Koperasi Simpan Pinjam Bali Artha Guna dalam Bingkai Budaya Masyarakat Modern di Bali
on
![](https://jurnal.harianregional.com/media/65688-1.jpg)
HUMANIS
Journal of Arts and Humanities
p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X
Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019
Vol 25.1 Februari 2021: 26-35
Koperasi Simpan Pinjam Bali Artha Guna dalam Bingkai Budaya Masyarakat Modern di Bali
Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo, Anak Agung Ayu Rai Wahyuni
Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia
Correspondence e-mail: [email protected] , [email protected]
Info Artikel
Masuk:20 November 2020
Revisi:10 Januari 2021
Diterima:28 Januari 2021
Keywords: cooperatives, credit, savings, loans, management
Kata kunci: koperasi, kredit, simpan, pinjam, manajemen
Corresponding Author:
Fransiska Dewi Setiowati
Sunaryo emial:
DOI:
Abstract
The purpose of this study is to reveal several problems related to the application of modern management in the management of Savings and Loans Cooperatives (KSP), especially in the KSP Puskopdit Bali Artha Guna (BAG). Puskopdit Bali Artha Guna is a secondary KSP which until the end of 2018 has 20 primary cooperative members with 58,520 individual members spread across Bali. Cooperatives as a form of business entity engaged in the economy have a management structure that is somewhat different from other business entities. To achieve the goals of cooperatives, it is necessary to apply a good management system, namely implementing management functions. Some of the problems described in the discussion include 1) in what ways the development of modern management has been carried out at KSP Puskopdit Bali Artha Guna; 2) how is the implementation of modern management practices in cooperatives in facing today's business competition; 3) what benefits can be generated for the community, especially cooperative members in Bali. The method used in this research is descriptive qualitative with the method of collecting data through literature studies and in-depth interviews. In general, members of the Puskopdit Bali Artha Guna cooperative have digitized and implemented modern management in their operational systems to remain competitive in the millennial era who are familiar with technology, so that they are able to compete with other financial institutions.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan beberapa masalah yang berkaitan dengan penerapan manajemen modern dalam pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) khususnya di KSP Puskopdit Bali Artha Guna (BAG). Puskopdit Bali Artha Guna merupakan sebuah KSP sekunder yang sampai akhir tahun 2018 memiliki anggota 20 koperasi primer dengan anggota perorangan 58.520 orang yang tersebar di Bali. Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian mempunyai tatanan manajemen yang agak berbeda dengan badan usaha lainnya. Untuk mencapai tujuan koperasi, perlu diterapkan sistem manajemen yang baik yakni menerapkan fungsi-fungsi manajemen. Beberapa masalah yang dijelaskan dalam pembahasan antara lain 1) dalam hal-hal apa saja pengembangan manajemen modern telah dilaksanakan di
KSP Puskopdit Bali Artha Guna; 2) bagaimana pelaksanaan praktek manajemen modern di koperasi dalam menghadapi persaingan usaha dewasa ini; 3) manfaat apa yang dapat dihasilkan bagi masyarakat khususnya anggota koperasi di Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi pustaka dan wawancara mendalam.Secara umum, anggota koperasi Puskopdit Bali Artha Guna telah melakukan digitalisasi dan menerapkan manajemen moderen dalam sistem operasionalnya agar tetap kompetitif di era milenial yang akrab dengan teknologi, sehingga mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
PENDAHULUAN
Kehadiran Koperasi Simpan Pinjam Puskopdit Bali Artha Guna (KSP Puskopdit BAG) dari kelahirannya sampai saat ini telah melalui perjalanan yang panjang. Kelahirannya diawali dengan berdirinya Silang Pinjam Daerah (SPD) Denpasar tanggal 20 Desember 1995. SPD ini dibidani oleh sebuah lembaga yang bernama Biro Konsultasi Koperasi Kredit Keuskupan Denpasar (BK4D) yang diketuai Bapak F.X. Wayan Geria. Setelah berjalan hampir dua tahun, SPD berganti nama menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) Bali Artha Guna. Nama ini juga diberikan oleh Bapak F.X. Wayan Geria. Untuk meningkatkan kekuatan secara nasional, BK3D Bali Artha Guna berusaha untuk menjadi anggota Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) yang berpusat di Jakarta. Namun upaya ini terbentur lantaran di Bali sudah terdapat BK3D Gianyar. Berkat negosiasi dan bantuan dari berbagai pihak di antaranya bantuan Bapak H. Woeryanto akhirnya dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) BK3I di Cimacan, Jawa Barat, tanggal 24 April 1998, BK3D Bali Artha Guna diterima menjadi anggota dengan nomor anggota 22. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Pengurus dan manajemen BK3D Bali Artha Guna mengubah BK3D menjadi Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit). Dengan demikian, maka
mulai saat itu resmilah bernama “Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna” yang disingkat Puskopdit BAG. Sejak tahun 2015 Puskopdit BAG berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Puskopdit BAG (KSP Puskopdit BAG) sampai sekarang. Setelah melalui berbagai pendekatan dari para pengurus akhirnya tanggal 29 Nopember 2001 Pemerintah mengeluarkan status badan hukum untuk Puskopdit BAG yaitu No. 07/BH/DISKOP/XI/2001. Di samping Badan hukum Psukopdit BAG juga telah memiliki Ijin Usaha Simpan Pinjam No.15/SISP/DISKOP/II/2013 dan Sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK) No. 5103030020083.
