Penggunaan Bahasa Slang di Media Sosial
on
JwPxVIaNlS HUMANIS

p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X
Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019
Vol 25.2 Mei 2021: 192-200
Penggunaan Bahasa Slang di Media Sosial
I Gede Budiasa, Putu Weddha Savitri, A.A.Sg. Shanti Sari Dewi Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia
Email korespondensi: [email protected], [email protected] , [email protected]
Info Artikel
Masuk: 7 Maret 2021
Revisi: 15 Mei 2021
Diterima: 20 Mei 2021
Keywords: slang, slang, social media, language development
Abstract
One of the dynamics of language use that appears on social media today is the use of slang as a reflection of current language development. This phenomenon is interesting to discuss, especially regarding the purpose of using slang or why slang is widely used when using social media. The data source for this research is the verbal form contained in the author's personal social media such as WhatsApp, Twitter and Instagram, as well as YouTube social media. The documentation method is used in data collection with notetaking techniques, especially slang words. This research is a qualitative descriptive study using the theory of Patridge (1950), which is about 15 purposes for using Slang. The results of the analysis show that slang is used for various purposes, especially as a funny ingredient, to look different and contemporary, to facilitate social relations, to reduce seriousness in conversations, to encourage deep intimacy. There are also other goals such as to present oneself, to avoid pleasantries, to show superiority, and also to do something secretive.
Abstrak
Kata kunci: slang, bahasa gaul, media sosial, perkembangan bahasa
Corresponding Author:
I Gede Budiasa
Email:
DOI:
https://doi.org/10.24843/JH.20
21.v25.i02.p08
Salah satu dinamika penggunaan bahasa yang muncul di media social saat ini adalah penggunaan bahasa slang atau bahasa gaul sebagai cerminan perkembangan bahasa saat ini. Fenomena ini menarik untuk dibahas terutama mengenai tujuan penggunakan bahasa slang atau mengapa bahasa slang banyak digunakan ketika bermedia sosial. Sumber data penelitian ini adalah bentuk verbal yang terdapat media sosial pribadi penulis seperti WhatsApp, twitter dan Instagram, serta media sosial YouTube. Metode dokumentasi digunakan dalam pengumpulan data dengan teknik catat terutama kata-kata slang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori dari Patridge (1950) yaitu tentang 15 tujuan penggunaan Bahasa Slang. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa slang digunakan untuk berbagai tujuan terutama digunakan sebagai bahan lucu-lucuan, untuk terlihat berbeda dan kekinian, untuk kemudahan hubungan sosial, mengurangi keseriusan dalam percakapan, mendorong keintiman yang mendalam. Terdapat pula tujuan-tujuan lain seperti untuk menampilkan diri, untuk menghindari basa-basi, menunjukkan superioritas, dan juga untuk sesuatu yang bersifat rahasia.
PENDAHULUAN
Keberadaan suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari masyarakat penggunanya. Sejalan dengan kehidupan masyarakat yang selalu dinamis, bahasa pun mengalami hal yang serupa. Sebuah bahasa selalu mengalami perkembangan, ada yang mengalami kemajuan dengan penambahan berbagai aspek, ada pula yang bahkan hampir punah karena tidak ada lagi masyarakat yang menggunakannya. Perkembangan suatu bahasa biasanya berlandaskan kebutuhan, keadaan saat itu, dan tentu saja keinginan dari si pembicara (Chaika, 1998:8).
Bahasa merupakan sesuatu yang dinamis, dalam arti bahasa akan terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan penuturnya. Munculnya kata-kata, makna dan istilah baru merupakan hasil kreativitas peuturnya adalah hal yang tidak dapat dihindari. Hal seperti ini sangat umum terjadi di kalangan remaja, dengan penuh kreativitas seringkali menghasilkan suatu ujaran baru dan mengkombinasikan berbagai variasi bahasa di dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan code-switching, code mixing, interferensi (memasukkan unsur bahasa asing ke dalam kata bahasa Indonesia ataupun sebaliknya), peminjaman istilah-istilah asing, dan penggunaan bahasa slang baik secara lisan maupun tulis sudah menjadi gaya berbahasa informal anak-anak muda jaman sekarang.
