaman tanaman, meskipun pemberian pupuk tidak dilakukan secara runtin, tanaman tidak menunjukkan penurunan kualitas jika dilihat dari segi visualnya.
Selain pemberian pupuk, ketiga hotel melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit secara rutin dengan menggunakan bahan organik. Tanaman yang terserang hama dan penyakit harus
Program Studi Biologi FMIPA UNUD
segara ditanggulangi dengan cara penyemprotan, agar tidak menjangkit ke tanaman yang lainnya. Selain penanggulangan hama dan penyakit dilakukan kegiatan penyiraman secara rutin yang dilakukan oleh hotel Four Season, Maya Ubud dan The Royal Pita Maha, yakni pagi dan sore hari. Saat musim panas dilakukan penyiraman rutin 2 kali sehari karena pada saat musim panas proses penguapan lebih cepat sedangkan pada musim penghujan biasanya sekali dalam sehari atau semiggu 2 kali. Proses penyiraman dilakukan dua cara yaitu cara manual (selang plastik) dan menggunkan alat (sprinkler). Penggunaan selang plastik biasanya untuk menyiram pohon-pohon yang besar, sedangkan untuk alat sprinkler digunakan untuk menyiram tanaman yang lebih rendah atau rumput.
KESIMPULAN
Jenis tanaman yang ada pada tiga hotel berbintang di Ubud terdiri dari 37 familli dan 82 jenis tanaman. Hotel Four Season terdapat 24 famili dengan jumlah tanaman 37 jenis, hotel Maya Ubud terdapat 27 famili dengan jumlah tanaman 48 jenis dan hotel The Royal Pita Maha terdapat 24 famili dengan jumlah tanaman 44 jenis. Pengelompokkan jenis tanaman hotel Four Season yaitu tanaman langka 18 jenis, tanaman obat 15 jenis, dan tanaman hemat air 15 jenis; Pengelompokkan jenis tanaman hotel Maya Ubud yaitu tanaman langka 29 jenis, tanaman obat 13 jenis, dan tanaman hemat air 21 jenis; Pengelompokkan jenis tanaman hotel The Royal Pita Maha yaitu tanaman langka 28 jenis, tanaman obat 8 jenis dan tanaman hemat air 24 jenis.
Cara pengelolaan tanaman yang dilakukan tiga hotel berbintang di Ubud yakni pemeliharaan fisik, seperti penggemburan
tanah, pemilihan bibit unggul,
membersihkan gulma, menggunakan pupuk organik, pengendalian hama penyakit, dan mengatur jadwal penyiraman.
SARAN
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :
-
1. Perlunya dilakukan pengelolaan limbah cair hotel dengan prinsip waste water garden (WWG). Sehingga air hasil pengelolaan bisa digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan air limbah yang dialirkan tidak mencemari sungai.
-
2. Masih perlu dilakukan penanaman tanaman langka/dilindungi baik tanaman langka bali dan langka nasional di kawasan hotel berbintang di Ubud.
-
3. Perlunya penampungan air hujan sebagai cadangan air untuk penyiraman tanaman.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ni Luh Suriani, S.Si. M.Si., Drs. Job Nico Subagio, M.Si., dan Drs. Martin Joni, M.Si. atas masukannya untuk perbaikan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. & Pebriyanti, K. 2016. Pengaruh Program Green Hotel
Terhadap Keputusan Menginap Tamu di The Royale Krakatau Hotel Cilegon Banten. Tourism and Hospitality Essentialis (THE) Journal, VI (1) : 1023-1032.
Anggreni, Putri. 2015. Strategi Pemasaran Waka Namya Resort & SPA Ubud-Bali. Universitas Mahendradatta.
Direktori. 2018. Daftar Hotel Bintang Di Provinsi Bali. http: //www. disparda. baliprov. go. id/id /Direktori2.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2018.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ed ke-3. Soediarto A, Koesoemaningrat RMT, Natasaputra M, Akmal H, penerjemah; Tjitrosomo SS, editor. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Pr. Terjemahan dari: Plant Anatomy.