Dalam penelitian ini akan dilihat apakah nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip koperasi sudah dilaksanakan dengan semestinya. Apabila belum perlu dilacak apa tantangan dan hambatannya serta bagaimana cara mengatasinya. Manajemen dalam keanggotaan koperasi primer tampaknya juga masih menghadapi masalah terutama dalam mendefinisikan keanggotaan luar biasa masih beragam. Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang dimaksud anggota luar biasa adalah: Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing maupun masyarakat yang ingin mendapat pelayanan dan menjadi anggota Koperasi dan tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dapat diterima sebagai Anggota Luar Biasa atau Anggota Belum Penuh (Permenkop dan UKM No.10/Per/M.KUKM/IX/2015 BAB VII, Pasal 50 ayat 1). Beberapa koperasi menafsirkan bahwa yang termasuk anggota luar biasa adalah orang yang telah berjasa pada koperasi. Akan tetapi koperasi yang lain mengartikan anggota luar biasa adalah anggota koperasi yang masih anak-anak.
Hingga dewasa ini koperasi dapat dikatakan belum menjadi model bisnis pilihan yang menguntungkan terutama bagi generasi muda. Oleh karena itu koperasi harus dikelola secara profesional, modern dan kaya inovasi. Dengan kata lain harus menerapkan manajemen modern dalam pengelolaannya. Untuk mengubah asumsi masyarakat atas koperasi yang kuno pengelolaan dengan menerapkan manajemen modern merupakan suatu keniscayaan.
Untuk mengubah asumsi masyarakat atas koperasi yang kuno, pemerintah mengusahakan koperasi dikelola secara modern. Dimana koperasi modern adalah koperasi yang sudah menggunakan teknologi komunikasi dan informasi (IT) untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Sedangkan menurut kementrian mengklasifikasikan koperasi modern adalah koperasi yang menerapkan sistem operasional secara online, sistem data yang terkait dengan anggota, transparan dan informasi mengenai perkoperasian harus bisa diakses melalui koneksi internet.
Adapun kriteria dari Koperasi Modern yaitu: (1) kompeten, sudah menggunakan IT untuk mendukung bisnisnya sehingga dapat memonitor, mengevaluasi dan melakukan pendataan secara akurat dan up to date; (2) kompetetif, pelaku bisnis koperasi dapat melaksanakan bisnisnya secara cepat,
akurat dan reliable; (3) komersial, pelaku bisnis koperasi dapat melakukan ebusiness dan terhubung dengan ecommerce sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya (http://elearning.stieindragiri).
Di samping ketaatan pada ketentuan tersebut di atas, salah satu indikasi tingkat kesehatan sebuah koperasi dapat dilihat juga dari seberapa besar tingkat kemacetan kredit atau non performan loan (NPL) koperasi. Semakin besar NPL menunjukkan semakin kurang sehatnya koperasi. Masalah NPL dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor kondisi ekonomi dan karakter anggota yang berbeda di tiap daerah. Hal ini dapat mengakibatkan adanya koperasi yang memiliki tingkat kemacetan yang rendah dan kemacetan yang tinggi. Selanjutnya faktor kemampuan analisis dari petugas koperasi. Menurut Munaldus, salah seorang Ketua CU Keling Kumang di Kalimantan Barat, jantung Credit Union adalah pendidikan, sedangkan nafas Credit Union adalah perkreditan (Munaldus,2005) Berkaitan dengan pemberian kredit, penerapan manajemen risiko yang tepat akan sangat membantu meminimalisasi kemacetan.
Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan manajemen modern yang telah dilakukan di KSP Puskopdit BAG. Penelitian ini akan difokuskan pada beberapa hal yang mendasar antara lain: (1) Bagaimana Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Puskopdit Bali Artha Guna?, (2) Bagaimana Penerapan Manajemen Modern di Koperasi simpan Pinjam Puskopdit Bali Artha Guna?, (3) Bagaimana Program-program Aplikasi di Puskopdit Bali Artha Guna serta Manfaatnya bagi Masyarakat Khususnya Anggota Koperasi?
METODE DAN TEORI
Untuk mendapatkan hasil penulisan yang memiliki objektivitas tinggi diperlukan metode. Metode adalah cara kerja yang digunakan untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian dalam ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat,1977). Sesuai dengan kajian ilmu sejarah, maka metode yang digunakan adalah metode sejarah sebagai salah satu alat yang dimiliki ilmu sejarah (Sartono Kartodirdjo,1982). Metode sejarah mempunyai empat tahapan yaitu: (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi data, dan (4) historiografi (Louis Gottchalk,1974:35-43). Heuristik merupakan kegiatan awal dalam penelitian sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber atau bahan-bahan yang sesuai dengan permasalahan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penggunaan bahan dokumen. Pada tahap tersebut dilakukan penelitian Laporan-laporan Bulanan dan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan hasil-hasil pengawasan baik yang dilakukan oleh pengawas intern maupun dari Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Jakarta.
Konsep manajemen menurut Thomas H Nelson yaitu ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan. Konsep manajemen yang banyak digunakan yakni konsep manajemen menurut James A.F Stoner. Ia mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Stoner,1995)
KSP Puskopdit BAG telah berusaha menerapkan manajemen koperasi dalam pengelolaannya. Di samping telah
mempunyai visi, misi dan jati diri koperasi juga telah menerapkan manajemen modern dengan memperhatikan 3 (tiga) hal yaitu adanya tujuan koperasi, azas-azas koperasi dan azas manajemen usaha, karena koperasi adalah organisasi ekonomi. Di samping itu juga memperhatikan masalah manajemen pengawasan koperasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskopdit Bali Artha Guna lahir dari adanya kesadaran dari beberapa koperasi primer (utamanya Koperasi Kredit) yang ada di Bali waktu itu bahwa koperasi tidak akan dapat berkembang dengan baik kalau tidak kerjasama dalam suatu wadah koordinasi. Oleh sebab itu perlu ada sebuah lembaga (Koperasi Sekunder) yang berfungsi untuk melakukan koordinasi baik dalam hal interlending, pendidikan maupun audit. Akhirnya melalui sebuah proses yang difasilitasi oleh BK4D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Keuskupan Denpasar) dibentuklah SPD (Silang Pinjam Daerah) Denpasar di Aula Kecil Rumah Khalwat Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung dengan anggota Kopdit Insan Mandiri, Kopdit Swastiastu Singaraja, Kopdit Artha Bhakti Asih, Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya, Kopdit Tritunggal Tuka, Kopdit Sumber Kasih Tangeb dan CU Santo Dominikus. Terpilih sebagai Ketua adalah Y. Hadi Siswanto dan Manajer E. Frans Supriyanto dari Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya. Berhubung SPD Denpasar belum memiliki kantor dan sarana pendukukung untuk menjalankan kegiatan operasional, maka Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya meminjamkan ruangan di lantai II beserta karyawan untuk membantu operasional SPD Denpasar. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 2000.
Untuk memperkuat legalitas, Pengurus Puskopdit Bali Artha Guna kemudian mengajukan permohonan
badan hukum ke Dinas Koperasi, UKM Provinsi Bali. Karena terbentur persoalan birokrasi waktu itu, permohonan ini tidak berhasil. Setelah reformasi bergulir dan Menteri Koperasi dijabat oleh Bapak Adi Sasono, akhirnya Puskopdit Bali Artha Guna berhasil memperoleh Badan Hukum No 07/BH/DISKOP/XI/2001 tanggal 29 Nopember 2001.