Sebagai salah satu variasi bahasa yang sering digunakan dalam pergaulan, bahasa slang sangat sering kita temukan dalam komunikasi pengguna media sosial. Menurut Chaer & Agustin dalam Antoro (2018: 2), slang diciptakan dan digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk berinteraksi secara internal agar tidak diketahui oleh orang lain. Hal ini sejalan dengan pengertian bahasa bahwa bahasa adalah alat komunikasi utama untuk saling berinteraksi, menyampaikan pendapat dan informasi, ataupun sebagai
identitas diri (Kridalaksana dalam Aslina, 2007:1). Bahasa slang pada awalnya muncul sebagai variasi bahasa oleh kelompok atau daerah tertentu yang digunakan pada saat pergaulan. Oleh karena itu bahasa slang suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya. Namun saat ini, peggunaan kata slang telah menjadi lebih luas dan menyebar sampai di luar kelompok tersebut.
Bahasa slang biasanya digunakan oleh para remaja yang mewakili kelompok sosial tertentu yang mempunyai keinginan untuk mengungkapkan aspirasi mereka sebagai bentuk penegasan diri, ekspresi diri dan realisasi diri (Izmaylova et al, 2017). Bahasa slang telah menjadi tren di kalangan remaja dan salah satu faktor yang turut andil dalam menyebarluaskan hal ini adalah media sosial. Hal ini disebabkan karena ber-media sosial telah menjadi suatu gaya hidup baru di kalangan remaja, dimana di media sosial mereka dapat memiliki grup-grup tertentu dengan kesamaan hobi, kesukaan, pekerjaan, dan lain-lain. Media sosial telah sukses menyebarluaskan bahasa slang baru yang muncul sehingga tidak heran pula jika bahasa slang digunakan juga sebagai bahasa pergaulan di media sosial.
Penelitian tentang bahasa slang tentu saja telah banyak dilakukan. Budiasa & Savitri (2019) menyatakan bahwa sebagian besar generasi muda saat ini menggunakan bahasa slang dalam percakapan mereka antar sesama teman dekat baik secara lisan maupun tulisan. Dalam bentuk tulisan, mereka biasanya menggunakannya dalam bermedia sosial seperti ketika mengirim pesan melalui Whatsapp, memberi sebuah komentar atau pesan langsung di Instagram, facebook, twitter, atau Youtube. Antoro (2018) juga telah melakukan penelitian mengenai bentuk, fungsi dan makna bahasa slang pada majalah Hai periode Januari-Juni 2017. Namun dalam
penelitiannya, tidak membahas tentang tujuan penggunaan bahasa slang.
Salah satu artikel jurnal dari Zhou&Fan (2017) juga menganalisis tentang bahasa slang. Makalah ini terutama juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Bahasa gaul Amerika, termasuk faktor individu dan faktor sosial. Kemudian makalah ini berfokus pada fungsi sosial bahasa gaul Amerika. Fungsi sosial pertama adalah mengejar identitas diri yang merupakan simbol pemecah belah kelompok profesional di masyarakat. Yang kedua adalah untuk mengekspresikan perasaan emotif pengguna bahasa gaul untuk kebutuhan psikologis. Dan yang ketiga adalah untuk mencapai kesopanan yang berarti bahasa gaul berfungsi sebagai fatis dan berkontribusi untuk menjaga wajah positif kita dalam komunikasi sehari-hari. Makalah ini menyajikan beberapa contoh yang berasal dari buku teks bahasa gaul Amerika saat ini, beberapa di antaranya dari film Amerika asli, novel dan kamus bahasa gaul Amerika kontemporer.
Bahasa slang merupakan salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas sebagai salah satu bagian dari perkembangan bahasa di era digital saat ini. Penggunaan bahasa slang di media sosial tentunya menjadi menarik untuk didalami karena penyebaran dan penggunaanya yang begitu masif dan sangat dinamis. Artinya hampir selalu saja muncul kata baru yang awalnya berasal dari percakapan di media sosial yang kemudian digunakan secara luas oleh kalangan remaja. Jika pada awalnya kemunculan bahasa slang berfungsi sebagai bahasa identitas kelompok tertentu, namun sekarang fungsinya tidak hanya terbatas pada kelompok tertentu saja melainkan telah digunakan oleh hampir semua kalangan ketika berkomunikasi secara tertulis di media sosial. Berdasarkan pemaparan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini lebih mengkhusus pada tujuan penggunaa bahasa slang atau mengapa bahasa slang sering digunakan di media sosial saat ini.