Green Hotel. 2016. Panduan dan Pedoman Pelaksanaan Green Hotel di Indonesia. Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Jakarta.
IUCN. 2017. Red list of Plant Species. Available at : https : // www.
iucnredlist. org/ species / 31852 / 2807668
KSDA Bali, 1998. Eksistensi Flora dan Fauna di Bali Serta Upaya Pelestariannya dan Permasalahaanya. Departemen Kehutanan dan
Perkebunan Wilayah Propinsi Bali.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, 2018. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 20, Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Santosa, A. 2008. Konservasi Indonesia, Sebuah Potret Pengelolaan dan Kebijakan. Pustaka Nasional
Sari, H.F.M., dan Budi Rahayu. 2013. Jenis-jenis Gulma yang ditemukan di Perkebutan Karet (Hevea brasiliensis Roxb.) Desa Rimbo Datar Kabupaten 50 Kota Sumatra Barat. Fakultas Biologi. Universitas Gajah Mada.
Subadra, I N. & Nadra, N. M. 2006. Dampak Ekonomi, Sosial-Budaya dan
Lingkungan Pengembangan Desa
Wisata di Jatiluwih-Tabanan. Jurnal Manajemen Pariwisata, 5 (1): 46 – 64.
Solichatun, Anggarwulan E., dan Mudyantini W. 2005. Pengaruh ketersediaan air terhadap
pertumbuhan dan kandungan bahan aktif saponin tanaman ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.). Biofarmasi 3(2): 47-51.
Yayasan Tri Hita Karana Bali. 2012. Tri Hita Karana Tourism Awards and Accreditaion. Bali
Lampiran 1
Daftar tanaman di hotel berbintang
No. |
Jenis Tanaman |
Four Seasons |
Maya Ubud |
The Royal Pita Maha |
Manfaat | ||||||
Status |
Tan. Obat |
Hemat Air |
Status |
Tan. Hemat |
Status |
Tan. Obat |
Hemat Air | ||||
Obat |
Air | ||||||||||
Apocynaceae | |||||||||||
1. |
Plumeria alba |
v | |||||||||
(Jepun putih) |
v |
v | |||||||||
2. |
Plumeria sp. (Jepun cendana) |
v |
v | ||||||||
3. |
Plumeria rubra |
v |
v | ||||||||
(Jepun merah) | |||||||||||
4. |
Plumeria rubra sp. |
-Z v |
.z v | ||||||||
(Jepun merah muda) | |||||||||||
5. |
Alstonia scholaris | ||||||||||
LN,LC |
LN,LC | ||||||||||
(Pulai/pule) | |||||||||||
6. |
Catharanthus roseus |
Daun dimanfaatkan | |||||||||
(Tapak dara) |
v |
untuk bahan loloh | |||||||||
untuk penurun demam | |||||||||||
Arecaceae | |||||||||||
7. |
Cocos nucifera var. erbunea |
LB,DD |
v |
LB,DD |
v | ||||||
(Kelapa gading) | |||||||||||
8. |
Cocos nucifera (Kelapa macan) |
LB |
v | ||||||||
9. |
Licuala pumila |
v | |||||||||
(Palem kipas) | |||||||||||
10. |
Cyrtostachys lakka |
LN,DD |
v |
LN,DD |
v |
LN,DD |
v | ||||
(Palem merah/Palem jawa) | |||||||||||
11. |
Chrysalidocarpus lutescens |
LB |
v |
LB |
v | ||||||
(Palem kuning) | |||||||||||
Araceae | |||||||||||
12. |
Aglaonema commutatum |
v |
v | ||||||||
(Sri rejeki) | |||||||||||
13. |
Alocasia macrorrhiza | ||||||||||
(Keladi) |
LB | ||||||||||