Mengingat kantor koperasi yang berlokasi di Ruko Dalung Permai Blok A-21 yang terdiri atas dua lantai sudah tidak memadai lagi sebagai tempat pelayanan karena pada musim hujan air masuk di lantai dasar, maka direncanakan untuk membangun kantor baru yang lebih memadai. Rencana pembangunan kantor baru Puskopdit yang lebih representatif mulai muncul tahun 2007 yaitu pada saat Puskopdit Bali Artha Guna menyusun Rencana Strategis tahun 2008 – 2013 di Aula besar Rumah Khalwat Tegaljaya. Rencana ini ditindaklanjuti dengan membentuk Panitia Pembangunan pada tahun 2008. Langkah awal dari Panitia Pembangunan adalah membeli sebidang tanah. Dari berbagai alternatif yang ada, akhirnya diputuskan untuk membeli tanah seluas 6 are yang berlokasi di Jl. Mudutaki IV, Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung. Harga per are saat itu adalah Rp 125.000.000. Rencana untuk segera membangun kantor baru, terkendala oleh kondisi keuangan Puskopdit Bali Artha Guna hingga akhir tahun 2011.
Ketika kondisi keuangan Puskopdit Bali Artha Guna mulai membaik di tahun 2012, rencana pembangunan kembali dilanjutkan dengan langkah awal yaitu melakukan perataan lahan. Awal tahun 2013, dilakukan pengurusan IMB dan ijin-ijin lainnya yang membutuhkan waktu sampai akhir Juli 2013. Rencana selanjutnya adalah melakukan tender pekerjaan, namun berhubung masa berlaku IMB hanya tinggal beberapa bulan saja, maka akhirnya Panitia
memutuskan bahwa pembangunan dilakukan secara swakelola, langkah inipun ternyata tidak memungkinkan karena keterbatasan tenaga, sehingga akhirnya diputuskan untuk dilakukan penunjukan langsung pada kontraktor PT Mahardika Karya Cipta Sejahtera dengan nilai kontrak Rp 3.450.000.000. Nilai ini di luar pekerjaan tambah dan interior. Kontraktor ini juga yang mengerjakan pembangunan Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya. Pada tanggal 14 Oktober 2013 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan yang dilakukan oleh para mantan Kepengurusan Puskopdit. Proses pembangunan dilaksanakan mulai tanggal 21 Oktober 2013 sampai dengan 31 Agustus 2014 (Wawancara dengan Soenaryo, 18 Juni 2020).
Penerapan Manajemen Modern
KSP Puskopdit Bali Artha Guna adalah koperasi sekunder maka anggotanya adalah koperasi-koperasi primer yang berjumlah 19 koperasi primer dengan jumlah 60.147 anggota per 31 Desember 2019. (Laporan Keuangan dan Statistik Bulanan (LKSB) KSP Puskopdit BAG). Beberapa prinsip yang dipegang kuat di Puskopdit Bali Artha Guna ialah sesuai dengan tujuan kelahirannya serta izin yang dimiliki: (1) KSP Puskopdit Bali Artha Guna hanya berusaha dalam usaha Simpan Pinjam dan tidak akan pernah bergerak di sektor riil; (2) Perencanaan komprehensif. Perencanaan diperlukan sebagai pemandu ragam aktivitas koperasi: (3) Pelibatan SDM yang expert/ahli/mahir di bidangnya. SDM merupakan kunci penting dalam membentuk keberhasilan. Mereka harus memiliki keahlian sesuai bidang tugas dan tanggungjawabnya. Disamping itu, integritas juga harus melekat pada setiap SDM sehingga setiap orang mendedikasikan dirinya secara penuh bagi tumbuhkembangnya manfaat yang
bisa dirasakan seluruh elemen koperasi. Satu hal yang menjadi catatan, apresiasi terhadap SDM perlu menjadi perhatian sehingga mereka hidup layak dan meyakini bahwa di koperasi terdapat masa depan yang berpengharapan. Puskopdit setiap tahun mengagendakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi kepengurusan dan manajemen dengan melibatkan orangorang yang kompeten dalam bidangnya; (4) Adaptif terhadap perubahan. Koperasi tidak lepas dari perubahan yang pasti datang, baik pada orang-orang yang ada di dalam koperasi maupun lingkungan eksternal. Atas hal ini, adaptasi terhadap perubahan menjadi tuntutan agar bisa tetap eksis dan berkembang: (5) Berdaya saing. Puskopdit BAG berusaha memiliki “nilai lebih” sehingga memiliki rasionalitas untuk dijadikan primadona bagi anggotanya. (Idroes, 2008).
