BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR
on
1
BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia
Abstrak
Women's language is closely related to gender. Spoken word (language) used by the women are more subtle than the language used by the men. The women tend to be more refined manners, (avoiding the use of bad words), the language standard, extensive use of tag questions, often use intonation rises, and many using feelings. In the current study examined women's language is written in the magazine Femina and Sekar.
Keywords: language , women, and gender.
Variasi bahasa yang disebabkan oleh jenis kelamin merupakan aspek yang menarik untuk dibahas. Jenis kelamin menjadi pembeda dalam berbagai hal, termasuk bahasa. Bahasa dan variasi bahasa dapat dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. (Aan Oakley dalam Saptari dan Brigitte, 1997:89). Media cetak (majalah Femina dan Sekar) dipilih dalam penelitian ini karena kedua majalah tersebut mayoritas rubriknya murni ditulis oleh perempuan Indonesia. Selain itu, sumber tertulis juga bernilai positif. Hingga saat ini masih jarang ditemukan penelitian bahasa perempuan. Salah satu penelitian yang membahas bahasa perempuan adalah kajian Hamidah dan Adi (2003) yang berjudul Performasi Bahasa Laki-Laki dan Perempuan pada Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Formal.
-
1. Apa sajakah ranah-ranah teks bahasa perempuan dalam majalah Femina dan Sekar?
-
2. Apa sajakah bentuk bahasa perempuan yang terdapat dalam majalah Femina dan Sekar?
Penelitian ini secara umum bertujuan memperoleh data informasi tentang variasi bahasa yang digunakan oleh perempuan Indonesia khususnya pada majalah perempuan. Variasi bahasa tersebut diperoleh melalui ranah-ranah yang relefan dengan bahasa perempuan dalam majalah perempuan Indonesia.
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode simak. Metode untuk menganalisis data adalah pengklasifikasian berdasarkan konteks yaitu ciri bahasa perempuan, yang meliputi ragam bahasa menurut bidang (field), cara (mode)
dan gaya (style), selain itu, untuk menganalisis ciri-ciri bahasa perempuan, digunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penyajian hasil analisis data menggunakan cara, perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang bersifat teknis, metode lain yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data penelitian ini berupa tabel.
Berbicara mengenai bahasa Indonesia terutama variasi bahasa perempuan, tidak dapat dipisahkan dari register atau ragam bahasa. M.A.K. Halliday dalam bukunya Bahasa, Konteks, dan Teks (Halliday, Ruqaiya Hasan, 1994: 16) membedakan variasi bahasa menurut bidang (field), cara (mode), dan gaya (style) berdasarkan penuturan atau pemakaiannya.
Ranah teks bahasa perempuan yang pertama adalah “Iklan.” Iklan yang termasuk ranah teks bahasa perempuan aadalah iklan kosmetik, masker wajah, facial foam, iklan perhiasan, iklan shampo, iklan vitamin untuk kulit, iklan pil KB, dan iklan sabun mandi
Ranah teks bahasa perempuan yang kedua adalah “Mode”. Pada majalah Sekar ranah “Mode” sama dengan “Tip Fashion”, “Gaya” dan “Aksesoris.” Dalam majalah Femina ranah ini bernama “Mode” dan “Catatan Mode.”
Ranah teks bahasa perempuan yang ketiga adalah “Cantik dan Bugar.” Pada majalah Femina ranah “Cantik dan Bugar” terdiri atas “Kecantikan” dan “Nota Kecantikan”. Dalam majalah Sekar ranah “Cantik” terdiri atas “Cantik”, “Catatan Cantik”, “Berita Cantik”, dan “Produk Cantik.”
Ranah teks bahasa perempuan yang keempat adalah “Kuliner.” Dalam majalah
Femina, ranah “Kuliner” terdiri atas “Dapur Utama” dan “Rupa-Rupa.” Pada majalah
Sekar ranah “Kuliner” sama dengan “Dapur Sekar.” Ranah “Dapur Sekar” terdiri atas “Menu Utama,” “Snack” dan “Pencuci Mulut.”
Ranah teks bahasa perempuan yang kelima adalah “Anda dan Keluarga.” “Anda dan Keluarga” adalah salah satu bagian dari rubrik “Ahli Menjawab” dalam majalah Femina. Dalam majalah Sekar ranah “Anda dan Keluarga” terdapat dalam rangkuman “Nomor Ini.” Judul ranah pada kedua majalah sama yaitu “Anda dan Keluarga.”
Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook, 1971:91; Elson and Pickett, 1969:73) atau yang tidak melampaui batas subjek atau predikat (Ramlan, 1976:50); dengan kata lain : sifatnya tidak predikatif (Tarigan, 1983:50). Dalam penelitian ini frasa yang ditemukan adalah frasa nominal dan ajektival.
Frasa nominal bibir segar (Sekar edisi 77, hal. 76), Nomina intinya adalah kata bibir, bermakna leksikal tepi (pinggir) mulut (bagian bawah dan atas) (KBBI, 2008:187). Makna leksikal dari nomina atribut kata segar adalah perasaan nyaman, ringan dan sehat (KBBI, 2008:1240). Kata bibir bermakna denotasi alat ucap.
Frasa ajektival cantik eksotik (Femina edisi 24, hal. 41), Ajektiva intinya adalah kata cantik, bermakna leksikal elok, molek (sangat rupawan) (KBBI, 2008:243) dan ajektiva atributnya adalah kata eksotik, bermakna leksikal daya tarik khas karena belum banyak dikenal umum (KBBI, 2008:358). Frasa cantik eksotik bermakna denotasi keelokan yang khas.
Klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat (Cook, 1971:65; Elson and Pickett, 1969:64); atau: klausa ialah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat (Ramlan, 1976:56). Klausa yang ditemukan adalah klausa verba dan nonverbal.
Tampil cantik bagai bintang (Femina edisi 18, hal. 113) adalah klausa verba. Ajektiva cantik berfungsi sebagai subjek dan verba tampil berfungsi sebagai predikat. Frasa nominal bagai bintang berfungsi sebagai keterangan similatif. Verba tampil
bermakna leksikal muncul (KBBI, 2008:939) dan ajektiva cantik bermakna leksikal elok, molek (sangat rupawan) (KBBI, 2008:243). Nomina bagai bermakna leksikal persamaan (KBBI, 2008:112), nomina bintang bermakna leksikal benda langit yang terdiri atas gas menyala seperti matahari, terutama tampak pada malam hari (KBBI, 2008:195). Dalam konteks ini kata bintang bermakna konotasi orang yang terbaik.
Cantik itu kulit sehat alami (Femina edisi 24, hal. 23) adalah klausa nonverba. Frasa ajektival cantik itu berfungsi sebagai subjek, frasa nominal kulit sehat alami berfungsi sebagai predikat. Kata cantik bermakna leksikal elok, molek (sangat rupawan) (KBBI, 2008:243), pronomina itu bermakna leksikal kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh dari pembicaraan (KBBI, 2008:553). Kata kulit bermakna leksikal pemalut paling luar tubuh (manusia) (KBBI, 2008:753). Makna leksikal kata sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit) (KBBI, 2008:1241) dan kata alami bermakna leksikal bersifat alam, wajar (KBBI, 2008:35). Dalam konteks ini kata cantik, bermakna konotasi perempuan, cantik itu kulit sehat alami bermakna perempuan cantik adalah yang memiliki kulit sehat.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri atas klausa (Cook, 1971:40; Elson and Pickett, 1969:82). Tipe kalimat yang ditemukan dalam majalah Femina dan Sekar adalah kalimat tunggal, majemuk setara, dan kalimat imperatif.
Bersih itu cantik (Sekar edisi 77, hal. 3) adalah kalimat tunggal berpredikat ajektiva. Frasa ajektival bersih itu berfungsi sebagai subjek dan ajektiva cantik berfungsi sebagai predikat. Makna leksikal kata bersih adalah bebas dari kotoran (KBBI, 2008:180), pronomina itu bermakna leksikal kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh dari pembicaraan (KBBI, 2008:553). Kata cantik bermakna leksikal elok, molek (sangat rupawan) (KBBI, 2008:243). Makna denotasi bersih itu cantik adalah bebas dari kotoran itu elok.
Kulit tampak cerah, mulus, glamour memesona (Sekar edisi 74, hal. 111) adalah kalimat majemuk setara dengan pelesapan bagian dari klausa (subjek). Data 6 no. 2 terdiri atas tiga klausa, yaitu (i) kulit tampak cerah, (ii) kulit tampak mulus, dan (iii) kulit tampak glamour memesona. Subjek ketiga klausa itu sama, yaitu kulit. Klausa pertama, kedua, dan ketiga dipisahkan dengan tanda koma. Nomina kulit bermakna leksikal pemalut paling luar tubuh (manusia) (KBBI, 2008:753) dalam konteks ini
adalah kulit tubuh, makna leksikal ajektiva cerah adalah berseri, terang dan bersih (KBBI, 2008:261), ajektiva mulus bermakna leksikal halus tanpa cacat (KBBI, 2008:938) dan kata glamour jika diterjemahkan bermakna daya pikat dan pesona. Makna gramatikal kata memesona adalah sangat menarik perhatian dan mengagumkan.
Titip anakku, ya (Sekar edisi 74 halaman 30) adalah kalimat imperatif transitif aktif dengan verba transitif titip. Makna gramatikal ma, titip anakku, ya adalah perempuan yang mengamanatkan ibunya (nenek) untuk menjaga anaknya (cucu).
Ranah-ranah teks bahasa perempuan dalam majalah Femina dan Sekar yaitu “Iklan,” “Mode,” “Cantik dan Bugar,” “Kuliner,” serta “Anda dan Keluarga.” Bahasa perempuan berdasarkan bentuknya yang ditemukan dalam majalah Femina dan Sekar terdiri atas frasa, klausa, dan kalimat.
Daftar Pustaka
Cook S. J, Walter A. 1971. Introduction to Tagmemic Analysis. London-New York-Sydney-Toronto; Holt, Rinehart & Winston
Halliday, M.A.K. dan Ruqaiyah Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ramlan, M. 1976. Penyusunan Tata Bahasa Struktural Bahasa Indonesia (dalam manuskrip: Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia; editor Yus Rusyana dan Samsuri). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Saptari Ratna, dan Holzner Brigitte. 1997. Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan. Jakarta: Utama Grafiti
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Penerbit Angkasa
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (KBBI). Jakarta: PT Gramedia
Tim Redaksi Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 1997, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka
Teks Sumber Data:
- Femina edisi 18, 24, dan 25. 2012. Jakarta: PT Gaya Favorit Press
- Sekar edisi 74, 76, dan 77. 2012. Jakarta: Gramedia Majalah
Discussion and feedback