METODE DAN TEORI
Untuk mengetahui fungsi dan bahasa slang yang digunakan di media sosial digunakan metode dokumentasi dengan menyimak dan mencatat kemunculan bahasa slang di berbagai media sosial seperti instagram, facebook, twitter, whatsapp dan YouTube. Bahasa slang akan diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Data akan diambil secara acak dari sumber data dalam periode waktu yang muncul mulai dari pertengahan tahun sampai akhir tahun 2020 untuk mendapatkan kata-kata slang terbaru dan sedang digemari oleh pengguna media sosial. Kemudian data akan dianalisis berdasarkan fungsinya secara kualitatif untuk menganalisis seluruh fungsi bahasa slang yang digunakan di media sosial.
Penelitian tentang bahasa slang telah banyak dilakukan karena bahasa slang selalu mnenarik untuk dibahas lebih lanjut. Hal ini dikarenakan bahasa slang bentuknya tidak baku, bervariasi, bersifat musiman dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Bahasa slang ini biasanya digunakan oleh kelompok tertentu sebagai salah satu identitas diri kelompok mereka. Menurut Eble (1996), Slang adalah serangkaian kata dan frasa sehari-hari yang terus berubah dan digunakan oleh pembicara untuk membangun atau memperkuat identitas sosial atau keterpaduan dalam suatu kelompok, seperti grup anak-anak sekolah, grup anak-anak motor, grup pencinta binatang, dan berbagai grup sosial lainnya.
Kata-kata slang biasanya digunakan oleh remaja dalam percakapan sehari hari. Asal dari kata slang itu sendiri tidak diketahui. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006) yang mendeskripsikan slang sebagai kata atau
frasa yang lebih sering digunakan dan dibandingkan dengan kata sehari-hari oleh anak muda atau kelompok tertentu. Asal muasal munculnya suatu kata slang tidak ada yang tahu. Biasanya kata slang merupakan kata baru yang muncul dari perluasan makna dari kata-kata yang sudah ada dengan tanpa mengindahkan aturan bahasa formal dan digunakan oleh kelompok tertentu (Per & Gaynor dalam Alwasilah, 1990: 56).
Penelitian lainnya yaitu Antoro (2018) menyatakan bahwa bahasa slang merupakan variasi bahasa tidak resmi, belum baku, bersifat musiman dan biasanya digunakan oleh kelompok remaja. Sebagai buktinya, ia menunjukkan beberapa kata slang yang ditemukan di majalah Hai edisi Januari – Juni 2017 sangat bervariatif baik dari bentuk maupun jenis katanya. Beberapa bentuk yang ada adalah kata dasar, reduplikasi, singkatan akronim dan penggalan.
Analisis lain tentang bahasa slang Sudiyanti (2019) dalam studinya menyimpulkan beberapa jenis dan fungsi kata slang yang ditemukan dalam sebuah film. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa dari empat jenis slang, bentuk imitatif merupakan bentuk yang paling dominan karena pembicara tidak memerlukan pengetahuan tertentu karena slang ini biasanya meniru kata-kata yang sudah ada atau disederhanakan. Sedangkan fungsi untuk menyapa dan menciptakan suasana yang lebih santai paling banyak ditemukan dalam penelitiannya.