Untuk itu, koperasi terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas yang berorientasi pada penciptaan nilai tambah yang membentuk keunggulan. Untuk itu antara lain melakukan studi banding ke koperasi lain yang dianggap memiliki keunggulan seperti koperasi di Kalimantan dan di Maumere maupun Pekalongan: (6) Perform yang marketable. Perform yang marketable penting dibangun untuk membangun perwajahan yang layak. Suasana kekinian perlu tersaji pada organisasi dan perusahaan koperasi. Dengan demikian, kenyamanan dan dinamis membuat semua orang merasa bangga menjadi bagian dari koperasi. Usaha yag dilakukan berbenah dalam perwajahan baik secara fisik kantor yang memadai di Jl. Mudutaki IV, Tegaljaya, Dalung maupun kelayakan usahanya yang dilaporkan setiap bulan; (7) Pelibatan IT (Informasi dan teknologi) secara efisien dan efektif. Kondisi saat ini menunjukkan perkembangan di bidang IT begitu cepat. Kemajuan IT tidak saja
dan mempersingkat waktu, tetapi IT juga menjadi sumber efisiensi dan efektivitas yang pada akhirnya berdampak pada lompatan produktivitas. Puskopdit telah memiliki tenaga khusus yang memiliki kemampuan dalam bidang IT; (8) Pelaporan. Laporan secara lengkap tentang perkembangan usaha koperasi telah dilakukan setiap bulan baik kepada koperasi primer anggota, ke Dinas Koperasi Provinsi maupun ke Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) di Jakarta. (Munaldus, 2005)
Penerapan Aplikasi Sistem Informasi
Dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota koperasi, sekaligus merawat anggota agar tetap tertarik menjadi anggota Puskopdit BAG, selain menjalankan fungsi utamanya yaitu memberikan pinjaman, menyimpan dana anggota dan memberikan pelatihan perkoperasian terhadap anggotanya, Puskopdit Bali Artha Guna bekerjasama dengan Induk Koperasi Kredit Indonesia (Inkopdit) menerapkan sistem informasi yaitu Sikopdit dan Sicundo. Puskopdit Bali Artha Guna beserta koperasi-koperasi primer anggotanya menggunakan 2 (dua) aplikasi yaitu Sicundo (Sistem Informasi Credit Union Indonesia) dan Sikopdit (Sistem Informasi Koperasi Kredit). Puskopdit BAG dan koperasi primer lainnya menggunakan aplikasi Sikopdit. Aplikasi Sikundo digunakan di Koperasi Kredit Kubu Gunung dan KSP Wisuda Guna Raharja. Di samping itu dalam usahanya meringankan beban anggotanya, Puskopdit BAG juga melakukan kerjasama dengan Inkopdit dalam bidang perlindungan bagi anggota yang meninggal maupunn tanggungan pinjaman yang harus dilunasi bila peminjam meninggal dunia. Kerjasama itu di bidang perlindungan bagi peminjam maupun tanggungan pinjaman itu dikenal dengan Daperma (Dana
Perlindungan Bersama). Daperma didukung oleh koperasi koperasi primer seluruh Indonesia yang tergabung menjadi anggota Induk Koperasi Kredit Indonesia.
Aplikasi Sikopdit
Sikopdit adalah aplikasi sistem informasi khusus untuk Koperasi/Credit Union. Aplikasi Sikopdit telah lebih dari 15 tahun memberikan pelayanan kepada anggota melalui Koperasi/Credit Union yang menggunakannya. Didukung tenaga pengembang yang profesional, Sikopdit telah memberikan pelayanan yang lebih baik untuk Koperasi/Credit Union di Indonesia termasuk koperasi Puskopdit BAG dan koperasi primer anggotanya. Sistem informasi bukan lagi menjadi nilai tambah dalam setiap bisnis, tetapi sudah menjadi keharusan bila usahanya ingin tetap bertahan dalam persaingan yang semakin menantang di saat ini dan masa depan. Oleh karena itu, telah beberapa tahun Gerakan Koperasi Kredit di Bali menggunakan Sikopdit CS. Dalam prakteknya Sikopdit OL perlu terus terkoneksi dengan server Inkopdit di Jakarta, maka koneksi internet yang cepat dan stabil menjadi keutamaan.