Anacardiaceae | |||||||||||
14. |
Anacardium occidentale |
LB |
v | ||||||||
(Jambu mete) |
SIMBIOSIS VII (2 ): 10-27 Program Studi Biologi FMIPA UN |
http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis D |
ISSN: 2656-7784 September 2019 |
Annonaceae | ||
(Sandat/kenanga) Asteraceae
(Beluntas)
(Daun dewa)
(Sambung nyawa)
(Sembung) Basellaceae
(Binahong/gendola) Brassicaceae
(Selada air) Cactaceae
(Kaktus) Clusiaceae
(Badung/mundu)
(Mundeh) |
LB S LB S S S S S LN,LC LB LB |
S LB S Daun dimanfaatkan sebagai obat herbal seperti penyakit pegal linu. Daun memiliki senyawa protein yang disebut peroksidase, dalam pengobatan diabetes. Daun digunakan untuk pengobatan jantung dan saluran pencernaan Daun digunakan untuk obat melancarkan sikulasi peredaran darah Daun dipercaya dapat mempercepat memulihkan kesehatan pasca oprasi. Daun dapat membatu S kesehatan mata dan mempercantik kulit. S LB |
SIMBIOSIS VII (2 ): 10-27 http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis Program Studi Biologi FMIPA UNUD |
ISSN: 2656-7784 September 2019 |
LN,DD LN,DD (Nagasari) Crassulaceae
(Cocor bebek) Elaeocarpaceae
(Kamitan/Rejasa)
(Genitri) LN,DD Euphorbiaceae
(Kemiri/Tingkih) LN,LC Z LN,LC |
LN,DD Daun digunakan untuk ramuan pereda demam LN Buah dimanfaatkan Z LN,LC Z untuk penyubur |
(Buni) LN,DD
(Kepundung) Fabaceae
(Gamal)
(Gatep) LB
(Asem jawa/Lunak) Z
(Dadap belang)
(Trembesi) Lamiaceae
(Tulasi) Z |
rambut LN,DD Z Z Daun digunakan untuk jamu sebagai obat pencahar. Daun dimanfaatkan sebagai loloh dan Z LN,LC Z menurunkan panas dalam. LB Daun memiliki manfaat sebagai antioksidan |
SIMBIOSIS VII (2 ): 10-27 http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis Program Studi Biologi FMIPA UNUD |
ISSN: 2656-7784 September 2019 | |||||||||
meningkatkan daya tahan tubuh | ||||||||||
38. |
Orthosiphon aristatus |
Bermanfaat | ||||||||
(Kumis kucing) |
membantu masalah | |||||||||
S |
pernafasan dan menurunkan tekanan | |||||||||
darah. | ||||||||||
39. |
Tectona grandis (Jati) Lytraceae |
LB | ||||||||
40. |
Punica granatum (Delima) |
LB | ||||||||
Malvaceae | ||||||||||
41. |
Hibiscus sabdariffa |
Bunga memiliki | ||||||||
(Rosella) |
S |
manfaat menurunkan asam urat dan hipertensi. | ||||||||
42. |
Hibiscus tiliaceus (Waru lot) |
LB | ||||||||
43. |
Pterospermum javanicum (Bayur) Magnoliaceae |
LN,DD |
LN,DD | |||||||
44. |
Michelia champaca (Cempaka kuning) |
LN,LC |
S |
LN,LC |
S | |||||
45. |
Michelia alba (Cempaka putih) Meliaceae |
LB |
S | |||||||
46. |
Lansium domesticum (Langsat/ceroring) |
LB | ||||||||
47. |
Sandoricum koetjape (Kecapi/sentul) |
LN,LC | ||||||||
Melastomataceae | ||||||||||
48. |
Melastoma candidum (Keduduk) Moraceae |
LB | ||||||||
49. |
Ficus macrophylla (Beringin) |
LB,LC |
S |
LB,LC |
S |