Untuk menganalisis tujuan atau alasan kenapa bahasa slang digunaan ketika berkomunikasi di media sosial, digunakan teori dari Patridge (1950: 2223), yaitu ada 15 alasan yang mendorong orang menggunakan bahasa slang. Alasan tersebut adalah (1) Hanya sebagai lucu-lucuan atau senda gurau; (2) Untuk menampilkan diri atau menyombongkan diri, sebagai rasa persaingan atau
responsif; (3) Untuk terlihat berbeda, kekinian; (4) Untuk terlihat lebih indah; (5) Supaya tidak melakukan kesalahan lagi, bahkan memberikan kejutan; (6) Menghindari basa-basi dan to the point; (7) Untuk memperkaya kosakata; (8) Menunjukkan kesolidan, kenyataan; (9) a. memperhalus ataupun menegaskan penolakan dalam arti, b. Mengurangi keseriusan yang berlebihan dari sebuah percakapan, c. Meringankan tragedi atau kemalangan; (10) Untuk menunjukkan superioritas; (11) Untuk kemudahan hubungan sosial; (12) Untuk mendorong keintiman yang mendalam; (13) Untuk menunjukkan sebagai bagian dari kelompok tertentu; (14) Untuk menunjukkan atau membuktikan orang lain bukanlah kelompoknya; (15) Untuk merahasiakan sesuatu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahasa slang yang digunakan di media sosial sangatlah beragam, terus berganti dan dipakai secara masif oleh para penggunanya akan diuraikan dalam pembahasan berikut. Pada bagian ini, akan dibahas mengenai tujuan atau alasan penggunaan bahasa slang di media sosial berdasarkan data berupa kata slang yang ditemukan. Dari makna bahasa slang tersebut, kemudian dianalisis berdasrkan teori dari Eric Patridge (1950, p.22-23), yang menyatakan bahwa ada 15 alasan yang mendorong orang-orang menggunakan bahasa slang, yaitu sebagai berikut:
-
1) Hanya sebagai lucu-lucuan atau senda gurau
Kata-kata slang dapat berfungsi hanya sebagai lucu-lucuan, serta untuk membuat suasana percakapan menjadi asik. Dari kata-kata slang yang digunakan di media sosial, ditemukan beberapa kata yang berfungsi seperti ini, yaitu: wkwk land, netijen +62, negara berflower, dan generasi micin menimbulkan kesan lucu dan biasanya digunakan untuk bersenda gurau namun
mengandung unsur sarkasme berupa sindiran bagi orang-orang Indonesia sendiri. Beberapa contoh penggunaan kata-kata tersebut yang menimbulkan kesan lucu adalah sebagai berikut: Bener-bener nyambung sama keadaan sekarang yang dimana peraturannya PSBB tapi malah tetep padet ke mall. Welcome to wkwk land
Kesan tidak serius sudah terasa dari penggunaan istilah “wkwk” yang merupakan gaya ketawa orang Indonesia yang diterjemahkan dalam tulisan yang jika dilihat asal muasalnya, wkwk dapat diartikan we (gue) ketawa yang kemudian diduplikasi 2-3 kali. Namun wkwk land juga dapat merupakan sindiran sarkasme bagi orang/netijen Indonesia yang tingkahnya unik, aneh, dan konyol. Oleh karena itu wkwk land artinya tanah yang orang-orangnya unik, konyol, bahkan tidak jarang terlihat norak (dalam hal ini negara Indonesia).
-
2) Untuk terlihat berbeda, kekinian.
Tujuan paling umum kenapa para pengguna media sosial menggunakan bahasa slang adalah agar terlihat kekinian. Mereka biasanya seringkali menggunakan kata-kata yang sedang tren di masyarakat dengan maksud agar tidak dikatakan ketinggalan jaman, mengikuti arus, dan terkesan kekinian. Sebagian besar kata-kata slang yang ditemukan mempunyai fungsi ini, seperti ambyar, kuy/skuy, woles, asshiaap, takis, receh, unch, gercep, kepo, baper, gabut, bucin, gaje, mager, mantul, pecah, php, auto, dll. Kata-kata tersebut sangat sering kita temukan dalam percakapan di WhatsApp, status dan komentar di medsos, bahkan dalam percakapan lisan sekalipun. Berikut adalah contoh kalimat-kalimat yang menggunakan kata-kata tersebut: > Hahaha.. ketauan lo masih kepo-in mantan
-
> Suksma Pak Oka,, bapak guru wali kita memang gercep
-
> Denger notif youtubenya kak turah
auto meluncurr ke youtube dong ya
Kata-kata seperti contoh kalimat di atas sangat populer di kalangan pengguna media sosial. Kepo itu sendiri merupakan akronim frasa bahasa Inggris yaitu knowing every particular object, yang kemudian digunakan dalam bahasa pergaulan untuk untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sangat penasaran akan sesuatu hal. Kemudian kata gercep juga merupakan kata kekinian yang merupakan kependekan dari frasa ‘gerak cepat’. Istilah ini populer untuk menyebut tindakan seseorang yang melakukan sesuatu dengan sangat cepat. Sedangkan auto biasanya digunakan sebagai awalan dari kata kerja tindakan yang maknanya berarti ‘segera’. Kata auto ini dapat dipasangkan dengan berbagai kata kerja lainnya seperti auto ngakak, auto mewek, dan lain-lain. Jadi kata-kata ini digunakan agar si pengguna terlihat kekinian atau tahu apa yang sedang nge-trend di kalangan remaja.