Salah satu koperasi anggota Puskopdit BAG yang menggunakan aplikasi Sikopdit yaitu Koperasi Kubu Bingin, Gianyar yang diberi nama Sikopdit Connect. Sikopdit Connect merupakan layanan yang disediakan oleh Inkopdit Indonesia. KSP "Kopdit Kubu Bingin" bekerja sama dengan Inkopdit menyediakan aplikasi Mobile Sikopdit Connect kepada anggota untuk memberikan kemudahan kepada anggota bertransaksi di mana saja, tidak terbatas pada tempat dan waktu. Dengan aplikasi Sikopdit Connect ini anggota dapat dengan mudah bertransaksi cukup melalui Smartphone Android yang Anggota miliki (Kopdit Kubu
Bingin, Produk & Layanan Jumat, November 24, 2017)
Aplikasi Sikopdit Connect yang terpasang di Handphone anggota tidak dipungut biaya, yang bisa menggunakan atau melakukan aktivasi hanya Anggota saja. Calon Anggota atau masyarakat umum tidak bisa menggunakan aplikasi Sikopdit Connect, apabila ingin menggunakan aplikasi ini harus diinstal lebih dulu, namun aplikasi ini tidak bisa digunakan atau diakses terkecuali telah melakukan aktivasi dan sudah menjadi anggota Koperasi Kredit. Dengan Aplikasi Sikopdit Connect ini anggota tidak perlu antri di kantor pelayanan jika ingin melakukan setoran simpanan atau melakukan pembayaran untuk rekening pribadi maupun rekening keluarga.
Dengan aplikasi ini dapat digunakan untuk membeli pulsa, membayar TV langganan, PLN, BPJS, dll anggota tidak perlu keluar rumah, anggota cukup buka aplikasi Sikopdit Connect di Smartphone Android anggota sendiri sepanjang Rekening SIBUHAR yang didaftarkan untuk melakukan pembayaran memiliki saldo yang mencukupi dan tidak diblokir. (Sikopdit Layanan Digital Koperasi by Inkopdit).
Aplikasi Sicundo
Aplikasi Sicundo adalah program aplikasi berbasis web yang dikembangkan dengan semangat gotong royong, solidaritas dan kemandirian. Sicundo merupakan jawaban dari Inkopdit untuk kemandirian Credit Union Indonesia dalam memenuhi kebutuhannya di bidang implementasi Teknologi Informasi, jaringan komputer, dan sistem pelayanan Online. Akan tetapi pada saat ini pengelolaan Sicundo dipercayakan kepada AKSES (Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis) Kelebihan Sicundo dibanding program yang sebelumnya adalah pada transaksi nyata, atau dengan kata lain real online
transaction. artinya transaksi yang ada pada unit-unit pelayanan dapat langsung tersimpan dalam server yang berada di kantor pusat sehingga data selalu update sesuai dengan tanggal transaksinya tanpa harus dengan cara manual memasukan data ke dalam server. Kemudian Sicundo ini sendiri memiliki beberapa kelebihan yakni, Sicundo terintegrasi dengan sms gateway dan fasilitas cek saldo pada android & website yang terintegrasi langsung pada server.
Fasilitas cek saldo berikutnya yang juga tak kalah penting adalah cek saldo via aplikasi Sicundo mobile, di sini anggota dapat mendownload aplikasi sicundo mobile yang akan digunakan untuk fasilitas cek saldo, anggota dapat log in kapanpun untuk mengecek saldo selama 24 jam . Koperasi Kredit Kubu Gunung Tegaljaya sudah mulai menggunakan SiCUNDO.Net™ sejak april 2012, namun implementasi secara resmi digunakan awal tahun 2013 menggantikan sistem lama yang digunakan oleh Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya. SiCUNDO.Net™ adalah program aplikasi berbasis WEB yang dikembangkan dengan semangat gotong royong, solidaritas, dan kemandirian. Dengan menggunakan SiCUNDO.Net™ sistem bisa diakses dari manapun, data terpusat, dan pembukaan kantor pelayanan menjadi lebih mudah karena hanya memerlukan akses internet untuk mengakses sistem. Kemudian dikembangkanlah SiCUNDO MOBiLE yang sesuai dengan Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya yang mengusung IT Terkini. SiCUNDO MOBiLE adalah Layanan Terbaru Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya yang digunakan oleh Petugas Lapangan (Kolektor) dengan menggunakan perangkat Smartphone Android dan Mini Printer Bluetooth untuk Transaksi Setoran, Tarikan, Angsuran, dan Simulasi Pinjaman. (http://www.kubugunung.org/ layanan/ sicundo-mobile/).