Moringaceae | |
50. |
Moringa oleifera Membantu (Kelor) LN,DD / kecantikan kulit dan menyehatkan mata. Myrtaceae |
51. |
Psidium guajava (Jambu biji) |
52. |
Syzygium aqueum (Jambu air) |
53. |
Eugenia cuprea (Juwet) LB s LB S |
54. |
Melaleuca leucadendra Batang dimanfaatkan (Kayu putih) S sebagai minyak urut dan gatal-gatal |
55. |
Eugenia aromatica Mengandung (Cengkeh) antioksidan dan S S melindungi fungsi hati |
56. |
Eugenia polyantha Daun yang (Daun salam) mengandung etanol S sebagai anti bakteri obat anti cacing dan masalah pencernaan. |
57. |
Syzygium polycephalum Buah dapat (Kaliasem) menurunkan kadar gula darah dan mengobati diare. Nyctaginaceae |
58. |
Bougaivilla sp. SSS (Kembang kertas) Oxalidaceae |
59. |
Averrhoa bilimbi (Belimbing buluh) Poaceae |
60. |
Gigantochloa atter LB,LC S |
SIMBIOSIS VII (2 ): 10-27 http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis Program Studi Biologi FMIPA UNUD |
ISSN: 2656-7784 September 2019 |
(Bambu hitam)
(Bambu ampel LB kuning)
(Bambu tali)
(Tebu)
(Serai) S Phyllanthaceae
(Cermai) LN,DD
(Daun katuk) LN,DD Pandanaceae |
S LB S LB S S Batang memberi S manfaat memperlancar pencernaan Daun dimanfaatkan S untuk memperlancar ASI saat ibu menyusui. |
LN,DD LN,DD (Pandan wangi) Piperaceae
(Sirih) Rubiaceae
(Jempiring)
(Tibah/mengkudu) LB
(Soka) Ruscaceae
(Lidah mertua)
laurentii |
S LN,DD S Daun digunakan obat S penyembuhan luka dan nyeri pada kulit. S S Buah dapat S S LB S S bermanfaatkan menurunkan korestrol S S |
SIMBIOSIS VII (2 ): 10-27 http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis ISSN: 2656-7784
Program Studi Biologi FMIPA UNUD September 2019
74. |
(Lidah mertua tepian kuning) Rutaceae Zanthoxylum rhetsa LB (Panggal buaya) |
75. |
Santalaceae Santalum album Kayu cendana (Cendana) LN,VU Z LN,VU Z dimanfaatkan sebagai obat mencegah disentri |
76. |
Sapotaceae Manilkara kauki (Sawo kecik) |
77. |
Sapindaceae Litchi chinensis LB LB LB (Leci) |
78. |
Xanthorrhoeaceae Aloe vera Bagian lendir (Lidah buaya) √√ ZZ dimanfaatkan untuk pereda bengkak. |
79. |
Zingiberaceae Kaempferia galanga Umbi dimanfaatkan (Kencur) Z Z untuk meredakan panas dalam |
80. |
Curcuma longa Linn. syn. Akar dan umbi |
81. |
Curcuma domestica Val. dimanfaatkan sebagai (Kunyit merah) pereda peradangan dan daya tahan tubuh. Zingiber officinale Umbi membantu dalam (Jahe) Z masalah pencernaan dan obat mual. |
82. |
Boesenbergia pandurata Sebagai obat (Temu kunci) penangkal racun melindungi kesehatan usus. |
Keterangan :
-
• Sub Bali Konservasi Sumber Daya Alam Bali LB = Langka Bali
LN = Langka Nasional
-
• The IUCN Redlist of Threatened Species 2017
VU = Vulnerable (Rentan)
LC = Least Concern (Beresiko Rendah)
DD = Data Deficient (Informasi Kurang)
26
Discussion and feedback