-
3) Untuk terlihat lebih indah
Beberapa kata slang digunakan untuk membuat kalimatnya menjadi lebih indah, sehingga orang mencari kata yang tidak sering digunakan dalam percakapan sehari-hari seperti kata hakiki dan unfaedah. Kata hakiki merupakan kata sifat yang biasanya dimaksudkan untuk menerangkan sesuatu yang berkaitan dengan ajaran agama atau keilahian. Hal ini dapat dilihat pada contoh kalimat berikut:
-
> Saran macam apa ini, unfaedah sekali
-
> Ini baru ketampanan yang haqiqi
Jika dilihat dari contoh kalimat di atas, sekarang kata hakiki ini menjadi kata yang populer dan sering dirangkaikan dengan kata lain yang tidak ada hubungannya dengan ajaran agama. Begitu pula dengan kata unfaedah dimana kata faedah merupakan kata lain dari manfaat/guna dalam bahasa Arab dan juga ada hubungannya dengan ajaran
agama Islam. Namun sekarang kata ini sering digunakan dengan menambahkan unsur dari bahasa lain yaitu morfem terikat sebagai awalan un- dari bahasa Inggris sehingga makna dan
penggunaannya pun bergeser menjadi ‘tidak bermanfaat’. Jadi dengan menggunakan kata-kata ini, kalimatnya menjadi lebih indah dan ada nuansa berbeda yang ditimbulkan dari keberadaan kata slang ini.
-
4) Menghindari basa-basi dan to the point
Fungsi ini dimiliki oleh kata-kata slang seperti otw, lol, gtw, brb, follback yang merupakan singkatan atau kependekan dari beberapa frasa, sehingga dengan hanya menuliskan
kependekannya saja kita tidak perlu berbasa-basi lagi dan lawan bicara sudah langsung mengerti maksudnya.
> “kamu lagi dimana?” “otw ”
> “Follback donk! ”
Kedua contoh kalimat di atas menggunakan kata slang yang merupakan akronim frasa dalam bahasa Inggris. Kepanjangan dari otw adalah on the way yang artinya ‘dalam perjalanan’ (menuju ke suatu tempat), sedangkan follback merupakan singkatan dari frasa follow back yang artinya ‘mengikuti balik’. Istilah ini merupakan salah satu istilah yg umum ditemukan di media sosial sebagai tindakan timbal balik dari seseorang untuk mengikuti akun media sosial yang lain (saling mengikuti media sosial).
-
5) Untuk memperkaya kosakata
Beberapa kata slang juga dapat digunakan untuk tujuan memperkaya kosakata, terutama dengan menyerap kosakata bahasa asing ke dalam bahasanya sendiri. Berikut adalah contohnya:
> Keren banget videonya bang, this is legit
Kata legit (baca: le-jit) dapat berfungsi dalam memperkaya kosakata,
karena kata ini berasal dari bahasa Inggris legitimate yang artinya legal atau sah secara hukum. Namun dalam bahasa slang, kata legit jauh sekali maknanya dari kata asli. Legit dalam bahasa slang digunakan untuk merujuk sesuatu yang luar biasa, keren, dan mengagumkan.