Penggunaan aplikasi Sicundo di Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja mempunyai beberapa dampak di bidang sosial dan di bidang tenaga kerja yaitu: Dampak sosial antara lain menstimulus budaya menabung,
memberikan kesadaran pentingnya
koperasi yang bisa menjadi sahabat dalam mencari jalan keluar dari masalah sosial ekonomi yang mempengaruhi hidup anggota serta memupuk rasa empati di antara anggota satu dengan anggota yang lain misalnya ketika saling bertemu dalam RAT, pemberian bantuan dana kepada ibu hamil dimaksudkan agar ibu tersebut mampu membayar
periksa ke dokter secara teratur sehingga kehamilannya lebih terkontrol dan sehat. Pemberian uang duka kepada anggota yang sedang berduka berdampak dari adanya aksi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja terhadap keluarga yang sedang berduka. (Samosir, 2016).
Manfaat KSP Puskopdit Bali Artha Guna bagi masyarakat terutama anggota koperasi.
Sebagaimana fungsi pokok koperasi Simpan Pinjam pada umumnya bagi anggota adalah sebagai lembaga keuangan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan anggota dalam bidang keuangan dengan cara meminjam serta menjadi tempat untuk menabung. Oleh karena KSP Puskopdit Bali Artha Guna merupakan Koperasi Sekunder, maka penyaluran pinjaman dilakukan lewat koperasi-koperasi primer anggota KSP Puskopdit Bali Artha Guna. Koperasi Primer yang memerlukan dana untuk memperkuat likuiditas dapat
meminjam di KSP Puskopdit BAG
maksimun sebesar 10 miliar rupiah. Sebaliknya bila koperasi primer kelebihan dana, maka dapat disimpan di KSP Puskopdit Bali Artha Guna.
(Laporan Rapat Anggota Tahunan KSP Puskopdit BAG Tahun Buku 2014-2018)
Manfaat lainnya Puskopdit BAG menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya. Dengan demikian Puskopdit juga memberikan bimbingan untuk kemajuan koperasi primer anggotanya supaya dapat mensejahterakan anggota koperasi primer. Bimbingan lewat pendidikan untuk anggota diberikan tanpa dipungut biaya karena sudah ada iuran solidaritas yang disetorkan tiap primer sebesar 2 (dua) persen dari SHU setiap tahun.
Puskopdit Bali Artha Guna juga memberikan perlindungan kepada anggota yang disebut Daperma (Dana Perlindungan Bersama). Salah satu daya tarik calon anggota untuk mau bergabung di koperasi primer anggota Puskopdit Bali Artha Guna adalah adanya produk-produk yang memberikan keuntungan lebih kepada anggota dibandingkan dengan koperasi lain pada umumnya. Produk yang dimaksud adalah Daperma yang merupakan kerjasama antar Koperasi Kredit se-Indonesia yang tergabung dalam Induk Koperasi Kredit (Inkopdit). Dana Perlindungan Bersama merupakan usaha pengumpulan uang secara bersama-sama (solidaritas) untuk melindungi Koperasi, anggota Koperasi dan keluarganya secara keseluruhan dari resiko keuangan usaha Simpan Pinjam sebagai core-business di Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI).
Beberapa kemudahan dan keuntungan menjadi peserta Daperma pertama, anggota Koperasi Kredit tidak perlu membayar iuran/preminya dan jika anggota tersebut meninggal dunia/cacat tetap total akan mendapatkan Santunan Duka dan Perlindungan Pinjaman; Kedua, iuran (premi) nya dibayar oleh Koperasi Kredit; dan ketiga, memberikan nilai plus bagi Koperasi sebagai promosi kepada orang yang belum menjadi
anggota dan untuk memperluas serta pengembangan anggota Koperasi.