-
6) Untuk beberapa tujuan seperti:
-
i. Memperhalus ataupun menegaskan penolakan
Beberapa kata slang juga berfungsi untuk memperhalus atau membuatnya tidak terlalu vulgar, seperti misalnya anjirr/njirr/anjay, halu, pansos. Katakata ini biasanya untuk mengatakan sesuatu yang buruk dari orang lain, namun dengan menggunakan kata-kata ini penyampainnya menjadi lebih halus. Hal ini dapat dilihat pada beberapa contoh kalimat berikut :
> Halu tingkat tinggi ni orang, mw kuasai dunia tapi otakx erooooor, parah
> Nikita Mirzani mulai hilang pamor, makanya pansos mulu kerjaannya, habis bikin sensasi sama artis lain, sekarang Baim Wong
Pada contoh di atas, kata halu biasanya ditujukan kepada orang yang pikirannya mungkin sudah tidak waras sehingga menyampaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi (berkhayal tinggi). Sedangkan kata pansos, merupakan kepanjangan dari frasa ‘panjat sosial’ yang digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang mencari ketenaran dengan mendompleng orang lain yang lebih terkenal namun dengan cara menggunakan sensasi (negative). Namun dengan menggunakan kata-kata ini, makna mendegradasi seseorang menjadi tersamarkan sehingga kesannya mnejadi lebih halus bagi yang dituju maupun yang mendengarkan.
-
ii. Mengurangi keseriusan yang
berlebihan dari sebuah percakapan
Penggunaan bahasa slang dengan tujuan
mengurangi keseriusan dalam percakapan dapat dilihat pada kata santuy seperti pada contoh percakapan di bawah ini: A: “maaf ya baru sekarang sempat
balikin bukunya”
B: “santuy aja lah”
Kata santuy merupakan pelesetan dari kata ‘santai’ dengan makna yang sama. jadi dengan menggunakan kaya plesetannya, suasana menjadi lebih cair dan dapat mengurangi keseriusan dalam percakapan
-
iii. Meringankan tragedi atau kemalangan Kata slang seperti missqueen dan jones dapat berfungsi untuk meringankan atau menyamarkan kemalangan sehingga terdengar lebih ringan, lucu, dan bahkan menarik simpati.
> Ngeliat harga sandal Nagita, jiwa missqueen-ku bergetar
Kata misqueen juga merupakan plesetan bentuk dari kata ‘miskin’ yang merupakan keadaan seseorang yang kurang beruntung karena tidak cukup memiliki harta benda. Namun dengan menggunakan kata misqueen ini, maknanya menjadi lebih ringan, bahkan mengandung unsur humor. Ada pula kata jones yang merupakan bentukan dari kata slang lainnya yaitu ‘jomblo ngenes’, sebutan bagi mereka yang tidak punya pasangan dalam kurun waktu yang cukup lama. Walaupun merupakan sindiran atas kemalangan seseorang, namun kemudian menjadi tersamarkan dengan
menggunakan kata slang jones ini.
-
7) Untuk menunjukkan superioritas
Beberapa kata slang juga digunakan dengan tujuan untuk menunjukkan superioritas seseorang atau kelompok tertentu terhadap yang lainnya. seperti kata noob dan generasi micin seperti pada contoh berikut:
> Aahh masih noob lo! Lawan gw aja kalah
Kata slang noob yang merupakan
sebutan untuk pemain baru atau pemula dalam suatu permainan atau apapun, biasanya digunakan untuk menunjukkan superioritas bagi yang sudah lebih hebat.
-
8) Untuk kemudahan hubungan sosial
Kata-kata slang yang berfungsi untuk kemudahan hubungan sosial biasanya merupakan panggilan atau sebutan yang mana ketika panggilan tersebut digunakan maka hubungan orang-orang yang terlibat dalam percakapan akan menjadi cair dan terasa lebih akrab. Kata-kata slang yang sering digunakan untuk lebih memudahkan hubungan sosial adalah bosque, bro, sis, gan, cuk, guys/gaeess, kaka dan lain-lain. Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan kata-kata tersebut:
> Lanjut nyanyinya bosque, sukses selalu
> Bro sis, mas mba, tolong..komen sesuai video aja
Ketika kita menyebut orang lain dengan kata-kata slang seperti ini, maka hubungannya akan terasa lebih dekat walaupun mereka belum saling mengenal secara personal. Jadi siapa saja dapat dipanggil dengan sebutan tersebut terutama jika yang terlibat dalam percakapan adalah sebaya. Kata-kata ini tidak untuk digunakan dalam situasi informal ataupun kepada orang yang lebih dihormati.
-
9) Untuk menunjukkan sebagai bagian dari kelompok tertentu
Kata slang juga berfungsi sebagai penanda bagian dari kelompok tertentu, seperti pada kata sobat missqueen yang merupakan seutan untuk para pengguna platform twitter. Mereka menganggap kelompoknya seperti itu agar berbeda dari pengguna instagram, karena mereka mengganggap kelompok instagram sering memamerkan kemewahan dengan pakaian, liburan, makanan, dll, sedangkan para pengguna twitter tidak
melakukan hal seperti itu.
-
10) Untuk menunjukkan atau
membuktikan orang lain bukanlah kelompoknya
Kata bocil dan generasi micin digunakan untuk menunjukkan orang lain bukanlah kelompoknya. Biasanya yang menggunakan kata-kata ini tidak memasukkan dirinya ke dalam istilah ini. perhatikan contoh kalimat berikut: > Gini deh generasi micin, maen tik tok mulu!
Dari contoh kalimat di atas, kita dapat memahami bahwa si pembicara menempatkan dirinya diluar dari kelompok tersebut. Generasi micin mengandung unsur sarkasme yaitu menyindir mereka yang suka kebanyakan tingkah, bertindak tidak wajar mulai dari yang menggemaskan sampai yang membuat miris. Jadi biasanya kata ini digunakan untuk mengomentari tingkah orang yang memang lucu untuk dilihat, namun juga sedikit menyebalkan. Begitu juga dengan kata bocil yang merupakan kepanjangan dari frasa ‘bocah cilik’ yang juga mengandung makna konotasi yaitu sebutan bagi seseorang yang masih belum dewasa dalam bersikap dan berpikir.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan tujuan atau alasan penggunaan Bahasa Slang di media sosial. Dari 15 tujuan yang disebutkan oleh Patridge (1950), hanya ditemukan 10 alasan saja yaitu untuk bahan bercanda/lucu-lucuan, untuk terlihat berbeda/kekinian, untuk terlihat lebih indah, menghindari basa-basi, untuk memperkaya kosakata, untuk tujuan lainnya seperti memperhalus sindiran, meringankan kemalangan, mengurangi keseriusan dalam percakapan,
mempermudah hubungan sosial,
menunjukkan superioritas, dan untuk
menunjukkan sebagai bagian kelompok tertentu dan sebaliknya. Penggunaan bahasa slang di media sosial sangatlah dinamis, karena setiap individu memiliki kreativitas dan kemampuan dalam menciptakan suatu kata slang baru. Oleh karena itu, penelitian tentang bahasa slang akan dapat terus dilanjutkan dari waktu ke waktu sebagai pertanda bahwa bahasa cenderung mengalami perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Allan. K & Burridge. (2006). Forbidden Words. New York: Cambridge
Alwasilah, Chaedar (1990). Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa
Antoro, Martinus Dwi. (2018). Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang Majalah Hai Edisi Januari-Juni 2017. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Budiasa & Savitri (2019) Ragam Bahasa Youtuber dan Vlogger Indonesia serta Pengaruhnya terhadap Perilaku Berbahasa. Laporan Penelitian HUPS, Denpasar: LPPM Universitas Udayana
Chaika. (1994). Language the
sosialMirror (3rd edition). Boston : Heinle & Heinle Publisher
Hymes, D. (1989). Foundation in Sociolinguistic an Etnography Approach. Philadelphia: University of Pensylvania
Holmes. J. (2001). An Introduction into Liguistics. Harlow: Pearson
Education Limited.
Patridge, Eric. Slang (1950) Today and Yesterday. London: Routledge and Kegan Paul
Sari, Ratna Perwita. (2010). An Analysis of Slang Language Types in “Rush Hour 2 Movie”. Jakarta: Universitas Islam Negri
Sudiyanti, N.L et al. (2019). A Descriptive Analysis of Slang Words Used in “Step Up: All In” Movie
Yule, George. (2006). The Study of Language (3rd ed). New York: Cambridge University Press
Zhou, Yanchun & Fan, Yanhong. (2017). A Sociolinguistic Study of American Slang. Theory and Practice in Language Studies, Vol.3 No.12, pp.2209-2213, December
2013. doi:10.4304/tpls.3.12.2209-
2213
Discussion and feedback