Keberadaan Puskopdit Bali Artha Guna baik di tingkat Provinsi maupun nasional cukup diperhitungkan. Beberapa koperasi primer anggota Puskopdit BAG terpilih menjadi koperasi berprestasi tingkat Provinsi. Koperasi anggota Puskopdit BAG yang pernah menjadi Juara Koperasi Berprestasi Tingkat Provinsi antara lain: Koperasi Wisuda Guna Raharja; KSP Swastiastu Singaraja; dan Koperasi Tritunggal Tuka. Koperasi Wisuda Guna Raharja merupakan satu-satunya Koperasi anggota Puskopdit BAG yang berskala nasional. Dua kantor cabangnya berada di Mataram, Lombok dan di Sleman, Yogyakarta. (Laporan Rapat Anggota Tahunan KSP Primer Tahun Buku 20142018)
SIMPULAN
Koperasi Simpan Pinjam Bali Artha Guna adalah koperasi modern karena koperasi ini sudah menggunakan teknologi komunikasi dan informasi (IT) untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Sedangkan menurut kementrian mengklasifikasikan koperasi modern adalah koperasi yang menerapkan sistem operasional secara online, sistem data yang terkait dengan anggota, transparan dan informasi mengenai perkoperasian harus bisa diakses melalui koneksi internet.
Perkembangan Puskopdit BAG selain menerapkan manajemn modern juga dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus dan pengelola yang jujur dan bermoral baik. Hal ini tampak dengan pengurus dan pengelola yang ternyata di luar perkoperasian juga taat menjalankan agamanya. Ajaran agama yang diakui pemerintah tentu mengajarkan kebaikan dan mengasihi sesama. Hal ini berpengaruh dalam kegiatan perkoperasian terutama dalam solidaritas
yang menjadi salah satu pilar dalam koperasi kredit. Dari kelima pilar koperasi yakni pendidikan,
solidaritas/kesetiakawanan, swadaya,
inovasi dan persatuan, pilar solidaritas atau kesetiakawanan sangat tampak dalam kegiatan Puskopdit Bali Artha Guna.
Dengan penerapan manajemen modern, pengelolaan yang jujur dan demokratis dengan solidaritas yang tinggi KSP Puskopdit Bali Artha Guna dapat bertahan dan semakin berkembang. Puskopdit Bali Artha Guna telah menjadi rujukan sekaligus kebanggaan bagi provinsi Bali karena dari anggota Puskopdit BAG ini telah bermunculan Koperasi primer yang menjadi Koperasi teladan dan berprestasi bukan hanya tingkat provinsi tetapi juga tingkat nasional.
Saran untuk penelitian berikutnya adalah penelitian tentang koperasi-koperasi khususnya di Bali yang telah memiliki badan hukum, sehingga mampu mendorong koperasi yang belum berbadan hukum untuk memberi perlindungan dan mensejahterakan para anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Peter. (2011). Mengembangkan Keunggulan Koperasi. Jakarta: Inkopdit.
Ferry N. Idroes. (2008). Manajemen Resiko Perbankan, Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Penerbit RajaGrafindo.
Gottschalk, Louis. (1975). Mengerti Sejarah (Terj).Nugroho
Notosusanto, Jakarta:UI Press.
Kartodirdjo, Sartono.(1982). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif.
Jakarta: PT. Gramedia.
Koentjaraningrat. (1977). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:PT. Gramedia.
Laporan Keuangan dan Statistik Bulanan (LKSB) KSP Puskopdit BAG
Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KSP Puskopdit BAG Tahun Buku 2014-2018
Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KSP Primer Tahun Buku 20142018
Munaldus, (2005). Mencegah Kredit Lalai di Credit Union Edisi Ke-2.Jakarta.
Nugroho Notosusanto, 1978. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer: Suatu Pengalaman, (Jakarta: Yayasan Idayu)
Permenkop dan UKM
No.10/Per/M.KUKM/IX/2015.
Samosir, Desy Chafriaty Vicilia. 2016. E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud Vol 15.2 Mei 2016.
Stoner, James A.F. (1995). Management. London: Prentice Hall.
Discussion and feedback